You are on page 1of 88

MODUL

KALKULUS

Disusun

Dairoh, M.Sc

D-IV TEKNIK INFORMATIKA

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

TEGAL

2014
DAFTAR ISI

BAB I. PERTIDAKSAMAAN

1. Definisi Pertidaksamaan
2. Sifat-sifat Pertidaksamaan
3. Jenis Pertidaksamaan
4. Aplikasi dan contoh soal Pertidaksamaan
BAB II FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS
1. Konsep fungsi komposisi
2. Pengertian fungsi komposisi
3. Sifat sifat komposisi fungsi
4. Konsep fungsi invers
5. Pengertian fungsi invers
6. Aplikasi fungsi komposisi dan fungsi invers
7. Contoh soal fungsi komposisi dan fungsi invers
BAB III FUNGSI LIMIT
1. Pengertian limit
2. Limit fungsi Aljabar
3. Limit fungsi Trigonometri
BAB IV TURUNAN DAN APLIKASINYA
1. Konsep turunan
2. Pengertian turunan dan notasi turunan
3. Rumus turunan fungsi aljabar
4. Rumus turunan fungsi trigonometri
BAB V INTEGRAL
1. Konsep integral
2. Integral tak Tertentu
3. integral tertentu
4. integral subtitusi
5. Integral Parsial
BAB IX DERET TAYLOR
1. Konsep dasar deret taylor
2. Teorema deret taylor
3. Aplikasi deret taylor
BAB X DERET FOURIER
1. Konsep deret fourier
2. Deret fourier periode T=2
3. Ekspansi deret fourier
4. Menentukan koefisien deret fourier

BAB XI PERSAMAAN INTEGRAL

1. Konsep persamaan integral


2. Definsi persamaan integral
3. Aplikasi persamaan integral

BAB XII TRANSFORMASI FOURIER

1. Konsep transformasi fourier


2. Menentukan transformasi fourier
3. Menghitung transformasi fourier
4. Aplikasi transformasi fourier
BAB I
PERTIDAKSAMAAN

1. Definisi Pertidaksamaan
Sebuah Pertidaksamaan adalah pernyataan bahwa dua kuantitas tidak setara
nilainya. Salah satu pernyataan matematika yang mengandung satu peubah atau
lebih yang dihubungkan oleh tanda-tanda ketidaksamaan, yaitu: <, >, , atau .

2. Sifat-sifat pertidaksamaan antara lain:

(i) Jika a > b dan b > c, maka a > c


(ii) (ii) Jika a > b, maka a + c > b + c
(iii) (iii) Jika a > b, maka a - c > b c
(iv) (iv) Jika a > b dan c adalah bilangan positif, maka ac > bc
(v) (v) Jika a > b dan c adalah bilangan negatif, maka ac < bc

Dengan mengganti tanda > pada sifat-sifat diatas dengan tanda <, maka akan
didapat sifat-sifat yang analog sebagai berikut :

(vi) Jika a < b dan b < c, maka a < c


(vii) Jika a < b, maka a + c < b + c
(viii) Jika a < b, maka a - c < b c
(ix) Jika a < b dan c adalah bilangan positif, maka ac < bc
(x) Jika a < b dan c adalah bilangan negatif, maka ac > bc
(xi) xi) ac > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
(xii) (xii) ac < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
(xiii) (xiii) a/c > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
(xiv) (xiv) a/c < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
(xv) (xv) Jika a > b, maka a < -b
(xvi) (xvi) Jika 1/a < 1/b, maka a > b
(xvii) (xvii) Jika a < b < c, maka b > a dan b < c (bentuk komposit)
(xviii) (xviii) Jika a > b > c, maka b < a atau b > c ( bentuk komposit)

3. Jenis pertidaksamaan
Jenis pertidaksamaan anatara laian :
a. Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)
b. Pertidaksamaan kuadrat
c. Pertidaksamaan bentuk pecahan
d. Pertidaksamaan bentuk nilai mutlak ( modus)
a. Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)

Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang salah satu atau kedua


ruasnya mengandung bentuk linier dalam x. yang vareabelnya berderajat
satu dengan menggunakan tanda hubung lebih besar dari atau kurang
dari

Sifat-sifatnya :
Kedua ruas dapat di tambah atau di kurangi dengan bilangan yang sama.
Kedua ruas dapat dapat dikali atau di bagi dengan bilangan positip yang
sama.
Kedua ruas dapat di bagi atau di kali dengan bilangan negatip yang sama
maka penyelesaiannya tidak berubah asal saja arah dari tanda
pertidaksamaan di balik

Langkah langkah menyelesaikan pertidaksamaan linier :

1. Pindahkan semua yang mengandung variabel ke ruas kiri, sedangkan yang


tidak mengandung variabel ke ruas kanan.
2. Kemudian sederhanakan
Perhatikan contoh soal berikut:

1. Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 5x 5 <


7x + 3 !
Jawab
5x 5 < 7x + 3
5x 7x < 3 + 5
- 2x < 8
x>-4

2. Tentukan nilai x yang memenuhi pertidaksamaan 2(x-3) < 4x+8 ?

Jawab

Penyelesaian

2(x-3) < 4x+8

2x - 6 < 4x+8

2x 4x< 6+8

-2x < 14
X > -7
1 3x 8
-
3. Tentukan nilai x yang memenuhi pertidaksamaan 2x
2 4
Jawab

Penyelesaian

2x 1 3 x 8
2 4
8x-2 3x+8
8x-3x 8+2
5x 10
x2

b. Pertidaksamaan Kuadrat

Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi


dari variabelnya adalah 2. Bentuk umum peridaksamaan kuadrat adalah ax + bx +
c > 0 dengan a, b, c konstanta; a 0.

Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat anatara lain:

Jadikan ruas kanan = 0

Jadikan koefisien x positif (untuk memudahkan pemfaktoran)

Uraikan ruas kiri atas faktor-faktor linier.

Tetapkan nilai-nilai nolnya

Tetapkan tanda-tanda pada garis bilangan

Jawaban didapatkan dari hal-hal yang ditanyakan dan terlukiskan pada garis
bilangan
(bila ditanyakan > 0, maka yang dimaksud adalah daerah +,
bila ditanyakan < 0, maka yang dimaksud adalah daerah -).

Langkah-langkah:
Tentukan batas-batasnya dengan mengubah ke dalam persamaan
kuadrat
Buatlah garis bilangan dan masukkan batas yang diperoleh (jika ada)
dengan batas yang kecil di sebelah kiri
Uji titik pada masing-masing daerah
Tentukan HP nya

Contoh soal

1. Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan x 2 7 x 10 !


Jawab
x 2 7 x 10
x 2 7 x 10 0
(x2)(x5)<0
x = 2 atau x = 5 ( pembuat nol )
+ - +

2 5

jadi Hp = x 2 x 5

2. Tentukan HP dari x2 2x 8 0
Jawab :
Batas : x2 2x 8 = 0
(x - 4)(x + 2) = 0
x = 4 atau x = -2
+++ - - - - - +++
-2 4

Karena yang diminta 0 maka yang memenuhi adalah yang bertanda positip
Sehingga HP nya adalah {x | x -2 atau x 4}

c. Pertidaksamaan bentuk pecahan


pertidaksamaan dalam x yang penyebutnya mengandung variabel x.

Langkah langkah menyelesaikan pertidaksamaan pecahan :

Pindahkan semua bilangan keruas kiri, jadikan ruas kanan = 0


(ingat! tidak diperkenankan mengali silang, karena tanda
pertidaksamaan tidak dapat ditentukan berubah/tidak)
Sederhanakan ruas kiri.
a
Ubah bentuk menjadi a.b
b
Tentukan pembuat nol ruas kiri.
Tuliskan nilai nilai tersebut pada garis bilangan.
Berikan tanda pada setiap interval.
Samakan penyebutnya sehingga pecahan dapat disederhanakan.
Selanjutnya, sama seperti penyelesaian pertidaksamaan kuadrat.
Syarat: penyebut pecahan 0
Perhatikan Contoh soal :
2x 7
1. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 1 !
x 1

Jawab

2x 7
1
x 1

2x 7
1 0
x 1

I syarat : 2x 7 x 1
0
X1 0 x 1 x 1
X 1 2x 7 x 1
0
x 1
x8
II. 0
x 1
x8
x 12 0 x 12
x 1
x 8x 1 0
X = -8 atau x = 1 ( pembuat
nol )
+ - +
-8 1
Jadi Hp = x 8 x 1

d. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Merupakan pertidaksamaan dimana variabelnya berada di dalam tanda


mutlak. Indikator : Menentukan penyelesaian pertidaksamaan linear yang
memuat nilai mutlak

x, jika x 0
x
- x, jika x 0

Cara mencari penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak adalah dengan


menggunakan sifat berikut ini :
x a-a xa
x a x - a atau x a
x y x 2 y2
Perhatikan contoh berikut:

Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3x 2 5 !

Jawab

3x 2 5

3x + 2 < - 5 atau 3x + 2 > 5

3x < - 7 3x > 3

x < -7/3 x>1

Latihan Soal.
1. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3 + 6x > 3x 9?
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3(2 - 3x) > -5x +
8!
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2 x 2 x 3 0 !
4. himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan ( x + 5 ) x 2 ( x2 +2 ) !
x3
5. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2 0 !
x 8x 7
6. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2 x 1 x 2 !
BAB II

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

1. Konsep fungsi
Fungsi atau Pemetaan merupakan Relasi dari himpunan A ke
himpunan B disebut fungsi atau pemetaan, jika dan hanya jika tiap unsur
dalam himpunan A berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur dalam
himpunan B.f adalah suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka
fungsi f dilambangkan dengan f : A B
Operasi dalam Fungsi :
Penjumlahan : (f+g)(x) = f(x) + g(x)
Pengurangan : (f-g)(x) = f(x) g(x)
Perkalian : (f.g)(x) = f(x) . g(x)
Pembagian : (f/g)(x) = f(x) / g(x)
jika x A dan y B, sehingga (x,y) f, maka
y disebut peta atau bayangan dari x oleh fungsi
f dinyatakan dengan lambang y : f (x)

(ditunjukkan dalam gambar disamping)

A B y = f(x)

f : x y = f (x)

y = f (x) : rumus untuk fungsi f


x disebut variabel bebas
y disebut variabel tak bebas
Contoh :
Diketahi f : A B dan dinyatakan oleh rumus f (x) = 2x 1.
Jika daerah asal A ditetapkan A : {x | 0 x 4. x R}
Jika daerah asal A ditetapkan A : {x | 0 x 4. x R}
a. Tentukan f (0), f (1), f (2), f (3) dan f (4).
b. Gambarkan grafik fungsi y : f (x) = 2x 1 dalam bidang kartesius.
c. Tentukan daerah hasil dari fungsi f.
Jawab :
a. f (x) = 2x 1, maka :
f (0) = -1
f (1) = 1
f (2) = 3
f (3) = 5
f (4) = 7
b. Grafik fungsi y : f (x) = 2x 1

8 y = f (x) = 2x 1

1 2 3 4 5
-1 Daerah
asal

c. Daerah hasil fungsi f Rf = {y | -1 y 7, y R}

Jika daerah asal dari suatu fungsi f tidak atau belum ditentukan, maka dapat
diambil daerah asalnya himpunan dari semua bilangan real yang mungkin,
sehingga daerah hasilnya merupakan bilangan real. Daerah asal yang
ditentukan dengan cara seperti itu disebut daerah asal alami (natural
domain).
Contoh :
Tentukan daerah asal alami dari fungsi berikut :
4
1. f (x) =
x 1
Jawab :
4
f (x) = , supaya f (x) bernilai real maka x + 1 0 atau x -1
x 1
Jadi Df : {x | x R, dan x -1}
2. g (x) = 4 x2

Jawab :
g (x) = 4 x 2 , supaya g (x) bernilai real maka :
4 x2 0
x2 4 0
(x-2) (x+2) 0 -2 x 2
Jadi Dg = {x | -2 x 2, x R}

2. Pengertian fungsi komposisi


Merupakan penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan
sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru. Penggabungan tersebut disebut
komposisi fungsi dan hasilnya disebut fungsi komposisi Operasi komposisi
dilambangkan dengan o (dibaca : komposisi atau bundaran).

Misalkan: f : A B dan g : B C

Fungsi baru h = (g o f) : A C disebut fungsi komposisi dari f dan g.


Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))
(gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika R f D g

Adapun Nilai fungsi komposisi (g of)(x) untuk x = a adalah (g of)(a)


= g(f(a)).

Notasi : (f o g)(a) = f(g(a)) fungsi yang memetakan nilai dari g(a) ke f

Contoh :
1. Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g) b) (g o f) c) (f o g)(1) d) (g o f)(4)
Jawab:
a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)} b) (g o f) = {(0,1), (4,3)}
c) (f o g)(1) = 4 d) (g o f)(4)
Contoh
2. Diketahui
f : R R ; f(x) = 2x +1, g : R R ; g(x) = x + 3
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(x+3) = 2(x+3)+1 = 2(x + 6x + 9) + 1 = 2x+12x+19
Jawab:
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 2x + 1 + 3 = 2x + 4
(f o g)(1) = f(g(1)) = f(4) = 2. (4) +1 = 2.16 + 1 = 33
(g o f)(1) = g(f(1)) = g(3) = 3 + 3 = 6

3. Contoh :
Diketahui A = {x l x < -1}, B dan C adalah himpunan bilangan real.
f : A B dengan f(x) = -x + 1; g : B C dengan g(x) = x2 dan h = g o f
: A C. Bila x di A dipetakan ke 64 di C, tentukan nilai x!
Jawab:
h(x) = (g o f)(x) = g(f(x)) = g(-x + 1) = (-x + 1)2
h(x) = 64 (-x + 1)2 = 64 -x + 1 = 8
-x + 1 = 8 x = -7 atau x + 1 = -8 x = 9
Karena A = {x l x < -1}, maka nilai x yang memenuhi adalah x = -7.
Contoh

4. Ditentukan g(f(x)) = f(g(x)).

Jika f(x) = 2x + p dan g(x) = 3x + 120 maka nilai p = .

Jawab:

f(x) = 2x + p dan g(x) = 3x + 120

g(f(x)) = f(g(x))

g(2x+ p) = f(3x + 120)

3(2x + p) + 120 = 2(3x + 120) + p

6x + 3p + 120 = 6x + 240 + p

3p p = 240 120

2p = 120 p = 60
3. Sifat-sifat Komposisi Fungsi

Jika f : A B ; g : B C ; h : C D, maka berlaku:


i. (fog)(x) (g o f)(x) (tidak komutatif)
ii. ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x) (sifat asosiatif)
iii. (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x) (elemen identitas)

perhatikan contoh soal :

1. Diketahui sebuah f(x) = 2x + 1, g(x) = 3 x, dan h(x) = x2 + 2, I(x) = x

Maka nilai

(f o g)(x) = f(g(x)) = f(3 -x) = 2(3-x) + 1 = 6 2x + 1 = 7 2x

(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 3 (2x+1) = 3 2x 1 = 2 2x

(g o h)(x) = g(h(x)) = g(x2 + 2) = 3 (x2 + 2) = 1 - x2

Dari hasil di atas tampak bahwa (fog)(x) (g o f)(x)

Kemudian nilai

((fog)oh)(x) = (fog)(h(x))= (fog)( x2 + 2)= 7 2(x2 + 2) = 3 - 2x2

(fo(goh))(x)=f((goh)(x))= f( 1 - x2)= 2( 1 - x2) + 1 = 2 2 x2 + 1 = 3 2 x2

Dari hasil di atas tampak bahwa ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)

Begitu juga

(foI)(x) = f(I(x)) = f(x) = 2x + 1

(Iof)(x) = I(f(x)) = I(2x+1) = 2x + 1

Dari hasil di atas tampak bahwa (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)

Sehingga perhatikan contoh soal berikut:

1. diketahui f : R R dan g : R R dengan f(x) = 3x 1 dan g(x) = 2x2 + 5

Tentukan: a. (g o f)(x)

b. (f o g)(x)

jawab:
f(x) = 3x 1 dan g(x) = 2x2 + 5

a. (g o f)(x) = g[f(x)] = g(3x 1)

= 2(3x 1)2 + 5

= 2(9x2 6x + 1) + 5

= 18x2 12x + 2 + 5

= 18x2 12x + 7

b. f o g)(x) = f[g(x)] = f(2x2 + 5)

= 3(2x2 + 5) 1

= 6x2 + 15 1

(f o g)(x) = 6x2 + 14

(g o f)(x) = 18x2 12x + 7

(g o f)(x) (f o g )(x) tidak bersifat komutatif

4. Konsep Fungsi Invers

Definisi
Jika fungsi f : A B dinyatakan dengan pasangan terurut f:{(a,b)la A dan
bB}, maka invers dari fungsi f adalah f-1: B A ditentukan oleh: f - 1 :{(b,a)lb B
dan aA}.

Jika f : A B, maka f mempunyai fungsi invers f-1 : B A jika dan hanya jika
f adalah fungsi bijektif atau korespondensi 1-1.

Jika f : y = f(x) f -1 : x = f(y)

Maka (f o f -1)(x) = (f-1 o f)(x) = I(x) (fungsi identitas)

Rumus Cepat Menentukan Fungsi Invers

x b
i. f(x) = ax + b; a 0 f -1(x) = ;a0
a
ax b d dx b a
ii. f(x) = ; x - f -1(x) = ;x
cx d c cx a c
1a
iii. f(x) = acx ; a > 0 f -1(x) = alog x1/c = log x ; c 0
c
ax
iv. f(x) = a log cx ; a > 0; cx > 0 f -1(x) = ;c0
c
b b 2 4a(c x)
v. f(x) = ax+bx+c; a0 f -1(x)=
2a

ingat :
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat mempunyai
invers jika domainnya dibatasi.

Contoh

1. Diketahui f: R R dengan f(x) = 2x - 5. Tentukan f -1 (x)!


Cara 1:
y = 2x - 5 (yang berarti x = f -1(y))
2x = y + 5
y5
x=
2
x5
f -1(x) =
2
Cara 2:
x b
f(x) = ax + b f -1(x) =
a
x5
f(x) = 2x 5 f -1(x) =
2

Contoh
2x 1
2. Diketahui f x , x R, x 4 Tentukan f 1 (x) !
x4
Cara 1:
2x 1
y
x4
y(x - 4) = 2x + 1
yx 4y = 2x + 1
yx 2x = 4y + 1
x(y 2) = 4y + 1
4y 1
x=
y-2
4x 1
f -1(x) =
x-2
Cara 2:
ax b dx b
f(x) = f -1(x) =
cx d cx a
2x 1 4x 1
f x f -1(x) =
x4 x-2

Contoh:
2x 4
3. Jika f x , x R, x dan f 1 (k) 1 . Tentukan nilai k!
3x 4 3

Cara 1:

2x
y
3x 4

y(3x - 4) = 2x

3xy 4y = 2x

3xy 2x = 4y

x(3y 2) = 4y

4y
x=
3y - 2

4x
f -1(x) =
3x - 2

4k
f -1(k) =
3k - 2

4k
1=
3k - 2

3k 2 = 4k

k = -2

Cara 2:

f -1(k) = a k = f(a)

2.1 2
f 1 (k) 1 k = f(1) = 2
3.1 4 1

Contoh
4. Diketahui f(x) = 52x, tentukan f 1 (x)!

Cara 1:

y = 52x (ingat rumus logaritma: a n = b n = a log b )

2x = 5 log y

15
x= log y
2

15
f 1 (x) = log x
2

Cara 2:

1a
f(x) = acx f -1(x) = log x
c

15
f(x) = 52x f 1 (x) = log x
2

Contoh :

5. Diketahui f(x) = x2 6x + 4, tentukan f1 (x)!

Cara 1:

y = x2 6x + 4

y 4 = x2 6x

y 4 = (x 3) 2 9

y + 5 = (x 3) 2

x3= y5

x=3 y5

f 1 (x) = 3 x 5

Cara 2:

b b2 4a(c x)
f(x) = ax+bx+c f -1(x) =
2a
6 36 4(4 x) 36 16 4 x
f(x) = x2 6x + 4 f -1(x) = 3 3 5 x
2 4

Contoh

6. Diketahui f ( x) 5 1 x3 2 , tentukan f 1 (x)!

Cara 1:

y 5 1 x3 2

y 2 = 5 1 x3

(y 2)5 = 1 x3

x3 = 1 - (y 2)5

x = 3 1 ( y 2)5

f 1 (x) = 3 1 ( x 2)5

Cara 2:

m
a ( x c) n
f ( x) n a bx m c f 1 (x) =
b

3
1 ( x 2)5 3
f ( x) 5 1 x3 2 f 1 (x) = 1 ( x 2)5
(1)

5. Aplikasi fungsi komposisi

Menentukan Fungsi Jika Fungsi Komposisi dan Sebuah Fungsi Lain


Diketahui
Misalkan fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi
f(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi g(x). Demikian pula jika fungsi
komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi g(x) juga diketahui,
maka kita bisa menentukan fungsi f(x).

Contoh :
1. Diketahui g(x) = 3 2x dan (g o f)(x) = 2x2 + 2x 12, tentukan rumus fungsi
f(x)!

Cara 1:

(g o f)(x) = 2x2 + 2x 12

g(f(x)) = 2x2 + 2x 12

3 2f(x) = 2x2 + 2x 12

-2f(x) = 2x2 + 2x 15

f(x) = -x2 x + 7,5

Cara 2:

3 x
g(x) = 3 2x g -1(x) =
2

f(x) = [g -1 o (g o f)](x)

3 (2 x 2 2 x 12) 2 x 2 2 x 15
f(x) = x 2 x 7,5
2 2

Contoh :

2x 5
2. Diketahui f(x) = 2x -1 dan (g o f)(x) = , tentukan rumus fungsi g(x)!
12 x 6

Cara 1:

2x 5
(g o f)(x) =
12 x 6

2x 5
g(f(x)) =
12 x 6

2x 5
g(2x-1) =
12 x 6
a 1
Misalkan: 2x 1 = a x =
2

a 1
2 5
g(a) = 2
a 1
12 6
2

a 1 5 a4
g(a) = =
6(a 1) 6 6a

x4
g(x) =
6x

Cara 2:

2x 5
(g o f)(x) =
12 x 6

2x 5
g(f(x)) =
12 x 6

2x 5
g(2x-1) =
12 x 6

(2 x 1) 4
g(2x-1) =
6(2 x 1)

x4
g(x) =
6x

Cara 3:

x 1
f(x) = 2x -1 f -1(x) =
2

g(x) = [(g o f) o f -1](x) = (g o f)( f -1(x))

x 1
2 5
2 x 1 5 x4
g(x) =
x 1 6( x 1) 6 6x
12 6
2

3. Diketahui f(x) = 2x + 5dan (f o g)(x) = 3x2 1, Tentukan g(x).


Jawab
f(x) = 2x + 5 dan
(fog)(x) = 3x2 - 1
fg(x)] = 3x2 - 1
2.g(x) + 5 = 3x2 - 1
2.g(x) = 3x2 - 1 - 5 = 3x2 - 6
Jadi g(x) = 1/2 (3x2 - 6)

Latihan Soal:

1. Diketahui f(x) = 2x + 5 dan g(x) = x 1 , x 4 , maka (fg)(x)?


x4
2. Diketahui fungsi-fungsi f : R R didefinisikan dengan f(x) = 3x 5, g : R R
didefinisikan dengan g(x) = x 1 , x 2 . Hasil dari fungsi (f g)(x)?
2 x
3. Fungsi f dan g adalah pemetaan dari R ke R yang dirumuskan oleh f(x) = 3x + 5
2x
dan g(x) = , x 1 . Rumus (gf)(x)?
x 1
4. Diketahui f : R R didefinisikan dengan f(x) = 3x 5, g : R R
didefinisikan dengan g ( x) x 1 , x 2 . Hasil dari fungsi (gof)(x)?
2 x
5. Jika f(x) = x 1 dan (f g)(x) = 2 x 1 , maka fungsi g adalah g(x)?
6. Diketahui fungsi f(x) = x 1 , x 3 , dan g(x) = x2 + x + 1. Nilai komposisi fungsi (g
x3
f)(2) adalah
7. Suatu pemetaan f : R R, g : R R dengan (q f)(x) = 2x2 + 4x + 5 dan g(x) =
2x + 3, maka f(x)?
8. Fungsi f : R R didefinisikan dengan f(x) = 3x 2 , x 1 . Invers dari f(x) adalah f
2x 1 2
1 (x)
BAB III
FUNGSI LIMIT

1. Pengertian limit
Istilah limit dalam matematika hampir sama artinya dengan istilah mendekati.
Akibatnya, nilai limit sering dikatakan sebagai nilai pendekatan. Sehingga Limit
fungsi f (x) adalah suatu nilai fungsi yang diperoleh melalui proses
pendekatan atau dengan variabel x, baik dari arah x yang lebih kecil,
maupun dari arah x yang lebih besar.

Secara umum : bila limit f (x) adalah L, untuk x mendekati a , maka limit f (x)
ditulis
lim f ( x) L dengan x a dibaca x mendekati a
xa

Pengertian limit secara intuitif

Untuk memahami pengertian limit secara intuitif, perhatikan contoh berikut:

- Diketahui fungsi f(x) = 2x + 1, untuk x bilangan real. Berapakah nilai f(x) jika x

mendekati 2?

Penyelesaian

Untuk menentukan nilai f(x) jika x mendekati 2, kita pilih nilai-nilai x

disekitar 2 (baik dari kiri maupn dari kanan). Kemudian, kita tentukan nilai f(x)

seperti terlihat pada tabel berikut:

X 1.8 1.9 1.95 1.96 1.97 1.98 1.99 2 2.01 2.02 2.03

f(x) 4.6 4.8 4.9 4.92 4.94 4.96 4.98 5 5.02 5.4 5.06

Dari tabel di atas, tampak bahwa jika x mendekati 2 dari kiri, f(x) mendekati 5

dari kiri, sedangkan jika x mendekati 2 dari kanan, f(x) mendekati 5 dari kanan.
Teorema Limit

Misal n bilangan bulat positip, k bilangan real, f (x) dan g (x ) adalah fungsi-
fungsi yang memiliki limit di titik x c , maka:

1. lim k k
x c

2. lim x c
x c

3. lim k f ( x) k lim f ( x)
x c x c

4. lim ( f ( x) g ( x)) lim f ( x) lim g ( x)


xc xc xc

5. lim ( f ( x) g ( x)) lim f ( x) lim g ( x)


x c xc x c

6. lim ( f ( x) g ( x)) lim f ( x) lim g ( x)


xc xc x a

f ( x) lim f ( x)
7. lim x c , asalkan lim g ( x) 0
x c g ( x) lim g ( x) x c
x c

xc

8. lim ( f ( x)) n lim f ( x)
xc

n

9. lim n f ( x) n lim f ( x)
x c x c

Teorema di atas, dapat diaplikasikan dalam banyak hal pada penyelesaian soal-soal
tentang limit.

Contoh:

1. lim 3x 2 3 lim x 2
x2 x2


3 lim x
x2
2

= 3(2) 2

= 12

x 3 lim ( x 3)
2. lim x2
x2 x lim
x2

lim x lim 3
x2 x2

lim x
x2
23

2

1

2

3. Jika lim f ( x) 3 dan lim g ( x) 1


xa x a

Tentukan:

a. lim f 2 ( x) g 2 ( x) ...
xa

Jawab

lim f 2 ( x) g 2 ( x) lim { f 2 ( x) g 2 ( x)
x a x a

lim f 2 ( x) lim g 2 ( x)
x a xa

lim f ( x) lim g ( x)
x a
2
x a
2

32 (1) 2

10

b. lim 3 f ( x) g ( x) 3 lim 3 f ( x) lim g ( x) 3


xa xa xa

lim 3 f ( x) {lim g ( x) lim 3}


xa xa x3

3 lim f ( x) {lim g ( x) lim 3}


x a x a x a

3 3 (1 3)

23 3

2 f ( x) 3g ( x) lim 2 f ( x) 3g ( x)
c. lim x 2
x a f ( x) g ( x) lim f ( x) g ( x)
x 2
lim 2 f ( x) lim 3g ( x)
x 2 x 2

lim f ( x) lim g ( x)
x a x a

2 lim f ( x) 3 lim g ( x)
x 2 x 2
lim f ( x) lim g ( x)
x a x a

2(3) 3(1)

3 (1)

9

2

6. lim 2 x 2 x 1
x2

Jawab
lim 2 x 2 x 1 = 2.22 + 2 1
x2

= 8 +2-1

=9

2. Limit fungsi Aljabar


Suatu fungsi f(x) didefinisikan untuk x mendekati a, maka :

Lim f x L

Jika x a maka

Lim f x Lim f x
x a x a

Menentukan limit fungsi


1. Metode Substitusi Langsung
Contoh :

Lim 10 x 11
x1

2. Memfaktorkan
Contoh :

x x 1 1
1) Lim Lim Lim 1
x0 x x x0 xx 1 x0 x 1 1
2
x 2 9 x 10
2) Lim
x1 x 1

Lim
x 1x 10 Lim x 10 1 10 11
x0 x 1 x0

3. Mengalikan dengan Sekawan


Contoh :

x2 9
1) Lim
x 3
x2 7 4

x2 9 x2 7 4
Lim
x 3
x2 7 4 x2 7 4

Lim
x 2

9 x 2 7 4
x3 x 2 7 16

Lim
x 2

9 x 2 7 4
Lim x 2 7 4
x 3 x 9
2 x 3

97 4 44 8

Jika diketahui fungsi f(x) dan nilai f(a) terdefinisi, maka lim f (x ) f (a )
x a

1. lim(x 2x ) (3 2(3)) 9 6 15
2 2
Contoh :
x 3

x2 x 02 0
2. lim 0
x0 5 x 7 5(0) 7

Berikut ini akan dibahas limit limit fungsi Aljabar bentuk tak tentu yaitu :
0
, , ,1 .
0

0
Limit Bentuk
0

Limit ini dapat diselesaikan dengan memfaktorkan pembilang dan penyebutnya,


kemudian mencoret faktor yang sama, lalu substitusikan nilai x = a.
f ( x) ( x a ) P( x) P( x) P(a )
lim lim lim
x a g ( x) x a ( x a)Q( x) x a Q( x) Q( a )

Catatan :

1. Karena x a , maka ( x a ) 0 sehingga pembilang dan penyebut boleh dibagi


dengan ( x a )

2. Nilai limitnya ada jika dan hanya jika : Q(a) 0

3. Jika pembilang atau penyebutnya memuat bentuk akar, maka sebelum difaktorkan
dikalikan dulu dengan bentuk sekawannya.

Contoh :

x 2 5x 6 ( x 3)( x 2) x 2 3 2 1
1. lim lim lim
x3 x 9
2 x3 ( x 3)( x 3) x3 x 3 33 6

x3 x 2 5x x( x 2 x 5) x2 x 5 02 0 5 5
2. lim lim lim
x0 x 4 x 2 x x0 x( x 4 x 2) x0 x 4 x 2 0 4(0) 2 2
3 2 2 2 2

2
3. lim x 32 5 x 1 lim x 32 5 x 1 x 3 5 x 1 lim ( x 2 3) (5 x 1) 2
2 2

x1 x 1 x1 ( x 1) x 2 3 5x 1

x1

( x 2 1) x 2 3 5 x 1
x 2 5x 4 ( x 1)( x 4) ( x 4)
lim
x 1

( x 1) x 3 5x 1
2 2
lim
x 1

( x 1)( x 1) x 3 5x 1
2
lim
x 1

( x 1) x 2 3 5x 1
1 4

(11) 4 4
3
2( 2 2)
3
8
83


Limit Bentuk

Limit ini dapat diselesaikan dengan membagi pembilang dan penyebut dengan
a
variabel berpangkat tertinggi, selanjutnya menggunakan lim 0 .
x x

Contoh :
6 x3 2 x 2 5 x 2 5
3 3 6 3
6 x3 2 x 2 5 x 3
x x 600 1
1. lim lim x 3 x 2 x lim
x 12 x 7 x 8 x
3 2 x 12 x 7 x 8 x x 12 7 8 12 0 0 2
3 3
x 3
x x x x3

6 x 3 7 x 2 3x 6 7 3
4 4 2 3
6 x 7 x 3x
3 2 4
x 000 0
2. lim lim x 4 x x lim x x
x 2 x x 4 x
4 3 2 x 2 x x 3
4x 2 x 1 4 202
4
4 4 2 2
x x x x x

5 x 4 3x 2 2 3 2
4 4 5 4
5 x 4 3x 2 2 4
x x 500
3. lim 3 lim x 3 x x lim
x 2 x 4 x 7
2 4 000
2 2 x 2
x 2 x 4x 7 4 7
4
4 4
x x x x x x

Kesimpulan:

Jika f ( x ) a0 x n a1x n 1 ..... an

dan g ( x ) b0 x m b1x m1 ..... bm


maka:

f ( x ) a0
1. lim , untuk n m
x g ( x) b0

f ( x)
2. lim 0, untuk n m
x g ( x)

f ( x)
3. lim atau , untuk n m
x g ( x)

Limit Bentuk

Limit ini umumnya memuat bentuk akar:

lim
x
f ( x) g ( x)
Cara Penyelesaian :
1. Kalikan dengan bentuk sekawannya !

f ( x) g ( x) f ( x) g ( x)
lim f ( x) g ( x) lim
x f ( x) g ( x) x f ( x) g ( x)


2. Bentuknya berubah menjadi

3. Selesaikan seperti pada limit sebelumnya.

Contoh:

1. lim x 2 6x 2 x 2 4x 1
x

x2 6x 2 x2 4x 1
lim x 2 6 x 2 x 2 4 x 1
x x2 6x 2 x2 4x 1

lim
x 2

6x 2 x2 4x 1
x
x 6x 2 x 4x 1
2 2

10 x 1 10 10
lim 5
x
x 6x 2 x 4x 1
2 2
1 1 2

Sehingga

lim x 2 6x 2 x 2 4x 1 5
x

2. lim 2 x 2 x x 2 3x
x

2 x 2 x x 2 3x
lim 2 x x x 3x
2 2
2 x 2 x x 2 3x
x

lim
2 x 2

x x 2 3x
x
2 x 2 x x 2 3x

lim
x 2
4x
x
2 x 2 x x 2 3x
x x 4
lim
x 1 3
x 2 x 1
x x

Secara umum:

lim ax2 bx c px2 qx r


x

bq
1) , jika a p
2 a
2) , jika a p
3) , jika a p

Sebagai latihan bagi pembaca, buktikan soal-soal berikut:

3 (5) 2 1
1) lim 4 x 2 3x 1 4 x 2 5 x 2
x 2 4 4 2

2) lim 4 x 2 7 x 1 3x 2 x 8
x

3) lim 4 x 2 2 x 3 5x 2 4 x 7
x

3. Limit fungsi Trigonometri


a. Fungsi Trigonometri

y r
y


B x A
Gambar 3.1 segitiga siku-siku
Pada gambar 3.1 di atas, ABC adalah segitiga yang salah satu sudutnya
dan siku-siku pada CBA. Misal AB = x, BC = y dan AC = r , berdasarkan segitiga
BC AB BC AB AC AC
ABC yaitu: , , , ,
AC AC AB BC AB BC

Karena A = maka perbandingan tersebut dinyatakan dengan:

BC y
1. sin
AC r

AB x
2. cos
AC r

BC y BC / AC sin
3. tan
AB x AB / AC cos

AB x AB / AC cos x
4. cot
BC y BC / AC sin x

AC 1 1 1
5. sec
AB AB / AC x / r cos

AC 1 1 r 1
6. csc
BC BC / AC y / r y sin

Karena ABC salah satu sudutnya siku-siku, sehingga menurut teorema Pythagoras
berlaku:

AB 2 BC 2 AC 2

x2 y2 r 2

Selanjutnya secara berurutan persamaan x 2 y 2 r 2 dibagi x 2 , y 2 , r 2 diperoleh


persamaan baru

x2 y2 r 2
1.
r2 r2 r2
2 2
x y
1
r r
cos sin 1
2 2

cos 2 sin 2 1 (1)


x2 y2 r 2
2.
x2 x2 x2
2 2
y r
1
x x
1 tan (sec ) 2
2

1 tan 2 sec 2 (2)

x2 y2 r 2
3.
y2 y2 y2

2 2
x r
12
y y
cot 1 (csc ) 2
2

cot 2 1 csc 2 (3)

Persamaan (1), (2), dan (3) dinamakan rumus-rumus identitas.

Selanjutnya berdasarkan perbandingan tersebut dapat dibuat beberapa rumus


tentang fungsi trigonometri. Rumus-rumus tersebut dapat ditunjukkan melalui
gambar.

Perhatikan gambar berikut ini.

U
l

S T


m

P Q

Gambar 3.2
Pada gambar 3.2 di atas terdapat 4 segitiga dan masing-masing adalah siku-
siku, yaitu QOT , TSU , OTU , dan OPU dan diketahui QOT , TOU .
QOT TSU sehingga SUT

Berdasarkan OPU diperoleh perbandingan panjang sisi

UP
sin POU dengan UP = PS + SU
OU

Karena QOT TSU maka SU = UT cos

Karena PS = QT dan karena OQT siku-siku di TQU maka OQ = OT cos dan QT


= OT sin

Karena OTU siku-siku di OTU maka OT = OU cos dan UT = OU sin

Karena POU

UP
sin POU
OU

UP
sin( )
OU

PS SU

OU

QT SU

OU

OT sin UT cos

OU

OU cos sin OU sin cos


.
OU

Sehingga diperoleh rumus sin( ) sin cos sin cos

Dengan cara yang sama diperoleh:

OP
cos POU , OP = OQ PQ
OU

Karena QOT TSU maka SU = UT cos


Karena PQ = ST dan karena UST siku-siku di TSU maka ST = SU sin

Karena OTU siku-siku di OTU maka OT = OU cos dan UT = OU sin

Karena OQT siku-siku di TQU maka OQ = OT cos dan QT = OT sin

Karena POU

UP
cos POU
OU

OP
cos( )
OU

OQ PQ

OU

OQ ST

OU

OT cos UT sin

OU

OU cos cos OU sin sin



OU

Sehingga diperoleh rumus cos( ) cos cos sin sin

Berdasarkan (4) dan (5) dapat ditentukan rumus lain

sin( ) sin( ( ))

sin cos ( ) cos sin ( )

sin cos cos ( sin )

sin cos cos sin

cos( ) cos( ( ))

cos cos ( ) sin sin ( )

cos cos sin ( sin )

cos cos sin sin


sin ( )
tan ( )
cos( )

sin cos cos sin



cos cos sin sin

Persamaan di atas dibagi dengan cos cos , diperoleh:

sin cos cos sin



cos cos cos cos

cos cos sin sin

cos cos cos cos

sin sin

cos cos

sin cos
1
cos cos

tan tan

1 tan tan

tan tan
Sehingga tan( )
1 tan tan

sin ( )
tan ( )
cos( )

sin cos cos sin



cos cos sin sin

Persamaan di atas dibagi dengan cos cos , diperoleh:

sin cos cos sin



cos cos cos cos

cos cos sin sin

cos cos cos cos

sin sin

cos cos

sin cos
1
cos cos
tan tan tan tan
Sehingga tan ( )
1 tan tan 1 tan tan

Beberapa rumus fungsi trigonometri yang lain adalah:

1. sin( ) sin
2. cos( ) cos
3. tan( ) tan

4. sin sin 2 sin cos
2 2

5. cos cos 2 cos cos
2 2
6. sin 2 2 sin cos
7. cos 2 cos 2 sin 2 2 cos 2 1 1 2 sin 2

8. sin sin
1
cos( cos( )
2

9. cos cos cos( ) cos( )


1
2
10. sin cos sin( ) sin( )
1
2
x 1 cos x
11. sin
2 2

Bukti:

Berdasarkan rumus jumlah dua sudut diperoleh

x x
cos x cos
2 2

x x x x x x
cos cos cos sin sin
2 2 2 2 2 2

x x x x
cos cos 2 sin 2
2 2 2 2

x x x x
cos 1 sin 2 sin 2
2 2 2 2
x x x
cos 1 2 sin 2
2 2 2

x
2 sin 2 1 cos x
2

x 1 cos x
sin 2
2 2

x 1 cos x
sin
2 2

x 1 cos x
12. cos
2 2
Bukti:

Berdasarkan rumus jumlah dua sudut diperoleh

x x
cos x cos
2 2

x x
cos 2 sin 2
2 2

x x
cos 2 1 cos 2
2 2

x
2 cos 2 1
2

x
cos x 2 cos 2 1
2

x
2 cos 2 1 cos x
2

x 1 cos x
cos 2
2 2

1 cos 2 x
cos 2 x
2
1 cos x
cos x
2

b. Limit fungsi Trigonometri

Dengan menggunakan teorema prinsip apit dan rumus geometri kita


dapatkan teorema dasar dari limit fungsi trigonometri sebagai berikut.

Teorema 1

sin x
lim 1
x 0 x

Dalam membuktikan teorema di atas kita dapatkan suatu akibat yaitu

lim cos x 1
x 0

Dengan menggunakan teorema dasar limit fungsi trigonometri dapat dibuktikan


teorema-teorema berikut:

Teorema 2

x
1) lim 1
x 0 sin x
tan x
2) lim 1
x 0 x
x
3) lim 1
x 0 tan x

arc sin x
4) lim 1
x 0 x
x
5) lim 1
x 0 arc sin x

arc tan x
6) lim 1
x 0 x
x
7) lim 1
x 0 arc tan x

Bentuk-bentuk di atas dinamakan dengan limit fungsi trigonometri. Dengan


berpandu pada teorema limit dan bentuk tak tentu. Maka persoalan tentang limit
fungsi trigonometri dapat diselesaikan
Untuk keperluan praktis teorema tersebut dapat dikembangkan menjadi:

sin ax ax a
lim lim
x 0 bx x 0 sin bx b

tan ax ax a
lim lim
x 0 bx x 0 tan bx b

sin ax tan ax a
lim lim
x 0 tan bx x 0 sin bx b

Seperti pada fungsi aljabar, maka pada fungsi trigonometri juga berlaku bahwa jika
f(a) terdefinisi, maka: lim f (x ) f (a )
x a

Contoh :

1. lim sin 2 x cos x sin 0 cos 0 0 1 1


x0


sin cos
sin x cos x 2 2 1 0 1
2. lim1
x 2 2 sin x 3 cos x 20 2
2 sin 3 cos
2 2

Berikut ini akan dibahas limit Fungsi Trigonometri bentuk tak tentu yaitu :
0
, , ,1
0

0
Limit Bentuk
0

sin 3x 3
1. lim
x 0 tan 4 x 4
1 cos 2 x 1 (1 2 sin 2 x) 2 sin 2 x 2 sin x sin x 2 sin x 2
2. lim lim lim lim lim
x0 3 x sin x x0 3x sin x x 0 3x sin x x 0 3x sin x 3 x o x 3
1 1 1
2 cos ( x a) sin ( x a) sin ( x a)
sin x sin a 2 2 1 2
3. lim lim lim 2 cos ( x a)
x a xa x a xa x a 2 ( x a)
1
sin ( x a)
1 2
lim 2 cos ( x a) lim
xa 2 xa ( x a)
1 1
2 cos (a a).
2 2
cos a

sin( 3t ) 4t
4. lim
x 0 t sec t
Jawab

0
Bentuk di atas menghasilkan sehingga
0

sin( 3t ) 4t sin( 3t ) 4t
lim lim
t 0 t sec t t 0
t sec t t sec t

sin 3t 1 4
`lim lim lim
t 0 t t 0 sec t t o sec t

=3+4

=7

Soal-soal Latihan

x 3 6 x 2 11x 6
1. lim
x 1 x 3 4 x 2 19 x 14

2 x5 x 4 7 x3
2. lim 5
x 6 x 2 x 3 8 x 2

x10 2 x8 3x 7
3. lim 12
x x 12 x 5 x 2

3x 7 6 x 4 2
4. lim
x 2 x 6 7 x 4 x3
x2 x 2
5. lim
x 1 x2 1
x 2 3x 4
6. lim
x 0 x 3 10
2 4 x
7. lim
x 0 x
x2 2
8. lim
x 0 x
x 1 3 1
3
9. lim
x 0 x
f ( x x) f ( x)
10. lim , jika f ( x) x 3 2 x
x 0 x
11. f ( x) cos x sin x
12. f ( x) sec x
13. f ( x) cos(sin x)
14. f ( x) sin 2 x
15. f ( x) x 2 sin x
16. f ( x) 4 cos 3 ( x)
BAB IV

TURUNAN DAN APLIKASINYA

1. Konsep turunan

Laju Perubahan Nilai Fungsi y f ( x) pada x a

f(a+h) Q

f(a+h)-f(a)

f(a) P

a a+h

Perhatikan grafik fungsi y=f(x) pada interval a y a h dan nilai fungsi berubah
dari

f (a) y f (a h) . Koordinat P(a, f (a )) dan Q(a h, f (a h)) dapat disimpulkan


bahwa:
Perubahan rata-rata nilai fungsi f terhadap x dalam interval a x a h dapat
f ( a h) f ( a ) f ( a h ) f ( a )
diperoleh dari:
aha h
f ( a h) f ( a )
Nama lim disebut laju perubahan nilai fungsi f(x) pada x a . Nilai
h 0 h
limit tersebut dilambangkan f 1 ( x) dan disebut turunan fungsi f(x) terhadap x
untuk x a

Kesimpulan:

1 f ( a h) f ( a )
Turunan fungsi f ( x) f ( x) lim
h 0 h

Contoh 1:
Diketahui f ( x) 3x 2 2 x, Tentukan f 1 ( x)

Jawab: f ( x h) 3( x h) 2 2( x h)

f ( x h) 3x 2 6 xh 3h 2 2 x 2h

f ( x) 3x 2 2 x

f ( x h) f ( x) 6 xh 3h 2 2h
h(6 x 3h 2)
f ( a h) f ( a )
f 1 ( x) lim
h 0 h
h(6 x 3h 2)
lim
h 0 h
lim (6 x 3h 2)
h 0

f (a x) f ( x)
f 1 ( x) lim
x 0 x
f
lim
x 0 x

df dy
f 1 ( x)
dx dx

2. Notasi Turunan dan Rumus Dasar Turunan

Turunan dari sebuah fungsi f dengan variabel x atau f(x) adalah fungsi lain
dy
yang dinotasikan dengan f 1(x). Jika kita menuliskan y = f(x), adalah koefisien
dx
turunan (diferensial) untuk fungsi f(x). Atau turunan dari fungsi f dapat juga
dinyatakan dengan menggunakan operator D dengan menuliskan D[f(x)] = f 1(x).
Dapat di tuliskan notasi turunan sebagai berikut:

df dy
y 1 atau f 1 ( x) atau atau
1 1

dx dx Dimana: y atau f ( x) notasi aksen.

df
Notasi disebut pula notasi Leibnizt.
dx

Tabel berikut ini memuat daftar turunan (diferensial) baku yang akan
membantu kita dalam menyelesaikan persoalan turunan fungsi sederhana.
Rumus Dasar Turunan

dy
No y = f(x) = f (x)
dx
k, k adalah
1 0
konstanta
2 xn nxn-1 , n Riil
3 ex ex
4 ekx kekx
5 ax ax ln(a)
1
6 ln(x)
x
1
7 loga x
x ln( a)

Selanjutnya kita akan mengenal terlebih dahulu sifat-sifat turunan yang juga akan
memudahkan kita dalm menyelesaikan persoalan turunan.

3. Rumus turunan fungsi aljabar


Jika n bilangan rasional, a dan c konstanta sedangkan f'(x) turunan dari f(x)
maka berlaku rumus turunan

Sifat-sifat turunan.
Jika f(x) dan g(x) adalah dua fungsi yang mempunyai turunan yaitu f (x)
dan g (x) maka berlaku :

1. ()() = (x)
2. ( + ) () = () + ()
3. ( ) () = () ()
4. (. ) () = (). () + (). ()
'
f f ' ( x). g ( x) f ( x). g ' ( x)
5. x , g(x) 0
g g ( x)2
untuk dua sifat (rumus) terakhir dapat diringkaskan agar memudahkan kita untuk
menghafalnya, yaitu dengan cara memisalkan u = f(x) maka u1 = f 1(x) dan v = g(x)
maka v1 = g 1(x). sehingga dua rumus terakhir dapat dituliskan sebagai berikut :

u ' .v u.v '


'
u
(. ) = . + . dan ( x)
1 1 1
, v 0.
v v2

Selanjutnya, contoh-contoh berikut akan menjelaskan bagaimana daftar (rumus)


dasar turunan dan sifatnya dapat digunakan dalam menyelesaikan persoalan
turunan untuk fungsi sederhana.

Perhatikan Contoh contoh di bawah ini

1. Tentukan turunan dari fungsi y = x4 + 5x3 4x2 + 7x 2.

Penyelesain

y = x4 + 5x3 4x2 + 7x 2, berdasarkan rumus no.1 dan 2 pada daftar maka

dy
= 4x4-1 + 5 (3x3-1) 4 (2x2-1) + 7 (x1-1) 0
dx

= 4x3 + 15x2 - 8x + 7.

Contoh

2. Tentukan turunan dari fungsi y = 3x4 7x3 + 4x2 + 3x 4 pada x = 2.


Penyelesaian.

y = 3x4 7x3 + 4x2 + 3x 4, berdasarkan rumus no.1 dan 2 pada daftar maka

dy
= 3 (4x3) 7 (3x2) + 4 (2x) + 3 (1) 0
dx

= 12x3 21x2 + 8x + 3 dan untuk x = 2, maka

dy
= 12 (2)3 21 (2)2 + 8 (2) + 3 = 31.
dx

Contoh

1 2
3. Tentukan turunan dari fungsi f(x) = 3x2 + 5x + 3 1
x x

Penyelesaian.

1 2
f(x) = 3x2 + 5x + 3 1 = 3x2 + 5x x -1 + 2x -3 - 1, maka
x x

1 6
f (x) = 6x + 5 + x -2 6x -4 = 6x + 5 + 2
- 4.
x x

Contoh

3
4. Tentukan turunan dari fungsi g(x) = 2x2 - 3 x + 3 3
x2 -
4x 2

Penyelesaian.

3 3
g(x) = 2x2 - 3 x + 3 3
x2 - 2
= 2x2 3x1/2 + 3x2/3 - x -2, maka
4x 4

3 -1/2 6 -3 3 2 6
g (x) = 4x - x + 2x -1/3 + x = 4x - + 1/ 3 + .
2 4 2 x x 4x3

Contoh .
4 1
5. Tentukan turunan dari fungsi h(x) = 3/ 4
-
5x x

Penyelesaian.

4 1 4
h(x) = 3/ 4
- = x -3/4 x -1/2, maka
5x x 5

12 -7/4 12 1
h (x) = - x + x -3/2 = - 7/4
+ 3/ 2 .
20 20 x x

Contoh

dy
6. Diferensialkan fungsi y = 2x3 + 4x2 2x + 7 dan hitung nilai pada nilai x = -
dx
2.

Penyelesaian.

y = 2x3 + 4x2 2x + 7, maka

dy
= 6x2 + 8x 2 dan untuk x = -2, maka
dx

dy
= 6(- 2)2 + 8(- 2) 2 = 6.
dx

Contoh

7. Tentukan turunan dari fungsi y = x3 . ex.

Penyelesaian.

y = x3 . ex, dengan menggunakan sifat (rumus) turunan hasil kali dua buah fungsi,
maka

misalkan : u = x3 u = 3x2 dan v = ex v = ex

dy
sehingga = (u . v) (x) = u . v + u . v
dx
= (3x2) ex + x3 . ex = x2 (3ex + x).

Contoh

2 x 2 3x
8. Tentukan turunan dari fungsi y =
x5

Penyelesaian.

2 x 2 3x
y= , dengan menggunakan sifat (rumus) turunan hasil bagi dua buah fungsi,
x5

misalkan : u = 2x2 3x u = 4x 3 dan v = x + 5 v = 1

u ' .v u.v '


'
dy u
sehingga = ( x)
dx v v2

(4 x 3)( x 5) (2 x 2 3x).1
=
( x 5) 2

2 x 2 20 x 15
= .
( x 5) 2

4. Rumus turunan fungsi trigonometri

Turunan Sinus dan Kosinus

pada dasarnya turunan sinus dan kosinus mengacu pada definisi turunan,
namun hasilnya telah diringkaskan pada teorema berikut :

Teorema 1

Fungsi-fungsi f (x) = sin x dan g(x) = cos x, keduanya mempunyai turuna (dapat
didiferensialkan) yaitu turunan sin x adalah f (x) = cos x dan turunan cos x adalah g
(x) = - sin x.
Dengan menggunakan teorema 1 diatas dan rumus turunan hasil kali serta turunan
hasil bagi, maka dapat di tentukan rumus turunan fungsi trigonometri lainnya yang
dinyatakan pada teorema berikut.

Teorema 2

Turunan trigonometri

d
a) (sin x) = cos x
dx
d
b) (cos x) = sin x,
dx
d
c) (tan x ) = sec2 x.
dx
d
d) (cot anx) = - cosec2 x.
dx
d
e) (sec x ) = sec x . tan x
dx
d
f) (cos ecx) = - cosec x . cotan x
dx
Bukti:

f ( x h) f ( x) sin( x h) sin x
a) y sin x y' lim lim
h 0 h h 0 h

2x h h
2 cos sin
lim 2 2
h 0 h
h
sin
2x h 2 . 1 2 cos x.1. 1
2 lim cos lim
h 0 2 h0 h 2 2
2
cos x

f ( x h) f ( x) cos( x h) cos x
b). y cos x y' lim lim
h 0 h h 0 h
2x h h
2 sin sin
lim 2 2
h 0 h
h
sin
2x h 2 . 1 2 sin x.1. 1
2 lim sin lim
h 0 2 h0 h 2 2
2
sin x

Contoh:

1. Carilah turunan fungsi:

a. y tan x

b. y cot x

c. y sec x

d. y csc x

e. y arcsin x

f. y arctan x

g. y arc sec x

Penyelesaian:
sin x aturan pembagian cos x cos x sin x.( sin x)
a. y tan x y ' sec 2 x
cos x 2
cos x

cos x aturan pembagian sin x(sin x) cos x.(cos x)


b. y cot x y' csc2 x
sin x sin 2 x

1 aturan pembagian 0.(cos x) 1.( sin x)


c. y sec x y ' sec x tan x
cos x cos 2 x

1 aturan pembagian 0.(sin x) 1.(cos x)


d. y csc x y ' csc x cot x
sin x sin 2 x

aturan rantai 1 1
e. y arcsin x x sin y 1 y ' cos y y '
cos y 1 x2
1 x
y

1 x2

aturan rantai 1
f. y arctan x x tan y 1 y ' sec 2 y y ' cos 2 y
1 x2

1 x2 x
y
1

aturan rantai
g. y arc sec x x sec y 1 y ' sec y tan y

1
y ' cos y cot y
x x2 1
x
x2 1
y
1

2. Carilah turunan fungsi:

a. y sin 4 (e x ln x)
b. y e x sin 2 ( x 2 1)

1. y sin 4 (e x ln x) aturan
rantai

y u 4 , u sin( e x ln x), u sin v, v e x ln x

dv 1 du d dv 1
ex , (sin v) v' cos v (e x ) cos(e x ln x)
dx x dx dv dx x
4
du du 1 1
y' . 4u 3 (e x ) cos(e x ln x) 4(e x ) cos(e x ln x) sin 3 (e x ln x)
du dx x x

2.

aturan rantai dan perkalian


y e x sin 2 ( x 2 1)
de x d sin 2 ( x 2 1)
y' sin 2 ( x 2 1) e x
dx dx
e x sin 2 ( x 2 1) e x .2 sin( x 2 1). cos( x 2 1).2 x
e x sin 2 ( x 2 1) 2 xe x .2 sin( x 2 1) cos( x 2 1)
e x sin 2 ( x 2 1) 2 xe x sin 2( x 2 1)

y sebagai fungsi trigonometri :

y = sin x turunannya y = cos x

y = cos x turunannya y = -sin x

y = tg x turunannya y = sec2x

y = ctg x turunannya y = -cosec2x

y = secx turunannya y = secx tgx

y = cosecx turunannya y = -cosecx ctg x

Contoh : y = -3tgx y = -3sec2x

y = ctg2x y = -2cosec2 2x

y = sec2x y = 2sec2x tg2x


y = cosec3x y = -3cosec3x ctg3x

y = cos(1-x2) y = 2xsin(1-x2)

y sebagai fungsi logaritma :

y = ln x turunannya y = 1/x

y = glogx turunannya y = 1/xlng

Contoh : y = 3logx 1 / x ln3

y = ln 2x 1 / 2x

y sebagai fungsi eksponen :

y = ax turunannya y = ax ln a

y = ex turunannya y = ex

Contoh : y = 2x y= 2xln 2

y = ex y = ex

y = x2 e3x y = 2x e3x

Contoh

1. Tentukan turunan dari fungsi y = 3 sin x 2 cos x.

Penyelesaian.

y = 3 sin x 2 cos x, maka

dy d d
=3 (sin x) - 2 (cos x)
dx dx dx

= 3 cos x - 2 (- sin x) = 3 cos x + 2 sin x.


Contoh

2. Tentukan turunan dari fungsi y = 3 sin 2x.

Penyelesaian.

dy
Untuk menentukan terlebih dahulu kita uraikan fungsi sin 2x dengan
dx
menggunakan kesamaan trigonometri yaitu sin 2x = 2 sin x . cos x. Dan dengan
menggunakan rumus turunan hasil kali, maka

dy d d
= (3 sin 2 x) = [3(2 sin x. cos x)]
dx dx dx

d
= (6 sin x. cos x)
dx

d d
= 6 (sin x). cos x sin x (cos x)
dx dx

dy
= 6[cos x . cos x + sin x . (- sin x)]
dx

= 6 cos2 x sin2 x = 6 cos 2x.

Contoh

3. Tentukan turunan dari fungsi y = 4x2 . tan x.

Penyelesaian.

y = 4x2 . tan x, maka

dy d d
= (4 x 2 ). tan x 4 x 2 (tan x)
dx dx dx

= (8x) tan x + (4x2) sec2 x = 4x (2 tan x + x . sec2 x).

Contoh
3x 2
4. Tentukan turunan dari fungsi y = .
cos x

Penyelesaian.

d d
(3x 2 ). cos x 3 x 2 (cos x)
dy
= dx dx
dx (cos x) 2

(6 x) cos x 3x 2 . sin x 3x(2. cos x x. sin x)


= =
cos x2
cos 2 x

5. Turunan Dengan Aturan Rantai.

Turunan dengan aturan rantai muncul dari fungsi yang merupakan komposit fungsi
lainnya. Rumus turunan aturan rantai dinyatakan dalam teorema berikut.

Teorema 3.

Misalkan menentukan fungsi komposit y = f[g(x)] = (f o g)(x). Jika g punya turunan di


x dan f punya turunan di u, maka (f o g)(x) punya turunan di x

dy dy du
yaitu : (f o g) (x) = f [g(x)] . g (x), atau = . .
dx du dx

dy dy du dv
Jika y = f(u) dan u = g(v) dan v = h(x), maka = . . disebut aturan rantai
dx du dv dx
bersusun dan dapat dilanjutkan untuk fungsi yang komposisinya lebih dari tiga.

Contoh

1. Tentukan turunan dari fungsi y = (3x + 5)4.

Penyelesaian.

Misalkan u = 3x + 5 y = u4

dy du
= 4u3 dan = 3,
du dx
dy dy du
sehingga = .
dx du dx

= (4u3) (3)

= 12u3 = 12 (3x + 5)3

Contoh

2. Tentukan turunan dari fungsi y = tan(4x + 1).

Penyelesaian.

Misalkan u = 4x + 1 y = tan u

dy du
= sec2 u dan = 4,
du dx

dy dy du
sehingga = .
dx du dx

= sec2 u . (4) = 4 sec2(4x + 1)

Contoh

3. Tentukan turunan dari fungsi y = sin[cos(x2)]

Penyelesaian.

Misalkan v = x2, u = cos v y = sin u

dy du dv
= cos u, = - sin v dan = 2x,
du dv dx

dy dy du dv
sehingga = . .
dx du dv dx

= (cos u) (- sin v) (2x)

= - 2x sin (x2) cos[cos(x2)].


6. Aplikasi turunan

Turunan suatu fungsi dapat digunakan dalam penafsiran geometris dari suatu
fungsi, diantaranya:
1) Gradien garis singgung kurva f(x) di titik x = a , yaitu m = f(a)
Rumus persamaan garis singgung kurva yang melalui titik (a, b) dan
bergradien m adalah:

y b = m(x a)

2) Fungsi f(x) naik, jika f(x) > 0, dan turun, jika f(x) < 0
3) Fungsi f(x) stasioner jika f(x) = 0
4) Nilai stasioner f(x) maksimum jika f(x) < 0, dan minimum jika f(x) > 0
BAB V

INTEGRAL

1. KONSEP INTEGRAL
Integral adalah kebalikan dari turunan (diferensial). Oleh karena itu integral
disebut juga anti diferensial. Ada 2 macam integral, yaitu integral tentu dan
integral tak tentu. Integral tentu yaitu integral yang nilainya tertentu, sedangkan
integral tak tentu, yaitu integral yang nilainya tak tentu. Pada integral tentu ada
batas bawah dan batas atas yang nanti berguna untuk menentukan nilai integral
tersebut. Kegunaan integral dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali,
diantaranya menentukan luas suatu bidang, menentukan voluem benda putar,
menentukan panjang busur dan sebagainya. Integral tidak hanya dipergunakan
di matematika saja. Banyak bidang lain yang menggunakan integral, seperti
ekonomi, fisika, biologi, teknik dan masih banyak lagi disiplin ilmu yang lain
yang . Jika turunan suatu fungsi : Y = f (X) ; maka untuk menentukan fungsi
asalnya melakukan pengintgrasian.

F (X) = f (x) dx ;
Keterangan:
: Tanda Integral
f (x) : Integran (fungsi yang diintegralkan)
dx : Operator penurunan yang mengikat operasi yang dibentuk terhadap
variabel X.

Maka dF(X) / dx = f (x) ; maka : f(x) dx = F (X) + C

2. INTEGRAL TAK TENTU

Integral tak Tertentu dari fungsi aljabar

Karena integral merupakan kebalikan (invers) dari turunan, maka


untuk menemukan rumus integral kita beranjak dari turunan. Turunan suatu
dy
fungsi y = f(x) adalah y = f (x) atau , sedangkan notasi integral dari suatu
dx
fungsi y = f(x) adalah y dx f ( x) dx yang dibaca integral y terhadap x .
Turunan suatu fungsi konstan adalah 0 atau integral 0 adalah suatu fungsi konstan,
biasanya diwakili oleh notasi c.

a n 1
Rumus umum integral dari y ax n adalah x c atau ditulis :
n 1

a n 1
ax dx x c untuk n 1
n

n 1

Contoh 1 : Tentukan :

2x
3
a. dx

5x
3x 3 6 x 2 7 x 2 dx
4
b.
8
c. 3x 4
dx

d. 2x x dx

Penyelesaian :

2 4 1
2x dx x c x4 c
3
a.
4 2

5 x 3 4 7
b. 4
3 x 3 6 x 2 7 x 2 dx x 5 x 2x3 x 2 2x c
4 2
8 8 8 8
c. 3x 4
dx x 4 dx
3 3(3)
x 3 c 3 c
9x
3 5 5
2 4
d . 2 x x dx 2 x dx x 2 c x 2 c
2
5 5
2

LATIHAN SOAL
1. Integralkan !
2 x dx
5
a.

5 x dx
4
b.
1
c. x
dx

3x 4 x 3 2 x 2 5 x 7 dx
4
d.
Pemakaian Integral Tak Tentu

Pada integral tak tentu terdapat nilai konstanta c yang tidak tentu nilainya.
Untuk menentukan fungsi f dari suatu fungsi turunan, maka harus ada data yang
lain sehingga harga c dapat diketahui..

Contoh 1 : Diketahui f (x) = 5x 3 dan f(2) = 18. Tentukan f(x) !

Penyelesaian :

5 2
f ( x) (5 x 3)dx x 3x c
2
5
f (2) 18 (2) 2 3.2 c 18
2

10 6 c 18

16 c 18

c2

5 2
Jadi f ( x) x 3x 2
2

Contoh 2 : Jika gradien garis singgung di titik (x,y) pada sebuah kurva yang
dy
melalui titik (3,4) ditentukan 3 x 2 8 x 5 , maka tentukan persamaan
dx
kurva tersebut !

Penyelesaian :

f ( x) (3x 2 8 x 5)dx x 3 4 x 2 5 x c
f (3) 4 33 4.3 2 5.3 c 4

27 36 15 c 4

c 2

Jadi f(x) = x 3 4 x 2 5 x 2

LATIHAN SOAL

1. Tentukan rumus f(x) jika diketahui :


a. f (x) = 2x dan f(4) = 10
b. f (x) = 8x 3 dan f(-1) = 10
1 1
c. f (x) = x 2 2
dan f(1) =
x 3
d. f (x) = x - x dan f(4) = -3
1
e. f (x) = 1 - 2 dan f(4) = 1
x
2. Diketahui titik (3,2) terletak pada kurva dan gradien garis singgung di titik (x,y)
pada kurva tersebut didefinisikan 2x 3. Tentukan persamaan kurva tersebut !
dy
3. Gradien suatu kurva pada setiap titik (x,y) ditentukan oleh 3x 2 2 x dan
dx
kurva itu melalui titik (-3,2). Tentukan persamaan kurva itu !
4. Kecepatan suatu benda bergerak dinyatakan oleh v(t ) 12t 2 6t 1. Setelah
benda itu bergerak 1 detik, jarak yang ditempuh 4 m. Tentukan persamaan gerak
dari benda itu !
5. Diketahui rumus percepatan a(t)= t 2 1 dan kecepatan v(0) = 6. Tentukanlah
dv
rumus kecepatan v(t) jika a(t)=
dt
Integral Tak Tertentu dari fungsi Trigonometri
Kita telah mempelajari turunan fungsi trigonometri yang secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut :

sin x cos x sin x cos x sin x

tan x sec 2 x
cot x cos ec 2 x

artinya turunan.

Karena integral adalah invers dari turunan maka :

Bentuk dasar tersebut adalah:

1. sin x dx = -cos x + C

2. cos x dx = sin x + C

3. tan x dx = ln sec x C

= -ln cos x C

4. cot x dx = - ln csc x C
= ln sin x C

5. sec x dx = ln sec x tan x C

csc x dx = ln csc x cot x C

6. sec x dx = tan x + C
2

Contoh 1 : Tentukan :

a. (5 sin x 2 cos x) dx
b. (2 cos x 4 sin x 3) dx
Penyelesaian :

a. (5 sin x 2 cos x) dx 5 cos x 2 sin x c


b. (2 cos x 4 sin x 3) dx 2 sin x 4 cos x 3x c

Contoh 2 :

2. sin
3
xdx

Jawab

sin = sin (31)1 xdx


3
xdx

= sin xsin x dx
2

= (1 cos 2 x)d ( cos x)

= 1d ( cos x) cos 2 d (cos x)

1
= -cos x + cos 3 x C
3
3. cos
5
xdx

Jawab

cos cos
( 5 1) 1
5
xdx = x dx

= cos 4 x cos xdx

= (1 sin 2 x) 2 d (sin x)

= (1 2 sin 2 x sin 4 x)d (sin x)

= 1d (sin x) 2 sin xd (sin x) sin 4 xd (sin x)


2

2 3 1
= sin x - sin x sin 5 x C
3 5

4. sin
5
(2 x)dx

Jawab:

du
Misal u = 2x, du = 2dx atau dx =
2

du
Sehingga sin 5 (2 x)dx sin 5 u
2

1
2
= sin 5 udu

1
2
= sin 4 u sin udu

1
=
2 (1 cos 2 u ) 2 d ( cos u )
1
2
= (1 2 cos 2 u cos 4 u )d ( cos u )

1 1 1
= cos u sin 3 u sin 5 u C
2 3 10

1 1 1
= cos 2 x sin 3 2 x sin 5 2 x C
2 3 10

LATIHAN SOAL

1. Tentukan integral fungsi berikut !


a. 5 sin x dx
b. sin x cos x dx
c. 8 cos x 6 sin x dx
d. 2 x sin x dx
x 2 sin x dx
2
e.

3. INTEGRAL TERTENTU

Definisi :

Misal f(x) suatu fungsi yang didefinisikan pada [a,b], selanjutnya f(x) dikatakan
terintegralkan (integrable) pada [a,b]

n
jika lim f ( xi )xi ada.
P 0 i 1

b
Selanjutnya f ( x)dx disebut Integral Tentu (Integral Riemann) f(x) dari a ke b,
a
dan didefinisikan

b n
f ( x)dx = lim f ( xi )xi .
a P 0 i 1
b
f ( x)dx menyatakan luas daerah yang tercakup diantara kurva
a

b
y = f(x) dan sumbu x dalam selang [a,b], jika f ( x)dx bertanda negatif maka
a
menyatakan luas daerah yang berada dibawah sumbu x.

Definisi :

a
1. f ( x)dx =0
a
b a
2. f ( x)dx = - f ( x)dx , a>b
a b

Teorema Dasar Kalkulus


Teorema dasar Kalkulus memberikan kemudahan untuk menghitung Integral Tentu,
berikut teorema tersebut :
b
Misal f(x) kontinu pada [a,b] dan F(x) sebarang anti turunan f(x), maka f ( x)dx =
a
F(b) F(a)
b
Selanjutnya ditulis F(b) F(a) = [ F ( x)]a

Contoh :
1. Perlihatkan bahwa jika r Q dan r -1, maka
b
r b r 1 a r 1
x dx r 1 r 1
a
Jawab :
x r 1
Karena F(x) = suatu anti turunan dari f(x) = xr, maka menurut teorema
r 1
b
r b r 1 a r 1
dasar Kalkulus x dx F (b) F (a )
a r 1 r 1

Integral tentu sebagai operator linear, yaitu bersifat :


Misal f(x) dan g(x) terintegralkan pada [a,b] dan k suatu konstanta, maka:
b b
1. kf ( x)dx k f ( x)dx
a a
b b b
2. [ f ( x) g (x)]dx = f ( x)dx + g ( x)dx
a a a
Contoh :

2
2
Hitung (4 x 6 x )dx
1

Jawab :

2 2
2 2 x2 2 x3
(4 x 6 x )dx 4 xdx 6 x dx = 4 2 6 3
2 2
1 1 1 1 1

4 1 8 1
= 4 6 = 12
2 2 3 3
Sifat-Sifat Integral Tentu
1. Sifat Penambahan Selang
Teorema :

Jika f(x) terintegralkan pada suatu selang yang memuat tiga titik a, b dan c, maka

c b c
f ( x)dx = f ( x)dx + f ( x)dx bagaimanapun urutan a, b dan c.
a a b

Contoh :
2 1 2 2 3 2
2 2 2 2 2 2
1. x dx x dx x dx 2. x dx x dx x dx
0 0 1 0 0 3
2 1 2
2 2
2
3. x dx x dx x dx
0 0 1

2. Sifat Simetri
Jika f(x) fungsi genap, yaitu suatu fungsi yang memenuhi sifat
f(-x) = f(x) , maka:
a a
f ( x)dx = 2 f ( x)dx dan
a 0
Jika f(x) fungsi ganjil, yaitu suatu fungsi yang memenuhi sifat
f(-x) = - f(x), maka
a
f ( x)dx = 0.
a
Contoh :

x x x 1
1. cos dx 2 cos dx 8 cos . dx 4 2
4 0 4 0 4 4
5 x5
2. 2
dx = 0
5 x 4

Secara lebih umum, sifat-sifat integral tertentu adalah:


Jika f(x) dan g(x) kontinu pada interval [a,b] dan k Real dan f(x), g(x)

terintegralkan pada interval tersebut, maka:


b
b
1. a
kf ( x)dx k f ( x)dx
a
b b b
2. [ f ( x) g ( x)]dx f ( x)dx g ( x)dx
a a a
b b b
3. [ f ( x) g ( x)]dx f ( x)dx g ( x)dx,
a a a
a
4. f ( x)dx 0
a
b a
5.
a
f ( x)dx f ( x)dx , jika b < a
b
b c b
6.
a
f ( x)dx
a
f ( x)dx f ( x)dx , c ( a, b)
c
a
7.
a
f ( x) 0, jika f(-x) = -f(x)
a a
8.
a
f ( x)dx = 2 f ( x)dx , jika f(-x) = f(x)
0
b
d
9. Jika F(u) = f ( x)dx , maka
a
du
F (u ) f (u )

b
10. f ( x)dx = (b-a) f ( x o ) untuk paling sedikit x = x o antara a dan b.
a
b b
11. f ( x)dx g ( x)dx jika dan hanya jika f(x) g(x) untuk setiap x [a,b].
a a

x
12. D f (t )dt f ( x)
x a

Contoh

Tentukan hasil integral


2
1. (2 x)dx
0

Jawab
2
2
x2
0 ( 2 x )dx =

2 x
2 0

22 02
= 2.2 2.0
2 2
= (4+2) (0+0) = 6
2
2. x ( x 3 1)dx
2

Jawab

Misalnya u = (x 3 1)

du = 3x 2 dx

du
x 2 dx
3

Untuk x = 0 maka u = 1 dan untuk x = 2 maka u = 9, sehingga:


2 9
du
x ( x 1)dx = u
2 3

0 1
3

9
u 2
=
6 1

91 1
=
6 6

90
=
6
4

3. (1 u)
1
u du

Jawab

Misal p = u p2 = u

2p dp = du

Untuk u = 1 maka p = 1

Untuk u = 4 maka p = 2, sehingga:


4 2

4. (1 u) u du = (1 p ) p.2 pdp
2

1 1
2

= (2 p 2 p 3 )dp
2

2
2 2
= p3 p4
3 4 1

2 2 2 2
= (2) 3 (2) 4 (1) 3 (1) 4
3 4 3 4

16 2 2
= 8
3 3 4

14 30
=
3 4

31
=
4
8
xdx
5.
4 x 2 15
Jawab

Misal A = x 2 15 A 2 x 2 15

2A dA = 2x dx

Untuk x = 4 maka A = 1

Untuk x = 8 maka A = 7, sehingga


8 7
xdx AdA
x 15
2
= 1
A
4

= dA
1

= [A] 7
1

=71
=6

x5
10 10
dx 1
6. 6 25 x 2 = ln
2.5 x 5 6
1 10 5 1 6 5
= ln ln
10 10 5 10 6 5

1 1
= ln 3 ln 11
10 10

b
7. Tentukan f ( x)dx
a

2 x, untuk 0 x 1

dengan f(x) = 2, untuk1 x 2
x, untukx 2

Soal di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat


b c b

f ( x)dx f ( x)dx f ( x)dx , c (a, b)


a a c

sehingga:
b 1 2 5

f ( x)dx 2xdx 2dx xdx


a 0 1 2

= x2 1
2 x
2 x

5

0 1
2 2

= (1-0) +(4-2) + 5 / 2 1 1

9
=
2
3
8. x
3
dx
Menurut definisi fungsi harga mutlak, bentuk di atas dapat dinyatakan dengan
3 3 0

x
3
dx = x dx
0
+ x dx.
3

3 0
x2 x2
=
2 0 2 3

= (8/3 0) (0 8/3)

16
=
3

Berdasarkan contoh di atas, tentukan hasil pengintegralan fungsi-fungsi berikut ini:


8
1. 1
1 3x dx

2. x(1 x ) 2 dx

= x1 2
x x dx

= ( x 2 x x x 2 )dx , dengan sifat integral diperoleh

= xdx - 2 x x dx + x dx
2

5
1 2 2 1
= x C1 2( x 2 ) C2 x 3 C3
2 5 3
5
1 2 2 1
= x 2( x 2 ) x 3 C1 C2 C3
2 5 3
5
1 2 1
= x 2 2( x 2 ) x 3 C
2 5 3

4. INTEGRAL SUBSTITUSI

Cara menentukan integral dengan menggunakan cara substitusi-1 yaitu dengan


mengubah bentuk integral tersebut ke bentuk lain dengan notasi lain yang lebih
sederhana sehingga mudah menyelesaikannya. Cara ini digunakan jika bagian
yang satu ada kaitan turunan dari bagian yang lain.

Contoh 1 : Tentukan integral dari :

2 x(4 x 1) dx
2 10
a.

2 sin x cos x dx
5
b.

Penyelesaian :

a. Misal : u 4x 2 1

Maka:

du
8x
dx
du
dx
8x

Sehingga :

du 1 1 11 1
2 x(4 x 1) 10 dx 2 x.u 10 . u 10 du u c (4 x 2 1)11 c
2

8x 4 4.11 44

b. Misal u = sin x

du
cos x
dx
du
dx
cos x

Sehingga :

du 2 1
2 sin x cos x dx 2u 5 . cos x 2u 5 du u 6 c sin 6 x c
5

cos x 6 3

Istilah lain untuk integral substitusi adalah pemisalan. Teknik substitusi


pada umumnya digunakan untuk memudahkan selesaian integral ke bentuk
rumus dasar rumus integral tak tentu, yaitu;
x n 1
a. x dx = + C, asalkan n -1 atau
n

n 1

f ( x)n1 + C, asalkan n
b. f ( x ) f ' ( x)dx = -1
n

n 1

Karena rumus di atas adalah pedoman umum. maka integrannya


menyesuaikan dengan rumus di atas. Jika belum sesuai atau menyimpang dari
bentuk di atas maka sedapat mungkin diubah terlebih dahulu. Dengan
demikian setelah integran sesuai dengan bentuk baku integralnya dapat
dilakukan dengan mengaplikasikan rumus dasar integral tidak tentu.
Akhirnya selesaiannya dapat dilakukan dengan metode substitusi.

Perhatikan beberapa contoh berikut:

1. 1 x dx

Misal u = 1 x

u2 1 x

d (u 2 ) d (1 x)

2udu dx

Substitusi bentuk terakhir ke 1 x dx, diperoleh

u (2u )du = -2 u du
2

Dengan rumus dasar di dapat

1 x dx = -2 u 2 du
u3
= -2 C
3

2
=- (1 x)3 C
3

2. (3x 12)11 dx

Misal A = 3x + 12

d(A) = d(3x+12)

dA = 3 dx

dA
dx =
3

dA
Sehingga (3x 12)11 dx = A11
3

1 11
3
= A dA

1 A12
= ( )C
3 12

1 12
= A C
36

(3x 12)12
= C
36

3. Cos 2 2 x dx

Misal A = 2x

d(A) = d(2x)
dA = 2 dx

dA
dx =
2

dA
Cos 2 x dx = cos 2 A
2

1
= Cos
2
A dA
2

1
=
2 cos 2 AdA

1 1 cos 2 A
2
= dA
2

1 1
=
4 dA cos 2 AdA
4

A sin 2 A
= C
4 8

2 x sin 4 x
= C
4 8

x sin 4 x
= C
2 8

4. 4 x 2 4 x (4x+2) dx

Jawab

Misal A = 4x 2 4x

A 2 = 4x 2 4x
2A dA = (8x+4) dx

2A dA = 2(4x+2) dx

A dA = (4x+2) dx

Sehingga

4 x 2 4 x (4x+2) dx = A .A dA
= A dA
2

1 3
= A C
3

13
= 4x 2 4x + C
3

tdt
5. 3t 4
Jawab

Misal P = 3t 4

P2 4
P 2 = 3t + 4 t =
3

d(P 2 ) = d(3t+4)

2
2P dp = 3 dt dt = Pdp , sehingga
3

P2 4 2
( )( p)dp
tdt
3t 4
= 3
p
3

1
9
= (2 P 2 8)dp
x 2 dx
6. 16 x 2
Jawab

Misal U = 16 x 2

U2 = 16 - x 2 x 2 = 16 - U 2

d(U 2 ) = d(16 - x 2 )

2U du = (-2x)dx

U
dx = du
x

u
2 (16 u 2 )
x dx x du
16 x 2
=
u

16 u 2
= du
x

1
=-
x (16 u 2 )du

16u u3
= C1 C2
x 3x

16 x 2 16 x 2
= 16 (16 x 2 ) C
x 3x

16(16 x 2 )1/ 2 (16 x 2 )3 / 2


= C
x 3x

Soal-soal
Tentukan hasil pengintegralan di bawah ini:

1. t (t 2)
3/ 2
dt

Jawab

3
Misal M = (t+2) 2

M 2 = (t+2) 3

2M dM = 3(t+2) 2 dt

2MdM
t (t 2) dt = M .t. 3(t 2)
3/ 2
2

2t
2
= M 2 dM
3(t 2)

2t 1 3
= M +C
3(t 2) 3
2

9
2t
= (t 2) 2 + C
9(t 2) 2

5
2t
= (t 2) 2 C
9

LATIHAN SOAL

Tentukan integral dari fungsi fungsi berikut dengan menggunakan metode


substitusi !

2 x 3
5
1. dx

6 x 4
5
2. dx
2
3. 5 x 1 4
dx
5. INTEGRAL PARSIAL
Secara umum integral parsial digunakan untuk menentukan selesaian
integral yang integrannya merupakan perkalian dua fungsi uv, dimana u =
f(x) dan v = g(x).

Karena y = uv, maka menurut definisi differensial dan turunan fungsi

y = uv diperoleh

dy = d(uv)

d(uv) = u dv + v du

Dengan mengintegralkan masing-masing bagian diperoleh

d (uv) udv vdu


udv d (uv) vdu

udv uv vdu

Sehigga Seperti telah kita ketahui pada turunan jika y = uv maka y =u v + uv .


Jika kita integralkan kedua rua, maka akan didapat :

y ' dx u ' v dx uv ' dx uv ' dx y u ' v dx uv u ' v dx

Rumus di atas sering disingkat dengan :

u dv uv v du

Bentuk terakhir ini dinamakan rumus integral parsial. Prinsip yang


digunakan dalam integral parsial adalah integran yang berbentu uv di
manipulasi menjadi u dv dan dalam menentukan udv tidak boleh
memunculkan persoalan yang lebih sulit dibandingkan dengan udv tersebut.

Perhatikan beberapa contoh berikut ini.

Tentukan integral persial berikut ini

1. x cos xdx

Jawab

Bentuk x cos xdx diubah menjadi udv,

Misal u = x , dv = 1 dx

dv = cos x dx , v = cos x dx = sin x

Akibatnya x cos xdx = x d(sin x).

Dengan rumus integral parsial

udv uv vdu , diperoleh

x d(sin x) = x sin x - sin x d(x)

= x sin x - sin x dx

= x sin x + cos x + C

Akhirnya diperoleh x cos xdx = x sin x + cos x + C

2. x 1 x dx

Pilih u = x , du = dx
23
dv = 1 x , v = 1 x dx =
3
1 x

23
Sehingga x 1 x dx = xd ( 1 x)
3

Berdasarkan rumus integral parsial

udv uv vdu , diperoleh


23
x 1 x dx = xd (
3
1 x)

2x 3 23
=
3
11 - 3 1 x d ( x)

2x 3 23
=
3
11 - 3 1 x dx

2x 3 2
= 1 1 - 3 (1 x) 4 C
3 4

3. sin x e dx
x

Pilih u = sin x maka du = d(sinx) = cos dx

dv = e x dx , v = e x dx = e x , sehingga:

sin x e dx = sin x d( e x )
x

= e x sin x e x d (sin x)

= e x sin x e x cos xdx

Diperoleh bentuk e x cos xdx yang juga diselesaikan dengan metode parsial
Pilih u = cos x , dv = d(cos x) = sin x dx

dv = e x dx , v = e x dx = e x , sehingga:

cos x e x dx = cos x d( e x )

= e x cos x e x d (cos x)

= e x cos x e x ( sin x)dx

= e x cos x e x sin x)dx,

Akhirnya diperoleh

sin x e dx = e x sin x e x cos xdx


x

= e x sin x e x cos x e x sin x)dx,

1 x 1
sin x e dx = e sin x e x cos x C
x

2 2

Berdasarkan contoh di atas kerjakan soal di bawah ini sebagai latihan.

1. x sec
2
xdx

2. sin
3
xdx

Jawab:

sin xdx = sin 2 xsin xdx


3

Pilih u = sin2 x du = d(sin2 x ) = 2sinx cos x

dv = sin x dx maka v = sin xdx = - cos x

Sehingga
sin xdx = sin 2 xd ( cos x)
3

= -cos x sin2x - cos xd (sin 2 x)dx

= -cos x sin2x + cos x 2 sin x cos xdx

= -cos x sin2x + 2 sin x(1 sin 2 x)dx

3
sin xdx
3
= -cos x sin2x + 2 sin xdx 2 sin x)dx

3 sin 3 xdx = -cos x sin2x + 2 sin xdx

cos x sin 2 x 2
sin 3 xdx = sin xdx
3 3

Contoh 1 : Tentukan :

2 x(5x 1)
6
a. dx
b. x sin x dx
Penyelesaian : a. Misal 2x = u maka 2 dx = du

Misal dv = 5 x 1 6 dx v . 5 x 1 7 (5 x 1) 7
1 1 1
5 7 35

1 1
2 x(5 x 1) dx 2 x. (5 x 1) 2 (5 x 1)7 .2 dx
6

35 35
2x 2 1 1
(5 x 1) 7 . . (5 x 1)8 c
35 35 5 8
2x 1
(5 x 1) 7 (5 x 1)8 c
35 700

b. Misal x = u maka dx = du

Misal dv = sin x dx maka v = -cos x


x sin x dx x. cos x cos x dx x cos x sin x c

LATIHAN SOAL

Tentukan integral berikut dengan metode parsial !

6 xx 2 dx
5
1.

8 x1 2 x dx
3
2.
3. x 2 x 4 dx
x
4. x 1
dx

Daftar Pustaka
[1] Achsanul Inam, 2000. Kalkulus I. Malang: UMM Press.
[2] Edwin J. Purcell., Dale Varberg. 1989. Kalkulus dan Geometri Analitis. Jilid 2
(terjemahan I Nyoman Susila dkk). Bab 18. Jakarta; Erlangga.
[3] Frank Ayres., J.C Ault. 1984. Kalkulus Diferensial dan Integral (Seri Buku
Schaum). Alih Bahasa Lea Prasetyo. Jakarta: Erlangga..
[4] Sudaryono dkk.2010. Kalkulus For It. Andi.Yogyakarta
[5] Varberg,et all.2003.Kalkulus edisi ke 8 jilid 1.erlangga, Jakarta.
[6] Wilfred Kaplan. 1961. Ordinary Differential Equations. Massachusetts: Addison
Wesley Publishing Company, Inc.

You might also like