You are on page 1of 3

Artikel Pengaruh Pacaran Pada Remaja 28 April 2016 07:43:52 Diperbarui: 28 April 2016 08:09:42 Dibaca : 2,533

Komentar : 0 Nilai : 0 Durasi Baca : 9 menit PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak
hal yang terjadi pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua
anak manusia sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang
unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak
sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah
trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya.
Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum
mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena
tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian ada
yang mendefinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya
sebagai label saya punya pacar dan mendongkrak percaya diri. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang penting
karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup untuk
definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya. ANALISIS TEORI DAN PEMBAHASAN Pengertian pacaran
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang
bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut
Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana
hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya
sebelum pernikahan di Amerika. Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana
seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan
sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup. Menurut Saxton (dalam Bowman, 1978),
pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua
orang (biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis). Kyns (1989)
menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan mereka memiliki
keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati
masing-masing. Menurut Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara pria dan wanita
yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004), keintiman meliputi adanya rasa kepemilikan.
Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan informasi penting mengenai diri pribadi kepada orang lain (self
disclosure) menjadi elemen utama dari keintiman. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan
pengertian pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa
kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah
dengan tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan
sebelum menikah. Penyebab Pacaran di Usia Remaja Globalisasi Globalisasi pada masa sekarang ini tidak dapat
lagi dibendung. Globalisasi yang paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat
berkembangnya internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat
yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsumtif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup.
Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini. Membuktikan diri cukup menarik Pada saat ini,
para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah ditetapkan oleh orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran
sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Selain itu,
pacar merupakan sesuatu yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat
perhatian dari lingkungan sekelilingnya. Adanya pengaruh kawan Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan
merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-
temannya. Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan. Sebab kawan
dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si
remaja berusaha mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemungkinan besar akan
dijauhi oleh teman-temannya. Dampak Pacaran Di Usia Remaja Dampak Positif Belajar bersosialisasi
Dengan berpacaran kita akan mampu bersosialisasi dengan pasangan kita, sehingga kita mampu mengetahui
karakteristik seseorang dan membuat kita tidak canggung dalam bersosialisasi dengan orang asing yang baru kita
jumpai. Karena kita telah belajar bersosialisasi dengan pasangan kita. Mempelajari karakteristik berbagai macam
orang Namun, kalau kita perhatikan apa yang dapat remaja lakukan ketika dia mendapati bahwa
pasangannya itu tidak cocok dengannya? Kata yang keluar adalah putus! Bukannya mencoba untuk bisa mengerti
satu sama lain, para remaja hanya mempelajari untuk bercerai. Bagaimana tidak? Karena faktor usia yang
dibawakan dalam diri hanya emosi sesaat. Jika dikatakan alangkah lebih menyenangkan untuk mempelajari diri
sendiri dulu, membenahi diri, dan berupaya untuk bisa beradaptasi dengan banyak orang. Ketimbang
mengikatkan diri dengan satu orang yang kadang kala membuat sakit hati, lebih baik seorang remaja mencoba
untuk berbaur dengan yang lainnya. Di situ dia bisa mempelajari karakteristik orang lain. Dan, dia juga sedang
mempelajari dirinya sendiri tentunya. Setelah dia bisa mengendalikan emosinya, ini merupakan saat yang
tepat untuk berpacaran. Tentunya dia sudah berani berkomitmen. Jadi, berpacaran bukan hanya untuk having fun.
Tidaklah pantas menurut penulis jika seseorang mempermainkan perasaan orang lain. Lagi pula, masa remaja
yang penuh gejolak ini akan sangat memberikan keragu-raguan dalam hal berpacaran. Maka dari itu, beberapa
orang tua melarang anaknya untuk berpacaran (walau ada juga yang tidak). Dampak Negatif Kekerasan fisik
Koalisi Anti Kekerasan di Alabama menyebutkan bahwa satu dari tiga anak mengalami kekerasan fisik
selama pacaran usia dini. Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan membunuh. Kejahatan
tersebut sangat tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak mengakui adanya masalah selama hubungan
kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja diantaranya kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen dari
pasangan si anak remaja. Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak. Hal itu sebenarnya adalah bentuk
kekerasan yang sering kali dilihat oleh si anak sebagai bentuk perhatian. Kekerasan seksual Pemerkosaan
dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam
pacaran (KDP). KDP secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang dikenal
dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi saat korban mabuk di suatu pesta,
misalnya Pesta menjadi ajang yang paling mudah bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu
memberikan narkoba, kemudian menjadikannya korban kekerasan seksual. Cenderung menjadi pribadi yang
rapuh Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan
pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah pacaran. Seseorang
yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan
mudah depresi, contohnya remaja akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu
menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya. Mereka punya kecenderungan tingkat rasa sakit yang
lebih mendalam. Mereka benar-benar meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi
mereka sudah mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya. Akibat terlalu mendalami perasaan sedih
dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya. Karena terlalu sedih atau marah, perasaan depresi pun
bisa muncul. Akibatnya mereka jadi tidak mau makan, kurang tidur atau tidak mau melakukan apa-apa. Dari
situlah muncul penyakit-penyakit seperti pusing, sakit perut dan lainnya Kehamilan dan penularan penyakit
menular seksual Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar
untuk melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan penularan penyakit
menular seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease Control (CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-
24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS. Sekedar mengingatkan
bahaya kehamilan pada remaja: 1. Hancurnya masa depan karena tidak bisa melanjutkan sekolah. 2. Remaja
wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap. 3.
Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin karena
nafsu, bukan karena cinta). 4. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis
(dukun bayi, tenaga tradisional) sering mengalami kematian karena mengalami sakit dan pendarahan yang hebat.
5. Pengguguran kandungan yang diperbolehkan oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit
jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya
maupun yang mengantar dapat dihukum berat . 6. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami
kecacatan dan gangguan kejiwaan saat ia dewasa. 7. Jadi bahan pembicaraan dan ejekan masyarakat sekitar . 8.
Stress berkepanjangan dan bisa jadi GILA. Menurunkan konsentrasi Hal ini terjadi jika remaja telah
mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga emosinya menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus
memikirkan pacarnya sehingga remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya
dan mengerjakan ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan prestasi remaja tersebut. Menguras harta
Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya, bahkan uang yang
seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah untuk pacarnya. Dampak Berpacaran Terhadap
Prestasi Belajar Bagi remaja (siswa) pacaran merupakan sesuatu yang sudah biasa dilihat atau juga
dilakukan oleh para remaja (siswa), secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut dapat berpengaruh
terhadap prestasi belajar mereka menjadi menurun atau semakin giat belajar, Berpacaran dapat membuat
prestasi belajar seorang siswa menurun antara lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, ketika belajar
seorang siswa yang berpacaran pasti akan terganggu konsentrasinya untuk belajar karena pasanganya selalu
mengirim SMS kepadanya dan siswa tersebut pasti hanya fokus untuk membalas SMS pasangan dan melupakan
waktu belajarnya, kemudian siswa yang berpacaran juga dapat membuat malas untuk masuk sekolah di saat
bertengkar dengan pasangan atau berpisah dengan pasangan karena malas bertemu denganya di sekolah,
mungkin beberapa contoh tadi dapat mewakili dampak negative yang ditimbulkan berpacaran pada saat usia
remaja mesi masih banyak contoh-contoh lainya. Berpacaran dapat pula membuat prestasi belajar seorang
remaja (siswa) meningkat dan semakin giat belajar antara lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut,
pada saat seorang siswa yang sedang berpacaran mereka dapat merasa tidak ingin kalah dari pasanganya dalam
hal apapun karena di saat dia kalah dari pasanganya maka dia akan merasa malu dan ingin melebihi apa yang di
raih pasanganya itu terutama dalam hal pelajaran teradang mereka membuat suatu permainan kecil dimana
apabila salah satu seorang pasangan mendapat nilai yang jelek dari pasanganya maka pasangan yang menang dia
dapat meminta apa saja pada pasanganya tetapi dalam batas kewajaran seperti dibelikan coklat,snack dll. Hal
tersebut juga dapat membuat mereka menjadi giat belajar dan apabila seoarang siswa yang sedang berpacaran
maka mereka akan selalu ingin masuk sekolah setiap hari karena ingin bertemu pasanganya hal ini juga dapat
mempengaruhi absensi siswa dapat juga menjadi dorongan semangat untuk lebih giat belajar. Dari beberapa hal
diatas seorang remaja (siswa) yang berpacaran hendaknya mendapat bimbingan dari guru terutamanya adalah
orang tua sehingga mereka dapat mendapat sisi positif dan terhindar dari sisi negatif yang ditimbulkan. Kiat-Kiat
Menghindari Dampak Negatif Dalam Pacaran Di Usia Remaja Hati-hati berpacaran Setelah melalui fase
ketertarikan maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat paling
tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih
dekat, sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan
hawa nafsu dari masing-masing pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk
aktivitas seksual. Saling memberi perhatian, merancang cita-cita serta membuka diri terhadap kekurangan masing-
masing merupakan bagian penting dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik seperti saling menyentuh,
mengungkapkan perasaan kasih sayang, ciuman kasih sayang adalah hal tidak terlalu penting, namun sering
dianggap sebagai bagian yang indah dari masa berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini dapat diterima,
namun lebih dari aktivitas tersebut, apalagi pada hal-hal yang menjurus pada hubungan seksual tidak dapat
diterima oleh norma yang kita anut. Karena justru aktivitas seksual akan mengotori makna dari pacaran itu sendiri.
No Seks Katakan tidak pada seks, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Terutama
bagi remaja putri permintaan seks sebagai bukti cinta, jangan dipenuhi, cuma ngapusi ! Karena yang paling rugi
adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena
norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita,
keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat
ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak. Kepuasan cuma sesaat , penderitaan
akan selalu menghantui . Ingat !!! Rem Keimanan Iman, merupakan rem paling pakem dalam berpacaran. Justru
penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar
norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Untuk itu, Say Good
Bye sajalah! Masih banyak pria dan wanita lain yang mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak dapat
membantu keluarga bahagia. Bagaimanapun seorang remaja (siswa) yang berpacaran, berpacaran memiliki
dampak negatif yang lebih banyak dibandingkan dampak positifnya oleh karena itu peranan orang tua dan guru
sangat diperlukan untuk membimbing para remaja agar terhindar dari perilaku-perilaku negatif yang ditimbulkan
berpacaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membimbing anak-anaknya adalah
memantau dan selalu mengawasi kegiatan mereka apakah mereka dapat menepatkan waktu yang tepat atau tidak
seperti saat belajar maka harus belajar dll. Hal itu dapat membuat mereka tidak melupakan kegiatan belajarnya
karena terlalu memikirkan hubunganya, selain itu orang tua juga dapat mengajarkan hal-hal apa yang dilarang
oleh agama kepada seseorang yang bukan muhrimnya sehingga perilaku negatif dapat dihindarkan akibat
berpacaran. Guru adalah salah satu yang sangat berperan dalam prestasi belajar di sekolah bagi seorang siswa
dimana guru merupakan orang tua setelah di sekolah selain di rumah ada ayah dan ibu, peran guru dalam
membimbing siswa yang berpacaran agar tidak menurun prestasi belajarnya adalah dengan cara selalu memberi
nasihat semangat dan dorongan kepada siswa dan tak lupa mengajarkan bagaimana berpacaran yang baik dan
tidak melupakan kewajiban belajarnya selain hal tersebut seorang guru dapat pula mengajarkan mana hal yang
baik dan buruk terutama pada guru agama sehingga mereka dapat mengerti dan menghindari perilaku yang tidak
baik pada saat berpacaran. KESIMPULAN Pada dasarnya berpacaran saat remaja merupakan hal yang tidak
baik karena secara usia dan psikologi seorang remaja belum siap, tetapi apabila hanya untuk mengenal satu-sama
lain dan dalam batas sewajarnya hal tersebut tidak apa-apa dilakukan terutama untuk meningkatkan prestasi
belajar mereka sendiri selain itu peran orang tua dan guru sangat penting agar mereka tidak terjerumus dalam
perilaku-perilaku tidak baik yang ditimbulkan. DAFTAR PUSTAKA Ahira, Anne. (2010). Pengaruh Pacaran Terhadap
Prestasi Belajar Siswa. Retrieved Desember 10, 2013, from anneahira.com/Pengaruh Pacaran Terhadap Prestasi
Belajar Siswa.htmlp Seo, Dany. (2013). Retrieved Desember 10, 2013, from Makalah Bahasa Indonesia Pengaruh
Berpacaran Saat Usia Remaja ~ Pusat Sekolah.htm

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/budilenggono/artikel-pengaruh-pacaran-pada-
remaja_57215cc1b49273f004449b53

You might also like