You are on page 1of 31

DIE, Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen

April 2013, Vol. 9 No.2. hal. 154 - 183

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap


Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan Rumah Sakit Anak Dan Bersalin
Muhammadiyah Tuban
Agung Budi Widianto
Alumni Program Studi Magister Manajemen
Pascasarjana Untag Surabaya

ABSTRACT

Hospitals as one form of business services for the community-oriented services in the field of
health care is not much different form other endeavors. Understanding of the hospital is an
institution of health care professionals whose services are provided by doctors, nurses and
other health experts. Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban located at
Jalan Diponegoro No. 1 Tuban with type "C". This study aims to prove and analyze the
theory of situational leadership styles and motivation as applied to Rumah Sakit Anak dan
Bersalin Muhammadiyah Tuban does have a significant relationship with commitment and
job performance of employees Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban. The
population of this study are employees of Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah
Tuban. Sampling was conducted with a total sampling / census of the employees Rumah
Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban, as many as 120 people and responded to as
many as 114 pieces or 95% of the total workforce Rumah Sakit Anak dan Bersalin
Muhammadiyah Tuban. Data collected through questionnaires and then processed using the
Stuctural Equation Modelling operated through the program insisted AMOS 16.0.Finally,
this study provides recommendations to Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah
Tuban evaluation materials and standards to regulate or manage the hospital employee with
either through the application of situational leadership style, and compliance with the
appropriate motivation. As well as for academics in order to make the study materials that
will enrich the science, particularly related to the situational leadership style, work
motivation, employee commitment, and job performance of employees.

Keywords : Situational Leadership , Work Motivation , Commitment to Work, Performance


Work

PENDAHULUAN bersifat universal dan menggunakan kerangka


ilmu pengetahuan yang sistematis menejerial.
Latar Belakang
Unsur manusia ini berkembang manjadi
Manajemen merupakan suatu alat dalam suatu bidang ilmu manajemen-manajemen
mencapai suatu tujuan yang diinginkan dengan sumber daya manusia dan ada yang menye-
manajemen yang baik perusahaan dapat me- butkan bahwa manajemen kepegawaian atau
wujudkan tujuannya sesuai dengan yang di- manajemen personalia adalah keduanya meru-
inginkan. Banyak para ahli yang mengartikan pakan ilmu yang mengatur unsur manusia
bahwa manajemen itu sebagai suatu seni dan dalam suatu organisasi atau perusahaan agar
ada juga yang menyebutkan manajemen itu mendukung terwujudnya tujuan yang telah
sebagai proses. Manajemen sebagai suatu seni ditetapkan. Manajemen sumber daya manusia
bermakna bahwa adanya kemampuan atau adalah perencanaan, pengorganisaan, penga-
ketrampilan suatu individu. Sedangkan mana- rahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan
jemen sebagai suatu proses bermakna yaitu pengembangan, pemberian kompensasi, peng-
suatu cara sistematis untuk melakukan peker- integrasian, pemeliharaan dan pelepasan sum-
jaan. Sebagai ilmu pengetahuan manajemen ber daya manusia

154
DIE, Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen
April 2013, Vol. 9 No.2. hal. 154 - 183

agar tercapai berbagai tujuan individu, sumber daya manusia. Didalam mengatur
organisasi dan masyarakat (Edwin B. Flippo, sumber daya manusia yang terdiri dari bebe-
1990:5 ) rapa individu tersebut diperlukan suatu figur
Manajemen sumber daya manusia adalah yang dapat dijadikan pemimpin dan mampu
seni untuk merencanakan, mengorganisasian, membawa individu-individu tersebut menca-
mengarahkan, mengawasi kegiatan sumber pai suatu tujuan, setiap pemimpin akan
daya manusia atau pegawai, dalam rangka memiliki sifat yang disebut kepemimpinan.
mencapai tujuan organisasi. Manajemen sum- Kepemimpinan merupakan ketrampilan
ber daya manusia mempunyai kekhususan untuk meyakinkan orang-orang agar mengu-
dibandingkan dengan manajemen secara sahakan secara tegas tujuannya dengan penuh
umum atau manajemen sumber daya lain. semangat. (Hicks, 1995:492) ditambahkan
Karena yang dikelola adalah manusia, maka oleh Fiedler (1996) bahwa sikap kepemim-
keberhasilan atau kegagalan manajemen pinan adalah salah satu faktor utama sukses-
sumber daya manusia akan mempunyai nya suatu organisasi, di mana keefektifan se-
dampak manusia atau tenaga kerja dalam seorang pemimpin akan menjadi penentu
organisasi, dan pemanfaatannya dalam ber- keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi.
bagai fungsi serta kegiatan untuk mencapai Dapat diartikan bahwa seorang pemimpin
tujuan organisasi. yang baik itu haruslah memiliki visi atau
Manajemen personalia adalah perencanaan, pandangan kedepan yang revolusioner serta
pengorganisasian, pengarahan dan penga- mampu menciptakan motivasi atau dorongan
wasan dari pengadaan dan pengembangan, terhadap para anggotanya agar mampu
pemberian kompensasi, mengintegrasikan ser- mencapai pencapaian kinerja yang maksimal.
ta pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud Visi dari pemimpin ini haruslah mempu-
untuk membantu mancapai tujuan perusahaan, nyai arti yang sangat penting bagi anggotanya,
individu serta masyarakat (Heidjerachman dan sehingga akan terciptalah sebuah kondisi
Suad Husnan, 1990:5). Adapun unsur-unsur dimana setiap anggota akan melakukan pe-
manajemen tersebut adalah : man, money, kerjaannya karena mereka menginginkannya
material, machines, market dan information. dan bukan karena mereka harus melakukannya
Manajemen sumberdaya manusia merupakan dengan terpaksa. Pemimpin dapat mempe-
bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen ngaruhi semangat dan kegairahan kerja, ke-
pada umumnya, yakni merupakan kunci utama amanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama
dalam pencapaian tujuan dari sebuah organi- tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemim-
sasi, hal ini sesuai dengan pandangan dari pin juga memainkan peranan kritis dalam
Wayne Mondy dan Robert M. Noe (2005:2) membantu kelompok, individu untuk menca-
oleh sebab itu para manager dari berbagai pai tujuan. Pimpinan selaku pihak yang ber-
level harus menyadari mengenai keberadaan wenang secara penuh dalam sebuah organisasi
manajemen sumber daya manusia tersebut, haruslah memiliki sebuah sikap kepemimpinan
demi pencapaian tujuan dari organisasi ter- atau leadership yang baik, yang mampu
sebut. mengayomi bawahan dan memberikan bim-
Manajemen sumber daya manusia menpu- bingan terhadap bawahan, dan pada saat yang
nyai lima fungsi dasar yaitu staffing, human bersamaan mampu membawa organisasi yang
resources development, compensation and dipimpinnya mengalami sukses atau berhasil
benefits, safety and health, and employee and meraih tujuannya. Sebab tanpa pemimpin
labor relations. Mondy dan Noe menggam- suatu organisasi hanya akan merupakan cam-
barkan kelima fungsi tersebut sebagai suatu pur aduknya manusia dan peralatan.
kesatuan yang saling berkaitan, membangun, Kepemimpinan itu juga mempunyai ber-
dan mendasari dari sebuah manajemen yaitu bagai jenis, mulai dari kepemimpinan situa-
manajemen sumber daya manusia, oleh sebab sional, hingga indigmous leader. Gaya kepe-
itulah manajemen sumber daya manusia di- mimpinan yang situasional dapat kembali
anggap penting dan krusial dalam mengatur dibedakan menjadi dua gaya kepemimpinan,

154
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

yaitu yang berorientasi pada tugas dan gaya bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya,
kepemimpinan yang berorientasi pada hu- maka kebutuhan tersebut berhenti menjadi
bungan. Oleh sebab itu gaya kepemimpinan motivator utama perilaku, tetapi walaupun
situasional merupakan suatu teori kepemim- kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan ter-
pinan yang memfokuskan pada para pengikut. sebut masih mempengaruhi perilaku, hanya
Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan intensitasnya lebih kecil. Hal ini dikarenakan
memilih gaya kepemimpinan yang tepat dan kebutuhan manusia itu saling tergantung dan
bersifat tergantung pada tingkat kesiapan dan menopang. Salah satu cara agar hal-hal yang
kedewasaan para pengikutnya. Di dalam gaya terkandung dalam motivasi karyawan tetap
kepemimpinan situasional terdapat suatu gaya ada dan tertanam adalah dengan jalan pimpi-
yang dapat membangkitkan motivasi dari nan tersebut berkomunikasi secara efektif
karyawannya, yaitu gaya menjual atau selling, tentang visi, misi dan tujuan dari perusahaan,
pada gaya ini pemimpin akan menjadi penga- serta bagaimana visi, misi dan tujuan dari
rah dan juga pendukung yang baik bagi perusahaan tersebut dapat menjadikan kebu-
pengikutnya, dimana secara tidak langsung tuhan para karyawan dapat terpenuhi melalui
akan melahirkan suatu dorongan atau motif kinerja perusahaan yang baik.
untuk melakukan pekerjaan, hal inilah yang Motivasi yang baik dan sesuai penera-
disebut sebagai motivasi. pannya dapat menghasilkan sebuah komitmen
Motivasi adalah merupakan suatu keingi- terhadap organisasi. Komitmen karyawan
nan positif dari karyawan yang akan mengun- yang dipenuhi dan dipengaruhi oleh motivasi
tungkan perusahaan secara keseluruhan. bekerja dan kepimimpinan yang baik, akan
Dengan motivasi yang terarah dapat mencip- menjadi perekat bagi sebuah organisasi, bah-
takan penyelesaian pekerjaan dengan baik kan mampu menjadi sebuah pelumas bagi
sesuai dengan keinginan perusahaan. Menurut gerak roda kehidupan berorganisasi. Porter
Maslow (Asad 1998:95) manusia akan di- et.al., (1974:604) menjelaskan mengenai
dorong untuk memenuhi kebutuhan yang komitmen bahwa the strength of an
paling kuat sesuai waktu, keadaan dan penga- individuals identification with and involve-
laman yang bersangkutan mengikuti suatu ment in particular organization..charac-
hirarki. Dalam konteks ini kebutuhan tingkat terized by a strong belief in an acceptance of
pertama yang harus dipenuhi sebelum kebu- an organizations goal and values, a wiling-
tuhan yang lainnya adalah kebutuhan fisio- ness to exert considerable effort on behalf of
logis seperti lapar, haus, sex, perumahan, tidur the organization, and a definite desire to
dan sebagainya. setelah itu maka muncul maintain organizational membership. Komit-
kebutuhan berikutnya akan keselamatan dan men itu terdiri dari 3 hal yaitu kepercayaan
perlindungan dari bahya, ancaman dan peme- yang kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi,
catan dari pekerjaan. Setelah kebutuhan per- kemauan untuk berusaha lebih demi sebuah
tama dan kedua terpenuhi maka muncullah organisasi, dan hasrat untuk menjaga keanggo-
kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan sosial, taan organisasi. Dari ketiga hal tersebut dapat
yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan diketahui bahwa komitmen telah menjadi
dalam menjalin hubungan dengan orang lain, faktor yang akan memperekat antar anggota
kepuasan dan perasaan memiliki diterima yang terdiri dari beberapa latar belakang.
dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, Dengan perekat tersebut akan menyebabkan
persahabatan dan kasih sayang. Dua kebu- sebuah organisasi menjadi solid, dan akan
tuhan berikutnya adalah kebutuhan akan mudah untuk mencapai sebuah tujuan yang
penghargaan (status, kedudukan, kehormatan menjadi visi dan misi dari organisasi tersebut.
diri, reputasi, dan prestasi) dan kebutuhan Steers (1988:578) mengutip dari March dan
aktualisasi diri (menggunakan potensi diri, Simon (1958) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan dan pengembanga diri). Suatu komitmen yang sesungguhnya sering ber-
kebutuhan yang lebih rendah tidak lalu hilang kembang ke suatu pertukaran hubungan
bila kebutuhan yang lebih tinggi muncul. Jadi dimana individu melekatkan dirinya pada

155
Agung Budi Widianto

organisasi sebagai ganti atas imbalan atau kontribusi yang diberikan oleh karyawan
dampak tertentu. Dalam komitmen ini sering kepada organisasi. Sehingga dalam artian ini,
melibatkan pandangan yang merefleksikan prestasi kerja bukan hanya merupakan jumlah
perasaan individu terhadap organisasi secara barang atau pekerjaan yang mampu disele-
keseluruhan. Robbins (2005:79) komitmen saikan saja, namun juga bisa berarti gagasan-
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana gagasan atau ide-ide yang dikemukakan untuk
seorang karyawan memihak pada suatu meningkatkan hasil organisas secara umum.
organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, dan Prestasi kerja selalu dikaitkan oleh dua faktor
mengharapkan untuk mempertahankan kea- yang utama yaitu faktor kesediaan atau
nggotaan dalam organisasi. motivasi dari karyawan dan faktor kemam-
Komitmen anggota organisasi yang tinggi puan karyawan dalam melaksanakan tugasnya
berarti pemihakan pada organisasinya, Rashid (Handoko, 1997:92)
et.al., (2003) mengemukakan bahwa komit- Rumah sakit sebagai salah satu bentuk
men organisasi merupakan suatu kondisi usaha layanan jasa bagi masyarakat yang
psikologis yang menandai hubungan antara berorientasi di bidang pelayanan kesehatan tak
karyawan dengan organisasinya. Oleh sebab jauh beda dengan bentuk usaha-usaha lainnya.
itu komitmen dapat pula diartikan sebagai Suatu organisasi rumah sakit juga mempunyai
kemauan aktor sosial untuk memberikan tujuan lain selain tujuan sosial yaitu mening-
energi dan loyalitasnya pada sistem sosial katkan kesejahteraan anggota yang berada
sebagai pelengkap yang efektif bagi orga- didalamnya, dimana hal tersebut tidak dapat
nisasi, terlepas dari hubungan yang benar- dicapai oleh individu secara perorangan, selain
benar bernilai. Memang tidak dapat dipungkiri itu demi berjalannya roda kehidupan di dalam
bahwa untuk mencapai tujuan bersama rumah sakit keungungan dan profit dalam
diperlukan kerjasama yang baik antar individu artian financial juga sangat diperlukan.
dalam sebuah organisasi, dan keberhasilan Pengertian dari rumah sakit adalah sebuah
sebuah organisasi tidak terlepas dari keber- institusi perawatan kesehatan profesional yang
hasilan pula individu yang bernaung di- pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat,
bawahnya, keberhasilan ini dapat juga disebut dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
sebagai prestasi kerja. Kemampuan rumah sakit untuk bertahan
Prestasi kerja didefiniskan tidak terlepas pada pasar yang sangat kompentitif membu-
dari produktivitas, Bernandin dan Russel tuhkan pemahaman terhadap kebutuhan pasar
dalam Gomez (1997:136) memberikan batasan dan pemanfaatan informasi tersebut untuk
tentang prestasi kerja adalah sebagai suatu menyajikan nilai bagi pasien. Berkaitan
catatan hasil (output) yang dihasilkan dari dengan keunggulan kompetitif dari sebuah
suatu fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan rumah sakit maka jelas bahwa rumah sakit
selama suatu periode tertentu. Sedangkan perlu mempelajari apa saja standar-standar
menurut Bernandin dan Russel, produktivitas yang berlaku baik untuk tingkat rumah sakit
yaitu merupakan rasio antara hasil terhadap maupun untuk masing-masing pelayanan
masukan. Masukan biaya mencakup biaya- misalnya: Pelayanan (Yan) Medis, Yan Kepe-
biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemro- rawatan, Administrasi & Manajemen, Rekam
sesan, sedangkan hasil bisa merupakan pen- Medis, Yan Gawat Darurat, dsb. Standar-
jualan, laba, posisi pasar, bahkan dalam standar ini terdiri dari elemen struktur, proses
pengertian produktivitas ini lebih ditekankan dan hasil (outcome). Struktur adalah fasilitas
pada efisiensi. Oleh sebab itu dari kedua hal fisik, organisasi, sumber daya manusianya,
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sistem keuangan, peralatan medis dan non-
prestasi kerja dapat sangat bervariasi ukuran- medis, AD/ART, kebijakan, SOP/Protap, pro-
nya, karena hasil (output) yang dihasilkan gram. Proses adalah semua pelaksanaan opera-
antara bagian yang satu dengan bagian yang sional dari staf/unit/bagian RS kepada pasien/
lain bisa berbeda. Selain itu prestasi kerja keluarga/masyarakat pengguna jasa RS terse-
merupakan output, hal tersebut merupakan but. Hasil (outcome) adalah perubahan status

156
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

kesehatan pasien, perubahan pengetahuan/ akreditasi Rumah Sakit sehingga sekarang


pemahaman serta perilaku yang mempe- Rumah sakit ini memilki standar kreditasi
ngaruhi status kesehatannya di masa depan, dengan tipe C. Memang jika melihat hanya
dan kepuasan pasien. sekelas C saja orang pasti akan meremeh-
Hasil atau outcome pelayanan rumah sakit kan, akan tetapi untuk kota sebesar Tuban,
menjadi lebih penting, karena menentukan rumah sakit ini sudah termasuk mewah, dan
mutu suatu layanan. Menerapkan standar- yang lebih penting lagi dapat terjangkau oleh
standar ini bukan merupakan suatu upaya masyarakat kalangan kebawah. Hal ini adalah
jangka pendek, tapi upaya jangka panjang dan salah satu perwujudan dari pengabdian para
sepanjang masa. Akreditasi pada dasarnya pendiri rumah sakit ini, yang bertujuan
adalah proses menilai RS sejauh mana telah memberikan pelayanan kesehatan bagi semua
menerapkan standar. Di Indonesia Akreditasi warga.
RS dilakukan oleh KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham-
Rumah Sakit) Departemen Kesehatan. Dengan madiyah ini adalah salah satu rumah sakit
peningkatan kualitas pelayanan dan juga SDM swasta yang dimilki oleh PP Muhammadiyah
rumah sakit selain merupakan perwujudan dari cabang Tuban. Perkembangan dari sebuah
pelaksanaan dan peraturan rumah sakit juga balai pengobatan hingga menjadi Rumah Sakit
merupakan sebagai tanggung jawab moral yang terpandang di Tuban tentunya memer-
individu (medis, paramedis, pengelola), lukan beberapa pengaturan atau manajemen
melalui peningkatan kualitas pelayanan inilah yang baik, mulai dari manajemen sumber daya
dapat menyebabkan terjalinnya ikatan emosi- manusia, manajemen operasional, manajemem
onal yang kuat antara pasien dan rumah sakit pemasaran, hingga manajemen rumah sakit,
setelah pasien menggunakan jasa rumah sakit kesemua manajemen ini akan saling mem-
kemudian merasakan jasa tersebut membe- bantu demi perkembangan rumah sakit
rikan kualitas hidup yang lebih baik baginya. tersebut. Dari beberapa hal tersebut salah satu
Kondisi ini akan mengakibatkan rumah sakit yang penting adalah adanya gaya kepemim-
mampu m empertahankan loyalitas pasien agar pinan yang sesuai dan baik sehingga dapat
tidak beralih ke penyaji kesehatan lainnya, diterima oleh semua lapisan dalam rumah sakit
sekiranya diwaktu mendatang mereka membu- tersebut, dengan adanya kepemimpinan yang
tuhkannya. Konsep nilai bagi pasien sejalan sesuai dapat meningkatkan motivasi sebagai
dengan konsep orientasi pasar dan tepat alasan atau landasan roda kehidupan beror-
diaplikasikan pada strategi yang berkeinginan ganisasi. Salah satu dari banyaknya outcome
hubungan jangka panjang. pengaturan atau manajemen yang baik pada
Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham- Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham-
madiyah yang berlokasi di jalan Diponegoro madiyah Tuban adalah adanya aspek komit-
no 1 Tuban adalah salah satu rumah sakit yang men dari karyawan, karyawan yang berkomit-
berlokasi di Tuban, rumah sakit ini memiliki men tinggi terhadap suatu organisasi, dengan
sejarah yang cukup panjang dalam hal pendi- adanya komitmen yang tinggi dapat mening-
rian. Panjangnya sejarah ini dapat dijadikan katkan prestasi kerja dari karyawan rumah
suatu contoh bagaimana mengatur sebuah sakit.
manajemen dari sekedar balai pengobatan Sebagai rumah sakit yang bertipe C maka
yang berlokasi di rumah biasa hingga menjadi sudah barang tentu kinerja dari rumah sakit
sebuah rumah sakit yang cukup terpandang di tersebut sudah memenuhi kriteria yang disya-
daerah Tuban. Hal tersebut merupakan suatu ratkan oleh Depkes RI. Prestasi kerja yang
fenomena tersendiri dimana jika melihat dihasilkan tersebut adalah hasil dari motivasi
usianya yang cukup tua sekitar 56 tahun, dan karyawan yang baik, sesuai dengan penelitian
lagi terlebih untuk kota sebesar Tuban dimana yang dilakukan oleh Zainal A. Zein (2007)
sangat jarang ditemui rumah sakit yang dalam jurnalnya, salah satu yang dihasilkan
memenuhi standar kualitas pelayanan yang dari penelitian beliau adalah moti-vasi secara
memadai. Hal ini terbukti dari pemberian signifikan berpengaruh terhadap prestasi kerja.

157
Agung Budi Widianto

Berdasarkan pada penelitian tersebut, maka


peneliti disini tertarik untuk membuktikan Rumusan Masalah
kebenaran teori tersebut pada instansi Rumah Berdasarkan latar belakang diatas maka
Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah dapat dirumuskan permasalahan sebagai beri-
Tuban yang sudah bertipe Rumah Sakit C. kut :
Demikian juga motivasi yang dimiliki oleh 1. Apakah gaya kepemimpinan situasional
karyawan rumah sakit tersebut, peneliti akan berpengaruh secara signifikan terhadap
membuktikan dan menganalisa pengaruh sig- komitmen karyawan Rumah Sakit Anak
nifikan antara motivasi terhadap komitmen, dan Bersalin Muhammadiyah Tuban?
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh 2. Apakah motivasi kerja berpengaruh secara
Sungkono (2006), yang mana salah satu hasil signifikan terhadap komitmen karyawan
pene-litiannya menyebutkan bahwa motivasi Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham-
kerja berpengaruh positif dan signifikan madiyah Tuban?
terhadap komitmen. Sedangkan untuk pene- 3. Apakah gaya kepemimpinan situasional
litian yang dilakukan oleh Ida Windi Wahyuni berpengaruh secara signifikan terhadap
dan Djamaludin Ancok (2004) mengungkap prestasi kerja karyawan Rumah Sakit Anak
bahwa gaya kepemimpinan situasional berpe- dan Bersalin Muhammadiyah Tuban?
ngaruh terhadap signifikan terhadap komit- 4. Apakah motivasi kerja berpengaruh secara
men. Penelitian yang dilakukan oleh Ida signifikan terhadap prestasi kerja karya-
Nursada, Taher Alhabsji, dan Al Musadieq wan Rumah Sakit Anak dan Bersalin
(2008) menunjukkan bahwa gaya kepemim- Muhammadiyah Tuban?
pinan situasional berpengaruh signifikan ter- 5. Apakah komitmen karyawan berpengaruh
hadap prestasi kerja. Selain itu penelitian secara signifikan terhadap prestasi kerja
jurnal dari Beatrix Adonia (2007) mengung- karyawan Rumah Sakit Anak dan Bersalin
kapkan bahwa komitmen mempengaruhi pres- Muhammadiyah Tuban?
tasi kerja. Melihat hasil penelitian yang telah
dilakukan tersebut, maka peneliti tertarik
Tujuan Penelitian
untuk menganalisa dan membuktikan kebe-
naran hasil penelitian tersebut pada obyek Dalam suatu penelitian tujuan merupakan
penelitian yaitu Rumah Sakit Anak dan Ber- salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan
salin Muhammadiyah Tuban. alat petunjuk supaya peneliti dapat berjalan
Adanya fenomena mengenai perkembangan sesuai dengan yang di inginkan. Adapun
rumah sakit yang pesat dan besar dari sebuah tujuan penelitian ini adalah untuk membuk-
balai pengobatan hingga rumah sakit ini dapat tikan dan menganalisis:
dikatakan settle atau mapan, dan dengan hasil 1. Pengaruh gaya kepemimpinan situasional
penelitian sebelumnya yang disebutkan diatas terhadap komitmen karyawan Rumah Sakit
mengenai variabel-variabel yang terkait, maka Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban.
munculah pemikiran mengenai pembuktian 2. Pengaruh motivasi kerja terhadap komit-
dan penganalisaan kebenaran teori mengenai men karyawan Rumah Sakit Anak dan
gaya kepemimpinan situasional dan motivasi Bersalin Muhammadiyah Tuban.
kerja pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin 3. Pengaruh gaya kepemimpinan situasional
Muhammadiyah Tuban, apakah memiliki hu- terhadap prestasi kerja karyawan Rumah
bungan yang signifikan dengan komitmen dan Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah
prestasi kerja. Keberadaan fenomena perkem- Tuban.
bangan inilah yang menarik perhatian penulis 4. Pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi
untuk melakukan penelitian dengan obyek kerja karyawan Rumah Sakit Anak dan
Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham- Bersalin Muhammadiyah Tuban.
madiyah Tuban. 5. Pengaruh komitmen karyawan terhadap
prestasi kerja karyawan Rumah Sakit Anak
dan Bersalin Muhammadiyah Tuban.

158
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

efek lingkungan luar pada organisasi dan


TINJAUAN PUSTAKA sumber daya manusia, misi, tujuan dan stra-
tegi. Oleh sebab itu perilaku organisasi
Organisasi telah menyebar dalam berbagai
memegang peranan penting dalam memahami
level dalam kehidupan kita, baik kita sadari
anggota-anggota yang ada di organisasi
ataupun tidak, bahkan banyak diantara kita
tersebut, bagaimana mereka berlaku dan ber-
menghabiskan waktu berada diantara orga-
tindak dalam suatu organisasi, dan bagaimana
nisasi tersebut dan terpengaruhi olehnya.
mereka menjalankan organisasi tersebut, demi
Keberadaan organisasi adalah untuk satu
tercapainya suatu tujuan bersama
tujuan, organisasi mampu mencapai sesuatu
tujuan yang seorang individu tidak akan dapat
mencapainya seorang diri, entah tujuan Kepemimpinan
mereka adalah mencari untung, menyediakan Setiap pemimpin haruslah memiliki sikap
pendidikan, keagamaan, peningkatan kese- yang dimiliki oleh setiap pemimpin yaitu sikap
hatan. kepemimpinan, dalam sikap kepemimpinan
Menurut Donnelly, Gibson, dan Ivancevich antara satu pemimpin dengan yang lainnya
(2006:5) organisasi di karakterisasikan oleh tidak akan sama, jikalau sama hanya dari satu
perilaku terarah tujuan mereka. Mereka sisi saja persamaannya. Namun pada dasarnya
mengejar tujuan organisasi yang dapat dicapai sikap kepemimpinan itu adalah sama yaitu
dengan lebih efisien dan efektif dengan bagaimanakah usaha dari seorang pemimpin
mengatur tindakan dari seorang individu atau untuk mempengaruhi orang lain atau agar
kelompok tertentu. Keberadaan organisasi bawahan mengikuti apa yang diperintahkan,
didalam masyarakat adalah sangat penting, hal ini akan sangat tergantung dari gaya
terutama dalam beroperasinya suatu masya- kepemimpinan yang digunakan. Namun demi-
rakat tersebut. Bahkan organisasi lebih dari kian tidak ada gaya kepemimpinan yang
sekedar alat untuk menyediakan barang dan efektif berlaku umum untuk segala situasi.
layanan, organisasi menciptakan suatu penga- Ralph M. Stogdill mendefinisikan kepe-
turan diman kita sebagai anggota masyarakat mimpinan bahwa kepemimpinan manajerial
menghabiskan waktu didalamnya, dalam hal adalah proses mengarahkan dan mempe-
ini mereka sangat mempengaruhi terhadap ngaruhi kegiatan yang berhubungan dengan
perilaku kita ( Sullivan, 2006:34-49). tugas dari anggota kelompok (Stoner, 1986:
Usaha untuk memahami dan mengerti ten- 114). Sementara itu menurut A.M. Kadarman,
tang perilaku anggota dalam sebuah organisasi Sj dan Jusuf Udaya kepemimpinan didefinisi-
telah menjadi suatu perhatian yang penting kan sebagai seni atau proses untuk mempe-
bagi para manager, seperti halnya produk- ngaruhi dan mengarahkan orang lain agar
tivitas karyawan, kualitas kehidupan kerja, mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan
stress pekerjaan, dan pengembangan karir. Hal yang hendak dicapai kelompok (Kadarman
inilah yang mendorong untuk munculnya et.al, 1992:110). Ditegaskan oleh David Keith
suatu cabang ilmu baru yang disebut perilaku (1985) yang menerangkan bahwa kepemim-
organisasi pinan adalah kemampuan untuk mempe-
Donnelly, Gibson, dan Ivancevich (2006: 6) ngaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
menegaskan bahwa perilaku organisasi adalah dengan antusias. Oleh Gibson, James L.
sebagai suatu pembelajaran menganai perilaku et.al., (1982) ditambahkan bahwa kepemim-
manusia, sikap, dan pencapaiannya di dalam pinan adalah konsep yang lebih sempit dari-
suatu penyesuaian organisasi, membuat suatu pada manajemen. Yang mana dapat diartikan
teori, metode dan prinsip dari berbagai disiplin bahwa manajer dalam organisasi formal ber-
seperti psychologi, sosiologi, dan anthropologi tanggung jawab dan dipercaya dalam melak-
budaya untuk mempelajari mengenai persepsi sanakan fungsi manajemen. Pemimpin kadang
atau pandangan individu, nilai, kemampuan terdapat pada kelompok informal, sehingga
belajar, dan tindakan ketika bekerja dalam tidak selalu bertanggung jawab atas fungsi-
group dan dalam total organisasi: menganalisa fungsi manajemen. Seorang manajer yang

159
Agung Budi Widianto

ingin berhasil maka dituntut untuk memiliki 3. Berperan-serta (participating), orientasi


kepemimpinan yang efektif. tugas rendah dan hubungan tinggi. Pemim-
pin dan pengikut bersama-sama mengam-
Teori Kepemimpinan Situasional bil keputusan dengan peran utama dari
pemimpin adalah mempermudah dan ber-
Kepemimpinan Situasional merupakan
komunikasi.
suatu teori kepemimpinan yang memfokuskan
4. Mendelegasikan (delegating), orientasi
pada para pengikut. Kepemimpinan yang
tugas rendah dan hubungan rendah.
berhasil dicapai dengan memilih gaya kepe-
Pemimpin memberikan sedikit pengarahan
mimpinan yang tepat dan bersifat tergantung
dan dukungan.
pada tingkat kesiapan dan kedewasaan para
pengikutnya. Suatu gaya kepemimpinan men-
jual adalah paling baik. Ini tercermin dalam Motivasi
respon pengikut memiliki masalah motivasi, Kata motivasi (motivation), kata dasarnya
dan juga memiliki ketidaktahuan bagaimana adalah motif (motive) yang berarti dorongan;
yang paling baik melaksanakan tugasnya. sebab; atau alasan seseorang melakukan
Gaya yang paling tidak baik digunakan adalah sesuatu. Menurut Nawawi (2000:351) moti-
pendekatan delegasi, karena organisasi terse- vasi merupakan suatu kondisi yang mendo-
but tidak siap diberikan tanggung jawab dalam rong atau menjadi sebab seseorang melakukan
menyelesaikan tugas penting ini. Walaupun suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung
banyak perkataan mengenai penelitian yang secara sadar. Gibson (1997:185) mengatakan
terbatas dan fleksibilitas, tetapi para manajer motivasi merupakan konsep yang digunakan
menyukai teori kepemimpinan situasional, untuk menggambarkan dorongan-dorongan
karena dianggap praktis, dan nyata. Dalam yang timbul pada atau didalam seseorang
kondisi pelatihan kepemimpinan terus menun- individu yang menggerakkan dan mengarah-
tut perhatian dalam organisasi, tampaknya kan perilaku.
teori kepemimpinan situasional tetap merupa- Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1997:
kan suatu cara populer untuk mengekpresikan 94) mendefinisikan motivasi sebagai konsep
apa yang harus dilakukan pemimpin pada yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan
pekerjaannya (Gibson, 1997:34). yang ada pada diri karyawan yang memulai
Kepemimpinan situasional menggunakan dan mengarahkan perilaku. Pada konsep yang
dua dimensi, kepemimpinan yang sama seperti dikemukakan Gibson ini menjelaskan per-
yang dikemukakan oleh Fielder yaitu perilaku bedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku,
tugas dan hubungan. Sementara Harsey dan dimana perilaku yang lebih bersemangat
Blancard (1988) melangkah lebih jauh dengan adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih
menganggap masing-masing dimensi sebagai kuat. Pengertian motivasi menurut beberapa
suatu yang tinggi atau rendah dan kemudian ahli didefinisikan secara berbeda, tergantung
menggabungkan semuanya menjadi empat dari tempat dan keadaan ahli tersebut berada.
perilaku pemimpin yang spesifik yaitu : Menurut Barellson dan Steiner (Siswanto,
1. Mengatakan (telling), orientasi tugas tinggi 1991:243) motivasi sebagai all those striving
dan hubungan rendah. Pemimpin itu men- conditions variously described as wishes
defenisikan peran dan memerintahkan desires, needs, drives and the like, yang berarti
kepada orang-orangnya apa, bagaimana, bahwa motivasi sebagai keadaan dan sikap
kapan, dan di mana melakukan berbagai mental manusia yang memberikan energi,
tugas. Perilaku ini menekankan pada peri- mendorong kegiatan atau gerakan dan menga-
laku pengarah (direktif) rah atau menyalurkan perilaku kearah menca-
2. Menjual (selling), orientasi tugas tinggi pai kebutuhan yang memberikan kepuasan
dan hubungan tinggi. Pemimpin membe- atau mengurangi ketidak seimbangan.
rikan baik perilaku pengarah maupun
perilaku pendukung.

160
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

Teori Motivasi Maslow rasa memiliki, diterima baik, dan per-


sahabatan
Teori motivasi yang dikemukakan oleh
4) Esteem or status needs (kebutuhan akan
Abraham Maslow dinamakan Maslows Needs
penghargaan), mencakup faktor penghor-
Hierarchy Theory / A Theory of Human Moti-
matan diri seperti harga diri, otonomi, dan
vation atau teori Motivasi Hierarki kebutuhan
prestasi; serta faktor penghormatan dari
Maslow. Teori Motivasi Abraham Maslow
luar seperti status, pengakuan, dan per-
mengemukakan bahwa teori hierarki kebu-
hatian
tuhan mengikuti teori jamak, yakni seseorang
5) Self Actualization (aktualisasi diri): doro-
berperilaku dan bekerja, karena adanya doro-
ngan untuk menjadi seseorang / sesuatu
ngan untuk memenuhi berbagai macam kebu-
sesuai ambisinya; mencakup pertum-
tuhan.
buhan, pencapaian potensi, dan peme-
Maslow berpendapat, kebutuhan yang di-
nuhan kebutuhan diri
inginkan seseorang itu berjenjang artinya, jika
kebutuhan yang pertama telah terpenuhi,
kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, Teori Komitmen
muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterus- Sebagai suatu kesatuan dari beberapa
nya sampai tingkat kebutuhan kelima. Maslow anggota, organisasi juga memerlukan perekat
memisahkan kelma kebutuhan tersebut menja- dan juga pelumas bagi jalannya roda ber-
di 2 (dua) tingkatan, yaitu sebagai tingkat kehidupan organisasi. Berjalannya roda kehi-
tinggi dan rendah. Kebutuhan fisiologis dan dupan berorganisasi ini demi mencapai tujuan
keamanan digambarkan sebagai kebutuhan perusahaan atau organisasi, yaitu mensejah-
tingkat rendah yang terutama dipenuhi oleh terakan kehidupan para anggotanya. Salah satu
secara eksternal (dengan upah, kotrak serikat perekatnya adalah komitmen, sebagai keluaran
buruh dan masa kerja misalnya), sedangkan hasil proses berorganisasi.
kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghar- Komitmen merupakan salah satu faktor
gaan, dan kebutuhan aktualisasi diri diduduk- penentu kesuksesan sebuah organisasi, sebab
kan dalam tingkat tinggi, yang mana penemu- dengan komitmen yang tinggi angka turn over
hannya secara internal (dalam diri orang itu). dari karyawan akan rendah, dan rasa memiliki
(Robbins, 2003:215) organisasi tersebut akan tinggi, sehingga visi,
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa misi dan tujuan dari organiasi akan gampang
kebutuhan yang diinginkan seseorang ber- untuk dicapai. Hal ini didasarkan pada pemi-
jenjang, artinya bila ada kebutuhan yang kiran bahwa keberhasilan karyawan dalam
pertama telah terpenuhi, maka kebutuhan ting- mencapai tujuannya menggambarkan keber-
kat kedua akan menjadi utama, selanjutnya hasilan organisasi secara keseluruhan. Selain
jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, itu komitmen anggota organisasi menjadi hal
maka muncul kebutuhan tingkat ketiga dan yang penting bagi sebuah organisasi dalam
seterusnya sampai kebutuhan tingkat kelima. menciptakan kelangsungan hidup sebuah orga-
Robbins (2003:214) mengemukakan jenjang/ nisasi, komitmen juga menunjukkan hasrat
hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow, anggota untuk tetap tinggal dan bekerja
yakni: menagbdikan diri dalam sebuah organisasi.
1) Physiological needs (kebutuhan fisiolo- Robbins (2001) mendefinisikan komitmen
gis), antara lain rasa lapar, haus, perlin- pada organisasi adalah sampai sejauh mana
dungan (pakaian dan perumahan), seks, seorang anggota memihak pada sebuah orga-
dan kebutuhan jasmani lain. nisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta
2) Safety and security needs (kebutuhan berniat memelihara keanggotanannya. Sedang-
keselamatan dan keamanan), antara lain kan menurut Hatmoko (2006) komitmen orga-
keselamatan dan perlindungan terhadap nisasional adalah loyalitas karyawan terhadap
kerugian fisik dan emosional organisasi melalui penerimaan sasaran-sasa-
3) Affiliation or Acceptance Needs (kebu- ran, nilai-nilai organisasi, kesediaan atau
tuhan sosial): mencakup kasih sayang, kemauan untuk berusaha menjadi bagian dari

161
Agung Budi Widianto

organisasi, serta berkeinginan untuk bertahan dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
di dalam organisasi. tugas yang dibebankan kepadanya yang di-
Komitmen sebagai suatu sikap, yang akan dasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
menentukan perilaku individu dalam orga- kesungguhan serta waktu. Sastrohadiwiryo
nisasi. Konsekuensi dari tinginya tingkat (2002) menyatakan bahwa prestasi kerja ada-
komitmen karyawan pada organisasi antara lah kinerja yang dicapai seorang tenaga kerja
lain: rendahnya tingkat pergantian karyawan, dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
rendahnya tingkat kemangkiran. Tingginya diberikan kepadanya.
motivasi kerja dan berusaha mencapai prestasi Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
kerja yang tinggi (Davis et.al., 1996:79). Oleh dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja karya-
sebab itu seorang pemimpin yang baik wan merupakan hasil yang dicapai karyawan
haruslah mampu meningkatkan nilai komit- dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang
men dari anggota organisasi tersebut, demi diberikan kepadanya baik secara kuantitas
tercapainya tujuan bersama yaitu pencapaian maupun kualitas melalui prosedur yang ber-
visi, misi, dan tujuan organisasi. Terlebih lagi fokus pada tujuan yang hendak dicapai serta
dengan komitmen yang tinggi dari anggo- dengan terpenuhinya standard pelaksanaan.
tanya, para pimpinan organisasi akan dapat Untuk mencapai prestasi kerja yang baik,
mengikut sertakan mereka dalam proses unsur yang paling dominan adalah sumber
perencanaan dan pembuatan keputusan, karena daya manusia, walaupun perencanaan telah
mereka ada rasa memiliki organisasi tersebut, tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila
lebih jauh lagi para anggota yang diminta orang atau personil yang melaksanakan tidak
pendapat dan urun rembuknya akan merasa berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja
dihargai oleh pimpinan, dan akan menambah yang tinggi, maka perencanaan yang telah
lagi komitmen mereka terhadap organisasi. disusun tersebut akan sia-sia.
Prestasi kerja yang dicapai karyawan meru-
Pengertian Prestasi Kerja pakan suatu hal yang sangat penting dalam
menjamin kelangsungan hidup organisasi.
Istilah prestasi kerja sering kita dengar atau
Dalam mencapai prestasi kerja yang tinggi
sangat penting bagi sebuah organisasi atau
beberapa faktor yang mempengaruhi menjadi
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dalam
pemicu apakah prestasi kerja karyawan tinggi
konteks pengembangan sumber daya manusia
atau rendah. Faktor yang mempengaruhi
prestasi kerja seorang karyawan dalam sebuah
pencapaian prestasi kerja yang baik menurut
perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai
Mangkunegara (2000) menyatakan faktor yang
prestasi kerja bagi karyawan itu sendiri dan
mempengaruhi pencapaian prestasi kerja yang
juga untuk keberhasilan perusahaan.
baik menurut adalah :
Prestasi kerja adalah hasil kerja seseorang
1. Faktor Motivasi
karyawan selama periode tertentu dibanding-
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
kan dengan berbagai kemungkinan misalnya
seorang karyawan dalam menghadapi situ-
standard, target/sasaran atau kriteria yang telah
asi kerja. Motivasi merupakan kondisi
ditentukan terlebih dahulu dan disepakati ber-
menggerakkan diri karyawan yang terarah
sama. Menurut Dharma (1996) prestasi kerja
untuk mencapai tujuan organisasi.
kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau
2. Faktor Kemampuan
produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan
Secara psikologis, kemampuan (ability)
oleh seseorang atau sekelompok orang.
karyawan terdiri dari kemampuan potensi
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa
(IQ) dan kemampuan reality (Knowledge+
prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas
skill). Artinya, karyawan yang memiliki IQ
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan
karyawan dalam melaksanakan tugasnya se-
pendidikan yang memadai untuk jabatannya
suai dengan tanggung jawab yang diberikan
dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
kepadanya. Hasibuan (2005) menyatakan bah-
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
wa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang

162
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

mencapai prestasi kerja yang diharapkan. (explanatory research), atau penelitian penje-
Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan lasan yang akan menjelaskan hubungan kausal
pada pekerjaan yang sesuai dengan keah- antara variabel-variabel melaui pengujian
liannya. hipotesis (Singarimbun, 1989:5 dalam Sung-
kono, 2006:60). Variabel-variabel yang akan
Hipotesis Penelitian diuji melalui hipotesis antara lain adalah gaya
kepemimpinan situasional, budaya organisasi,
Berdasarkan latar belakang masalah, rumu-
kepemimpinan, komitmen dan kinerja karya-
san permasalahan, tinjauan pustaka, maka
wan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham-
hipotesis penelitian disusun sebagai berikut:
madiyah Tuban.
H1: Gaya kepemimpinan situasional berpe-
Secara singkat dalam penyusunan ranca-
ngaruh secara signifikan terhadap
ngan penelitian ini dimulai dengan adanya
komitmen karyawan Rumah Sakit
suatu perumusan dan pengidentifikasian masa-
Anak dan Bersalin Muhammadiyah
lah, kemudian diformulasikan menjadi bebe-
Tuban.
rapa bentuk pertanyaan dan tujuan penelitian
H2: Motivasi kerja berpengaruh secara
dalam latar belakang. Setelah itu baru dila-
signifikan terhadap komitmen karya-
kukan tahap berikutnya yaitu, melakukan
wan Rumah Sakit Anak dan Bersalin
pengumpulan data yang sekiranya atau ter-
Muhammadiyah Tuban.
dapat relevansi dengan studi ini melaui
H3: Gaya kepemimpinan situasional berpe-
kuesioner dan teknik pengambilan sampel
ngaruh secara signifikan terhadap
yang benar sesuai dengan karakteristik popu-
prestasi kerja karyawan Rumah Sakit
lasinya, serta mendukung pernyataan dan
Anak dan Bersalin Muhammadiyah
tujuan penelitian yang ingin dicapai. Setelah
Tuban.
itu dibuat dan ditentukan model analisinya dan
H4: Motivasi kerja berpengaruh secara
terakhir melakukan interpretasi hasil analisis
signifikan terhadap prestasi kerja
serta membuat laporan penelitiannya.
karyawan Rumah Sakit Anak dan
Bersalin Muhammadiyah Tuban
H5: Komitmen karyawan berpengaruh se- Obyek Penelitian
cara signifikan terhadap prestasi kerja Dalam penelitian ini menggunakan obyek
karyawan Rumah Sakit Anak dan sebagai sumber dari data yang nantinya akan
Bersalin Muhammadiyah Tuban. diolah lebih lanjut, obyek penelitian ini adalah
Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham-
METODE madiyah Tuban jl. Diponegoro no. 1 Surabaya.
Menurut Brahmasari (2004:102) yang
menyuplik Suchman dalam Nazir (1999:99) Populasi
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Populasi adalah sekelompok orang, keja-
rancangan adalah semua proses yang diper- dian, atau segala sesuatu yang mempunyai
lukan dalam perencanaan dan pelaksanaan karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supo-
penelitian. Sedangkan menurut Umar (2007) mo, 1999:115). Dengan kata lain populasi
yang dikutip oleh I Ketut Alit Sukadana merupakan kumpulan individu atau obyek
(2010:49) menyebutkan bahwa rancangan penelitian yang mempunyai kualitaskualitas
penelitian adalah suatu rencana kerja yang serta ciriciri yang telah ditetapkan. Berdasar-
terstruktur dan komprehensif mengenai hubu- kan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat
ngan-hubungan antar variabel-variabel yang dipahami sebagai sekelompok individu atau
tersusun sedemikian rupa agar hasil risetnya obyek pengamatan yang minimal memiliki
dapat memberikan jawaban atas pertanyaan satu persamaan karakteristik (Cooper dan
riset. Emory, 1998, hal.254). Populasi adalah
Berdasarkan tujuan penelitian, maka pene- wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
litian ini termasuk jenis penelitian penjelasan atau subyek yang mempunyai kualitas dan

163
Agung Budi Widianto

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh Sebenarnya tidaklah ada suatu ketetapan
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik yang mutlak berapa persen suatu sampel
kesimpulannya (Sugiyono, 1999). harus diambil dari populasi. Suatu hal yang
Populasi dalam penelitian ini adalah karya- justru perlu diperhatikan adalah keadaan
wan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham- homogen populasi. Jika keadaan populasi
madiyah Tuban, baik pria dan wanita yang homogen jumlah sampel hampir tidak men-
masih aktif sampai saat penelitian berlangsung jadi persoalan. Akan tetapi jika keadaan
pada tahun 2011 yang berjumlah sebanyak 120 populasi sangat heterogen mungkin sekali
karyawan. Yang mana berada didalam bagian perlu mendapat perhatian untuk menetap-
IGD; IRJ; Inst. bedah & sterilisasi; rekam kan jumlah sampel sesuai dengan pertim-
medis; ruang rawat inap yang terdiri dari 5 bangan yang riil. Menetapkan jumlah sam-
ruangan yaitu ruang arofah, mina, marwa, sofa pel yang kelewat banyak selalu lebi baik
dan multazam; instalasi penunjang medis daripada kurang
seperti instalasi gizi, farmasi, radiologi, Suparmoko. N (1996:42) mengemukakan
laboratorium; bagian administrasi seperti unit bahwa :
personalia, sarana dan kesling, HUMAS, dan Besarnya sampel dapat ditemtukan dengan
Binroh; bagian keuangan seperti unit akun- presentase tertentu misalnya 5%, 10% atau
tansi, unit perbendaharaan, dan unit logistik; 50%. Beberapa hal yang dapat dipakai
DIKLAT; dan Medico Legal Corporate sebagai petunjuk untuk menentukan besar-
Lawyer. nya presentase tersebut yaitu: (1) bila
populasi besar persentase yang kecil saja
Sampel sudah dapat memenuhi syarat, (2) besarnya
sampel hendaknya jangan kurang dari 30,
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
(3) sampel seyogyanya sebesar mungkin
karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi
selama dana dan waktu dapat dijangkau.
(Sugiyono, 2001:57 dalam Brahmasari, 2004:
Dengan demikian dari sejumlah sampel
103). Cooper dan Emory (1995:200) menye-
yang telah ditetapkan diatas, maka sampel
butkan bahwa sampel merupakan bagian dari
tersebut sudah dapat dikatakan representatif/
populasi yang dipilih secara cermat untuk
dapat mewakili populasi yang ada.
mewakili populasi.
Mengenai populasi dapat dikumpulkan
dengan dua cara. Pertama, tiap unit populasi Metode Pengumpulan Data
dihitung. Cara ini disebut sensus atau complete Dalam penelitian ini, metode pengumpulan
enumeration. Kedua, perhitungan-perhitungan data yang digunakan adalah melalui observasi,
dilakukan hanya pada unit populasi saja. dokumentasi , dan kuesioner.
Keterangan diambil dari wakil populasi, 1. Observasi dilakukan dengan mengamati
atau dari sampel. Teknik ini dinamakan survei dan melihat secara langsung kegiatan
sampel (sample survey) atau survey enume- responden yang akan dijadikan sampel
ration. ( Nazir, 1999: 325). Jika melihat jum- dalam penelitian ini.
lah populasi yang sebesar 120 karyawan, maka 2. Dokumentasi adalah dimana merupakan
penentuan sampel dalam penelitian ini suatu cara untuk memperoleh data atau
menggunakan total sampling / sensus. Dari informasi tentang hal-hal yang ada
seluruh populasi yang ada sebanyak 120 kaitannya dengan penelitian, dengan jalan
karyawan, dan seluruhnya diambil sebagai melihat kembali sumber yang lalu baik
sampel yaitu karyawan Rumah Sakit Anak dan berupa angka atau keterangan (Arikunto
Bersalin Muhammadiyah Tuban yang bersta- 1998:149).
tus tetap baik pria dan wanita. Penentuan 3. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
sampel tersebut, berdasarkan pendapat yang tertulis yang digunakan untuk mempe-
dikemukakan oleh Hadi (1997:73) mengata- roleh informasi dari responden dalam arti
kan : laporan tentang pribadi atau hal-hal lain-
nya yang diketahui (Arikunto 1998:140),

164
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

untuk kuesioner yang dibagikan dibagi bebas terbagi ke dalam sejumlah blok yang
menjadi dua bagian, yaitu identitas diri, tersusun secara hierarkis sesuai landasan
guna mengetahui identitas dari responden teorinya. (Pedhazur, 1982:157). Oleh karena
dan gambaran sekilas mengenai rumah itu, penggunaan analisis ini selalu berdasarkan
sakit tempat responden bekerja. Bagian pada model konseptual dukungan teoritik.
yang kedua adalah mengenai respon dari Berdasarkan atas model konseptual teoritik
responden terhadap variabel-variabel selanjutnya diuji model tersebut secara
penelitian ini, dimana akan terbagi lagi empirik. Signifikasi model yang tampak hanya
menjadi empat bagian, yaitu gaya kepe- berdasarkan koefisien path yang signifikan
mimpinan situasional, motivasi kerja, pada setiap jalur. Kesimpulan dari model ini
komitmen karyawan, dan prestasi kerja terletak pada kesesuaian data empirik yang
karyawan. terhimpun dengan model teoritik, sehingga
model tersebut, sehingga model tersebut
Analisa Data menjadi berarti. Sebaliknya, jika tidak ada
kesesuaian maka model empirik tersebut
Analisis data adalah pengolahan data yang
menjadi alternatif teori yang melengkapi,
diperoleh dengan menggunakan rumus atau
merevisi, menolak teori, atau bahkan memun-
aturan-aturan yang ada sesuai dengan pende-
culkan teoritik baru.
katan penelitian (Arikunto 1998:240). Pene-
Alasan yang dikemukakan berkaitan de-
litian membutuhkan suatu analisis data dan
ngan pemakaian SEM yaitu SEM merupakan
interpretasi yang akan digunakan untuk menja-
sekumpulan teknik statistikal yang memung-
wab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk
kinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan
mengungkap fenomena sosial tertentu, sehi-
yang relative rumit secara simultan. Permo-
ngga analisis data adalah proses penyeder-
delan melalui SEM juga memungkinkan
hanaan data ke dalam bentuk yang lebih
seorang peneliti dapat menjawab pertanyaan
mudah dibaca dan diinterpretasikan
penelitian yang bersifat regresif maupun
dimensional (yaitu mengukur apa dimensi-
Analisa deskriptif
dimensi dari sebuah konsep) (Augusty T.
Pada analisa deskriptif dipergunakan peng- Ferdinand, 2005). Menganalisis model peneli-
hitungan nilai mean dan standar deviasi. Nilai tian dengan SEM dapat mengidentifikasi
mean dipergunakan untuk mengetahui rata- dimensi-dimensi sebuah konstruk dan pada
rata jawaban responden dari variabel-variabel saat yang sama mengukur pengaruh atau
yang diamati. Tinggi rendahnya penilaian derajat hubungan antar faktor yang telah
responden terhadap masing-masing variabel diidentifikasi dimensi-dimensinya. Keunggu-
tersebut dapat dilihat dari nelai mean tersebut. lan aplikasi SEM dalam penelitian manajemen
pada perhitungan ini peneliti dibantu dengan adalah karena karena kemampuannya untuk
menggunakan SPSS ver. 18.0. mengkonfirmasi dimensi-dimensi dari sebuah
konsep atau factor yang sangat lazim digu-
Analisa Structural Equation Modelling nakan dalam manajemen serta kemampuannya
Model penelitian yang akan digunakan untuk mengukur pengaruh hubungan-hubu-
dalam penelitian ini adalah model struktur ngan yang secara teoritis ada (Augusty T.
berjenjang dan untuk menguji hipotesis yang Ferdinand, 2000:5). Lebih lanjut, AMOS
diajukan digunakan teknik analisis SEM (Arbuckle, 1997) digunakan pada penelitian
(Structural Equation Modelling) yang diope- ini karena mempunyai kemampuan untuk:
rasikan melalui program AMOS versi 16.0. 1. Memperkirakan koefisien yang tidak
SEM atau Structural Equation Modelling diketahui dari persamaan struktural linear
merupakan pengembangan lebih lanjut dari 2. Mencakup model yang memuat variabel-
analisa regresi ganda. Bila dalam regresi variabel laten
ganda semua variabel bebas berderet dalam
satu blok, maka dalam analisa jalur variabel

165
Agung Budi Widianto

3. Memuat pengukuran kesalahan (error) yang dihipotesakan antara konstruk


baik pada variabel dependen maupun atau variabel.
independen 3.3. Memilih matriks input dan estimasi
4. Mengukur efek langsung dan tidak lang- model
sung dari variabel dependen dan inde- Perbedaan SEM dengan teknik multi-
penden variant lainnya adalah dalam input
5. Memuat hubungan sebab akibat yang data yang akan digunakan dalam
timbal balik, bersamaan (simultan), dan pemodelan dan estimasinya. SEM
interdependensi. hanya menggunakan matriks Varians/
Untuk membuat pemodelan yang lengkap Kovarians atau matriks korelasi
beberapa langkah berikut ini yang perlu dila- sebagai data input untuk keseluruhan
kukan: estimasi yang dilakukannya.
1. Pengembangan model berbasis teori 3.4. Menilai kemungkinan muncul pro-
Langkah pertama dalam pengem- blem identifikasi
bangan model SEM adalah pembuatan Problem identifikasi pada prinsipnya
model yang akan diteliti yang memiliki adalah problem mengenai ketidak-
landasan kuat. SEM tidak digunakan untuk mampuan dari model yang dikem-
menghasilkan suatu model, tetapi untuk bangkan untuk menghasilkan estimasi
mengkonfirmasi suatu model yang didu- yang unik. Problem identifikasi dapat
kung oleh teori berdasarkan data empirik. muncul melalui gejala-gejala berikut
Setelah itu, model tersebut divalidasi ini:
secara empirik melalui program SEM. 3.4.1. Standard error untuk satu atau
2. Pengembangan diagram alur beberapa koefisien adalah
Pada langkah kedua model teoritis sangat besar
yang telah dibangun pada langkah pertama 3.4.2. Program tidak mampu mengha-
akan digambarkan dalam sebuah path silkan matriks informasi yang
diagram. Path diagram tersebut akan seharusnya disajikan
memudahkan peneliti melihat hubungan- 3.4.3. Muncul angka-angka yang aneh
hubungan kausalitas yang ingin diujinya. seperti adanya varians error
Langkah ini merupakan suatu proses yang negatif
penentuan alur-akur kausalitas dari suatu 3.4.4. Munculnya korelasi yang
variabel lainnya. sangat tinggi antara koefisien
3. Konversi diagram alur ke dalam persa- estimasi yang diperoleh (>0.9)
maan 3.5. Evaluasi model
Setelah teori atau model dikembangkan Pada langkah ini kesesuaian model
ke dalam diagram alur, maka spesifikasi dievaluasi, melalui telaah terhadap
model dikonversikan ke dalam persamaan. berbagai kriteria goodness-of-fit. Tin-
Persamaan yang didapatkan dari diagram dakan pertama mengevaluasi apakah
alur diatas yang dikonversikan terdiri dari : data yang digunakan dapat memenuhi
3.1. Persamaan struktural (structural asumsi-asumsi SEM. Apabila asumsi
equation), yang dirumuskan untuk tersebut dipenuhi, maka model dapat
menyatakan hubungan kausal antara diuji melalui berbagai cara uji.
berbagai konstruk Kriteria-kriteria tersebut adalah:
3.2. Persamaan spesifikasi model pengu- 3.5.1. Ukuran sampel yang digunakan
kuran (measurement model) pada adalah minimal berjumlah 100
spesifikasi ini peneliti menentukan dan dengan perbandingan 5
variabel mana mengukur konstruk observasi untuk setiap astima-
mana dan menentukan serangkaian ted parameter.
matriks yang menunjukkan korelasi 3.5.1. Normalitas.

166
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

Sebaran data harus dianalisa nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil


untuk melihat apakah asumsi nilai 2 semakin baik model itu dan
normalitas dipenuhi, sehingga diterima berdasarkan probabilitas dengan
data dapat diolah lebih lanjut cut-off value sebesar > 0,05.
untuk pemodelan SEM. Norma- 2. RMSEA (The Root Mean Square Error of
litas dapat diuji dengan melihat Approximation)
gambar histogram data atau RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat
dapat diuji denagn metode sta- digunakan untuk mengkompensasi chi-
tistik. Uji normalitas perlu dila- square statistic dalam yang besar. Nilai
kukan, baik untuk normalitas RMSEA menunjukkan goodness-of-fit
terhadap data tunggal maupun yang dapat diharapkan bila model diesti-
normalitas multivariant dimana masi dalam populasi. Nilai RMSEA yang
beberapa variabel digunakan lebih kecil atau sama dengan 0,08 meru-
sekaligus dalam analisa akhir. pakan index untuk dapat diterimanya
3.5.2. Outliners Univariate dan Multi- model yang menunjukkan sebuah close fit
variate. dari model itu berdasarkan degree of
Outliners adalah observasi yang freedom.
muncul dengan nilai-nilai eks- 3. GFI Goodness-of Fit Index
trim, baik secara univariat Indeks kesesuaian (fit index) ini akan
maupun multivariat. Observasi menghitung proporsi tertimbang dari
muncul karena kombinasi varians dalam matriks kovarians sampel
karakteristik unik yang dimili- yang dijelaskan oleh matriks populasi
kinya, dan terlihat sangat jauh yang terestimasikan. GFI adalah sebuah
berbeda dari observasi lainnya. ukuran non-statistikal yang mempunyai
3.5.3. Multicolinierity rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai
Dapat dideteksi dari determinan dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi
matriks kovarians, nilai deter- dalam indeks ini menunjukkan sebuah
minan matriks kovarians yang better fit.
sangat kecil memberi indkasi 4. AGFI Adjusted Goodness of Fit Index
adanya masalah multikolonie- GFI adalah analog dari R2 dalam regresi
ritas atau singularitas. Pena- linier berganda yaitu suatu koefisien yang
nganan data yang dapat dilaku- mengukur ketepatan sebuah model yang
kan adalah dengan mengeluar- digunakan. Tingkat penerimaan yang
kan variabel yang menyebabkan direkomendasikan adalah bila AGFI
singularitas tersebut. mempunyai nilai yang sama dengan atau
lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI
Pengujian Hipotesis adalah kriteria yang memperhitungkan
proporsi tertimbang dari varians dalam
Umumnya dalam analisi SEM berbagai
sebuah matriks kovarians sampel.
jenis fit index yang digunakan adalah untuk
5. CMIN/DF
mengukur derajat kesesuaian antara model
The Minimum Sample Discrepancy Func-
yang dihipotesiskan dengan data yang disaji-
tion (CMIN) dibagi dengan degree of
kan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan
freedomnya akan menghasilkan indeks
cut-off valuenya untuk digunakan dalam
CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan
menguji apakah sebuah model dapat diterima
oleh para peneliti sebagai salah satu
atau ditolak.
indikator untuk mengukur tingkat fitnya
1. 2 Chi Square Statistik
sebuah model. Nilai 2 relatif kurang dari
Alat uji paling fundamental untuk mengu-
2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0
kur overall fit adalah likehood ratio Chi-
adalah indikasi dari acceptable fit antara
Square Statistic. Model yang diuji akan
model dan data.
dipandang baik atau memuaskan apabila

167
Agung Budi Widianto

6. TLI Tucker Lewis Indeks


TLI adalah sebuah alternatif incremental
fit indeks yang membandingkan sebuah
model yang diuji terhadap sebuah base-
line model. Nilai yang direkomendasikan
sebagai acuan untuk diterimanya sebuah
model adalah penerimaan 0,95 dan nilai
yang sangat mendekati 1 menunjukkan a
very good fit
7. CFI Comparative Fit Index
Merupakan besaran indeks ini adalah
pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana
semakin mendekati 1, mengidentifi-
kasikan tingkat fit yang paling tinggi a
very good fit. Nilai yang direkomen-
dasikan adalah CFI 0.90

HASIL PENELITIAN
Uji Validitas
Validitas merupakan unsur terpenting bagi
suatu alat ukur karena uji ini menunjukkan
fungsi ukurnya. Pengujian ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor total variabel yang sudah
dikoreksi. Koefisien korelasi yang tinggi
menunjukkan kesesuaian antara fungsi item
dengan penelitian secara keseluruhan. Data
yang diuji sebanyak 114 responden dengan
menggunakan SPSS 18.0. Berdasarkan
Masrun (dalam Solimun, 2005:4), menyatakan
bahwa bilamana koefisien positif dan lebih
besar dari 0,3 maka indikator bersangkutan
dianggap valid. Teknik analisis yang diguna- Hasil perhitungan menunjukkan bahwa selu-
kan adalah korelasi product moment pearson, ruh indikator untuk variabel gaya kepemim-
dengan mengacu pada nilai corrected item pinan, motivasi kerja, komitmen karyawan dan
total correlation. Berikut adalah hasil uji prestasi kerja adalah valid karena mempunyai
validitas pada masing-masing variabel : corrected item total correlation yang lebih
besar dari 0,3 sehingga variabel ini dapat
digunakan untuk pengujian tahap selanjutnya

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
keandalan (konsistensi) instrumen (alat ukur)
berupa kuesioner. Pengujian reliabilitas ini
dilakukan dengan menggunakan teknik
cronbachs alpha. Kuesioner dinyatakan relia-
bel jika mempunyai nilai alpha > 0,6 (Soli-
mun, 2005).

168
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

Tabel Hasil Uji Reliabilitas Hasil Analisis Confirmatory Factor Analysis


Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional

Hasil estimasi pengukuran model atau


measurement model dengan menggunakan
metode estimasi maximum likelihood dipero-
leh nilai seperti tampak pada tabel di bawah
ini.
Sumber : Hasil pengujian validitas dan relia-
Tabel Indeks Kesesuaian Model pada
bilitas, output SPSS
Tahap Measurement Variabel Gaya
Kepemimpinan Situasional
Nilai reliabilitas konsisten internal ditun-
jukkan dalam tabel di atas, untuk koefisien
alfa dinyatakan reliabel karena lebih besar dari
0,6. Dengan demikian item pengukuran pada
masing-masing indikator dalam variabel-
variabel penelitian dinyatakan reliabel dan
selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.

MEASUREMENT MODEL (CONFIRMAN-


TORY FACTOR ANALYSIS)
Proses measurement model merupakan
suatu proses dari uji CFA atau confirmantory
factor analysis. CFA berfungsi untuk mengi-
dentifikasi apakah indikator merupakan kons-
trak dari variabel penelitian atau dengan kata Sumber : Hasil perhitungan data menggunakan
lain indikator-indikator tersebut merupakan AMOS 16
satu kesatuan atau memiliki unidimensio-
nalitas. UJI CFA dilakuan pada masing- Tabel tersebut menunjukkan kriteria good-
masing variabel. ness of fit measure guna memberikan indeks
Langkah pertama untuk menguji indikator- kesesuaian yang sesuai dengan batas yang
indikator yang ada dipastikan tidak ada asumsi direkomendasikan, artinya semua model
indikator yang melampaui batas. Asumsi yang pengukuran atau measurement model pada
melampaui batas dapat diketahui dari nilai konstruk variabel gaya kepemimpinan situa-
goodness of fit atau kesesuaian model. Jika sional yang diajukan fit atau mempunyai
pada model awal measurement model telah kesesuaian yang baik.
memenuhi syarat fit model maka semua indi- Setelah model pengukuran atau measure-
kator merupakan bagian dari kontrak variabel ment model terpenuhi maka analisis tahap
laten. Sebaliknya jika syarat fit model masih selanjutnya dapat dilakukan. Uji-uji tahap
belum terpenuhi maka perlu dilakukan modi- selanjutnya adalah validitas konstrak. Uji
fikasi atas indikator-indikator tersebut. Saran validitas kontrak merupakan uji untuk memas-
modifikasi indeks yang mempunyai nilai ter- tikan bahwa indikator merupakan kontrak dari
besar merupakan pilihan pertama untuk dila- variabel-variabel laten yang diteliti. Uji
kukan modifikasi. validitas kontrak ini merupakan uji untuk
Analisis yang dibahas berikut ini meru- memastikan bahwa indikator telah membentuk
pakan hasil akhir untuk mencapai fit model. satu kesatuan pada masing-masing kontraks
Proses awalnya dapat dilihat pada lampiran 6. variabel laten. Dengan kata lain, indikator
Berikut adalah hasil confirmatory factor menyebar sesuai dengan kontrak variabel laten
analysis pada masing-masing variabel : yang membentuknya. Indikator dipastikan

169
Agung Budi Widianto

telah memenuhi asumsi validitas konvergen Loading


apabila nilai critical ratio (CR) nya lebih besar Factor
dari dua kali nilai standar error. Atau X1_5 <--- (X1) 0,592
parameter yang lain adalah nilai probabilitas X1_4 <--- (X1) 0,581
dari indikator kurang dari 0,05. X1_3 <--- (X1) 0,559
Pada hasil uji validitas konstrak variabel
X1_2 <--- (X1) 0,397
gaya kepemimpinan situasional ni menunjuk-
kan bahwa seluruh indikator mempunyai nilai X1_1 <--- (X1) 0,501
CR yang lebih besar dari dua kali nilai standar Sumber : Hasil perhitungan data menggunakan
error dan probabilitas dari masing-masing AMOS 16
indikator kurang dari 0,05 sehingga dipastikan
bahwa seluruh indikator variabel gaya kepe- Tabel di atas menunjukkan nilai loading
mimpinan situasional telah memenuhi syarat factor dari variabel gaya kepemimpinan
validitas konstrak. Untuk lebih jelasnya situasional yang terendah adalah 0,397 pada
tampak pada tabel berikut indikator pertanyaan nomor 2 tentang kemam-
puan pengambilan keputusan, sedangkan yang
Tabel Hasil Uji Validitas Konstrak tertinggi adalah 0,592 pada indikator per-
Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional tanyaan nomor 5 tentang kemampuan membe-
rikan pengarahan yang sistematis terhadap
bawahannya.

Hasil Analisis Confirmatory Factor Analysis


Variabel Motivasi Kerja
Hasil estimasi pengukuran model atau
measurement model dengan menggunakan
metode estimasi maximum likelihood dipero-
leh nilai sebagai berikut :

Tabel Indeks Kesesuaian Model pada


Tahap Measurement Variabel Motivasi
Setelah dipastikan bahwa indikator variabel kerja
gaya kepemimpinan situasional merupakan
konstrak penyusun variabel gaya kepemim-
pinan situasional, maka langkah selanjutnya
adalah mengetahui nilai faktor loading dari
masing-masing indikator variabel gaya
kepemimpinan situasional. Hasil selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Nilai Faktor Loading Konstrak


Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional
Loading
Factor Hasil perhitungan menunjukkan untuk
X1_11 <--- (X1) 0,554 kriteria goodness of fit measure memberikan
X1_10 <--- (X1) 0,497 indeks kesesuaian yang sesuai dengan batas
X1_9 <--- (X1) 0,417 yang direkomendasikan. Untuk AGFI dan CFI
X1_8 <--- (X1) 0,480 dinyatakan tidak fit, mengacu pada pendapat
X1_7 <--- (X1) 0,455 Solimun (2002), berdasarkan aturan parsi-
X1_6 <--- (X1) 0,587 mony jika ada salah satu atau dua kriteria fit

170
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

model telah terpenuhi maka model dinyatakan Setelah dipastikan bahwa indikator variabel
telah fit. Artinya semua model pengukuran motivasi kerja merupakan konstrak penyusun
atau measurement model pada konstruk variabel motivasi kerja, maka langkah selan-
variabel motivasi kerja yang diajukan fit atau jutnya adalah mengetahui nilai faktor loading
mempunyai kesesuaian yang baik. dari masing-masing indikator variabel moti-
Setelah model pengukuran atau measure- vasi kerja. Berikut adalah hasil selengkapnya :
ment model terpenuhi maka analisis tahap
selanjutnya dapat dilakukan. Uji-uji tahap Tabel Nilai Faktor Loading Konstrak
selanjutnya adalah validitas konstrak. Uji Variabel Motivasi kerja
validitas kontrak merupakan uji untuk memas-
tikan bahwa indikator merupakan kontrak dari
variabel-variabel laten yang diteliti. Uji
validitas kontrak ini merupakan uji untuk
memastikan bahwa indikator telah membentuk
satu kesatuan pada masing-masing kontraks
variabel laten. Dengan kata lain, indikator
menyebar sesuai dengan kontrak variabel laten
yang membentuknya. Indikator dipastikan
telah memenuhi asumsi validitas konvergen
apabila nilai critical ratio (CR) nya lebih besar
dari dua kali nilai standar error. Atau
parameter yang lain adalah nilai probabilitas
dari indikator kurang dari 0,05. Tabel di atas menunjukkan loading factor
Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa dari variabel motivasi kerja dengan nilai yang
seluruh indikator baik pada variabel motivasi terendah adalah 0,357 pada indikator per-
kerja mempunyai nilai CR yang lebih besar tanyaan nomor 1 tentang pemberian waktu
dari dua kali nilai standar error dan pro- istirahat untuk ISOMA, sedangkan yang
babilitas dari masing-masing indikator kurang tertinggi adalah 0,571 pada indikator perta-
dari 0,05 sehingga dipastikan bahwa seluruh nyaan nomor 11 tentang karyawan mengi-
indikator variabel motivasi kerja telah meme- nginkan mewujudkan potensi diri dengan
nuhi syarat validitas konstrak. Berikut tabel pencapaian prestasi.
selengkapnya :
Hasil Analisis Confirmatory Factor Analysis
Tabel Hasil Uji Validitas Konstrak
Variabel Komitmen Karyawan
Variabel Motivasi kerja
Hasil estimasi pengukuran model atau
measurement model dengan menggunakan
metode estimasi maximum likelihood dipero-
leh nilai sebagai berikut :

171
Agung Budi Widianto

Tabel Indeks Kesesuaian Model pada Tabel Hasil Uji Validitas Konstrak
Tahap Measurement Variabel Komitmen Variabel Komitmen Karyawan
Karyawan

Setelah dipastikan bahwa indikator variabel


komitmen karyawan merupakan konstrak
penyusun variabel komitmen karyawan, maka
langkah selanjutnya adalah mengetahui nilai
Hasil perhitungan menunjukkan untuk faktor loading dari masing-masing indikator
kriteria goodness of fit measure memberikan variabel komitmen karyawan. Berikut adalah
indeks kesesuaian yang sesuai dengan batas hasil selengkapnya :
yang direkomendasikan. Untuk CFI dinyata-
kan tidak fit, mengacu pada pendapat Solimun Tabel Nilai Faktor Loading Konstrak
(2002), berdasarkan aturan parsimony jika ada Variabel Komitmen Karyawan
salah satu atau dua kriteria fit model telah
terpenuhi maka model dinyatakan telah fit.
Artinya semua model pengukuran atau measu-
rement model pada konstruk variabel komit-
men karyawan yang diajukan fit atau mempu-
nyai kesesuaian yang baik.
Setelah model pengukuran atau measure-
ment model terpenuhi maka analisis tahap
selanjutnya dapat dilakukan. Uji-uji tahap
selanjutnya adalah validitas konstrak. Uji
validitas kontrak merupakan uji untuk memas- Tabel 5.19 di atas menunjukkan loading
tikan bahwa indikator merupakan kontrak dari factor dari variabel komitmen karyawan, yang
variabel-variabel laten yang diteliti. Uji validi- terendah adalah 0,423 pada indikator
tas kontrak ini merupakan uji untuk memas- pertanyaan nomor 3, tentang kesediaan dari
tikan bahwa indikator telah membentuk satu karyawan untuk memberikan usaha yang lebih
kesatuan pada masing-masing kontraks varia- bagi organisasi (bekerja lembur), adalah
bel laten. Dengan kata lain, indikator menye- bagian dari indikator kemauan untuk berusaha
bar sesuai dengan kontrak variabel laten yang lebih demi sebuah organisasi, sedangkan yang
membentuknya. Indikator dipastikan telah tertinggi sebesar 0,595 pada indikator
memenuhi asumsi validitas konvergen apabila pertanyaan nomor 1, tentang karyawan
nilai critical ratio (CR) nya lebih besar dari mengetahui mengenai tujuan organisasi,
dua kali nilai standar error. Atau parameter adalah bagian dari indikator kepercayaan
yang lain adalah nilai probabilitas dari yang kuat terhadap tujuan organisasi.
indikator kurang dari 0,05. Hasil Analisis Confirmatory Factor Analysis
Variabel Prestasi Kerja
Hasil estimasi pengukuran model atau
measurement model dengan menggunakan

172
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

metode estimasi maximum likelihood dipero- Tabel Hasil Uji Validitas Konstrak
leh nilai sebagai berikut : Variabel Prestasi Kerja

Tabel Indeks Kesesuaian Model pada


Tahap Measurement Variabel Prestasi
Kerja

Setelah dipastikan bahwa indikator variabel


prestasi kerja merupakan konstrak penyusun
Hasil perhitungan menunjukkan untuk variabel prestasi kerja, maka langkah selanjut-
kriteria goodness of fit measure memberikan nya adalah mengetahui nilai faktor loading
indeks kesesuaian yang sesuai dengan batas dari masing-masing indikator variabel prestasi
yang direkomendasikan, artinya semua model kerja. Berikut adalah hasil selengkapnya :
pengukuran atau measurement model pada
konstruk variabel prestasi kerja yang diajukan Tabel Nilai Faktor Loading Konstrak
fit atau mempunyai kesesuaian yang baik. Variabel Prestasi Kerja
Setelah model pengukuran atau measure-
ment model terpenuhi maka analisis tahap
selanjutnya dapat dilakukan. Uji-uji tahap
selanjutnya adalah validitas konstrak. Uji
validitas kontrak merupakan uji untuk memas-
tikan bahwa indikator merupakan kontrak dari
variabel-variabel laten yang diteliti. Uji
validitas kontrak ini merupakan uji untuk
memastikan bahwa indikator telah membentuk
satu kesatuan pada masing-masing kontraks
variabel laten. Dengan kata lain, indikator
menyebar sesuai dengan kontrak variabel laten
yang membentuknya. Indikator dipastikan
telah memenuhi asumsi validitas konvergen
apabila nilai critical ratio (CR) nya lebih besar
dari dua kali Tabel 5.22 di atas menunjukkan loading
nilai standar error. Atau parameter yang lain factor dari variabel prestasi kerja yang
adalah nilai probabilitas dari indikator kurang terendah adalah 0,325 pada indikator perta-
dari 0,05. nyaan nomor 8 tentang kemampuan melaku-
kan koordinasi kerja, sedangkan yang tertinggi
adalah 0,689 pada indikator pertanyaan nomor

173
Agung Budi Widianto

11 tentang menghormati keberadaan orang dan RMR dinyatakan tidak fit, mengacu pada
lain disekitarnya. pendapat Solimun (2002), berdasarkan aturan
parsimony jika ada salah satu atau dua kriteria
ANALISIS STRUCTURAL EQUATION fit model telah terpenuhi maka model
MODELLING dinyatakan telah fit. Artinya model pengu-
kuran atau measurement model pada struc-
Setelah tahap measurement model terpenu-
tural model yang diajukan fit atau mempunyai
hi tahap berikutnya adalah structural model.
kesesuaian yang baik.
Tahapan structural model ini berfungsi untuk
memastikan model telah sesuai dengan data
dan memastikan ada tidaknya pengaruh antar Pengujian Hipotesis
variabel yang diteliti. Pada pengujian struc- Model yang sudah dipastikan fit, maka
tural model ini juga menggunakan estimasi langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis
model maximum likelihood. Pada tahapan ini yang menguji hubungan sebab akibat, yaitu
pertama kali yang dilakukan adalah memas- menguji apakah antar variabel eksogen atau
tikan bahwa model telah sesuai dengan data endogen berpengaruh terhadap variabel endo-
atau model telah fit. Kemudian apabila model gen sesuai acuan dalam hipotesis. Pada tahap
telah fit maka pengujian hipotesis dapat pengujian hipotesis ini juga dapat diketahui
dilakukan. nilai koefisien dari masing-masing hubungan
antar variabel. Nilai koefisien hubungan ini
Pengujian Kesesuaian Model untuk mengetahui arah hubungan positif atau
negatif dan besar pengaruh variabel endogen
Kesesuaian model adalah derajat kese-
jika variabel eksogen berubah atau perubahan
suaian hasil estimasi model dengan input
variabel endogen (dependen) jika variabel
matriks data penelitian. Jika pengujian kese-
endogen (intervening) berubah. Berikut adalah
suaian model belum memenuhi persyaratan
hasil pengujian SEM dengan nilai koefisien
maka dilakukan modifikasi. Pada halaman
jalur atau standardized pada masing-masing
selanjutnya adalah hasil indeks kesesuaian
variabel :
model pada pengujian structural model yang
telah dimodifikasi.
Tabel Nilai Koefisien SEM Pengaruh
Langsung antar Variabel
Tabel Indeks Kesesuaian Model pada
Structural Model

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan


sebagai berikut :
Hasil perhitungan menunjukkan untuk 1. Jika variabel gaya kepemimpinan situasi-
kriteria goodness of fit measure memberikan onal berubah maka akan menyebabkan
indeks kesesuaian yang sesuai dengan batas perubahan komitmen karyawan dengan
yang direkomendasikan. Untuk GFI, AGFI arah perubahan positif. Tanda positif

174
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

tersebut menunjukkan apabila gaya kepe- Setelah diketahui besarnya nilai koefisien
mimpinan situasional meningkat maka dari masing-masing variabel tahap selanjutnya
komitmen karyawan akan meningkat pula adalah menguji hipotesis dengan menggu-
dan sebaliknya apabila gaya kepemim- nakan nilai CR dan probabilitasnya. Parameter
pinan situasional menurun maka komit- ada tidaknya pengaruh secara parsial dapat
men karyawan akan menurun dengan nilai diketahui berdasarkan nilai CR (critical rasio).
koefisien sebesar 0,292. Untuk menentukan ada tidaknya pengaruh
2. Jika variabel motivasi kerja berubah maka variabel eksogen terhadap endogen dan endo-
akan menyebabkan perubahan komitmen gen terhadap endogen, digunakan ketentuan
karyawan dengan arah perubahan positif. sebagai berikut :
Tanda positif tersebut menunjukkan apa- 1. Parameter pertama adalah membanding-
bila motivasi kerja meningkat maka kan CR hitung dengan CR standar pada
komitmen karyawan akan meningkat pula alpha 0,05 yaitu 1,96. Jika CR hitung >
dan sebaliknya apabila motivasi kerja 1,96 atau CR hitung < -1,96 maka ada
menurun maka komitmen karyawan akan pengaruh variabel eksogen terhadap
menurun dengan nilai koefisien sebesar endogen atau endogen terhadap endogen.
0,430. Sebaliknya CR hitung < 1,96 atau CR
3. Jika variabel gaya kepemimpinan situasi- hitung > -1,96 maka tidak ada pengaruh
onal berubah maka akan menyebabkan variabel eksogen terhadap endogen atau
perubahan prestasi kerja dengan arah endogen terhadap endogen.
perubahan positif. Tanda positif tersebut 2. Penentuan berdasarkan nilai level of
menunjukkan apabila gaya kepemimpinan significant = 0,05; jika nilai signifikan <
situasional meningkat maka prestasi kerja 0,05 maka ada pengaruh variabel eksogen
akan meningkat pula dan sebaliknya terhadap endogen atau endogen terhadap
apabila gaya kepemimpinan situasional endogen. Sebaliknya jika nilai signifikan
menurun maka prestasi kerja akan menu- > 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel
run dengan nilai koefisien sebesar 0,261. eksogen terhadap endogen atau endogen
4. Jika variabel motivasi kerja berubah maka terhadap endogen
akan menyebabkan perubahan prestasi Berikut adalah hasil perhitungan hubungan
kerja dengan arah perubahan positif. pengaruh langsung antar variabel penelitian :
Tanda positif tersebut menunjukkan
apabila motivasi kerja meningkat maka Tabel Uji Hipotesis Pengaruh Langsung
prestasi kerja akan meningkat pula dan antar Variabel
sebaliknya apabila motivasi kerja menu-
run maka prestasi kerja akan menurun
dengan nilai koefisien sebesar 0,346.
5. Jika variabel komitmen karyawan berubah
maka akan menyebabkan perubahan pres-
tasi kerja dengan arah perubahan positif.
Tanda positif tersebut menunjukkan apa-
bila komitmen karyawan meningkat maka
prestasi kerja akan meningkat pula dan
sebaliknya apabila komitmen karyawan
menurun maka prestasi kerja akan menu-
run dengan nilai koefisien sebesar 0,380.
Berdasarkan analisis di atas maka variabel
yang berpengaruh dominan terhadap komit-
men karyawan adalah variabel motivasi kerja Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,430. untuk mengetahui kebenaran dari masing-
masing hipotesis sebagai berikut :

175
Agung Budi Widianto

1. Hipotesis pertama : Gaya kepemimpinan dan Bersalin Muhammadiyah Tuban dite-


situasional berpengaruh secara signifikan rima kebenarannya.
terhadap komitmen karyawan Rumah 4. Hipotesis keempat : Motivasi kerja berpe-
Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah ngaruh secara signifikan terhadap prestasi
Tuban kerja karyawan Rumah Sakit Anak dan
Hasil estimasi parameter variabel gaya Bersalin Muhammadiyah Tuban
kepemimpinan situasional terhadap komit- Hasil estimasi parameter variabel moti-
men karyawan berdasarkan indikator- vasi kerja terhadap prestasi kerja ber-
indikator menunjukkan hasil yang tidak dasarkan indikator-indikator menunjukkan
signifikan dengan nilai CR = 2,261. Nilai hasil yang signifikan dengan nilai CR =
ini lebih besar dari 1,96 dengan nilai 2,315. Nilai ini lebih besar dari 1,96
signifikan sebesar 0,024 lebih besar dari dengan nilai signifikan sebesar 0,021
0,05 (p > 0,05). Artinya hipotesis pertama lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Artinya
yang menyatakan ada pengaruh antara hipotesis ketiga yang menyatakan ada
gaya kepemimpinan situasional terhadap pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi
komitmen karyawan Rumah Sakit Anak kerja karyawan Rumah Sakit Anak dan
dan Bersalin Muhammadiyah Tuban dite- Bersalin Muhammadiyah Tuban diterima
rima kebenarannya. kebenarannya.
2. Hipotesis kedua : Motivasi kerja berpe- 5. Hipotesis kelima: Komitmen karyawan
ngaruh secara signifikan terhadap komit- berpengaruh secara signifikan terhadap
men karyawan Rumah Sakit Anak dan prestasi kerja karyawan Rumah Sakit
Bersalin Muhammadiyah Tuban Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban
Hasil estimasi parameter variabel moti- Hasil estimasi parameter variabel
vasi kerja terhadap komitmen karyawan komitmen karyawan terhadap prestasi
berdasarkan indikator-indikator menun- kerja berdasarkan indikator-indikator me-
jukkan hasil yang signifikan dengan nilai nunjukkan hasil yang signifikan dengan
CR = 2,926. Nilai ini lebih besar dari 1,96 nilai CR = 2,343. Nilai ini lebih besar dari
dengan nilai signifikan sebesar 0,003 1,96 dengan nilai signifikan sebesar 0,019
lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Artinya lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Artinya
hipotesis kempat yang menyatakan ada hipotesis kelima yang menyatakan ada
pengaruh antara motivasi kerja terhadap pengaruh antara komitmen karyawan
komitmen karyawan Rumah Sakit Anak terhadap prestasi kerja karyawan Rumah
dan Bersalin Muhammadiyah Tuban Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah
diterima kebenarannya.. Tuban diterima kebenarannya.
3. Hipotesis ketiga: Gaya kepemimpinan Seluruh uji hipotesis tersebut kemudian
situasional berpengaruh secara signifikan dirangkum menjadi satu dalam tabel berikut
terhadap prestasi kerja karyawan Rumah ini :
Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah
Tuban
Hasil estimasi parameter variabel gaya
kepemimpinan situasional terhadap pres-
tasi kerja berdasarkan indikator-indikator
menunjukkan hasil yang signifikan de-
ngan nilai CR = 2,067. Nilai ini lebih
besar dari 1,96 dengan nilai signifikan
sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05 (p <
0,05). Artinya hipotesis pertama yang
menyatakan ada pengaruh antara gaya
kepemimpinan situasional terhadap pres-
tasi kerja karyawan Rumah Sakit Anak

176
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

Tabel Rangkuman hasil uji hipotesis Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham-
madiyah Tuban.
Tujuan pendirian Rumah Sakit Anak dan
Bersalin Muhammadiyah Tuban seperti penca-
paian pelayanan medis sesuai standar pelaya-
nan medis, sudah mulai diterapkan oleh selu-
ruh kalangan karyawan yang bekerja pada
rumah sakit tersebut, hal ini terlihat dari
pemberian tipe C oleh KARS (Komite Akre-
ditasi Rumah Sakit) pada akhir bulan juni
2011. Demikian juga pada tujuan seperti
pencapainan pelayanan medis yang berlandas-
kan norma-norma yang Islami pada rumah
sakit, hal ini terlihat dari nuansa pada rumah
sakit yang Islami mulai dari resepsionis hingga
dokter yang bekerja pada rumah sakit tersebut
hingga jumlah perawat yang menangani proses
kelahiran adalah mayoritas perawat perem-
puan, hasil penelitian ini mendukung teori
Hersey dan Blanchard (1988).
Hersey dan Blanchard (1988) memberikan
batasan kepemimpinan adalah proses mempe-
PEMBAHASAN ngaruhi aktivitas seseorang atau kelompok
Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian, orang untuk mencapai tujuan dalam situasi
maka dapat dilakukan pembahasan sebagai tertentu. Ada tiga hal yang saling berhubungan
berikut : untuk mendasari kepemimpinan situasional,
begitu pula dalam proses kepemimpinannya,
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situsional bila dikaitkan dengan perilaku pemimpin dan
terhadap Komitmen Kerja produktivitas. Pertama, kadar bimbingan dan
arahan yang diberikan pimpinan; kedua, duku-
Berdasarkan hasil Confirmatory Factor ngan sosioemosional (perilaku hubungan)
Analysis, indikator no 5 yaitu tentang kemam- yang diberikan pimpinan; ketiga, tingkat
puan memberikan pengarahan yang sistematis kematangan dan kesiapan para bawahan yang
terhadap bawahannya memberikan kontribusi ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khu-
paling tinggi diantara indikator lainnya ter- sus, fungsi dan tujuan tertentu. Selain itu hasil
hadap variabel laten gaya kepemimpinan situ- penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
asional sedangkan indikator no 1 yatu tentang Ida Windi Wahyuni dan Djamaludin Ancok
karyawan mengetahui mengenai tujuan organi- (2004),
sasi memberikan kontribusi paling tinggi Hasil penelitian Ida Windi Wahyuni dan
diantara indikator lainnya terhadap variabel Djamaludin Ancok (2004) menunjukkan gaya
laten komitmen karyawan kepemimpinan berhubungan langsung dengan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, komitmen kerja dan untuk membangun komit-
membuktikan bahwa gaya kepemimpinan men kerja perlu adanya komunikasi interper-
situasional memiliki pengaruh positif dan sonal antara pimpinan dan bawahan. Tinggi
siginifikan terhadap komitmen kerja karya- rendahnya komitmen kerja ditentukan oleh
wan. Hal ini sesuai dengan hasil Confirmatory efektif atau tidaknya gaya kepemimpinan dan
Factor Analysis, bahwa pemimpin harus komunikasi interpersonal. Komitmen kerja
mampu memberikan pengarahan secara siste- karyawan akan terbentuk sejalan dengan ke-
matis kepada karyawannya, sehingga karya- inginan untuk terus memberikan sumbangan
wannya mudah memahami tujuan didirikannya bagi pencapaian tujuan yang diyakininya.

177
Agung Budi Widianto

Cara-cara yang dapat meningkatkan komitmen lagi pada pengetahuan terhadap tujuan didiri-
kerja antara lain melalui kepercayaan, komuni- kannya Rumah Sakit tersebut. Hal ini sesuai
kasi, dukungan, keterlibatan, fleksibilitas, ke- dengan pendapat Nawawi (2000:351) yang
sempatan pengembangan karir, dan kepuasan mengungkapkan bahwa seorang yang ber-
kerja. Pemimpin yang mampu menumbuhkan komitmen untuk tetap berada dalam organi-
dan meningkatkan komitmen kerja bawahan- sasi, percaya terhadap tujuan dan nilai orga-
nya, maka organisasi yang dipimpinnya dapat nisasi, dan bersedia memberikan sesuatu yang
dikatakan telah berhasil. lebih terhadap organisasi, pastilah memilki
suatu motif atau tujuan.
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Komit- Penelitian ini sejalan dengan penelitian
men Kerja Sungkono (2006) yang menyebutkan bahwa
motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
Berdasarkan hasil Confirmatory Factor
komitmen karyawan, selain itu dalam pene-
Analysis, indikator no 11 yaitu tentang karya-
litian yang dilakukan oleh Jones (1998) mem-
wan menginginkan mewujudkan potensi diri
perlihatkan bahwa anggota yang memiliki
dengan pencapaian prestasi memberikan kon-
komitmen tinggi akan lebih termotivasi dan
tribusi paling tinggi diantara indikator lainnya
lebih puas terhadap pekerjaannya, pada
terhadap variabel laten motivasi kerja sedang-
umumnya mereka menjadi kurang tertarik
kan indikator no 1 yatu tentang karyawan
untuk meninggalkan organisasi mereka
mengetahui mengenai tujuan organisasi mem-
(Temaluru, 2001 dalam Muriman, Idrus,
berikan kontribusi paling tinggi diantara
Thoyib, dan Margono, 2008:259). Kepuasan
indikator lainnya terhadap variabel laten
pada pekerjaan inilah salah satu perwujudan
komitmen karyawan
potensi diri dari karyawan Rumah Sakit Anak
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
dan Bersalin Muhammadiyah Tuban melalui
membuktikan bahwa motivasi kerja memiliki
pencapaian prestasi kerja yang mana akan
pengaruh positif dan siginifikan terhadap
mudah dicapai jika karyawan memahami
komitmen kerja karyawan. Hal ini sesuai
tujuan dari didirikannya Rumah Sakit Anak
dengan hasil Confirmatory Factor Analysis,
dan Bersalin Muhammadiyah Tuban.
bahwa karyawan menginginkan potensi diri-
nya diakui oleh pihak rumah sakit melalui
pencapaian prestasi kerja, pencapaian prestasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional
kerja ini akan dengan mudah dicapai oleh para terhadap Prestasi Kerja
karyawan Rumah sakit Anak dan Bersalin Berdasarkan hasil Confirmatory Factor
Muhammadiyah Tuban jika mereka mema- Analysis, indikator no 5 yaitu tentang kemam-
hami tujuan dari didirikannya Rumah Sakit puan memberikan pengarahan yang sistematis
Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban. terhadap bawahannya memberikan kontribusi
Hasil penelitian ini mendukung teori paling tinggi diantara indikator lainnya terha-
Vroom dalam (Kreitner dan Kinicki, 2005: dap variabel laten gaya kepemimpinan situasi-
301) yang mengemukakan bahwa kecende- onal sedangkan indikator no 8 yatu tentang
rungan yang kuat untuk bertindak dengan menghormati keberadaan orang lain disekitar-
suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan nya memberikan kontribusi paling tinggi
harapan bahwa tindakan akan diikuti dengan diantara indikator lainnya terhadap variabel
suatu konsekuensi tertentu (atau akibat ter- laten prestasi karyawan
tentu) dan pada tertarik pada konsekuensi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
(atau akibat) bagi pelakunya. Dari kecende- membuktikan bahwa gaya kepemimpinan
rungan yang kuat untuk bertindak dalam situasional memiliki pengaruh positif dan
rangka mewujudkan potensi diri dengan cara siginifikan terhadap prestasi kerja karyawan.
pencapaian prestasi, serta adanya pengakuan Hal ini sesuai dengan hasil Confirmatory
dari pihak rumah sakit akan menimbulkan Factor Analysis, bahwa kemampuan pemim-
konsekuensi tertentu yang dalam hal ini adalah pin dalam memberikan pengarahan secara
komitmen karyawan yang mana lebih spesifik sistematis kepada karyawannya, sehingga

178
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

karyawannya dapat mengembangkan rasa wannya mampu mneghormati keberadaan


respect atau hormat terhadap orang lain yang orang lain, tanpa adanya rasa hormat terhadap
berada disekitarnya. Menghormati keberadaan orang lain maka pencapaian tujuan organisasi
orang lain adalah juga merupakan pencapain yang efektif dan efisien akan sangat sulit,
dari prestasi kerja karyawan, termasuk dalam sebab konflik antar karyawan atau dengan
indikator hubungan antar manusia. Karyawan pimpinan akan sering terjadi, hanya karena
yang mampu menghormati orang lain tentu masalah yang sepele.
dapat menerima orang lain tersebut apa
adanya, demikian juga dengan keberadaan Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Prestasi
pimpinannya. Seorang pimpinan yang sudah Kerja
mendapatkan rasa hormat dan respect maka Berdasarkan hasil Confirmatory Factor
akan dengan mudah memberikan penjelasan Analysis, indikator no 11 yaitu tentang karya-
secara sistematis terhadap karyawannya wan menginginkan mewujudkan potensi diri
mengenai penyelesaian tugas. dengan pencapaian prestasi memberikan
Hasil penelitian ini mendukung teori yang kontribusi paling tinggi diantara indikator
dikemukakan oleh Donelly, Gibson, dan lainnya terhadap variabel laten motivasi kerja,
Ivancevich (1988:408-409) yang mana menu- sedangkan indikator no 8 yatu tentang meng-
rut mereka perilaku kepemimpinan mempe- hormati keberadaan orang lain disekitarnya
ngaruhi prestasi kerja dan kepuasan kerja memberikan kontribusi paling tinggi diantara
anggotanya, akan tetapi ada pula pendapat indikator lainnya terhadap variabel laten pres-
yang mengungkapkan bahwa prestasi kerja tasi karyawan
dan kepuasan kerja karyawan dapat menye- Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
babkan seorang pemimpin untuk mengapli- membuktikan bahwa motivasi kerja memiliki
kasikan gaya kepemimpinan, kedua hal pengaruh positif dan siginifikan terhadap pres-
tersebut adalah sebab akibat yang resiprokal tasi kerja karyawan. Hal ini sesuai dengan
dimana perilaku pemimpin dapat mempenga- hasil Confirmatory Factor Analysis, bahwa
ruhi perilaku anggota dan perilaku anggota karyawan menginginkan potensi dirinya diakui
mempengaruhi perilaku pemimpin. Oleh sebab oleh pihak rumah sakit melalui pencapaian
itu dengan pemimpin yang mampu member-
prestasi kerja, pencapaian prestasi kerja ini
kan penjelasan secara sistematis dapat mem- akan dengan mudah dicapai oleh para karya-
buat karyawan mengerti tugas yang satu wan Rumah sakit Anak dan Bersalin Muham-
dengan yang lain, dan pada akhirnya mampu madiyah Tuban jika mereka dapat mengem-
menghargai dan menghormati keberadaan bangkan rasa respect atau hormat terhadap
orang lain (rekan sejawat, anak buah dan orang lain yang berada disekitarnya. Meng-
pimpinan). hormati keberadaan orang lain adalah juga
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian merupakan pencapain dari prestasi kerja
yang dilakukan oleh Ida Nursada, Taher karyawan, termasuk dalam indikator hubungan
Alhabsji, dan Al Musadieq (2008). Dimana antar manusia.
untuk menganalisa hubungan antara gaya Karyawan yang mampu menghormati
kepemimpinan situasional dengan prestasi orang lain tentu dapat menerima orang lain
kerja, pertama kali adalah menganalisa hubu- tersebut apa adanya, maka dengan mudah
ngan kepemimpinan dengan tujuan dari dapat mengoptimalkan potensi dirinya melalui
organisasi. Diharapkan karyawan di dalam pencapaian prestasi kerja. Bahkan dengan
organisasi/perusahaan dapat bekerja dengan mewujudkan potensi diri karyawan melalui
efektif dan efisien, maka kepemimpinan pencapaian prestasi yang baik, maka baik
memegang peranan yang sangat penting untuk rekan sejawat, anak buah ataupun pimpinan
dapat mempengaruhi dan menggerakkan akan merasa kagum dan menghormati kebera-
karyawan guna mencapai tujuan organisasi daan karyawan tersebut. Di lain sisi jika tanpa
secara efektif dan efisien. Hal tersebut akan adanya prestasi yang cemerlang dan cende-
dapat dicapai dengan mudah jika para karya- rung merusak keberadaan rumah sakit maka,

179
Agung Budi Widianto

karyawan tersebut tidak akan mendapatkan dan Bersalin Muhammadiyah Tuban ini adalah
rasa hormat dan akan dikucilkan yang pada selain memberikan pelayanan medis sesuai
akhirnya akan diberhentikan dari rumah sakit. dengan standar yang telah ditetapkan juga
Oleh sebab itu melalui pencapaian prestasi terdapat tujuan mengenai pencapaian fungsi
sebagai perwujudan pengembangan potensi AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) sebagai
diri karyawan, akan mendapatkan rasa hormat sarana dakwah yang efektif. Dengan menge-
dari rekan sejawat, anak buah dan pimpinan. tahui tujuan tersebut maka secara tidak
Hasil penelitian ini mendukung teori dari langsung karyawan akan berusaha menjalan-
Terence Mitchell, seorang peneliti perilaku kan fungsi dakwah Islami yang efektif melalui
organisasi yang dikutip oleh Kreitner dan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham-
Kinicki (2005:248-249), Terence Mitchell madiyah Tuban tersebut. dalam dakwah yang
mengungkapkan bahwa motivasi perilaku Islami diajarkan agar saling menghormati
secara langsung dipengaruhi oleh kemampuan antar umat manusia. Oleh sebab itu ketika
dan pengetahuan (ketrampilan) individu, moti- karyawan mengetahui dan memahami serta
vasi, dan suatu kombinasi dari faktor yang mengamalkan tujuan dari didirikannya Rumah
memungkinkan dan membatasi konteks peker- Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah
jaan, yang mana selanjutnya prestasi, dipenga- Tuban ini, maka secara tidak langsung karya-
ruhi oleh motivasi perilaku termotivasi. wan akan menghormati keberadaan orang lain
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebagai bagian dari pengamalan tujuan dak-
yang dilakukan oleh Zainal A Zein (2007), wah Islami, yang ada pada tujuan dari didiri-
dimana menurutnya motivasi kerja mempu- kannya Rumah Sakit Anak dan Bersalin
nyai pengaruh yang signifikan terhadap pres- Muhammadiyah Tuban.
tasi kerja, adapun faktor yang dapat mengukur Hasil penelitian ini memperkuat teori yang
motivasi kerja adalah motivasi kerja atas dikemukakan oleh Robbins (1996) yang
kebutuhan dari pekerjaan, pengharapan atas mengemukakan bahwa konsekuensi dari peri-
lingkungan kerja, dan kebutuhan atas imbalan. laku yang muncul sebagai perwujudan tinggi-
nya komitmen karyawan pada organisasi
Pengaruh Komitmen Karyawan terhadap antara lain rendahnya tingkat pergantian
Prestasi Kerja (keluar masuk) karyawan, rendahnya tingkat
kemangkiran (absensi), puas terhadap peker-
Berdasarkan hasil Confirmatory Factor
jaan yang dilaksanakan dan berusaha menca-
Analysis, indikator no 1 yaitu tentang karya-
pai prestasi kerja yang tinggi. Luthans
wan mengetahui mengenai tujuan organisasi
(1995:78) juga mengemukakan bahwa adanya
memberikan kontribusi paling tinggi diantara
komitmen atau keterikatan membantu membe-
indikator lainnya terhadap variabel laten
rikan sekurangnya empat hasil yang berkaitan
komitmen karyawan sedangkan indikator no 8
dengan efektifitas, yaitu:
yaitu tentang menghormati keberadaan orang
1. Karyawan yang benar-benar menunjukkan
lain disekitarnya memberikan kontribusi
komitmen memadai tujuan dan nilai-nilai
paling tinggi diantara indikator lainnya terha-
organisasi, kemungkinan yang lebih besar
dap variabel laten prestasi kerja
untuk menunjukkan tingkat partisipasi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
yang tinggi dalam kegiatan organisasi,
membuktikan bahwa komitmen karyawan
kehadiran mereka umumnya juga sangat
memiliki pengaruh positif dan siginifikan
tinggi, hal ini akan berakibat meningkat
terhadap prestasi kerja karyawan. Hal ini
kualitas, kuantitas dan waktu kerja dalam
sesuai dengan hasil Confirmatory Factor
perusahaan.
Analysis, bahwa pengetahuan tentang tujuan
2. Karyawan yang menunjukkan komitmen
didirikannya Rumah Sakit Anak dan Bersalin
tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk
Muhammadiyah Tuban, dapat mempengaruhi
tetap bekerja agar dapat terus mencapai
munculnya rasa hormat terhadap keberadaan
tujuan yang mereka inginkan, hal ini akan
orang lain. sebagaimana diketahui bahwa
tujuan dari didirikannya Rumah Sakit Anak

180
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Dan Prestasi Kerja Karyawan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban

berakibat meningkatnya kualitas, kuantitas liki pengaruh yang positif dan signifikan
dan waktu kerja dalam perusahaan. terhadap prestasi kerja karyawan Rumah
3. Karyawan yang tinggi komitmennya akan Sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah
sepenuhnya melibatkan diri pada pekerjaan Tuban, dan hipotesisnya H5 diterima
karena pekerjaan tersebut adalah mekanis- kebenarannya
me kunci dan saluran individu untuk
memberikan sumbangannya bagi penca- DAFTAR PUSTAKA
paian tujuan organisasi, hal ini akan bera- Adonia, Beatrix. 2007. Motivasi dan Komit-men
kibat pada peningkatan kualitas, kuantitas Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi
dan waktu kerja dalam perusahaan. pada Karyawan Hotel di Ambon). Jurnal
4. Karyawan yang komitmennya tinggi akan Eksekutif. Volume 4. No. 2. Agustus 2007.
bersedia mengerahkan cukup banyak usaha
demi kepentingan organisasi. Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Vali-
ditas. Edisi Ketiga Pustaka Pelajar Yogya-
karta
KESIMPULAN
Davis, Keith. 1996. Human Resources And
Kesimpulan yang ditarik dari persoalan dan
Personnel Management. Fifth Edition.
tujuan penelitian setelah melalui proses McGraw Hill. Inc
analisis dan pembahasan adalah :
1. Gaya kepemimpinan situasional yang dite- Ferdinand A. 2002. Structural Equation
rapkan pada Rumah Sakit Anak dan Modeling dan Penelitian Manajemen:
Bersalin Muhammadiyah Tuban memiliki Aplikasi Model-Model Rumit dalam Pene-
pengaruh yang positif dan signifikan terha- litian untuk Tesis Magister dan Disertasi
dap komitmen karyawan Rumah Sakit Doktor. Edisi Kedua. Semarang. BP Undip
Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban, Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H.
dan hipotesisnya H1 diterima kebenaran- Donnelly, Jr., and Robert Konopaske.
nya. OrganizationsBehavior, Structure, Pro-
2. Motivasi kerja karyawan Rumah Sakit cesses. 2006. 12th Ed. McGraw Hill.Inc. New
Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban York USA
memiliki pengaruh yang positif dan Gordon, Stewart. 1995. Manajemen Sumber
signifikan terhadap komitmen karyawan Daya Manusia. Rajawali Press Jakarta
Rumah Sakit Anak dan Bersalin Muham-
madiyah Tuban, dan hipotesisnya H2 diteri- Handoko, T, Hani. 2001. Manajemen Perso-
ma kebenarannya. nalia Dan Sumber Daya Manusia. Edisi
Kedua. Cetakan Kelima Belas. BPFE
3. Gaya kepemimpinan situasional yang dite-
Yogyakarta
rapkan pada Rumah Sakit Anak dan
Bersalin Muhammadiyah Tuban memiliki Hasibuan, S.P. Melayu 2006. Manajemen
pengaruh yang positif dan signifikan terha- Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Ceta-
dap prestasi kerja karyawan Rumah Sakit kan Kedelapan. Bumi Aksara. Jakarta
Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban, Hersey, Paul dan Blanchard Kenneth H. 1986.
dan hipotesisnya H3 diterima kebenaran- Manajemen Perilaku Organisasi: Pendaya-
nya. gunaan Sumber Daya Manusia. Pener-jemah
4. Motivasi kerja karyawan Rumah Sakit Agus Dharma. Edisi Keempat. Erlangga.
Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban Jakarta
memiliki pengaruh yang positif dan signify- Kotter, JP and Heskett, J.L. 1992. Corporate
kan terhadap prestasi kerja karyawan Culture and Performance. New York. The
Rumah sakit Anak dan Bersalin Muham- Free Press
madiyah Tuba, dan hipotesisnya H4 diteri-
ma kebenarannya Kreitner R. and Angelo Kinicki. 2000. Orga-
5. Komitmen karyawan Rumah Sakit Anak nizational Behavior 8th Ed. New York. The
dan Bersalin Muhammadiyah Tuban memi- McGraw-Hill Companies. Inc.

181
Agung Budi Widianto

Luthans, Fred. 2002. Organizatinal Behavior. Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber
9th ed. McGraw-Hill Higher Education Daya Manusia.. Cetakan Kedua. STIE
YKPN. Yogyakarta
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005.
Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Suhendra, Agus. 2006. Pengaruh Gaya Kepe-
PT. Refika Aditama. mimpinan Situasional Terhadap Motivasi
Kerja Dan Dampaknya Terhadap Prestasi
Meyer dan Allen. 1991. A Three Component
Kerja Karyawan Divisi Maintenance Faci-
Conceptualization of Organizational Com-
lity PT Merpati Nusantara Airlines Di
mitment. Human Resources Management
Surabaya. Tesis. Program Studi Magister
Review. Vol 01, pp. 61-89 dalam Luthans,
Manajemen, Universitas 17 Agustus 1945,
Fred. 1995. Organizational Behavior,
Surabaya.
Seventh Edition. McGraw-Hill, Inc.
Sungkono. 2006. Pengaruh Budaya Orga-nisasi,
Mindra, I Nengah. 2003. Pengaruh Faktor
Motivasi terhadap Komitmen Karya-wan dan
Motivasi dengan Pendekatan Hirarki Maslow
Kinerja Perusahaan Study Pada PT
Terhadap Prestasi Kerja Karya-wan pada
Dupont. Agricultural Products Indone-sia.
Dinas Kehutanan Dan Perke-bunan
Tesis. Program Studi Magister Mana-jemen,
Kabupaten Karangasem. Tesis. Program
Universitas 17 Agustus 1945, Sura-baya
Studi Magister Manajemen, Uni-versitas 17
Agustus 1945, Surabaya. Umar, Husein. 2004. Riset Sumber Daya
Manusia Dalam Organisasi. Cetakan
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia.
Keenam. PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta. Indonesia
Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian Untuk
Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan
Skripsi Dan Tesis Bisnis. Edisi Baru, 8. PT
Mengefektifkan Organisasi. Cetakan Perta-
Raja Grafindo Persada. Jakarta
ma. Gadjah Mada University Press
Wahyuni, Ida Windi. Dan Djamaludin Ancok,
Nursada, ida., Taher Alhabsji, dan Al Musa-
2004, Hubungan Antara Persepsi Gaya
dieq. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan Situasional Dan Efektivitas
Kemampuan Kerja, Gaya Kepemimpinan
Komunikasi Interpersonal Dengan Komit-
Situasional dan Disiplin Kerja terhadap
men Kerja Studi Kasus Pada Perawat Di
Prestasi Kerja Karyawan. POLIBIS jurnal
Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang
ekonomi. Volume 6. Nomer 2. September
Sidoarjo Jawa Timur. Jurnal Sosiosains,
2008-ISSN 1412-6435
Tahun 17 No 2. Program Studi Ilmu
Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Psikologi, Program Pascasarjana Univer-sitas
Behaviour : Concept, Controversies, And Gadjah Mada, Yogyakarka
Applications. Prentice Hall Englewood Cliffs.
Werther, W.B. And Davis, K. 1996. Human
New Jersey
Resources And Personnel Management. 5th
Ruky, Achmad. S, 2004. Sistem Manajemen Ed., New York. Mcgraw Hill, Inc.
Kinerja (Performance Management Sys-tem).
Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan Dalam
Cetakan Ketiga. PT Gramedia Pusta-ka
Organisasi. Alih Bahasa. Budi Supriyanto.
Utama
Edisi Kelima. PT Indeks Kelompok Grame-
Santoso, Singgih. Structural Equation Model- dia
ling (SEM) konsep dan aplikasi dengan
Zein, Zainal A. 2007. Pengaruh Motivasi
AMOS 18. PT Elex Media Komputindo,
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Kantor
Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI,
Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Riau.
Jakarta 2011
Jurnal Arthavidya, tahun 8 nomor 2.
Siagian. P. Sondang. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Cetakan Ke 15. Bumi Ak-sara.
Jakarta.

182

You might also like