You are on page 1of 12

Tugas-5-Ramzul Irham Riza

1. From the Al-Mg phase diagram, the equilibrium freezing range of 5052
aluminium (essentially Al-2.5Mg) is about 400C. Suppose the welding
speed is 4 mm/s and the diffusion coeficient DL is 3 x 10-5 cm2/s. Calculate
the miniumum temperature gradient required for planar solidification at
the weld centerline. What is the corresponding cooling rate? Can this level
of cooling rate be achieved in arc welding?
Diketahui : Al 5052;
V = 4 mm/s = 0,4 cm/s
DL = 3 x 10-5 cm2/s
T = 400C

Ditanya : Gradien minimum agar terjadi planar solidification


Cooling rate

Jawab : Agar terjadi planar solidification, maka persamaan di bawah ini harus
terpenuhi :

maka

400

3 104 / 3 105 2 /

G 4000C/cm

cooling rate:
GxV
= 400 0C/cm x 0,4 cm/s
= 160 0C/s

2. Let Cg and CSM be respectively 35% and 15% Mg and both the solidus and
liquidus lines are essentially straight in the Al-Mg system. The melting
point of pure Al is 6600C, and the eutectic temperature is 4510C. What is
the approximate volume fraction of the aluminium-rich dendrites in the
fusion zone of autogenous 5052 aluminium weld?

Fraksi aluminum-rich dendrites:

= 1 (1)

1
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

(2)

Nilai TL dapat dicari dari persamaan 3, yaitu:

660 0,15
( )=
660 451 0,35
231 0,35 = 31,35
0,35 = 199,65
= 570,43
Subtitusi nilai TL ke persamaan 2 :
1
1
= ( )

1
660 570,43 1
= ( )
660 451
89,57 1
= ( 209 ) = 0,43

Nilai k =0, karena garis solidus dan liquidus berada pada garis lurus.

fL dimasukkan ke dalam persamaan 1, Untuk medapatkan nilai fS adalah:

= 1 0,43 = 0,57

3. It has been observed that aluminium alloys welded with the electron beam
welding process show much finer secondary dendrite arm spacing in the
weld metal than those welded with GMAW. Explain why.
Heat input pada EBW lebih kecil dibandingkan GMAW. Perbandingan
kebutuhan heat input dari kedua jenis pengelasan ini dapat dilihat pada
Gambar. Heat input yang kecil pada pengelesan mempengaruhi laju
pendinginanya yang semakin tinggi. Dengan semakin tinggi nya laju
pendinginan maka S-DAS yang terbentuk lebih halus, karena waktu untuk
difusi partikel dapat terjadi lebih sedikit.

2
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

4. Which alloy has a greater tendency for planar solidification to break


down, Al-0.01Cu or Al-6.3Cu and why?
Diagram fasa Al-Cu dapat dilihat untuk mengetahui paduan mana yang lebih
besar kecenderungan untuk memecah planar solidification Jika
dibandingkan antara Al-0.01Cu dan Al-6.3Cu, nilai T lebih besar pada Al-
6.3Cu. Sehingga Al-6.3Cu memiliki kecenderungan untuk memecah planar
solidification yang lebih besar, karena semakin besar nilai T maka akan
semakin sulit dalam terbentuknya planar solidification.

5. How would preheating of the work-piece affect the secondary dendrite


arm spacing in welds of aluminium alloys and why?
Preheating akan membuat laju pendinginan menjadi semakin rendah, karena
perbedaan temperatur antara work-piece dengan weld bead lebih rendah
dibandingkan bila tidak dilakukan preheating. Menurunnya laju pendinginan

3
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

menyebabkan S-DAS yang terbentuk akan semakin kasar, karena partikel inti
memiliki waktu yang lebih lama untuk berdifusi.

6. In aluminium alloys such as 6061 and 5052, which often contain small
amounts of Ti (say about 0.02wt%), the Ti-rich particles in the work-piece
can be dissolved with a gas-tungsten arc by multi-pass melting. If the pre-
weld is a multi-pass weld intended to dissolve such particles and the grain
structure is shown in Figure 1, what is the grain refining mechanism in the
test welded and why?

Mekanisme grain refining pada aluminum paduan 6061 dan 5052 (0,02 wt%
Ti) dengan preweld multipass melting yang bertujuan untuk melarutkan
partikel yang kaya akan Ti dan terlihat gambar dibawah adalah dengan nukleasi
heterogen (heterogen nucleation). Pada gambar terlihat butiran equiaxed akan
menghilang setelah masuk daerah overlap lalu mekanisme yang terjadi adalah
nukleasi heterogen pembentukan nukleat (partikel AlTi3).

Gambar . Mekanisme nuklei

Pada logam cair terdapat inokulasi yang mengandung sejumlah besar partikel
padat sehingga atom-atomnya dapat dengan mudah diatur dalam bentuk kristal
pada kondisi supercooled dan atom-atom di dalam logam cair tidak diperlukan
lagi untuk membentuk inti pada kondisi nukleasi heterogen.

4
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

Dengan pembekuan yang merata akan mengurangi terjadinya failure dan


porositas, serta menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil/halus dan rapat di
setiap bagian weld metal. Dengan mekanisme grain refining ini diharapkan
akan menghasilkan hasil lasan yang lebih baik dibanding tanpa grain refiner.

7. Equiaxed grains can often be found in the crater of a weld that exhibits an
essentially purely columnar grain structure as shown in Figure 2. Explain
why.

Pada akhir pengelasan akan menghasilkan kumpulan logam cair yang lebih
banyak pada daerah akhir pengelasan dibanding pada jalur lasan yang disebut
kawah las karena las busur dan feeding dari kawat. Sesaat setelah pengelasan s
dilakukan, gradien temperatur weld metal pada kawah las menurun dan kristal
tumbuh memanjang berlawanan dengan arah perpindahan panas yang disebut
dengan dendrit. Setiap kristal dendrit mengandung banyak lengan-lengan
dendrit (primary dendrite). Jika Fraksi volum padatan (dendrite) meningkat
dengan meningkatnya panjang dendrit dan jika struktur yang terbentuk berfasa
tunggal, maka lengan-lenagn dendrit sekunder dan tertier akan timbul dari
lengan dendrit primer. Daerah yang terbentuk antara ujung dendrit dan titik
dimana sisa cairan terakhir akan membeku disebut sebagai mushy zone atau
pasty zone.

8. Gutierrez and Lippold (23) made a preweld in aluminium alloy 2195 and
then a test weld perpendicular to it, as shown in Figure 3.

(a) Do you expect to see a non-dendritic equiaxed zone near the fusion
boundary of the test weld in the overlap region and why or why not?
Ya, karena adanya kondisi aliran panas dan fluida pada liquid boundary layer
yang sempit, sehingga menyebabkan terjadinya peleburan partikel-partikel
presipitat Al3Zr dan presipitat Al3(Li,Zr) yang tidak sempurna dan tidak tersapu
ke daerah yang lebih panas pada kolam lasan. Selain itu, juga ditunjang oleh

5
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

keterbatasan percampuran mekanik di dalam UMZ (Un Melted Zone),


temperatur puncak yang lebih rendah dialami pada daerah luar dekat kolam
lasan, dan kecepatan pemanasan serta pendinginan yang tinggi yang
berhubungan dengan proses lasan. Kebanyakan partikel-partikel presipitat
Al3Zr dan presipitat Al3(Li,Zr) tetap di dalam stagnant boundary layer (yang
didefinisikan dengan UMZ) dan memfasilitasi proses nukleasi dari butiran
equiaxed nondendritic berukuran kecil. Pada bagian luar UMZ, partikel-
partikel tersapu masuk ke dalam fusion zone. Pada fusion zone memang
partikel-partikel presipitat Al3Zr dan presipitat Al3(Li,Zr) melebur secara cepat
dan sempurna, namun sebagai bukti terdapat lengkungan pita butiran equiaxed
di dalam banyak sampel paduan Al-Li, bahkan beberapa partikel bertahan dan
membentuk pita butiran nondendritic equiaxed di dekat fusion boundary.

(b) Same as (a) but with the work piece and the preweld solution heat
treated before making the test weld.
Ya, karena proses solution heat treatment (SHT) yang dilakukan pada work
piece akan menyebabkan beberapa perubahan metalurgi dalam struktur mikro
preweld seperti :

1) Peleburan solid state dari konstituen interdendritic eutectic,

2) Pertumbuhan butiran dan atau pergerakan batas butir,

3) Terjadi presipitasi/proses pengendapan pada temperatur tinggi, seperti


partikel yang kaya akan Zr

Akibat perubahan dari proses SHT, proses presipitasi dari partikel yang kaya
akan Zr akan paling mungkin mempengaruhi pembentukan equiaxed zone.
Walaupun ada juga pengaruh dari faktor lainnya seperti perubahan komposisi
di dalam preweld karena penguapan unsur-unsur dan pengambilan unsur-unsur
kontaminan tidak jelas, maka kemampuan untuk memproduksi nondendritic
equiaxed zone pada sampel yang dilakukan solution heat treatment
mengindikaiskan bahwa faktor lainnya adalah minor.

9. Part of a pure Ni ingot with large columnar grains is welded perpendicular


to the grains, as shown in Figure 4. Sketch the grain structure in the weld.

6
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

a. Struktur butir Pure Nickel ingot dengan butir columnar besar yang di las
dengan arah tegak lurus ke butir dengan bentuk elliptical weld pool yaitu:

Ketika weld pool yang didapatkan berbentuk elliptical (bulat) maka welding
speed yang dikenakan rendah

b. Struktur butir Pure Nickel ingot dengan butir columnar besar yang di las
dengan arah tegak lurus ke butir dengan bentuk teardrop weld pool yaitu:

Ketika weld pool yang didapatkan berbentuk teardrop maka welding speed
yang dikenakan tinggi.

10. A pulsed arc weld is shown in Figure 5. Sketch the grain structure in the
area produced by the last pulse

Metode pulse arc menyebabkan penghalusan butir (equiaxed) dan


terbentuknya nukleasi permukaan yang heterogen.

11. It has been suggested that the secondary dendrite arm spacing d along the
weld centerline can be related quantitatively to the heat input per unit
length of weld, Q/V. Based on the data of the dendrite arm spacing d as a
function of cooling rate e, similar to those shown in Figure 6.17a, it can be
shown that d = a-1/b, where a and b are constant with b being in the range
of 2-3.
(a) Express the dendrite arm spacing in terms of Q/V for bead-on-plate
welds in thick-section aluminium alloys.

7
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

Dapat dinyatakan dengan persamaan :

d = secunder dendrite arm spacing,

tf = waktu solidifikasi setempat,

= laju pendinginan, dan

a dan b=konstanta proporsional.

(b) How do the preheat temperature and thermal conductivity affect the
dendrite arm spacing?

Dari persamaan diatas , tingkat pendinginan berkurang dengan meningkatnya


Q/V, dan gradien suhu menurun dengan meningkatnya Q. Laju pendinginan
berkurang secara signifikan dengan pemanasan. Semakin lambat laju
pendinginan selama solidifikasi, semakin lama waktu yang tersedia untuk
peng-kasaran butir dan semakin besar dendrit arm spacing.

(c) Do you expect the relationship obtained to be very accurate?


Ya, hubungan dari adanya preheating terhadap dendrit arm spacing cukup
akurat. Hal itu dibuktikan dengan adanya penurunan cooling rate yang telah
dibuktikan perhitungannya seperti dijabarkan pada jawaban soal no.5 diatas.

12. The size of the mushy zone is often an interesting piece of information for
studying weld metal solidification. Let d = a-1/b, where d is the dendrite
arm spacing and e the cooling rate. Consider how measurements of the
dendrite arm spacing across the weld metal can help determine the size of
the mushy zone. Express the width of the mushy zone in the welding
direction x, as shown in Figure 6, in terms of the dendrite arm spacing d,
the welding speed V, and the freezing temperature range T = (TL- TE)

8
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

Berdasarkan penelitian Kou and Le (27) pada Figure 7.20 bahwa peningkatan
heat input dan welding speed (V) sebanding dengan gradient temperature (G)
pada akhir pengurangan weld pool. Dan peningkatan welding speed (V)
menyebabkan laju solidifikasi (R) juga meningkat. Sedangkan hubungan antara
dendrite arm spacing (d), cooling rate (), gradient temperature (G), laju
solidifikasi (R) dapat ditentukan dengan persamaan :

Lebar mushy zone pada temperature liquidus dapat ditentukan dengan


persamaan :

13. It has been observed that the greater the heat input per unit length of weld
(Q/V), the longer it takes to homogenize the micro-segregation in the weld
metal of aluminium alloys for imporving its mechanical properties. Let
d = a-1/b, where d is the dendrite arm spacing and e the cooling rate.
Express the time required for homogenization (t) in terms of Q/V.
= /= /=/
Dari persamaa diatas dengan heat input (Q)yang sama,Cooling Rate meningkat
dengan meningkatnya welding speed. Sehingga semakin cepat welding speed
maka cooling ratenya juga semakin tinggi. Berdasarkan persamaan d = a-1/b
Menunjukkan bahwa dendrite arm spacing merupakan fungsi dari cooling rate
atau solidification time

9
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

14. An Al-1%Cu alloy is welded autogenously by GTAW, and an Al-5% Cu


alloy is welded under identical condition. Which alloy is expected to
develop more constitutional super-cooling and why? Which alloy is likely
to have more equiaxed dendrites in the weld metal and why?
Pendapat saya adalah paduan Al-5%Cu. Hal itu dikarenakan jika dilihat dari
bentuk struktur butir tergantung dari dua faktor : komposisi kimia (konsentrasi
unsur paduan) dan laju solidifikasi. Dari dibawah terlihat semakin tinggi
konsentrasi paduan maka dendrit akan semakin besar (struktur akan lebih
terlihat). Dengan meningkatnya ukuran dendrit maka constitutional
supercooling juga meningkat.

Dengan meningkatnya constitutional supercooling, solidifikasi mengubah


bentuk planar menjadi celluler dan kemudian menjadi dendrit. Ketika
supercooling meningkat kemudian nukleasi heterogen berkembang menjadi
bentuk equiaxed grain. Ketika supercooling meningkat maka ukuran dendrit
juga meningkat. Ketika input panas dan kecepatan pengelasan meningkat
equiaxed grain juga meningkat dan halus.

15. An Al-5% Cu alloy is welded autogenously by GTAW and by EBW under


the same welding speed but different heat inputs (much less in the case of
EBW). Which weld is expected to experience more constitutional
supercooling and wht? Which weld is likely to have more equiaxed
dendrites and why?

10
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

Menurut saya adalah pengelasan dengan menggunakan EBW. Karena dengan


pengelasan EBW (high energy density dan low heat input sehingga laju
pendinginan cepat) akan menghasilkan equiaxed dendrite yang lebih halus dan
ukuran yang lebih kecil. Untuk GTAW (low energy density dan high heat input
sehingga laju pendinginan lambat) akan menghasilkan equiaxed dendrite
dengan ukuran yang lebih besar (kasar).

Dengan persamaan colling rate :

Dari persamaan diatas, cooling rate akan meningkat dengan meningkatnya


kecepatan pengelasan V. Oleh karena intu, semakin tinggi kecepatan
pengelasan semakin tinggi pula cooling rate dan cell akan menjadi lebih halus.
Sedangkan pada kecepatan pengelasan dan cooling rate yang rendah, cell akan
menjadi lebih kasar.

16. In autogenous GTAW of aluminium alloys, how do you expect the amount
of equiaxed grains in the weld metal to be affected by preheating and why?
Preheating pada pengelasan paduan Aluminium melalui autogeneous GTAW
akan menghasilkan equiaxed grain yang lebih banyak pada hasil las. Hal ini
disebabkan karena dengan adanya preheating akan menurunkan gradien
temperatur (G) sekaligus rasio G/R sehingga memperbesar constitutional
supercooling dan menyebabkan inti (nukleasi) equiaxed grain lebih mudah
terbentuk secara heterogen.

17. In autogenous GTAW of aluminium alloys, how do you expect the dendrite
arm spacing of the weld metal to be affected by preheating and why?
Preheating dapat memperbesar ukuran dendrite arm spacing pada alumunium
hasil lasan karena dengan adanya preheating akan meningkatkan heat input per

11
Tugas-5-Ramzul Irham Riza

length sehingga laju pendinginan (cooling rate) yang dibutuhkan berkurang


dan waktu pembekuan berlangsung lebih lambat. Makin lambat proses
pembekuan, makin besar ukuran dendrite arm spacing yang dihasilkan.

18. Figure 7 is a micrograph near the fusion line of an autogenous gas-


tungsten arc weld in a Fe-49%Ni alloy sheet (19). Explain the solidification
microstructure, which is to the right of the fusion line (dark vertical line).

Pada batas fusi gradien temperatur (G) masih sangat tinggi dan tidak terjadi
pertumbuhan butir (R=0) sehingga yang terbentuk adalah struktur planar.
Semakin menjauh dari batas fusi, yaitu di daerah logam las yang setengah
meleleh, gradien temperatur semakin menurun dan constitutional supercooling
meningkat sehingga menyebabkan partikel inti berdifusi membentuk inti sel
baru dan tumbuh secara cellular yang arahnya mengikuti arah butir kristal
logam induk akibat pertumbuhan epitaksi dari autogeneous welding dan ada
juga yang tumbuh membentuksudut tertentu dengan butiran logam induk akibat
competitive growth dimana butir-butir cenderung tumbuh ke arah tegak lurus
dengan pool boundary.

12

You might also like