You are on page 1of 30
Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Interpretasi untuk masing-masing jenis rasio dan interpretasi atas masing- \g rasio adalah sebagai berikut: 4.1.1 Rasio Likuiditas: Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kew: Perkembangan rasio likuiditas PT. Indosat Tbk. tahun 1999-2003 dapat dilihat pada tabel 4.1.1 di bawah ini an jangka pendek. Tabel 4.1.1 jitun gan Rasio Likuiditas PT. Indosat Tbk. ‘Tahun 1999-2003 Tahun | Tahun | Tahun | Tahun | Tahun Rasio Likuiditas 1999/2000 | 2001 | 2002 | 2003 (Current Ratio 366 [482 [160 1,59 [2.23 ‘Quick Ratio = = 1359—*([1.57— [2.19 ‘Net Working Capital [2.66 [3.82 [0.60 [0.59 [1.23 ‘Sumber: Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PT. Indosat Tbk. tahun 1999-2003 Rasio likuiditas meliputi 1. Current Ratio Yaitu kemampuan aktiva lanear perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Dari hasil perhitungan dapat terlihat bahwa dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai current ratio PT.. Indosat Tbk. mengalami fluktuasi dengan nilai current ratio yang tert gi Analisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan 52 terjadi pada tahum 2000 yaitu sebesar 4,82. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap satu rupiah kewajiban dijamin dengan 4,82 rupiah aktiva lanear. Dan nilai current ratio terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 1,59 yang artinya setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 1,59 rupiah aktiva lanear, Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2001, dimana mengalami penurunan sebesar 3,22 jika dibandingkan dengan nilai ewrrent ratio pada tahun 2000. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan pada utang pajak (tavey payable) dalam komponen kewajiban lancar (current liabilities), yang semula sebesar Rp 339.843 milyar menjadi Rp 2.898.298 milyar. Walaupun demikian, nilai current ratio pada PT. Indosat TBk. ini dapat dikatakan baik Karena besarnya berada diatas 1. semakin tinggi current ratio seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi current ratio yang terlalu tinggi seperti yang terjadi pada tahun 2000 menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas atau pengelolaan aktiva lancar Kurang bagus Karena ‘masih banyak aktiva yang menganggur. 2. Quick Ratio Quick ratio atau rasio cepat mengukur kemampuan aktiva lanear minus persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Penghilangan persediaan ini Karena persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi: menjadi kas, Dari hasil pethitungan diperoleh quick ratio tertinggi yaitu tahun 2003 sebesar 2,19 yang bisa diartikan bahwa untuk setiap satu rupiah hutang dijamin dengan 2,19 aktiva yang cepat diuangkan. Sedangkan quick ratio yang terendah adalah tahun 2001 sebesar 1,57 yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 1,57 aktiva yang cepat diuangkan. Untuk tahun 1999 dan 2000, tidak dihitung besamya nilai quick ratio karena nilai inventory (persediaan) tidak dimunculkan dalam laporan keuangan (neraca) PT. Indosat Tbk. quick ratio (casio cepat) sebesar satu menunjukkan bahwa jaminan aktiva Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 3 cepat Kurang memadai karena belum memperhitungkan kemungkinan penurunan dalam nilai aktiva cepat. Jika dilihat perbandingan quick ratio antara tiga periode di atas pada PT. Indosat Tbk,, terjadi peningkatan pada tahun 2003 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,62, hal ini merupakan dampak yang positif bagi perusahaan, Peningkatan tersebut merupakan dampak dari berlambahnya uang kas (cash on hand and in bank) PT. Indosat Tbk. sebesar Rp 1.677.748 dari tahun 2002. Rasio cepat yang berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aktiva yang cepat diuangkan cukup memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. 3. Net Working Capital Net working capital atau rasio modal kerja bersih digunakan untuk mengetahui seberapa besar modal kerja bersih yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan kewajiban lanear. Dari hasil perhitungan diperoleh net working capital tertinggi (dari kelima tahun diatas) sebesar 3,82 pada tahun 2000 dan nilai nee working capital terendah sebesar 0,59 pada tahun 2002. Pada tahun 2001 jumlah currant assets memang mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, akan tetapi peningkatan jumlah current fiabilities jauh lebih besar, schingga hal ini mengakibatkan nilai_net working capital menurun cukup_signifikan dibanding pada tahun 2000. Dan jika kita bandingkan rasio tahun 2003 dengan rasio tahun 2002 terlihat bahwa terjadi peningkatan dalam rasio modal kerja bersih ini, hal tersebut merupakan dampak bertambahnya uang kas (cash on hand and in bank) PT. Indosat Tbk. dibanding tahun 2002. Rasio modal kerja bersih atau net working capital yang terlalu besar seperti pada tahun 2000 menunjukkan bahwa manajemen kurang efisien dalam mengelola sumber-sumber keuangan dengan banyaknya aktiv yang menganggur. Analisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 34 4.1.2 Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dalam jangka panjang jika perusahaan tersebut dilikuidasi, Rasio i juga disebut rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang, Perkembangan rasio solvabilitas PT, Indosat Tbk. tahun 1999-2003 dapat dilihat pada tabel 4.1.2 di bawah ini: Tabel 4.1.2 Perhitungan Rasio Solvabilitas PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2003 Rasio Solvabilitas Debt to Assets Ratio 017 [os4 [052 fos2 [053 Debt to Equity Ratio oar iis ;i08 [ios | ata Equity Multiplier Tai [218 [208 208 [214 ‘Sumber: Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PT. Indosat Tbk, tahun 1999-2003 Rasio solvabilitas!/everage meliputi: 1. Debt to Assets Ratio Yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan_persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dari hasil perhitungan diperoleh nila rasio debt to assets ratio tertinggi sebesar 0,54 untuk tahun 2000, yang artinya adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah 54%, Dan nilai terendah sebesar 0,17 untuk tahun 1999, yang artinya adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah 17%. Terjadinya peningkatan dalam debt to assets ratio menunjukkan bahwa Kinerja perusahaan semakin menurun dengan semakin meningkatnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin besarnya nilai debt 10 an Keuangan dalam Menilai Kine ja Perasafiaan assets ratio menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh utang. Rasio yang besar juga mengakibatkan pembayaran bunga yang besar, begitu juga sebaliknya. 2. Debt Equity Ratio Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham tethadap pemberi pinjaman, Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari hasil perhitungan didapat nilai debt equity ratio tertinggi sebesar 1,18 untuk tahun 2000 dan nilai debt equity ratio terendah sebesar 0,21 untuk tahun 1999, Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2000 dibanding tahun 1999 yang merupakan akibat dari meningkatnya jumlah long-term liabilities dalam komponen liabilities. Dan peningkatan dalam debt equity ratio, berarti porsi pemegang saham semakin kecil dalam menjamin investasi kreditor atau dengan kata lain peningkatan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan didanai dari dana pinjaman. 3. Equity Multiplier ‘Total aktiva dibagi total ckuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin rendah rasio, semakin bagus kKinerja perusahaan dari pengelolaan ekuitas. Dari hasil_perhitungan diperoleh nilai equity multiplier tertinggi sebesar 2,18 untuk tahun 2000 dan nilai equity multiplier terendah sebesar 1,21 untuk tahun 1999. Peningkatan cukup besar terjadi pada tahun 2000, yang berarti terjadi penurunan porsi pemegang saham dalam pembiayaan aktiva 4.1.3. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengatahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Analisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan 56 Perkembangan rasio profitabilitas PT. Indosat Tbk. tahun 1999-2003 dapat dilihat pada tabel 4.1.3 di bawah ii Tabel 4.1.3 Perhitungan Rasio Profitabilitas PT. Indosat Tbk. ‘Tahun 1999-2003 Tahun | Tahun | Tahun | Tahun | Tahun’ 1999 2003 Rasio Profitabilitas 2001 ‘Net Profit Margin | 0,53 Return on Asset 028 [022 [0.07 [0.02 Return on Equity 034 [049 [O14 [0.03 [0.13 Earning Per Share| 4.596 [3.244 | 10.372 | 10.240 | 11.781 Productivity Ratio [052 [041 [0,23 [031 [031 ‘Sumber: Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PI. Indosat Tbk, tahun 1999-2003 Rasio profitabilitas meliputi: 1. Net Profit Margin Rasio ini menggambarkan besaya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan, Rasio ini menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan Karena memasukkan semua unsur pendapatan dan biaya, Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rasio net profit margin tertinggi yaitu untuk tahun 2000 sebesar 0,55 yang berarti untuk setiap serafus rupiahpenjualan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 55. Sedangkan rasio net pofit margin terendah terjadi pada tahun 2002 sebesar 0,05 yang berarti untuk setiap seratus rupiah penjualan, perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 5. Jika dilihat dari kelima tahun di atas terlihat bahwa nilai ner pofit margin cenderung mengalami penurunan, kecuali pada tahun 2000 Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 37 dan tahun 2003 yang mengalami sedikit peningkatan. Besamnya net profit ‘margin yang cenderung mengalami penurunan ini menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kinerja pada PT. Indosat Tbk.. (2. Return on Assets Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan ‘mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan, Dari hasil pethitungan diperoleh nilai return on assets tertinggi sebesar 0,28 untuk tahun 1999 dan nilai return on assets terendah sebesar 0,02. untuk tahun 2000. Arti angka ini adalah bahwa untuk setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar 28 rupiah untuk tahun 2003 dan 2 rupiah untuk tahun 2002. Untuk menilai Kinerja, rasio return on assets akan dibandingkan dengan rata-rata suku bunga simpanan atau dengan tingkat kembalian pada industri yang sama. Misalkan suku bunga simpanan sebesar 8% untuk tahun 2003, bisa disimpulkan bahwa kinerja perusahaan untuk tahun 2003 kurang baik Karena tingkat kembalian yang lebih rendah atas aktiva yang diinvestasikan, 3. Return on Equity Rasio ini berguna untuk mengetahui besamya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Dari hasil pethitungan diperoleh nilai return on equity tertinggi sebesar 0,49 untuk tahun 2000 yang berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang saham, perusahaan memberikan kembalian sebesar 49 rupiah, Sedangkan untuk nilai return on equity terendah sebesar 0,03 untuk tahun 2002 yang berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang saham, perusahaan memberikan kembalian sebesar 3 rupiah. Dengan membandingkan suku bunga simpanan pada tahun 2003 yang sebesar 8% atau 0,08 bisa disimpulkan bahwa perusahaan memberikan tingkat kembalian yang lebih tinggi pada pemegang saham dibandingkan dengan investasi pada deposito versitas Widyatama an Keuangan dalam Menilai Kine ja Perasafiaan atau tabungan, kecuali untuk tahun 2002 yang hanya memberikan tingkat kembalian sebesar 0,03 atau 3 rupiah . 4. Earning Per Share (EPS) Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu Jembar saham. Rasio dapat diketahui dengan membandingkan antara aba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai earning per share tertinggi sebesar 11.781 untuk tahun 2003, yang berarti untuk setiap satu lembar saham, laba yang diperoleh adalah Rp 11.781. Sedangkan nilai earning per share terendah adalah sebesar 3.244 untuk tahun 2000 yang berarti untuk setiap satu lembar saham, laba yang diperoleh adalah Rp 3244, Dengan membandingkan nilai earning per share bisa dilihat bahwa setiap tahunnya terjadi fluktuasi dimana pada tahun 2000 dan tahun 2002 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sedangkan untuk tahun 2001 dan 2003. terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. 5. Productivity Ratio Rasio ini menggambarkan kemampuan operasional perusahaan dalam ‘menjual dengan menggunakan aktiva yang dimiliki, Dari hasil perhitungan diperoleh rasio produktivitas tertinggi pada PT. Indosat Tbk. sebesar 0,52 untuk tahun 1999 yang berarti bahwa dengan aktiva seratus rupiah, perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari penjualan sebesar Rp 52. Sedangkan rasio produktivitas terendah sebesar 0,23 untuk tahun 2001 yang berarti bahwa dengan aktiva sebesar seratus rupiah, perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari penjualan sebesar Rp 23. kelemahan dari rasio ini adalah tidak memperhitungkan adanya harga pokok penjualan dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan 4.1.4 Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya. Analisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan 59 Perkembangan rasio aktivitas PT. Indosat Tbk. tahun 1999-2003 dapat dilihat pada tabel 4.1.4 di bawah ii Tabel 4.1.4 Perhitungan Rasio Aktivitas PT. Indesat Tbk. Tahun 1999-2003 face ‘Tahun ] Tahun | Tahun | Tahun ] Tahun Raalo Aldivitea 1999 | 2000 | 2001 | 2002 | 2003 Receivable Tun Over st | 3.37 | 399 | soa | 6.08 Rata-rata Penerimaan Piutang | 41,31 | 108,47 | 93.92 | 140 | 5461 Total Asset Tum Over os2_[ ost | 023 | 031 | 031 ‘Sumber: Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PT. Indosat Tok. tahun 1999-2003 Rasio aktivitas ini terdiri dari: 1. Receivable Turn Over Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki, Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tertinggi sebesar 8,84 untuk tahun 1999 dan terendah sebesar 3,37 untuk tahun 2000. Rasio tersebut bisa diartikan bahwa pada tahun 1999, dalam satu tahun perusahaan mampu mengkonversi piutang menjadi kas sebesar 8,84 kali, sedangkan pada tahun 2000 sebesar 3,37 kali, Untuk melihat lebih jauh dalam tentang umur piutang yang dimiliki oleh perusahaan, kita dapat melihat pada rasio penerimaan piutang. Semakin rendah rasio perputaran piutang berarti manajemen kurang efisien dalam mengelola aktiva karena Jamanya umur piutang, Padahal piutang adalah aktiva yang menganggur yang tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan, an Kewangan dalam Menilai Kinesja Perusahaan 60 2, Rata-rata Penerimaan Piutang Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan bisa diubah menjadi kas atau ditagih, Rata-rata penerimaan piutang tertinggi atau terlama adalah 108 hari untuk tahun 2000, sedangkan terendah atau tercepat selama 41 hari pada tahun 1999, Semakin cepat rata-rata penerimaan piutang akan semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelolapiutang. Pertimbangan lain dalam manajemen piutang adalah mengenai pengaruh dari kebijakan pemberian piutang terhadap peningkatan penjualan, Apakah dengan pelonggaran kebijakan piutang akan meningkatkan penjualan atau sebaliknya justru akan menurunkan keuntungan bersih karena banyaknya piutang yang tidak tertagih, 3. Total Assets Turn Over Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat rasio ini kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dari hasil perhitungan diperoleh rasio total assets turn over tertinggi sebesar 0,52 yang berarti untuk setiap satu rupiah akti |. perusahaan menghasilkan 0.52 rupiah penjualan, sedangkan rasio total assets turn over terendah sebesar 0,23 yang berarti untuk setiap satu rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan 0,23 rupiah penjualan. Dari angka tersebut bisa disimpulkan bahwa manajemen kurang efektif dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Dari hasil perhitungan analisis rasio di atas, dapat diambil simpulan bahwa Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari masing-masing rasio adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Dilihat dari sisi rasio likuiditas, Kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2000 dan tahun 2003, masing-masing dibandingkan dengan tahun 1999 dan tahun 2002. Sedangkan untuk tahun 2001 dan 2002 an Kewangan dalam Menilai Kinesja Perusahaan 6 Kimerja_perusahaanmengalami penurunan, masing-masing dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Nilai rasio likuiditas pada PT. Indosat TBk. sebagian besar berada diatas 1. semakin tinggi nilai rasio likuiditas suatu perusahaan seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio likuiditas yang terlalu tinggi seperti yang terjadi pada tahun 2000 menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas atau pengelolaan aktiva lanear kurang bagus (kurang cfisien) karena masih banyak aktiva yang menganggur. Rasio Solvabilitas inerja Keuangan perusahaan dilihat dari sisi rasio solvabilitas, mengalami penurunan di tahun 2000 dan tahun 2003, masing-masing dibandingkan dengan tahun 1999 dan tahun 2002, Dan mengalami peningkatan di tahun 2000 serta cenderung tetap di tahun 2002, masing-masing dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya, Dengan semakin besarnya nilai_rasio solvabilitas pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan semakin menurun, karena tingginya nilai rasio solvabilitas seperti yang terjadi pada tahun 2000 menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh utang atau dana pinjaman, dengan kata lain porsi pemegang saham semakin kecil dalam menjamin investasi yang mengakibatkan pembayaran bunga menjadi besar. . Rasio Profitabilitas Dilihat dari sisi rasio profitabilitas, kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2002 dan tahun 2003 cenderung mengalami peningkatan, masing-masing dibandingkan dengan tahun 2001 dan 2002. Dan mengalami penurunan di tahun 2001 dan 2002, masing-masing dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya nilai rasio profitabilitas seperti yang terjadi pada tahun 2002 dan 2003 pada suatu perusahaan, menunjukkan meningkainya pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, baik yang diperoleh dari setiap penjualan maupun dari aktiva yang digunakan, yang berarti kinerja keuangan perusahaan semakin meningkat Analisis Lay an Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan 2 4, Rasio Aktivitas Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari sisi rasio aktivitas, mengalami peningkatan di tahun 2002 dibandingkan dengan tahun 2001, dan penurunan di tahun 2600 dibandingkan dengan tahun 1999, Sedangkan untuk tahun 2000 dan tahun 2001, perusahaan mengalami peningkatan atau kesuksesan dalam penagihan piutang yang dimiliki tetapi kurang mampu menggunakan aktiva yang dimilikinya secara lebih efektif untuk mengahasilkan penjualan, 4.2 Analisis Trend Anali is trend biasa digunakan untuk memprediksi suatu persoalan (membuat ramalan jangka panjang). Dengan menggunakan model matematik garis trend bisa dibuat dengan menggunakan metode least square. Model tersebut serupa dengan model regresi, kecuali asumsi yang menyatakan bahwa korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1 sama dengan 0 yang digunakan untuk model regresi tidak bisa dipakai untuk analisis trend. Adapun hasil perhitungan analisis trend untuk masing-masing rasio adalah sebagai berikut: 4.2.1 Rasio Likuiditas 1. Current Ratio Beriku isajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai current ratio pada PT. Indosat Tbk.: Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 68 Grafik 4.2.1.1 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis rend atas nilai current ratio PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 Sumber : Data yang sudah diolah Dari grafik current ratio di atas terlihat bahwa untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai current ratio PT. Indosat Tbk. sudah baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai current ratio pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 0,95 untuk tahun 2004, 0,34 untuk tahun 2005 dan -0.27 untuk tahun 2006, Berdasarkan hasil pethitungan analisis trend yang menggambarkan semakin menurunnya nilai current ratio untuk di masa yang akan datang, maka hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu meningkatkan kembali kemampuannya dalam membayar kewajiban-kewajiban j 2 Quick Ratio Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan ha ngka pendeknya. perhitungan analisis trend atas nilai quick ratio pada PT. Indosat Tbk: versitas Widyatama Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan o Grafik 4.2.1.2 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nil PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 ues nate ——— Sumber : Data yang sudah diolah Nil quick ratio yang berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aktiva yang cepat diuangkan cukup memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Schingga dapat dilihat pada grafik di atas bahwa untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 ni atakan sudah baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan quick ratio pada PT. Indosat Tbk. dapat tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai quick ratio pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan. Untuk tahun 2004 sebesar 0,91, tahun 2005 sebesar 0,29 dan = 0,33 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis trend yang, menggambarkan semakin menurumya nilai quick ratio untuk masa ig ‘akan datang, maka perusahaan diharapkan agar mampu meningkatkan Kembali kemampuannya dalam membayar kewajiban lancamya dengan menggunakan aktiva yang cepat diuangkan tanpa menunggu pencairan persediaan, guna mengantisipasi semakin menurunnya nilai quick ratio tersebut, Analisis Lay ran Keuangan dalam Menilai Kinegja Perusahaan 65 3. Net Working Capital Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai net working capital pada PT. Indosat Tbk.: Grafik 4.2.1.3 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai net working capital PY. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 ‘Net Worn cata Sumber : Data yang sudah diolah Untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dapat terlihat pada grafik di atas bahwa net working capital mengalami fluktua yang terus menerus. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai net working capital pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi -0,047 untuk tahun 2004, -0,656 untuk tahun 2005 dan -1,265 untuk tahun 2006, Berdasarkan hasilperhitungan analisis trend yang menggambarkan _semakin menurunnya nilai net working capital untuk tahun yang akan datang, maka hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan dengan meningkatkan Kembali jumlah aktiva lancamya atau mengurangi jumlah utangnya. Analisis Lay ran Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 66 4.2.2 Rasio Solvabilitas 1. Debt to Assets Ratio Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis, ai debt fo assets ratio pada PT. Indosat Tbk.: trend atas ni Grafik 4.2.2.1 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis rrend atas nilai debr co assets ratio PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 Sumber : Data yang sudah diolah Nilai debt to assets ratio untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 pada PT. Indosat Tbk. dianggap kurang baik karena dengan semakin meningkatnya nilai debt to assets ratio menunjukkan bahwa semakin besar pula jumlah utang perusahaan yang digunakan untuk membiayai investasi. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalamiperubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai debt to assets ratio pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 0,67 untuk tahun 2004, 0,74 untuk tahum 2005 dan 0,81 untuk tahun 2006, Berdasarkan hasil perhitungan analisis frend yang menggambarkan _semakin meningkatnnya nilai debt to assets ratio untuk yang akan datang, maka hal tersebut menunjukkan menurunnya kinerja perusahaan, Analisis Lay ran Keuangan dalam Menilai Kinegja Perusahaan 7 2. Debtto Equity Ratio Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai debt to equity ratio pada PT. Indosat Tbk.: Grafik 4.2.2.2 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai debt to equity ratio PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006, eb ay a Sumber : Data yang sudah diolah Untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai debe to equity ratio pada PT. Indosat Tbk. dianggap kurang baik Karena porsi pemegang saham semakin kecil dalam menjamin investasi kreditor atau dengan kata Jain sebagian besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan didanai dari dana pinjaman. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai debe t0 equity ratio pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 1,47 untuk tahun 2004, 1,64 untuk tahun 2005 dan 1,82 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis trend yang menggambarkan _semakin meningkainya nilai debr to equity ratio untuk masa yang akan datang, maka hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu meningkatkan kembali penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Analisis Lay ran Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 68 3. Equity Muttiplier Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai equiy multiplier pada PT. Indosat Tbk.: Grafik 4.2.2.3 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai equiy multiplier PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 ‘uy Mater Sumber : Data yang sudah diolah Untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dapat dilihat bahwa equiy multiplier Kurang baik Karena dengan semakin meningkatnya nilai equity multiplier menunjukkan semakin Keeilnya porsi dati aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Dengan diasumsikan bahwa Keadaan ckonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai equity multiplier pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 2,47 untuk tahun 2004, 2,64 untuk tahun 2005 dan 2,82 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis trend yang, menggambarkan semakin meningkatnya nilai equity multiplier untuk tahun yang akan datang, maka hal tersebut menunjukkan bahwa porsi pemegang sham akan semakin keeil dalam pembiayaan aktiva, sehingga mengakibatkan kinerjanya semakin menurun, Karena persentase untuk pembayaran bunga semakin besar. Analisis Lay an Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan Co 4.2.3 Rasio Profitabilitas 1. Net Profit Margin Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai net profit margin pada PT. Indosat Tbk. Grafik 4.2.3.1 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai net profit margin PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 Sumber : Data yang sudah diolah Dari grafik ner profit margin di atas terlihat bahwa untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai net profit margin PT. Indosat Tbk. sudah baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis wend untuk nilai net profit margin pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi -0,03 untuk tahun 2004, -0,15 untuk tahun 2005 dan -0,27 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis frend yang menggambarkan _semakin menurunnya nilai net profit margin untuk masa yang akan datang, maka hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu meningkatkan Kembali kemampuannya dalam menghasilkan laba bersih pada setiap penjualan yang, Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 70 2. Return on Assets Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis, trend atas nilai return on assets pada PT. Indosat Tbk.: Grafik 4.2.3.2 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai return on assets PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 etn en Ate ae = Sumber : Data yang sudah diolah Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai return on assets sudah cukup baik, Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai_ return on assets pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 ‘mengalami penurunan menjadi -0,06 untuk tahun 2004, -0,13 untuk tahun 2005 dan -0,19 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis, trend yang menggambarkan semakin menurunnya nilai return on assets untuk yang akan datang, maka hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan perusahaan agar lebih efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan untuk memperoleh pendapatan Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan a 3. Return on Equity Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis, trend atas nilai return on equity pada PT. Indosat Tbk.: Grafik 4.2.3.3 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai return on equity PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 Sumber : Data yang sudah diolah Untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dapat dilihat bahwa return on equity sudah baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai return on equity pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi - 0,04 untuk tahun 2004, -0,13 untuk tahun 2005 dan -0,21 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis trend yang menggambarkan semakin menurunnya nilai return on equity untuk yang akan datang, maka hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu meningkatkan kinerjanya. Analisis Lay ran Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan R 4. Earning Per Share Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai earning per share pada PT. Indosat Tbk. Grafik 4.2.3.4 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai earning per share PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 ai ea Sumber : Data yang sudah diolah Nilai earning per share untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 pada PT. Indosat Tbk. sudah baik, hal tersebut dapat terlihat dengan semakin besamya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham, Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai earning per share pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 14.459 untuk tahun 2004, 16.596 untuk tahun 2005 dan 18.733 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil pethitungan analisis trend yang menggambarkan semakin meningkatnya nilai earning per share untuk yang akan datang, maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besamya jumlah pengembalian modal untuk satiap lembar sahamnya, Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan B 5. Productivity Ratio Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis, trend atas nilai productivity ratio pada PT. Indosat Tbk.: Grafik 4.2.3.5 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai productivity ratio PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 Produty Rate Sumber : Data yang sudah diolah Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. nilai productivity ratio sudah baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai productivity ratio pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 0,20 untuk tahun 2004, 0,15 untuk tahun 2005 dan 0,10 untuk tahun 2006, Berdasarkan hasil perhitungan analisis trend yang, menggambarkan semakin menurunnya nilai productivity ratio untuk yang akan datang, maka perusahaan harus mampu meningkatkan Kembali kemampuan operasionalnya dalam menjual dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya. Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 74 4.2.4 Rasio Aktivitas 1. Receivable Turn Over Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis, trend atas nilai receivable turn over pada PT. Indosat Thk.: Grafik 4.2.4.1 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis rend atas nilai receivable turn over PY. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 i iu Sumber : Data yang sudah diolah Untuk receivable urn over pada PT. Indosat Tbk. tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 sudah sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik dimana terjadi peningkatan setiap tahunnya kecuali untuk tahun 2003 yang mengalami penurunan, bahwa sangat baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai receivable wrn over pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 61,71 untuk tahun 2004, 72.23 untuk tahun 2005 dan 82,76 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis frend yang menggambarkan semakin meningkatnya _nilai receivable turn over untuk yang akan datang, ini menggambarkan kualitas pittang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang, Analisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan B yang dimiliki, Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki 2, Rata-rata Penerimaan Piutang Berikut disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan ana trend atas nilai rata-rata penerimaan pada PT, Indosat Tbk. Grafik 4.2.4.2 Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas n penerimaan PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 jai rata-rata | Sumber : Data yang sudah diolah Dari grafik rata-rata penerimaan piutang di atas terlihat bahwa untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai rata-rata penerimaan utang dari tahun ke tahun sudah sangat baik dengan semakin cepatnya rata- rata penerimaan, Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai rata-rata penerimaan piutang pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi -2,62 untuk tahun 2004, -9,37 untuk tahun 2005 dan -16,13 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitngan analisis irend yang menggambarkan semakin menurunnya nilai rata-rata penerimaan piutang untuk yang akan datang, menunjukkan semakin baiknya kinerja perusahaan dalam mengelola piutang. versitas Widyatama Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 16 3. Total Assets Turn Over Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis, trend atas nilai total assets turn over pada PT. Indosat Tbk.: Grafik 4.2.43 Perkembangan dan hasil perhitungan an: is trend atas nilai total assets turn over PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006 Tn Ames Tam Or Sumber : Data yang sudah diolah Nilai total assets turn over untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 pada PT. Indosat Tbk. dapat dikatakan kurang baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai fotal assets mrn over pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 0,20 untuk tahun 2004, 0,15 untuk tahun 2005 dan 0,10 untuk tahun 2006, Berdasarkan hasil perhitungan analisis, trend yang menggambarkan semakin menurunnya nilai total assets turn ‘over untuk yang, akan datang, maka pihak perusahaan harus lebih mampu menggunakan aktiva yang dimilikinya secara lebih efektif untuk mengahasilkan penjualan. Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 7 Dari hasil perhitungan analisis trend di atas, dapat diambil simpulan bahwa estimasi kemungkinan kinerja keuangan PT. Indosat Tbk. di masa yang akan datang jika dilihat dari masing-masing rasio adalah sebagai berikut: 1. Rasio Lik tas Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka estimasi kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan analisis (rend untuk rasio likuiditas pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan, Dengan menurunnya nilai likuiditas ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Indosat Tbk. di masa yang akan datang juga akan mengalami penurunan, Maka hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu —meningkatkan _kembali kemampuannya dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dengan meningkatkan kembali jumlah aktiva lancar atau mengurangi jumlah utangnya. 2. Rasio Solvabilitas Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka estimasi kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan analisis trend untuk rasio solvabilitas pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 akan mengalami peningkatan. Dengan semakin meningkatya nilai solvabilitas tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Indosat Tbk. di masa yang akan datang akan mengalami penurunan, Karena tingginya nilai rasio solvabilitas menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh utang atau dana pinjaman atau dengan kata lain porsi pemegang saham semakin kecil dalam menjamin_ investasi yang mengakibatkan pembayaran bunga yang besar. Maka perusahaan_harus mampu meningkatkan penyediaan dana oleh pemegang saham untuk membiayai atau menjamin investasi. versitas Widyatama Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 8 3. Rasio Profitabilitas Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka estimasi kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan analisis trend untuk rasio profitabilitas pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan kecuali untuk nilai earning per share yang, mengalami peningkatan, Dengan nilai rasio profitabilitas yang cenderung menurun berarti kinerja keuangan PT, Indosat Tbk. di masa yang akan datang juga akan mengalami penurunan karena menurunnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, baik yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan maupun dari aktiva yang digunakan. Hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan perusahaan agar lebih _efisien memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dalam kegiatan _operasional perusahaan untuk memperoleh pendapatan atau menghasilkan laba bersih. 4. Rasio Aktivitas Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka estimasi kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan analisis trend untuk rasio akti 1s pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan kecuali untuk nilai receivable turn ‘over yang mengalami peningkatan, Hal ini menunjukkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan di masa yang akan datang dalam penagihan piutang yang dimiliki, yang berarti semakin baiknya kinerja perusahaan dalam mengelola piutang. Akan tetapi dengan menurunnya nilai total assets turn over untuk yang akan datang, harus menjadi bahan pertimbangan pihak perusahaan agar lebih mampu menggunakan aktiva yang dimilikinya secara lebih efektif untuk mengahasilkan penjualan Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 9 BABY SIMPULAN DAN SARAN 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Kinerja keuangan pada PT. Indosat Tbk. apabila dilihat dari analisis laporan keuangan tahun 1999 sampai dengan 2003 dengan menggunakan rasio keuangan mengalami peningkatan pada tahun 2000 dan 2003, masing-masing dibandingkan dengan tahun 1999 dan tahun 2002. Dan penurunan pada tahun 2001 dan 2003, masing-masing dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya, 2. Estimasi kemungkinan kinerja keuangan perusahaan PT. Indosat Tbk. di masa yang akan datang dengan menggunakan analisis rend untuk rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran, ‘yang perlu diperhatikan sebagai masukan. Saran tersebut antara lain: 1. Mempertahankan nilai likuiditas perusahaan, yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. 2. Perusahaan harus lebih efisien memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam Kegiatan operasionalnya untuk meningkatkanpendapatan atau meningkatkan laba bersih. 3. Mengurangi jumlah utangnya dengan meningkatkan penyediaan dana oleh pemegang saham untuk membiayai atau menjamin investasi 4, Mempertahankan kualitas piutang perusah: dalam penagihan piutang yang dimiliki ‘Universitas Widyatama DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-YOGY AKARTA. Andi Supangat. 2005. Analisis data Statistik. Bandung: Universitas Widyatama. Bambang Riyanto. 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Yogyakarta: BPFE YOGYAKARTA. Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan Yogyakarta: Penerbit ANDI. Dwi Prastowo D. dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Cetakan Kedua (Revisi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Gitman, Lawrence. 2000, Principles of Managerial Finance. Addison Wesley. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mariana Theresia. 2003. Skripsi: Bvaluasi Kinerja Perusahaan dengan Analisis Rasio. Bandung: Universitas Widyatama. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. S. Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan Ketigabelas. Yogyakarta: LIBERTY YOGY, Edisi Keempat, Cetakan KARTA. Sofyan Syafti Harahap 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edi Cetakan 4. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. ‘Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3, Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

You might also like