Professional Documents
Culture Documents
TESIS
Oleh:
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
daya tarik yang kuat pada setiap orang. Kepemimpinan senantiasa memberikan
penjelasan tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap, dan gaya
ditentukan oleh faktor gaya kepemimpinan. Sementara itu, suatu ungkapan mulia
suatu organisasi merupakan faktor penentu yang sangat penting. Oleh sebab itu,
pemimpinnya mampu memberikan motivasi. Hal ini dapat terjadi karena apa
yang telah menjadi motivasi dan juga motivasinya dalam bekerja terpenuhi.
baik, tetapi apabila tidak memiliki motivasi dalam bekerja, maka hasil akhir yang
dalam bekerja dan juga mengenai adanya pemberian kompensasi yang layak dan
adil bagi para pegawai negeri sipil (PNS), khususnya yang berada di lingkungan
umum, dengan adanya motivasi yang diberikan oleh pemimpin sangatlah penting
Telah banyak upaya yang dilakukan untuk menciptakan iklim kerja yang
dan lain sebagainya. Pada dasarnya banyak pula upaya yang telah dilakukan
dalam proses mendayagunakan aparatur pemerintah yang bertujuan untuk
atas dasar dan berbagai laporan pengawasan yang telah dilakukan oleh berbagai
gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin memiliki daya tarik
yang kuat dalam mempengaruhi bawahan untuk menirunya. Dengan hal ini dapat
inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan
Papua?
Papua?
lain:
Provinsi Papua.
diantaranya:
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi:
aparat,, sebag-ai-beriRiirr
Dapat diketahui bahwa persamaan di atas menunjukkan bahwa motivasi kerja sangat
berpengaruh terhadap kinerja aparat; bahkan tanpa adanya motivasi kerja, maka
kinerja aparat juga akan menjadi negatif (merugikan). Pengaruh yang tinggi dapat
dilihat dalam hal kebutuhan akan penghargaan. Dengan demikian, dapat diantikan
bahwa apabila karyawan diberi penghargaan atas hash kerja yang telah
diselesaikannya,
maka walaupun kecil nilainya namun akan memberikan kenerja yang tinggi (0,9767).
21 (StudLpadaDinas-KesehtWKM1artg)
Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawal (Studi pada Dinas Kesehatan Kota Malang)
dengan empat variabel terhadap kinerja pegawai, dan juga untuk mengetahui gaya
segala fenomena yang terjadi di lokasi penelitian), dan juga metode dokumentasi
yang terdiri dan pengumpulan data primer dan sekunder. Setelah itu, terhadap
jawaban yang telah diberikan oleh masing-masing responden dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas. Selanjutnya, terhadap instrumen pertanyaan yang valid den
hubungan multiko, sehingga salah satu dan variabel ml harus dibuang atau
dikeluarkan. Dan hasil uji asumsi heteroskedastisitas, ternyata diperoleh hasH dimana
variabel gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai untuk mengetahui seberapa besar
nilai rata-rata (mean), median, standard deviasi, minimum dan maksimum dan para
kepemimpinan dan kinerja pegawai. Selanjutnya, dilakukan uji pengaruh parsial dan
masing-masing gaya kepemimpinan yang telah ditetapkan (uji t), uji pengaruh
keseluruhan (uji F), dan analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda.
Dan hash analisis tersebut diperoleh bahwa secara keseluruhan keempat variabel
tersebut berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan dan hash uji t diperoleh bahwa
maka vaniabel gaya kepemimpinan konsultatif dikeluarkan dan model regresi linear
berganda yang telah ditetapkan. Selanjutnya, dilakukan lagi analisis regresi Ihnier
instruktif
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Dan pada
Secara etimologi, pemimpin dan kepemimpinan berasal dan kata pimpin (to lead).
hubungan saling mempengaruhi yang terjadi dan pemimpin dan juga hubungan
pemimpin.
ada dan senantiasa diperlukan pada setiap usaha bersama manusia dalam segenap
organisasi bisnis maupun pemerintahan, mulai dan tingkat yang paling kecil atau inti,
yaitu keluarga, sampai pada tingkat kampung, distrik, kabupaten/ kota, provinsi dan
negara; dan tingkat lokal, regional sampai nasional dan internasional; dimanapun dan
kapanpun.
Telah banyak konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian
terhadap para anggota suatu kelompok lainnya (leadership is a process by one person
expert social influence over the member of the group). Sedangkan, Pemimpin adalah
seseorang yang dengan daya kekuatannya terhadap orang lain melakukan wewenang
untuk tujuan mempengaruhi tata laku mereka (A leader is a pearson with power over
other who exercise this power for the purpose of influencing their behavior).
seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan
kelebihan di suatu bidang tertentu sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk
mempengaruhi serta melibatkan/ menggerakan orang lain atau kelompok orang untuk
bisa saja terjadi di luar organisasi yang tanpa dibatasi oleh aturan dan birokrasi serta
tata karma organisasi. Dengan kata lain, dapat dinaytakan bahwa manajemen/
manajer merupakan jenis pemikiran yang khusus dan A. S. Munir (1988:35) yang
terhadap pencapaian suatu tujuan dan pembinaan atas tenaga atau orang yang terlibat
dan mengendalikan.
kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar rela, mampu,
dan dapat mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya suatu tujuan yang telah
Sehingga seorang manajer dapat berperan sebagai seorang pemimpin, yaitu pada saat
pemimpin, tetapi seorang pemimpin belum tentu dapat bertindak sebagai seorang
manajer.
Dan berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli tentang kepemimpinan
2. Behavior, cara pendekatan dengan melihat perilaku (mempelajari apa saja yang
dipelajari.
Teori in) memandang bahwa kepemimpinan merupakan suatu bentuk kombinasi sifat-
sifat bawaan yang tampak, berlaku universal (menyeluruh) yang dimiliki oleh seorang
pemimpin yang bersifat efektif dalam keadaan apapun. Sifat-sifat bawaan yang ideal
Pendekatan dengan teori penilaku mencoba untuk melihat dan menemukan tentang
memberikan motivasi, dan bagaimana pemberian sanksi atau hukum yang layak, dan
lain sebagainya.
Melalui pendekatan mi diharapkan dapat memberikan jawaban yang lebih definitive
kepemimpinan.
pada dua jenis perilaku. Pertama, sampai sejauhmana seorang pemimpin dapat
memberikan penekanan pada peranannya selaku pemrakarsa struktur tugas yang akan
dilaksanakan oleh bawahannya. Kedua, sampai sejauhmana dan dalam bentuk apa
penelitian mi ditemukan adanya dua dimensi utama yang selalu muncul dalam suatu
(initiating structure);
2. Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
Studi mi dilakukan oleh Pusat Survey Universitas Michigan pada tahun 1947. Studi
Blake dan James S. Mauton. Dalam pendekatan mi dikenal ada dua macam perilaku
pimpinan yang berorientasi pada produksi (concern for production) dan perilaku yang
efektif itu sangat dipengaruhi oleh beraneka ragamnya faktor situasi organisasional
lain sifat pribadi sesama pemimpin organisasi; struktur organisasi; tujuan organisasi;
bawahan; adat, tradisi, kebiasaan, dan budaya Jingkungan kerja; tingkat pendidikan
situasi dan kondisi ekonomi, politik, serta keamanan yang sedang berlangsung di
sekitarnya.
yang dikutip oleh Miftah Toha (1993:57) adalah didasarkan pada saling berhubungan
a. Jumlah tugas dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan? atasan (perilaku
tugas/ pengarahan);
b. Jumlah dukungan emosional yang diberikan oleh pimpinan/ atasan (perilaku
penting lainnya sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, akan tetapi dalam gaya
terdapat dua hal yang umumnya dadikan sebagai indikator pengamatan, antara lain
Perilaku men garahkan, berbicara mengenai sejauh mana pemimpin/ atasan dapat
melibatkan din dalam komunikasi satu arah, memberitahukan dan menetapkan apa
dan bagaimana serta peranan yang seharusnya dikerjakan atau dilaksanakan oleh
menyediakan
dukungan dan dorongan interaksi dan melibatkan bawahan
dalam keputusan.
Hakekat kepemimpinan dalam suatu organisasi pada dasarnya terdapat keempat unsur
satu unsur fungsi manajemen tersebut tidak berjalan dengan baik, maka akan
pemimpin.
Seorang pemimpin yang dimaksudkan dalam hal mi adalah seorang yang mempunyai
wewenang untuk memerintah orang lain, yang dalam pekerjaannya untuk mencapai
pemimpin ia mempunyai peranan yang aktif dan senantiasa ikut campur tangan dalam
segala masalah yang berkenan dengan kebutuhan anggota organisasi (orang yang
para ahli di bidang sumber daya manusia, antara lain menurut Gibson (1996:57),
aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk
mencapal tujuan yang memang dinginkan bersama. Sedangkan menurut Garay Yuki
(1994:4 1), Kepemimpinan adalah sebuah proses pengaruh sosial yang dirasakan
Informasi Untuk Pen gambilan Keputusan yang di kutip oleh Susilo Martoyo
d. Kemampuan analitis;
f. Kapabilitas integratif;
g. Keterampilan komunikasi;
h. Keterampilan mendidik;
j. Pragmatis;
k. Since of urgency;
I. Since of timing;
m. Since coheseveness;
n. Since relevance;
o. Kesederhanaan;
p. Kemampuan mendengar;
q. Keberanian;
s. Ketegasan.
Gaya atau style kepemimpinan merupakan suatu metode atau cara yang digunakan
208) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang telah dikenal secara luas yaitu:
a. Demokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan
keputusan sebagai keputusan bersama dan seluruh anggota sistem sosial yang
bersangkutan.
pada gaya kepemimpinan demokratis tergantung pada situasi yang terdapat pada
kepemimpinan demokratis.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat (Miftha
Thoha, 1993:
69).
Gaya kepemimpinan otokratis dipandang sebagai gaya yang disarkan atas kekuatan
keputusan.
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara
agar bersedia bekerja sama untuk mencapal tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
serangkaian perilaku yang teratur, yang timbul karena satu jabatan tertentu karena
satu jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor/lembaga yang sudah dikenal
seorang pemimpin muncul karena memahami bahwa pemimpin tersebut tidak bekerja
sendiri, melainkan merupakan suatu tim kerja dalam organisasi. Seseorang pemimpin
mempunyai lingkungan tertentu yang setiap saat diperlukan untuk berinteraksi, pada
tertentu yang setiap saat diperlukan untuk berinteraksi, pada umumnya dalam suatu
kepemimpinan yang
berlainan ruang lingkupnya, tetapi peranan yang harus dimainkan adalah sama,
namun Iingkungan sedikit berbeda yang pada akhirnya membuat bobot peranan itu
sedikit berbeda. Seorang pemimpin yang berkedudukan pada lingkungan kerja yang
paling tinggi dalam organisasii itu, disebut Kepala. Melihat lingkungannya yang
meliputi staf-stafnya, nampak pula beberapa pesaing, dan atau rekanan yang
sedangkan Kepala Seksi dan Sub Bagian (pemimpin paling bawah). Melihat
kegiatan atau proses organisasi mencapai tujuan, semua lingkungan kerja, baik yang
berada pada top leader, middle leader maupun low leader, haruslah menjalankan
menyebutkan ada 3 (tiga) peranan penting yang dapat dimainkan oleh seorang
pemimpin dalam menjalankan tugas dan fungsinya dimanapun dia berada, yaitu:
a. Sebagal figur Head, yakni suatu peranan yang dijalankan untuk mewakili
pemimpin yang diangkat dan atas sering kali tergantung dan kekuasaan yang melekat
sejawat, dengan staf-stafnya, dan bahkan dengan organisasi yang berada diluar
organisasi yang dipimpinnya tidak berdiri sendiri, maka pemimpin meletakan peranan
pemimpin untuk memperoleh informasi yang cukup dalam rangka memecahkan suatu
luas mungkin dan berbagal sumber baik dan luar maupun dan dalam organ isasinya.
Informasi yang diterima manajer dapat dikelompokan dalam kategori sebagai berikut:
Informasi dan hasil analisis, semua analisis dan laporan mengenai berbagai isu yang
berasal dan sumber-sumber yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
tumbuh dalam masyarakat, dan mempelajari ide-ide baru sebagai suatu cara untuk
kebijakan pimpinan/manajer.
yang diperolehnya dan luar, oleh seorang pemimpin disampaikan kepada staf-
disampaikan kepada pimpinan menengah atau pimpinan tingkat bawah agar mereka
dapat melakukan lobbying dengan pihak luar dan mungkin juga bertindak sebagai
pemimpin yang baik adalah yang bertanggung jawab terhadap organisasi yang
dipimpinnya, maju mundurnya, dan atau hidup matinya organisasi tergantung kepada
pemimpinnya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus terlibat dalam suatu proses
berikut.
a. Peranan sebagal enterpreneur, dalam peran mi manajer bertindak sebagai
dalam organisasi. Peranan ml dimulal denga aktivitas melihat atau memahami secara
organisasi akan dilikuidasi dan sebagainya. Bila terjadi gangguan demikian tindakan
dengan cara yang bijaksana balk berupa uang, waktu, perbekalan, reputasi dan
tebanaga kenja.
Untuk itu langkah yang perlu diambil dalam menjaga kestabilian produktifitasnya
(tenaga kerja), bila perlu ditingkatkan. Produktifitas tidak lebih dan sekedar ilmu
mental yang selalu bermotivasi pada pengembangan din menjadi yang lebih balk.
barang dan jasa-jasa) terhadap input (tenaga kerja, modal, material dan energi).
barang atau jasa-jasa yang diproduksi selama periode tertentu dan input tenaga kerja,
modal dan sumber alam yang digunakan dalam proses produksi. Jhon Suprianto
Mengingat terbatasnya literatur yang membahas dan atau mengkaji tentang kerangka
1. Model-model Kinerja
organisasinya pula telah memasuki domain kinerja organisasi sektor privat tersebut.
Beberapa indikator yang dapat dipakai untuk mengukur kinerja organisasi privat
maupun publik adalah work load/demand, economy, aficiency, efektivitas, dan equity
dan melindungi kepentingan publik Dwiyanto, (1995: 131) bahwa kesulitan dalam
kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi
organisasi pelayanan publik sering kali tidak hanya sangat kabur, akan tetapi juga
dengan ukuran keberhasilan yang dapat dicapai oleh organisasi tersebut. Satuan
ukuran yang
relevan digunakan ada!ah efisiensi dalam pengelolaan dana dan tingkat kualitas
Mengemukakan bahwa terlepas dan besar, jenis sektor atau spesialisasinya, setiap
Finansial. Aspek Finansial meliputi anggaran rutin dan pembangunan dan suatu
Berdasarkan ulasan dan pendapat dan pakar manajemen dan organisasi publik
tersebut di atas, maka pengertian kinerja organisasi adalah suatu kegiatan yang
yang dapat diukur dan tingkat produktivitas, kualitas Iayanan, responsibilitas dan
Kinerja organisasi berhubungan dengan aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada
sistem kinerja organisasi yang efektif yang memillki beberapa syarat menurut
d. Kinerja organisasi yang harus diketahui oleh seluruh anggota organisasi sebagai
organisasi.
pimpinan dekat dengan pegawainya dan membuat seluruh anggota organisasi terlibat
maksimal.
c. Mengidentifikasi berbagai faktor yang ada secara langsung mempengaruhi hasil
manajemen budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh
a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk
menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi semakin berkualitas,
dan kebersihan.
kinerja.
c. Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan kualitas pegawai untuk bekerja dan
negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang akan mempengaruhi
c. Faktor sosial, yaitu : Orientasi nilai yang berkembang di tengah masyarakat yang
a. Tujuan Organisasi, yaltu : Apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin diproduksi
b. Struktur Organisasi, yaitu : Sebagal hasil desain antara fungsi yang akan
c. Sumber Daya Manusia, yaltu : Kualitas dan pengelolaan anggota organisasi sebagai
Dan keseluruhan pendapat tersebut di atas, dapat disebutkan bahwa ada begitu
banyak faktor yang dianggap oleh para pakar sebagal faktor yang dominan dalam
mempengaruhi tingkat kinerja yang dapat dicapai oleh organisasi. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kinerja suatu organ isasi sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang datang dan dalam organisasi maupun faktor yang datang dan luar
organisasi. Beberapa faktor yang ada pada dasarnya mampu mengoptimalkan kinerja
Faktor Sumber Daya Manusia (human resources) adalah unsur terpenting dalam
merupakan elemen yang selalu ada dalam setiap organisasi. Manusia merupakan satu-
satunya sumber daya yang dapat membuat sumber daya organisasi lainnya bekerja
Dalam organisasi, manajemen sumber daya manusia melakukan dua fungsi utama,
c. Kompensasi
e. Memisahkan din
Ada dua elemen mendasar yang dimiliki oleh setiap pegawai dan berkaitan dengan
elemen tersebut berhubungan dengan Perencanaan Karier pegawai dan pada akhirnya
Sehubungan dengan hal tersebut, maka sistem dan mekanisme Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) perlu di desain secara baik, sehingga dapat menjawab tantangan
kebutuhan di masa yang akan datang, khususnya tuntutan menciptakan Aparatur pada
bersih dan berwibawa, andal serta efektif dan efisien. Termasuk dalam upaya
penyempurnaan
kendala-kendala yang dihadapi serta mengoptimalkan setiap peluang yang ada.
Dalam rangka mewujudkan sosok Aparatur yang mempunyai kualitas dan daya saing
tinggi tersebut, maka beberapa aspek yang perlu dibina, antara lain : Pembinaan yang
skills), serta mempunyai Semangat untuk Bekerja Secara Kelompok (team spirit).
tugas-tugasnya.
c. Melaksanakan sikap-sikap mental yang berorientasi pada etos kerja yang tertib,
Dengan demikian dan keseluruhan dimensi yang ada, terlihat bahwa Kualitas Sumber
Daya Manusia bertumpu pada dua indikator penting yang berkaitan dengan bidang
merupakan aspek yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan, demikian pula
keterampilan yang dimiliki pegawai untuk mengerjakan proses kerja yang ada pada
efektifitas, dan persamaan pelayanan. Aspek ekonomi dalam kinerja diartikan sebagai
strategi untuk menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin dalam proses
ukuran untuk mellhat seberapa jauh suatu bentuk pelayanan yang telah memberikan
aspek-aspek keadhlan dan membuat publik memiliki akses yang sama terhadap
atas, menunjukkan bahwa kinerja dapat dibedakan dalam dua tipe kinerja, yaitu
Kinerja Organisasi/ Institusi dan Kinerja yang lebih diarahkan dan difokuskan pada
Penilaian Kinerja Perorangan/ Pegawai baik, maka secara otomatis Penilahan Kerja
maka kita dapat memastikan apakah pengambilan keputusan dilakukan secara tepat
dan obyektif, selain itu kita juga bisa memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan mi. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penhlalan kemajuan pekerjaan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Informasi yang
berkualitas.
Instansi pemerintah adalah organisasi yang pure non profit orientied. Kinerja instansi
pemerintah harus diukur dan aspek-aspek yang komprehensif baik finansial maupun
dampak (Impact).
Selain itu ruang lingkup pengukuran kinerja sangat luas sehingga pengukuran kinerja
juga harus mencakup beberapa hal, antara lain : Kebijakan (policy), perencanaan dan
penganggaran
(planning and budgeting), kualitas (quality), penghematan (economy), keadilan
indikator input, indikator output, indikator outcome, indikator manfaat, dan juga
indikator dampak. Indikator input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
adalah segala besaran yang menunjukan upaya yang dilakukan dalam rangka
mengolah input menjadi output. Indikator output adalah sesuatu yang diharapkan
Iangsung dicapai dan suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan! atau nonfisik.
Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan fungsinya output kegiatan
pada jangka menengah. Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan
akhir dan pelaksanaan kegiatan. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan
balk positif maupun negatif pada setiap tingkatan berdasarkan asumsi yang telah
ditetapkan.
Perumusan indikator kinerja diatas tetap berpedoman pada tujuan, program, dan
fungsi dan instansi yang ada. Karena setiap kantor pemerintah mempunyai
karakteristik yang berbeda maka tentunya indikator kinerja setiap instansi akan
berbeda-beda pula. Dalam arti, tidak ada indikator tunggal yang dapat digunakan
efesiensi, dan efektifitas baik dilihat dan sudut stakeholders dan finansial maupun dan
perspektif masyarakat. Pendekatan value for money dan balance scorecard dapat
Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam
mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya
upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah
bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan
bawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai
saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya.
mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah selama
tinggi.
fungsinya. Proses jalannya suatu kepemimpinan tidak terlepas dan penilaku atau
menjalankan tugas dan fungsinya setiap top maupun middle management memiliki
delegasi
Pada kenyataannya keberhasilan suatu organisasi balk itu swasta maupun pemerintah,
bukan saja ditentukan oleh pemimpin dan kepemimpinannya, melainkan juga dan
para bawahan sebagai pelaksana dan sejumlah aktivitas suatu organisasi memberikan
peranan yang sangat strategis. Segenap bawahan yang memiliki semangat dan
motivasi yang tinggi akan mampu meningkatkan tingkat kinerja yang Iebih tinggi.
OIeh karena itu penilaku kepemimpinan dan seorang pemimpin mutlak sangat
BAPPEDA
PROVINSI PAPUA
GAYA KEPEMIMPINAN
(X)
1. Gaya Direktif
2. Gaya Konsultatif
3. Gaya Partisipatif
4. Gaya Delegatif
KINERJA PEGAWAI
(Y)
HASIL ANALISIS
REKOMENDASI
Mengacu pada perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis empiris
(Bappeda) Pro vinsi Papua Hipotesa dalam penelitian ml termasuk jenis hipotesa
Nol. Hipotesis Nol merupakan hipotesa yang diuji dengan statistik, yang kemudian
dibandingkan dengan tabel F dan tabel t. Hipotesa ml terdiri dan dua bentuk:
H0 Diduga bahwa tidak ada hubungan linear antara variabel gaya kepemimpinan
vinsi Papua.
vinsi Papua.
BAB III
METODE PENELITIAN
yang bersifat menjelaskan). Metode yang digunakan adalah metode survey dengan
Daerah Provinisi Papua, dengan waktu penelitian selama 7 bulan yaitu pada bulan
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian mi, antara lain:
1. Data Kualitatif
keterangan-keterangan data saja (tidak dalam bentuk angka) yang diperoleh dan
pengamatan Wawancara, Kepustakaan, untuk menjabarkan Analisis secara Deskriptif
2. Data Kuantitatif
angka-angka (numerik) yang diperoleh dan hasil pengolahan pengisian data kusioner
Sedangkan, surnber data yang digunakan dalam penelitian mi, antara lain:
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian mi adalah data yang diperoleh melalui daftar pernyataan
dan pegawal yang ditetapkan sebagai sampel atau responden di lingkungan Kantor
2. Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu data yang telah diolah berupa publikasi, laporan-laporan, serta
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinisi Papua, berupa Visi dan
Misi, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab, Struktur Organisasi, dan Gambaran
3.4.1. Populasi
3.4.2. Sampel
2004):
n = 1+Ne
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
155
1+ 155 (10%)2
n = 99,358 100
Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian mi sebanyak 100 orang.
Penelitian lapangan (field research) adalah peneiltian yang dilakukan dengan cara
yang berhubungan dengan penelitian mi. Dalam penelitian Papangan mi teknik yang
dilakukan melalui daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat
dengan mudah dijawab oleh para responden. Sifat dan kuisioner yang diajukan ialah
pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang variasi jawabannya sudah ditentukan dan
disusun terlebih dahulu sehingga para responden hanya memilih jawaban yang telah
disediakan.
Bentuk tanggapan/ jawaban yang dipakai dalam kuisioner disusun dalam rentang nilai
data ordinal berbentuk skala rating (rating scale) dengan interval 1-4, dimana
derajat tertentu. Variasi tersebut melambangkan bahwa jawaban yang paling rendah
(bernilai 1) adalah pertanyaan yang bernilai negatif, sedangkan jawaban yang paling
C. Wawancara (Interview)
tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang
melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya menangkap
pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi,
Melalui metode penelitian yang didasarkan Studi Literatur. Dalam hal ml peneliti
yang terkandung didalam hipotesis, yang terdiri atas dua bagian, yaitu variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y). Yang menjadi Variabel bebas yaltu Gaya Kepemimpinan
(X). Sedangkan, yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Pegawai (Y).
Tolak ukur penelitian menggunakan rating-scale yang dinyatakan dalam angka skor
kategori Selalu diberi nilai (4), Sering (3), Kadang-kadang (2), dan Tidak Pernah (1).
Matriks tolak ukur variabel motivasi kerja (X) dan variabel kinerja pegawai (Y) dapat
Tabel 3.1.
hukuman, keterlibatan
kerja
pemenuhan kebutuhan
fisiologis, kesejahteraan,
promosi,
Metode Analisis Data yang digunakan dalam penelitian mi adalah : Metode Kualitatif
Dimana
P = Prosentase
N = Sampel penelitian
Linier Sederhana untuk mengukur atau mengetahul hubungan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan perhitungan menggunakan program SPSS Versi 17.
Sederhana:
Y=a+bX
Keterangan rumus:
Y = Kinerja
X = Gaya Kepemimpinan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
3.8. Definisi Operasional
Definisi operasional yang akan dijadikan acuan dalam penelitian mi adalah sebagai
berikut:
1. Gaya Kepemimpinan
untuk
2. Kinerja Pegawal
Kinerja Pegawai yang dimaksudkan adalah hash yang dicapai dan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi
Papua dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja pada penelitian mi dilakukan
dengan membandingkan antara beban tugas dan hasil pelaksanaannya dan masing-
GAMBARAN UMUM
Papua
Dalam Negeri No. 185 Tahun 1980 tentang Tata Kerja Badan Perencaan
Pembangunan Daerah, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061, 181 675
tentang Pengesahan Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Irian Jaya Nomor 3 Tahun
1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan
Negara yang berada pada Tingkat Daerah, balk pada Daerah Tingkat I dengan
Badan mi yang kedudukannya merupakan Badan Stat Iangsung berada dibawah dan
a. Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri atas pola Umum
tersebut pada huruf a dan b yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang di usulkan
Tingkat II dan badan-badan lain yang berada dalam Wilayah Daerah Tingkat I yang
bersangkutan.
e. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan B&anja Daerah Tingkat I bersama-
sama dengan Biro Keuangan Daerah dengan koordinasi Sekretaris Wilayah Daerah
Tingkat I.
tidak sesual lagi dengan perkembangan dan terutama tuntutan pembangunan yang
Unit organisasi yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Irian Jaya tersebut
Kepala Daerah Tingkat I Irian Barat No. 1641G1B/1970, namun demikian dalam
pelaksaan Repelita I itu telah ada unit organisasi perencanaan yang dibentuk oleh
pemerintah daerah, akan tetapi pada kenyataannya unit organisasi perencanaan yang
dibentuk oleh pemerintah daerah, akan tetapi pada kenyataannya unit organisasi
didaerah karena organisasi mi disamping belum seragam, juga dalam ruang geraknya
sangat terbatas.
Pembangunan akan dapat Iebih berhasil apabila suatu sistem administrasi pemerintah
yang efektif dan efesien pula. Penyempurnaan Administrasi itu meliputi bidang
kerja. Untuk mengatasi dan menghindari supaya kejadian-kejadian yang timbul dalam
Tahun 1975 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 142 Tahun 1974 yang
(BAPPEDA).
diatas diperkuat lagi dengan undangUndang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-
tugas tersebut..
Papua.
tersebut pada angka I dan 2 diatas yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang
dalam lingkungan pemerintah daerah, Badan-Badan lain yang berada di provinsi dan
kabupaten/kota.
a. Kepala
b. Sekretanis
Men] adikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pro vinsi Papua
seba gal suatu lembaga perencanaan dan pen gendalian pembangunan yang pro
fesiona!, dan didukung oleh sikap, moralitas dan komitmen yang tin ggi
sebagai berikut:
daerah
instansi teknis Iainnya dibidang fisik dan prasarana, perekonomian dan keuangan,
pembangunan daerah.
3. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan perluasan jangkauan pelayanan.
pembangunan daerah.
pembangunan yang didasarkan pada kegiatan capacity building for local goverment
6. Melakukan kajian dan memberi arahan jenis kegiatan perenanaan dan pengendalian
dan semuanya merupakan pegawal tetap. Jumlah peawai pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daearah (Bappeda) Provinsi Papua, dapat diuraikan pada Tabel 4.1.
TabeI4.1
NO
ESELON
Jumlah
3.
I\f
III
II
99 -
-.
Jumlah
155
(Sumber: Bappeda Provinsi Papua, 2009)
Berciasarkan Tabe! 4.1 tersebut, maka dapat dilihat bahwa peningkatan karier
Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Keberadaan Pegawai di Lingkungan Badan Perencanaan
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Sarjana (S-3)
Sarjana (S-2)
Sarjana(S-1)
SMU
SLTP
SD
31
56
10
52
Jumlah
155
Pertama (SLTP) sebanyak 2 orang pegawal dan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 3
orang pegawai.