You are on page 1of 13

ANALISIS ENERGI PADA SISTEM ROTARY KILN

UNIT INDARUNG IV, PT. SEMEN PADANG


Dian Wahyu (1), Ruzita Sumiati (1)
(1)
Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

ABSTRACT
The cement industry is an industry that use large amounts of energy. The process requires
the most energy is combustion. In the combustion process is not all the heat is used for
production, but there is the heat is wasted in large quantities, therefore the heat has used
for combustion in the rotary kiln. In the history development, a rotary kiln cement is center
process cement plants. In the rotary kiln being changes process the kiln feed to clinker. In
this process requires a large energy where the main source of energy comes from coal. The
existence of the changes process can be embankment in temperature in the area of rotary
kiln so that the heat transfer process is higher. Therefore its need efforts to reduce wasted
energy. Rotary kiln at Indarung Production Unit IV PT. Padang cement has a diameter of 5
m and 80 m long, for operations requiring an energy of 500 GJ / h. Of the total incoming
power is 93.9% utilized for the production process, and 6.1% waste heat to the
environment. Losses of heat recovery system from the shell by way of isolation can save
energy by 19 GJ / h or can raise the efficiency of the rotary kiln at 8.3% overall.
Keywords: rotary, kiln, Heat Transfer
1. PENDAHULUAN listrik (7,6 %), pengeringan bahan bakar dan
batubara, serta proses lainnya (0,5 %)
1.1 Latar Belakang
[UNIDO,1994].
Keterbatasan sumber energi yang disediakan oleh
Secara teoritis, untuk memproduksi satu ton clinker
alam ini menyebabkan berbagai pihak berusaha
diperlukan minimal 1,8 GJ panas [cement data book].
melakukan berbagai alternatif pemecahan untuk
Kenyataannya di lapangan, dari penelitian di
menghadapi masalah krisis energi. Beberapa usaha
beberapa pabrik semen dengan proses produksi
yang dilakukan saat ini adalah dengan
semen tipe kering (dry process), diperlukan rata-rata
mengembangkan sumber energi alternatif yang dapat
konsumsi energi sebesar 3,5 GJ untuk menghasilkan
diperbaharui serta dengan langkah optimasi
satu ton clinker dengan efisiensi sistem kiln sebesar
penggunaan energi sehingga konsumsi energi dapat
50 % dan efisiensi rotary kiln 96 % [UNIDO,1994].
dikurangi.
Sebuah pabrik semen di Turki dengan kapasitas
Industri semen adalah salah satu industri yang produksi 600 ton clinker per hari memerlukan
bersifat energy intensive, karena menyerap energi konsumsi energi sebesar 3,6 GJ untuk menghasilkan
dalam jumlah yang besar. Jika biaya untuk konsumsi satu ton produk clinker [Engin Tahsin 2002].
energi dapat ditekan, maka dengan demikian
Pada kiln Pabrik Indarung IV PT. Semen Padang
keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan.
(Persero), tidak semua dari energi yang digunakan
Kiln merupakan sebuah alat pembakar produk tersebut dimanfaatkan untuk proses pembentukan
rawmix jadi clinker di pabrik semen, karena clinker, tetapi ada sebagian dari energi tersebut
peranannya yang sangat besar sebagai komponen terbuang ke lingkungan dalam bentuk panas. Panas
utama penghasil produk semen. Penggunaan energi yang terbuang tersebut hendaknya bisa di manfaatkan
pada unit ini meliputi energi untuk proses kembali atau dikurangi. Oleh karena itu diperlukan
pembakaran. penelitian efisiensi mengenai kinerja kiln.
Biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi energi pada 1.2 Tujuan dan Manfaat
sebuah pabrik semen berkisar 20 30 % dari total
Tujuan yang hendak dicapai adalah :
biaya produksi semen [UNIDO,1994]. Jika biaya
untuk konsumsi energi ini dapat ditekan, maka 1. Neraca massa dan neraca energi pada kiln
dengan demikian keuntungan perusahaan dapat Pabrik Indarung IV PT Semen Padang
ditingkatkan. Penelitian yang dilakukan terhadap 2. Losses energi kiln Pabrik Indarung IV PT
beberapa Pabrik Semen di Jepang pada tahun 1992 Semen Padang
menunjukkan penggunaan energi untuk proses
Manfaat penelitian ini diharapkan akan menjadi
pembakaran clinker mencapai 91,90 % dari total
sumbangan pemikiran dalam rangka penghematan
penggunaan energi pada sebuah pabrik semen,
energi di Indarung IV PT. Semen Padang.
selebihnya energi tersebut digunakan untuk tenaga
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

1.3 Batasan Masalah Pada Gambar (2) dapat dilihat massa-massa yang
masuk ke kiln. Pada bagian inlet kiln massa yang
Ruang lingkup pembahasan adalah untuk
masuk adalah massa kiln feed dan debu dari siklon,
mendapatkan data yang lengkap mengenai
sedangkan pada bagian outlet kiln massa yang
penggunaan energi di rotary kiln Pabrik Indarung IV
massuk adalah batu bara dan udara pembakaran.
PT. Semen Padang (Persero) dengan melakukan
Setelah terjadinya pembakaran, kiln feed akan
perhitungan neraca massa dan neraca energi.
berubah menjadi clinker, gas buang, debu dan energi
panas pada dinding luar kiln akan terbentuk. Massa
2. TINJAUAN PUSTAKA clinker akan masuk ke grate cooler sedangkan gas
2.1 Struktur Dalam Kiln buang dan debu masuk ke siklon.
Secara umum kiln mempunyai tiga lapisan, sisi 2.3 Keseimbangan massa dan energi untuk
bagian luar adalah steel sheet (lapisan baja) dan steady flow process
bagian tengah dipasang firebricks layer (lapisan batu
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai
tahan api) dan bagian dalam yang bersinggungan
hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum
dengan clinker disebut coating layer, lapisan ini yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup
terbentuk dari penggumpalan clinker. Untuk lebih akan konstan meskipun terjadi berbagai macam
jelasnya akan diberikan gambar dibawah ini.
proses di dalam sistem tersebut. Pernyataan yang
umum digunakan untuk menyatakan hukum
kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk
tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Pada volume control sistem (sistem volume atur)
dimana massa bisa melewati batas sistem juga
berlaku prinsip yaitu jumlah massa masuk sama
dengan jumlah masa keluar.

... (1)
Hal tersebut berlaku jika massa yang mengalir adalah
Gambar 1 Struktur dalam kiln steady flow (aliran tunak) yaitu jika tidak terjadi
Dari Gambar (1) diperlihatkan bagianbagian dari perubahan sifat-sifat fluida terhadap fungsi waktu
kiln, batu tahan api yang dipasang paling tebal saat mengalir .
diantara lapisan yang lain, gunanya untuk melindungi
kiln shell yang temperaturnya sangat tinggi. Apabila
lapisan batu tahan api tipis maka temperatur shell
akan meningkat. Dalam operasinya, kiln berputar
dengan bantuan kiln driver dan bertumpu dengan
menggunakan bantuan supporting roller.
2.2 Aliran Massa dan Energi pada Kiln
Sewaktu kiln beroperasi massa kiln feed akan masuk
ke inlet kiln menuju outlet kiln sedangkan batubara
dan udara pembakaran melalui burner yang terletak
di outlet kiln akan diumpankan sebagai energi untuk Gambar 3 Aliran
membakar kiln feed Gambar (2).
Selama proses aliran tunak, total energi pada volume
kontrol selalu konsatan (ECV = constant), sehingga
perubahan enegri total menjadi nol (ECV = 0). Oleh
karena itu banyaknya energi yang masuk sama
dengan engergi yang keluar sistem.

... (2)
Gambar 2 Aliran massa dan energi
80
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)

Sehingga persamaan kesetimbangan engergi menjadi: 2. Massa sisa CaCO3 dan MgCO3
Massa CaCO3 dan MgCO3 yang masuk ke rotary kiln
akan mengalami reaksi kalsinasi di dalam kiln 100
%. Reaksi calcinasi adalah reaksi pelepasan CO2 dari
(3) senyawa CaCO3 dan MgCO3, reaksi ini merupakan
reaksi yang paling banyak menggunakan energi,
2.4 Perhitungan neraca massa dan energi berikut adalah reaksinya;
Perhitungan neraca massa dan neraca energi ... (7)
CaCO 3 179 KJ / mol CaO CO 2
dilakukan dengan menggunakan persamaan-
persamaan termodinamika, perpindahan panas serta MgCO 3 118 KJ / mol MgO CO 2 ... (8)
reaksi kimia yang berlangsung di dalam sistem.
Perhitungan neraca massa merupakan tahapan awal Untuk menghitung massa CaCO3 dan MgCO3 hasil
yang harus dilakukan. Data hasil perhitungan neraca calcinasi adalah
massa selanjutnya digunakan untuk perhitungan
neraca energi. mCaCO3 (terkalsinasi) derajat kalsinasi x mCaCO3 ... (9)
2.4.1 Neraca Massa mMgCO3 (terkalsinasi) derajat kalsinasi x mMgCO3 ... (10)
Pehitungan neraca massa didasarkan atas hukum
kekekalan massa yang melewati rotary kiln, seperti Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
persamaan dibawah ini; Macdonald & Even, London, 1985.

m m
Menentukan massa CaO dan MgO hasil kalsinasi
in out ... (.4)
BMCaO (11)
dimana : mCaO (hasil kalsinasi) mCaCO3 (terkalsinasi) x
BMCaCO3
m in mcoal mkiln feed mudara mdebucyclone ... (.5)
BM MgO ... (12)
mMgO (hasil kalsinasi) mMgCO3 (terkalsinasi) x

m mclin ker mdebu mgas buang


BM MgCO3
out ... (6)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book, Macdonald & Even, London, 1985
Macdonald & Even, London, 1985
Menentukan massa CO2 hasil kalsinasi
Sedangkan untuk massa yang tidak diketahui
BMCO2 (13)
dilakukan perhitungan dari reaksi kimia seperti mCO2 (hasil kalsinasi) mCaCO3 (terkalsinasi) x
massa CO2 dari hasil calcinasi dan gas hasil BMCaCO3
pembakaran batubara.
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Massa-massa material yang masuk ke rotary kiln Macdonald & Even, London, 1985
1. Massa Rawmix Panas 3. Massa Batu Bara
Rawmix panas yang telah mengalami proses Batubara adalah sumber energi yang paling besar
pemanasan awal di suspention preheater akan masuk untuk pembakaran di dalam rotary kiln, jumlah
ke rotary kiln. Di dalam rotary kiln terjadi proses massa batubara yang masuk ke rotary kiln dapat
pembakaran rawmix menjadi klinker. Komposisi dilihat pada daily report Indarung IV PT.Semen
rawmix yang masuk ke dalam rotary kiln itu dapat Padang. Komposisi batubara hasil uji labor dapat
diberikan pada tabel dibawah ini : diberikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 1 Komposisi rawmix yang masuk ke rotary kiln Tabel 2 Komposisi batubara yang masuk ke rotary kiln
Komponen %
Unsur %
SiO2 13.65
C 63.16
Al2O3 4.36
H 4.59
Fe2O3 2.49
O 11.32
CaO 43.58
MgO 0.39 N 1.06
K2O 0.02 S 0.8

SO3 0.25 A 11.34


M 7.73
H2O 0.5
Na2O 0.04
81
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

4. Massa udara pembakaran Massa SO2 mol SO2 Mr SO2 ton / h


Udara pembakaran adalah udara yang dibutuhkan Menghitung massa N2
untuk proses pembakaran didalam rotary kiln.
Besarnya massa udara pembakaran ini dapat Massa N2 mol N2 Mr N2 ton / h
ditentukan dengan perhitungan pembakaran batubara
teoritis. Dibawah in akan diberikan perhitungan
Massa yang keluar dari rotary kiln
reaksi pembakaran udara teoritis. Reaksi kimia yang
terjadi dalam proses pembakaran batubara adalah 1. Massa clinker
sebagai berikut:
Pembakaran di rotary kiln menyebabkan terjadinya
C O 2 CO 2
,,, (14) reaksi kimia, reaksi ini disebut juga reaksi
pembentukan clinker. Dibawah ini adalah reaksi-
2H 1 O H O ... (15) reaksi pembentukan clinker.
2 2 2

CaCO3 CaO + CO2


S O 2 SO 2 ... (16)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Reaksi kimia di atas dapat ditulis kedalam bentuk
persamaan umum untuk reaksi pembakaran teoritis
batubara seperti dibawah ini
Menurut buku cement chemistry yang ditulis
Cx H y N z S pOq (O2 3,762N2 ) Professor taylor dan Thomas Enthalpy pembentukan
... (17) clinker adalah +1745 kJ/kg. Dibawah ini adalah
y z
xCO2 H 2O pSO2 (3,762 ) N 2 tabel dari komponen senyawa clinker yang terbentuk,
2 2
Senyawa diatas terbentuk dari gabungan unsur- unsur
dimana[7] : yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
%C , %H , % Z , Tabel 3 Senyawa Pembentuk Klinker
x y z
ArC Ar H Ar Z Rumus kimia senyawa Nama Lain Rumus Kimia
%S , dan %O yang terbentuk Lain
p q
Ar S Ar O 2CaO.SiO2 Dicalcium C2S
silicate
Jumlah mol udara untuk pembakaran teoritis () 3CaO.SiO2 Tricalcium C3S
didapat dengan menyamakan jumlah mol unsur-unsur silicate
kimia pada sisi produk dan reaktan[7]
3CaO.Al2O3 Tricalcium C3A
y q aluminate
x p (18)
4 2 4CaO.Al2O3.FeO3 Tricalcium C4AF
Alumino
Sementara jumlah mol batubara untuk total massa phase ferrite
yang diumpankan ke rotary kiln dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus dibawah ini : Tabel 4 Komposisi senyawa clinker

M o l b a tu b a r a
M a s s a b a tu b a r a (19) Clinker
Komponen
M r b a tu b a r a (%)
SiO2 22,8
Untuk menghitung massa gasbuang yang terbentuk
Al2O3 6,4
untuk satuan total massa batubara yang diumpankan
Fe2O3 3
ke rotary kiln dapat ditentukan dengan rumus
CaO 66,2
dibawah ini[7] :
MgO 1.1
Menghitung massa CO2 SO3 0,1
MassaCO2 mol CO2 Mr CO2 ton / h LOI -
K2O 0,2
Menghitung massa H2O Na2O 0,2
Massa H 2O mol H 2O Mr H 2O ton / h H2O -
Total 100
Menghitung massa SO2 Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book, Macdonald &
Even, London, 1985
82
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)

Sementara banyaknya senyawa klinker yang 2.4.2 Neraca Energi


terbentuk dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Perhitungan neraca energi dilakukan berdasarkan
dibawah ini :
hukum pertama termodinamika, atau biasa disebut
C3S= 48% CaO + 17% SiO2 + 0.7% Al2O3 + 0.5% dengan hukum kekekalan energi. Bentuk umum dari
Fe2O3 + 0.1% SO3 + 0.1 %K2O + 0.1%Na2O + hukum pertama termodinamika untuk aliran steady
0.7% MgO) ditunjukkan pada persamaan berikut ini
C2S= 5.1% SiO2+ 0.1% MgO + 0.3% Al2O3 +0.2% Ve 2 V2
Q W m e ( he gz e ) m i ( hi i gz i ) ... (21)
K2O + 8.2 % CaO + 0.1 % Fe2O3 2 2

C3A= 0.1 % Na2O + 0.1% MgO + 3.2 % Al2O3 + 0.3 Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
% SiO2 + 4% CaO + 0.3 % Fe2O3 Macdonald & Even, London, 1985
C4AF= 0.2 % MgO + 2.2 % Al2O3 + 0.4 % SiO2 + 5 Dengan mengabaikan kerja listrik (W), serta energi
% CaO + 2.1 % Fe2O3 kinetik dan energi potensial material yang masuk dan
keluar sistem, maka Persamaan (21) dapat ditulis
Free lime = 0.9 % CaO menjadi
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book, T
... (22)
Macdonald & Even, London, 1985 Q m
T ref
C p (T ) d T
Besarnya mineral coumpound clinker yang terbentuk
dapat juga ditabelkan dibawah ini : Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Tabel 5 Komposisi mineral coumpound clinker
Mineral coumpound
Nilai panas spesifik (cp) untuk masing-masing
%
yang terbentuk komponen penyusun gas dapat dilihat pada tabel
lampiran..C Untuk panas spesifik (cp) aliran material
Alite 67.2
batubara, kiln feed, dan clinker digunakan grafik pada
Belite 14
gambar dari cement data book. Perhitungan panas
Aluminate 8 yang masuk dan keluar sistem dilakukan pada
Ferrite 9.9 temperatur referensi 0 C.
Free lime 0.9
Panas yang masuk ke rotary kiln terbagi atas panas
Total 100
sensibel dan panas pembakaran dari batubara. Nilai
Menentukan massa clinker yang terbentuk net heating value dari batubara dihitung dengan
menggunakan formula dari Perays Handbook.
mclin ker fclin ker mrawmix total (20) O2
H c 8 0, 8 C 2 8 7 ( H ) 2 2, 4 5 S 6 , 0 m
8
Diambil dari : Michael J. Gibbs, Peter Soyka and
(kJ/kg) ... (23)
David Conneely (ICF Incorporated)
Untuk nilai Hc berdasarkan rumus diatas 25062.74
f c l i n k e r adalah faktor clinker , untuk PT Semen kJ/kg. Dimana nilai C, H, O2, S dalam persen berat
Padang bernilai 0.65 dari total rawmix yang batubara dan m adalah kandungan H2O dalam
diumpankan melewati top cyclone suspention batubara. Energi panas lainnya terbuang ke
preheater. Ini berarti dari 100 % rawmix yang lingkungan melalui aliran material dan melalui
diumpankan hanya 65 % yang akan menjadi clinker, perpindahan panas pada permukaan kiln.
sedangkan 35 % lagi disebut koefisien hilang pijar. Perpindahan panas pada permukaaan berupa radiasi
dan natural konveksi.Perpindahan panas radiasi pada
Diambil dari : Michael J. Gibbs, Peter Soyka and permukaan kiln dihitung dengan memodelkan
David Conneely (ICF Incorporated) cyclone sebagai sebuah silinder menggunakan
2. Massa gas buang persamaan berikut
Gasbuang terbentuk dari pembakaran didalam rotary Qr A pk (Ts4 T4 ) (kJ/s) ... (.24)
kiln, komposisi gasbuang tersebut terdiri dari CO2,
H2O, SO2, N2. Gasbuang ini akan mengalir menuju
suspention preheater dan digunakan sebagai energi dimana :
pemanasan rawmix.
Apk = Luas permukaan cyclone, yang terdiri
3. Massa debu atas tabung dan cone, m2
Debu terbentuk dari pembakaran batubara, debu ini = Konstanta Stefan Boltzman = 5,67 x 10-8
mengalir bersama gasbuang ke suspention preheater. W/m2 K
83
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

= Emisivitas bahan ; =0.78 (oxidized 3. METODOLOGI


surface)
3.1 Aliran material dan gas di kiln
Ts = Temperatur permukaan , (K)
Material yang terlibat dalam proses di sistem rotary
T = Temperatur lingkungan, (K) kiln adalah rawmix/kiln feed yang berasal dari
suspention preheater dan batubara yang berasal coal
Diambil dari : Ozisik, M.C, dan Yildiz Bayazitoglu, mill serta udara tertier yang digunakan untuk
Element of Heat Transfer, Mc Graw-Hill Book pembakaran di dalam kiln. Sedangkan aliran gas
Company, 1998 meliputi gas panas dari rotary kiln yang mengalir
Perpindahan panas natural konveksi pada kiln shell pertama kali ke suspention preheater yang digunakan
dengan menggunakan persamaan berikut untuk membantu pemanasan di supention preheater/
cyclone, kemudian gas panas buang tersebut di
Qc hncon A pk (Ts T~ ) (kJ/s) ... (25) alirkan ke dua tempat yaitu coal mill dan silo raw
mill dimana debit gas buang lebih banyak di alirkan
dimana : untuk pengeringan awal raw mill dibandingkan
Apk = Luas permukaan cyclone, yang terdiri atas dengan debit panas ke coal mill Perbedaan debit
tabung dan cone, m2 aliran gas panas ini karena raw mill membutuhkan
hcon = Koefisien perpindahan panas konveksi energi panas yang lebih besar untuk mengeringkan
raw material dari pada energi pengeringan untuk
Ts = Temperatur permukaan , (K) batubara pada coal mill.
T = Temperatur lingkungan, (K) Kiln yang digunakan di Indarung IV ini adalah
horizontal rotary kiln, kiln ini mempunyai diameter
Diambil dari : Ozisik, M.C, dan Yildiz Bayazitoglu,
luar 5 m dan panjang 80 m.Gambar dibawah ini
Element of Heat Transfer, Mc Graw-Hill Book
adalah aliran gas dan material dari sistem kiln.
Company, 1998

Gambar 4 Aliran Material dan Gas di Sistem Rotary Kiln


3.2 Pemilihan Sistem Volume Atur data di lapangan. Penggambaran batas sistem yang
dianalisis dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Sistem kiln yang akan dianalisis merupakan sistem
volume atur, karena adanya aliran massa dan energi Pada sistem rotary kiln, mencakup seluruh proses
yang keluar dan masuk sistem. Komponen dari pembakaran kiln feed dan batubara, proses ini
sistem kiln yang dianalisis dipilih berdasarkan merupakan proses yang paling utama serta sebagian
keterkaitan antar komponen dalam proses, besar energi digunakan pada proses ini. Komponen
penggunaan energi yang dominan serta ketersediaan yang terlibat dalam proses pemanasan adalah gas
panas dari suspension preheter
84
Gambar 5 Batas sistem rotary kiln
3.3 Pengambilan Data lapangan 3.4 Metodologi Perhitungan Neraca Massa Dan
Energi
Data yang diperlukan untuk perhitungan neraca
massa dan neraca energi meliputi data komposisi Perhitungan neraca massa dan neraca energi
kimia batubara dan laju aliran batubara, laju massa dilakukan dengan menggunakan persamaan-
kiln feed, temperatur udara pembakaran, temperatur persamaan termodinamika, perpindahan panas serta
gas buang yang berada pada inlet kiln dan temperatur reaksi kimia yang berlangsung di dalam sistem.
clinker yang akan masuk ke grate cooler, spesifikasi Perhitungan neraca massa merupakan tahapan awal
teknis komponen serta data operasional kiln. yang harus dilakukan. Data hasil perhitungan neraca
massa selanjutnya digunakan untuk perhitungan
Data komposisi kimia batubara didapatkan dari
neraca energi.Asumsi-asumsi yang digunakan dalam
Laboratorium Jaminan Mutu dan Pengendalian
perhitungan neraca massa dan energi adalah sebagai
Kualitas PT. Semen Padang. Data yang digunakan
berikut :
adalah komposisi kimia batubara dengan basis as-
fired atau biasa disebut dengan fine coal. Data 1. Proses pembakaran berlangsung sempurna.
komposisi kimia batubara yang digunakan untuk 2. Kondisi aliran massa tunak (steady state).
pembakaran di Indarung IV dapat dilihat pada 3. Perubahan temperatur lingkungan diabaikan.
lampiran. Data komposisi kimia kiln feed didapatkan
4. Kebocoran udara dingin ke dalam sistem
dari Laboratorium Proses Unit Indarung IV PT.
diabaikan.
Semen Padang sedangkan laju aliran batubara, laju
massa kiln feed, temperatur udara pembakaran, 5. Seluruh aliran gas dianggap sebagai gas ideal.
temperatur gas buang yang berada pada inlet kiln dan 6. Kapasitas panas (cp) gas hasil pembakaran
temperatur clinker yang akan masuk ke grate cooler didekati dengan cp masing-masing gas
dari daily report coal mill Indarung IV . Data penyusunnya.
operasional rotary kiln didapatkan dari Central 7. Komposisi kiln feed dan batubara tidak berubah
Control Room (CCR) Unit Indarung IV PT. Semen
Padang. Data diambil langsung pada komputer yang
berfungsi mengatur operasional semua proses 3.4.1 Neraca Massa
produksi di Indarung IV.
m in m out
(26)
Data-data yang tidak ada pada daily report seperti
temperatur dinding kiln, dilakukan pengukuran 3.4.2 Neraca Energi
langsung dilapangan dengan menggunakan raytek T
yaitu alat ukur temperatur yang menggunkan laser
sebagai sensornya, seperti pada gambar dibawah ini.
Qm Cp (T ) dT
Tref
... (27)

3.4.3 Parameter Terukur


A. Massa rawmix
B. Massa batubara
C. Massa udara pembakaran
D. Temperatur pembakaran
Gambar 6 Termometer infrared E. Temperatur inlet kiln
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

F. Temperatur shell kiln CCaO = panas spesifik CaO( kJ/kgoC )


cCaO = 0.87 kJ/kg C ,
3.4.4 Paremeter- Parameter Yang Diukur MCaO = massa CaO ( kg/h )
T = temperatur ( oC )
A. Massa clinker

mclin ker fclin ker mrawmix total ... (28) F. Panas dari MgO

QMgO = (m MgO c MgO .T) ... (34)


Dimana f c l i n k e r adalah faktor clinker, untuk
PT Semen Padang harga faktor clinker adalah Keterangan :
0.65 CMgO = panas spesifik MgO( kJ/kgoC )
cMgO =12.01kJ/kg C
B. Massa Gas Buang
MMgO = massa MgO( kg/h )
C. Massa Debu T = temperatur ( oC )
3.4.5 Energi Panas Input
G. Panas udara pembakaran
A. Energi Panas Batu Bara
Q udara =( m udara c udara . T) ...(35)
Qbb ( H c m) ... (29)
Keterangan :
HHV =33950C + 144200(H2-O2/8)+ 9400S
LHV = HHV 2400( M + 9H2 ) Cudra = panas spesifik udara( kJ/kgoC )
cudara =1.12 kJ/kg C
B. Panas Sensibel Batu Bara
Mudara = massa udara( kg/h )
Qc cc m T (30) T = temperatur ( oC )

Keterangan : H. Panas dari debu cyclone


o
Cc = panas spesifik batubara( kJ/kg C ) Qdebu = (mdebu cdebu .T) (36)
cc 1, 2 kJ / kg C , T = 72 C
m = massa batubara( kg/h ) Keterangan :
T = temperatur ( oC ) Cdebu = panas spesifik debu( kJ/kgoC )
cdebu =1.08 kJ/kg C ,
C. Panas Rawmix
T = temperatur inlet kiln
Qrm = (m rm crm .T) ... (31) Mdebu = massa debu ( kg/h )
T = temperatur ( oC )
Keterangan :
3.4.6 Panas Output
Cc = panas spesifik ( kJ/kgoC )
crm =1.08kJ/kg C A. Panas dari clinker
Mrm = massa rawmix ( kg/h )
T = temperatur ( oC ) Qclinker = (mclinker cclinker .T) ... (37)

D. Panas dari Rawmix Keterangan :


Cclinker = panas spesifik debu( kJ/kgoC )
Qrm = (m rm crm .T) (32)
cclinker =1.1kJ/kg C
Keterangan : Mclinker= massa debu( kg/h )
Cc = panas spesifik ( kJ/kgoC ) T = temperatur ( oC )
crm =1.08kJ/kg C ,
B. Panas dari gas buang kiln
Mrm = massa rawmix ( kg/h )
T = temperatur ( oC ) T
Qm C p (T ) d T
E. Panas dari CaO T ref

QCaO = (mCaO cCaO .T) (33) C. Panas debu ke cyclone

Keterangan :
Qdebu = (mdebu cdebu .T) (38)
86
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)

Keterangan : Penggunaan energi pada rotary kiln disesuaikan


Cdebu = panas spesifik debu( kJ/kgoC ) dengan jumlah produk semen yang dihasilkan.
cdebu =1.08 kJ/kg C , Semuanya berasal dari jumlah rawmix yang
diumpankan ke dalam suspention preheater, semakin
Mdebu= massa debu( kg/h ) banyak rawmix yang diumpankan ke suspention
T = temperatur ( oC ) preheater maka semakin banyak pula kiln feed yang
masuk ke rotary kiln dan energi yang dibutuhkan
D. Losses Dinding Kiln Shell untuk pembakaran kiln feed juga akan bertambah
a. Radiasi banyak. Dari data yang di dapat di CCP dan
pengambilan langsung di lapangan dapat dibuat
Qr A pk (Ts4 T4 ) ... (39) neraca massa dalam bentuk blok diagram yang
menunjukkan secara jelas massa masuk dan keluar
dimana : dari sebuah sistem rotary kiln.
Apk = Luas permukaan cyclone, yang
terdiri atas tabung dan cone, m2
= Konstanta Stefan Boltzman =
5,67 x 10-8 W/m2 K
= Emisivitas bahan ; =0.78
(oxidized surface)
Ts = Temperatur permukaan , (K)
T = Temperatur lingkungan, (K) Gambar 7 Blok Diagram Kesetimbangan Massa Di Rotary
Kiln
b.Konveksi Pada Gambar (7) dapat dilihat kesetimbangan
massa di rotary kiln, dimana massa yang masuk ke
Qc hncon A pk (Ts T~ ) ... (40) sistem sama dengan massa yang keluar dari sistem
rotary kiln. Massa total yang masuk ke rotary kiln
k Num
hm ... (41) adalah 338,4 ton/h, dimana massa-massa yang
D diumpankan ke dalam kiln terbagi beberapa macam
yaitu rawmix sebanyak 97,3 ton/h, CaO bebas
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 160,4 ton/h, MgO bebas sebanyak 1,4
ton/h, batubara sebanyak 9,3 ton/h, udara
4.1 Hasil pembakaran sebanyak 67,9 ton/h dan debu dari
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini berdasarkan cyclone sebanyak 2,2 ton/h sedangakan massa-massa
data yang diperoleh dari daily report kiln Indarung yang keluar dari kiln adalah clinker sebanyak 239,2
IV PT.Semen Padang dan data yang di dapatkan ton/h, gas ke cyclone sebanyak 98,2 ton/h dan debu
langsung ke lapangan melalui pengukuran langsung. clinker sebanyak 1,1 ton/h.
Data yang digunakan dalam perhitungan adalah data- Data laju aliran massa batubara pada sistem rotary
data keluaran rawmix yang diumpankan dari kiln ini ini didapat berdasarkan kebutuhan energi
suspension preheater. pembakaran kiln feed, data ini dapat dilihat langsung
Pemanasan rawmix pada suspention preheater pada daily report Indarung IV PT Seman Padang,
sebelum masuk ke rotary kiln bertujuan agar sementara laju aliran massa udara pembakaran
pembakaran kiln feed di dalam rotary kiln lebih didapatkan dengan melakukan perhitungan
mudah karena pada cyclone, rawmix telah mengalami pembakaran batubara teoritis dengan 100% udara.
pemanasan awal. Besarnya batubara yang Perhitungan ini dilakukan berdasarkan data daily
diumpankan ke rotary kiln tergantung pada jumlah report pada tanggal 11 November 2007 jam 17.00
kiln feed yang diumpankan. Semakin banyak kiln sampai jam 18.00 WIB. Massa rawmix disebut juga
feed yang masuk ke rotary kiln maka batubara yang massa kiln feed . Massa kiln feed masuk pertama kali
diumpankan juga banyak, begitu juga jumlah massa melewati suspension preheater dan akan berkurang
udara pembakaran yang masuk ke rotary kiln setelah keluar dari suspension preheater hal ini
bergantung pada jumlah batubara yang diumpankan, disebabkan terjadinya proses pemanasan selama
semakin banyak batubara diumpankan ke dalam berada didalam suspention preheater, dari 100 %
rotary kiln maka jumlah massa udara yang masuk ke massa rawmix yang masuk kedalam suspention
dalam rotary kiln juga bertambah banyak. preheater, hanya 70 % massa kiln feed yang masuk
ke rotary kiln, hal ini disebabkan karena adanya

87
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

hilang pijar massa rawmix pada suspention preheater buang itu adalah CO2, SO2, H2O, N2. Gas buang ini
sebanyak 30 %. dimanfaatkan oleh suspention preheater sebagai
energi input pemanasan rawmix. Debu juga terbentuk
Pada rotary kiln massa kiln feed yang masuk
didalam rotary kiln karena adanya sisa pembakaran
mengalami proses pembakaran sehingga terjadi
batubara, debu ini mengalir bersama gas buang
reaksi kimia pembentukan clinker. Dari 100 % kiln
masuk kedalam suspention preheater.
feed panas yang masuk ke rotary kiln sebanyak 95 %
akan menjadi clinker sedangkan 5 % lagi adalah Hasil perhitungan neraca massa pada Gambar (7)
hilang pijar rawmix didalam rotary kiln. Sehingga kemudian digunakan untuk perhitungan neraca
total koefisien hilang pijar pada proses pembuatan energi. Hasil perhitungan neraca energi yang
semen adalah 35 %, 30% terdapat pada suspention menampilkan secara lengkap tujuan dan jumlah
preheater dan 5 % terdapat pada rotary kiln. penggunaan energi di sistem rotary kiln Gambar
Pembakaran yang terjadi didalam rotary kiln juga (8)
menghasilkan gas buang, dimana komposisi gas

Gambar 8 Blok Diagram Kesetimbangan Panas Di Rotary kiln


Dari Gambar (7) dapat dilihat bahwa massa- massa Sementara energi lain adalah energi gas buang 77,4
yang masuk kedalam rotary kiln yang terdiri dari GJ/h dan debu ke cyclone 1 GJ/h yang mengalir
massa rawmix, CaO, MgO, batubara, udara bersama gas buang dimanfaatkan oleh suspention
pembakaran, debu cyclone menghasilkan energi preheater sebagai energi input pemanasan rawmix.
masuk untuk proses pembakaran untuk pembentukan Masih ada panas sebesar 30,4 GJ/h yang belum
clinker. Energi total input yang masuk ke rotary kiln termanfaatkan yang keluar bersama panas shell kiln.
adalah 500 GJ/h, pada blok diagram kesetimbangan Untuk melihat kesetimbangan dalam penggunaan
panas diatas dapat dilihat penggunaan energi pada energi pada sistem rotary kiln, dibawah ini akan
sistem rotary kiln. Dari 500 GJ/h total energi input dibuat diagaram sankey yang menggambarkan data
yang masuk dipergunakan sebanyak 391,7 GJ/h penggunaan energi lengkap pada sistem rotary kiln.
untuk energi pembentukan clinker sehingga dapat
dikatakan bahwa energi pembentukan clinker paling
banyak digunakan pada sistem rotary kiln.

Gambar 9 Diagram Sankey Untuk Sistem Rotary kiln

88
Dari Gambar (9) diatas dapat dilihat bahwa energi kepada jumlah batubara yang masuk dan massa kiln
input paling besar berasal dari energi pembakaran feed yang masuk rotary kiln
batubara sebanyak 46 % dari total energi input yang
Pada grafik teori efisisensi rotary kiln yang paling
masuk sementara energi yang paling banyak
besar berada pada laju aliran batubara sebesar 8 ton/h
digunakan adalah untuk energi pembentukan clinker
yaitu sebesar 99%. Pada grafik teori terlihat bahwa
yaitu sebanyak 78,8 % dari total energi input ke
semakin kecil laju aliran batubara pada laju aliran
rotary kiln.
massa kiln feed yang sama maka efisiensi rotary kiln
Untuk mendapatkan efisiensi dari sebuah sistem semakin meningkat, hal ini dikarenakan energi
rotary kiln dapat dihitung dengan membandingkan batubara yang digunakan untuk pembentukan clinker
jumlah energi panas yang bisa dimanfaatkan dengan bisa dipenuhi walaupun laju aliran massa batubara
energi panas total masuk ke rotary kiln. berkurang.
Energi yang termanfaatkan 470 GJ / h Berdasarkan data log sheet didapat bahwa laju aliran
ki ln 93.9%
total energi input 500.5 GJ / h batubara yang masuk ke rotary kiln tergantung pada
laju aliran kiln feed, dari perhitungan yang dilakukan
Jadi efisiensi rotary kiln adalah sebesar 93,9 % pada efisiensi rotary kiln yang didapat berbeda-beda
saat laju aliran batubara 9,25 ton/h dan laju aliran berada pada range 88% sampai 96%. Pada data
massa kiln feed yang masuk rotary kiln 259 ton/h. logsheet didapat efisiensi tertinggi yaitu 96%, ini
Untuk melihat pengaruh laju aliran batubara dan berarti bahwa keaadan operasi sistem rotary kiln saat
rawmix panas terhadap efisiensi rotary kiln maka itu sangat baik. Karakteristik grafik aktual dari
dilakukan pemvariasian laju aliran batubara dan kiln perhitungan ini tidak beraturan seperti halnya grafik
feed dengan melakukan penambahan dan teoritis dikarenakan pada grafik data aktual setiap
pengurangan massa kiln feed dan massa batubara ke perhitungan mempunyai nilai kiln feed dan batubara
rotary kiln yang berbeda-beda, tidak seperti halnya
perumpamaan variasi yang dilakukan sebelumnya
Data laju aliran batubara yang digunakan didapat dimana variasi hanya satu parameter saja dan yang
berdasarkan kebutuhan energi pembakaran kiln feed lainnya dianggap tetap.
pada tanggal 11 November 2007 dari jam 00 .00
sampai jam 23.00 WIB yang dicatat tiap jam di CCP. Pada Gambar (11) dibawah ini dapat dilihat
pengaruh laju aliran kiln feed terhadap efisiensi
Untuk mengetahui hubungan laju aliran batubara rotary kiln secara keseluruhan. Pada metode ini laju
terhadap efisiensi rotary kiln dapat dilihat pada aliran massa kiln feed divariasikan dengan kenaikan 7
Gambar (9). Pada keadaan ini laju aliran batubara ton/h dari 204 ton/h sampai 267 ton/h dan kondisi
ditambahkan sebesar 0,1 ton/h dari range 8 ton/h yang lainnya dianggap konstan
sampai 10,2 ton/h dan kondisi yang lainnya dianggap
konstan. Grafik pengaruh laju aliran kiln feed terhadap efisiensi rotary kiln

98.0%
Grafik pengaruh laju aliran batubara terhadap efisiensi rotary kiln
96.0%
E fis ie n s i ( % )

94.0%
102.0%
100.0% 92.0% teori
90.0% logsheet
E fi s i e n s i ( % )

98.0%
96.0% 88.0%
teori
94.0% 86.0%
logsheet
92.0%
84.0%
90.0%
180 200 220 240 260 280
88.0%
86.0% Laju aliran kiln feed ( ton/h )
7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11
Laju aliran batubara (ton/h)
Gambar 11 Hubungan laju aliran kiln feed terhadap
efisiensi rotary kiln
Gambar 10 Hubungan laju aliran batubara terhadap
efisiensi rotary kiln Dari Gambar (12) terlihat bahwa laju aliran kiln
feed yang masuk ke rotary kiln berada pada range
Dari Gambar (10) dapat dilihat bahwa laju aliran 204 ton/h sampai dengan 264 ton/h. Secara teknis
batubara bervariasi diantara range 8 ton/h sampai maksimal yang masuk ke rotary kiln adalah 300
10,2 ton/h. Secara teknis banyak batubara untuk ton/h. Secara keseluruhan efisiensi rotary kiln masih
pembakaran rawmix tergantung dari banyak kiln feed dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laju aliran
yang diumpankan ke rotary kiln, kenyatan massa kiln feed yang masuk ke rotary kiln karena
dilapangan maximal batubara yang diumpankan jumlah kiln feed yang diumpankan belum mencapai
adalah 10,4 ton/h. Data laju aliran batubara terbanyak batas maksimum yang diperbolehkan untuk
berada pada range aliran 8 ton/h sampai 10,2 ton/h. pembakaran kiln feed di dalam rotary kiln. Tetapi hal
Efisiensi sistem rotary kiln secara keseluruhan ini dapat berdampak kepada aspek lain seperti beban
berada pada range 91% sampai 99%. Besar atau kerja rotary kiln menjadi bertambah. Jika suatu
kecilnya efisiensi sebuah rotary kiln tergantung peralatan dipaksakan bekerja untuk melakukan
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

proses pada kondisi maksimum secara terus menerus laju aliran kiln feed yang diumpankan bervariasi
maka akibatnya komponen-komponen paralatan sebesar 245ton/h, 249 ton/h dan 235 ton/h.
tersebut bekerja melebihi batas maksimum kondisi
kerjanya. Suatu peralatan mesin ketika dalam Grafik distribusi panas pada variasi batubara yang berbeda pada
sistem rotary kiln
dilakukan perancangan telah diperhitungkan safety
factor nya. Jika proses di rotary kiln melebihi safety 300

En erg i p an as (G J/h )
250
factor sebuah rotary kiln maka akibatnya massa Qbatubara teori
200
operasi rotary kiln menjadi berkurang, sehingga akan 150
Qgas buang teori
Qbatubara aktual
sering terjadi kerusakan. Jika terjadi kerusakan pada 100 Qgas buang aktual
rotary kiln untuk beberapa jam saja, maka dapat 50

dipastikan pendapatan perusahaan akan menurun 0


7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
karena produksi clinker tidak ada.
Laju aliran batubara ( ton/h )
Pada gambar diatas berdasarkan data teori dapat
dilihat bahwa semakin besar laju aliran kiln feed pada Gambar 13 Distribusi energi panas pada variasi batubara
laju aliran batubara yang tetap maka efisiensi rotary sebuah sistem rotary kiln
kiln akan meningkat. Berdasarkan data dari log sheet Dari Gambar (14) dapat dilihat distribusi panas
dapat diketahui bahwa kinerja rotary kiln sebagian yang masuk dan keluar rotary kiln pada
besar berada pada kondisi yang melebihi batas pengumpanan variasi batubara yang berbeda. Secara
efisiensi berdasarkan teori. Dari data logsheet garis besar energi panas yang masuk ke rotary kiln
efisiensi terbesar rotary kiln terjadi pada laju aliran adalah energi pembakaran batubara. Dari gambar 4.7
rawmix 264 ton/h, ini berarti bahwa keaadan operasi diatas diperlihatkan karakteristik dari variasi
sistem rotary kiln saat itu sangat baik Karakteristik pengumpanan batubara yang berbeda. Energi panas
grafik aktual dari perhitungan ini tidak beraturan yang keluar setelah batubara diumpankan ke rotary
seperti halnya grafik teoritis dikarenakan pada grafik kiln adalah energi panas gas buang. Dari grafik teori
data aktual setiap perhitungan mempunyai nilai kiln diperlihatkan bentuk grafik dari energi panas
feed dan batubara yang berbeda-beda, tidak seperti batubara meningkat sesuai dengan bertambahnya
halnya perumpamaan variasi yang dilakukan massa batubara yang diumpankan ke rotary kiln.
sebelumnya dimana variasi hanya satu parameter saja Energi gas buang dipengaruhi oleh besar kecilnya
dan yang lainnya dianggap tetap. laju aliran massa batubara. Dari grafik energi gas
buang teori dan grafik energi gas buang aktual
Grafik hubungan laju aliran kiln feed dengan laju aliran batu bara
diperlihatkan hubungan linear, dimana semakin besar
12 laju aliran massa batubara maka energi gas buang
Laju aliran batubara (ton/h )

10
yang dihasilkan juga akan meningkat. Dari grafik
8
teori energi batubara teori dan energi batubara aktual serta
6
logsheet grafik energi gas buang teori dan aktual, jika
4
dibandingkan maka dapat dikatakan bahwa
2

0
perhitungan yang dilakukan mendekati dengan nilai
160 190 220 250 280 yang sebenarnya, ini dapat dilihat dari grafik yang
Laju aliran kiln feed ( ton/h ) didapatkan hampir sama bentuknya.
Gambar 12 Hubungan laju aliran kiln feed dengan laju
Grafik pengaruh variasi kiln feed terhadap kebutuhan energi
aliran batubara pembentukan clinker

Dari Gambar (13) dapat dilihat hubungan laju 450


400
aliran kiln feed terhadap laju aliran batubara. 350
En e rg i p e m b e n tu k a n

300
Berdasarkan teori hubungan laju aliran kiln feed dan
c lin k e r ( G J /h )

250 Qclinker teori


laju aliran batubara adalah sebanding, semakin besar 200 Qclinker aktual
150
batubara yang diumpankan maka semakin banyak 100
50
laju aliran massa kiln feed yang diumpankan ke 0
rotary kiln. Secara umum dari data logsheet laju 180 200 220 240 260 280

aliran kiln feed juga dipengaruhi oleh laju aliran Laju aliran kiln feed (ton/h)
batubara, karena laju aliran massa kiln feed yang
meningkat membutuhkan energi pembakaran yang Gambar 14 Grafik pengaruh energi pembentukan energi
yang lebih besar sehingga perlu massa batubara yang clinker pada variasi kiln feed sebuah sistem rotary kiln
banyak juga. Tetapi ada sebagian dari data logsheet Berdasarkan Gambar (14) dapat dilihat pengaruh
untuk laju aliran kiln feed yang berbeda diumpankan pengumpanan kiln feed yang berbeda terhadap energi
massa batubara yang relatif sama. Ini dapat pada pembentukan clinker. Dari grafik teori diperlihatkan
kondisi batubara yang diumpankan sebesar 9 ton/h, bentuk grafik linear antara perubahan kiln feed

90
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)

dengan energi pembentukan clinker, dimana semakin 5.2 Saran


besar kiln feed yang diumpankan ke rotary kiln maka
Analisis energi di sistem rotary kiln dilakukan
semakin meningkat energi pembentukan clinker yang
terhadap semua komponen di sistem kiln sehingga
dibutuhkan. Dari grafik data logsheet didapatkan juga
didapatkan hasil audit energi yang lebih lengkap.
hubungan antara laju aliran massa kiln feed dengan
energi pembentukan clinker hampir linear. PUSTAKA
Energi panas yang termanfaatkan dari energi panas 1. United Nations Industrial Development
yang masuk ke rotary kiln berupa energi panas gas Organization (UNIDO), Output of a Seminar on
buang dan energi panas debu yang mengalir ke Energy Conservation in Cement Industry, Japan,
suspention preheater tetapi pada grafik tidak 1994.
diperlihatkan karena harganya sangat kecil sekali dan
dapat diabaikan. 2. Engin, Tahsin dan Vedat Ari, Energy Auditing
and Recovery for Dry Type Cement Rotary Kiln
Energi panas yang tidak termanfaatkan pada sebuah SystemsA Case Study, University of Sakarya,
sistem rotary kiln masih ada. Dari total 500 GJ/h Turkey, 2002.
energi panas yang masuk rotari kiln, sebesar 470
3. Worrell, Ernst dan Christina Galitsky, Energy
GJ/h yang dapat termanfaatkan. Selebihnya energi
tersebut berpindah secara radiasi dan konveksi. Efficiency Improvement Opportunities for Cement
Secara teoritis, untuk memproduksi satu ton clinker Making, Ernest Orlando Lawrence Berkeley
National Laboratory University of California,
diperlukan minimal 1,8 GJ panas. Pada penelitian
California, 2004.
tugas akhir ini didapatkan energi panas yang
dibutuhkan untuk satu ton clinker diperlukan 4. Kantee, U, Zeyenhoven, R, Backman, R, Hupa,
sebanyak 2,1 GJ panas. M, Cement Manufacturing Using Alternative
Fuels and Advantages of Process Modelling,
5. KESIMPULAN DAN SARAN Geneva, Switzerland, 2002.
5.1 Kesimpulan 5. Walter, H Duda, Cement Data Book, Macdonald
& Even, London, 1985
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah 6. Peray KE, Cement Manufacturers Handbook,
New York, NY : Chemical Publishing Co.Inc,
1. Analisa energi yang dilakukan pada rotary kiln
1979.
didapatkan efisiensi sebesar 93.9 %.
7. Cengel, Y.A, Thermodynamic An Engineering
2. Total massa yang masuk ke dalam rotary kiln
Approach, Mc Graw Hill, New York, 1992.
adalah 338.4 ton/h sebanyak 239 ton/h
menghasilkan clinker. 8. Ozisik, M.C, dan Yildiz Bayazitoglu, Element
of Heat Transfer, Mc Graw-Hill Book Company,
3. Total energi yang masuk rotary kiln adalah 500.5
1998
GJ/h , 78,8% dari total energi yang masuk
dipergunakan untuk energi pembentukan clinker 9. Setyo,Prihadi, Manajemen & Teknik Konservasi
Energi Pabrik Semen, Institut Semen Dan Beton
4. Panas yang terbuang kelingkungan dari rotary
Indonesia, Jakarta, 2006
kiln terdiri atas panas shell losses kiln sebesar
30,4 GJ/h atau 8,5 MW atau 6,1 % dari total 10. Perry, Robert H, Perrys Chemical Engineers
panas yang masuk ke sistem rotary kiln . Handbook, Sixth Edition, McGrow Hill Book
Company
5. Pemanfaatan panas dari shell losses kiln dengan
menggunakan isolator pada shell kiln, 11. Proffessor H,F.W Taylor and Thomas Telford,
didapatkan sekitar 19 GJ/h atau 5,4 MW energi cement chemistry, University of Aberdeen. 1997
bisa dimanfaatkan kembali.

91

You might also like