You are on page 1of 7

Purwaning Rohmah

S1 P.BIO off A 2015


150341600847
Malang, 18 Oktober 2017
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

A. RUANG LINGKUP BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

Bioteknologi Pertanian adalah pengembangan teknologi di bidang


pertanian yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin lama
semakin meningkat. Di era modern ini kebutuhan pangan semakin meningkat
sehingga manusia dituntut untuk melakukan inovasi di dalam berbudidaya
tumbuhan agar mendapat hasil yang melimpah, kualitas yang bagus, bibit yang
sehat dan baik dan produktivitas tanaman yang relatif cepat untuk di panen.
Berbeda di era kuno zaman dahulu manusia bergantung pada ketersediaan
bahan pangan di alam sehingga mereka selalu berpindah tempat dari satu tempat
ketempat lain untuk menemukan makanan untuk di konsumsi, seiring
perkembangannya waktu pola pikir manusia mulai berubah dan berfikir untuk
menetap pada suatu tempat namun mereka tetap bisa mendapatkan makanan dari
tempat itu. Di era moderen ini laju pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pada
laju pertumbuhan pangan maka manusia berusaha memenuhinya dengan
memanfaatkan Bioteknologi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan
manusia yang semakin meningkat dari tahun ketahun.
Dalam bidang pertanian, bioteknologipun dapat diaplikasikan. Sekarang
ini, para ilmuwan berhasil meningkatkan tampilan buah dan sayuran,
memperpanjang waktu makanan untuk disimpan, meningkatkan kandungan nutrisi
tanaman, dan membuat tanaman tahan terhadap penyakit dan hama. Pada masa
yang akan datang, para ahli pertanian mengharapkan bioteknologi mampu
menghasilkan tanaman yang tahan terhadap segala kondisi iklim, seperti iklim
kering, iklim panas, ataupun dingin. Oleh karena itu, bioteknologi menjadikan
petani mampu memanfaatkan tanah yang sebelumnya jarang diusahakan. Dengan
memanfaatkan bioteknologipun, dapat dihasilkan tanaman yang identik dalam
waktu singkat. Selain itu, modifikasi tanaman hias membuka jalan untuk
menghasilkan warna-warna yang tidak biasa sehingga mampu meningkatkan nilai
varietas dan nilai ekonominya.
B. KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM BIOTEKNOLOGI
PERTANIAN

Komponen yang terlibat dalam bioteknologi pertanian yaitu kultur jaringan


dan rekayasa genetik.
1. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah cara menghubungakn DNA satu dengan DNA
yang lainnya dengan tujuan agar terciptanya varietes baru yang unggul sesuai
dengan apa yang di harapkan pelaksana, sehingga perkembangan pertanian
semakin maju.
Bioteknologi pertanian dapat di lakukan dengan cara memanfaatkan
teknologi nuklir. Penyinaran jaringan tanaman atau sel dengan radiasi gamma
cobalt 60 misalnya. Untuk mengubah susunan DNA kita butuh sinar radiasi
gamma cobalt 60. DNA adalah komponen dasar mahluk hidup yang mengandung
gen pembawa sifat keturunan yang sama dengan iduknya. Yang hasil dari
rekayasa genetika mengharapkan perubahan gen bisa bermacam-macam.
Misal ada tumbuhan yang berdaun polos dan di karnakan proses rekayasa
genetika tumbuhan itu berdaun dengan cerah dan indah, dan jika itu berhasil maka
lahirlah varian baru dari kombisi tanaman dan rekayasa ini sebenarnya tidak
hanya di peruntukan pertanian namun disini saya mengulas tentang rekayasa
genetika pada tumbuhan.

2. Kultur Jaringan
Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi
bagian tanaman (protoplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya
pada media buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga
bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman
lengkap. Penggunaan teknik kultur jaringan pada awalnya hanya untuk
membuktikan teori totipotensi (total genetic potential) yang dikemukakan
oleh Schleiden dan Schwann (1838) yang menyatakan bahwa sel tanaman sebagai
unit terkecil dapat tumbuh dan berkembang apabila dipelihara dalam kondisi yang
sesuai.
Kultur jaringan mula-mula
dilakukan oleh Frederick C. Steward.
Steward mengkultur sel-sel akar tanaman
wortel dalam suatu media buatan. Dari sel-
sel akar itu berhasil tumbuh tanaman
wortel yang lengkap. Hasil percobaan ini
membuktikan bahwa sel mengandung
semua informasi genetik yang lengkap.
Bagian yang akan ditumbuhkan melalui kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan
yang digunakan biasanya dari jaringan tumbuhan yang masih muda, misalnya
ujung akar, tunas, dan daun muda.
Berbagai macam teknik kultur jaringan yang telah dikenal antara lain:
- Maristem kultur, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan
(bagian tanaman) dari jaringan muda atau maristem.
- Pollen atau anther kultur, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan
eksplan dari serbuk sari atau benang sari.
- Protoplast kultur, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan
protoplast (sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya).
- Cloroplast kultur, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan
cloroplast untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman dengan membuat
varietas baru.
- Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam
protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat baru.
Selama kultur berlangsung, faktor lingkungan seperti cahaya, temperatur,
kelembapan, dan pH diatur pada kondisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan
eksplan. Jika nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan keadaan lingkungan sesuai,
eksplan akan tumbuh menjadi massa sel yang belum mengalami diferensiasi yang
disebut kalus. Kalus kemudian tumbuh menjadi tanaman kecil yang telah lengkap
yang disebut plantlet. Sebelum dapat ditanam, plantlet harus diaklimatisasi selama
beberapa waktu sehingga kondisi dan ukurannya sesuai untuk ditanam.
C. CONTOH BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

Bioteknologi dalam Pembentukan Varietas Tanaman Unggul Baru

Teknik-teknik bioteknologi juga dimanfaatkan untuk membuat jenis


tanaman tanaman unggul yang baru. Hal ini diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan pangan yang terus meningkat, sedangkan luas lahan pertanian
cenderung menurun. Tanaman unggul ini diharapkan mempunyai produktivitas
yang lebih baik. Selain itu, peningkatan hasil, juga dilakukan upaya perbaikan
pada kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, usia panen, dan berbagai nilai
tambah yang lain. Sebagai contoh, nilai tambah pada beberapa tanaman unggul
yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut.
- Peningkatan kandungan nutrisi pada tanaman pisang, cabe, stroberi, dan ubi jalar.
- Peningkatan rasa, misalnya pada tanaman tomat, cabe, buncis, dan kedelai.
- Peningkatan kualitas produk, misalnya pada pisang, cabe, stroberi dengan tingkat
kesegaran dan tekstur yang lebih baik.
- Mengurangi reaksi alergi, misalnya pada tanaman polongpolongan dengan
kandungan protein penyebab alergi yang lebih rendah
- Kandungan bahan berkhasiat obat, misalnya pada tomat dengan kandungan
lycopene yang tinggi yang berguna sebagai antioksidan untuk mengurangi kanker,
bawang dengan kandungan allicin untuk menurunkan kolesterol, serta pada padi
dengan kandungan vitamin A dan zat besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.
- Tanaman yang mampu memproduksi vaksin dan obatobatan untuk mengobati
penyakit manusia, misalnya pada tanaman tembakau yang telah direkayasa
sehingga dapat menghasilkan vaksin untuk penyakit kanker.
- Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak.
Penerapan bioteknologi tanaman juga dapat memudahkan petani dalam
proses budidaya tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan
menghasilkan tanaman yang memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu.
Sebagai contoh adalah tanaman berlabel Roundup Ready yang terdiri dari kedelai,
canola (sejenis tanaman penghasil minyak), dan jagung yang tahan terhadap
herbisida Roundup. Di dunia saat ini telah banyak dilepas berbagai tanaman jenis
baru hasil penerapan bioteknologi. Misalnya di China pada tahun 2006 telah telah
dikembangkan sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antara lain padi, jagung,
kapas, kentang, kedelai, tomat tahan virus, petunia dengan warna bunga bary,
paprika tahan virus, dan kapas tahan hama) yang telah dilepas untuk produksi.

Beberapa jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan


bioteknologi adalah sebagai berikut.

1. Padi Golden Rice


Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan.
Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice yang dikenalkan pada tahun
2001. Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang mengalami
kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Nama
Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning
menyerupai emas karena mengandung karotenoid.
2. Kentang Russet Burbank
Teknik kultur jaringan memungkinkan petani mendapatkan bibit dalam jumlah
besar yang identik dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah
kentang Russet Burbank yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat
menghasilkan kentang goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih
baik karena menyerap lebih sedikit minyak ketika digoreng.
3. Tomat FlavrSavr
Tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah matangnya tidak lekas
rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat lain, di mana
buah yang matang cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat
berguna dalam pengiriman buah ke tempat yang jauh sebelum tiba di tangan
konsumen.
4. Tembakau Rendah Nikotin
Pada tahun 2001 jenis tembakau ini diklaim dapat mengurangi resiko serangan
kanker akibat merokok. Selain bebas nikotin, sentuhan bioteknologi lain juga
dilakukan untuk tanaman tembakau misalnya dengan meningkatkan aroma
menggunakan gen aroma dari tanaman lain. Salah satu yang telah berhasil
adalah mengabungkannya dengan aroma buah lemon.
5. Tanaman Kapas Antiserangga
Tanaman kapas yang tahan terhadap serangan hama serangga bisa dibuat
melalui teknik rekayasa genetika atau DNA rekombinan. Caranya yaitu dengan
mensisipi gen delta endotoksin Bacillus thuringiensis ke dalam tumbuhan
kapas, dengan demikian tanaman kapas tersebut akan memproduksi protein
delta endotoksin. Jika ada hama serangga yang memakan tanaman kapas ini,
maka serangga tersebut akan mati keracunan karena enzim lambung serangga
akan bereaksi dengan protein tersebut.
6. Padi Transgenik
Salah satu tanaman padi unggulan sekaligus contoh bioteknologi modern yang
diperlukan dalam peningkatan produksi pangan adalah padi rojolele transgenik.
Padi ini ukurannya sangat tinggi, usianya lebih lama jika dibandingkan dengan
padi pada umumnya. Berasnya pulen, enak dan wangi. Saat ini padi transgenik
banyak dibuat dan dikembangkan seperti padi yang tahan akan cuaca digin.
Padi yang tahan terhadap cuaca dingin ini bisa diperoleh dengan memasukkan
gen hewan kutub atau hewan yang hidup di lokasi dingin ke dalam kromosom
padi.
7. Tembakau yang Resisten terhadap Virus
Caranya dengan mensisipi plasmid Ti dan gen anti TMV ke dalam kromosom
tembakau lalu diperbanyak menggunakan teknik kultur jaringan
8. Bunga antilayu dan buah tahan Busuk
Kelayuan pada bunga terjadi akibat adanya gen yang sensitif terhadap etilen
pada mahkota bunga. Metode yang digunakan yaitu rekayasa genetika yaitu
gen tersebut diganti dengan gen yang kurang sensitif terhadap etilen, maka
kelayuan pada bunga tersebut dapat berkurang ataupun bisa ditunda. Sekarang,
kita bisa melihat bunga anyelir yang dapat bertahan dan tidak layu hingga 3
minggu lamanya, padahal normalnya hanya bisa sampai 3 hari saja kemudian
layu.

Pertanyaan:

1.

You might also like