You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada suatu industri
menentukan baik atau buruk performasi kerja dalam industri tersebut.
Keselamatan dan kesehatan kerja sangat berperan dalam menjamin adanya
perlindungan terhadap pekerja. Perlindungan terhadap pekerja meliputi aspek-
aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia
dan moral agama. Perlindungan K3 dilakukan agar pekerja melakukan
pekerjaan secara aman dengan kondisi kesehatan yang baik untuk
meningkatkan produktifitas kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan
mengakibatkan berbagai macam kerugian seperti terhentinya produksi,
hilangnya tenaga terampil dan berpengalaman, menurunnya kredibilitas
perusahaan, hilangnya keuntungan, hilangnya waktu kerja, pengeluaran biaya
pengobatan dan perawatan, dan lainlain. Tingginya angka kecelakaan kerja
pada perusahaan dapat menurunkan tingkat produktifitas pada perusahaan
tersebut

1.2 Rumusan Masalah


Keadaan tersebut serta fokus penelitian diatas maka yang diperlukan peneliti
tentang manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan pabrik kelapa sawit
PT. Rama Bakti Estate Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dengan
permasalahan Bagaimana Sistem Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Pabrik Kelapa Sawit PT. Rama Bakti Estate.

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik kelapa sawit PT.
Rama Bakti Estate
1.4 Manfaat
Memberi dan menambah ilmu dan wawasan mengenai Sistem
Manajemen K3 berserta dengan pengertiannya dan penerapannya pabrik kelapa
sawit di PT. Rama Bakti Estate

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Manajemen K3


George Terry dalam Budiono (2003) menyebutkan bahwa manajemen
merupakan sebuah proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan:
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan, yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan,
melalui pemanfaatan sumber daya lainnya (Budiono, dkk 2003). John D Millet
dalam Ramlan (2006) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses
pengarahan, penjurusan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang
yang diorganisasikan dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Menurut Santosa (2004) Manajemen adalah upaya
mencapai hasil atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan orang
lain melalui kegiatan peencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian, selain itu juga kemampuan untuk mengelola semua hal secara
professional.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan, kebijakan kesela matan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tenaga kerja yang sehat, aman, efisien, dan produktif. Manajemen K3
merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk meminimalkan dan mencegah
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan penyakit akibat hubungan kerja.

3
Faktor Keselamatan Kerja Sesuai dengan pengertian keselamatan kerja yang
dikemukakan diatas maka menurut Syafi i (2008:36), menyebutkan faktor dari
keselamatan kerja adalah :
Lingkungan kerja secara fisik terbagi menjadi :
1. Penempatan benda atau barang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan
atau mencelakakan orang - orang yang berada ditempat kerja atau sekitarnya.
Penempatan dapat pula dilakukan dengan diberi tanda, batas - batas dan
peringatan yang cukup.
2. Perlindungan para pegawai atau pekerja yang melayani alat - alat kerja yang
dapat menyebabkan kecelakaan, dengan cara memberikan alat perlindungan
yang sesuai dan baik. Perlengkapan perlindungan misalnya helm pengaman
(helm safet), rompi keselamaatan (safety vest), sepatu keselamatan (safety
boots), masker, penutup telinga dan sebagainya.
3. Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat
pencegahan pertolongan dan perlindungan. Perlengkapan pencegahan
misalnya: pintu/terowongan darurat, pertololongan apabila terjadi kecelakaan
seperti : tabung oksigen, mobil ambulan dan sebagainya.

Kesehatan kerja adalah spesialis ilmu kesehatan yang bertujuan agar pekerja /
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun sosial.
Menurut Blum (1981) ada tiga faktor dalam menentukan status kesehatan
seseorang yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /
anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan
sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku Lingkungan yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. Pelayanan kesehatan Perilaku Lingkungan: promotif, perawatan, pengobatan,
pencegahan kecacatan, rehabilitasi

4
2.2 Prinsip Sistem Manajemen K3 di PT. Rama Bakti Estate
2.2.1 Komitmen
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis
jelas dan mudah dimengerti serta diketahui oleh seluruh pekerja.
Kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan-perusahaan
diwujudkan dalam bentuk wadah Keselamatan dan kesehatan kerja
perusahaan dalam struktur organisasi perusahaan seperti :

a. Advokasi sosialisasi program K3.


b. Menetapkan tujuan yang jelas.
c. Organisasi dan penugasan yang jelas.
d. Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 pada setiap unit kerja
dilingkungan perusahaan .
e. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
f. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif
g. Membuat program kerja K3 perusahaan yang mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan.
h. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala

2.2.2 Perencanaan Penerapan K3


Perencanaan Penerapan Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ditandai dengan komitmen dari perusahaan terhadap
kesehatan kerja karyawan. Perusahaan berusaha melaksanakan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja dengan tujuan untuk
menetralisir bahaya- bahaya yang dapat menyebabkan kecederaan,
penyakit, kerusakan barang dan ledakan, serta gangguan proses yang
menghambat produksi dan hal-hal yang merusak lingkungan.

5
2.2.3 Implementasi
Implementasi sistem manajemen K3 pada PT. Rama Bakti
Estate yaitu
a. Pembagian Jam Kerja

Tabel 1.1

NON SHIFT SHIFT


PAGI 07.30-11.30WIB SHIFT I 07.00-15.00
senin- jumat WIB
ISTIRAHAT 11.30-13.00WIB SHIFT II 15.23-23.00
senin kamis WIB
SIANG 13.00-17.00WIB SHIFT III 23.00-07.00
jumat WIB

b. Peralatan dan Perlengkapan Keselamatan Kerja

Dalam menjalankan operasional banyak menggunakan mesin-


mesin dan alat yang mempunyai resiko terhadap terjadinya
kecelakaan kerja. Karena itu dibutuhkan keterampilan dan
kedisiplinan yang baik dari karyawan. Bisa saja terjadi kecelakaan
dalam bekerja baik kecelakaan ringan, berat bahkan meninggal
dunia.

Sebab itu perusahaan diwajibkan melakukan system SOP


(System Operation Prosedure ) untuk memperhatikan keselamatan
kerja pekerjanya, karena pekerja/ karyawan adalah penggerak dari
sebuah perusahaan. SOP adalah standar/pedoman tertulis yang
digunakan untuk mendorong dan menggerakan suatu kelompok
untuk mencapai suatu tujuan. Banyak bagian-bagian tentang SOP
salah satunya adalah dibagian pabrik produksi pengolahan kelapa
sawit ditujukan pada alat-alat pelindumg diri ( APD ) yang

6
berstandar SNI untuk mengurangi terjadinya kecelakaan akibat
kerja.

Dalam hal ini dapat dilihat perusahaan telah menjalankan salah


satu dari beberapa SOP dibidang keselamatan dan kesehatan kerja
yaitu dengan menyediakan peralatan dan perlengkapan kerja yang
dapat digunakan karyawan selama bekerja.

Adapun peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja yang di


sediakan oleh PT Rama Bakti Estate, yang dapat digunakan sesuai
dengan prosedur, kondisi dan areal sebagai berikut :

Tabel 1.2 Peralatan dan Perlengkapan Kerja

NO Nama Alat Jumlah Satuan Keterangan


1 Pakaian Kerja 1 Pasang Wajib dipakai oleh semua
2 Sepatu Pengaman 1 Pasang pekerja
Wajib dipakai oleh semua
(Shafety Shoes ) pekerja
3 Helm ( safety 1 Buah Wajib dipakai saat memasuki
4 Helment
Kacamata) 1 Buah arealyang
Semua pekerja kerjamengandung
Pengaman bahaya mencederai mata.
5 ( Safety Glass )
Alat Bantu 1 Buah Alat bantu ini digunakan untuk
Pernapasan menolong korban yang
6 (Slef Breathing
Alat Pelindung 1 Buah membutuhkan
Digunakan oksigen. dari
untuk melindungi
Apparatus)(
pernapasan bahaya debu
7 Pelindung Telinga )
Mascer/Respirator 1 Pasang Dipakai diareal kerja dengan
( Ear plug/Ear muff) tingkat kebisingan lebih dari 85
8 Face 1 Buah Digunakan sebagai pelindung
dB
shield/Weldding wajah dari radiasi panas
9 Pelindung tangan (
Helmet 1 Pasang Digunakan disaat menangani
ataupun percikanbenda
hand Gloves) bahaya kimia
berbahaya.

7
10 Sabuk pengaman ( 1 Buah Digunakan apabila bekerja diatas
safety belt) ketinggian 2 meter lebih

c. Identifikasi Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan adanya


sebab. Oleh karena itu kecelakaan dapat dicegah asal kita cukup
kemauan untuk mencegahnya. Oleh karena itu pula sebab-sebab
kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk seanjutnya
dengan usaha-usaha koreksi yang ditujukan kepada penyebab
kecelakaan, maka kecelakaan dapat dicegah dan tidak terulang
kembali ( Sumamur, 1976 ).

Tindakan yang tidak standar / tindakan yang tidak aman (


Substandart practices / unsafe acts ) yaitu tingkah laku, tindakan
atau perbuatan yang tidak standart / aman. Tindakan yang tidak
standar meliputi: kelalaian buruh, kekurangan keterampilan, dan
alat-alat dan pelindung kerja yang tidak memadai dan mandor
pengawas yang tidak punya standar operasi pengawasan serta tidak
ada pengawasan sewaktu buruh kerja.

Kondisi yang tidak standar / tidak aman ( substandard condition


/ unsafe condition) yaitu keadaan yang akan menyebabkan
kecelakaan.

2.2.4 Pengawasan dan Evaluasi


1) Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengukuran dan
pemantauan kinerja K3 secara teratur merencanakan dan memelihara
prosedur kalibrasi peralatan.
2) Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur agar secara berkala dapat
mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta

8
3) pengawasan dilakukan oleh intansi yang berhubungan keselamatan dan
kesehatan kerja supaya mendapatkan pengawasan yang terukur dan tepat
pada sasaran.

2.2.5 Peninjauan ulang dan perbaikan


Tinjauan ulang meliputi: Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3,
tujuan sasaran dan kinerja K3, hasil temuan audit Sistem Manajemen K3,
Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen K3, dan Kebutuhan untuk
mengubah Sistem Manajemen K3.
- Tujuan Sistem Manajemen K3 pada PT. Rama Bakti Estate
Tujuan dan sasaran SMK3 yaitu untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
c. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
d. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
e. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya ;
f. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi;
g. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif

- Pelaksanaan Sistem Manajemen K3


Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Rama Bakti
Estate yaitu setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan di sekitarnya, mempromosikan atau mensosialisasikan mengenai
pentingnya pelaksanaan K3 pada tenaga kerja dan membuat poster-poster
tentang pentingnya K3 serta memberikan pelatihan keterampilan kepada
pekerja perusahaan PT. Rama Bakti Estate

9
Penerapan Sistem Manajemen K3 dilaksanakan oleh setiap perusahaan
yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau mengandung
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja wajib menerapkan Sistem
Manajemen K3. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 dilakukan oleh Pengurus,
Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan. Ketentuan-ketentuan
yang wajib dilaksanakan dalam penerapan Sistem Manajemen K3 yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996 adalah:
1. Menetapkan Kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap
penerapan Sistem Manajemen K3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran penerapan
K3.
3. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja.
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
a. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem
Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Suardi (2007),
Tahapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan suatu untuk
memudahkan dalam menerapkan pengembangan Sistem Manajemen
K3 terbagi menjadi dua bagian besar yaitu:
1. Tahap persiapan
Tahap ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan suatu
perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan
sejumlah personil, mulai dari menyatakan komitmen sampai

10
dengan menetapkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan.
Adapun tahap persiapan ini antara lain:
Komitmen manajemen puncak
Menentukan ruang lingkup
Menetapkan cara penerapan
Membentuk kelompok penerapan
Menetapkan sumber daya yang diperlukan
2. Tahap Pengembangan dan Penerapan
Sistem dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh organisasi atau perusahaan
dengan melibatkan banyak personil. Langkah-langkah tersebut
adalah:
1. Menyatakan komitmen
Penerapan Sistem Manajemen tidak akan berjalan tanpa
adanya komitmen terhadap sistem manajemen tersebut.
Manajemen harus benar-benar menyadari bahwa merekalah
yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan
kegagalan penerapan Sistem Manajemen K3. Komitmen
harus dinyatakan dengan tindakan nyata agar diketahui oleh
seluruh staf dan karyawan perusahaan.
2. Menetapkan cara penerapan
Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan ataupun
personel perusahaan yang mampu untuk mengorganisasikan
dan mengarahkan orang untuk menerapkan Sistem
Manajemen K3.
3. Membentuk kelompok kerja penerapan
Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya
anggota kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil
dari setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Hal ini

11
penting karena mereka yang paling bertanggung jawab
terhadap setiap unit kerja yang bersangkutan.
4. Menetapkan sumber daya yang diperlukan
Sumber daya di sini mencakup orang atau personil,
perlengkapan, waktu, dan dana. Orang yang dimaksud
adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi di luar
tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses
penerapan. Perlengkapan adalah perlunya mempersiapkan
kemungkinan ruangan tambahan untuk menyimpan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan
menyimpan data. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit
terutama bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai
mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari bahan-bahan
pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi
kegiatan audit dan assessment. Sementara dana diperlukan
adalah untuk membayar konsultan (jika menggunakan jasa
konsultan), lembaga sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan
karyawan diluar perusahaan. Serta peralatan khusus untuk
pengendalian risiko dan bahaya yang ditimbulkan dalam
penerapan Sistem Manajemen K3.
5. Kegiatan penyuluhan
Kegiatan penyuluhan ini harus diarahkan untuk mencapai
tujuan, antara lain:
Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya
penerapan Sistem Manajemen K3 bagi kinerja
perusahaan.
Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi,
manajer, staf, dan seluruh jajaran dalam perusahaan

12
untuk bekerja bersama-sama dalam menerapakan
standar sistem.
6. Peninjauan sistem
Kelompok kerja yang telah terbentuk meninjau sistem yang
sedang berlangsung dengan membandingkannyabdengan
persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3.
Peninjauan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan
meninjau dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaannya.
Penyusunan Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan disusun setelah melakukan peninjauan
dengan mempertimbangkan:
Ruang lingkup pekerjaan
Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja
penerapan
7. Keberadaan proyek
8. Pengembangan SMK3
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap
pengembangan sistem adalah dokumentasi, pembagian
kelompok, penyusunan bagan alir, penulisan manual Sistem
Manajemen K3, prosedur dan instruksi kerja.
9. Penerapan Sistem
Penerapan sisitem harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan
sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga bulan
diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk
rekaman tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan
penyempurnaan sistem serta modifikasi dokumen.

13
10. Proses Sertifikasi
Perusahaan diharapkan melakukan sertifikasi dengan
memilih lembaga sertifikasi yang sesuai. Tingkat penerapan
SMK3 dibagi menjadi 3 tingkatan :
Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat risiko
rendah harus menetapkan sebanyak 64 kriteria (enam
puluh empat) kriteria.
Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat
risiko menengah harus menerapkan sebanyak 122
(seratus dua puluh dua) kriteria.
Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat risiko
tinggi harus menerapkan sebanyak 166 (seratus enam
puluh enam)

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi dan penulisan makalah yang dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan:
1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan, kebijakan kesela matan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tenaga kerja yang sehat, aman, efisien, dan produktif.
2. Sistem manajemen k3 dilakukan guna mengurangi resiko angka kecelakaan
kerja dan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai SOP
3. Sistem manajemen k3 dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif bagi para pekerja karena pekerja merupakan penggerak dari suatu
perusahaan.

4.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun ingin memberi beberapa


saran diantaranya:

1. Penggunaan APD sesuai SOP oleh para pekerja


2. Perusahaan lebih giat dalam mensosialisasikan mengenai pentingnya
perilaku atau tindakan sesuai K3
3. Pengawasan pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang memiliki
kompetensi dibidangnya.

15
4. Perusahaan harus membuat kebijakan dan komitmen yang efektif untuk
mencapai keberhasilan dalam kegiatan K3 dengan sasaran yang jelas dan
dapat di ukur
5. Perusahaan perlu mengukur, memantau karyawan dalam penggunaan alat
pelindung diri dalam menjalankan aktifitas didalam pabik

16
DAFTAR PUSTAKA

repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51326
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4232/3761
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/1435/1137
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8501/jurnal.pd
f;sequence=1

17

You might also like