You are on page 1of 7

EVALUASI KEKUATAN DAN STRUKTUR MIKRO

SAMBUNGAN LAS TIG PADA PIPA ZIRCONIUM

B.Bandriyana1; Maradu Sibarani2

1
Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir-BATAN
2
Pusat Teknologi Bahan Bakar dan Daur Ulang (PTBDU)-BATAN
p2tbdu@batan.go.id

ABSTRACT

Welded joints of the zirconium pipe were widely used in the chemical industry or nuclear
facility because their high mechanical properties and high corrosion resistance of zirconium
material. To improve the mechanical properties of welded joint a method of TIG (Tungsten Inert
Gas) welding with a suitable welding parameters were necessary used. Evaluation of strength and
microstructure of the welded joint will be used to improve the quality, strength and process
technology. This paper described the evaluation of the hardness, strength and microstructure of the
TIG welded joint of Zircalloy- 2 pipe. The welding was done for two kinds of samples using the
welding machine of the M80-3 model of the TIG (Tungsten Inert Gas) type, with the welding
current of 30 and 35 Ampere/ second respectively. The hardness test was done by using the Vickers
hardness scale. Testing of welded joint strength was carried out using the hydrostatic test by
measured the change of pipe diameters and observed the pipe brake according to the internal
pressure of 100, 200, 400 and 425 bars given into the pipe, and the microstructure test was
observed by using the optical microscope. The hardness test showed that the maximum hardness
number of 203 VHN was occurred at the heat affected zone (HAZ) area obtained. The result of
hydrostatic test showed that there was not a change on the dimensions in the welded area up to
internal pressure test of 400 bars.

Keywords: TIG welding, welded joint, zirconium pipe, strength, microstructure

ABSTRAK

Sambungan las pada pipa zirkonium banyak digunakan pada pipa dalam indutri kimia
maupun fasilitas nuklir mengingat sifat mekanik dan ketahanan korosi yang tinggi dari bahan
zirkonium. Untuk meningkatkan kekuatan dari sambungan pipa diperlukan teknik pengelasan
dengan las TIG dengan pemilihan parameter yang tepat. Evaluasi kekuatan dan struktur mikro
pada sambungan las akan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas, kekuatan dan teknologi
proses penyambungan pipa. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi untuk kekerasan, kekuatan
dan struktur mikro sambungan las TIG untuk pipa dengan bahan Zirkaloi-2. Pengelasan dilakukan
dengan arus 30 dan 35 Ampere/ detik menggunakan mesin las model M80-3 jenis TIG (Tungsten
Inert Gas). Uji kekerasan dilakukan dengan skala kekerasan Vickers, pengujian kekuatan dengan
uji tekanan hidrostatik untuk tekanan internal 100, 200, 400 dan 425 bar, dan uji pengamatan
struktur mikro dengan mikroskop optik. Hasil pengujian menunjukkan kekerasan yang paling
tinggi adalah di daerah HAZ (Heat Affected Zone), dengan kekerasan 203 VHN. Hasil pengujian
hidrostatik untuk beban tekanan sampai dengan 400 bar tidak terjadi perubahan dimensi pada
daerah las.

Kata kunci : lass TIG, sambungan las, pipa zirkonium, kekuatan, struktur mikro

Evaluasi Kekuatan dan... (B.Bandriyana; Maradu Sibarani) 1


PENDAHULUAN

Zirkonium banyak digunakan untuk bahan pipa dalam indutri kimia maupun fasilitas nuklir
dengan proses penyambungan menggunakan pengelasan TIG (Tungten Inert Gas). Pengelasan
dengan las TIG menghasilkan las dengan kualitas tinggi dan dapat digunakan untuk berbagai
macam logam dan paduannya. Pemilihan teknik dan metode serta parameter pengelasan akan
menentukan kekuatan sambungan las serta perubahan kekuatan bahan akibat proses pengelasan.
Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang optimal dalam pengelasan, perlu dilakukan penelitian
dan pengujian tentang struktur mikro dan kekuatan sambungan las.

Salah satu paduan zirkonium dikenal dengan nama zirkaloi-2 merupakan paduan zirkonium
dengan unsur pemadu Be, Al, Cr, Cu, Fe, Mo, Ni untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan
ketahanan korosi suhu tinggi (Schmuck, 1992). Zirkaloi-2 merupakan paduan dari unsur zirkonium
yang memiliki sifat mekanik yang lebih baik dibanding baja dengan kekuatan tarik sebesar 550
Mpa (Dieter, 1986). Berdasarkan sifat- mekanis tersebut paduan zirkaloi-2 dipilih untuk
pembuatan komponen pipa dalam industri kimia dan fasilitas nuklir dengan teknik pengelasan
menggunakan pengelasan TIG.

Pengelasan TIG merupakan proses pengelasan dimana busur listrik tercipta antara
elektrode tungsten yang tak terumpan dan benda kerja. Kualitas sambungan las biasanya dikaitkan
dengan kekuatan, ketangguhan atau sifat mekanis lainnya. Dalam proses pengelasan terjadi siklus
termal yang merupakan proses pemanasan dan pendinginan di daerah las. Siklus termal dalam
proses pengelasan ini dapat menimbulkan perubahan metalurgi yang rumit, deformasi dan tegangan
termal ataupun cacat pada logam las. Perubahan yang penting adalah perubahan struktur mikro
yang akan menentukan sifat mekanis sambungan las. Secara umum terdapat 3 daerah sambungan
las, yaitu: daerah pengelasan (fusion zone), daerah terpengaruh panas (heat affected zone, HAZ),
dan daerah tak terpengaruh panas (unaffected zone). Dalam pengelasan TIG besar arus dan waktu
pengelasan merupakan faktor penting yang mempengaruhi struktur mikro yang terbentuk serta
kekuatan mekanik dari sambungan las yang dihasilkan.

Dalam makalah ini dibahas tentang pengujian kekuatan hasil pengelasan TIG pada
sambungan pipa dari bahan zirkaloi-2 dengan menguji kualitas dan kekuatan las serta struktur
mikro yang terjadi.

METODE

Secara garis besar penelitian dilakukan dengan membuat sample bentuk pipa dan tutup
yang kemudian di las secara melingkar. Selanjutnya hasil pengelasan dievalusi dengan melakukan
uji kekerasan, uji tekanan dan uji struktur mikro.

Pembuatan sampel

Tutup dibuat dari batang zirkaloi-2 dengan menggunakan mesin bubut presisi. Pipa yang
akan dilas dibuat merata dengan mesin bubut, kemudian dihaluskan dan dilakukan pengecekan
dimensi. Untuk pengelasan ini dilakukan dengan jenis groove tirus tunggal. Untuk menghilangkan
kotoran dan lemak-lemak yang timbul saat pengerjaan penyiapan sampel dilakukan proses pikling,
rinsing dan drying.

2 INASEA, Vol. 11 No.1, April 2010: 1-7


Proses pengelasan

Pengelasan dilakukan dengan las TIG arc Machines model M80-3 dengan kondisi
pengelasan pada tekanan 1300 mbar, putaran kelongsong 7,5 putaran/ menit (Arc Machines, 1984).
Untuk pengujian ini dilakukan pengelasan dengan dua macam parameter arus listrik yaitu 30/1 dan
35/1 Ampere/ detik. Setelah proses pengelasan dilakukan pemeriksaan dengan visual, dengan dye
penetran dan radiografi untuk mendapatkan sampel pengelasan dengan cacat yang kecil dan
memenuhi persyaratan pengelasan (Wiryosumarto, 1988). Garis besar sampel pengelasan dengan
posisi elektroda ditunjukkan dalam Gambar 1.


Tutup

t a = grove & bevel angle = 20o


a = root face = 1/3 t = 0,138 mm
t = tebal pipa = 0,46 mm
Pipa
b = root opening = 0,1 mm

Gambar 1. Model tutup dan pipa dari sampel pengelasan

Pengujian metalografi

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan struktur mikro yang terbentuk
selama proses solidifikasi dari keadaan cair waktu proses pengelasan. Pengujian dilakukan dengan
peralatan mikroskop optik berdasarkan standar pengujian ASTM. Sebelum dilakukan pengujian
dengan mikroskop optik sampel dipreparasi dengan urutan: pemotongan sampel, mounting,
penggerindaan, pemolesan, pengetsaan. Pengamatan dilakukan dengan pembesaran 50, 100 dan
200 kali, dilakukan pada daerah pengujian seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Daerah pengujian tutup dan pipa kelongsong untuk pengelasan

Evaluasi Kekuatan dan... (B.Bandriyana; Maradu Sibarani) 3


Uji kekerasan

Uji kekerasan dilakukan dengan mengikuti prosedur ASTM E 82 yang merupakan metode
uji baku untuk kekerasan Vickers dari bahan-bahan logam. Uji kekerasan makro menggunakan
indentor intan bentuk piramida dengan sudut puncak 136o dan menggunakan perumusan untuk
kekerasan sebagai berikut (ASTM International, 1993):
VHN = [2 P sin (/2)]/ d2 = 1,854 P/ d2 (2)
dimana :
VHN = angka kekerasan Vickers
d = diagonal rata-rata, mm
P = beban yang diberikan, Kg
= sudut puncak= 1360
Uji kekerasan dilakukan dengan menggunakan beban berkisar 1 1000 gram dan kedalaman
penetrasi dibawah 1 mm.

Uji tekanan (hydrostatic test)

Pengujian dilakukan di Laboratorium Uji Konstruksi (LUK-BPPT) dengan mengikuti


standar pengujian kekuatan pipa. Besarnya tekanan dalam pengujian dihitung dengan rumus
Barlow sebagai berikut:
P = 2 t/ D0 (1)
dimana :
= tegangan ijin pipa oleh tekanan hidrostatik internal ( N/mm2),
t = tebal pipa mm),
D0 = diameter luar pipa (mm).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian struktur mikro dengan mikroskop optik diperoleh gambar struktur
mikro untuk fusion, HAZ dan base metal zone seperti ditunjukkan dalam Gambar 3, dan 4.
Pengamatan untuk daerah lasan pada Gambar 3 menunjukkan gambar struktur mikro berbentuk
jarum halus yang berkelompok dan dalam butir . Struktur mikro tersebut dikenal dengan nama
widmanstatten. Ini terjadi karena pada proses pemanasan sampai 1000oC terbentuk larutan padat
yang homogen pada fase , struktur kristalnya berubah dari bentuk heksagonal menjadi kubus.
Proses pendinginan cepat akan mengakibatkan transformasi fase ke fase . Pada pengelasan ini
kecepatan pendinginan dilakukan dengan gas helium, atom-atom tidak sempat untuk menyusun
atom dengan struktur sehingga masih ada kemungkinan bentuk kristal yang terjebak. Kenaikan
suhu mengakibatkan naiknya energi yang mempercepat difusi atom melalui batas butir, dari butir
besar menuju butir kecil dan lama kelamaan butir kecil akan termakan oleh butir besar. Pada daerah
lasan ini terjadi pertumbuhan butir lebih besar dibandingkan daerah logam dasar sedangkan daerah
HAZ terjadi butir lebih halus dan homogen. Kondisi ini membuktikan bahwa pada daerah las
kekerasannya akan lebih rendah dibandingkan pada daerah logam dasar .

Dari hasil pengamatan struktur mikro untuk sampel dengan arus pengelasan yang berbeda,
diperoleh bahwa semakin besar arus listrik dalam pengelasan akan menghasilkan butir yang
semakin besar pada daerah las dan daerah yang mengalami perubahan struktur mikro juga semakin
luas yang akan berpengaruh pada kekuatan yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena energi yang
bekerja pada sampel semakin besar yang mengakibatkan pertambahan daerah pengaruh panas.

4 INASEA, Vol. 11 No.1, April 2010: 1-7


Gambar 3: Struktur mikro pada fusion zone dengan perbesaran 800 x

Gambar 4: Struktur mikro pada daerah base metal dan HAZ , perbesaran 200 X

Hasil uji kekerasan

Pengujian kekerasan makro dengan metoda pengujian Vickers dilakukan untuk sampel-1
dan sampel -2 dengan parameter arus 35/1 dan 30/1 Ampere /detik. Hasil pengujian kekerasan
makro dan hasil rata-rata yang menunjukkan besarnya angka kekerasan dalam skala Vickers
(HVN) ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Hasil pengujian kekerasan makro

Lokasi Pengukuran Angka kekerasan rata-rata Vickers (HVN)


Sampel-1 Sampel-2
Logam dasar kelongsong 189 179
Daerah HAZ 204 193
Daerah lasan 191 171
Daerah HAZ 201 193
Logam dasar tutup 178 171

Evaluasi Kekuatan dan... (B.Bandriyana; Maradu Sibarani) 5


Dari hasil pengujian kekerasan diperoleh distribusi kekerasan dari yang paling tinggi ke
yang lebih rendah adalah: daerah HAZ antara logam dasar dan daerah las (fusion zone), dan logam
dasar. Hal ini diperkirakan oleh terjebaknya fasa akibat proses pendinginan yang cepat sehingga
membentuk presipitat (Zr Fe,Cr)2 dan terjadinya tegangan sisa pada daerah HAZ tersebut. Pada
daerah pengelasan (fusion zone) presipitat juga terjadi tetapi hanya pada batas butir dan tidak
menyebar sehingga menyebabkan kekerasan yang tidak homogen .

Dari hasil pengujian kekerasan dalam Tabel 1 diketahui bahwa besarnya arus pengelasan
berpengaruh terhadap kekerasan dan kekuatan sambungan las yang dihasilkan. Untuk pengelasan
sampel-1 dengan arus pengelasan 35 Ampere/detik menghasilkan kekerasan yang lebih besar
dibandingkan dengan kekerasan dari pengelasan pada sampel-2 dengan arus pengelasan 30
Ampere/detik. Perbedaan kekerasan ini disebabkan oleh perbedaan struktur mikro yang terbentuk
setelah pengelasan dimana semakin besar arus listrik dalam pengelasan akan menghasilkan butir
yang semakin besar pada daerah las. Hal ini disebabkan karena energi yang bekerja pada sampel
semakin besar yang mengakibatkan pertambahan daerah pengaruh panas.

Hasil pengujian kekerasan struktur mikro dengan beban 100 gram, waktu 15 detik,
temperatur uji 30oC menunjukkan bahwa ukuran butir pada fusion zone lebih besar dari ukuran
butir dari daerah HAZ sehingga kekerasannya lebih rendah. Dari hasil ini dapat diperoleh bahwa
pada daerah HAZ akan lebih keras dan lebih kuat, tetapi akan cenderung lebih getas karena adanya
tegangan sisa dan struktur mikro tidak homogen. Untuk menurunkan kegetasan pada daerah HAZ
tersebut dapat dilakukan dengan proses pemanasan kembali yang biasanya dilakukan dalam proses
PWHT (post welding heat treatment)

Hasil uji hidrostatik

Uji kekuatan las pipa yang dilakukan dengan uji hidrostatis menghasilkan perubahan
dimensi benda uji setelah diberi tekanan pada 100, 200, 400 dan 425 bar. Pengukuran dimensi
dilakukan pada tekanan 0 bar dengan hasil seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Hasil pengujian kekuatan pipa dengan hydrostatic test

Benda Uji Diameter luar Diameter luar,(mm) setelah diberi tekanan:


awal, mm 100 bar 200 bar 400 bar 425 bar
Sampel-1 13,23 13,26 13,24 13,26 18,79
13,25 13,23 13,22 18,75
13,19 13,22 13,27 18,74
13,24 13,19 13,22 18,76
Sampel-2 13,23 13,27 13,23 13,26 18,76
13,26 13,23 13,22 18,74
13,19 13,19 13,27 18,75
13,23 13,18 13,22 18,79

Dari pengujian diperoleh hasil untuk tekanan sampai dengan 400 bar pada sampel-1 dan
2 tidak terjadi perubahan dimensi pipa, yang menunjukkan kualitas sambungan las pipa cukup
baik. Untuk penekanan sampai tekanan 425 MPa terjadi penggelembungan didekat
pengelasan dan pada bagian tengah pipa. Dari pengujian dengan menahan tekanan selama
10 menit diperoleh hasil tekanan yang konstan yang menunjukkan bahwa sambungan pipa
tidak mengalami kebocoran untuk kedua buah sampel.

6 INASEA, Vol. 11 No.1, April 2010: 1-7


SIMPULAN

Hasil pengujian menunjukkan sambungan pipa zirconium mempunyai kemampuan


menahan beban tekanan sampai dengan 400 bar dan tidak terjadi perubahan dimensi pada daerah
las. Kekerasan yang paling tinggi adalah daerah HAZ antara logam dasar dan daerah las (fusion
zone) dengan kekerasan 203 skala Vickers. Pada daerah lasan terjadi pertumbuhan butir lebih besar
dibandingkan pada daerah logam dasar sedangkan daerah HAZ terjadi butir lebih halus dan
homogen. Hasil ini menunjukkan pengelasan TIG untuk pipa zirkonium dapat digunakan dengan
baik untuk penyambungan pipa dan komponen lain untuk fasilitas industri kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Arc Machines Inc. (1984) Arc Machines, INC Model M-80-3, Germany.

ASTM International (1993) Annual Book of ASTM Standards, Vol 03.01, Metal-Mechanical
Testing Elevated and Low Temperature Tests, Metallographic, Philadelphia: ASTM.

Dieter, G. E. (1986) Mechanical Metallurgy, 3rd Edition. New York: McGraw-Hill Book
Company.

Wiryosumarto, H. (1988) Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta: Pradnya Paramita

Schmuck, J. (1992) The Properties of Zirconium and its Alloys for Chemical Engineering
Application, CEZUS, Centre de Recherches, Ugine, France

Evaluasi Kekuatan dan... (B.Bandriyana; Maradu Sibarani) 7

You might also like