Professional Documents
Culture Documents
Kelembagaan yang terdapat di Desa Sitiarjo ada 2 jenis, yaitu Kelembagaan Formal
dan Kelembagaan Non Formal. Dimana kelembaganan Formal yan g ada di Desa Sitiarjo
sebanyak 7 macam dan kelembagann Non Formal sebanyak 5 macam.
Analisis Kelembagaan
Dari gamabar dapat dilihat bahwa ada tiga lingkaran kelembagaan yang saling
beririsan yaitu kelembagaan Pemerintah Desa, BPD, dan LPMD yang dapat diartikan bahwa
ketiga lembaga tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, ketiga lembaga
tersebut memilki beberapa fungsi dan peran yang sama seperti, merencanakan pembangunan,
melakukan pengawasan serta terlibat dalam pengambilan keputusan yang ada di Desa
SItiarjo. penjelasan Analisis Kelembagaan dapat dilihat sbb
1. Pemerintah Desa
Pemerintah desa memilki program kerja yaitu menyelenggarakan urusan
pemerintahan, seperti, pemerataan pembangunan contohnya pada sektor sarana
prasarana, membina kerukunan hidup masyarakat, mengontrol perekonomian,
mengembangkan potensi sumber daya alam, serta menjadi mediator pada saat
perselisihan.
Berdasarkan program kerja yang ingin dilaksanakan pemerintah Desa Sitiarjo
terdapat kendala yang menghambat atau membuat tidak berjalannya program
dengan harapan yang di inginkan seperti, menurunnya potensi sumber daya alam,
pembangunan yang tidak berjalan dengan baik, kesejahteraan dan kualitas
masyarakat menurun, dan masih terdapat masalah yaitu kurang kordinasi antar
perangkat Desa
Potensi yang dapat dikembangkan dan telah berhasil dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa Sitiarjo diantarannya adalah perbaikan sarana prasarana Desa,
Mengembangkan potensi sumberdaya alam, serta membuat kehidupan masyarakat
dapat berjalan dengan rukun.
Arahan untuk lembaga pemerintahan Desa Sitiarjo yaitu meningkatkan koordinasi
dalam menjalankan sistem pemerintahan dan meningkatkan kualitas SDM dengan
melakukan pelatihan dan peningkatan kualitas pendidikan.
2. Badan Pemusyawaratan Desa (BPD)
Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Sitiarjo memiliki peran dan fungsi
diantaranya, mengawasi, menyatakan pendapat, dan dapat mengadakan
musyawarah serta ikut dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan rencana, dan
penyusunan rencana program pembangunan desa. Selain itu peran BPD adalah
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan menjadi fasilitator
terhadap suatu kegiatan baik antara pemerintah dan masyarakat atau organisasi
masyarakat. Keanggotaan BPD ini berasal dari Desa Sitiarjo sendiri dan dipilih
berdasarkan Musyawarah dan Mufakat.
Potensi BPD adalah melaksanakan pembangunan yang dibutuhkan dan berasal
dari aspirasi masyarakat Desa.
Untuk permasalahan yaitu kurang berjalannya pembangunan yang diusulkan
masyarakat karena kurangnya partisipasi dari desa dan masyarakat itu sendiri
Arahan untuk lembaga BPD yaitu perlunya peningkatan pengawasan terhadap
pembangunan serta perlunya meningkatkan partisipasi masyarakat.
6. Posyandu
Posyandu merupakan Kelembagaan yang Berfungsi sebagai pusat kegiatan
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang
dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis
dari petugas kesehatan, posyandu di Desa Sitiarjo telah berjalan dengan baik
sesuai dengan program dan tujuan dibentuknya posyandu seperti Pemeliharaan
Kesehatan Ibu dan Anak, Pelayanan keluarga berencana, Immunisasi,
penanggulangan penyakit untuk Lansia.
Potensi Posyandu adalah kelembagaan yang memberikan pelayanan kesehatan dan
pelatihan kepada masyarakat contohnya dibentuknya kelompok pengawas yang
bertujuan untuk mengawasi kegiatan seluruh posyandu yang ada di Desa Sitiarjo
dan melakukan kegiatan pelatihan kandidat sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
Tetapi permasalahan yang menjadi kekhawatiran adalah kurangnya peminat untuk
mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh posyandu.
Arahan untuk Posyandu adalah meningkatkan kualitas dan serta membuat cara
yang lebih menarik agar dapat menarik peminat untuk mengikuti kegiatan yang
diadakan posyandu.
7. Kelompok Tani
Kelompok tani yang ada di Desa Sitiarjo terbagi menjadi 5 diantaranya Kelompok
tani Parikesit, Sumberharapan, Harapan jaya 1, Harapan jaya 2, Teratai jaya.
Kelompok tani tersebut berfungsi untuk memfasilitasi para petani dalam pelatihan
yang diberikan oleh PKL, serta memberi bantuan bibit kepada para petani.
Kendala yang dihadapi adalah para petani banyak yang tidak menerapkan cara
penanaman yang telah di berikan oleh PKL kepada para petani, petani lebih
banyak menanam dan menggarap lahan pertanian dengan menggunakan cara
sederhana atau tradisional.
Arahan untuk Kelompok tani adalah mengoptimalkan kinerja kelembagaan dan
membuat para petani lebih paham cara penanaman yang baik dan dapat diterapkan
oleh para petani.
8. Hippa
Hippa merupakan suatu kelembagaan petani pemakai air tujuan dan fungsi
lembaga ini adalah mengontrol dan mengawasi saluran irigasi agar tidak ada
kendala pada saluran irigasi sehingga dapat mengairi lahan pertanian dengan
maksimal
Kendala yang dihadapi oleh lembaga ini adalah adanya DAM penampung air yang
rusak dan belum perbaiki di Desa Kedung Banteng sehingga menghambat
pengairan untuk lahan pertanian
Arahan untuk kelembagaan Hippa adalah harus lebih dalam kesiap siagaan dalam
penanganan permasalahan terkait Irigasi.
9. Pokmaswas
Merupakan kelembagaan yang dibentuk untuk Pengawasan terhadapa sumberdaya
kehutanan dan perikanan (SDPK) yang ada di Desa Sitiarjo, memantau ana
mencatat dugaan pelanggaraan kegiatan perikanan, serta mendorong
pelakuperikanan agar sesuai dengan perundang-undangan bidang perikanan.
kendala yang terjadi dalam kelembagaan ini adalah belum optimalnya kinerja
anggota sehingga dapat berdampak pada kurangnya pengawasan terhadap fungsi
dan tujuan yang telah ditentukan
Arahan untuk kelembagaan ini adalah meningkatkan kinerja anggota agar
kelembagaan ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan.