Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Rasio Keuangan
Interpretasi untuk masing-masing jenis rasio dan interpretasi atas masing-
\g rasio adalah sebagai berikut:
4.1.1 Rasio Likuiditas:
Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar kew:
Perkembangan rasio likuiditas PT. Indosat Tbk. tahun 1999-2003 dapat
dilihat pada tabel 4.1.1 di bawah ini
an jangka pendek.
Tabel 4.1.1
jitun gan Rasio Likuiditas PT. Indosat Tbk.
‘Tahun 1999-2003
Tahun | Tahun | Tahun | Tahun | Tahun
Rasio Likuiditas
1999/2000 | 2001 | 2002 | 2003
(Current Ratio 366 [482 [160 1,59 [2.23
‘Quick Ratio = = 1359—*([1.57— [2.19
‘Net Working Capital [2.66 [3.82 [0.60 [0.59 [1.23
‘Sumber: Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan
PT. Indosat Tbk. tahun 1999-2003
Rasio likuiditas meliputi
1. Current Ratio
Yaitu kemampuan aktiva lanear perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar. Dari hasil perhitungan dapat terlihat
bahwa dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai current ratio PT..
Indosat Tbk. mengalami fluktuasi dengan nilai current ratio yang tert
giAnalisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan 52
terjadi pada tahum 2000 yaitu sebesar 4,82. Nilai ini bisa diinterpretasikan
bahwa untuk setiap satu rupiah kewajiban dijamin dengan 4,82 rupiah
aktiva lanear. Dan nilai current ratio terendah terjadi pada tahun 2002
yaitu sebesar 1,59 yang artinya setiap satu rupiah hutang lancar dijamin
dengan 1,59 rupiah aktiva lanear,
Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2001, dimana
mengalami penurunan sebesar 3,22 jika dibandingkan dengan nilai ewrrent
ratio pada tahun 2000. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan
pada utang pajak (tavey payable) dalam komponen kewajiban lancar
(current liabilities), yang semula sebesar Rp 339.843 milyar menjadi Rp
2.898.298 milyar.
Walaupun demikian, nilai current ratio pada PT. Indosat TBk. ini dapat
dikatakan baik Karena besarnya berada diatas 1. semakin tinggi current
ratio seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendek. Tetapi current ratio yang terlalu tinggi seperti
yang terjadi pada tahun 2000 menunjukkan manajemen yang buruk atas
sumber likuiditas atau pengelolaan aktiva lancar Kurang bagus Karena
‘masih banyak aktiva yang menganggur.
2. Quick Ratio
Quick ratio atau rasio cepat mengukur kemampuan aktiva lanear minus
persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Penghilangan persediaan
ini Karena persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk
dikonversi: menjadi kas, Dari hasil pethitungan diperoleh quick ratio
tertinggi yaitu tahun 2003 sebesar 2,19 yang bisa diartikan bahwa untuk
setiap satu rupiah hutang dijamin dengan 2,19 aktiva yang cepat
diuangkan. Sedangkan quick ratio yang terendah adalah tahun 2001
sebesar 1,57 yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan
1,57 aktiva yang cepat diuangkan. Untuk tahun 1999 dan 2000, tidak
dihitung besamya nilai quick ratio karena nilai inventory (persediaan)
tidak dimunculkan dalam laporan keuangan (neraca) PT. Indosat Tbk.
quick ratio (casio cepat) sebesar satu menunjukkan bahwa jaminan aktivaAnalisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 3
cepat Kurang memadai karena belum memperhitungkan kemungkinan
penurunan dalam nilai aktiva cepat. Jika dilihat perbandingan quick ratio
antara tiga periode di atas pada PT. Indosat Tbk,, terjadi peningkatan pada
tahun 2003 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,62, hal ini merupakan
dampak yang positif bagi perusahaan, Peningkatan tersebut merupakan
dampak dari berlambahnya uang kas (cash on hand and in bank) PT.
Indosat Tbk. sebesar Rp 1.677.748 dari tahun 2002. Rasio cepat yang
berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aktiva yang cepat
diuangkan cukup memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo
dalam jangka pendek.
3. Net Working Capital
Net working capital atau rasio modal kerja bersih digunakan untuk
mengetahui seberapa besar modal kerja bersih yang dimiliki oleh
perusahaan dibandingkan dengan kewajiban lanear. Dari hasil perhitungan
diperoleh net working capital tertinggi (dari kelima tahun diatas) sebesar
3,82 pada tahun 2000 dan nilai nee working capital terendah sebesar 0,59
pada tahun 2002. Pada tahun 2001 jumlah currant assets memang
mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, akan tetapi
peningkatan jumlah current fiabilities jauh lebih besar, schingga hal ini
mengakibatkan nilai_net working capital menurun cukup_signifikan
dibanding pada tahun 2000. Dan jika kita bandingkan rasio tahun 2003
dengan rasio tahun 2002 terlihat bahwa terjadi peningkatan dalam rasio
modal kerja bersih ini, hal tersebut merupakan dampak bertambahnya
uang kas (cash on hand and in bank) PT. Indosat Tbk. dibanding tahun
2002. Rasio modal kerja bersih atau net working capital yang terlalu besar
seperti pada tahun 2000 menunjukkan bahwa manajemen kurang efisien
dalam mengelola sumber-sumber keuangan dengan banyaknya aktiv
yang
menganggur.Analisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 34
4.1.2 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban dalam jangka panjang jika perusahaan tersebut
dilikuidasi, Rasio i
juga disebut rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai
batasan perusahaan dalam meminjam uang,
Perkembangan rasio solvabilitas PT, Indosat Tbk. tahun 1999-2003 dapat
dilihat pada tabel 4.1.2 di bawah ini:
Tabel 4.1.2
Perhitungan Rasio Solvabilitas PT. Indosat Tbk.
Tahun 1999-2003
Rasio Solvabilitas
Debt to Assets Ratio 017 [os4 [052 fos2 [053
Debt to Equity Ratio oar iis ;i08 [ios | ata
Equity Multiplier Tai [218 [208 208 [214
‘Sumber: Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan
PT. Indosat Tbk, tahun 1999-2003
Rasio solvabilitas!/everage meliputi:
1. Debt to Assets Ratio
Yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan
pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan_persentase
aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dari hasil perhitungan
diperoleh nila rasio debt to assets ratio tertinggi sebesar 0,54 untuk tahun
2000, yang artinya adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang
adalah 54%, Dan nilai terendah sebesar 0,17 untuk tahun 1999, yang
artinya adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah 17%.
Terjadinya peningkatan dalam debt to assets ratio menunjukkan bahwa
Kinerja perusahaan semakin menurun dengan semakin meningkatnya porsi
hutang dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin besarnya nilai debt 10an Keuangan dalam Menilai Kine ja Perasafiaan
assets ratio menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh
utang. Rasio yang besar juga mengakibatkan pembayaran bunga yang
besar, begitu juga sebaliknya.
2. Debt Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
tethadap pemberi pinjaman, Semakin tinggi rasio, semakin rendah
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari hasil
perhitungan didapat nilai debt equity ratio tertinggi sebesar 1,18 untuk
tahun 2000 dan nilai debt equity ratio terendah sebesar 0,21 untuk tahun
1999, Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2000
dibanding tahun 1999 yang merupakan akibat dari meningkatnya jumlah
long-term liabilities dalam komponen liabilities. Dan peningkatan dalam
debt equity ratio, berarti porsi pemegang saham semakin kecil dalam
menjamin investasi kreditor atau dengan kata lain peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar investasi yang dilakukan oleh
perusahaan didanai dari dana pinjaman.
3. Equity Multiplier
‘Total aktiva dibagi total ckuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini
juga bisa diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang
dibiayai oleh pemegang saham. Semakin rendah rasio, semakin bagus
kKinerja perusahaan dari pengelolaan ekuitas. Dari hasil_perhitungan
diperoleh nilai equity multiplier tertinggi sebesar 2,18 untuk tahun 2000
dan nilai equity multiplier terendah sebesar 1,21 untuk tahun 1999.
Peningkatan cukup besar terjadi pada tahun 2000, yang berarti terjadi
penurunan porsi pemegang saham dalam pembiayaan aktiva
4.1.3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengatahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan labaAnalisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan 56
Perkembangan rasio profitabilitas PT. Indosat Tbk. tahun 1999-2003 dapat
dilihat pada tabel 4.1.3 di bawah ii
Tabel 4.1.3
Perhitungan Rasio Profitabilitas PT. Indosat Tbk.
‘Tahun 1999-2003
Tahun | Tahun | Tahun | Tahun | Tahun’
1999 2003
Rasio Profitabilitas
2001
‘Net Profit Margin | 0,53
Return on Asset 028 [022 [0.07 [0.02
Return on Equity 034 [049 [O14 [0.03 [0.13
Earning Per Share| 4.596 [3.244 | 10.372 | 10.240 | 11.781
Productivity Ratio [052 [041 [0,23 [031 [031
‘Sumber: Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan
PI. Indosat Tbk, tahun 1999-2003
Rasio profitabilitas meliputi:
1. Net Profit Margin
Rasio ini menggambarkan besaya laba bersih yang diperoleh oleh
perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan, Rasio ini
menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan untuk setiap penjualan Karena memasukkan semua unsur
pendapatan dan biaya, Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rasio net
profit margin tertinggi yaitu untuk tahun 2000 sebesar 0,55 yang berarti
untuk setiap serafus rupiahpenjualan perusahaan mendapatkan
keuntungan bersih sebesar Rp 55. Sedangkan rasio net pofit margin
terendah terjadi pada tahun 2002 sebesar 0,05 yang berarti untuk setiap
seratus rupiah penjualan, perusahaan mendapatkan keuntungan bersih
sebesar Rp 5. Jika dilihat dari kelima tahun di atas terlihat bahwa nilai ner
pofit margin cenderung mengalami penurunan, kecuali pada tahun 2000Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 37
dan tahun 2003 yang mengalami sedikit peningkatan. Besamnya net profit
‘margin yang cenderung mengalami penurunan ini menunjukkan bahwa
terjadinya penurunan kinerja pada PT. Indosat Tbk..
(2. Return on Assets
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan
‘mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam
memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan, Dari
hasil pethitungan diperoleh nilai return on assets tertinggi sebesar 0,28
untuk tahun 1999 dan nilai return on assets terendah sebesar 0,02. untuk
tahun 2000. Arti angka ini adalah bahwa untuk setiap seratus rupiah aktiva
yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar 28
rupiah untuk tahun 2003 dan 2 rupiah untuk tahun 2002. Untuk menilai
Kinerja, rasio return on assets akan dibandingkan dengan rata-rata suku
bunga simpanan atau dengan tingkat kembalian pada industri yang sama.
Misalkan suku bunga simpanan sebesar 8% untuk tahun 2003, bisa
disimpulkan bahwa kinerja perusahaan untuk tahun 2003 kurang baik
Karena tingkat kembalian yang lebih rendah atas aktiva yang
diinvestasikan,
3. Return on Equity
Rasio ini berguna untuk mengetahui besamya kembalian yang diberikan
oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Dari hasil
pethitungan diperoleh nilai return on equity tertinggi sebesar 0,49 untuk
tahun 2000 yang berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang
saham, perusahaan memberikan kembalian sebesar 49 rupiah, Sedangkan
untuk nilai return on equity terendah sebesar 0,03 untuk tahun 2002 yang
berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang saham, perusahaan
memberikan kembalian sebesar 3 rupiah. Dengan membandingkan suku
bunga simpanan pada tahun 2003 yang sebesar 8% atau 0,08 bisa
disimpulkan bahwa perusahaan memberikan tingkat kembalian yang lebih
tinggi pada pemegang saham dibandingkan dengan investasi pada deposito
versitas Widyatamaan Keuangan dalam Menilai Kine ja Perasafiaan
atau tabungan, kecuali untuk tahun 2002 yang hanya memberikan tingkat
kembalian sebesar 0,03 atau 3 rupiah .
4. Earning Per Share (EPS)
Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu
Jembar saham. Rasio dapat diketahui dengan membandingkan antara aba
bersih dengan jumlah saham yang beredar. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai earning per share tertinggi sebesar 11.781 untuk tahun
2003, yang berarti untuk setiap satu lembar saham, laba yang diperoleh
adalah Rp 11.781. Sedangkan nilai earning per share terendah adalah
sebesar 3.244 untuk tahun 2000 yang berarti untuk setiap satu lembar
saham, laba yang diperoleh adalah Rp 3244, Dengan membandingkan nilai
earning per share bisa dilihat bahwa setiap tahunnya terjadi fluktuasi
dimana pada tahun 2000 dan tahun 2002 mengalami penurunan dibanding
tahun sebelumnya sedangkan untuk tahun 2001 dan 2003. terjadi
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
5. Productivity Ratio
Rasio ini menggambarkan kemampuan operasional perusahaan dalam
‘menjual dengan menggunakan aktiva yang dimiliki, Dari hasil perhitungan
diperoleh rasio produktivitas tertinggi pada PT. Indosat Tbk. sebesar 0,52
untuk tahun 1999 yang berarti bahwa dengan aktiva seratus rupiah,
perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari penjualan sebesar Rp 52.
Sedangkan rasio produktivitas terendah sebesar 0,23 untuk tahun 2001
yang berarti bahwa dengan aktiva sebesar seratus rupiah, perusahaan bisa
memperoleh pendapatan dari penjualan sebesar Rp 23. kelemahan dari
rasio ini adalah tidak memperhitungkan adanya harga pokok penjualan dan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
4.1.4 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang
dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya.Analisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan 59
Perkembangan rasio aktivitas PT. Indosat Tbk. tahun 1999-2003 dapat
dilihat pada tabel 4.1.4 di bawah ii
Tabel 4.1.4
Perhitungan Rasio Aktivitas PT. Indesat Tbk.
Tahun 1999-2003
face ‘Tahun ] Tahun | Tahun | Tahun ] Tahun
Raalo Aldivitea 1999 | 2000 | 2001 | 2002 | 2003
Receivable Tun Over st | 3.37 | 399 | soa | 6.08
Rata-rata Penerimaan Piutang | 41,31 | 108,47 | 93.92 | 140 | 5461
Total Asset Tum Over os2_[ ost | 023 | 031 | 031
‘Sumber: Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan
PT. Indosat Tok. tahun 1999-2003
Rasio aktivitas ini terdiri dari:
1. Receivable Turn Over
Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan
perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki, Semakin tinggi rasio
ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang
yang dimiliki. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tertinggi sebesar
8,84 untuk tahun 1999 dan terendah sebesar 3,37 untuk tahun 2000. Rasio
tersebut bisa diartikan bahwa pada tahun 1999, dalam satu tahun
perusahaan mampu mengkonversi piutang menjadi kas sebesar 8,84 kali,
sedangkan pada tahun 2000 sebesar 3,37 kali, Untuk melihat lebih jauh
dalam tentang umur piutang yang dimiliki oleh perusahaan, kita dapat
melihat pada rasio penerimaan piutang. Semakin rendah rasio perputaran
piutang berarti manajemen kurang efisien dalam mengelola aktiva karena
Jamanya umur piutang, Padahal piutang adalah aktiva yang menganggur
yang tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan,an Kewangan dalam Menilai Kinesja Perusahaan 60
2, Rata-rata Penerimaan Piutang
Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari
piutang akan bisa diubah menjadi kas atau ditagih, Rata-rata penerimaan
piutang tertinggi atau terlama adalah 108 hari untuk tahun 2000,
sedangkan terendah atau tercepat selama 41 hari pada tahun 1999,
Semakin cepat rata-rata penerimaan piutang akan semakin baik kinerja
perusahaan dalam mengelolapiutang. Pertimbangan lain dalam
manajemen piutang adalah mengenai pengaruh dari kebijakan pemberian
piutang terhadap peningkatan penjualan, Apakah dengan pelonggaran
kebijakan piutang akan meningkatkan penjualan atau sebaliknya justru
akan menurunkan keuntungan bersih karena banyaknya piutang yang tidak
tertagih,
3. Total Assets Turn Over
Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat
rasio ini kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Dari hasil perhitungan diperoleh rasio total
assets turn over tertinggi sebesar 0,52 yang berarti untuk setiap satu rupiah
akti
|. perusahaan menghasilkan 0.52 rupiah penjualan, sedangkan rasio
total assets turn over terendah sebesar 0,23 yang berarti untuk setiap satu
rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan 0,23 rupiah penjualan. Dari angka
tersebut bisa disimpulkan bahwa manajemen kurang efektif dalam
menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.
Dari hasil perhitungan analisis rasio di atas, dapat diambil simpulan bahwa
Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari masing-masing rasio adalah sebagai
berikut:
1. Rasio Likuiditas
Dilihat dari sisi rasio likuiditas, Kinerja keuangan perusahaan mengalami
peningkatan di tahun 2000 dan tahun 2003, masing-masing dibandingkan
dengan tahun 1999 dan tahun 2002. Sedangkan untuk tahun 2001 dan 2002an Kewangan dalam Menilai Kinesja Perusahaan 6
Kimerja_perusahaanmengalami penurunan, masing-masing dibandingkan
dengan satu tahun sebelumnya. Nilai rasio likuiditas pada PT. Indosat TBk.
sebagian besar berada diatas 1. semakin tinggi nilai rasio likuiditas suatu
perusahaan seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio likuiditas yang terlalu tinggi
seperti yang terjadi pada tahun 2000 menunjukkan manajemen yang buruk
atas sumber likuiditas atau pengelolaan aktiva lanear kurang bagus (kurang
cfisien) karena masih banyak aktiva yang menganggur.
Rasio Solvabilitas
inerja Keuangan perusahaan dilihat dari sisi rasio solvabilitas, mengalami
penurunan di tahun 2000 dan tahun 2003, masing-masing dibandingkan
dengan tahun 1999 dan tahun 2002, Dan mengalami peningkatan di tahun
2000 serta cenderung tetap di tahun 2002, masing-masing dibandingkan
dengan satu tahun sebelumnya, Dengan semakin besarnya nilai_rasio
solvabilitas pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan semakin menurun, karena tingginya nilai rasio solvabilitas seperti
yang terjadi pada tahun 2000 menunjukkan bahwa sebagian besar investasi
didanai oleh utang atau dana pinjaman, dengan kata lain porsi pemegang
saham semakin kecil dalam menjamin investasi yang mengakibatkan
pembayaran bunga menjadi besar.
. Rasio Profitabilitas
Dilihat dari sisi rasio profitabilitas, kinerja keuangan perusahaan pada tahun
2002 dan tahun 2003 cenderung mengalami peningkatan, masing-masing
dibandingkan dengan tahun 2001 dan 2002. Dan mengalami penurunan di
tahun 2001 dan 2002, masing-masing dibandingkan dengan satu tahun
sebelumnya. Dengan meningkatnya nilai rasio profitabilitas seperti yang
terjadi pada tahun 2002 dan 2003 pada suatu perusahaan, menunjukkan
meningkainya pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, baik
yang diperoleh dari setiap penjualan maupun dari aktiva yang digunakan, yang
berarti kinerja keuangan perusahaan semakin meningkatAnalisis Lay
an Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan 2
4, Rasio Aktivitas
Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari sisi rasio aktivitas, mengalami
peningkatan di tahun 2002 dibandingkan dengan tahun 2001, dan penurunan
di tahun 2600 dibandingkan dengan tahun 1999, Sedangkan untuk tahun 2000
dan tahun 2001, perusahaan mengalami peningkatan atau kesuksesan dalam
penagihan piutang yang dimiliki tetapi kurang mampu menggunakan aktiva
yang dimilikinya secara lebih efektif untuk mengahasilkan penjualan,
4.2 Analisis Trend
Anali
is trend biasa digunakan untuk memprediksi suatu persoalan
(membuat ramalan jangka panjang). Dengan menggunakan model matematik
garis trend bisa dibuat dengan menggunakan metode least square. Model
tersebut serupa dengan model regresi, kecuali asumsi yang menyatakan bahwa
korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1 sama
dengan 0 yang digunakan untuk model regresi tidak bisa dipakai untuk
analisis trend. Adapun hasil perhitungan analisis trend untuk masing-masing
rasio adalah sebagai berikut:
4.2.1 Rasio Likuiditas
1. Current Ratio
Beriku
isajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis
trend atas nilai current ratio pada PT. Indosat Tbk.:Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 68
Grafik 4.2.1.1
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis rend atas nilai current
ratio PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
Sumber : Data yang sudah diolah
Dari grafik current ratio di atas terlihat bahwa untuk tahun 1999
sampai dengan tahun 2003 nilai current ratio PT. Indosat Tbk. sudah
baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004
sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka
analisis trend untuk nilai current ratio pada tahun 2004 sampai dengan
tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 0,95 untuk tahun 2004, 0,34
untuk tahun 2005 dan -0.27 untuk tahun 2006, Berdasarkan hasil
pethitungan analisis trend yang menggambarkan semakin menurunnya
nilai current ratio untuk di masa yang akan datang, maka hal tersebut
harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu meningkatkan kembali
kemampuannya dalam membayar kewajiban-kewajiban j
2 Quick Ratio
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan ha
ngka pendeknya.
perhitungan analisis
trend atas nilai quick ratio pada PT. Indosat Tbk:
versitas WidyatamaAnalisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan o
Grafik 4.2.1.2
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nil
PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
ues nate
———
Sumber : Data yang sudah diolah
Nil
quick ratio yang berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa
aktiva yang cepat diuangkan cukup memadai untuk membayar kewajiban
yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Schingga dapat dilihat pada
grafik di atas bahwa untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 ni
atakan sudah baik. Dengan
diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan
quick ratio pada PT. Indosat Tbk. dapat
tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk
nilai quick ratio pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami
penurunan. Untuk tahun 2004 sebesar 0,91, tahun 2005 sebesar 0,29 dan =
0,33 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis trend yang,
menggambarkan semakin menurumya nilai quick ratio untuk masa
ig
‘akan datang, maka perusahaan diharapkan agar mampu meningkatkan
Kembali kemampuannya dalam membayar kewajiban lancamya dengan
menggunakan aktiva yang cepat diuangkan tanpa menunggu pencairan
persediaan, guna mengantisipasi semakin menurunnya nilai quick ratio
tersebut,Analisis Lay
ran Keuangan dalam Menilai Kinegja Perusahaan 65
3. Net Working Capital
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis
trend atas nilai net working capital pada PT. Indosat Tbk.:
Grafik 4.2.1.3
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai net working
capital PY. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
‘Net Worn cata
Sumber : Data yang sudah diolah
Untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dapat terlihat pada grafik
di atas bahwa net working capital mengalami fluktua
yang terus
menerus. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004
sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka
analisis trend untuk nilai net working capital pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi -0,047 untuk tahun
2004, -0,656 untuk tahun 2005 dan -1,265 untuk tahun 2006, Berdasarkan
hasilperhitungan analisis trend yang menggambarkan _semakin
menurunnya nilai net working capital untuk tahun yang akan datang, maka
hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan dengan meningkatkan
Kembali jumlah aktiva lancamya atau mengurangi jumlah utangnya.Analisis Lay
ran Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 66
4.2.2 Rasio Solvabilitas
1. Debt to Assets Ratio
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis,
ai debt fo assets ratio pada PT. Indosat Tbk.:
trend atas ni
Grafik 4.2.2.1
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis rrend atas nilai debr co
assets ratio PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
Sumber : Data yang sudah diolah
Nilai debt to assets ratio untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003
pada PT. Indosat Tbk. dianggap kurang baik karena dengan semakin
meningkatnya nilai debt to assets ratio menunjukkan bahwa semakin
besar pula jumlah utang perusahaan yang digunakan untuk membiayai
investasi. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004
sampai dengan tahun 2006 tidak mengalamiperubahan berarti, maka
analisis trend untuk nilai debt to assets ratio pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 0,67 untuk tahun
2004, 0,74 untuk tahum 2005 dan 0,81 untuk tahun 2006, Berdasarkan
hasil perhitungan analisis frend yang menggambarkan _semakin
meningkatnnya nilai debt to assets ratio untuk yang akan datang, maka hal
tersebut menunjukkan menurunnya kinerja perusahaan,Analisis Lay
ran Keuangan dalam Menilai Kinegja Perusahaan 7
2. Debtto Equity Ratio
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis
trend atas nilai debt to equity ratio pada PT. Indosat Tbk.:
Grafik 4.2.2.2
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai debt to
equity ratio PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006,
eb ay a
Sumber : Data yang sudah diolah
Untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai debe to equity ratio
pada PT. Indosat Tbk. dianggap kurang baik Karena porsi pemegang
saham semakin kecil dalam menjamin investasi kreditor atau dengan kata
Jain sebagian besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan didanai dari
dana pinjaman. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun
2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka
analisis trend untuk nilai debe t0 equity ratio pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 1,47 untuk tahun
2004, 1,64 untuk tahun 2005 dan 1,82 untuk tahun 2006. Berdasarkan
hasil perhitungan analisis trend yang menggambarkan _semakin
meningkainya nilai debr to equity ratio untuk masa yang akan datang,
maka hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu
meningkatkan kembali penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman.Analisis Lay
ran Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 68
3. Equity Muttiplier
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis
trend atas nilai equiy multiplier pada PT. Indosat Tbk.:
Grafik 4.2.2.3
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai equiy
multiplier PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
‘uy Mater
Sumber : Data yang sudah diolah
Untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dapat dilihat bahwa equiy
multiplier Kurang baik Karena dengan semakin meningkatnya nilai
equity multiplier menunjukkan semakin Keeilnya porsi dati aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Dengan diasumsikan
bahwa Keadaan ckonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai equity
multiplier pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami
peningkatan menjadi 2,47 untuk tahun 2004, 2,64 untuk tahun 2005 dan
2,82 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis trend yang,
menggambarkan semakin meningkatnya nilai equity multiplier untuk
tahun yang akan datang, maka hal tersebut menunjukkan bahwa porsi
pemegang sham akan semakin keeil dalam pembiayaan aktiva, sehingga
mengakibatkan kinerjanya semakin menurun, Karena persentase untuk
pembayaran bunga semakin besar.Analisis Lay
an Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan Co
4.2.3 Rasio Profitabilitas
1. Net Profit Margin
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis
trend atas nilai net profit margin pada PT. Indosat Tbk.
Grafik 4.2.3.1
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai net profit
margin PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
Sumber : Data yang sudah diolah
Dari grafik ner profit margin di atas terlihat bahwa untuk tahun 1999
sampai dengan tahun 2003 nilai net profit margin PT. Indosat Tbk.
sudah baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun
2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka
analisis wend untuk nilai net profit margin pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi -0,03 untuk tahun
2004, -0,15 untuk tahun 2005 dan -0,27 untuk tahun 2006. Berdasarkan
hasil perhitungan analisis frend yang menggambarkan _semakin
menurunnya nilai net profit margin untuk masa yang akan datang, maka
hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu meningkatkan
Kembali kemampuannya dalam menghasilkan laba bersih pada setiap
penjualan yang,Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 70
2. Return on Assets
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis,
trend atas nilai return on assets pada PT. Indosat Tbk.:
Grafik 4.2.3.2
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai return on
assets PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
etn en Ate
ae =
Sumber : Data yang sudah diolah
Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa untuk tahun 1999 sampai
dengan tahun 2003 nilai return on assets sudah cukup baik, Dengan
diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan
tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk
nilai_ return on assets pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
‘mengalami penurunan menjadi -0,06 untuk tahun 2004, -0,13 untuk tahun
2005 dan -0,19 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis,
trend yang menggambarkan semakin menurunnya nilai return on assets
untuk yang akan datang, maka hal tersebut harus menjadi bahan
pertimbangan perusahaan agar lebih efisien dalam memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan untuk memperoleh
pendapatanAnalisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan a
3. Return on Equity
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis,
trend atas nilai return on equity pada PT. Indosat Tbk.:
Grafik 4.2.3.3
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai return on
equity PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
Sumber : Data yang sudah diolah
Untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dapat dilihat bahwa
return on equity sudah baik. Dengan diasumsikan bahwa keadaan
ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami
perubahan berarti, maka analisis trend untuk nilai return on equity pada
tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi -
0,04 untuk tahun 2004, -0,13 untuk tahun 2005 dan -0,21 untuk tahun
2006. Berdasarkan hasil perhitungan analisis trend yang menggambarkan
semakin menurunnya nilai return on equity untuk yang akan datang, maka
hal tersebut harus diantisipasi oleh perusahaan agar mampu meningkatkan
kinerjanya.Analisis Lay
ran Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan R
4. Earning Per Share
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis
trend atas nilai earning per share pada PT. Indosat Tbk.
Grafik 4.2.3.4
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai earning per
share PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
ai ea
Sumber : Data yang sudah diolah
Nilai earning per share untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003
pada PT. Indosat Tbk. sudah baik, hal tersebut dapat terlihat dengan
semakin besamya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham,
Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis
trend untuk nilai earning per share pada tahun 2004 sampai dengan tahun
2006 mengalami peningkatan menjadi 14.459 untuk tahun 2004, 16.596
untuk tahun 2005 dan 18.733 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil
pethitungan analisis trend yang menggambarkan semakin meningkatnya
nilai earning per share untuk yang akan datang, maka hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin besamya jumlah pengembalian modal untuk
satiap lembar sahamnya,Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan B
5. Productivity Ratio
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis,
trend atas nilai productivity ratio pada PT. Indosat Tbk.:
Grafik 4.2.3.5
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas nilai productivity
ratio PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
Produty Rate
Sumber : Data yang sudah diolah
Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa untuk tahun 1999 sampai
dengan tahun 2003. nilai productivity ratio sudah baik. Dengan
diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan
tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk
nilai productivity ratio pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
mengalami penurunan menjadi 0,20 untuk tahun 2004, 0,15 untuk tahun
2005 dan 0,10 untuk tahun 2006, Berdasarkan hasil perhitungan analisis
trend yang, menggambarkan semakin menurunnya nilai productivity ratio
untuk yang akan datang, maka perusahaan harus mampu meningkatkan
Kembali kemampuan operasionalnya dalam menjual dengan menggunakan
aktiva yang dimilikinya.Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 74
4.2.4 Rasio Aktivitas
1. Receivable Turn Over
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis,
trend atas nilai receivable turn over pada PT. Indosat Thk.:
Grafik 4.2.4.1
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis rend atas nilai receivable
turn over PY. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
i
iu
Sumber : Data yang sudah diolah
Untuk receivable urn over pada PT. Indosat Tbk. tahun 1999 sampai
dengan tahun 2003 sudah sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat pada
grafik dimana terjadi peningkatan setiap tahunnya kecuali untuk tahun
2003 yang mengalami penurunan, bahwa sangat baik. Dengan
diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan
tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk
nilai receivable wrn over pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
mengalami peningkatan menjadi 61,71 untuk tahun 2004, 72.23 untuk
tahun 2005 dan 82,76 untuk tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan
analisis frend yang menggambarkan semakin meningkatnya _nilai
receivable turn over untuk yang akan datang, ini menggambarkan kualitas
pittang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang,Analisis Caporan Keuangan dalam Menilai Kineria Perusafiaan B
yang dimiliki, Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik kemampuan
perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki
2, Rata-rata Penerimaan Piutang
Berikut
disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan ana
trend atas nilai rata-rata penerimaan pada PT, Indosat Tbk.
Grafik 4.2.4.2
Perkembangan dan hasil perhitungan analisis trend atas n
penerimaan PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
jai rata-rata
|
Sumber : Data yang sudah diolah
Dari grafik rata-rata penerimaan piutang di atas terlihat bahwa untuk
tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 nilai rata-rata penerimaan utang
dari tahun ke tahun sudah sangat baik dengan semakin cepatnya rata-
rata penerimaan, Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk
tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti,
maka analisis trend untuk nilai rata-rata penerimaan piutang pada tahun
2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan menjadi -2,62
untuk tahun 2004, -9,37 untuk tahun 2005 dan -16,13 untuk tahun 2006.
Berdasarkan hasil perhitngan analisis irend yang menggambarkan
semakin menurunnya nilai rata-rata penerimaan piutang untuk yang akan
datang, menunjukkan semakin baiknya kinerja perusahaan dalam
mengelola piutang.
versitas WidyatamaAnalisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusafiaan 16
3. Total Assets Turn Over
Berikut ini disajikan grafik perkembangan dan hasil perhitungan analisis,
trend atas nilai total assets turn over pada PT. Indosat Tbk.:
Grafik 4.2.43
Perkembangan dan hasil perhitungan an:
is trend atas nilai total assets
turn over PT. Indosat Tbk. Tahun 1999-2006
Tn Ames Tam Or
Sumber : Data yang sudah diolah
Nilai total assets turn over untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003
pada PT. Indosat Tbk. dapat dikatakan kurang baik. Dengan
diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai dengan
tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka analisis trend untuk
nilai fotal assets mrn over pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
mengalami penurunan menjadi 0,20 untuk tahun 2004, 0,15 untuk tahun
2005 dan 0,10 untuk tahun 2006, Berdasarkan hasil perhitungan analisis,
trend yang menggambarkan semakin menurunnya nilai total assets turn
‘over untuk yang, akan datang, maka pihak perusahaan harus lebih mampu
menggunakan aktiva yang dimilikinya secara lebih efektif untuk
mengahasilkan penjualan.Analisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 7
Dari hasil perhitungan analisis trend di atas, dapat diambil simpulan bahwa
estimasi kemungkinan kinerja keuangan PT. Indosat Tbk. di masa yang akan
datang jika dilihat dari masing-masing rasio adalah sebagai berikut:
1. Rasio Lik
tas
Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka estimasi
kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan
menggunakan analisis (rend untuk rasio likuiditas pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 mengalami penurunan, Dengan menurunnya nilai
likuiditas ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Indosat Tbk. di masa
yang akan datang juga akan mengalami penurunan, Maka hal tersebut harus
diantisipasi oleh perusahaan agar mampu —meningkatkan _kembali
kemampuannya dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya,
dengan meningkatkan kembali jumlah aktiva lancar atau mengurangi jumlah
utangnya.
2. Rasio Solvabilitas
Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka estimasi
kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan
menggunakan analisis trend untuk rasio solvabilitas pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 akan mengalami peningkatan. Dengan semakin
meningkatya nilai solvabilitas tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
PT. Indosat Tbk. di masa yang akan datang akan mengalami penurunan,
Karena tingginya nilai rasio solvabilitas menunjukkan bahwa sebagian besar
investasi didanai oleh utang atau dana pinjaman atau dengan kata lain porsi
pemegang saham semakin kecil dalam menjamin_ investasi yang
mengakibatkan pembayaran bunga yang besar. Maka perusahaan_harus
mampu meningkatkan penyediaan dana oleh pemegang saham untuk
membiayai atau menjamin investasi.
versitas WidyatamaAnalisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 8
3. Rasio Profitabilitas
Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka estimasi
kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan
menggunakan analisis trend untuk rasio profitabilitas pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 mengalami penurunan kecuali untuk nilai earning per
share yang, mengalami peningkatan, Dengan nilai rasio profitabilitas yang
cenderung menurun berarti kinerja keuangan PT, Indosat Tbk. di masa yang
akan datang juga akan mengalami penurunan karena menurunnya kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, baik yang diperoleh dari setiap
penjualan yang dilakukan maupun dari aktiva yang digunakan. Hal tersebut
harus menjadi bahan pertimbangan perusahaan agar lebih _efisien
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dalam kegiatan _operasional
perusahaan untuk memperoleh pendapatan atau menghasilkan laba bersih.
4. Rasio Aktivitas
Dengan diasumsikan bahwa keadaan ekonomi untuk tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan berarti, maka estimasi
kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan
menggunakan analisis trend untuk rasio akti
1s pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 mengalami penurunan kecuali untuk nilai receivable turn
‘over yang mengalami peningkatan, Hal ini menunjukkan kualitas piutang
perusahaan dan kesuksesan perusahaan di masa yang akan datang dalam
penagihan piutang yang dimiliki, yang berarti semakin baiknya kinerja
perusahaan dalam mengelola piutang. Akan tetapi dengan menurunnya nilai
total assets turn over untuk yang akan datang, harus menjadi bahan
pertimbangan pihak perusahaan agar lebih mampu menggunakan aktiva yang
dimilikinya secara lebih efektif untuk mengahasilkan penjualanAnalisis Caporan Kewangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan 9
BABY
SIMPULAN DAN SARAN
5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan pada PT. Indosat Tbk. apabila dilihat dari analisis
laporan keuangan tahun 1999 sampai dengan 2003 dengan menggunakan
rasio keuangan mengalami peningkatan pada tahun 2000 dan 2003,
masing-masing dibandingkan dengan tahun 1999 dan tahun 2002. Dan
penurunan pada tahun 2001 dan 2003, masing-masing dibandingkan
dengan satu tahun sebelumnya,
2. Estimasi kemungkinan kinerja keuangan perusahaan PT. Indosat Tbk. di
masa yang akan datang dengan menggunakan analisis rend untuk rasio
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 mengalami penurunan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran,
‘yang perlu diperhatikan sebagai masukan. Saran tersebut antara lain:
1. Mempertahankan nilai likuiditas perusahaan, yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.
2. Perusahaan harus lebih efisien memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam
Kegiatan operasionalnya untuk meningkatkanpendapatan atau
meningkatkan laba bersih.
3. Mengurangi jumlah utangnya dengan meningkatkan penyediaan dana oleh
pemegang saham untuk membiayai atau menjamin investasi
4, Mempertahankan kualitas piutang perusah:
dalam penagihan piutang yang dimiliki
‘Universitas WidyatamaDAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat,
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-YOGY AKARTA.
Andi Supangat. 2005. Analisis data Statistik. Bandung: Universitas Widyatama.
Bambang Riyanto. 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4,
Yogyakarta: BPFE YOGYAKARTA.
Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Dwi Prastowo D. dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep
dan Aplikasi, Cetakan Kedua (Revisi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Gitman, Lawrence. 2000, Principles of Managerial Finance. Addison Wesley.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta:
Salemba Empat.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Kedua, Cetakan Pertama, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mariana Theresia. 2003. Skripsi: Bvaluasi Kinerja Perusahaan dengan Analisis
Rasio. Bandung: Universitas Widyatama.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
S. Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan
Ketigabelas. Yogyakarta: LIBERTY YOGY,
Edisi Keempat, Cetakan
KARTA.
Sofyan Syafti Harahap 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edi
Cetakan 4. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
‘Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
3, Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.