Professional Documents
Culture Documents
Analisis Energi Pada Sistem Rotary Kiln Unit Indarung Iv, Pt. Semen Padang
Analisis Energi Pada Sistem Rotary Kiln Unit Indarung Iv, Pt. Semen Padang
ABSTRACT
The cement industry is an industry that use large amounts of energy. The process requires
the most energy is combustion. In the combustion process is not all the heat is used for
production, but there is the heat is wasted in large quantities, therefore the heat has used
for combustion in the rotary kiln. In the history development, a rotary kiln cement is center
process cement plants. In the rotary kiln being changes process the kiln feed to clinker. In
this process requires a large energy where the main source of energy comes from coal. The
existence of the changes process can be embankment in temperature in the area of rotary
kiln so that the heat transfer process is higher. Therefore its need efforts to reduce wasted
energy. Rotary kiln at Indarung Production Unit IV PT. Padang cement has a diameter of 5
m and 80 m long, for operations requiring an energy of 500 GJ / h. Of the total incoming
power is 93.9% utilized for the production process, and 6.1% waste heat to the
environment. Losses of heat recovery system from the shell by way of isolation can save
energy by 19 GJ / h or can raise the efficiency of the rotary kiln at 8.3% overall.
Keywords: rotary, kiln, Heat Transfer
1. PENDAHULUAN listrik (7,6 %), pengeringan bahan bakar dan
batubara, serta proses lainnya (0,5 %)
1.1 Latar Belakang
[UNIDO,1994].
Keterbatasan sumber energi yang disediakan oleh
Secara teoritis, untuk memproduksi satu ton clinker
alam ini menyebabkan berbagai pihak berusaha
diperlukan minimal 1,8 GJ panas [cement data book].
melakukan berbagai alternatif pemecahan untuk
Kenyataannya di lapangan, dari penelitian di
menghadapi masalah krisis energi. Beberapa usaha
beberapa pabrik semen dengan proses produksi
yang dilakukan saat ini adalah dengan
semen tipe kering (dry process), diperlukan rata-rata
mengembangkan sumber energi alternatif yang dapat
konsumsi energi sebesar 3,5 GJ untuk menghasilkan
diperbaharui serta dengan langkah optimasi
satu ton clinker dengan efisiensi sistem kiln sebesar
penggunaan energi sehingga konsumsi energi dapat
50 % dan efisiensi rotary kiln 96 % [UNIDO,1994].
dikurangi.
Sebuah pabrik semen di Turki dengan kapasitas
Industri semen adalah salah satu industri yang produksi 600 ton clinker per hari memerlukan
bersifat energy intensive, karena menyerap energi konsumsi energi sebesar 3,6 GJ untuk menghasilkan
dalam jumlah yang besar. Jika biaya untuk konsumsi satu ton produk clinker [Engin Tahsin 2002].
energi dapat ditekan, maka dengan demikian
Pada kiln Pabrik Indarung IV PT. Semen Padang
keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan.
(Persero), tidak semua dari energi yang digunakan
Kiln merupakan sebuah alat pembakar produk tersebut dimanfaatkan untuk proses pembentukan
rawmix jadi clinker di pabrik semen, karena clinker, tetapi ada sebagian dari energi tersebut
peranannya yang sangat besar sebagai komponen terbuang ke lingkungan dalam bentuk panas. Panas
utama penghasil produk semen. Penggunaan energi yang terbuang tersebut hendaknya bisa di manfaatkan
pada unit ini meliputi energi untuk proses kembali atau dikurangi. Oleh karena itu diperlukan
pembakaran. penelitian efisiensi mengenai kinerja kiln.
Biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi energi pada 1.2 Tujuan dan Manfaat
sebuah pabrik semen berkisar 20 30 % dari total
Tujuan yang hendak dicapai adalah :
biaya produksi semen [UNIDO,1994]. Jika biaya
untuk konsumsi energi ini dapat ditekan, maka 1. Neraca massa dan neraca energi pada kiln
dengan demikian keuntungan perusahaan dapat Pabrik Indarung IV PT Semen Padang
ditingkatkan. Penelitian yang dilakukan terhadap 2. Losses energi kiln Pabrik Indarung IV PT
beberapa Pabrik Semen di Jepang pada tahun 1992 Semen Padang
menunjukkan penggunaan energi untuk proses
Manfaat penelitian ini diharapkan akan menjadi
pembakaran clinker mencapai 91,90 % dari total
sumbangan pemikiran dalam rangka penghematan
penggunaan energi pada sebuah pabrik semen,
energi di Indarung IV PT. Semen Padang.
selebihnya energi tersebut digunakan untuk tenaga
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958
1.3 Batasan Masalah Pada Gambar (2) dapat dilihat massa-massa yang
masuk ke kiln. Pada bagian inlet kiln massa yang
Ruang lingkup pembahasan adalah untuk
masuk adalah massa kiln feed dan debu dari siklon,
mendapatkan data yang lengkap mengenai
sedangkan pada bagian outlet kiln massa yang
penggunaan energi di rotary kiln Pabrik Indarung IV
massuk adalah batu bara dan udara pembakaran.
PT. Semen Padang (Persero) dengan melakukan
Setelah terjadinya pembakaran, kiln feed akan
perhitungan neraca massa dan neraca energi.
berubah menjadi clinker, gas buang, debu dan energi
panas pada dinding luar kiln akan terbentuk. Massa
2. TINJAUAN PUSTAKA clinker akan masuk ke grate cooler sedangkan gas
2.1 Struktur Dalam Kiln buang dan debu masuk ke siklon.
Secara umum kiln mempunyai tiga lapisan, sisi 2.3 Keseimbangan massa dan energi untuk
bagian luar adalah steel sheet (lapisan baja) dan steady flow process
bagian tengah dipasang firebricks layer (lapisan batu
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai
tahan api) dan bagian dalam yang bersinggungan
hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum
dengan clinker disebut coating layer, lapisan ini yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup
terbentuk dari penggumpalan clinker. Untuk lebih akan konstan meskipun terjadi berbagai macam
jelasnya akan diberikan gambar dibawah ini.
proses di dalam sistem tersebut. Pernyataan yang
umum digunakan untuk menyatakan hukum
kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk
tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Pada volume control sistem (sistem volume atur)
dimana massa bisa melewati batas sistem juga
berlaku prinsip yaitu jumlah massa masuk sama
dengan jumlah masa keluar.
... (1)
Hal tersebut berlaku jika massa yang mengalir adalah
Gambar 1 Struktur dalam kiln steady flow (aliran tunak) yaitu jika tidak terjadi
Dari Gambar (1) diperlihatkan bagianbagian dari perubahan sifat-sifat fluida terhadap fungsi waktu
kiln, batu tahan api yang dipasang paling tebal saat mengalir .
diantara lapisan yang lain, gunanya untuk melindungi
kiln shell yang temperaturnya sangat tinggi. Apabila
lapisan batu tahan api tipis maka temperatur shell
akan meningkat. Dalam operasinya, kiln berputar
dengan bantuan kiln driver dan bertumpu dengan
menggunakan bantuan supporting roller.
2.2 Aliran Massa dan Energi pada Kiln
Sewaktu kiln beroperasi massa kiln feed akan masuk
ke inlet kiln menuju outlet kiln sedangkan batubara
dan udara pembakaran melalui burner yang terletak
di outlet kiln akan diumpankan sebagai energi untuk Gambar 3 Aliran
membakar kiln feed Gambar (2).
Selama proses aliran tunak, total energi pada volume
kontrol selalu konsatan (ECV = constant), sehingga
perubahan enegri total menjadi nol (ECV = 0). Oleh
karena itu banyaknya energi yang masuk sama
dengan engergi yang keluar sistem.
... (2)
Gambar 2 Aliran massa dan energi
80
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)
Sehingga persamaan kesetimbangan engergi menjadi: 2. Massa sisa CaCO3 dan MgCO3
Massa CaCO3 dan MgCO3 yang masuk ke rotary kiln
akan mengalami reaksi kalsinasi di dalam kiln 100
%. Reaksi calcinasi adalah reaksi pelepasan CO2 dari
(3) senyawa CaCO3 dan MgCO3, reaksi ini merupakan
reaksi yang paling banyak menggunakan energi,
2.4 Perhitungan neraca massa dan energi berikut adalah reaksinya;
Perhitungan neraca massa dan neraca energi ... (7)
CaCO 3 179 KJ / mol CaO CO 2
dilakukan dengan menggunakan persamaan-
persamaan termodinamika, perpindahan panas serta MgCO 3 118 KJ / mol MgO CO 2 ... (8)
reaksi kimia yang berlangsung di dalam sistem.
Perhitungan neraca massa merupakan tahapan awal Untuk menghitung massa CaCO3 dan MgCO3 hasil
yang harus dilakukan. Data hasil perhitungan neraca calcinasi adalah
massa selanjutnya digunakan untuk perhitungan
neraca energi. mCaCO3 (terkalsinasi) derajat kalsinasi x mCaCO3 ... (9)
2.4.1 Neraca Massa mMgCO3 (terkalsinasi) derajat kalsinasi x mMgCO3 ... (10)
Pehitungan neraca massa didasarkan atas hukum
kekekalan massa yang melewati rotary kiln, seperti Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
persamaan dibawah ini; Macdonald & Even, London, 1985.
m m
Menentukan massa CaO dan MgO hasil kalsinasi
in out ... (.4)
BMCaO (11)
dimana : mCaO (hasil kalsinasi) mCaCO3 (terkalsinasi) x
BMCaCO3
m in mcoal mkiln feed mudara mdebucyclone ... (.5)
BM MgO ... (12)
mMgO (hasil kalsinasi) mMgCO3 (terkalsinasi) x
M o l b a tu b a r a
M a s s a b a tu b a r a (19) Clinker
Komponen
M r b a tu b a r a (%)
SiO2 22,8
Untuk menghitung massa gasbuang yang terbentuk
Al2O3 6,4
untuk satuan total massa batubara yang diumpankan
Fe2O3 3
ke rotary kiln dapat ditentukan dengan rumus
CaO 66,2
dibawah ini[7] :
MgO 1.1
Menghitung massa CO2 SO3 0,1
MassaCO2 mol CO2 Mr CO2 ton / h LOI -
K2O 0,2
Menghitung massa H2O Na2O 0,2
Massa H 2O mol H 2O Mr H 2O ton / h H2O -
Total 100
Menghitung massa SO2 Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book, Macdonald &
Even, London, 1985
82
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)
C3A= 0.1 % Na2O + 0.1% MgO + 3.2 % Al2O3 + 0.3 Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
% SiO2 + 4% CaO + 0.3 % Fe2O3 Macdonald & Even, London, 1985
C4AF= 0.2 % MgO + 2.2 % Al2O3 + 0.4 % SiO2 + 5 Dengan mengabaikan kerja listrik (W), serta energi
% CaO + 2.1 % Fe2O3 kinetik dan energi potensial material yang masuk dan
keluar sistem, maka Persamaan (21) dapat ditulis
Free lime = 0.9 % CaO menjadi
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book, T
... (22)
Macdonald & Even, London, 1985 Q m
T ref
C p (T ) d T
Besarnya mineral coumpound clinker yang terbentuk
dapat juga ditabelkan dibawah ini : Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Tabel 5 Komposisi mineral coumpound clinker
Mineral coumpound
Nilai panas spesifik (cp) untuk masing-masing
%
yang terbentuk komponen penyusun gas dapat dilihat pada tabel
lampiran..C Untuk panas spesifik (cp) aliran material
Alite 67.2
batubara, kiln feed, dan clinker digunakan grafik pada
Belite 14
gambar dari cement data book. Perhitungan panas
Aluminate 8 yang masuk dan keluar sistem dilakukan pada
Ferrite 9.9 temperatur referensi 0 C.
Free lime 0.9
Panas yang masuk ke rotary kiln terbagi atas panas
Total 100
sensibel dan panas pembakaran dari batubara. Nilai
Menentukan massa clinker yang terbentuk net heating value dari batubara dihitung dengan
menggunakan formula dari Perays Handbook.
mclin ker fclin ker mrawmix total (20) O2
H c 8 0, 8 C 2 8 7 ( H ) 2 2, 4 5 S 6 , 0 m
8
Diambil dari : Michael J. Gibbs, Peter Soyka and
(kJ/kg) ... (23)
David Conneely (ICF Incorporated)
Untuk nilai Hc berdasarkan rumus diatas 25062.74
f c l i n k e r adalah faktor clinker , untuk PT Semen kJ/kg. Dimana nilai C, H, O2, S dalam persen berat
Padang bernilai 0.65 dari total rawmix yang batubara dan m adalah kandungan H2O dalam
diumpankan melewati top cyclone suspention batubara. Energi panas lainnya terbuang ke
preheater. Ini berarti dari 100 % rawmix yang lingkungan melalui aliran material dan melalui
diumpankan hanya 65 % yang akan menjadi clinker, perpindahan panas pada permukaan kiln.
sedangkan 35 % lagi disebut koefisien hilang pijar. Perpindahan panas pada permukaaan berupa radiasi
dan natural konveksi.Perpindahan panas radiasi pada
Diambil dari : Michael J. Gibbs, Peter Soyka and permukaan kiln dihitung dengan memodelkan
David Conneely (ICF Incorporated) cyclone sebagai sebuah silinder menggunakan
2. Massa gas buang persamaan berikut
Gasbuang terbentuk dari pembakaran didalam rotary Qr A pk (Ts4 T4 ) (kJ/s) ... (.24)
kiln, komposisi gasbuang tersebut terdiri dari CO2,
H2O, SO2, N2. Gasbuang ini akan mengalir menuju
suspention preheater dan digunakan sebagai energi dimana :
pemanasan rawmix.
Apk = Luas permukaan cyclone, yang terdiri
3. Massa debu atas tabung dan cone, m2
Debu terbentuk dari pembakaran batubara, debu ini = Konstanta Stefan Boltzman = 5,67 x 10-8
mengalir bersama gasbuang ke suspention preheater. W/m2 K
83
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958
mclin ker fclin ker mrawmix total ... (28) F. Panas dari MgO
Keterangan :
Qdebu = (mdebu cdebu .T) (38)
86
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)
87
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958
hilang pijar massa rawmix pada suspention preheater buang itu adalah CO2, SO2, H2O, N2. Gas buang ini
sebanyak 30 %. dimanfaatkan oleh suspention preheater sebagai
energi input pemanasan rawmix. Debu juga terbentuk
Pada rotary kiln massa kiln feed yang masuk
didalam rotary kiln karena adanya sisa pembakaran
mengalami proses pembakaran sehingga terjadi
batubara, debu ini mengalir bersama gas buang
reaksi kimia pembentukan clinker. Dari 100 % kiln
masuk kedalam suspention preheater.
feed panas yang masuk ke rotary kiln sebanyak 95 %
akan menjadi clinker sedangkan 5 % lagi adalah Hasil perhitungan neraca massa pada Gambar (7)
hilang pijar rawmix didalam rotary kiln. Sehingga kemudian digunakan untuk perhitungan neraca
total koefisien hilang pijar pada proses pembuatan energi. Hasil perhitungan neraca energi yang
semen adalah 35 %, 30% terdapat pada suspention menampilkan secara lengkap tujuan dan jumlah
preheater dan 5 % terdapat pada rotary kiln. penggunaan energi di sistem rotary kiln Gambar
Pembakaran yang terjadi didalam rotary kiln juga (8)
menghasilkan gas buang, dimana komposisi gas
88
Dari Gambar (9) diatas dapat dilihat bahwa energi kepada jumlah batubara yang masuk dan massa kiln
input paling besar berasal dari energi pembakaran feed yang masuk rotary kiln
batubara sebanyak 46 % dari total energi input yang
Pada grafik teori efisisensi rotary kiln yang paling
masuk sementara energi yang paling banyak
besar berada pada laju aliran batubara sebesar 8 ton/h
digunakan adalah untuk energi pembentukan clinker
yaitu sebesar 99%. Pada grafik teori terlihat bahwa
yaitu sebanyak 78,8 % dari total energi input ke
semakin kecil laju aliran batubara pada laju aliran
rotary kiln.
massa kiln feed yang sama maka efisiensi rotary kiln
Untuk mendapatkan efisiensi dari sebuah sistem semakin meningkat, hal ini dikarenakan energi
rotary kiln dapat dihitung dengan membandingkan batubara yang digunakan untuk pembentukan clinker
jumlah energi panas yang bisa dimanfaatkan dengan bisa dipenuhi walaupun laju aliran massa batubara
energi panas total masuk ke rotary kiln. berkurang.
Energi yang termanfaatkan 470 GJ / h Berdasarkan data log sheet didapat bahwa laju aliran
ki ln 93.9%
total energi input 500.5 GJ / h batubara yang masuk ke rotary kiln tergantung pada
laju aliran kiln feed, dari perhitungan yang dilakukan
Jadi efisiensi rotary kiln adalah sebesar 93,9 % pada efisiensi rotary kiln yang didapat berbeda-beda
saat laju aliran batubara 9,25 ton/h dan laju aliran berada pada range 88% sampai 96%. Pada data
massa kiln feed yang masuk rotary kiln 259 ton/h. logsheet didapat efisiensi tertinggi yaitu 96%, ini
Untuk melihat pengaruh laju aliran batubara dan berarti bahwa keaadan operasi sistem rotary kiln saat
rawmix panas terhadap efisiensi rotary kiln maka itu sangat baik. Karakteristik grafik aktual dari
dilakukan pemvariasian laju aliran batubara dan kiln perhitungan ini tidak beraturan seperti halnya grafik
feed dengan melakukan penambahan dan teoritis dikarenakan pada grafik data aktual setiap
pengurangan massa kiln feed dan massa batubara ke perhitungan mempunyai nilai kiln feed dan batubara
rotary kiln yang berbeda-beda, tidak seperti halnya
perumpamaan variasi yang dilakukan sebelumnya
Data laju aliran batubara yang digunakan didapat dimana variasi hanya satu parameter saja dan yang
berdasarkan kebutuhan energi pembakaran kiln feed lainnya dianggap tetap.
pada tanggal 11 November 2007 dari jam 00 .00
sampai jam 23.00 WIB yang dicatat tiap jam di CCP. Pada Gambar (11) dibawah ini dapat dilihat
pengaruh laju aliran kiln feed terhadap efisiensi
Untuk mengetahui hubungan laju aliran batubara rotary kiln secara keseluruhan. Pada metode ini laju
terhadap efisiensi rotary kiln dapat dilihat pada aliran massa kiln feed divariasikan dengan kenaikan 7
Gambar (9). Pada keadaan ini laju aliran batubara ton/h dari 204 ton/h sampai 267 ton/h dan kondisi
ditambahkan sebesar 0,1 ton/h dari range 8 ton/h yang lainnya dianggap konstan
sampai 10,2 ton/h dan kondisi yang lainnya dianggap
konstan. Grafik pengaruh laju aliran kiln feed terhadap efisiensi rotary kiln
98.0%
Grafik pengaruh laju aliran batubara terhadap efisiensi rotary kiln
96.0%
E fis ie n s i ( % )
94.0%
102.0%
100.0% 92.0% teori
90.0% logsheet
E fi s i e n s i ( % )
98.0%
96.0% 88.0%
teori
94.0% 86.0%
logsheet
92.0%
84.0%
90.0%
180 200 220 240 260 280
88.0%
86.0% Laju aliran kiln feed ( ton/h )
7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11
Laju aliran batubara (ton/h)
Gambar 11 Hubungan laju aliran kiln feed terhadap
efisiensi rotary kiln
Gambar 10 Hubungan laju aliran batubara terhadap
efisiensi rotary kiln Dari Gambar (12) terlihat bahwa laju aliran kiln
feed yang masuk ke rotary kiln berada pada range
Dari Gambar (10) dapat dilihat bahwa laju aliran 204 ton/h sampai dengan 264 ton/h. Secara teknis
batubara bervariasi diantara range 8 ton/h sampai maksimal yang masuk ke rotary kiln adalah 300
10,2 ton/h. Secara teknis banyak batubara untuk ton/h. Secara keseluruhan efisiensi rotary kiln masih
pembakaran rawmix tergantung dari banyak kiln feed dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laju aliran
yang diumpankan ke rotary kiln, kenyatan massa kiln feed yang masuk ke rotary kiln karena
dilapangan maximal batubara yang diumpankan jumlah kiln feed yang diumpankan belum mencapai
adalah 10,4 ton/h. Data laju aliran batubara terbanyak batas maksimum yang diperbolehkan untuk
berada pada range aliran 8 ton/h sampai 10,2 ton/h. pembakaran kiln feed di dalam rotary kiln. Tetapi hal
Efisiensi sistem rotary kiln secara keseluruhan ini dapat berdampak kepada aspek lain seperti beban
berada pada range 91% sampai 99%. Besar atau kerja rotary kiln menjadi bertambah. Jika suatu
kecilnya efisiensi sebuah rotary kiln tergantung peralatan dipaksakan bekerja untuk melakukan
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958
proses pada kondisi maksimum secara terus menerus laju aliran kiln feed yang diumpankan bervariasi
maka akibatnya komponen-komponen paralatan sebesar 245ton/h, 249 ton/h dan 235 ton/h.
tersebut bekerja melebihi batas maksimum kondisi
kerjanya. Suatu peralatan mesin ketika dalam Grafik distribusi panas pada variasi batubara yang berbeda pada
sistem rotary kiln
dilakukan perancangan telah diperhitungkan safety
factor nya. Jika proses di rotary kiln melebihi safety 300
En erg i p an as (G J/h )
250
factor sebuah rotary kiln maka akibatnya massa Qbatubara teori
200
operasi rotary kiln menjadi berkurang, sehingga akan 150
Qgas buang teori
Qbatubara aktual
sering terjadi kerusakan. Jika terjadi kerusakan pada 100 Qgas buang aktual
rotary kiln untuk beberapa jam saja, maka dapat 50
10
yang dihasilkan juga akan meningkat. Dari grafik
8
teori energi batubara teori dan energi batubara aktual serta
6
logsheet grafik energi gas buang teori dan aktual, jika
4
dibandingkan maka dapat dikatakan bahwa
2
0
perhitungan yang dilakukan mendekati dengan nilai
160 190 220 250 280 yang sebenarnya, ini dapat dilihat dari grafik yang
Laju aliran kiln feed ( ton/h ) didapatkan hampir sama bentuknya.
Gambar 12 Hubungan laju aliran kiln feed dengan laju
Grafik pengaruh variasi kiln feed terhadap kebutuhan energi
aliran batubara pembentukan clinker
300
Berdasarkan teori hubungan laju aliran kiln feed dan
c lin k e r ( G J /h )
aliran kiln feed juga dipengaruhi oleh laju aliran Laju aliran kiln feed (ton/h)
batubara, karena laju aliran massa kiln feed yang
meningkat membutuhkan energi pembakaran yang Gambar 14 Grafik pengaruh energi pembentukan energi
yang lebih besar sehingga perlu massa batubara yang clinker pada variasi kiln feed sebuah sistem rotary kiln
banyak juga. Tetapi ada sebagian dari data logsheet Berdasarkan Gambar (14) dapat dilihat pengaruh
untuk laju aliran kiln feed yang berbeda diumpankan pengumpanan kiln feed yang berbeda terhadap energi
massa batubara yang relatif sama. Ini dapat pada pembentukan clinker. Dari grafik teori diperlihatkan
kondisi batubara yang diumpankan sebesar 9 ton/h, bentuk grafik linear antara perubahan kiln feed
90
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)
91