Professional Documents
Culture Documents
1
Ind
p
P n
Tekni K 5 I m a
dan Kaman nKerJa
o lum Tuberkulosis
542.1
Ind
p
KEMENTERIAN KESEHATAN HI
2015
mw.nii"'''y-
m \WM*U\rf.
542.1
PEDOMAN
TEKNIS KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KERJA LABORATORIUM TUBERKULOSIS
Perpurtyrk."zn
Nd. Indi'.tk,
gi. T>rrTj. iiO OkA
D2d3i Dari . 14'
1\^X
r
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Tahun 2015
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan Rl
542.1
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan Rl. Direktorat Jenderal
p BIna Upaya Kesehatan
Pedoman teknis keselamatan dan keamanan kerja
Laboratorium tuberkulosis. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Rl. 2014
ISBN 978-602-235-744-5
Jakarta, 2015
^^ANT^s^Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik dan
'Kesehatan
WEKTORAT JENOERM.
BHAUPAYA KESEHATAN
PEMBINA
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
PENANGGUNGJAWAB
Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
PENYUSUN
Agus Susanto
Dyah Armi Riana Irfan Ediyanto
Eva Dian Kurniawati Retno Kusumadewi
Ira Irianti
Wiwi Ambarwati
Desain Cover
Trishanty Rondonuwu KNCV/TBChallenge
SEKRETARIAT
Subdit Mikrobiologi dan Imunologi
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Ditjen Bina Upaya Kesehatan
TIM PENYUSUN iv
DAFTAR ISI V
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. DasarHukum 2
C. Tujuan 2
1. Administrasi 5
2. Teknis 8
3. Pengendaiian Kecelakaan 9
III. PENILAIAN RISIKO LABORATORIUM TB 11
E. Peralatan keseiamatan 26
A. Pemilahan Limbah 30
VI. PENUTUP 38
AC Air Conditioner
DM Diabetes Mellitus
RIF RIfampicin
A. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium TB memiliki risiko penularan infeksi dan
kemungkinan kecelakaan kerja; iuka bakar, luka tusuk, paparan bahan kimia baik
bagi petugas yang bekerja di laboratorium maupun masyarakat dan lingkungan
sekitar.
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
Sebagai acuan bagi pengelola dan petugas laboratorium dalam mencegah dan
menangani kecelakaan kerja dan kejadian penularan infeksi di laboratorium TB.
b) Peralatan
c) Bahan habis pakai
d) Jenis pekerjaan; paparan dengan bahan infeksius dan bahan
berbahaya pada saat proses pemeriksaan
e) Beban pekerjaan
3) Pengaturan jam kerja dan beban kerja
Pengaturan jam kerja dan beban kerja sangat penting karena dapat
mempengaruhi kinerja dan keselamatan petugas laboratorium.
2. Teknis
a. Pengaturan tata ruang dan sarana kerja sesuai risiko
Pengaturan tata ruang laboratorium TB harus disesuaikan dengan risiko
pajanan M.tuberculosis.
Pengendalian Kecelakaan
Kecelakaan kerja yang dimaksud berkaitan dengan pengendalian akibat
aerosol dan kontak langsung.
a. Infrastruktur
1) Lokasi laboratorium.
2) Tata ruang dan konstruksi laboratorium.
3) Sistem pengelolaan limbah.
b. Peralatan
4. Lain-lain
Identjfikasi Bahaya
Menentukan Risiko
2. Peralatan
4. Pelatihan
Kesalahan kerja petugas dan teknik kerja yang salah dapat
diantisipasi dengan adanya program keselamatan kerja yang baik
yang dapat meiindungi petugas laboratorium. Informasi yang benar,
kompetensi dan kesadaran akan keselamatan diantara petugas
5. Penanganan Limbah
Prosedur manajemen limbah harus mengikuti syarat dan
regulasi baik lokal, nasional maupun internasional. Limbah adalah
sesuatu yang harus dibuang. Dalam rangka meminimalkan risiko dari
limbah adalah bahan Infeksius harus didekontaminasi, diinsenerasi
sebelum dikubur atau diotoklaf. Kantong pembuang dapat digunakan
untuk memisahkan limbah, misalnya bahan gelas, instrumen dan
bahan lain yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang.
c. Desain Laboratorium
Laboratorium harus terpisah dari daerah yang terbuka untuk lalu
lintas terbatas di dalam gedung.
Tempat mencuci tangan harus disedlakan di dekat pintu keluar
laboratorium.
a. Desain laboratorium
1. Meja spesimen/spesimen
2. Lemari penyimpanan BHP (bahan habis pakai)
3. Refrigerator untuk reagen dan media sterll (bersih)
4. Lemari penyimpanan mikroskop
5. Meja pemerlksaan mikroskopls
6. Lemari dokumen peralatan dan hasil pemeriksaan
7. Bakpewarnaan
8. Deep Freezer -70''C
9. Sentrifus
0 10. BSC
11. Neraca analitik
m 12. BSC
AC 0 13. Otoklaf
14. Re/r/gerofortempat spesimen
15. Inkubator
16. Inkubator
17. Eye washer
18. Meja kerja pembacaan pembacaan biakan dan uji kepekaan
19. Xpert MTB/RIF
20. MGIT
Tata ruang dan tata letak iaboratorium biakan dan uji kepekaan dapat
dilihat lebih jelas pada gambar perspektif 3 dimensl berikut:
E. Peralatan Keselamatan
Tabufig btwan
Vofteks
Keranjang Sentrlfus
a
Lubtng
aalunn udara Permukaan
dlipiti bahan
;//mni/lnininn|inlUIUIUm
a. Otoklaf bersih
Otoklaf bersih digunakan untuk sterilisasi wadah dan bahan yang akan
dipergunakan untuk pemeriksaan laboratorium TB.
b. Otoklaf kotor
A. Pemilahan Limbah
Langkah-langkah pengelolaan limbah dl laboratorium meliputi tindakan
pemilahan limbah, pengumpulan, sterilisasi dan/ netralisasi, transportasi,
dan pemusnahan.
Limbah di laboratorium TB dapat berasal dari sisa contoh u]i pada proses
pemeriksaan laboratorium, peralatan yang digunakan dalam proses
pemeriksaan, dan bahan habis pakai. Pemilahan limbah laboratorium TB
berdasarkan karakteristik infeksius dan non-infeksius, baik padat, cair dan
gas. Limbah tersebut harus dikelola sesuai sifat limbah sehingga aman bagi
petugas dan lingkungan laboratorium.
Non Infeksius cair: reagen, air yang digunakan dalam proses pemeriksaan
Non infeksius padat: limbah rumah tangga yang tidak terpapar contoh uji
Gas : residu hasll proses pembuatan reagen
1. Laboratorium MIkroskopis TB
Wadah contoh uji dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tak terpakai
Bakar limbah
infeksius tiap
minggu
ii)
Setelah dingin, kuburkan
sisa pembakaran minimal
kedalaman 1 m
1.5m
Misalnya:
Sisa media yang sudah sterii dapat dibuang langsung ke tempat pembuangan
umum limbah yang akan dimusnahkan dapat dipindahkan ke iuar ruang
kerja laboratorium selanjutnya
dikuburatau
dibakar/insinerasi atau
dikumpulkan untuk kemudian diangkut ke sarana pemusnahan limbah
di Iuar laboratorium
Limbah cair non infekslus dari laboratorium TB tediri dari reagen dan air.
Sebelum dapat dibuang ke saluran pembuangan air umum limbah cair
harus meiaiui instaiasi Pengolahan Air Limbah atau netraiisasi dengan
pengenceran.
3. Limbah Gas
Limbah gas di laboratorium TB dihasilkan pada proses pembuatan reagen
dan insinerasi. Insenerator harus memiliki cerobong yang memenuhi
persyaratan Kementerian Lingkungan HIdup.
mUK PERPUSTAKAAN
Bila terjadi tumpahan atau tabung pecah di dalam mesin MGIT, segera
matikan alat, petugas keluar dari ruangan selama 1 jam dan beri tulisan
"SPILL" pada alat dan pintu ruangan. Lakukan dlslnfeksi sesuai SPO.
Selanjutnya laporkan kepada teknisi alat.
Kementer an Kesehatan RI
Ja a 12950
F x: (021) 5221706
PERPUSTAKAAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
RII~~jll~jljfjilr
002017437
~ljIJIJlllll ll~IJII~IJ