You are on page 1of 5

SEPA : Vol. 7 No.

1 September 2010 : 1 5 ISSN : 1829-9946

IDENTIFIKASI ANGKA KECUKUPAN GIZI DAN


STRATEGI PENINGKATAN GIZI KELUARGA DI KOTA PROBOLINGGO
(STUDI KASUS DI KECAMATAN KEDOPOK DAN MAYANGAN)

AGUSTINA SHINTA
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Masuk 2 September 2010; Diterima 20 September 2010

ABSTRACT

The objective of the research is to identify the nutrition adequacy rate in the city of
Probolinggo and the strategy to increase such rate. The adequacy of nutrition can be viewed from the
state of nutrition. State of nutrition is a body condition as a result of the balance between food intake
and how it is used by the body. This can be measured through various dimensions and each element of
nutrition both micro as well as macro elements of nutrition. The macro element of nutrition is energy,
protein and fat while micro element of nutrition is calcium, phosphor, zinc and vitamin C. Information
on the component of food being consumed is obtained through peoples recall one-day
consumption interview approach. This information is then converted into Household Measurement in
gram unit. By using Software Nutrition Modelin which referred to the List of Food Composition
(DKBM, Ministry of Health, 1998)the amount of energy (kcal), both animal and vegetable proteins
(gram), fat (gram), vitamins and other micro nutrition are obtained. The result of the research showed
that Probolinggo has yet categorized as Nutrition Endure since it has yet reached the indicator of
75%. Hence, a recommendation on a strategy to up-scale the category from Nutrition Adequate to
Secured Nutrition is necessary.

Keywords: Nutrition Adequacy Rate, Macro and Micro Elements of Nutrition

PENDAHULUAN

Konsumsi pangan merupakan yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan


banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal adalah jenis, jumlah produksi dan ketersediaan
maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang pangan. Untuk tingkat konsumsi, lebih banyak
atau sekelompok orang yang bertujuan untuk ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan yang dikonsumsi. Kualitas pangan
sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan
memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan,
untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan sedangkan kuantitas pangan mencerminkan
tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan.
memenuhi kepuasan emosional atau selera, Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka
sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk unsur kualitas dan kuantitas harus dapat
memelihara hubungan manusia dalam keluarga terpenuhi. Apabila tubuh kekurangan zat gizi,
dan masyarakat. Konsumsi pangan merupakan khususnya energi dan protein, pada tahap awal
factor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi akan meyebabkan rasa lapar dan dalam jangka
yang selanjutnya bertindak menyediakan energi waktu tertentu berat badan akan menurun yang
bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, disertai dengan menurunnya produktivitas kerja.
memperbaiki jaringan tubuh serta untuk Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan
pertumbuhan. menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk.
Konsumsi, jumlah dan jenis pangan Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor dan protein yang mencukupi, pada akhirnya

1
Agustina Shinta : Identifikasi Angka Kecukupan Gizi Dan Strategi

tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi AKP merupakan pembagian dari AKP aktual
yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian. dibagi AKP normatif dikali 100. Dikatakan
Makanan yang masuk kedalam tubuh rawan gizi apabila prosentase AKE dan AKP
selanjutnya melalui proses pencernaan dipecah kurang dari 75 %. AKG normatif diperoleh dari
menjadi zat gizi, kemudian zat gizi tersebut Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2004, angka
diserap kedalam aliran darah yang tersebut direkomendasikan agar seseorang dapat
mengangkutnya ke berbagai bagian tubuh. hidup sehat dan dapat aktif menjalankan
Penilaian tentang kecukupan gizi menjadi aktifitas sehari-hari secara produktif. Karena di
penting karena dapat digunakan sebagai dasar dalam makanan terkandung zat gizi
untuk pengembangan program ketahanan (karbohidrat, lemak dan protein) untuk
pangan dan membantu mengatasi kekurangan memenuhi trifungsi makanan yaitu sebagai
gizi yang dialami suatu masyarakat, penghasil energi, untuk
menyediakan sejumlah dan jenis yang pembangun/pertumbuhan dan untuk
diperlukan guna mendukung peningkatan pengatur/pemelihara. Sedangkan untuk AKL,
kesehatan penduduk. Pemerintah tentunya angka lemak aktual dihitung 15 % dari energi
sangat berkepenting-an memonitor kondisi yang diserap oleh responden, kemudian AKL
status gizi penduduknya guna menentukan aktual dibagi dengan AKL normatif (dengan
apakah upaya-upaya yang telah dilakukan guna melihat lampiran AKG normatif).
memperbaiki status gizi masyarakat-nya sudah Selain Energi, Lemak dan Protein yang
berjalan secara efektif. akan dihitung, untuk lebih mengetahui Angka
Untuk menetapkan status gizi seseorang Kecukupan Gizi lebih lengkap agar hasil
diperlukan pengukuran untuk menilai berbagai penelitian ini dapat digunakan untuk strategi
tingkatan apakah suatu masyarakat mengalami ketahanan pangan, maka dihitung pula Angka
kekurangan gizi atau tidak. Angka Kecukupan Kecukupan Gizi terhadap unsur mikro seperti
Gizi (AKG) yang dianjurkan yaitu suatu Calsium, Zat besi, vitamin C dan Fosfor.
kecukupan rata-rata zat gizi yang dikonsumsi Perhitungan Angka Kecukupan Gizi Mikro
setiap hari oleh seseorang menurut golongan kemudian dibandingkan dengan anjuran dari
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas Model Pengukuran oleh hasil Widyakarya
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Pangan tahun 2004 (lampiran).
Dalam menghitung kecukupan gizi yang
dianjurkan umumnya sudah diperhitungkan METODOLOGI PENELITIAN
factor keberagaman terhadap kebutuhan
individu sehingga AKG merupakan nilai rata- Penelitian ini dilakukan dengan
rata yang dicapai penduduk dengan indicator menggunakan metode wawancara dengan
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Seseorang menetapkan responden dengan mengambil
yang mengkonsumsi zat gizi yang umumnya secara purposive dua kecamatan (Kecamatan
terkandung dalam bahan pangan berguna untuk Kedopok dan Mayangan) dari lima kecamatan
memberikan energi kepada tubuhnya, mengatur yang terdapat di Kota Probolinggo, guna dapat
proses dan mekanisme tubuh, pertumbuhan mengidentifikasi dan menggambarkan situasi
tubuh dan memperbaiki jaringan tubuh. dan kondisi Kota Probolinggo dalam
Beberapa zat gizi kemungkinan menggantikan menghadapi kecukupan gizi.Dari masing-
zat gizi lainnya yang umumnya mempunyai masing kecamatan ditetapkan 3 (tiga) kelurahan
fungsi yang jelas di dalam tubuh. yang memiliki potensi paling tinggi mengenai
Kerawanan atau kecukupan pangan gizi ketahanan ataupun kerawanan gizinya.
dapat diukur dari prosentase Angka Kecukupan Kecamatan Kedopok diwakili oleh kelurahan
Gizi yang terdiri dari prosentase Angka Jrebeng Wetan, Sumber Wetan dan Kareng Lor,
Kecukupan Gizi terhadap Energi (AKE), sedangkan Kecamatan Mayangan diwakili oleh
prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap kelurahan Mangunharjo, Mayangan dan
Protein (AKP), prosentase Angka Kecukupan Wiroborang. Data yang diperlukan dalam
Gizi terhadap lemak (AKL) dan Angka penelitian ini adalah data primer dengan
Kecukupan Gizi terhadap unsur-unsur mikro menggunakan tenik wawancara terhadap
(AKMikro). Prosentase AKE merupakan responden rumah tangga dan perangkat
pembagian dari AKE aktual dibagi dengan AKE kelurahan untuk mendapatkan informasi
normative dikali 100, sedangkan prosentase makanan yang dikonsumsi satu hari yang lalu.

2
Agustina Shinta : Identifikasi Angka Kecukupan Gizi Dan Strategi

Setelah dilakukan perhitungan AKG kemudian dibutuhkan perhari, angka yang diperoleh jauh
dianalisa data tersebut dengan menggunakan dari anjuran yang ditetapkan . Rata-rata Angka
analisa deskriptif sehingga nantinya diharapkan Kecukupan Lemak di Kecamatan Kedopok
dapat dirumuskan strategi penanggulangan sangat kecil yaitu sebesar 26.18 %, padahal
kerawanan gizi yang terjadi di kota Probolinggo. seharusnya AKL anjuran mencapai 100 %,
sedangkan Kecamatan Mayangan lebih kecil
HASIL DAN PEMBAHASAN lagi yaitu 22,32%. Dari hasil penelitian
responden jarang sekali mengkonsumsi
Angka Kecukupan Energi, Protein dan makanan cemilan yang mengandung lemak
Lemak seperti biscuit, es cream, coklat, makanan cepat
Dari hasil penelitian terlihat pada Tabel 1 saji, goreng-gorengan, sehingga lemak hanya
di bawah ini, Kota Probolinggo belum masuk diperoleh pada saat makanan utama menggoreng
dalam kategori Wilayah Tahan Gizi karena ikan, tempe, tahu ataupun telor. Dengan
angka perolehan kecukupan energi, lemak perhitungan ini, instansi terkait diharapkan dapat
maupun protein belum mencapai 75 %. Untuk memberikan sosialisasi pentingnya lemak dan
AKE rata-rata perolehan rata-rata 68.61 %, bahan pangan apa saja yang banyak
namun untuk Kecamatan Kedopok dapat mengandung lemak.
mencapai Angka Kecukupan Energi yang
melebihi 75 % yaitu 76,56%. Angka Kecukupan Gizi Terhadap Unsur
Untuk Angka Kecukupan Protein, rata- Mikro
rata 68,65 % , masih dibawah indikator 75 %,
dan perlu dicermati dan dihitung dengan Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa zat
seksama bahwa protein yang dikonsumsi gizi mikro aktual belum terpenuhi dibanding
kebanyakan adalah protein nabati seperti tahu normatifnya , meskipun tidak dihitung secara
dan tempe, sangat kurang sekali responden eksplisit prosentase kecukupannya maka dapat
mengkonsumsi protein hewani. Padahal untuk disimpulkan bahwa jenis makanan yang
kecukupan protein juga dipengaruhi oleh dikonsumsi masyarakat Kecamatan Kedopok
kualitas protein yang dikonsumsi artinya ada belum dapat menghasilkan zat gizi mikro yang
perimbangan antara protein hewani dan nabati. memadai. Kasus di perkotaan, zat gizi mikro
Hal ini dapat dimaklumi dengan pekerjaan dapat terpenuhi dengan mudah karena adanya
kebanyakan adalah kuli bangunan, buruh tani, penjualan secara bebas berbagai macam
becak, makelar sapi, petani maka suplemen.dan juga kesadaran masyarakat dalam
pendapatanpun yang diterima oleh responden mengkonsumsi susu yang mempunyai
sangat kecil. Mereka harus membagi kandungan Fosfor dan Kalsium yang tinggi.
pendapatannya dengan pengeluaran lain, seperti Sedangkan di pedesaan, usia selepas ASI hanya
konsumsi pangan, pendidikan dan kesehatan ditemukan satu anak yang berusia antara 2
hingga 5 tahun yang mengkonsumsi susu dan
Tabel 1. Prosentase Angka Kecukupan Energi tidak ada satupun responden yang
Kota Probolinggo tahun 2009 mengkonsumsi suplemen.
Rata- Rata- Tabel 2. Angka Kecukupan Gizi terhadap
rata Rata-rata rata Unsur Mikro Tahun 2009
%AKE % AKP % Ca Fe Vit C
Kecamatan actual aktual AKL Kecamatan (mg) F (mg) (mg) (mg)
Kedopok 76.56 74.05 26.18 Kedopok 369.84 411.71 17.69 93.65
Mayangan 60,65 63,25 22,32 Mayangan 135.07 330.89 6.28 24.92
Rata-rata 68,61 68.65 24.25 Sumber: Analisis Data Primer
Sumber: Analisis Data Primer
Dari Grafik 1 dapat diketahui bahwa
Sedangkan hasil perhitungan Angka untuk AKG mikro Calsium dan Fosfor di semua
Kecukupan Lemak semua masih termasuk kecamatan jauh dari anjuran pemerintah.
rawan lemak karena dari konsumsi lemak / Sedangkan untuk AKG zat besi hanya kelurahan
minyak yang dianjurkan bagi sebagian besar Kareng Lor Kecamatan Kedopok yang dapat
orang dewasa, harus dapat menyumbang melebihi anjuran, dan untuk AKG vitamin C
minimal 15 % dari total energi / kalori yang semua kelurahan di kecamatan Kedopok

3
Agustina Shinta : Identifikasi Angka Kecukupan Gizi Dan Strategi

melebihi AKG yang dianjurkan. Berdasarkan daun melinjo untuk sayur asem 182 mg, ketiga
penelitian, responden banyak mengkonsumsi bahan pangan tersebut adalah tertinggi
daun singkong yang mempunyai kandungan kandungan vitamin C-nya dibanding bahan
vitamin C sebesar 275 mg, daun kelor 220 mg, pangan yang lain.

800.00
700.00
600.00
miligram

500.00
400.00
300.00
200.00
100.00
0.00
Ca F Fe Vitamin C
un su r m i kro

Jrebengwetan Sumberwetan Karenglor Anjuran

Grafik 1. Angka Kecukupan Gizi terhadap unsur mikro di Kecamatan Kedopok


Kota Probolinggo tahun 2009

800.00

700.00

600.00

500.00
miligram

400.00

300.00

200.00

100.00

0.00
Ca F Fe Vitamin C
unsur m i kro

Mangunharjo Mayangan Wiroborang Anjuran

Grafik 2. Angka Kecukupan Gizi terhadap unsur mikro di Kecamatan


Mayangan Kota Probolinggo tahun 2009

Di kecamatan Mayangan, AKG unsur Strategi Peningkatan Gizi Keluarga


mikro tidak dapat tercapai sehingga mempunyai Dengan hasil penelitian di atas, maka
banyak resiko diakibatkan kurangnya unsur perlunya merumuskan strategi peningkatan
mikro, seperti dapat meningkatkan kondisi gizi masyarakat kota Probolinggo dari
kecenderungan mudah jatuh karena lemahnya Cukup Gizi menjadi Tahan Gizi agar
kekuatan otot dan berkurangnya perlindungan program percepatan Indonesia sehat 2010 akan
lapisan lembut pada bagian panggul. Makanan tercapai. Strategi tersebut antara lain ;
yang mengandung fosfor diharapkan sampai 1. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
611,11mg/hari di Indonesia, bahkan jauh lebih Upaya perbaikan gizi dilakukan dengan
rendah dari anjuran pemerintah Amerika Serikat meningkatkan kemandirian melalui kegiatan
1000 hingga 1500mg/hari.Begitu juga untuk yang berbasis masyarakat dengan fokus
kandungan kalsium, remaja Amerika Serikat keluarga sadar gizi agar mereka dapat
dianjurkan mengkonsumsi pangan yang mengenal dan mencoba mencari
mengandung kalsium sedikitnya 1300 mg setiap penyelesaian masalah pangan dan gizi.
harinya. Secara khusus perhatian harus diarahkan
pada kelompok rentan yaitu bayi, anak

4
Agustina Shinta : Identifikasi Angka Kecukupan Gizi Dan Strategi

balita, dan wanita usia subur termasuk ibu DAFTAR PUSTAKA


hamil dan ibu menyusui.
Anonim. 2004. Widyakarya Nasional Pangan
2. Pemantapan kelembagaan pangan dan gizi
dan Gizi 2004. Lembaga Ilmu
Keberadaan lembaga yang berfungsi
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
mengakomodasi kerjasama berbagai sektor
Anonim. 1998. Daftar Komposisi Bahan
termasuk pemerintah, swasta dan LSM
Makanan. Departemen Kesehatan,
sangat penting untuk mendeteksi kelemahan
PT.Bharatara, Jakarta
program yang sedang berjalan dan
Anonim. 2001. Paradigma Baru
mengintensifkan koordinasi upaya
Ketahanan Pangan. Dewan Ketahanan
penanggulangannya.
Pangan. Jakarta.
3. Pemantapan sistem kewaspadaan pangan
Anonim. 2001. Petunjuk Teknis Sistem
dan gizi (SKPG)
Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Pemantapan SKPG harus tetap dilaksanakan
(SKPG) Badan Bimas Ketahanan
agar selalu berjalan pada setiap kondisi baik
Pangan Departemen Pertanian. Jakarta.
krisis maupun tidak.
Anonim. 2005. Rencana Strategis 2006 - 2008.
4. Advokasi dan mobilisasi sosial.
Badan Ketahanan Pangan Pemerintah
Semua kebijakan pembangunan nasional
Propinsi Jawa Timur.
yang sedang dan atau akan diselenggarakan
Anonim. 2005. Laporan Kinerja Badan
harus berdampak pada tingkat kesejahteraan
Ketahanan Pangan Propinsi Jawa
dan kesehatan masyarakat.
Timur Tahun 2005. Badan Ketahanan
5. Penerapan sanksi terhadap pelanggaran
Pangan Propinsi Jawa Timur.
Peraturan perundangan tentang pangan dan
Karl, M, (1995). Women and Empowerment;
gizi termasuk fortifikasi pangan dan
Participatory and Decision Making, Zed
peraturan tentang iklan dan label pangan.
Books Ltd. London and New Jersey.
Berbagai regulasi harus diterapkan untuk
Mubyarto, (1998). Membangun Sistem Ekonomi.
melindungi masyarakat sebagai konsumen
BPFE Yogyakarta, edisi Pertama.
pangan dan makanan olahan termasuk
Maxwell, S and T.R. Frenkenbarger, (1992).
perlindungan terhadap hak asasi bayi untuk
Household Food Scurity Concepts
memperoleh air susu ibu.
Indicators, Measurements: A Technical
6. Peningkatan mutu dan cakupan
Review. UNICEF and IFAD, New York.
Pelayanan gizi melalui penerapan paradigma
Sugiyanto. 1996. Persepsi Masyarakat tentang
sehat dan profesionalisme petugas untuk
Penyuluhan Pembangunan Pedesaan.
mempercepat pencapaian Indonesia sehat
Disertasi. Institut Pertanian Bogor.
2010, Propinsi sehat, Kabupaten/Kota sehat.
Sukartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian. Raja Grafindo. Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sukirman. 1996. Ketahanan Pangan: Konsep,
Kebijaksanaan dan Pelaksanaannya.
Penduduk kota Probolinggo yang
Makalah disampaikan pada Lokakarya
diwakili oleh Kecamatan Kedopok dan
Pangan Rumahtangga. Yogyakarta.
Kecamatan Mayangan masih masuk dalam
Surono, Sulastri. 2001. Peran Lembaga Pangan
kategori Daerah Cukup Gizi, karena semua
dalam Memantapkan Ketahanan Pangan.
perhitungan angka kecukupan energi, protein,
Majalah Pangan 2001 Vol X (36).
dan lemak masih dibawah 75 %. Sehingga
Wibowo, R. 2000. Pertanian dan Pangan.
perlunya pencanangan program untuk
Bunga Rampai Pemikiran Menuju
meningkatkan Angka Kecukupan Gizi di Kota
Ketahanan Pangan. Puslitbang Sinar
Probolinggo dengan pemberdayaan keluarga dan
Harapan. Jakarta.
masyarakat, pemantapan kelembagaan pangan-
gizi, pemantapan sistem kewaspadaan pangan-
gizi, advokasi dan mobilisasi sosial kepada
masyarakat dan sebagainya

You might also like