You are on page 1of 13

EVALUASI PROGRAM

PELAKSAAN PENDIDIKAN INKLUSI SEKOLAH DASAR


NEGERI DI KOTA MAKASSAR

OLEH

JABAL AHSAN
NIRWANA LAHIS
ERNA ERVIANTI
HASNINDA DAMRIN

JURUSAN PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
Judul Program : Evaluasi Program Pelaksanaan Pendidikan Inklusi Sekolah
Dasar Negeri di Kota Makassar

I. Persiapan Program

A. Latar Belakang Masalah

Layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus secara terpisah (segregasi)

dilaksanakan dengan menempatkan anak-anak berkelainan di sekolah-sekolah

khusus. Sistem pendidikan segregasi mengarah pada pola pendiskriminasian anak

berkebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan dengan memisahkannya

dengan anak normal yang sebaya. Terdapat beberapa pendapat yang menyatakan

bahwa bagaimanapun sistem pendidikan segregrasi secara etis tidak dapat diterima

(OHanlon, 2003) di mana pendidikan segregasi tidak menjamin adanya

kesempatan anak berkelainan untuk mengembangkan potensinya secara optimal.

Pendidikan segregasi juga terdapat pelabelan kepada anak berkebutuhan

khusus. Dalam hal ini Dunn (Smith, 2012), berpendapat bahwa memberikan label

kepada anak-anak dengan cara ditempatkan di sekolah khusus membuat suatu

stigma yang sangat destruktif bagi konsep diri anak tersebut. Untuk mewujudkan

penyelenggaraan pendidikan yang tidak bersifat diskriminatif bagi semua peserta

didik, maka perlu diselenggarakan sistem pendidikan yang bersifat inklusif.

Menurut OHanlon (2003), konsep inklusi menawarkan lebih dari sekedar

mentoleransi adanya perbedaan, tetapi lebih menekankan pada ikatan antara orang-
orang yang terlibat dalam komunitas tersebut dimana masing-masing individu

saling mengenal dan dihargai sebagai bagian dari anggota komunitas.

Pengembangan sistem pendidikan inklusi menekankan pada usaha untuk

menemukan cara-cara merespon keberagaman individu peserta didik. Hal ini jelas

terlihat bahwa sistem pendidikan inklusi memngutamakan usaha dalam membantu

peserta didik berkebutuhan khusus agar bisa belajar dengan baik di kelas reguler

dengan cara meruntuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi setiap peserta didik

dalam belajar.

Setiap individu memiliki beraneka ragam kondisi, karakteristik, dan budaya,

sehingga sudah selayaknya dipahami oleh banyak pihak di sekitar anak, seperti:

orang tua, guru, dan masyarakat. Anak yang memiliki perbedaan (fisik, intelektual,

kondisi sosial emosional, linguistik, dan lain sebagainya) memiliki hak yang sama

dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

1945 (yang sudah diamandemen) pasal 31 ayat 1 yang berbunyi bahwa setiap

warga berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah memberikan kesempatan

kepada seluruh anak untuk mendapatkan layanan pendidikan tanpa melihat adanya

perbedaan dalam diri anak, salah satunya adalah melalui inklusi.

Inklusi merupakan suatu sistem dimana secara bersama-sama seluruh warga

menyadari tanggung jawab bersama mendidik semua siswa sehingga berkembang

secara optimal sesuai potensi mereka. Inklusi juga termasuk para siswa yang

dikaruniai keberbakatan, hidup terpinggirkan, memiliki kecatatan, dan kemampuan

belajarnya berada di bawah rata-rata kelompoknya.


Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional tentang pendidikan inklusif pasal 2

yaitu ayat (1) menyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan inklusif

adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik

dari berbagai kondisi dan latar belakang untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Ayat (2) yaitu menciptakan

sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi

semua peserta didik.

Program pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus lebih diarahkan

kepada pemberian intervensi khusus, agar dapat memanipulasi alat atau media

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sumber bahan, serta situasi

lingkungan sekolah. Dengan intervensi yang diberikan, maka hambatan dalam

belajar tidak lagi menjadi rintangan bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk

mendapatkan pendidikan yang terintegrasi dan layak.

Ainscow (2001) menyatakan bahwa inklusi mendorong terjadinya

restrukturisasi terhadap program sekolah dalam rangka merespon keberagaman

seluruh peserta didik yang ada di sekolah tersebut. Artinya, pendidikan inklusi

tidak mempermasalahkan anak berkebutuhan khusus mampu mengikuti program

pendidikan, namun cara guru dan sekolah dalam mengadaptasi program

pendidikan agar sesuai dan layak bagi kebutuhan anak. SD Negeri di kota

Makassar merupakan salah satu daerah yang diberikan kesempatan kepada anak

berkebutuhan khusus untuk memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan

kebutuhannya di sekolah reguler. Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada SD


Negeri di Kota Makassar dilaksanakan sejak tahun 2007 dan selama ini evaluasi

dilakukan kurang optimal sehingga belum diketahui secara pasti tentang proses

pelaksanaan sudah sesuai atau belum dengan standar yang telah ditetapkan. Selain

itu keterbukaan pihak sekolah tentang administrasi serta pengelolaan dalam proses

belajar mengajar untuk pendidikan inklusi yang masih kurang. Buktinya guru kelas

adalah pemegang hak sepenuhnya dalam pengelolaan silabus dan RPP. Tanpa

mengikutsertakan GPK sebagai guru khusus dalam pengembangan RPP untuk

peserta didik berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan

evaluasi tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusi Sekolah Dasar

Negeri di Kota Makassar.

B. Pertanyaan Evaluasi

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

1. Bagaimana keadaan wilayah/tempat program dijalankan perlu diubah?


2. Apakah sumber daya manusia dan input program tersebut dapat menjadi

investasi?
3. Apakah proses pembelajaran yang digunakan sesuai dengan standar

kurikulum pendidikan inklusi?


4. Apa yang dapat orang capai, pelajari, dan kontribusikan dari hasil program

tersebut?
5. Apakah program yang dijalankan sudah tepat dan tepat sasaran?

C. Tujuan Evaluasi
Tujuan dari evaluasi ini yaitu, untuk mengetahui:
1. Keadaan wilayah/tempat program dijalankan perlu diubah.
2. Sumber daya manusia dan input program tersebut dapat menjadi investasi.
3. Proses pembelajaran yang digunakan sesuai dengan standar kurikulum
pendidikan inklusi
4. Hal yang dapat orang capai, pelajari, dan kontribusikan dari hasil program

tersebut
5. Program yang dijalankan sudah tepat dan tepat sasaran.
D. Subjek Evaluasi

Adapun subjek evaluasi yaitu, program sekolah, siswa, dan guru Sekolah

Dasar Negeri.

E. Model Evaluasi yang Digunakan

Model yang digunakan dalam evaluasi program pelaksanaan pendidikan

inklusi Sekolah Dasar Negeri di Kota Makassar, yaitu Model Evaluasi CIPPO.

Dalam pengevaluasian program ini penulis mengkaji permasalahan dari aspek

konteks, input, proses, produknya dan outcome.


F. Kisi-kisi Instrumen dan Instrumen

KISI-KISI INSTRUMEN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA MAKASSAR
Skor Sumber Data Jenis Instrumen
Komponen
No Indikator Pernyataan P.
dan Aspek Kepala Lainny
1 2 3 4 5 GPK Guru Doc. L.Kues P.Obs Wawan Lainnya
Sekolah a
cara
Keadaan geografis Sekolah Dasar
Kuantitas orang tua mendaftarkan ABK di sekolah
1 Konteks Aspirasi Masyarakat
Kebijakan Pemerintah dan Sekolah
Permasalahan dan Peluang
Kesesuaian visi sekolah dengan program inklusi
Kesesuaian misi sekolah dengan program inklusi
Tujuan Sekolah
Memfasilitasi guru dalam pelatihan pendidikan inklusi
2 Input Konsultasi dengan pihak-pihak berkompeten mengenai
pendidikan inklusi
Pengadaan GPK
Fasilitas
Peserta didik
Implikasi Kurikulum
Perencanaan Pembelajaran
3 Proses
Pelaksanaan Pembelajaran
Evaluasi Belajar
4 Produk Prestasi akademik peserta didik
Prestasi Non akademik peserta didik
Prestasi akademik lulusan/ alumni
Prestasi Non akademik lulusan/alumni
Dampak bagi warga sekolah
5 Outcome
Dampak bagi masyarakat
INSTRUMEN

PANDUAN OBSERVASI
EVALUASI PROGRAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIF
SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA MAKASSAR

Hari/Tanggal: Waktu:
Tempat: Sumber:

No. Objek Deskripsi


1. Kegiatan/proses
Pembelajaran
a. Kegiatan awal
b. Kegiatan inti
c. Istirahat
d. Kegiatan akhir

2. Cara mengakomodasi
anak pada saat proses
pembelajaran
3. Metode yang
diterapkan saat
pembelajaran
4. Evaluasi yang
dilakukan setelah
kegiatan
pembelajaran
5. Media yang
digunakan (sumber
belajar)
PANDUAN DOKUMENTASI
FASILITAS PENDIDIKAN INKLUSIF
SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA MAKASSAR

Hari/Tanggal : Waktu :
Tempat: Sumber:

Keterangan
No. Objek Deskripsi
Ada Tidak
Ruang perkantoran
1.
(office)
2. Lapangan

3. Ruang kelas I
4. Ruang kelas II
5. Ruang kelas III
6. Ruang Kelas IV
8. Ruang Kelas V
7. Ruang kelas VI
8. Ruang Komputer
9. Ruang perpustakaan
10. UKS
11. Gudang
12. Kamar mandi
13. Halaman
14. Papan pengumuman
15. Tempat cuci tangan
16. Parkir
17. Kantin
PANDUAN DOKUMENTASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INKLUSIF
SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA MAKASSAR

Hari/Tanggal : Waktu :
Tempat: Sumber :

Komponen Keterangan
No. Deskripsi
Dokumentasi Ada Tidak

1. Administrasi

2. Kurikulum

3. RPP (Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran)

4. Penilaian

Sarana dan
5.
Prasarana
PANDUAN WAWANCARA
PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

Hari/Tanggal : Waktu :
Tempat: Sumber:

No. Pertanyaan Deskripsi


Bagaimanakah sejarah suatu sekolah?
1.

2. Apa visi dan misi sekolah


Berapakah jumlah siswa, guru, dan
3.
GPK di sekolah?
Bagaimana konsep pendidikan inklusif
4.
yang diterapkan di Sekolah?
Mengapa di sekolah ini
5.
menerapkan pendidikan inklusif?
Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus
6. (ABK) apa saja yang ditangani di sekolah
ini?
Adakah Guru Pembimbing Khusus (GPK)
7.
di Sekolah ini?
Bagaimana peran guru dan kepala seskolah
8. dalam penerapan pendidikan inklusif pada
pembelajaran di Sekolah ini?
Bagaimana peran orang tua dan komite
9. sekolah dalam penerapan pendidikan
inklusif pada pembelajaran sekolah ini?

Metode apa saja yang digunakan dalam


10. penerapan pendidikan inklusif pada
pembelajaran di sekolah ini?
Sumber belajar apa saja yang digunakan
11. dalam penerapan pendidikan inklusif pada
pembelajaran di sekolah ini?
Faktor-faktor apa saja yang mendukung
12. penerapan pendidikan inklusif pada
pembelajaran di sekolah ini?
Faktor-faktor apa saja yang menghambat
13.
penerapan pendidikan inklusif pada
pembelajaran di sekolah ini?
Bagaimana cara mengatasi masalah-
14. masalah dalam penerapan pendidikan
inklusif pada pembelajaran di sekolah ini?

You might also like