Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik kelapa sawit PT.
Rama Bakti Estate
1.4 Manfaat
Memberi dan menambah ilmu dan wawasan mengenai Sistem
Manajemen K3 berserta dengan pengertiannya dan penerapannya pabrik kelapa
sawit di PT. Rama Bakti Estate
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Faktor Keselamatan Kerja Sesuai dengan pengertian keselamatan kerja yang
dikemukakan diatas maka menurut Syafi i (2008:36), menyebutkan faktor dari
keselamatan kerja adalah :
Lingkungan kerja secara fisik terbagi menjadi :
1. Penempatan benda atau barang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan
atau mencelakakan orang - orang yang berada ditempat kerja atau sekitarnya.
Penempatan dapat pula dilakukan dengan diberi tanda, batas - batas dan
peringatan yang cukup.
2. Perlindungan para pegawai atau pekerja yang melayani alat - alat kerja yang
dapat menyebabkan kecelakaan, dengan cara memberikan alat perlindungan
yang sesuai dan baik. Perlengkapan perlindungan misalnya helm pengaman
(helm safet), rompi keselamaatan (safety vest), sepatu keselamatan (safety
boots), masker, penutup telinga dan sebagainya.
3. Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat
pencegahan pertolongan dan perlindungan. Perlengkapan pencegahan
misalnya: pintu/terowongan darurat, pertololongan apabila terjadi kecelakaan
seperti : tabung oksigen, mobil ambulan dan sebagainya.
Kesehatan kerja adalah spesialis ilmu kesehatan yang bertujuan agar pekerja /
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun sosial.
Menurut Blum (1981) ada tiga faktor dalam menentukan status kesehatan
seseorang yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /
anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan
sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku Lingkungan yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. Pelayanan kesehatan Perilaku Lingkungan: promotif, perawatan, pengobatan,
pencegahan kecacatan, rehabilitasi
4
2.2 Prinsip Sistem Manajemen K3 di PT. Rama Bakti Estate
2.2.1 Komitmen
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis
jelas dan mudah dimengerti serta diketahui oleh seluruh pekerja.
Kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan-perusahaan
diwujudkan dalam bentuk wadah Keselamatan dan kesehatan kerja
perusahaan dalam struktur organisasi perusahaan seperti :
5
2.2.3 Implementasi
Implementasi sistem manajemen K3 pada PT. Rama Bakti
Estate yaitu
a. Pembagian Jam Kerja
Tabel 1.1
6
berstandar SNI untuk mengurangi terjadinya kecelakaan akibat
kerja.
7
10 Sabuk pengaman ( 1 Buah Digunakan apabila bekerja diatas
safety belt) ketinggian 2 meter lebih
8
3) pengawasan dilakukan oleh intansi yang berhubungan keselamatan dan
kesehatan kerja supaya mendapatkan pengawasan yang terukur dan tepat
pada sasaran.
9
Penerapan Sistem Manajemen K3 dilaksanakan oleh setiap perusahaan
yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau mengandung
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja wajib menerapkan Sistem
Manajemen K3. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 dilakukan oleh Pengurus,
Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan. Ketentuan-ketentuan
yang wajib dilaksanakan dalam penerapan Sistem Manajemen K3 yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996 adalah:
1. Menetapkan Kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap
penerapan Sistem Manajemen K3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran penerapan
K3.
3. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja.
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
a. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem
Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Suardi (2007),
Tahapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan suatu untuk
memudahkan dalam menerapkan pengembangan Sistem Manajemen
K3 terbagi menjadi dua bagian besar yaitu:
1. Tahap persiapan
Tahap ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan suatu
perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan
sejumlah personil, mulai dari menyatakan komitmen sampai
10
dengan menetapkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan.
Adapun tahap persiapan ini antara lain:
Komitmen manajemen puncak
Menentukan ruang lingkup
Menetapkan cara penerapan
Membentuk kelompok penerapan
Menetapkan sumber daya yang diperlukan
2. Tahap Pengembangan dan Penerapan
Sistem dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh organisasi atau perusahaan
dengan melibatkan banyak personil. Langkah-langkah tersebut
adalah:
1. Menyatakan komitmen
Penerapan Sistem Manajemen tidak akan berjalan tanpa
adanya komitmen terhadap sistem manajemen tersebut.
Manajemen harus benar-benar menyadari bahwa merekalah
yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan
kegagalan penerapan Sistem Manajemen K3. Komitmen
harus dinyatakan dengan tindakan nyata agar diketahui oleh
seluruh staf dan karyawan perusahaan.
2. Menetapkan cara penerapan
Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan ataupun
personel perusahaan yang mampu untuk mengorganisasikan
dan mengarahkan orang untuk menerapkan Sistem
Manajemen K3.
3. Membentuk kelompok kerja penerapan
Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya
anggota kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil
dari setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Hal ini
11
penting karena mereka yang paling bertanggung jawab
terhadap setiap unit kerja yang bersangkutan.
4. Menetapkan sumber daya yang diperlukan
Sumber daya di sini mencakup orang atau personil,
perlengkapan, waktu, dan dana. Orang yang dimaksud
adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi di luar
tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses
penerapan. Perlengkapan adalah perlunya mempersiapkan
kemungkinan ruangan tambahan untuk menyimpan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan
menyimpan data. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit
terutama bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai
mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari bahan-bahan
pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi
kegiatan audit dan assessment. Sementara dana diperlukan
adalah untuk membayar konsultan (jika menggunakan jasa
konsultan), lembaga sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan
karyawan diluar perusahaan. Serta peralatan khusus untuk
pengendalian risiko dan bahaya yang ditimbulkan dalam
penerapan Sistem Manajemen K3.
5. Kegiatan penyuluhan
Kegiatan penyuluhan ini harus diarahkan untuk mencapai
tujuan, antara lain:
Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya
penerapan Sistem Manajemen K3 bagi kinerja
perusahaan.
Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi,
manajer, staf, dan seluruh jajaran dalam perusahaan
12
untuk bekerja bersama-sama dalam menerapakan
standar sistem.
6. Peninjauan sistem
Kelompok kerja yang telah terbentuk meninjau sistem yang
sedang berlangsung dengan membandingkannyabdengan
persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3.
Peninjauan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan
meninjau dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaannya.
Penyusunan Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan disusun setelah melakukan peninjauan
dengan mempertimbangkan:
Ruang lingkup pekerjaan
Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja
penerapan
7. Keberadaan proyek
8. Pengembangan SMK3
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap
pengembangan sistem adalah dokumentasi, pembagian
kelompok, penyusunan bagan alir, penulisan manual Sistem
Manajemen K3, prosedur dan instruksi kerja.
9. Penerapan Sistem
Penerapan sisitem harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan
sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga bulan
diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk
rekaman tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan
penyempurnaan sistem serta modifikasi dokumen.
13
10. Proses Sertifikasi
Perusahaan diharapkan melakukan sertifikasi dengan
memilih lembaga sertifikasi yang sesuai. Tingkat penerapan
SMK3 dibagi menjadi 3 tingkatan :
Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat risiko
rendah harus menetapkan sebanyak 64 kriteria (enam
puluh empat) kriteria.
Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat
risiko menengah harus menerapkan sebanyak 122
(seratus dua puluh dua) kriteria.
Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat risiko
tinggi harus menerapkan sebanyak 166 (seratus enam
puluh enam)
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi dan penulisan makalah yang dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan:
1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan, kebijakan kesela matan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tenaga kerja yang sehat, aman, efisien, dan produktif.
2. Sistem manajemen k3 dilakukan guna mengurangi resiko angka kecelakaan
kerja dan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai SOP
3. Sistem manajemen k3 dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif bagi para pekerja karena pekerja merupakan penggerak dari suatu
perusahaan.
4.2 Saran
15
4. Perusahaan harus membuat kebijakan dan komitmen yang efektif untuk
mencapai keberhasilan dalam kegiatan K3 dengan sasaran yang jelas dan
dapat di ukur
5. Perusahaan perlu mengukur, memantau karyawan dalam penggunaan alat
pelindung diri dalam menjalankan aktifitas didalam pabik
16
DAFTAR PUSTAKA
repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51326
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4232/3761
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/1435/1137
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8501/jurnal.pd
f;sequence=1
17