Professional Documents
Culture Documents
E-GOVERNMENT
Magister Akuntansi
Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
2012
1. PENDAHULUAN
Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) menjadi pendorong bagi
pemerintah tingkat pusat hingga daerah di Indonesia berusaha meningkatkan kualitas dan
kinerjanya. E-government diyakini menjadi salah satu cara mewujudkan good governance.
Seiring perkembangan e-government di Indonesia, beberapa kabupaten/kota di Indonesia
menjadi rujukan pengembangan e-government bagi daerah lain, menyusul manfaat nyata dari
penerapan e-government (Faizah dan Sensuse, 2009).
Teknologi berperan sebagai alat yang diyakini dapat meningkatkan efiensiensi dan
efektifitas pelayanan. Permasalahan dalam efektifitas e-government akan menyentuh hal hal
yang berkaitan dengan masalah organisasi dengan tidak meninggalkan masalah berbau
teknologi. Budaya organisasi merupakan masalah organisasi yang terkait dengan masalah
kesiapan penerapan e-government (Wijaya, 2007).
2. BUDAYA ORGANISASI
Definisi budaya organisasi menurut Cameron dan Quinn (Handayaningsih dan
Surendro, 2010) budaya organisasi adalah adanya suatu perekat sosial yang ada dalam
organisasi, mengandung nilai, kebiasaan, kepercayaan yang mencirikan karakteristik
organisasi dan seluruh anggota organisasi.
Framework sebagai model yang dapat digunakan untuk memahami budaya organisasi.
Strategi secara sistematik untuk melakukan perubahan pada budaya organisasi. Dimensi yang
menjadi indikator dalam framework adalah (Wijaya, 2007) :
Dimensi yang menjadi indikator dalam framework ini adalah (Handayaningsih dan Surendro,
2010):
1. Dimensi Pertama
Dimensi pertama meliputi hal-hal yang terkait dengan faktor internal yaitu seperti
fleksibilitas, kebijakan dan dinamisasi meliputi hal-hal stabilisasi, masukan dan kontrol.
Beberapa organisasi melihatnya dari bagaimana organisasi dapat melakukan perubahan,
beradaptasi dan alami. Selain itu dapat juga dipandang efektiv jika suatu organisasi
mampu bekerjasama, terprediksi dan cara kerjanya termekanisasi.
2. Dimensi Kedua
Dimensi kedua orientasi pada faktor internal yaitu integrasi dan faktor eksternal yaitu
ditekankan pada faktor-faktor pembeda dan persaingan. Beberapa organisasi melihat
keefektivan dari karakteristik internal organisasi yang harmonis.
Kedua dimensi ini dibagi dalam empat kuadran yang menggambarkan indikator
efektif suatu organisasi. Gambar 1 mengilustrasikan hubungan antara satu dimensi dengan
dimensi yang lain. Indikator keefektifan menggambarkan nilai yang dianut dan menyangkut
performansi (Handayaningsih dan Surendro, 2010).
Budaya klan
Organisasi dengan budaya klan adalah organisasi yang memiliki karakteristik
memusatkan pada kondisi internal, integrasi, fleksibilitas dan kebebasan dalam memilih.
Kondisi ini mirip sebuah keluarga besar. Beberapa indikator yang dapat ditemukan dalam
organisasi tersebut antara lain pemimpin yang bertindak sebagai mentor; terdapat tradisi dan
kesetiaan yang kuat; manajemen SDM merupakan dasar pengembangan kerjasama,
konsensus dan partisipasi;kriteria keberhasilan lebih menitikberatkan pada pengembangan
SDM, kerjasama, komitmen karyawan dan perhatian pada SDM. Organisasi dengan budaya
klan adalah organisasi yang memiliki karakteristik memusatkan pada kondisi internal,
integrasi, fleksibilitas dan kebebasan dalam memilih.
Budaya Hirarki
Organisasi dengan budaya hirarki cenderung bersifat memusatkan pada kondisi
internal, integrasi, stabilitas dan pengendalian. Beberapa indikator dalam organisasi ini antara
lain tempat kerja formal dan terstruktur; prosedur menjadi acuan utama dalam bekerja;
pimpinan merupakan kordinator dan pengatur yang baik dalam efisiensi kerja; perhatian
jangka panjang adalah pada kinerja yang efisien; kriteria keberhasilan adalah pada
penyampaian
hasil yang dapat diandalkan, penjadwalan yang baik dan biaya yang efisien.
Budaya Market
Organisasi dengan budaya market memiliki kecenderungan untuk memfokuskan pada
stabilitas, pengendalian, fokus pada kondisi eksternal serta diferensiasi. Indikator yang dapat
ditemukan dalam organisasi ini antara lain kepemimpinan yang agresif dan berorientasi pada
hasil; pola manajerial yang bersifat kompetitif dan berorientasi pada tujuan; perekat dalam
organisasi adalah keunggulan dalam pasar, pencapaian tujuan. Pada umunya organisasi ini
memiliki dorongan yang kuat dalam bersaing dan menang.
Budaya adhocracy
Organisasi dengan budaya adhocracy memiliki karakteristik berorientasi pada pihak
luar, diferensiasi, fleksibel dan kebebasan untuk memilih. Indikator yang ditemukan dalam
organisasi seperti ini adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai inovator dan pengabil
resiko;pengelolaan SDM. berdasarkan kemampuan individu dalam mengambil resiko, inovasi
dan keunikan; perekat organisasi adalah komitmen untuk berinovasi dan pengembangan;
strategi organisasi berorientasi pada sumberdaya baru dan menciptakan tantangan;kriteria
keberhasilan adalah pada produk atau layanan yang unik dan berbeda.
d. Karakter Organisasi
Karakter organisasi adalah ekspresi dalam berkomunikasi dan feedback yang timbal
balik, selain itu kemampuan untuk melakukan perubahan pada lingkungan organisasi.
Kekuatan karakter organisasi merupakan kekuatan karakter masing-masng individu.
3. E-GOVERNMENT
Secara umum definisi e-government dipahami sebagai penyampaian layanan
pemerintah secara otomatis. Menurut Wyld (2004) e-government merupakan suatu
pemrosesan secara elektronik yang digunakan oleh pemerintah untuk mengkomunikasikan,
menyebarkan atau mengumpulkan informasi, sebagai fasilitas transaksi dan perijinan untuk
suatu tujuan tertentu (Maria, 2005). E-government menurut definisi dari The World Bank
Group adalah:
b. Tingkat pematangan, meliputi: 1) pembuatan situs informasi layanan publik interaktif, dan
2) pembuatan hyperlink.
Menurut Mlki, Anttiroiko dan Savolainen (2004) manfaat yang dapat diperoleh dari
e-Government [1] , diantaranya:
Pelurusan operasi pemerintah untuk menjamin kecepatan respons terhadap kebutuhan
masyarakat. Pelayanan yang lebih baik dan cepat kepada masyarakat.
Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum.
Dengan adanya keterbukaan (transparansi) diharapkan hubungan antara berbagai
pihak menjadi lebih baik.
Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi
pemerintahan dapat dilakukan melalui email atau bahkan video conferencing.
Menghapus lapisan dalam manajemen pemerintahan.
Memungkinkan masyarakat, bisnis, level pemerintah lainnya dan karyawan untuk
secara mudah menemukan informasi dan mendapatkan.
Menyederhanakan proses bisnis dan mengurangi biaya melalui integritas dan
penghapusan sistem yang berlebihan.
Memungkinkan pencapaian elemen dari agenda manajemen pemerintahan.
1 Arah pemanfaatan teknologi informasi Berorientasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik
5. PENUTUP
E-government merupakan alat dari perubahan sistem dalam pemerintahan. Pada
intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan
hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Dimana didalamnya melibatkan
otomatisasi dan komputerisasi pada prosedur paper-based yang ada yang akan mendorong
cara baru dalam kepemimpinan, cara baru dalam mendsikusikan dan menetapkan strategi,
cara baru dalam transaksi bisnis, cara baru dalam mendengarkan warga dan komunitas, serta
cara baru dalam mengorganisasi dan menyampaikan informasi.