You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,
hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan
oleh faktor alam, factor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis
yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa
kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Bencana sosial
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan
oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat,
dan teror.
komunikasi adalah cara terbaik untuk kesuksesan mitigasi bencana, persiapan, respon,
dan pemulihan situasi pada saat bencana. Kemampuan untuk mengkomunikasikan pesan-
pesan tentang bencana kepada publik, pemerintah, media dan pemuka pendapat dapat
mengurangi resiko, menyelamatkan kehidupan dan dampak dari bencana.
Kemampuan untuk berkomunikasi, berkoordinasi, dan bekerja secara efektif sebagai
suatu team merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan suatu rencana. Dalam
suatu bencana berskala besar, maka makin banyak sumber daya yang dibutuhkan.
Kemampuan masing-masing pihak penolong untuk mendata permasalahan, menghitung
sumber daya yang dimiliki, dan berkomunikasi antar sesama akan menentukan keberhasilan
suatu program/proyek. Ada banyak anggota masyarakat yang akan bersedia membantu, para
penegak hukum, pemadam kebakaran, paramedis, dan lain-lain akan dengan sukarela
membantu Tim penanggulangan dampak bencana. Namun kemampuan mereka berbeda-
beda, sehingga tugas kita untuk mendata hal tersebut, kemudian memberikan pelatihan dan
perlengkapan yang diperlukan.

1
Manajemen bencana adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan bencana pada, sebelum, saat, dan sesudah terjadi bencana yang dirancang
untuk memberikan kerangka kerja bagi orang-perorangan atau komunitas yang berisiko
terkena bencana untuk menghindari, mengendalikan risiko, mengurangi, menanggulangi
maupun memulihkan diri dari dampak bencana.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi manajemen secara umum?
2. Apa definisi komunikasi secara umum?
3. Apa definisi manajemen komunikasi secara umum ?
4. Apa definisi manajemen komunikasi dalam keperawatan bencana?
5. Apa tujuan manajemen komunikasi dalam bencana?
6. Penjelasan bagan?
7. Siapa yang terlibat dalam manajemen komunikasi?
8. Apa dasar hukum komunikasi dalam bencana?
9. Bagaimana komando manajemen komunikasi bencana?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi manajemen secara umum
2. Untuk mengetahui definisi komunikasi secara umum
3. Untuk mengetahui definisi manajemen komunikasi
4. Apa definisi manajemen komunikasi dalam bencana
5. Untuk mengetahui tujuan manajemen komunikasi dalam bencana
6. Penjelasan bagan
7. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam manajemen komunikasi
8. Untuk mengetahui dasar hukum komunikasi dalam bencana
9. Untuk mengetahui komando manajemen komunikasi bencana

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN SECARA UMUM


Manajemen merupakan proses yang khas yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan
dengan efektif dan efisien menggunakan semua sumber daya yang ada. Kata manajemen
berarti pemimpin, direksi dan pengurus yang diambil dari kata kerja manage.
Manage mengandung arti mengemudikan, mengurus dan memerintah.1 Menurut
bahasa Italia, istilah manajemen berasal dari managiere yang berarti melatih kuda
sebagai pelatih, dan istilah manage dalam bahasa Perancis bermakna tindakan
membimbing atau memimpin.
2.2 PENGERTIAN KOMUNIKASI SECARA UMUM
Istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa Latin communicatus
yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi
menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Komunikasi merupakan proses pengoperasian rangsangan dalam bentuk lambang
atau simbol bahasa (seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lainnya)
atau gerak (non-verbal),yang bertujuan mempengaruhi orang lain untuk memberikan
atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain .
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai
suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan
atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun
tak langsung.
Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka
2.3 PENGERTIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Manajemen Komunikasi adalah Bagaimana individu atau manusia mengelola proses
komunikasi melalui penyusunan kerangka makna dalam hubungannya dengan orang lain
dalam berbagai setting atau konteks komunikasi dengan mengoptimalisasi sumberdaya
komunikasi dan teknologi yang ada. (Michael Kaye, 1994)

3
Manajemen Komunikasi menurut (Parag Diwan, 1999) adalah Proses penggunaan
berbagai sumberdaya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen Komunikasi adalah Proses pengelolaan sumberdaya komunikasi yang
ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang terjadi
dalam berbagai konteks komunikasi (individual, organisasional, govermental, sosial,
atau internasional).
Manajemen Komunikasi Mengacu pada pengertian tentang bagaimana orang
mengelola proses komunikasi melalui konstruksi makna tentang hubungan mereka
dengan orang lain dalam situasi yang beragam. Memberikan arah bagaimana orang
bekerja dalam berbagai konteks dapat berkomunikasi secara efektif, efisien dan produktif.
2.4 PENGERTIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
BENCANA
DEFENISI BENCANA
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana
dan kerugian harta benda, serta menimbulkan gangguan-gangguan terhadap tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan
bantuan secara khusus.

DEFENISI MANAJEMEN KOMUNIKASI BENCANA

Proses pengaturan atau mengatur dalam pengiriman dan penerimaan informasi,


pesan ataupun berita yang dilakukan saat terjadi bencana.

PERAN KOMUNIKASI

Komunikasi berperan sebagai penghubung semua fase penanganan kegawat daruratan:

1. Komunikasi pra rumah sakit, intra rumah sakit, antar rumah sakit
2. Komunikasi lintas sector

4
KOMUNIKASI DALAM PENANGANAN BENCANA

Disaster respon memerlukan kerja tim dalam satu koordinasi bukan kerja
individu bukan kerja individu hal ini, tidak mungkin berlangsung tanpa komunikasi.
Kesulitan dalam komunikasi bukan hanya masalah bagaimana berbicara tetapi bagaimana
mengkomunikasikan hal-hal penting yang dapat diketahui banyak pihak (petugasmaupun
korban bencana).

PERMASALAHAN KOMUNIKASI DI INDONESIA

1. Fasilitas komunikasi yang ada belum memadai dan belum merata (pulau terpencil
tanpa fasilitas telepon, satelit mahal)
2. Fasilitas komunikasi umum tidak terjamin dari terjadinya bebas gangguan
dari terjadinya bebas gangguan (kerusakan telepon/ gangguan teknis)
3. Toleransi minimal untuk pelayanan kasus emergensi bila terjadi hambatan
komunikasi
MASALAH YANG TIMBUL BILA TIDAK ADA KOMUNIKASI

- Sulit memperkirakan apa yang terjadi, baik keadaan bencana, keadaan korban
- Seluruh anggota team penanganan bencana memerlukan komunikasi antar team
maupun antar lapangan Posko
- Sulit melakukan koordinasi antar instansi
- Dalam skala besar tidak dapat berkomunikasi baik secara regional, nasional
maupun internasional
- Terjadi konflik antara instrusksi atau informasi yang ada
- Menyebabkan kebingungan petugas dilapangan maupun korban
- Tidak dapat dilakukan upaya penanganan yang efektif
PROSEDUR UMUM (General procedure)
1. Tahu cara memanggil stasiun radio tujuan: SEBUTKAN KODE PANGGIL KITA
DAN KODE PANGGIL SATSIUN YG DITUJU
2. Bicara dengan jelas (Talk brief and clear)

5
3. Tahu cara mengeja kata-kata sulit misalnya: A=Alfa, B=Bravo, C= Charlie ..dst
atau menggunakan nama kota yang kita kenal bersama di Indonesia misal
A = Ambon, B = Bandung, C = Cirebon
4. Jangan diskusikan keadaan pasien,,gunakan katagunakan katasandi/ kode untuk
menyampaikan berita misalnya pasien berlabel merah (tidak perlu disebut pasien
dengan ancaman kematian), DOA (Death on arrival = pasien meninggal saat
datang)
5. Bila memungkinkan berbicara dengan operator radio yang tetap dengan
memenuhi aturan yang berlaku
PROSEDUR UMUM
Mengirim Berita/ Laporan
1. Sebut sifat berita (laporan umum, terbatas/rahasia)
2. Sebut tingkat prioritas ( berita penting/urgent, biasa)
3. Sebutkan jenis laporan (laporan keadaan pasien, KLB,
laporan khusus, laporan rujukan)
4. Gunakan formulir khusus (formulir pelaporan, formulir khusus, formulir isian)
5. Gunakan sandi yang sudah disepakati (berlatih bila belum terbiasa menggunakan
komunikasi radio)

Komunikasi dengan Rumah Sakit penerima


Rumah sakit penerima seharusnya menerima data dari Posko tentang jumlah korban yang akan
dikirim, jenis kasus dan alat transportasi yang digunakan.
Dari petugas dilapangan komunikasi untuk RS yang akan menerima tujuan pasien adalah
konfirmasi tentang jumlah jumlah korban yang dikirim, keadaan pasien, dan
ditambahkan tindakan pertama yang diberikan serta tindakan selama.transportasi.
Rumah sakit penerima korban bencana harus selalu
menyiapkan fasilitas walaupun pasien dikirim tanpa informasi dari lapangan

6
7
Komunikasi Di Dalam Rumah Sakit
- Ditetapkan area penerimaan korban (reception areaeception area) sebaiknya
seluruh korban masuk melalui satu pintu I dan perlu di disain area penerimaan
korban dengan rencana pencatatan administrasi waktu masuk (plan for
admission admission registration)
- Perpindahan pasien dari satu unit ke unit lain (UGD ke ICU, ,UGD ke OK, UGD
ke radiologi dll ) memerlukan komunikasi informasi
- SOP atau pedoman kegiatan di UGD akan banyak membantuakan banyak
membantu bagi setiap petugas medis relawan yang akan membantu

DALAM PENANGANAN KORBAN MASSAL


1. LAPORAN AWAL (CommunicationsInitial Report)
- Lokasi kejadian (Location of Location of incident incident)
- Jenis kasus (trauma/medical)
- Perkiraan awal jumlah korban

8
- Perkiraan awal kasus gawat
- Tindakan awal yang sudah

2. LAPORAN LANJUTAN
Dari lokasi kejadian dapat dilaporkan:
- Jumlah korban yang ditangani berdasarkan pengelompokkan label (Triage
category)
- Melaporkan keadaan khusus (Age/Gender)
- Menetapkan tujuan pengiriman pasien/ korban
- Jumlah alat transportasi yang tersedia dilapangan
3. LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
- Mendata ulang dan memastikan posisi/ lokasi semua korban atau pasien baik yang dikirim
maupun yang di tangani di lapangan

SISTEM INFORMASI BENCANA

1. Diperlukan data atau informasi untuk penyusunan kebijakan maupun perencanaan


dalam upaya pencegahan dan penyiagaan untuk menghadapi ancaman terjadinya
bencana
2. Informasi tentang adanya bahan berbahaya / bahan kimia disebuah intitusi kesehatan
(RS) harus diberikan sebagai antisipasi pertolongan pertama bila terjadi bencana
3. Pembuatan peta tentang:
- Daerah ancaman bahaya (hazard mapping, risk mapping)
- Alur untuk bantuan medis dan penanganan medis
- Lokasi fasilitas kesehatan untuk rujukan
4. Kegiatanpelaporan dan monitoring serta evaluasi dari berbagai usaha sejak
penyiagaan sampai dengan penanganan, dilakukan secara periodik dan
teratur, dengan pola tertentu agar dapat dievaluasi untuk perbaikan atau
pengembangan yang diperlukan
5. Data dan informasi ini dapat dimanfaatkan oleh semua fihak yang memerlukan yang
memerlukan, sehingga terjalin suatu kesamaaan konsep, dan keterpaduan dalam
upaya penanganan dalam upaya penanganan.

9
INFORMASI UNTUK MASYARAKAT

- Diperlukan informasi yang sudah disiapkani untuk media massa


- Informasi yang diberikan harusr akurat dan jangan member pernyataan untuk hal
hal yang belum jelas (jangan janganspekulatif spekulatif )
- Informasi yang diberikan secara teratur / periodik akan lebih baik dan
menguntungkan
- Petugas Humas yang diberi tugas menyampaikan informasi harus dipilih karena
kemampuannya dan tetap berada dibawah pos komando / sentra pengendalian

2.5 TUJUAN MANAJEMEN KOMUNIKASI DALAM BENCANA


1) Sarana pengindera-dini (early warning system), agar musibah/-
bencana/marabahaya yang terprediksi/diperkirakan akan terjadi dapat dideteksi
sejak awal, sehingga semua usaha pertolongan dan penyelamatan dapat dilakukan
tepat waktu, terseleksi (tepat guna) dan mengurangi timbulnya kerugian yang
banyak (harta benda bahkan jiwa manusia).
2) Sarana koordinasi antar semua institusi/instansi/organisasi/- potensi yang terlibat
operasi, agar menemukan cara yang tepat, cepat, efektif dan efisien.
3) Sarana untuk mengalirkan perintah, berita-berita dan berikut pengendalian
terhadap semua unsur dan elemen yang terlibat dalam operasi/kegiatan
pertolongan/penyelamatan.
4) Sarana bantuan administrasi dan logistic

10
2.6 PENJELASAN BAGAN

11
12
Bencana Skala Kabupaten/Kota
1. Mekanisme hubungan kerja antara BPBD/SATLAK PB Kabupaten/Kota dengan Pos
Komando Lapangan Tanggap Darurat Bencana bersifat komando.
2. Mekanisme permintaan bantuan sumber daya :
a) Komandan Posko Lapangan Tanggap Darurat mengajukan permintaan bantuan
sumberdaya baik berupa sumberdaya manusia, logistik maupun peralatan kepada
Komandan Posko Tanggap Darurat Kabupaten/ kota/BPBD provinsi dan BNPB,
berdasarkan atas kekurangan sumberdaya yang tersedia dilokasi dan tingkat
kewenangannya.
b) Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten/Kota meneruskan
permintaan bantuan sumber daya kepada BPBD Provinsi
c) Kepala BPBD Provinsi meneruskan permintaan bantuan sumber daya kepada
BNPB
3. Mekanisme Mobilisasi/pengerahan bantuan sumberdaya
a) Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten/Kota/BPBD Provinsi dan
BNPB melakukan analisis permintaan bantuan
b) Jika persediaan bantuan cukup memadai, selanjutnya :
1) BNPB mengerahkan bantuan sumberdaya melalui BPBD
2) Provinsi atau secara langsung ke Posko Lapangan Tanggap Darurat Bencana
dengan didampingi Pejabat BPBD Provinsi dan Posko Tanggap Darurat
Kabupaten/Kota.
3) BPBD Provinsi mengerahkan bantuan sumberdaya melalui Posko Tanggap
Darurat Kabupaten/Kota atau secara langsung ke Posko Lapangan Tanggap
Darurat Bencana
4) dengan didampingi Pejabat Posko Tanggap Darurat Kabupaten/Kota.
5) Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten/Kota mengerahkan
bantuan sumberdaya secara langsung ke Posko Lapangan Tanggap Darurat.
c) Jika persediaan bantuan sumberdaya tidak memadai, maka Komandan Posko
Tanggap Darurat Bencana Kabupaten/Kota memerintahkan Komandan Pos
Pendukung Tanggap Darurat Bencana Kabupaten/Kota untuk mengerahkan
bantuan sumberdaya ke Posko Lapangan Tanggap Darurat.

13
4. Mekanisme pelaporan
Setelah bantuan sumberdaya dioperasionalkan, selanjutnya selambat-lambatnya
dalam kurun waktu dua minggu sejak masa tanggap darurat bencana dinyatakan
berakhir:
a) Komandan Posko Lapangan Tanggap Darurat Bencana melaporkan
penggunaan bantuan sumberdaya kepada Komandan Posko Tanggap Darurat
Kabupaten/Kota/ BPBD Provinsi/ BNPB sesuai dengan bantuan sumberdaya
yang diterima dan digunakan.
b) Komandan Posko Tanggap Darurat Kabupaten/Kota memberikan laporan
kepada Kepala BPBD/SKPD Kabupaten/Kota dan BPBD Provinsi tentang
rekapitulasi permintaan dan penggunaan bantuan sumberdaya oleh semua
Posko Lapangan Tanggap Darurat Bencana yang berada di wilayahnya.
c) BPBD Provinsi memberikan laporan kepada BNPB tentang rekapitulasi
permintaan dan penggunaan bantuan sumberdaya oleh Posko Tanggap Darurat
Bencana Kabupaten/Kota

Penjelasan gambar 4 Model Alternatif Manajemen Komunikasi Bencana


Manajemen komunikasi bencana diawali dengan pembentukan sistem komunikasi
yang baik dimana dilakukan perencanaan sistem, pembentukan pengorganisasian,
kemudian melakukan koordinasi/pelaksanaan komunikasi pada saat bencana terjadi dan
terakhir melakukan evaluasi terhadap komunikasi yang dilakukan pada saat bencana.
Setelah itu kesiapan pihak pemerintah dan masyarakat yang terlibat didalamnya juga ikut
mendorong keberhasilan manajemen komunikasi bencana yang akan dilaksanakan.
Kesiapan pihak pemerintah yang terlibat dalam penanggulangan bencana dapat
dilakukan dengan membuat rencana kontijensi dan mengarahkan agar masyarakat siap
menghadapi bencana melalui SOP (standart operational procedure), sehingga saat
bencana datang, pihak yang terlibat mengetahui tindakan yang harus dilakukan. Saat
bencana sudah terjadi maka melewati masa pra bencana, tanggap darurat, dan pasca
bencana. Saat bencana sudah berakhir diperlukan evaluasi untuk membangun manajemen
komunikasi bencana yang lebih efektif dalam waktu mendatang.

14
Penjelasan Gambar 1. Manajemen Komunikasi Bencana
Manajemen komunikasi bencana berlangsung dimulai dengan penyampaian pesan
oleh BNPB, BPB Provinsi, BBP Kabupaten/Kota dimana pesan tersebut berisi
penyampaian kebijakan penanganan bencana (tanggap darurat, rehabilitasi, dan
rekonstruksi) dan kebijakan kesiapsiagaan menghadapi bencana, dimana pesan akan
disampaikan melalui media tatap muka dan media komunikasi kepada satgas PB,
sehingga terjadilah umpan balik yang diharapkan dari pesan yang disampaikan
komunikator kepada komunikannya berupa laporan pelaksanaan program penanganan
bencana (tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi) kesiapsiagaan menghadapi
bencana.
Kemudian satgas BP akan melanjutkan penyampaian pesan program penanganan
bencana (tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi) dan program kesiapsiagaan
menghadapi bencana, dimana pesan akan disampaikan melalui media tatap muka dan
media komunikasi kepada pemuka pendapat/koordinator KMPB, sehingga terjadilah
umpan balik penyampaian data jumlah korban, kerusakan perumahan, kerusakan fasilitas
umum, aspirasi masyarakat serta ketersediaan sumber daya lokal untuk pangan dan
kesiapsiagaan menghadapi bencana oleh pemuka pendapat/koordinator KMPB kepada
satgas BP.
Komunikasi terus berlanjut oleh pemuka pendapat/koordinator KMPB dengan
penyampaian pesan program penanganan bencana (tanggap darurat, rehabilitasi, dan
rekonstruksi) dan program kesiapsiagaan menghadapi bencana, dimana pesan akan
disampaikan melalui media tatap muka dan media komunikasi kepada masyarakat korban
bencana, disini juga akan terjadi umpan balik diamana masyarakat akan menyampaikan
informasi jumlah korban, kerusakan, kebutuhan masyarakat serta ketersediaan sumber
daya lokal untuk penanganan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana sehingga dapat
dilakukan evaluasi keberhasilan penyampaian pesan dalam komunikasi bencana tersebut.

Penjelasan Lampiran 7. Bagan struktur organisasi pos komando lapangan tanggap


darurat bencana
Dalam struktur organisasi pos komando yang paling tertinggi adalah komandan dan
wakil komandan yang akan memberikan komando ke sekretariat, di dalam sekretariat

15
terbagi menjadi dua bagian yaitu sub bagian data, informasi & komunikasi dan sub
bagian administrasi. Komandan dan wakil komandan juga akan memberikan komando ke
berbagai bidang yaitu bidang SAR, bidang DUMLAP, bidang logistik peralatan &
pengelola bantuan, bidang layanan kesehatan & psiko-sosial, bidang pemulihan darurat
SarPras Vital, dan bidang keselamatan & keamanan. Bidang-bidang tersebut juga akan
memberikan koordinasi ke sekretariat.

2.7 YANG TERLIBAT DALAM MANAJEMEN KOMUNIKASI


Di kabupaten, penanganan bencana belum sesuai UU yang mengatur bencana,
yaitu diorganisir oleh Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) ditingkat
Kabupaten. Pelaksanaan koordinasi dilakukan sebagai sebuah kelompok yang tertugas
menangani bencana yang timbul guna mengurangi resiko yang dialami para korban
bencana. Tim penanggulangan bencana selain BNPB, BPBD provinsi juga terdiri dari tim
gabungan dari pihak Pemkab (Dinas Kesbanglinmas, Sosial, Pendapatan, Infokom dan
PDE) perangkat keaman daerah (TNI-Polri), warga masyarakat, dan unsur lain. Tim
penanggulangan bencana ini baru terbentuk setelah terjadi bencana.
2.8 DASAR HUKUM KOMUNIKASI DALAM BENCANA
Dasar Hukum Manajemen Komunikasi dalam Bencana telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Penanggulangan
Bencana.salah satunya yaitu dalam Pasal 12. Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pedoman Radio Komunikasi
Kebencanaan
2.9 KOMANDO MANAJEMEN KOMUNIKASI BENCANA
A. Konsep manajemen komunikasi
Mengkomunikasikan suatu informasi tentang bencana yang berharga kepada public
merupakan hal yang utama dalam risk manajemen seringkali masalah Teknik
penyampaian informasi dan edukasi hanya diselipkan begitu saja dalam beberapa
program, namun tidak diintregasikan dengan baik.

4 aspek penting dalam komunikasi :

Prinsip dalam berkomunikasi yang baik

16
Dasar-dasar metode dan pendekatan yang dapat digunakan untuk edukasi dan
meningkatkan kewaspadaan masyarakat
Edukasi dan pelatihan untuk tenaga professional
Penggunaan internet dalam penanggulangan dampak bencana

Kesulitan yang sering dialami:

Para ahli cenderung lebih sering mewujudkan ide dalam bentuk tulisan sedangkan
masyarakat lebih mudah memahami dengan cara mendengarkan dan melihat langsung.
Lebih cendrung menggunakan angka dalam menganalisa suatu hal, sedangkan
masyarakat lebih cendrung membandingkan dampaknya langsung dalam kehidupan
nyata. Para ahli lebih suka mendefinisikan suatu variable dan kadang membuat kesulitan
dalam memahami masalah dimasyarakat yang kompleks dan dinamis

B. Komando

Setiap jaringan komando ditambah, penggunaan kesempatan untuk meneruskan


komando pada level diatas nya. p[ara komandan segera membangun system piramida
yang memungkinkan setiap petugas hanya berinteraksi dengan 3 sampai 7 orang. Dalam
insiden skala yang sangat besar, lima jabatan fungsional dialokasikan :

Komando
Operasi
Perencanaan
Logistik
Keuangan

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Manajemen merupakan proses yang khas yang bertujuan untuk mencapai suatu
tujuan dengan efektif dan efisien menggunakan semua sumber daya yang ada. Kata
manajemen berarti pemimpin, direksi dan pengurus yang diambil dari kata kerja
manage. Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai
suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung
(lisan) maupun tak langsung.
Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alamalam
atauatau manusiamanusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dankerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana danprasarana umum serta menimbulkanprasarana umum serta
menimbulkan gangguan-gangguan terhadap tata terhadap tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan secara khusus.nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan secara khusus.
3.2 SARAN
Kami sangat menyadari bahwa penyusnan makalah kami ini sangatlah kurag dari
kesempurnaan, oleh karena itu bagai pembaca atau mahasiswa yang membaca
makalah ini, kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang salah arti dan kami sebagai
manuasia membuka hati kami untuk kritik dan saran yang membangun demi
penyusunan makalah selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

(pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana).
https://dokumen.tips/documents/manajemen-sistem-informasi-dan-komunikasi-dalam
bencana.html
Hasibuan, 2005. Dasar-dasar manajemen, Jakarta : Bumi Aksara hal. 2

19

You might also like