You are on page 1of 19

Aplikasi Model Konseptual Caring Dari Jean Watson ..

( Abi Muhlisin dan Burhannudin


Ichsan ) 147
APLIKASI MODEL KONSEPTUAL CARING DARI JEAN WATSON DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN
Abi Muhlisin*
Burhannudin ichsan**
Abstract
Caring science is an orientation human science and humanity to process, phenomenon, and experience of
human caring. Caring science, like also other science, covers art and humanity. Transpersonal Caring
confess unity in life and relationships which there is in circle caring which is concentric - from individual, at
others, at public, at world, at planet earth, at nature universe. Values caring in the theory Wastson hardly
critical in maintaining humanity and increases health and process healing in practice treatment. Although
caring also is elaborated in a few other treatment model, the theory human caring from Watson presents is
in perpective ness is different in treatment science. The theory Watson include;covers values and factors
caring relevant to guide the application of treatment process through caring transactional.
Key words: Conceptual model, caring, nursing proces
* Abi Muhlisin
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS jalan Ahmad Yani tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
** Burhannudin ichsan
Dosen Fakultas Kedokteran UMS jalan Ahmad Yani tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
PENDAHULUAN
Adanya pergeseran demografi, pergeseran
sosial ekonomi, serta meningkat dan bertambah
rumitnya masalah kesehatan akan berdampak
pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan. Masyarakat lebih sadar akan hak
dan kewajiban untuk menuntut tersedianya
pelayanan kesehatan dan keperawatan dengan
mutu yang secara profesional dapat
dipertanggungjawabkan. Menghadapi globalisasi
ini tiada upaya lain yang perlu dilakukan keculai
mengadakan penyesuaian dan perbaikan terhadap
mutu layanan keperawatan.
Peningkatan mutu pelayanan keperawatan
didukung oleh pengembangan teori-teori
keperawatan, salah satunya adalah teori Caring
menurut Jean Watson. Caring adalah sentral untuk
praktek keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana
perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Kunci dari kualitas
pelayanan asuhan keperawatan adalah perhatian,
empati dan kepedulian perawat. Hal ini sangat
sesuai dengan tuntutan masyarakat pada saat ini
yaitu mengharapkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
Banyak faktor yang mempengaruhi faktor
caring, seperti umur, gender, lingkungan kerja dan
kualifikasi perawat. melihat banyak faktor yang
mempengaruhi perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan yang didasari prinsip caring,
kelompok tertarik untuk melihat fenomena yang
terjadi di lahan praktek, apakah caring dapat
dilaksanakan oleh perawat tanpa dibatasi tempat,
waktu dan kondisi klien.
KONSEP CARING
1. Pengertian Caring Science
Caring science merupakan suatu
orientasi human science dan kemanusiaan
terhadap proses, fenomena, dan pengalaman
human caring. Caring science, seperti juga
science lainnya, meliputi seni dan
kemanusiaan. Transpersonal Caring
mengakui kesatuan dalam hidup dan
hubungan-hubungan yang terdapat dalam
lingkaran caring yang konsentrik dari
individu, pada orang lain, pada masyarakat,
pada dunia, pada planet Bumi, pada alam
semseta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George
(1990) mendefinisikan caring lebih dari
sebuah exisestensial philosophy, ia
memandang sebagai dasar spiritual, baginya
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150
148
caring adalah ideal moral dari keperawatan.
Manusia akan eksistensi bila dimensi
spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang
tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif.
Caring sebagai esensi dari keperawatan
berarti juga pertanggungjawaban hubungan
antara perawat-klien, dimana perawat
membantu partisipsi klien, membantu
memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang
dikembangkan oleh Watson antara tahun
1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh
carative factors sebagai suatu kerangka
untuk memberikan suatu bentuk dan fokus
terhadap fenomena keperawatan. Watson
menganggap istilah factors terlalu
stagnant terhadap sensibilitasnya di masa
kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi
teorinya dan arahnya di masa depan.
Konsep tersebut adalah clinical caritas
dan caritas processes, yang dianggapnya
lebih cocok dengan ide-ide dan ara
perkembangan teorinya (Watson, 2004)
2. Paradigma Keperawatan Menurut Watson
Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan
human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu
manusia mencapai keharmonisan pikiran,
jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde,
self-control, self-care, dan selfhealing.
Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang
mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa
dan raga, yang membutuhkan bantuan
terhadap pengambilan keputusan tentang
kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan
harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan
keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan
raga antara diri dengan orang lain dan
antara diri dengan lingkungan.
Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi
transpersonal caring terjadi antara klien
dan perawat.
3. Asumsi Dasar Science of Caring
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan
beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa
seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan
waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi
tentang science of caring. Asumsi dasar
tersebut yaitu:
Caring dapat didemonstrasikan dan
dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal
Caring terdiri dari carative factors yang
menghasilkan kepuasan terhadap
kebutuhan manusia tertentu
Efektif caring meningkatkan kesehatan
dan pertumbuhan individu dan keluarga
Respon caring menerima seseorang tidak
hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga
menerima akan jadi apa dia kemudian
Lingkungan caring adalah sesuatu yang
menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan di saat yang sama
membiarkan sesorang untuk memilih
tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu
Caring lebih healthogenic daripada
curing.
Praktek caring merupakan sentral bagi
keperawatan.
4. Faktor Carative dalam Caring
Original carative factors kemudian
dikembangkan oleh Watson menjadi clinical
caritas processes yang menawarkan
pandangan yang lebih terbuka (Watson,
2004), yaitu:
Menerapkan perilaku yang penuh kasih
sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
Hadir dengan sepenuhnya, dan
mewujudkan dan mempertahankan sistem
keperacayaan yang dalam dan dunia
kehidupan subjektif dari dirinya dan
orang dirawat.
Memberikan perhatian terhadap praktekpraktek
spiritual dan transpersonal diri
orang lain, melebihi ego dirinya.
Mengembangkan dan mempertahakan
suatu hubungan caring yang sebenarnya,
yang saling bantu dan saling percaya.
Hadir untuk menampung dan mendukung
ekspresi perasaan positif dan negatif
Aplikasi Model Konseptual Caring Dari Jean Watson .. ( Abi Muhlisin dan Burhannudin
Ichsan ) 149
sebagai suatu hubungan dengan semangat
yang dalam dari diri sendiri dan orang
yang dirawat.
Menggunakan diri sendiri dan semua cara
yang diketahui secara kreatif sebagai
bagian dari proses caring, untuk terlibat
dalam penerapan caring-healing yang
artistik.
Terlibat dalam pengalaman belajar
mengajar yang sebenarnya yang
mengakui keutuhan diri orang lain dan
berusaha untuk memahami sudut pandang
orang lain.
Menciptakan lingkungan healing pada
seluruh tingkatan, baik fisik maupun non
fisik, lingkungan yang kompleks dari
energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan,
martabat, dan kedamaian.
Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar,
dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan human care essentials,
yang memunculkan penyesuaian jiwa,
raga dan pikiran, keholistikan, dan
kesatuan diri dalam seluruh aspek care;
dengan melibatkan jiwa dan keberadaan
secara spiritual.
Menelaah dan menghargai misteri
spritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, soul
care bagi diri sendiri dan orang yang
dirawat.
5. Perilaku Caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions
Inventory = CDI) yang didesain oleh Watson
dan Lea (1997) merupakan instrumen yang
dikembangkan untuk meneliti perilaku
perawat (perilaku caring). Daftar dimensi
caring tersebut antara lain:
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI2. Membuat catatan keperawatan
mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada
klien
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada
klien sebagai individu
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja
dengan klien
CDI 7. Duduk dengan klien
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada
perawat senior
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap manis dengan klien
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan
perawat lain untuk klien
CDI 13. Mendengarkan klien
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai
klien
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek
self care
CDI 16. Melakukan sharing mengenai
masalah pribadi dengan klien
CDI 17. Memberikan informasi mengenai
klien
CDI 18. Mengukur tanda vital klien
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien
sebelum kebutuhan pribadi
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur
klinik
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai
prosedur klinik
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada
klien
Hasil penelitian Lea Amanda et all (1998)
menjelaskan bahwa semua item pada CDI
mempunyai korelasi positif dengan item
lainnya kecuali CDI no. 3 dan 16. Untuk
mengukur perilaku caring perawat, kelompok
IV menyusun instrumen berdasarkan CDI 1-
25. Instrumen tersebut meliputi instrumen
observasi dan kuesioner, yang dapat lihat
pada lampiran 1 dan lampiran 2.
PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI
CARING
Watson (1979) menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang
sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua
proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan
masalah dan menemukan solusi yang terbaik.
Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua
proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang
dimiringkan menandakan proses riset yang
terdapat dalam proses keperawatan):
Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review
masalah; menggunakan pengetahuan dari
literature yang dapat diterapkan, melibatkan
pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan
konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan
untuk memandang dan mengkaji masalah dan
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150
150
pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel
yang akan diteliti dalam memecahkan masalah
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan
kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:
a. Lower order needs (biophysical needs) yaitu
kebutuhan untuk tetap hidup meliputi
kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan
oksigenisasi.
b. Lower order needs (psychophysical needs)
yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi
kebutuhan aktifitas, aman, nyaman,
seksualitas.
c. Higher order needs (psychosocial needs),
yaitu kebutuhan integritas yang meliputi
kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
d. Higher order needs (intrapersonalinterpersonal
needs), yaitu kebutuhan untuk
aktualisasi diri.
Perencanaan:
Perencanaan membantu untuk menentukan
bagaimana variable-variabel akan diteliti atau
diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau
design untuk memecahan masalah yang mengacu
pada asuhan keperawatan serta meliputi
penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan
pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan
Implementasi:
Merupakan tindakan langsung dan implementasi
dari rencana serta meliputi pengumpulan data
Evaluasi
Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa
data, juga untuk meneliti efek dari intervensi
berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil,
tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai,
dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Melihat besarnya manfaat caring,
seharusnya caring tercermin dalam setiap interaksi
perawat dan klien, bukan malah dianggap sebagai
sesuatu yang sulit diwujudkan dengan dalih beban
kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen
askep ruangan yg kurang baik. Pelaksanaan caring
akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan,
memperbaiki image perawat di masyarakat dan
membuat profesi keperawatan memiliki tempat
khusus di mata para pengguna jasa pelayanan
kesehatan, bukan hanya sebagai pelengkap
penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Christerisen, P.J & Kenney J. (1995). Nursing process aplication of conceptual models, 4th edition.
St. Louis:
The C.V. Mosby Company
Filzpatrick, J.J & Whall, A.L. (1989). Conceptual models of nursing analysis and application.
California:
Appleton & Lange
George, Julia B. (1995). Nursing theories: the base for professional nursing practice, 4th edition.
Connecticut: Apleton & Lange
Kozier, B. (2004). Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice. New Jersey: Pearson
Education Inc.
Mariner, Ann. (1986). Nursing theoriests and their work. St. Louis: Mosby Company
Meleis, A.I. (1997). Theoritical nursing: development and progress. Philadelphia: Lippincott
Tomey, A. (1994). Nursing theorist and their work, 3th edition. Philadelphia: Mosby Year Book Inc.
Tutiyani. (2000). Hubungan antara persepsi perawat dan gaya kepemimpinan terhadap perilaku
caring.
Tidak dipublikasikan
Watson, Jean. (2004). Theory of human caring. Http://www2.uchsc.edu/son/caring.
PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT

DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

DIRUANG MARANATHA I

MAGARETA MIA AJI SAPUTRI

Abstrak

Perilaku caring merupakan suatu sikap, rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain,
artinya memberikan perhatian yang lebih kepada seseorang dan bagaimana seseorang itu
bertindak. Karena perilaku caring merupakan perpaduan perilaku manusia yang berguna dalam
peningkatan derajat kesehatan dalam membantu pasien yang sakit. Perilaku caring sangat
penting untuk mengembangkan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup
manusia. Perilaku caring sangat penting dalam layanan keperawatan karena akan memberikan
kepuasan pada klien dan perawatan akan lebih memahami konsep caring, khususnya perilaku
caring dan mengaplikasikan dalam pelayanan keperawatan.

Penelitian ini bersifat kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui persepsi klien tentang
perilaku caring perawat dan apa yang dirasakan klien ketika perawat melakukan perawatan
sesuai dengan konsep perilaku caring.

Hasil penelitian persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dalam pelayanan
keperawatan di Ruang Maranata I ini menghasilkan dua tema yaitu: pengetahuan perilaku
caring perawat menurut pasien adalah perawat memberi perhatian lebih kepada pasien dan
diangggap keluarga, perilaku caring perawat yang dirasakan pasien adalah perawat aktif
bertanya, berbicara lembut, memberi dukungan, responsif, terampil dan menghargai serta
menjelaskan.

Peningkatan pemahaman tentang perilaku caring pada perawat akan meningkatkan


pelayanan keperawatan untuk pasien dan pasien akan merasakan perilaku caring perawat
dalam pelayanan keperawatan.

Kata kunci : Persepsi, Pasien, Perilaku caring


Abstract

Caring behavior is a sence of attitude, caring, respect, and appreciate nother people, which
means giving more attention to someone and how that person thinks and acts. As caring
behavior is a collaboration between human behaviour which is useful for increasing health
status in helping sick clients. Caring behaviour is very important in nursing service since it will.
Bring satisfaction to clients and nurses themselves will understand about caring concept
especially and caring behaviour apply it in nursing service.

This research was a qualitative phenomenological study which aimed to know the
perception of patient about caring behaviour from nurses and what patients fell about caring
behaviour from nurses in giving nurses service.

The result of study found that knowledge about nurses behaviour, according to patients,
was that nurses gave more attention to clients and considered them as their family. Caring
behaviour of nurses which the patient felt were nurses activity asking, speaking sofly, giving
support, being responsive and skillfull as well as respecting and explaining to clients.

The improvement of understanding about caring behaviour for nurses will improve nursing
service given to patients. Meanwhile, patients will fell caring behaviour the nurses give in
nursing service.

Keyword : perception, patient, caring behaviour

Pendahuluan

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang mempunyai suatu


paradigma atau model keperawatan yang meliputi empat komponen yaitu : manusia,
kesehatan, lingkungan dan perawat itu sendiri. Perawat adalah suatu profesi yang mulia,
karena memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita
sakit. Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati) Sebagai seorang
perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat
dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin
dalam perilaku caring atau kasih sayang.( Dwidiyanti )
Caring sangatlah penting untuk keperawatan. Caring adalah fokus pemersatu untuk praktek
keperawatan. ( Blais ). Perilaku caring juga sangat penting untuk tumbuh kembang,
memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia ( Blais ). Caring mengandung
3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan ikhlas
( Sitorus ). Caring juga merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain,
artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan kesukaan seseorang dan bagaimana
seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan asuhan (Caring) secara sederhana tidak hanya
sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana, karena caring merupakan kepedulian
untuk mencapai perawatan yang lebih baik, perilaku caring bertujuan dan berfungsi
membangun struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada
satu tempat( Dwidiyanti ), maka kinerja perawat khususnya pada perilaku caring menjadi sangat
penting dalam mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien terutama di rumah
sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi pelayanan yang nantinya akan
dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan ( Potter Perry )

Berdasarkan hasil survey kepuasan pasien yang dilakukan oleh Depkes RI pada beberapa
Rumah Sakit di Jakarta menunjukkan bahwa 14 % pasien tidak puas terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan, sedangkan pelayanan yang diberikan pada umumnya sudah baik.
Wawancara sederhana yang dilakukan oleh peneliti pasien mengungkapkan bahwa perawat
jarang ke pasien, ke pasien hanya untuk rutinitas saja saat ada tindakan keperawatan, kurang
lama berinteraksi dengan pasien.

Berdasarkan hasil survey tingkat kepuasan terhadap pelayanan keperawatan yang


dilakukan Rumah Sakit pada bulan Juni 2009 menunjukkan 92,17% dari 312 responden
menyatakan pelayanan di rumah sakit khususnya keperawatan cukup baik, tetapi pada bulan
juni juga terdapat masukan dan kritikan yang ditujukan kepada perawat melalui kotak saran
yang menyatakan ketidakpuasan terhadap pelayanan keperawatan Di Ruang Maranatha I.
Pasien tersebut mengatakan perawatnya judes, kurang ramah, kurang memuaskan dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pasien, kurang peduli sama pasien dan lain-lain,
dimana hal tersebut akan menurunkan mutu pelayanan keperawatan RS Mardi Rahayu yang
dianggap dulu lebih baik daripada sekarang dan menurunkan citra perawat khususnya di Ruang
Maranatha I.

Perumusan Masalah
Caring sangatlah penting untuk keperawatan. Caring adalah fokus pemersatu untuk
praktek keperawatan ( Blais ). Perilaku caring juga sangat penting untuk tumbuh kembang,
memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia ( Blais ). Caring juga
merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya memberi perhatian
dan mempelajari kesukaan kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berfikir dan
bertindak. Memberikan asuhan (Caring) secara sederhana tidak hanya sebuah perasaan
emosional atau tingkah laku sederhana, karena caring merupakan kepedulian untuk mencapai
perawatan yang lebih baik ( Dwidayanti ), maka kinerja perawat khususnya pada perilaku caring
menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan terutama di
rumah sakit( Potter perry ) Berdasarkan hasil survey tingkat kepuasan terhadap
pelayanan keperawatan yang dilakukan Rumah Sakit pada bulan Juni 2009 menunjukkan
92,17% dari 312 responden menyatakan pelayanan di rumah sakit khususnya keperawatan
cukup baik, pada kenyataannya bulan juni juga terdapat masukan dan kritikan yang ditujukan
kepada perawat melalui kotak saran yang menyatakan ketidakpuasan terhadap pelayanan
keperawatan Di Ruang Maranatha I. Pasien tersebut mengatakan perawatnya judes, kurang
ramah, kurang memuaskan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pasien, kurang
peduli sama pasien, dimana hal tersebut akan menurunkan mutu pelayanan keperawatan RS
Mardi Rahayu yang dianggap dulu lebih baik daripada sekarang dan menurunkan citra perawat
khususnya di Ruang Maranatha I.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti Persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dalam pelayanan keperawatan.

Tujuan Penelitian.

Dalam penelitian ini tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi bagaimana persepsi
pasien tentang perilaku caring perawat dalam pelayanan keperawatan di ruang Maranatha I ,
RS Mardi Rahayu Kudus.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana penelitian ini


dilaksanakan untuk menjelaskan dan mendorong pemahaman tentang pengalaman manusia
dalam aneka bentuk dan penelitian ini merupakan pendekatan yang sistematis dan subjektif
yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan makna atasnya.

( Moeloeng )
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu pendekatan yang didasari atas
pandangan dan asumsi bahwa pengalaman manusia diperoleh melalui hasil interprestasi.

Populasi penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah pasien ruang rawat inap Maranatha I, Rumah Sakit
Mardi Rahayu Kudus, dimana kapasitas ruang rawat inap adalah 27 pasien. Adapun sampel
adalah bagian dari populasi yang diambil secara purposive sampling, disesuaikan dengan
tujuan dan jenis penelitian . Dalam penelitian ini jumlah sampel ditentukan oleh tersaturasinya
sumber informan

Analisa Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu,aktivitas analisis data kualitatif
ada 3 ,yaitu :

Reduksi Data ( Data Reduction ), berarti merangkum,memilih hal hal yang pokok,
memfokuskan hal hal yang penting, dicari tema dan polanya.Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Penyajian Data (Data Display)
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat , bagan , hubungan antar kategori.yang paling
sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Verification, merupakan penarikan
kesimpulan dan verifikasi,kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah bila tidak ditemukan pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini akan peneliti bahas tentang tema tema yang diperoleh dalam wawancara
dengan partisipan, adapun tema tersebut adalah sebagai berikut :

Pengertian Perilaku caring perawat menurut pasien adalah perawat memberi perhatian
lebih pada pasien dan dianggap keluarga.

Dari hasil penelitian diperoleh tentang pengertian perilaku caring perawat. Partisipan
memandang pengertian perilaku caring perawat adalah perhatian, memperhatikan, kepedulian,
peduli,seperti pada pernyataan berikut :

Ehm.caring ya.apa ya.nek tidak salah itu kepedulian ya mbak..? ( P I )

Perilaku caring itu nek gak salah.....tingkah laku perawat ya mbak......?


Susternya itu perhatian mbak. ( P 2 )

Perilaku caring ya.....Berarti perhatian dan juga kepedulian perawat ya mbak


eta.....? ( P 3 )
yang semua itu sesuai dengan teori dimana perilaku caring merupakan manifestasi dari
perhatian pada orang lain yang merupakan pengetahuan manusia melalui sikap dan praktik
keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal ( Dwidayanti )

Partisipan juga menyebutkan bahwa perilaku caring perawat adalah dengan


menganggap pasien itu seperti keluarga sendiri, seperti dalam pernyataan berikut :

Perawat memperhatikan dan mempedulikan pasiennya.....ya


mengkeluargakanlah..... ( P 1 )

Hal ini belum sepenuhnya sesuai dengan teori perilaku caring perawat karena pengertian
perilaku caring tidak hanya mengkeluargakan melainkan juga tindakan yang diarahkan untuk
membimbing, mendukung, individu lain atau kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan
untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.( Dwidayanti) )

Pernyataan tentang mengkeluargakan yang diungkapkan oleh partisipan akan berdampak


positif bagi perawat dan juga pasien itu sendiri.Bila sudah tercipta suasana yang
berkekeluargaan maka perawat dalam melakukan tindakan keperawatan tidak akan canggung
dan pasien akan lebih kooperatif kepada perawat dalam segala hal, khususnya keperawatan.

Seseorang yang sakit bila diperlakukan seperti keluarga sendiri dan diperlakukan dengan
penuh kasih sayang pasti akan berdampak baik, pasien yang dirawat oleh perawat akan lebih
mempercayai perawat dalam melakukan tindakan dan juga membantu proses penyembuhan
yang lebih cepat.

Perilaku caring perawat yang dirasakan oleh pasien adalah perawat aktif bertanya,
berbicara lembut, memberi dukungan, responsif, terampil, menghargai, dan
menjelaskan.
Tema yang yang lain yang didapatkan dalam penelitian ini adalah tentang perilaku
caring perawat yang dirasakan oleh pasien dimana partisipan menyampaikan dengan berbeda
.Diungkapkan oleh partisipan perilaku caring perawat adalah menanyakan kabar, menanyakan
keluhan,hal ini ditunjukkan dengan pernyataan bebagai berikut :

Gini....lho....mbak....misale pas masuk ke kamar itu...menanyakan kabar saya


bagaimana....apa yang dirasakan.....saat ini itu ngrasak ke apa.....,itu yang
saya alami disini.....( P 1 )

:Ya.tanya keluhan saya .trus perasaan saya bagaimana..trus disuruh


cerita kok bisa sampai masuk rumah sakit..itu mbak.. ( P2)

:Waktu pertama masuk saya ditanya tentang keluhan saya apa......apa yang
saya rasakan saat ini.....suster tanya tentang bagaimana perjalanan penyakit
kok sampai opname di sini...... ( P 3 )

Selain hal diatas partisipan juga mengungkapkan bahwa perawat berbicara tidak dengan nada
tinggi,dan berbicara dengan lembut, seperti dalam pernyataan berikut :

Apa lagi ya mbak....kata-katanya santun mbak,tidak bentak-bentak

( P 2)

:trus susternya kalem ya.....dalam bicara ,tidak bentak-bentak,...( P3)

Partisipan juga mengatakan bahwa perilaku caring yang dirasakan adalah perawat
memberikan semangat supaya tidak putus asa dimana perawat memberikan dukungan kapada
pasien, dapat dilihat dalam pernyataan berikut :

Iyambak kadang susternya ngasih saya semangat supaya saya tetap


semangat.jangan kalah sama penyakitnya..mbak ( P1 )

Mbak-mbaknya suster disini sering mengingatkan saya untuk rajin mengecek


gula darah saya dan menjaga makanan saya saat dirumah
mbak....,Memberikan semangat supaya tidak putus asa.... ( P2 )
Hal lain yang diungkapkan oleh partisipan adalah dimana perawat itu responsive, sebagai
contoh adalahsusternya datang sebelum pasien pencet bel,Hal ini data dilihat dari pernyatan
partisipan berikut ini :

soale disini sustere....nek infuse habis langsung datang.....padahal saya belum


mencet bellnya.... Apa sudah di hitung mbak....?( P1 )

:Kalau malam susternya keliling,kebetulan saya nglilir kalau sustere masuk


kamar mbak.... ( P2 )

:Mbaknya suster itu tau nek infus habis......tahu-tahu bawa cairan


infus....trus disambung,padahal aku belum ngebel......mungkin sudah di kira-
kira habisnya ya....?( P3 )

Partisipan juga mengungkapkan bahwa perawat membuat nyaman saat sakit, dengan kata lain
perawat memberikan ketenangan dan kenyamanan, hal ini dapat dilihat dalam pernyataan
berikut :

:Lha ini.nek ada keluhan.pas kemarin perut saya kan sakit..ibu laporan
sama sustere.trus saya langsung disuntik dan di kompres ( P1 )

:Jadi ibu itu tidak was-was mbak. Itu sustere juga memberitahu kalau
ngasih obat-obatan yang diminum mbak.... Ya...nek gitu kan ibu tahu obat-
obatan yang dipakai,jadi kita sebagai pasien tidak bertanya-tanya dalam
hati.......( P2 )

kayak kemarin pas aku panas langsung diberi kompres diminumi


obat.....diukur suhunya....di inguk terus....mungkin karna sendirian
ya...heee......( P3 )
Selain tersebut diatas, partisipan mengungkapkan bahwa perawat nya terampil bila ada
keluhan langsung ditangani, hal ini dapat dilihat dari pernyataan Berikut :

:Lha ini.nek ada keluhan.pas kemarin perut saya kan sakit..ibu laporan
sama sustere.trus saya langsung disuntik dan di kompres.pokoke sustere
cekatan mbak, ( P 1 )

:Yaitu pas masuk kan gulanya tinggi..sustere cekatan langsung


meminumkan obat dan menyuntik saya ..cepat tanggap
mbak..cekatan..jadi tidak dibiarkan lama..tidak kleleran

( P2)

:Sustere cekatan....cepat tanggap ya....,kayak kemarin pas aku panas


langsung diberi kompres diminumi obat.....diukur suhunya....di inguk
terus....mungkin karna sendirian ya...heee......( P3 )

Dalam teori perilaku caring belum terdapat hal yang menyatakan bahwa terampil masuk dalam
perilaku caring perawat, dari pandangan partisipan menyatakan bahawa perawat yang terampil
adalah perawat yang care terhadap pasiennya.Hal ini akan memberikan dampak yang bagus
dalam proses merawat, bila seorang merasakan bahwa perawat dalam merawatnya terampil
maka akan mendukung penyembuhan pasien itu sendiri, dengan sendirinya pasien akan
tersugesti oleh tindakan perawat yang membuatnya yakin sembuh.

Partisipan juga mengungkapkan bahwa perawat menghargai pasien dengan keakraban yang
ditunjukkan perawat seperti dalam pernyataan berikut :

:Hem...Opo yo mbak....mungkin sopan santunnya.......nek pas masuk


ruangan ketok pintu dulu......nggak langsung nyelonong masuk..... ( P1)

.karena suasana yang ramah,akrab,mendukung kesembuhan .ya kan


mbak.? ( P2 )
Dalam teori Perilaku caring terdiri dari verbal dan non verbal. Perilaku verbal meliputi :
1) Memberikan tanggapan dengan kata kata terhadap keluhan pasien , 2) Memberikan
penjelasan kepada klien sebelum melakukan tindakan, 3) Menanyakan klien tentang keadaan
fisiknya untuk lebih absah, 4) Memberi keyakinan secara verbal kepada klien selama perawatan
( Dwidiyanti )

Partisipan mengatakan perilaku caring perawat yang dirasakan adalah perawatnya


terampil dimana bila ada keluhan perawat langsung datang dan membuat nyaman saat sakit
dengan memberikan kompres ataupun obat, hal ini sesuai dengan teori bahwa Perilaku caring
perawat secara non verbal dalam caring meliputi Memasuki ruangan klien tanpa diminta terlebih
dahulu, Memberikan tindakan untuk kenyamanan fisik. ( Dwidiyanti )

Partisipan juga mengungkapkan bahwa perawatnya terampil dimana kalau ada keluhan
langsung ditangani, cekatan, pasien tidak diterlantarkan.hal ini merupakan pandangan
partisipan yang baru yang belum terdapat dalam teori, partisipan juga mengungkapkan bahwa
perilaku caring perawat menurut partisipan adalah perawat akrab, ramah, sopan dan santun.
Hal ini juga belum terdapat dalam teori yang peneliti tuliskan.

Perawat terampil ,menghargai pasiennya dan responsif memang belum dicantumkan dalam
teori, pernyataan ini adalah hal yang baru yang akan mendukung perilaku caring
perawat,dampak yang dirasakan akan sangat besar bagi perawat dan pasien.Bila seorang
pasien memandang dan sudah merasakan bahawa perawat terampil maka pasien tersebut
akan lebih membuat dia semangat untuk sembuh, begitu pula bila seorang pasien melihat
perawatnya responsif maka pasien tersebut akan bisa mengandalkan perawat untuk membantu
kesembuhan pasien itu sendiri.Begitu juag penghargaan seorang perawat kepada pasiennya
sangat berarti bagi pasien.Pasien akan senang apabila perawat menghargai pasien sehingga
tercipta suasana yang nyaman dan pasien akan lebih kooperatif dalam menjalani proses
keperawatannya , serta membuat perawat nyaman juga dalm melakukan pelayanan keperawan
terhadap pasiennya.
Kesimpulan

Hasil pembahasan dari penelitian yang berjudul Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring
Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan Di Ruang Maranatha I didapatkan kesimpulan
sebagai berikut : Persepsi pasien tentang perilaku caring perawat adalah perawat memberi
perhatian lebih pada pasien dan pasien dianggap keluarga. Perilaku caring perawat yang
dirasakan oleh pasien adalah perawat aktif bertanya, berbicara lembut, memberi dukungan,
responsif, terampil, menghargai, dan menjelaskan tindakan pada pasien.Hendaknya perawat
lebih memperdalam konsep perilaku caring dengan banyak membaca artikel tentang caring dan
mengikuti pelatihan pelatihan tentang konsep caring.

Daftar Pustaka

1. Potter-Perry.Fundamental of Nursing. 6 Th edition.Elsever Mosby . USA.2005


2. Dwidiyanti.M. Caring . Semarang. Hapsari . 2007
3. Blais . K.K. Praktek peperawatan Profesional . Edisi 4 . Jakarta.EGC . 2007
4. Sitorus.R. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.Jakarta . EGC
.2007
5. Moeloeng.L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rodakarya .
2001.

You might also like