You are on page 1of 8

KATA RUJUKAN

Kata Rujukan
Kata Rujukan adalah kata yang merujuk pada kata lain yang telah digunakan sebelum
nya.Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa :
1. Rujukan benda atau hal :Ini,itu,tersebut
2. Rujukan Tempat :Disini,disitu,disana
3. Rujukan Personil atau Orang atau yang diperlakukan seperti orang
:Dia,ia,mereka,beliau
FRASA
Frasa atau Frase adalah bagian kalimat yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang
hanya menduduki satu fungsi atau jabatan.Frasa juga dapat diartikan kelompok kata yang
bukan subjek atau predikat tetapi dapat menjabat fungsi-fungsi kalimat.
A. Berdasarkan kedudukanya
1. Frasa setara yaitu frasa yang hubungan antara unsurnya setara.
Contoh :
naik turun
mondar mandir
Asal usul
2. Frasa setara bertingkat yaitu frasa yang hubungan antar unsurnya tidak setara, salah
satu unsure menjadi pusat.
Contoh:
Uang muka
tehnik baru
rakyat jelata
B. Berdasarkan jenis kata yang menjadi unsur intinya.
1. Frasa nominal; frasa yang unsur pusatnya kata benda.
Contoh:
kamar mandi
baju pesta
2. Frasa verbal ; frasa yang unsur pusatnya kata kerja.
Contoh:
Sedang pergi
Ingin sukses
3. Frasa abjektival ; frasa yang unsur sifatnya mengandung kata sifat.
Contoh:
Amat bodoh
Sangat lelet
4.Frasa adverbial ; frasa yang unsur pusatnya mengandung kata keterangan.
Contoh:
Tadi siang
Tahun lalu
Minggu kemring
5. Preposisioanal(kata depan); frasa yang terdiri dari unsur kata depan dan kata benda.
Contoh:
Dari kantor
Di rumah
C. Berdasarkan distribusi unsurnya
1. Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan
semua unsurnya.
Contoh :
Di lapangan
Ke pasar
2. Frasa endosentrik adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya,
baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya. Frasa endosentrik dibagi menjadi tiga
golongan:
a. Frasa endosentrik koordinatif yaitu frasa yang unsur unsurnya setara.
Contoh:
aku kamu
nenek kakek
b.Frasa endosentrik atributif yaitu frasa yang salah satu unsurnya merupakan atribut.
Contoh :
tahun depan
Sedang makan
c. Frasa endosentrik apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya merupakan aposisi.
Contoh :
nony teman dekatku
dia sahabat mamaku

Frasa, Rujukan,&Kata Berimbuhan

FRASA
A. FRASA DAN MACAMNYA
Frasa adalah bagian kalimat yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang hanya menduduki
satu fungsi atau jabatan
Didalam kalimat terdapat Subjek (S), Predikat (P), Objek (O) Keteranagan (k), dan
Pelengkap (Pel).
Contoh:
1. Dokter membaca buku.
S P O
2. Saya membeli gula di pasar.
S P O K. Tempat
Frasa di bedakan atas:
a. Berdasarkan kedudukannya
1. Frasa Setara
Yaitu frasa yang hubungan antara unsurnya setara.
Contoh :
naik turun
mondar mandir
Asal usul
2.Frasa setara bertingkat
Yaitu frasa yang hubungan antar unsurnya tidak setara, salah satu unsur menjadi
pusat.
Contoh:
Uang muka
tehnik baru
rakyat jelata
b. Berdasarkan jenis kata yang menjadi unsur intinya.
1. Frasa nominal; frasa yang unsur pusatnya kata benda
Contoh:
kamar mandi
baju pesta
2. Frasa verbal ; frasa yang unsur pusatnya kata kerja
Contoh:
Sedang pergi
Ingin sukses
3. Frasa abjektival ; frasa yang unsur sifatnya mengandung kata sifat
Contoh:
Amat bodoh
Sangat lelet
4. Frasa adverbial ;frasa yang unsure pusatnya mengandung kata keterangan
Contoh:
Tadi siang
Tahun lalu
Minggu kemring
5. Preposisioanal(kata depan); frasa yang terdiri dari unsure kata depan dan kata benda
Contoh:
Dari kantor
Di rumah
c. Berdasarkan distribusi unsurnya
1. Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua
unsurnya.
Contoh :
Di lapangan
Ke pasar
2. Frasa endosentrik adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya,
baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya. Frasa endosentrik dibagi menjadi tiga
golongan: a. Frasa endosentrik koordinatif yaitu frasa yang unsur unsurnya setara.
Contoh:
aku kamu
nenek kakek
b. Frasa endosentrik atributif yaitu frasa yang salah satu unsurnya merupakan atribut.
Contoh :
Tahun depan.
Sedang makan.
c. Frasa endosentrik apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya merupakan aposisi.
Contoh :
Nony teman dekatku.
Dia sahabat mamaku.
Rujukan
Rujukan
adalah sesuatu yang digunakan pemberi informasi (pembicara) untuk menyokong atau
memperkuat pernyataan dengan tegas.[1] Dikenal juga dengan sebutan referensi.
Rujukan mungkin menggunakan faktual ataupun non faktual. Rujukan faktual terdiri atas
kesaksian, statistik contoh, dan obyek aktual. Rujukan dapat berwujud dalam bentuk bukti,
nilai-nilai, dan/ ataukredibilitas. Sumber materi rujukan adalah tempat materi tersebut
ditemukan.

Jenis-jenis rujukan:
Materi-materi rujukan faktual dan rujukan non faktual mungkin muncul dalam tiga bentuk,
yaitu:
1. Bukti seperti contoh-contoh, statistik, dan kesaksian.
2. Nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang yang menerimaargumentasi (anggota khalayak).
3. Kredibilitas pemberi informasi (pembicara). Contohnya: seorang pemberi informasi
mungkin merujuk pada pengalamannya sendiri untuk menyakinkan pemirsanya bahwa ia
adalah orang yang cakap.
Rujukan Kata
Rujukan kata
adalah suatu kata yang merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterikatannya,
beberapa kata yang sering digunakan dalam merujuk kata, diantaranya adalah ini , itu , dan
di. Rujukan kata bisa juga disebut sebagai padanan kata. Rujukan kata merupakan unsur
bahasa dalam materi bahasa Indonesia.
Contoh dari rujukan kata :
1. Musim penghujan telah tiba, banyak kota besar yang mengalami banjir, salah satunya adalah
kota jakarta, di kota ini sering terjadi banjir karena masyarakatnya yang sering membuang
sampah sembarangan.
2. Bromo adalah tempat wisata, disana , banyak sekali turis lokal maupun internasional.
Konjungsi Kata
Kata penghubung disebut kata konjungsi
Kata penghubung adalah kata tugas yang mengubungkan antarklausa, antarkalimat , dan antar
paragraf. Kata pengubung antarklausa biasa terletak di tengah tengah, sedangkan kata
penghubung terletak di depan kalimat setelah tanda (titik,koma,tanda seru dan tanda tanya)
dan tanda penghubung antar paragaraf biasanya terletak di depan paragraf.Dalam buku EYD
, kata hubung atau konjungsi dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

1. Kata Hubung Koordinatif


Kata hubung koordinatif
adalah kata hubung yang menggabungkan dua klausa yang memiliki kedudukan setara, kata
hubung koordinatif digunakan untuk menandai hubungan hubungan berikut:
1. Penambahan . Contoh : dan
2. Pemilihan . Contoh : atau
3. Perlawanan . Contoh : tetapi
Kata yang dihubungkan oleh ketiga jenis kata diatas akan menghasilkan kalimat majemuk
setara.

2. Kata Hubung Subordinatif


Kata hubung subordinatif
adalah kata hubung yang menggabungkan dua klausa atau lebih, yang memiliki hubungan
secara bertingkat. Kata hubung subordinatif digunakan untuk menandai kata kata hubung
berikut ini :
1. Waktu , contoh : sesudah , sehabis , setalah , sambil
2. Syarat , contoh : jika , kalau , jikalau , bila
3. Pengandaian , contoh : andaikan , seandainya
4. Tujuan , contoh : biar, supaya
5. Konsensif , contoh : biarpun, meskipun
6. Pemiripan , contoh : seakan akan , seperti , laksana
7. Penyebaban , contoh : sebab , karena , oleh karena.
8. Pengakibatan, contoh : hingga , sampai
9. Penjelasan , contoh : bahwa
10. Cara , contoh : dengan

3. Kata Hubung Korelatif


Kata hubung korelatif
adalah kata hubung yang menghubungkan dua kata, frasa atau klausa, dan hubungan kedua
unsur tersebut memiliki derajat sama.
Contoh :
Tidak hanya, tidak juga , tidak hanya, bahkan , katanya.

4. Kata Hubung Antar Kalimat


Kata hubung antarkalimat
adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat
lainnya.
Contoh :
Biarpun demikian, sekalipun , lagi pula, selanjutnya.

5. Kata Hubung Antar Paragraf


Kata hubung antar paragraf
adalah kata hubung yang dapat digunakan untuk menghubungkan satu paragarf dengan satu
paragraf lain. Kata hubung antar paragraf meliputi :
1. Kata hubung yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya.
Contoh : di samping itu , demikian juga.
2. Kata hubung yang menyatakan pertentangan dengan sesutau yang telah disebutkan
sebelumnya. Contoh : bagaimanapun juga , sebaliknya, namun.
3. Kata hubung yang menyatakan perbadningan. Contoh : sebagaimana, sama halnya.
4. Kata hubung yang menyatakan akibat atau hasil. Contoh : jadi, akibatnya.
5. Kata hubung yang menyatakan tujuan. Contoh : untuk itulah, untuk maksud itu.

Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan
adalah kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang berupa awalan, akhiran, sisipan, dan
awalan-akhiran.
Imbuhan sendiri berfungsi untuk menambahkan arti atau maksud dari kata-kata dasar yang
diberi imbuhan tersebut.

Macam-Macam Imbuhan

Dalam bahasa Indonesia ada 4 macam imbuhan yaitu awalan


(Prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan awalan-akhiran (konfiks). Berikut ini macam-
macam imbuhan dalam bahasa Indonesia.

1. Awalan (Prefiks)
Prefiks
adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar. Imbuhan-imbuhan yang
termasuk ke dalam awalan (prefiks) adalah: me-, ber-, ke-, di-, pe-, dan ter-
Me-
Awalan me- bisa berubah menjadi beberapa macam bentuk diantaranya adalah men-, meng-,
meny-, mem-, dan menge-. Perubahan-perubahan tersebut tergantung dengan kata dasarnya
dan makna yang akan dibentuk. Di bawah ini adalah makna-makna dari imbuhan me-:
Menyatakan suatu perbuatan aktif: mengambil, menyiram, mengesampingkan,
mempertahankan.

Ber-
Awalan ber- mempunyai beberapa macam perubahan yaitu bel- dan ber-. Perubahan-
perubahan tersebut tergantung dengan kata dasarnya. Aturan perubahan imbuhan ber- adalah
sebagai berikut:
Jika kata dasar diawali dengan huruf r atau er, maka menjadi be-
contoh: ber- + riak = beriak, ber- + rekreasi = berekreasi
Jika kata dasarnya ajar, maka imbuhannya berubah menjadi bel-
contoh: ber + ajar = belajar
Imbuhan ber- memiliki beberapa macam makna yaitu:
Menyatakan kepunyaan : Beranak, berotot, beruang
Menyatakan penggunaan : Bersepeda, bermotor
Menyatakan kegiatan : bertelur, berkarya, bekerja
Menyatakan jumlah : Berdua, bertiga
Menyatakan suasana hati: bersedih, berbahagia, dan lain-lain.

Ke-
Awalan ke- tidak memiliki bentuk perubahan khusus, tetapi memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan urutan : kesatu, kedua, ketiga, dst.

Di-
Imbuhan di- adalah kebalikan dari imbuhan me- yang membentuk kata dasar bermakna pasif.
Contoh:
di + siram = disiram, dilihat, dipukul

Ter-
Imbuhan ter- sama dengan imbuhan di- yang membentuk kata kerja pasif. Namun, imbuhan
ter- cenderung menyatakan perbuatan yang tidak disengaja. Selain kata kerja pasif, imbuhan
ter- juga memiliki makna sebagai berikut:
Contoh:
Menyatakan sifat: Terpandai, terbaik, terhebat
Menyatakan ketidaksengajaan: Terbawa, tertinggal
Menyatakan keadaan telah: tertutup, terbuka, terkunci
Menyatakan kegiatan tibaa-tiba: tertawa, terjatuh

Pe-
Awalan pe- memiliki macam-macam perubahan bentuk seperti yang terjadi pada awalan me-
yaitu: peng-, penye-, per-. Makna dari Imbuhan pe- adalah sebagai berikut:
Menyatakan pelaku, penyebab: pembaca, penulis, pengajar, pemanis, pemutih
Menyatakan pekerjaan: perpanjang, perlambat, percantik
Menyatakan alat: penghapus, penggaris, pengasah
Menyatakan sifat: pemalu, pemaaf
Se-
Imbuhan se- membentuk kata dasar memiliki makna antar lain:
Menyatakan satu: selembar, sepotong, sebiji
Menyatakan keseluruhan: sekelas, sekampung, sekota
Menyatakan sifat: sepandai, secantik, sebesar

2. Sisipan (infiks)
Sisipan
adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar.
Bentuk-bentuk sisipan antara lain el-, -em-, dan er-.
Contoh: -em- + getar = gemetar, -el- + tali = temai
Imbuhan infiks membentuk kata dasar yang memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan intensitas dan jumlah: gemetar, gemerincing, temali
Menyatakan sifat: temurun, telunjuk, gelembung, gemetar
Advertisement

3. Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks
adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada beberapa macam bentuk imbuhan
sufiks, diantaranya adalah kan, -I, -an, -kah, -tah, dan pun.

-kan
Imbuhan kan memberikan kata dasar memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan perintah: Dengarkan, ambilkan, pejamkan

-I
Akhiran I membetuk kata dasar menjadi kata yang bermakna sebagai berikut:
Menyatakan perintah: turuti, kuliti, gelitiki

-an
Akhiran an membentuk kalimat menjadi bermakna sebagai berikut:
Menyatakan tempat: lapangan, kubangan, pangkalan
Menyatakan alat: timbangan, garisan
Menyatakan suatu hal atau objek tertentu: gambaran, lukisan, lamaran, didikan
Menyatakan keseluruhan: lautan
Menyatakan bagian: satuan, kiloan, tahunan, mingguan
Menyatakan kemiripan: mobil-mobilan, kuda-kudaan

-kah, -tah
Akhiran kah dan -tah membentuk kata dasar sehingga memiliki makna:
Menyatakan penegasan dalam pertanyaan: bukankah, sulitkah, mudahkah, iyatah, rugitah,
panjangtah

-pun
Akhiran pun membentuk kata dasar yang bermakna:
Memiliki makna seperti juga: merekapun, diapun, sayapun

4. Awalan-akhiran (Konfiks)
Konfliks adalah imbuhan yang diletakan pada bagian awal dan akhir kata. Imbuhan-imbuhan
konfiks diantaranya adalah me-kan, pe-an, ber-an, se-nya.

Me-kan, Me-i
Imbuhan me-kan bisa berubah menjadi memper-kan, menye-kan. Imbuhan-imbuhan tersebut
memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan kegiatan aktif: mengirimkan, memantulkan, menggembirakan, menelatarkan,
mengirimi, meyambangi, dll.

Di-kan, Di-i
Imbuhan di-kan dan di-i memiliki makna yang sama dengan imbuhan me-kan, tetapi imbuhan
ini membentuk kata kerja pasif.
Contoh: Dikirimkan, dipantulkan, digembirakan, ditelantarkan, dikirimi, dilempari, dll.

Pe-an
Imbuhan pe-an membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:

Menyatakan suatu hal atau perbuatan: pendidikan, pengangguran, perampokan, pemeriksaan.


Menyatakan suatu proses: Pendaftaran, pembentukan, pembuatan.
Menyatakan tempat: penampungan, pemandian, pegunungan.

Se-nya
Imbuhan se-nya membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:

Menyatakan tingkatan atau pengulangan: Sebaik-baiknya, sebagus-bagusnya, secantik-


cantiknya.

You might also like