You are on page 1of 9
GENESA DAN KELIMPAHAN MINERAL LOGAM EMAS, DAN ASOSIASINYA BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI, DAN ATOMIC ABSORBTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS), DI DAERAH SANGON, KABUPATEN. KULONPROGO, PROPINS! DIY Dwi Indah Purnamawati, Stiwinder Renata Tapilatu ‘Jurusan Teknik Geologi, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Email: wiwiek-akprind@yahoo.co id reynz_gemc99@yahoo.co.id ABSTRACT ‘The purpose of this paper is to investigate how the formation of metallic minerals and the ‘sbundance of gold (Au) and their associations, petrographic analysis and analysis of the Atomic Absorbtion spectrophotometry (AAS). Whiting method used is t0 combine fleld date, and results of laboratory analysis and secondary deta. etrogrephic analyzes conducted to determine the genesis/formation of minerals of gold ‘and associated metals. Based on the results of petrographic analysis, indicate that gold ‘mineralization and its association contained in Sangon area, Kulonprogo, Yogyakarta, resulting in propyitic-type alteration. And based on the enelysis of Atomic Absorbtion spectrophotometry (AAS), shows that the contoni/Au metallic mineral lovels contair/ lowest levels compared to othor ‘metal mineral associations. Au content of only 1.274 ppm or 0.0001274% ‘Key words: genesis, the abundance of gold (Au) and their associations, petrographic analysis and analysis of the Atomic Absorbtion spactrophotomotry (AAS). INTISARI “Tjuan dari peneltan ini adalah untuk mengetahui cara terbentuknya serta kelimpahan ‘mineral lngam emas (Au) dan asosiasinye, dal analisis petrograf dan analisis Atomic Absorbion ‘Spectrophotometry (AAS). ‘Metode peneltian yang dipakal adalah dengan cara penggabungan data lapangan, dan analisis laboratorium dan pengambilan data sekunder. ‘Analisis potrografdiakulan untuk mengetahui genesa/pembentukan mineral mineral logam emas dan asosiasinya. Berdasarkan dari hasil analisis petrografi, menunjukkan bahwa_ rmineralisasi emas dan asosiasinya yang terdapat gi Daerah Sangon, Kulonprogo, Daerah Istimowa Yogyakarta, menghasikanalterasi bertipe propltk. Sedangkan berdasarkan hasilanalsis Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS), menunjukkan bahwa kandunganvkadar mineral logam AU ‘memilid kandungan/kadar paling rendah dibandingkan dengan asosiasi mineral ogam lainnya Kadar Au hanya 1.274 ppm atau 0,0001274%. Kata Kunci: Genesa, kelimpahan mineral logam emas (Au) dan asosiasinya, petrografi, AAS. PENDAHULUAN Seperti kita ketahui, bahwa Indonesia terdapat 3 penunjaman lempeng tektonik (Lempeng Eurasia, Lempeng Hindia- Australia, dan Lempeng Pasifik). Karena suhu dan tekanan yang tinggi dari penunjaman tersebut, maka sebagian dari batuan tersebut mengalami pelelehan/partial ‘melting menjadi magma, yang kemudian keluar melalui bidang-bidang lemah berupa rekahah-rakahan (struktur geologi). Apabila magma tersebut keluar ke permukaan, akan menjadi gunungapi, jika tidak keluar ke Permukaan akan menjadi batuan beku intrusi, yang dalam keadaan tertentu akan menghasilkan — mineral-mineral __logam, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, dan Pb, yang biasanya hadir bersamaan’ dengan batuan beku intrusi itermediet-asam, Seiring dengan kemajuan teknologi ‘yang semakin pesat, dan kebutuhan manusia ‘akan teknologi yang semakin meningkat, maka kebutuhan industri (industri elektronik, Jumal Teknologi, Volume 5 Nomor 2, Desember 2012, 163-171 163, ‘otomotif, ll) akan mineral-mineral_logam sebagai’ bahan baku akan meningkat pula leh karena itu, penelii sangat tertarik untuk membahas genesa dan kelimpahan mineral logam emas (Au), dan asosiasinya (Ag, Cu, Zn, dan Pb) yang terdapat di Daerah ‘Sangon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY, yang. ditentukan dengan _analisis, etrografi dan analisis Atomic Absorbtion ‘Spectrophotometry (AAS). Dari hasil uraian di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana genesa__ mineral-mineral logam emas (Au) dan asosiasinya di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY? 2. Bagaimana Kelimpahan/kandungan dari mineral logam emas (Au) dan asosiasinya di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo,Propinsi DIY? Tujvan_dari_penelitian ini adalah untuk mengetahui cara terbentuknya serta kelimpahan mineral logam emas (Au) dan asosiasinya, dari analsis petrografi dan anaiisis Atomic ‘Absorbtion Spectrophotometry (AAS). Meiode penelitan yang dilakukan ‘adalah dengan cara pengambiian sampel di lapangan dan analisis laboratorium petografi dan analisis AAS, data sekunder, literatur buku, dan situs-stus intomet Genesalcara terbentuknya_mineral- mineral logam —secara__primerioleh pembekuan magma, dinamakan sebagai proses diferensiasi magma. Yang dimaksud dengan proses diferensiasi magma adalah proses pemisahan magma —_karena endinginan/penurunan suhuftemperatur dan membentuk satu atau lebih jenis batuan boku. Jenis-jenis batuan beku yang terbentuk, masing-masing diciikan oleh komposisi_mineral yang berbeda, sesuai dengan Komposisi magma dan temperatur pembekuannya. Karena proses differensiasi magma ini, komposisi mineral yang terjadi pada setiap jenis batuan beku yang {erbentuk, bisa terdii dari berbagai macam mineral Iogam maupun mineral. non logam. Komposisi asal dari larutan magma sorta kondisi-Kondisi tertentu yang mempengaruhi proses pendinginan magma, dapat menghasilkan jebakan endapan mineral yang bersifat ekonomis. Proses diferensiasi magma ada 3 yaity endapan — magmatis, _ endapan Pegmatits-pneumatolotis _(metasomatis kontak), dan endapan hidrotermal (Gambar 1). Gambar 1. Diagram diferensiasi magma (Sumber: Hartosuwamo, 2001) 4. Endapan magmatis Pada temperatur tinggi (lebih dari 600°C), stadium tkuid magmatis mulai membentuk mineral-nineral, balk mineral ogam maupun non logam yang terjadi untuk pertama kalinya. Mineral yang terbentuk icirkan oleh terjadinya pemisahan unsur- Uunsur kurang volati, berupa mineral-mineral Dengan penurunan temperatur yang rus, maka kecepatan _pembentukan ral berikutnya, dicrikan oleh unsur-unsur yang volati, dengan keadaan tekanan yang ‘membesar. ‘Asosiasi mineral yang terbentuk ssesvai dengan temperatur pendinginan pada saat itu (#600".000°C). Jebakan mineral isebut sebagai jebakan magmatis. Proses pembentukan endapan magmatis ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat basa-uitra basa. ‘Magma tersebut mengalami pendinginan dan membentuk mineral-mineral silat dan al bith, Bila tidak terjadi konsentrasi, mineral bij yang terbentuk akan tersebar merata (cisseminated) di dalam batuan. Karena ondisi dan keadaan tertentu, bisa terjadi proses pemisahan dan konsentrasi dari endapan mineral yang terbentuk Konsentrasi tersebut bisa disebabkan karena proses- proses diferensiasi kristalisasi, diferensiasi tavitasi, segregasi, maupun injeksi 1164 Pumamawati, Genesa dan Kelimpahan Mineral Logam Emas, dan Asosiasinya Berdasarkan ‘Analisis Petrografi, dan Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS), di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY Proses pemisahan dan konsentrasi mineral tersebut dapat terjadi baik awal pembentukan batuan beku yang disebut early magmatic process, atau pada periode ‘menjelang berakhimya proses pendinginan magma yang biasa disebut late magmatic process. roses yang dapat terjadi pada early ‘magmatic process adalah a. Bila tidak terjadi konsentrasi, maka mineral bijh yang terbentuk akan tersebar merata (dissemination). b. Apabila terjadi diferensiasi krstalisasi (biasa/ gravitasi), maka mineral-mineral yang terbentuk bisa terkonsentrasi (segregation) pada _tempat-tempat tertentu, c. Apabila terjadi _penerobosanvinjeksi (injection) ke tempat iain, maka mineral- mineral yang sudah terbentuk berpindah dan terkonsentrasi di tempat lain. Sedangkan pada late magmatic process, gelalanya "ering —diperlhatkan berupa pembentukan mineral-mineral kemudian yang memotong endapan early ‘magmatic process. Proses yang dapat terjadt ‘pada late magmatic process adalah: a. Sebagian magma yang belum membentuk mineral, berupa sisa dari pada magma yang telah mengkrstal pada early magmatic process, akan membentuk _ mineral-mineral‘secara terkonsentrasi karena proses diferensiasi Kcistalsasi gravitasi (residual liquid segregation). b. Magma yang tersisa setelah early ‘magmatic process bisa diinjeksikan ke tempat lain pada keadaan tekanan lebih rendah, membentuk — mineral-mineral berikutnya —secara__terkonsentrasi (residual liquid injection), ©. Terjadinya penerobosan (penetrasi) dan korosilarutan magma yang tersisa tethadap mineral-mineral yang telah terbentuk pada early magmatic process dan kemudian membentuk —mineral- mineral berikuinya secara terkonsentrasi (immiseible liquid separation and accumulation). d. Magma yang tersisa tethadap mineral- mineral yang telah terbentuk pada early ‘magmatic process tempat lain karena pengeruh injeksi_ dan terkonsentrasi bersama-sama mineral lain yang terbentuk kemudian (injection) 2. Endapan pegmatitis dan pneumatolitis. (mota-somatis kontak) Stadium/endapan pegmatiis- pneumatoltis adalah stadium yang terbentuk pada temperatur 4450-600°C, dan berupa larutan magma sisa. Pada stadium ini terjadi emisahan lagi dari unsur volatil dengan keadaan tekanan yang cukup besar. Larutan magma sisa ini sebagian menerobos batuan yang telah ada melalui rekahan dan membentuk jebakan pegmatiis. Setelah tomperaturmulai menurun (#450-550°C), akumulesi gas mulai_ membentuk mineral Pada penurunan temperatur selanjuinya sempai 4450°C, volume unsur volatinya makin menurun karena membentuk endapan mineral yang disebut jebakan pneumatoliis, dan tinggalah larutan sisa magma. a.Endapan pegmatiis Setelah proses pembekuan batuan beku magmatis, larutan sisa_magmanya disebut larutan _ pegmalitis-pneumatoliis (metasomatis kontak). Larutan sisa magma ini terdiri dari cairan dan gas. Yang berupa cairan dengan sedikit gas H,0, CO, Hs8Os, HCI, dan HF, akan berusaha mencari jalan keluar melalui rekahan yang ada, baik pada batuan induknya, maupun pada batuan samping sekitamya. Karena proses endinginan, _larutan tersebut_ akan membentuk endapan pegmatits. Endapan ini biasanya terjadi pada bagian atas suaty intrusi yang berupa batholit yang letaknya jauh dari permukaan bumi. Di dekat ermukaan pada batuan lelehan, endapan ini jarang sekali ditemukan. Asosiasi batuan dari endapan ini, umumnya adalah batuan granitis, tetapi kadang-kadang berasosiasi dengan batuan boku _ intermediet-basa. Apabila_larutan pegmatiis ini menerobos baluan sedimen atau sekis, biasanya bentuk endapannya akan sejajar dengan bidang Perlapisan atau bidang foliasi, atau kadang- kadang juga memotong. Bentuk endapan egmatitis ini, pada umumnya tidak teratur, terutama yang terjadi pada batuan induknya, Bentuk yang sering terjadi berupa tabular, pipa atau dendriti. Kadang-kadang juga berbentuk seperti tangga, —_apabila Pengendapannya melalui sistem kekar batuan. Sedangkan ukuran dari tubuh pegmaiitis sangat bervariasimuiai dari Ukuran yang kecll sampal ratusan meter. Tekstur yang diperiatkan endapan ini_mempunyai ciri berbutir kasar-sangat kasar yang saling tumbuhbersama (intergrowth). Ukuran uti tersebut Jumal Teknologi, Volume § Nomor 2, Desember 2012, 163-171 165 disebabkan karena proses pendinginan yang ‘cukup lambat, Kadang-kadang memperihatkan struktur comb, banded, atau crustifiet yang sering disertai proses replacement. b. Endapan pneumatoltis (metasomatis. kontak) Lanutan sisa_ magma (volati_dan cairan) disebut sebagai larutan pegmatiis- pneumatoltis. Yang berupa volatil (gas dan ap) akan membentuk —_endapan pneumatoltis Kontak (Schnelderhohn, 1932, dalam Sudradjat, 1982) atau disebut juga fendapan metasomatis Kontak (Bateman, 41950). Komponen utama yang terdni dari unsurunsur’ volati ini akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping di sekltar batuan beku. Unsur tersebut akan membentuk mineral baik kerena proses sublimasi gas atau vap yang dikandungnya, atau karena reaksi yang {erjadi antara unsur volailtersebut, dengan batuan yang dterobosnya Endapan mineral yang terbentuk disebut —endapan——_pneumatoliis kontakimetasomatis Kontak, yang bisa berupa endapan mineral logam atau non logam. Mineral logam yang ferbentuk pada roses ini dibagi menjadi 2 generasi yatu 41) Generasi I dengan keadaan tomperatur tinggi, antara lain berupa mineral-mineral magnet, hematit, spinel, wolframit, scheelit, kasitent, dan mart 2) Generasi I dengan keadaan temperatur rendah, antara lain berupa_mineral- mineral arsenopint, pint, prot, sfalert, kalkopirt, galena, Bentuk endapan yang terjadi karena proses ini, tergantung pada bentuk rekahan batuan yang diisinya, dan juga tergantung pada jenis batuannya. Jenis batuan yang diisi, tergantung pada _tekstur “dan komposisinya (reaktivitas/permeabilitasnya) yang erat hubungannya dengan bentuk fendapan yang akan terjadi. Batuan yang sangat reakiif (misalnya batugamping dan serpin gampingan) sering memperilhatkan bentuk endapan yang tidak teratur. Apabiia batuannya kurang reaktif, maka akan memperihatkan bentuk endapan yang sesual dengan rongga (rekahan) yang diisi. Proses: Pengisian ronggalrekahan tersebut sering dikuti oleh proses selanjuinya yaitu rekristalisasi, penggantian (replacement) atau ubahan (alterasi. Berdasarkan tempat terakumulasinya, endapan_pneumatoitis ontak/matasomatis kontak di bagi menjadi 2 yaitu 41) Endapan greisen adelah tarutan sisa magma yang terendapan i dalam rekahan pada batuan induknya 2) Endapan skarm adalah larutan isa magma yang terendapkan di dalam rekahan pada batuan samping/sekiar batuan intr. 3. Endapan hidrotemal ‘Stadumlendapan terakhir _terjach pada kondsitemperatur_yang_ mencapai #350-450°C, di mana keadaan larutan sisa ‘magmanya sangat encer dan disebut berada pada stadium hidrotermal. Pada stadium ii, fekenan gas akan menurun dengan copat dan setelah temperatur mencapal femperatur kritik air (¢ 372°C), mulailah _terbentuk jebokan hidrotermal. Proses pombentukon mineral ini akan berlangsung terus sampai mencapal tahap athir pombekuan ‘semua larutan sisa magma (+ 50°C-100°C)(Gambar 2, Gambar 2. Endapan dari proses differen: ‘magma (Sumber: Hartosuwarno, 2001) Endapan hidrotermal _disebabkan leh proses pengendapan larutan sisa magma yang temperatur-nya cukup rendah, yt di bawah temperatur krtk air (# 372°C), LLarutan ini antara lain mengandung oksida- oksida dan atau sulfda-sulfda pada logam ‘Au, Ag, Pb, Zn, Sb, Hg, dan Fe, Mineral 116 Pumamawati, Genesa dan Kelimpahan Mineral Logam Emas, dan Asosiasinya Berdasarkan Analisis Petrograti, dan Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS), di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY uarsa sangat lazim terdapat bersama-sama dengan endapan mineral lain. Mineral kuarsa ini Biasanya hadir dengan wama keruh ssampai bening, kompak, bentuk cukup baik- sempuma, kadangkadang merupakan seudomort dari mineral fluort den bari. Pengendapan mineral hidrotermal dapat ‘melalui larutan biasa atau koloid, Jka setelah engendapan koloid terjadi, perubahan ‘menjadi Kristal, disebut sebagal endapan ‘metakoloid Bentuk jebakan hidrotermal_sering wgkuti_bentukronggalrekshan yang disinya, kadang-kadang dikuti oleh proses yaitu subtitusi/ replacement. _Kiasifikasi bentuk endapan tergantung pada bentuk rongga/rekahan yang disinya. Bentuk urat benyak terjadi pada batuan beku inbusi cerupiif. Pada batugamping dan dolomit sering ‘memperinatkan bentuk subtitusi, sedangkan pada batupasir dan tufa, seting berupa bentuk impregnasi. Bentuk urat dan impregnasi dapat digolongkan pada proses cavity filing, sedangkan bentuk lain dapat digolongkan pada proses subtitus! (replacement) Pada jebakan yang __mengisi ronggalrekahan (cavity filing) bisa terjadi 2 proses yaitu pembentukan rongga/rekahan ddan pengisian larutan mineral. Kedua proses tersebut bisa terjadi bersama-sama atau dipisahkan oleh interval waktu Pada jebakan yang ditemukan, kadang-kadang memperthatkan —_bentuk pengisian (mineralsasi) yang berbeda arahnya, demikian juga benfuk struktur batuannya berbeda. Hal ini disebabkan arena pombentukan struktur_(deformasi) batuan dan proses pengisian lebih dari satu kali, torgantung dari proses. yang_terjadi Daerahnya perpotongan struktur demikian, merupakan daerah yang paling lemah dan mudah mengalami pengisian, —sehingga sering menunjukkan jebakan yang menarik Jebakan yang terjadi karena proses replacement sering memperinatkan_cir-ci sebagai berkut:sisa/relict mineral lama, sisa struktur lama, gejalalproses psoudomorfosi, bbentuk yang tidak teratur dan lain-lain, Secara umum, bentuk struktur dan tekstur yang. diperinatkan oleh jebakan hidrotermal antara lain: a). Struktur-struktur 1) Banded adalah struktur__yang menunjukan —urutan—_perlapisan mineral 2) Cockade adalah struktur yang ‘menunjukan struktur Pembungkusan/struktur structure, 3) Comb adalah struktur yang ‘menunjukan struktur sisifbatugigi 4) Collofomm adalah struktur yang menunjukan —struktur-membulat, seperti buah anggur. b). Struktur replacement 1) MarginalRing structure adalah bagian tepi mineral yang mengalami replacement. 2) Core/Ato!_ structure adalah _bagian tengah mineral yang mengalami kokariring replacement. 3) Selective adalah penggantian secara selekiiif 4) Relict adalah struktur sisa mineral asal 5) Diffuse penetration adalah penggantian secara difusi ©) Tekstur-tekstur 41) Kristalin berupa cleavge, kembaran, herring bone (tulang ikan), denditk, ‘atau zoner. 2), Fibrous berupa serat-serat halus. Pembagian ‘endapan hidrotermal didasarkan atas perbedaan cara terbentuknya (kedalaman) serta perbedaan tinggirendahnya —temperatur. —_yang berpengaruh. Secara garis besar, pembagian jenis endapan hidrotermal ada 3, yaitu: 1), Endapan hipotermal, dengan cir-ciri sebagel berikut: a) Tekanan dan temperatur pembentukannya relatif tinggi b)Endapan berupa urat-urat dan korok/dike yang berasosiasi dengan intrusi, mempunyai kedalaman yang besar. ©) Wall rock alteration dicirikan oleh proses replacement yang kuat ) Asosiasi minerainya berupa sulfida, misalnya pitt, kalkopirit, galena, dan sfalert serta oksida besi (spekulart). @) Pada intrusi granit sering berupa endapan mineral logam Au, Pb, Sn, Wy, dan Zn, 2) Endapan mesotermal, dengan cir sebagai berikut: a) Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah dari ‘endapan hipotermal. b)_Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-intermediet dan

You might also like