Professional Documents
Culture Documents
1 AIR SIDE
Adalah meliputi Runway, Taxiway, Apron dan elemen-elemen penunjang lainnya bagi
pesawat selama pendaratan maupun tinggal landas.
Runway adalah Area yang dipergunakan untuk take-off dan landing pesawat terbang yang
sedang beroperasi, Jumlahnya tergantung dari volume lalu lintas yang dilayani oleh
Lapngan terbang yang bersangkutan dan Orientasinya tergantung kepada antara lain oleh
luas lahan yang tersedia untuk pengembangan lapangan terbang dan arah angin dominan
yang bertiup.
A. KONFIGURASI RUNWAY
a. Runway tunggal
Merupakan konfigurasi yang paling sederhana dan mempunyai kapasitas berkisar antara 50
100 operasi perjam pada kondisi VFR dan 50 70 operasi perjam pada kondisi IFR.
Kapasitasnya dipengaruhi oleh komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu
navigasi yang tersedia
b. Runway sejajar
Terdiri atas dua atau lebih Runway yang mempunyai orientasi sama, kebanyakan dua
Runway sejajar hanya sedikit beberapa lapngan terbang yang mempunyai tiga Runway
sejajar didunia, sedangkan untuk yang empat atau lima Runway sejajar belum ada.
Kapasitas Runway sejajar tergantung pada jumlah runway dan jarak diantaranya. Jarak
antar dua Runway digolongkan dalam jarak yang rapat. menengah dan renggang
Jarak pemisah antara Runway sejajar sangat bervariasi, seperti terlihat pada tabel
Kapasitas Runway sejajar dapat bervariasi antara 100 hingga operasi per jam pada kondisi
VFR, bergantung pada komposisi pesawat terbang. Pada kondisi IFR kapasitas Runway
sejajar Dekat antara 50 60 operasi perjam, dan kapasitas Runway sejajar Renggang antara
100 125 operasi perjam bergantung pada komposisi campuran pesawat terbang
Kadang-kadang posisi Runway sejajar dibuat tidak satu garis tetapi agak bergeser
c. Runway berpotongan
Runway berpotongan ini diperlukan apabila terdapat angin yang relative kuat ( prevalling
Wind ) bertiup lebih dari satu arah, sehingga mengakibatkan angin sisi ( Cross Wind ) yang
terjadi berlebihan dan lebih besar daripada Presmisible Crosswind, serta akan berbahaya
apabila dibuat hanya satu Runway saja. Kapasitas dua Runway tergantung pada letak
perpotongannya (misal ditengah atau dekat ujung), makin jauh letak titik potong dari ujung
lepas landas Runway dan ambang pendaratan ( threshold ) kapasitasnya semakin rendah.
Bila angin yang bertiup sangat kuat maka ada kemungkinan hanya satu Runway yang
dapat dioperasikan, sebaliknya bila tidak kuat maka kedua Runway dapat dipergunakan.
d. Runway V terbuka
Adalah Runway yang terbentu dengan arah yang memencar ( divergen ) tetapi tidak
berpotongan. Dioperasikan bila pada angin yang bertiup dari satu arah tertentu
menghasilkan Crosswing pada salah satu Runway yang lebih besar daripada Permessible
Crosswind, bial angina bertiup lemah maka kedua Runway dapat dipergunakan
B. KARAKTERISTIK RUNWAY
Karakteristik Runway pada dasarnya terdiri dari :
7. Clearway, adalah areal diujung Bandar udara yang tidak mempunyai struktur perkerasan
dan dibawah pengawasan pengelola Bandar udara dan digunakan hanya apabila dalam
keadaan darurat
C. PERENCANAAN RUNWAY
a. Klasifikasi Lapangan terbang
Berhubungan dengan lebar bentangan sayap (Wing span) dan jarak tepi luar roda-roda
pendaratan (Outer main gear wheel span) Untuk menetapkan Standar perencanaan suatu
Lapangan terbang, International Civil Aviation Organization (ICAO) menetapkan
Aerodrome Reference Code suatu llapangan terbang. Dengan sistim klasifikasi ini suatu
lapangan terbang akan mempunyai Reference Code yang terdiri atas Code Number (kode
angka) dan Code Letter (kode huruf). Code Number yang digunakan terdiri atas angka 1
sampai dengan 4, dimana angka ini berhubungan dengan panjang Runway pada kondisi
standar (Aeroplane Reference Field Length) sedangkan Code letter yang digunakan adalah
A sampai dengan E, dimana huruf-huruf ini berhubungan dengan lebar bentangan sayap (
Wing Span ) dan jarak tepi luar roda pendaratan ( Outer main gear wheel span )
Aeroplane Reference Code yang dipilih dipengaruhi Karakteristik pesawat terbang rencana
yang dilayani lapangan terbang tersebut
Aeroplane Reference Field Length (ARFL) adalah Panjang Field Length minimum yang
diperlukan oleh pesawat terbang untuk dapat Take Off dengan maksimum Take of Weight,
dimana kondisi lapangan terbang adalah Mean Sea Level (MSL), pada kondisi atmosfir
standar Runwaynya tidak mempunyai kelandaian (Zero Runway Slope) serta tidak ada
angin. Code Number dipengaruhi oleh bentangan sayap atau jarak tepi luar roda-roda
pendaratan. Sebagi contoh bila bentangan sayap berhubungan dengan Code Letter C
sedangkan jarak tepi luar roda-roda pendratanberhubungan dengan Code Letter D maka
yang harus dipilih adalah D
b. Koreksi Panjang Runway / Landas`Pacu
Untuk mendapatkan panjang Runway aktual untuk Take Off, ARFL perlu dikoreksi akibat
pengaruh kondisi lingkungan misalnya Elevasi, temperatur dan kelandaian Runway.
Makin tinggi suatu tempat, makin berkurang kepadatan (density) udara ditempat tersebut.
Karena itu untuk mendapatkan Gaya angkat yang memadai pada daerah tersebut
pesawat terbang harus bergerak lebih cepat. Akibatnya Runway yang diperlukan harus
lebih panjang dengan koreksi bahwa ARFL harus diperpanjang untuk setiap kenaikan
sebesar 300 m (1000 ft) dari Mean Sea Level (MSL)
Makin tinggi suatu temperatur akan mengurangi kapadatan udara, karena itu makin tinggi
Airport Reference Temperature (ART) akan makin panjang Runway yang diperlukan dan
ARFL yang telah dikoreksi Runway akibat pengaruh elevasi akan dikoreksi lagi akibat
pengaruh temperatur. Panjang yang telah dikoreksi harus diperpanjang 1 % untuk setiap
derajat celsius naiknya ART terhadap temperatur standar lapangan terbang tersebut
Setiap panjang Runway yang dibutuhkan untuk Take Off harus dikoreksi terhadap
kelandaian memanjang Runway. Untuk itu digunakan Effective Gradient, yaitu Rasio antara
selisih tinggi dan titik terendah pada Runway terhadap panjang Runwaynya. Untuk setiap 1
% Effective Gradient, Runway harus diperpanjang 1 %
a. Orientasi Runway
Orientasi Runway dibuat dengan arah sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat
didaratkan sekurang-kurangnya 95 % dari waktu dengan komponen Cross wind ( angin
samping ) 20 knot ( 23 mph ) untuik Runway klas A dan B, 13 knot ( 15 mph ) untuk Runway
klas C dan 10 knot utnuk Runway klas D dan E. setelah maximum cross wind component
dipilih sesuai dengan kelas Runway yang dibangun maka diperlukan data mengenai arah
angin dan kecepatannya selama kurun waktu yang lama dilokasi untuk menentukan
orientasi Runway bedasar arah angin.
Data angin
Gerak pesawat terbang baik untuk Take Off atau Landing diusahakan untuk melawan Arah
pergerakan angin, atau dengan kata lain menuju datangnya arah angin. Karena itu
Runway disuatu lapangan terbang harus terletak sedemikian rupa sehingga searah atau
mendekati arah angin yang dominan (Prevalling Wind) di lapangan terbang tersebut yang
didapat dari BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
Permissible Crosswind
Tidak selamanya arah angin bertiup sejajar denag arah Runway. Angin yang bertiup pada
saat pesawat Take Off atau Landing harus diuraikan menjadi Komponen yang sejajar
dengan arah gerak pesawat dan Komponen yang tegak lurus arah gerak pesawat.
Komponen yang sejajar dan berlawanan arah gerak pesawat disebut Headwind,
sedangkan yang tegaklurus disebut Crosswind.
Agar pesawat dapat bermanuver dengan aman, Crosswind tidak boleh terlalu besar
Maksimum Crosswind agar aman disebut dengan Permissible Crosswind
Tabel : Permissible Crosswind
Usability
Pada saat angin bertiup dengan Crosswind yang lebih besar dari pada Permissible
Crosswind suatu pesawat terbang, maka pada saat itu pesawat tidak diperkenankan untuk
terbang dan Runway tidak dapat dipergunakan, hal ini akan mengakibatkan kerugian
Pengelola lapangan terbang maupun Perusahaan penerbangan, sehingga arah Runway
harus dibuat mendekati arah angin yang dominan.
Probabilitas / kemungkinan suatu Runway dapat beroperasi, karena Crosswind yang bertiup
lebih kecil daripada Permissible Crosswind dinamakan Usability Runway tersebut. Makin
besar Usability suatu Runway makin besar pula Probabilitas Runway tersebut dapat
dipergunakan (karena Crosswind < Permissiblewind).
ICAO mengisyaratkan suatu lapangan terbang mempunyai Usability minimal 95 %, jika
kurang dari angka itu maka diperlukan Runway tambahan yang tidak harus sejajar dengan
arah Runway yang ada
Penomoran Runway
Nomor Runway berhubungan dengan dengan arah (orientasi) Runway tersebut. Nomor
Runway dituliskan diujung-ujung Runway dan harus dapat dibaca oleh pilot pesawat
terbang pada saat akan Landing, sehubungan dengan arah angin yang bertiup
Geometri Runway
Persyaratan lebar Runway minimum dapat dilihatpada tabel sbb:
Tabel : Lebar minimum Runway (meter)
Runway perlu diberikan kemiringan melintang agar air hujan yang jatuh dipermukaan dapat
cepat mengalir. Besarnya kemiringan yang direkomendasikan ICAO dapat dilihat pada
tabel sbb :
Runway dengan Code Letter D dan E yang lebarnya kurang dari 60 meter harus diberi bahu
dikanan - kiri (Runway Shoulder), sehingga lebar minimum total Runway termasuk bahunya
adalah 60 meter, kemiringan bahu adalah 2,5 %. Runway terletak pada suatu area yang
disebut Area Strip yang dimaksudkan untuk :
1. Memperkecil resiko kerusakan pada pesawat terbang bila pesawat terbang terpaksa harus
keluar dari Runway
2. Melindungi pesawat yang meluncur diatasnya pada saat Take Off maupun Landing
Biasanya 3 meter terluar dari Runway Strip diberi kemiringan melintang yang lebih besar (5%)
agar air dapat mengalir dengan cepat (drainase)
Catatan :
a. Kelandaian pada seperempat panjang pertama dan seperempat panjang terakhir Runway
yang termasuk Precisiion Appproach dengan kategori II dan III tidak boleh melebihi 0,8 %
b. Kelandaian pada seperempat panjang pertama dan seperempat panjang terakhir Runway
tidak boleh melebihi 0,8 %
Jarak antara dua titik tempat terjadi perubahan kelandaian tidak boleh kurang 45 m
2.1.2 TAXIWAY
A. Tata Letak Taxiway
Adalah yaitu jalur yang menghubungkan antara Runway dan Apron dengan fungsi utama
adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat dari Runway ke bangunan terminal dan
sebaliknya atau dari Runway ke Hanggar pemeliharaan yang dipersiapkan dimana
pesawat terbang dapat bergerak dipermukaan bumi (taxiing) dari satu tempat ketempat
lain dilapangan terbang Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru mendarat
tidak mengganggu pesawat lain yang siap menuju ujung lepas landas.
B. Geometri Taxiway
agar Lebar Taxiway dipengaruhi oleh Code Letter, dan untuk beberapa jenis pesawat
terbang tertentu dipengaruhi oleh Wheelbase dan lebar main gear. Tujuan penentuan lebar
minimumTaxiway dengan memperhatikan Wheelbase atau lebar Main gear dimaksudkan
roda Main gear tidak keluar dari perkerasan di tikungan.
Lebar minimum Taxiway lebih kecil dengan lebar minimum Runway dengan Code Letter
yang sama, karena diatas Taxiway pesawat terbang bergerak dengan kecepatan yang
lebih rendah sehingga pilot dapat lebih mudah untuk mengusahakan agar Nose gear tetap
di sumbu Runway. Taxiway juga diberi kemiringan melintang agar dapat meninggalkan
Taxiway tersebut
1.3 APRON
Adalah sarana parkir / menyimpan pesawat yang posisinya terletak diantara Bangunan
terminal dan Taxiway yang dimaksudkan untuk menempatkan pesawat terbang agar cepat
memuat dan menurunkan penumpang, angkutan surat, barang atau kargo, kegiatan
pemeliharaan pesawat, melayani arus pesawat ke dan dari pintu dan arus peralatan yang
melayani pesawat didarat. Sehubungan dengan efisiensi dari Bandara, adalah sangat
penting untuk menempatkan Apron dengan bangunan terminal. Dibuat cukup luas
sehingga bila pesawat yang tidak melakukan proses llepas landas pesawt lain dapat
menyalipnya. Posisi parkir pesawat terbang di terminal disebut Aircraft stand
Tipe Apron :
A. Apron Cargo
Adalah Apron yang berdekatan dengan gedung kargo utnuk melayani pesawat-pesawat
yang khusus mengangkut kargo dan dialokasikan areal yang cukup luas untuk
mengakomodasi sebanyak mungkin pesawat-pesawat yang diparkir
B. Apron Terminal
Adalah Apron yang diperuntukkan bagi manufer pesawat dan juga parkir pesawat dekat
terminal, dan areal ini merupakan daerah dimana penumpang dapat naik turun pesawat.
Areal ini juga dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan baker ataupun fasilitas perawatan
kecil
C. Apron Parkir
Kadang suatu bandara memerlukan Apron parkir yang agak terpisah, disini pesawat dapat
parkir dalam waktu yang lebih lama, digunakan selama Crew pesawat beristirahat atau
karena diperlukan perbaikan kecil terhadap pesawat .
Adalah areal didekat hangar perbaikan yang digunakan untuk perbaikan ringan.
Sedangkan Apron hangar adalah areal tempat dimana pesawat masuk keluar hangar
E. Isolated Apron
Adalah Apron yang diperuntukkan pesawat-pesawat yang perlu diamankan, misalnya yang
dicurigai membawa bahan peledak, lokasinya agak diletakkan jauh dari Apron biasa
ataupun dari Bandar udara dan bangunannya .
APRON UTILITY
Instalasi-instalasi tetap harus ada pada Apron untuk melayani pesawat diposisi parkirnya,
fasilitas-fasilitas tersebut adalah :
Disini dilakukan oleh Truck tangki, untuk Bandara yang besar pengisian dengan sistim pipa.
Keuntungan dengan Truck adalah bahwa pesawat dapat diisi diposisi manapun pada
Apron, jumlah Truck dapat disesuaikan dengan kebutuhan akan tetapi juga mempunyai
kelemahan terutama untuk pengisian pesawat-pesawat besar yang sampai 8000 liter untuk
pesawat Boeing 747-100 sehingga harus disiapkan Truck dalam jumlah yang banyak
sehingga mengganggu lalu lintas penumpang dan kemungkinan adanya bahaya
kebakaran.
B. Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibutuhkan untuk melayani pesawat selama mesin bekerja, bahkan juga sering
diperlukan tenaga listrik eksternal utnuk menghidupkan mesin .
Fasilitas hubungan tanah harus disediakan di Apron utnuk melindungi pesawat dan truck tangki.
Disini sangat penting penerangan dengan lokasi yang ditinggikan dan diletakkan pada
daerah yang sedemikian rupa sehingga memberikan penerangan yang merata kepada
daerah Apron agar dalam melayani pesawat dapat terjangkau sampai agak jauh.
Disini pesawat diparkir tegak lurus gedung terminal dengan hidung berjarak sedekat
mungkin.
Memudahkan penumpang naik pesawat karena letaknya yang dekat dengan Terminal
Tidak menimbulkan suara bising yang menimpa bangunan terminal
Harus menyediakan alat pendorong pesawat utnuk memungkinkan pesawat bergerak
dengan kekuatan mesin sendiri
2 LAND SIDE
onsep pengembangan
Lokasi Terminal sangat ditentukan oleh proses perencanaannya, alternatf-alternatif
pertimbangan yang harus diperhatikan adalah :
a. Kemampuan untuk menangani permintaan yang diharapkan
b. Kesesuaian dengan tipe pesawat yang diharapkan
c. Keluwesan terhaap pertambahan dan perubahan teknologi
d. Kesesuaian dengan rencana induk Bandar udara keseluruhan
e. Kesesuaian dengan tata guna lahan didalam dan disekitar Bandar udara
f. Kemunuran orientasi dan pemrosesan penumpang
g. Analisis rute-rute manuver pesawat dan pertentangan-pertentangan yang mungkin terjadi
pada sistem landas hubung dan daerah Apron
h. Penundaan kendaraan darat, penumpang pesawat terbang yang mungkin terjadi
i. Kelayakan keuangan dan ekonomi
Ditetapkan Kriteria rancangan seperti :
ya pemrosesan penumpang
ak berjalan kaki untuk berbagai tipe penumpang
nundaan penumpang dalam pemrosesan
gkat pengisian dan kemacetan
nundaan dan biaya manuver pesawat terbang
f. Pemakaian bahan bakar pesawat terbang dalam melakukan manuver dilapangan terbang
antar Runway dan Terminal
ya konstruksi
ya-biaya administrasi, operasi dan pemeliharaan
i. Sumber-sumber pendapatan yang potensial dan tingkat pendapatan yang diharapkan
dari setiap sumber
h) Pengembangan Konsep Terminal
Pemrosesan dilakukan secara terpusat yang berarti seluruh fasilitas terdapat dalam satu
gedung dan digunakan memproses semua penumpang yang menggunakan gedung itu,
hal ini akan lebih ekonomis karena banyak fasilitas bersama dapat digunakan untuk
melayani sejumlah besar posisi (gate) ke pesawat terbang. Terdapat 4 konsep distribusi
horisontal dasar, dari konsep-konsep dasar tersebut dapat dibuat berbagai kombinasi.
Setiap konsep dapat digunakan dengan tingkat pemusatan yang berbeda
entuan Fasilitas-fasilitas Terminal Penumpang
Yang perlu disediakan pada suatu terrminal penumpang dapat diperkirakan dengan
menggunakan bermacam-macam cara.
b Keberangkatan (Departure Kerb)
B. Anjungan Keberangkatan (Departuses Concourse)
C. Tempat Check In
D. Area Antrean untuk Check In
E. Pemeriksaan Paspor Keberangkatan (Pasport Control)
F. Tempat Menunggu untuk Keberangkatan (Departure lounge)
G. Pemeriksaan Keamanan (Security Check)
H. Ruang Tunggu (Gate Hold Room)
I. Pemeriksaan Kesehatan Kedatangan (Arrival Health Check)
J. Pemeriksaan Paspor Kedatangan (Pasport Control Arrival)
K. Area Antrian Pemeriksaan Pasport Keberangkatan
L. Area Pengambilan Bagasi
M. Pemeriksaan Pabean untuk Kedatangan
N. Area Antrean Pemeriksaan Pabean
O. Jumlah Alat Pengambilan Bagasi
P. Anjungan Kedatangan
Q. Kerb Kedatangan