You are on page 1of 57

A. English.

Potential for achieving the objectives of community education. In the community advisory
council, community members enjoy representation in order to ensure full participation in
educational activities with a direct influence in their lives. This wide representation of
community members, institutions and groups with an interest in community education covers
a variety of sectors which might include: professionals, parents, leraners, leaders, business,
government, religious groups, ethnic groups, etc. The organizational structure of participative
planning is based in the community learning centre and through this structure good working
relationships between activities to be done, the personnel involved and the physical factors
needed to perform the activities are established.

Phase 4 about identifiying and analyzing the problems, needs and interests of individuals and
institutions in the community. This phase is imperative in the community education process
to allow for the designing and implementing or relevant educational programmes. Various
methods are used in assessing educational and learning needs in the community. These
include: questionnaires, interviews, need surveys, group discussions, research reports, the
mass media, etc. In using these methods to assess educational and learning needs, one will
discover a wide range of needs which exist in a given community. Some of these needs are
for skill, citizenship, parental and family education, health matters, recreation, leisure, time
and sport.

Phase 5 is about formulating programme objectives. The emphasis here is that when planning
a community education programme it is imperative to start by pointing out the intended
outcomes and/or educational objectives of the programme. Programme objectives give
directions and focus with regard to the designing and operating of a given community
education programme. In order to provide direction and focus, programme objectives should
therefore be unambigous, attainable and realistic.

The designing of educational programme is the sixth phase in the community education
process. In this phase activities of an educational programme which are needed in order to
meet the educational and learning needs of the community are identified. Futhermore, the
main concern is about the choice of a suitable learning format or pattern of learning
experiences for a given community education programme. In designing educational
programmes, the co-ordinator should consider the activities suitable for individual learning;
activities suitable for institutional or mass learning.

In phase 7 of the community education process, community resources are identified and
mobilized. the community resources and services are necessary for the operation of a given
community education programme. It is important that the available community resources be
utilized maimally. The bottom line here is that the success of any commuity education
progrsmee relies on the proper utilization of the community resources at its disposal.
Resources ar the disposal of communities include human, physical and financial resources
which should be utilized interactively in addressing the educational and learning needs of
communities.

The operation of educational programmes (phase 8) forms the culmination and focal point of
the community education process. This is the stage whereby the fomulated programme
objectives are put into action for the purpose of attaining them. The programme leader
therefor selects learning activities from a variety of methods, learning formats or activity
patterns, which are used to operate an educational programme.

Phase 9 is about the evaluation of educatonal programmes, rediagnosis of learning needs, and
adjusment of educational provisions of the various educational agencies in the commnity.
This phase deals with the improvement of the organisational operation, with regard to the
operation of educational programmes. It futher deals with the improvement of programmes,
with regard to objectives, planning, structure, methods, management, etc. The evaluation of
educational programmes should be organised, systematic, and must be influenced by the
objectives of the educational programmes. This phase requires a well co-ordinated process
by the co-ordinator of community education with regard to making decisions and judgements
about eisting and future programmes based on attainable criteria and observarble outcomes.
The last phase of the community educational process is continuous reseacrh (phase 10). The
implication is that this phase occurs continuously throughout the whole process. In
community education continuous research is directed at solving specific problems in a given
community by making use of scientific methods and then using the result of the research to
assist that given community. Action research has an advantage in that is allows everybody
with an interest in community education to take part and thereby utilizing a wide array of
learning experiences.

These people could include professionals, educators, instructurs, to name a few. Continuous
research through action research allows commuity members to plough back their experiences
to the community.

In the next chapter, methods and teqniques of assessing learning needs for commuity
aducation programmes will be investigated.
B. Bahasa Indonesia

Potensi untuk mencapai tujuan pendidikan masyarakat. Di dewan penasihat masyarakat,


anggota masyarakat menikmati keterwakilan untuk memastikan partisipasi penuh dalam
kegiatan pendidikan dengan pengaruh langsung dalam kehidupan mereka. Kehebatan anggota
masyarakat, institusi dan kelompok yang berkepentingan dengan pendidikan masyarakat
mencakup berbagai sektor yang meliputi: profesional, orang tua, pelopor, pemimpin, bisnis,
pemerintah, kelompok agama, kelompok etnis, dan lain-lain. Struktur organisasi perencanaan
partisipatif berbasis di pusat komunitas pembelajaran dan melalui struktur ini hubungan kerja
yang baik antara kegiatan yang harus dilakukan, personil yang terlibat dan faktor fisik yang
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut ditetapkan.

Tahap 4 tentang pengidentifikasian dan analisis masalah, kebutuhan dan minat individu dan
institusi di masyarakat. Tahap ini sangat penting dalam proses pendidikan masyarakat untuk
memungkinkan perancangan dan pelaksanaan atau program pendidikan yang relevan.
Berbagai metode digunakan dalam menilai kebutuhan pendidikan dan pembelajaran di
masyarakat. Ini termasuk: kuesioner, wawancara, survei kebutuhan, diskusi kelompok,
laporan penelitian, media massa, dll. Dalam menggunakan metode ini untuk menilai
kebutuhan pendidikan dan pembelajaran, seseorang akan menemukan berbagai kebutuhan
yang ada di komunitas tertentu. Beberapa kebutuhan ini untuk keterampilan,
kewarganegaraan, pendidikan orang tua dan keluarga, masalah kesehatan, rekreasi, waktu
luang, waktu dan olahraga.

Tahap 5 adalah tentang merumuskan tujuan program. Penekanan di sini adalah bahwa ketika
merencanakan program pendidikan masyarakat, sangat penting untuk memulai dengan
menunjukkan tujuan dan / atau tujuan pendidikan program yang diinginkan. Tujuan program
memberi arahan dan fokus berkaitan dengan perancangan dan pengoperasian program
edukasi masyarakat. Untuk memberikan arahan dan fokus, tujuan program harus tidak
membingungkan, dapat dicapai dan realistis.

Perancangan program pendidikan merupakan tahap keenam dalam proses pendidikan


masyarakat. Dalam fase ini kegiatan suatu program pendidikan yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pendidikan dan pembelajaran masyarakat teridentifikasi. Lebih
jauh lagi, perhatian utama adalah tentang pilihan format pembelajaran atau pola pengalaman
belajar yang sesuai untuk program pendidikan masyarakat tertentu. Dalam merancang
program pendidikan, koordinator harus mempertimbangkan kegiatan yang sesuai untuk
pembelajaran individual; kegiatan yang sesuai untuk pembelajaran kelembagaan atau massa.

Pada fase 7 dari proses pendidikan masyarakat, sumber daya masyarakat diidentifikasi dan
dimobilisasi. Sumber daya dan layanan masyarakat diperlukan untuk pelaksanaan program
pendidikan masyarakat yang diberikan. Sangat penting bahwa sumber daya masyarakat yang
tersedia dimanfaatkan secara maksimal. Intinya di sini adalah bahwa kesuksesan program
pendidikan keluarga manapun bergantung pada pemanfaatan yang tepat dari sumber daya
masyarakat yang ada. Sumber daya pelepasan masyarakat meliputi sumber daya manusia,
fisik dan keuangan yang harus dimanfaatkan secara interaktif dalam menangani kebutuhan
pendidikan dan pembelajaran masyarakat.

Pengoperasian program pendidikan (fase 8) merupakan puncak dan titik fokus proses
pendidikan masyarakat. Ini adalah tahap dimana program tujuan sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut. Program kepemimpinan di sana memilih kegiatan belajar dari berbagai
metode, format pembelajaran atau pola aktivitas, yang digunakan untuk mengoperasikan
program pendidikan.

Tahap 9 adalah tentang evaluasi program edukasi, mendiagnosis kebutuhan belajar, dan
penyesuaian ketentuan pendidikan dari berbagai lembaga pendidikan di negara tersebut.
Tahap ini berkaitan dengan peningkatan operasi organisasi, berkaitan dengan pengoperasian
program pendidikan. Ini lebih berkaitan dengan perbaikan program, berkaitan dengan tujuan,
perencanaan, struktur, metode, manajemen, dll. Evaluasi program pendidikan harus diatur,
sistematis, dan harus dipengaruhi oleh tujuan program pendidikan. Fase ini memerlukan
proses koordinasi yang baik oleh koordinator pendidikan masyarakat untuk membuat
keputusan dan penilaian tentang program yang ada dan yang akan datang berdasarkan kriteria
yang dapat dicapai dan hasil pengamatan.

Tahap terakhir dari proses pendidikan masyarakat adalah penelitian terus menerus (tahap 10).
Implikasinya adalah bahwa tahap ini terjadi terus menerus sepanjang keseluruhan proses.
Dalam penelitian pendidikan masyarakat terus diarahkan untuk memecahkan masalah
tertentu di masyarakat tertentu dengan memanfaatkan metode ilmiah dan kemudian
menggunakan hasil penelitian untuk membantu masyarakat tersebut. Penelitian tindakan
memiliki keuntungan karena memungkinkan setiap orang tertarik pada pendidikan
masyarakat untuk berpartisipasi dan dengan demikian memanfaatkan beragam pengalaman
belajar.
Orang-orang ini bisa mencakup para profesional, pendidik, instruktur, untuk beberapa nama.
Penelitian berkelanjutan melalui penelitian tindakan memungkinkan anggota masyarakat
untuk membesarkan kembali semangat mereka ke masyarakat.
Dalam bab selanjutnya, metode dan beberapa teknik untuk menilai kebutuhan belajar akan
program pendidikan masyarakat akan diselidiki.
C. Table Of Translate

Paragraf English Bahasa


1 Potential for achieving the Potensi untuk mencapai
objectives of community tujuan pendidikan
education. In the community masyarakat. Di dewan
advisory council, community penasihat masyarakat,
members enjoy anggota masyarakat
representation in order to menikmati keterwakilan
ensure full participation in untuk memastikan partisipasi
educational activities with a penuh dalam kegiatan
direct influence in their lives. pendidikan dengan pengaruh
This wide representation of langsung dalam kehidupan
community members, mereka. Kehebatan anggota
institutions and groups with masyarakat, institusi dan
an interest in community kelompok yang
education covers a variety of berkepentingan dengan
sectors which might include: pendidikan masyarakat
professionals, parents, mencakup berbagai sektor
leraners, leaders, business, yang meliputi: profesional,
government, religious orang tua, pelopor,
groups, ethnic groups, etc. pemimpin, bisnis,
The organizational structure pemerintah, kelompok
of participative planning is agama, kelompok etnis, dan
based in the community lain-lain. Struktur organisasi
learning centre and through perencanaan partisipatif
this structure good working berbasis di pusat komunitas
relationships between pembelajaran dan melalui
activities to be done, the struktur ini hubungan kerja
personnel involved and the yang baik antara kegiatan
physical factors needed to yang harus dilakukan,
perform the activities are personil yang terlibat dan
established. faktor fisik yang dibutuhkan
untuk melakukan aktivitas
tersebut ditetapkan.
2 Phase 4 about identifiying Tahap 4 tentang
and analyzing the problems, pengidentifikasian dan
needs and interests of analisis masalah, kebutuhan
individuals and institutions in dan minat individu dan
the community. This phase is institusi di masyarakat.
imperative in the community Tahap ini sangat penting
education process to allow dalam proses pendidikan
for the designing and masyarakat untuk
implementing or relevant memungkinkan perancangan
educational programmes. dan pelaksanaan atau
Various methods are used in program pendidikan yang
assessing educational and relevan. Berbagai metode
learning needs in the digunakan dalam menilai
community. These include: kebutuhan pendidikan dan
questionnaires, interviews, pembelajaran di masyarakat.
need surveys, group Ini termasuk: kuesioner,
discussions, research reports, wawancara, survei
the mass media, etc. In using kebutuhan, diskusi
these methods to assess kelompok, laporan
educational and learning penelitian, media massa, dll.
needs, one will discover a Dalam menggunakan metode
wide range of needs which ini untuk menilai kebutuhan
exist in a given community. pendidikan dan
Some of these needs are for pembelajaran, seseorang
skill, citizenship, parental akan menemukan berbagai
and family education, health kebutuhan yang ada di
matters, recreation, leisure, komunitas tertentu. Beberapa
time and sport. kebutuhan ini untuk
keterampilan,
kewarganegaraan,
pendidikan orang tua dan
keluarga, masalah kesehatan,
rekreasi, waktu luang, waktu
dan olahraga.
3 Phase 5 is about formulating Tahap 5 adalah tentang
programme objectives. The merumuskan tujuan program.
emphasis here is that when Penekanan di sini adalah
planning a community bahwa ketika merencanakan
education programme it is program pendidikan
imperative to start by masyarakat, sangat penting
pointing out the intended untuk memulai dengan
outcomes and/or educational menunjukkan tujuan dan /
objectives of the programme. atau tujuan pendidikan
Programme objectives give program yang diinginkan.
directions and focus with Tujuan program memberi
regard to the designing and arahan dan fokus berkaitan
operating of a given dengan perancangan dan
community education pengoperasian program
programme. In order to edukasi masyarakat. Untuk
provide direction and focus, memberikan arahan dan
programme objectives should fokus, tujuan program harus
therefore be unambigous, tidak membingungkan, dapat
attainable and realistic. dicapai dan realistis.
4 The designing of educational Perancangan program
programme is the sixth phase pendidikan merupakan tahap
in the community education keenam dalam proses
process. In this phase pendidikan masyarakat.
activities of an educational Dalam fase ini kegiatan suatu
programme which are needed program pendidikan yang
in order to meet the dibutuhkan dalam rangka
educational and learning memenuhi kebutuhan
needs of the community are pendidikan dan pembelajaran
identified. Futhermore, the masyarakat teridentifikasi.
main concern is about the Lebih jauh lagi, perhatian
choice of a suitable learning utama adalah tentang pilihan
format or pattern of learning format pembelajaran atau
experiences for a given pola pengalaman belajar
community education yang sesuai untuk program
programme. In designing pendidikan masyarakat
educational programmes, the tertentu. Dalam merancang
co-ordinator should consider program pendidikan,
the activities suitable for koordinator harus
individual learning; activities mempertimbangkan kegiatan
suitable for institutional or yang sesuai untuk
mass learning. pembelajaran individual;
kegiatan yang sesuai untuk
pembelajaran kelembagaan
atau massa.
5 In phase 7 of the community Pada fase 7 dari proses
education process, pendidikan masyarakat,
community resources are sumber daya masyarakat
identified and mobilized. the diidentifikasi dan
community resources and dimobilisasi. Sumber daya
services are necessary for the dan layanan masyarakat
operation of a given diperlukan untuk
community education pelaksanaan program
programme. It is important pendidikan masyarakat yang
that the available community diberikan. Sangat penting
resources be utilized bahwa sumber daya
maimally. The bottom line masyarakat yang tersedia
here is that the success of any dimanfaatkan secara
commuity education maksimal. Intinya di sini
progrsmee relies on the adalah bahwa kesuksesan
proper utilization of the program pendidikan keluarga
community resources at its manapun bergantung pada
disposal. Resources ar the pemanfaatan yang tepat dari
disposal of communities sumber daya masyarakat
include human, physical and yang ada. Sumber daya
financial resources which pelepasan masyarakat
should be utilized meliputi sumber daya
interactively in addressing manusia, fisik dan keuangan
the educational and learning yang harus dimanfaatkan
needs of communities. secara interaktif dalam
menangani kebutuhan
pendidikan dan pembelajaran
masyarakat.
6 The operation of educational Pengoperasian program
programmes (phase 8) forms pendidikan (fase 8)
the culmination and focal merupakan puncak dan titik
point of the community fokus proses pendidikan
education process. This is the masyarakat. Ini adalah tahap
stage whereby the fomulated dimana program tujuan
programme objectives are put sesuai untuk mencapai tujuan
into action for the purpose of tersebut. Program
attaining them. The kepemimpinan di sana
programme leader therefor memilih kegiatan belajar dari
selects learning activities berbagai metode, format
from a variety of methods, pembelajaran atau pola
learning formats or activity aktivitas, yang digunakan
patterns, which are used to untuk mengoperasikan
operate an educational program pendidikan.
programme.
7 Phase 9 is about the Tahap 9 adalah tentang
evaluation of educatonal evaluasi program edukasi,
programmes, rediagnosis of mendiagnosis kebutuhan
learning needs, and belajar, dan penyesuaian
adjusment of educational ketentuan pendidikan dari
provisions of the various berbagai lembaga pendidikan
educational agencies in the di negara tersebut. Tahap ini
commnity. This phase deals berkaitan dengan
with the improvement of the peningkatan operasi
organisational operation, organisasi, berkaitan dengan
with regard to the operation pengoperasian program
of educational programmes. pendidikan. Ini lebih
It futher deals with the berkaitan dengan perbaikan
improvement of programmes, program, berkaitan dengan
with regard to objectives, tujuan, perencanaan, struktur,
planning, structure, methods, metode, manajemen, dll.
management, etc. The Evaluasi program pendidikan
evaluation of educational harus diatur, sistematis, dan
programmes should be harus dipengaruhi oleh tujuan
organised, systematic, and program pendidikan. Fase ini
must be influenced by the memerlukan proses
objectives of the educational koordinasi yang baik oleh
programmes. This phase koordinator pendidikan
requires a well co-ordinated masyarakat untuk membuat
process by the co-ordinator keputusan dan penilaian
of community education with tentang program yang ada
regard to making decisions dan yang akan datang
and judgements about eisting berdasarkan kriteria yang
and future programmes based dapat dicapai dan hasil
on attainable criteria and pengamatan.
observarble outcomes.
8 The last phase of the Tahap terakhir dari proses
community educational pendidikan masyarakat
process is continuous adalah penelitian terus
reseacrh (phase 10). The menerus (tahap 10).
implication is that this phase Implikasinya adalah bahwa
occurs continuously tahap ini terjadi terus
throughout the whole menerus sepanjang
process. In community keseluruhan proses. Dalam
education continuous penelitian pendidikan
research is directed at solving masyarakat terus diarahkan
specific problems in a given untuk memecahkan masalah
community by making use of tertentu di masyarakat
scientific methods and then tertentu dengan
using the result of the memanfaatkan metode ilmiah
research to assist that given dan kemudian menggunakan
community. Action research hasil penelitian untuk
has an advantage in that is membantu masyarakat
allows everybody with an tersebut. Penelitian tindakan
interest in community memiliki keuntungan karena
education to take part and memungkinkan setiap orang
thereby utilizing a wide array tertarik pada pendidikan
of learning experiences. masyarakat untuk
berpartisipasi dan dengan
demikian memanfaatkan
beragam pengalaman belajar.
9 These people could include Orang-orang ini bisa
professionals, educators, mencakup para profesional,
instructurs, to name a few. pendidik, instruktur, untuk
Continuous research through beberapa nama. Penelitian
action research allows berkelanjutan melalui
commuity members to penelitian tindakan
plough back their memungkinkan anggota
experiences to the masyarakat untuk
community. membesarkan kembali
semangat mereka ke
masyarakat.

10 In the next chapter, methods Dalam bab selanjutnya,


and teqniques of assessing metode dan beberapa teknik
learning needs for commuity untuk menilai kebutuhan
aducation programmes will belajar akan program
be investigated. pendidikan masyarakat akan
diselidiki.
A. English

CHAPTER 4

METHODS AND TECHNIQUES FOR ASSESSING LEARNING NEEDS FOR


COMMUNITY EDUCATION PROGRAMMES

4.1 INTRODUCTION

The theoretical exposition presented in the previous chapter provides a clarification of the
community education process and in particular of ten phases of the process. This exposition
has therefore paved the way for achieving the main purpose of this research, namely to
investigate methods and techniques that can be implemented to assess the learning needs of
individuals and communities in the community education process, in order to provide
relevant community education programmmes.

This chapter is essential for this study since it allows for the investigation of methods and
techniques for assessing learning needs upon which community education programmes can
be based, which is the main task of the present study. In order for any community education
programme to be implemented, the educational and learning needs of the community must be
identified and assessed. The assessment of educational and learning need should not be done
in a haphazard manner, instead it should be undertaken in a systematic, formalized and
accountable manner. This chapter therefore seeks to investigate those methods and techniques
which can be used in assessing learning or educational needs of individuals and commucities.
4.2 METHODS AND TECHNIQUES FOR ASSESSING LEARNING NEEDS FOR
COMMUNITY EDUCATION PROGRAMMES

The two concepts, namely methods and techniques, need to be explained briefly in the
context of this discussion. The Concise Oxford Dictionary (1990: S. V method) defines
method as a special form of procedure in any branch of mental activity, or a scheme of
classification. The Concise Oxford Dictionary (1990: S. V technique) further explains a
technique as a means of achieving ones purpose, especially skillfully. It is evident that these
concepts are not synonymous but one encompasses the other. Method is used in a broader
context while technique is used to specify.

4.2.1 NEEDS ASSESSMENT

4.2.1.1 General background

The identification and analysis of learning needs of individuals and institutions form the
fourth phase of the community education process. This study and in particular this chapter
focuses on needs assessment for community education programmes.

According to Suarez (1994:4057) it is the intent of needs assessment to identify areas in


which deficits exist, desired performance has not been attained, or problems may be expected
in the future. The results of needs assessment are then used for further action such as
planning or remediation to improve the situation.

Suarez (1994:4057) further writes that educational needs have been assessed and analyzed for
centuries. However, formalized assessment of educational needs were not conducted on a
widespread basis until the middle of the twentieth century. At the time, public and
professional demands for more systematic and accountable processes of providing educationa
led to the emergence of information-based models for educational planning and evaluation.
This process was called needs assessment
The determination of needs is such a broad concept, applicable in so many situations, that a
common conceptual model and set of needs assessment procedures have not emerged.
Instead, the literature describes a number of conceptual and procedural approaches. Some are
drawn from definitional and philosophic differences while others seem based on the task at
hand. Major variation in needs assessment appear in:

- The definition used for the term need


- The purposes for which needs assessments are conducted
- The standards by which needs are identified, and
- The strategies and procedures used ini the process (Suarez, 1994:4057).

4.2.1.2 Conceptualisation

In the discussions and practices of needs assessment there are different meanings linked of
the concept of need. In order to avoid the controversy regarding definition of the concept of
need for needs assessment, there has to be development of a universally accepted conceptual
meaning of needs assessment.

The concept of needs assessment refers to any systematic process for collecting and
analyzing information about the educational needs of individuals, groups or organisations
(Knowles, 1971:86).

Suarez (1994:4056) defines the concept of needs assessment as an information gathering


and analysis process which results in the identification of the needs of individuals, groups,
institutions, communities or societies.

Suarez (1994:4056) further points out that the majority of needs assessment studies, however,
have been based on a variation of one of three definitions of the term need:
B. Bahasa Indonesia

BAB 4

METODE DAN TEKNIK UNTUK MENILAI KEBUTUHAN PEMBELAJARAN


PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT

4.1 PENDAHULUAN

Eksposisi teoretis yang dipaparkan di bab sebelumnya memberikan klarifikasi mengenai


proses pendidikan masyarakat dan khususnya sepuluh tahap proses. Oleh karena itu eksposisi
ini membuka jalan untuk mencapai tujuan utama penelitian ini, yaitu untuk mengetahui
metode dan teknik yang dapat diterapkan untuk menilai kebutuhan belajar individu dan
masyarakat dalam proses pendidikan masyarakat, untuk menyediakan program pendidikan
masyarakat yang relevan.

Bab ini sangat penting untuk penelitian ini karena memungkinkan untuk penyelidikan metode
dan teknik untuk menilai kebutuhan belajar yang menjadi dasar program pendidikan
masyarakat, yang merupakan tugas utama dari penelitian ini. Agar program edukasi
masyarakat diimplementasikan, kebutuhan pendidikan dan pembelajaran masyarakat harus
diidentifikasi dan dinilai. Penilaian kebutuhan pendidikan dan pembelajaran tidak boleh
dilakukan secara serampangan, melainkan harus dilakukan secara sistematis, formal dan
akuntabel. Oleh karena itu bab ini berusaha untuk menyelidiki metode dan teknik yang dapat
digunakan dalam menilai kebutuhan belajar atau pendidikan individu dan rasa tidak hormat.
4.2 METODE DAN TEKNIK UNTUK MENILAI KEBUTUHAN PEMBELAJARAN
UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT

Kedua konsep tersebut, yaitu metode dan teknik, perlu dijelaskan secara singkat dalam
konteks pembahasan ini. Kamus Oxford Concise (1990: metode S.V) mendefinisikan metode
sebagai bentuk prosedur khusus dalam cabang kegiatan mental manapun, atau skema
klasifikasi. Kamus Oxford Concise (1990: teknik S.V) lebih jauh menjelaskan teknik sebagai
alat untuk mencapai tujuan seseorang, terutama dengan terampil. Jelaslah bahwa konsep-
konsep ini tidak sama artinya, tapi yang satu mencakup yang lainnya. Metode digunakan
dalam konteks yang lebih luas sementara teknik digunakan untuk menentukan.

4.2.1 PENILAIAN KEBUTUHAN

4.2.1.1 Latar belakang umum

Identifikasi dan analisis kebutuhan belajar individu dan institusi membentuk tahap keempat
dari proses pendidikan masyarakat. Studi ini dan khususnya bab ini berfokus pada penilaian
kebutuhan untuk program pendidikan masyarakat

Menurut Suarez (1994: 4057), maksud dari pengkajian kebutuhan untuk mengidentifikasi
daerah di mana ada defisit, kinerja yang diinginkan belum tercapai, atau masalah dapat
diharapkan di masa depan. Hasil penilaian kebutuhan kemudian digunakan untuk tindakan
lebih lanjut seperti perencanaan atau perbaikan untuk memperbaiki situasi.

Suarez (1994: 4057) selanjutnya menulis bahwa kebutuhan pendidikan telah dinilai dan
dianalisis selama berabad-abad. Namun, penilaian formal terhadap kebutuhan pendidikan
tidak dilakukan secara luas sampai pertengahan abad ke-20. Pada saat itu, permintaan publik
dan profesional untuk proses pendistribusian pendidikan yang lebih sistematis dan akuntabel
menyebabkan munculnya model berbasis informasi untuk perencanaan dan evaluasi
pendidikan. Proses ini disebut "penilaian kebutuhan"
Penentuan kebutuhan adalah konsep yang begitu luas, berlaku dalam banyak situasi, bahwa
model konseptual dan seperangkat prosedur penilaian kebutuhan yang umum belum muncul.
Sebaliknya, literatur menggambarkan sejumlah pendekatan konseptual dan prosedural.
Beberapa diambil dari perbedaan definisi dan filosofis sementara yang lain tampak
berdasarkan tugas yang ada. Variasi utama dalam penilaian kebutuhan muncul di:

- Definisi yang digunakan untuk istilah "kebutuhan


- Tujuan yang membutuhkan penilaian dilakukan
- Standar dimana kebutuhan diidentifikasi, dan
- Strategi dan prosedur yang digunakan dalam proses ini (Suarez, 1994: 4057).

4.2.1.2 Konseptualisasi.

Dalam diskusi dan praktik penilaian kebutuhan ada beberapa arti yang berbeda terkait konsep
kebutuhan. Untuk menghindari kontroversi mengenai definisi konsep kebutuhan akan
penilaian kebutuhan, harus ada pengembangan makna konseptual penilaian kebutuhan yang
diterima secara universal.

Konsep penilaian kebutuhan mengacu pada proses sistematis untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang kebutuhan pendidikan individu, kelompok atau organisasi
(Knowles, 1971: 86).

Suarez (1994: 4056) mendefinisikan konsep penilaian kebutuhan sebagai proses


pengumpulan dan analisis informasi yang menghasilkan identifikasi kebutuhan individu,
kelompok, institusi, komunitas atau sosial.

Suarez (1994: 4056) lebih jauh menunjukkan bahwa sebagian besar studi penilaian
kebutuhan, bagaimanapun, didasarkan pada variasi satu dari tiga definisi istilah "kebutuhan":.
C. Table Of Translate

Inggris Indonesia
CHAPTER 4 BAB 4
METHODS AND TECHNIQUES FOR METODE DAN TEKNIK UNTUK
ASSESSING LEARNING NEEDS FOR MENILAI KEBUTUHAN
COMMUNITY EDUCATION PEMBELAJARAN PROGRAM
PROGRAMMES PENDIDIKAN MASYARAKAT
4.1 INTRODUCTION
The theoretical exposition presented in the 4.1 PENDAHULUAN
previous chapter provides a clarification of Eksposisi teoretis yang dipaparkan di bab
the community education process and in sebelumnya memberikan klarifikasi
particular of ten phases of the process. This mengenai proses pendidikan masyarakat dan
exposition has therefore paved the way for khususnya sepuluh tahap proses. Oleh karena
achieving the main purpose of this research, itu eksposisi ini membuka jalan untuk
namely to investigate methods and mencapai tujuan utama penelitian ini, yaitu
techniques that can be implemented to assess untuk mengetahui metode dan teknik yang
the learning needs of individuals and dapat diterapkan untuk menilai kebutuhan
communities in the community education belajar individu dan masyarakat dalam proses
process, in order to provide relevant pendidikan masyarakat, untuk menyediakan
community education programmmes. program pendidikan masyarakat yang
relevan.
This chapter is essential for this study since it
allows for the investigation of methods and Bab ini sangat penting untuk penelitian ini
techniques for assessing learning needs upon karena memungkinkan untuk penyelidikan
which community education programmes can metode dan teknik untuk menilai kebutuhan
be based, which is the main task of the belajar yang menjadi dasar program
present study. In order for any community pendidikan masyarakat, yang merupakan
education programme to be implemented, the tugas utama dari penelitian ini. Agar program
educational and learning needs of the edukasi masyarakat diimplementasikan,
community must be identified and assessed. kebutuhan pendidikan dan pembelajaran
The assessment of educational and learning masyarakat harus diidentifikasi dan dinilai.
need should not be done in a haphazard Penilaian kebutuhan pendidikan dan
manner, instead it should be undertaken in a pembelajaran tidak boleh dilakukan secara
systematic, formalized and accountable serampangan, melainkan harus dilakukan
manner. This chapter therefore seeks to secara sistematis, formal dan akuntabel. Oleh
investigate those methods and techniques karena itu bab ini berusaha untuk menyelidiki
which can be used in assessing learning or metode dan teknik yang dapat digunakan
educational needs of individuals and dalam menilai kebutuhan belajar atau
commucities. pendidikan individu dan rasa tidak hormat.

4.2 METHODS AND TECHNIQUES FOR 4.2 METODE DAN TEKNIK UNTUK
ASSESSING LEARNING NEEDS FOR MENILAI KEBUTUHAN
COMMUNITY EDUCATION PEMBELAJARAN UNTUK PROGRAM
PROGRAMMES PENDIDIKAN MASYARAKAT
The two concepts, namely methods and Kedua konsep tersebut, yaitu metode dan
techniques, need to be explained briefly in teknik, perlu dijelaskan secara singkat dalam
the context of this discussion. The Concise konteks pembahasan ini. Kamus Oxford
Oxford Dictionary (1990: S. V method) Concise (1990: metode S.V) mendefinisikan
defines method as a special form of metode sebagai bentuk prosedur khusus
procedure in any branch of mental activity, dalam cabang kegiatan mental manapun, atau
or a scheme of classification. The Concise skema klasifikasi. Kamus Oxford Concise
Oxford Dictionary (1990: S. V technique) (1990: teknik S.V) lebih jauh menjelaskan
further explains a technique as a means of teknik sebagai alat untuk mencapai tujuan
achieving ones purpose, especially seseorang, terutama dengan terampil. Jelaslah
skillfully. It is evident that these concepts are bahwa konsep-konsep ini tidak sama artinya,
not synonymous but one encompasses the tapi yang satu mencakup yang lainnya.
other. Method is used in a broader context Metode digunakan dalam konteks yang lebih
while technique is used to specify. luas sementara teknik digunakan untuk
menentukan.

4.2.1 NEEDS ASSESSMENT 4.2.1 PENILAIAN KEBUTUHAN


4.2.1.1 General background 4.2.1.1 Latar belakang umum
The identification and analysis of learning Identifikasi dan analisis kebutuhan belajar
needs of individuals and institutions form the individu dan institusi membentuk tahap
fourth phase of the community education keempat dari proses pendidikan masyarakat.
process. This study and in particular this Studi ini dan khususnya bab ini berfokus
chapter focuses on needs assessment for pada penilaian kebutuhan untuk program
community education programmes. pendidikan masyarakat

According to Suarez (1994:4057) it is the Menurut Suarez (1994: 4057), maksud dari
intent of needs assessment to identify areas pengkajian kebutuhan untuk mengidentifikasi
in which deficits exist, desired performance daerah di mana ada defisit, kinerja yang
has not been attained, or problems may be diinginkan belum tercapai, atau masalah
expected in the future. The results of needs dapat diharapkan di masa depan. Hasil
assessment are then used for further action penilaian kebutuhan kemudian digunakan
such as planning or remediation to improve untuk tindakan lebih lanjut seperti
the situation. perencanaan atau perbaikan untuk
memperbaiki situasi.
Suarez (1994:4057) further writes that
educational needs have been assessed and Suarez (1994: 4057) selanjutnya menulis
analyzed for centuries. However, formalized bahwa kebutuhan pendidikan telah dinilai dan
assessment of educational needs were not dianalisis selama berabad-abad. Namun,
conducted on a widespread basis until the penilaian formal terhadap kebutuhan
middle of the twentieth century. At the time, pendidikan tidak dilakukan secara luas
public and professional demands for more sampai pertengahan abad ke-20. Pada saat
systematic and accountable processes of itu, permintaan publik dan profesional untuk
providing educationa led to the emergence of proses pendistribusian pendidikan yang lebih
information-based models for educational sistematis dan akuntabel menyebabkan
planning and evaluation. This process was munculnya model berbasis informasi untuk
called needs assessment perencanaan dan evaluasi pendidikan. Proses
ini disebut "penilaian kebutuhan"
The determination of needs is such a broad
concept, applicable in so many situations, Penentuan kebutuhan adalah konsep yang
that a common conceptual model and set of begitu luas, berlaku dalam banyak situasi,
needs assessment procedures have not bahwa model konseptual dan seperangkat
emerged. Instead, the literature describes a prosedur penilaian kebutuhan yang umum
number of conceptual and procedural belum muncul. Sebaliknya, literatur
approaches. Some are drawn from menggambarkan sejumlah pendekatan
definitional and philosophic differences konseptual dan prosedural. Beberapa diambil
while others seem based on the task at hand. dari perbedaan definisi dan filosofis
Major variation in needs assessment appear sementara yang lain tampak berdasarkan
in: tugas yang ada. Variasi utama dalam
penilaian kebutuhan muncul di:
- The definition used for the term
need - Definisi yang digunakan untuk istilah
- The purposes for which needs "kebutuhan
assessments are conducted - Tujuan yang membutuhkan penilaian
- The standards by which needs are dilakukan
identified, and - Standar dimana kebutuhan
- The strategies and procedures used diidentifikasi, dan
ini the process (Suarez, 1994:4057). - Strategi dan prosedur yang digunakan
dalam proses ini (Suarez, 1994:
4057).

4.2.1.2 Conceptualisation 4.2.1.3 Konseptualisasi.


In the discussions and practices of needs Dalam diskusi dan praktik penilaian
assessment there are different meanings kebutuhan ada beberapa arti yang berbeda
linked of the concept of need. In order to terkait konsep kebutuhan. Untuk menghindari
avoid the controversy regarding definition of kontroversi mengenai definisi konsep
the concept of need for needs assessment, kebutuhan akan penilaian kebutuhan, harus
there has to be development of a universally ada pengembangan makna konseptual
accepted conceptual meaning of needs penilaian kebutuhan yang diterima secara
assessment. universal.

The concept of needs assessment refers to Konsep penilaian kebutuhan mengacu pada
any systematic process for collecting and proses sistematis untuk mengumpulkan dan
analyzing information about the educational menganalisis informasi tentang kebutuhan
needs of individuals, groups or organisations pendidikan individu, kelompok atau
(Knowles, 1971:86). organisasi (Knowles, 1971: 86).

Suarez (1994:4056) defines the concept of Suarez (1994: 4056) mendefinisikan konsep
needs assessment as an information penilaian kebutuhan sebagai proses
gathering and analysis process which results pengumpulan dan analisis informasi yang
in the identification of the needs of menghasilkan identifikasi kebutuhan
individuals, groups, institutions, communities individu, kelompok, institusi, komunitas atau
or societies. sosial.

Suarez (1994:4056) further points out that Suarez (1994: 4056) lebih jauh menunjukkan
the majority of needs assessment studies, bahwa sebagian besar studi penilaian
however, have been based on a variation of kebutuhan, bagaimanapun, didasarkan pada
one of three definitions of the term need: variasi satu dari tiga definisi istilah
"kebutuhan":.

AISYAH NURUL PATONAH NIM: 1702442 ( PAGE 136-138)


A. English

- The most widely used definition need for needs asssessment is that of a
discrepancy. This definition, introduced by Kaufman (1972), suggest that needs are
areas in which actual status is less than targeted status.
Another commonly used definition of need is that of a want or preference.
Stufflebeam et al (1985) refer to this definition as the democratic viewof needs
(i.e.a need is change desired by a majority of some reference group).
- A more stringent and less used concept of need with regard to needs assessment
studies is that of a deficit. A need is said to exist if an absence or a deficiency in the
area of interest is harmful.

4.2.1.3 The Purpose of Needs Assessment

The main objective of needs assessment in the community education process, is the
assessment of learning needs for community education programmes. In line with the above
idea Suarez (1994:5058) outlines the following purposes of needs assessment:

- Providing information for palnning is the most common reason given for conducting
need assesments.
- The diagnosis or identification of problems or weakness is another common purpose
of needs assessment.
- Need assessments are components of several evaluation models. These assessment are
part of evaluation process and may have as their purpose determining areas of
weakness prior to the implementation of a given form of instruction or treatment,
determining gaps in impelementation, or determining the status of performance at
intervals during the development or implementation of a treatment.
- Needs assessment are also conducted to hold educational institutions accountable for
their efforts.

With regard to the objective of needs assessment in relation to community education Delaney
an Nutaall (1978:3) write that : Needs assessment studies have both an immediate and an
ultimate purpose. The immediate one is to identify unmet needs. The ultimate goal is to
provide
information for planning services that will meet these needs. Need assessment are conducted
to identify, organize and document information about unmet needs.

4.2.1.4 Why a needs assessment?

A condition for success of a community education programme is that is must address real
commnity needs. These community needs must be assessed.

According to A Guide To Needs Assessment In Community Education Report (1976:4) a


formal assessmet of needs takes much of the guesswork out of the programme development
process, and provides a basis for setting objectives and measuring results. The services and
activities offered in community education programmes are not limited to those that are
strictly educational. Programmes can cover a board range of other human service areas,
such as recreation, culture, health, environment, social development, vocational traning and
protection of the individual. The wide ranging scope possibilities must be related to other
institutions i the community who have similar objectives.

4.2.1.5 Needs Assessment Strategies and Procedures

It has been established that needs asssessments are conducted for a variety of reasons in many
different situations and to identify many types of needs (i.e. learning needs). Therefore the
strategies and procedures used to conduct such assessments also differ a great deal. The
following discussion will look into the various procedures or stages which are common to
many needs assessment research projects:

o Preparing to Conduct a Needs Assessment: Like other forms of inquiry, preparing


to conduct a needs assessments requires decisions to conduct such a study, determining the
purposes the assessment is to serve and delimiting the areas in which the study is to
concentrate. In addition, because educational needs are based to a large extent on the values
of the institution or society in which they are to be determined, procedures must be
incorporated into the process to ensure that these values are represented (Suarez, 1994:4058).

o Designing the Needs Assessement: Good design for needs assessment begin with a
clear specification of the focus of the study. This includes a delineation of the specific
purposes of the study, the areas in which needs are to be assesed, and the type of
needs to be identified. Complete design would conclude procedures for analyzing data
and reporting results (Suarez, 1994:4059).

o Assigning Priorities to Needs: Needs assessment studie may result in the


identification of many needs. To be of maximum use, identified needs should be placed in
order form most to least crucial. The process of setting priorities can be seen as a complex
analytical process.

Lund and Mc Gechan (1981) for example, suggest specific criteria for analyzing needs that
include:

- How many people are affected?

- What would be the consequences if the needs were not met?

- Is this a need that can be met by an educational activity?

- Is this a critical need that should be met before other educational needs are addressed?

- Will resources (fund, staff) be adequate to meet those needs? (Suarez, 1994:4059)

o Reporting and Using the Results : A particular characteristic of needs assessment


studies is the intended utulity of results. Whether for planning, problem-solving,
setting criteria for evaluation results, or praising or censuring education efforts, the
final stage in the process is intended to be one of active use of the findings (Suarez,
1994:4059).
B. Bahasa Indonesia

- Definisi mengenai kebutuhan yang paling banyak digunakan untuk suatu penilaian
kebutuhan ialah suatu perbedaan. Definisi ini diperkenalkan oleh Kaufman (1972),
yang menyarankan bahwa kebutuhan merupakan suatu area dimana status yang
sebenarnya, kurang dari status yang ditargetkan.

Definisi kebutuhan yang lain yang biasa digunakan adalah keinginan atau preferensi.
Stufflebeam dkk (1985) menyebut definisi ini sebagai pandangan demokratis
kebutuhan (yaitu kebutuhan adalah perubahan yang diinginkan oleh sebagian besar
kelompok referensi).

- Konsep kebutuhan yang lebih ketat dan kurang digunakan berkaitan dengan studi
penilaian kebutuhan adalah defisit. sebuah kebutuhan dikatakan ada jika tidak ada
atau kekurangan pada area berbahaya yang diminati.

4.2.1.3 Tujuan Penilaian Kebutuhan

Tujuan utama penilaian kebutuhan dalam proses pendidikan masyarakat adalah penilaian
kebutuhan belajar untuk program pendidikan masyarakat. Sejalan dengan gagasan di atas
Suarez mengemukakan tujuan pengkajian kebutuhan berikut ini :

- Memberikan informasi untuk perencanaan adalah alasan yang paling umum diberikan
untuk melakukan penilaian kebutuhan.
- Diagnosa atau pengidentifikasian dari suatu masalah atau suatu kekurangan adalah
tujuan yang paling umum dari penilaian kebutuhan.
- Perlu penilaian dari beberapa komponen model evaluasi.
- Penilaian ini merupakan bagian dari proses evaluasi dan mungkin karena tujuannya
menentukan bidang kelemahan sebelum penerapan bentuk instruksi atau perlakuan
tertentu, menentukan kesenjangan dalam pelaksanaan, atau menentukan status kinerja
pada interval selama pengembangan atau pelaksanaannya dari sebuah perawatan.
- Penilaian kebutuhan juga dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban lembaga
pendidikan atas segala upaya mereka.

Berkaitan dengan tujuan penilaian kebutuhan dalam kaitannya dengan pendidikan


masyarakat, Delaney dan Nuttall (1978:3) menulis bahwa: Penilaian kebutuhan memiliki
tujuan baik dan tujuan segera maupun akhir. Yang langsung adalah untuk mengidentifikasi
kebutuhan yang tidak terpenuhi. Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi untuk
merencanakan layanan yang akan memenuhi kebutuhan ini. Penilaian kebutuhan ini
dilakukan untuk identifikasi, organiasasi dan dokumen informasi mengenai kebutuhan yang
tidak terpenuhi.

4.2.1.4 Mengapa diperlukan Penilaian Kebutuhan?

Kondisi untuk sebuah komunitas program pendidikan yang sukses adalah harus memenuhi
kebutuhan masyarakat yang nyata. Kebutuhan masyarakat ini pun harus dinilai.

Menurut Panduan untuk Penilaian Kebutuhan dalam Laporan Pendidikan Masyarakat


(1976:4), penilaian kebutuhan formal memerlukan banyak "dugaan" dari proses
pengembangan program, dan penyedia layanan menetapkan tujuan dan mengukur hasil.
Layanan dan kegiatan yang ditawarkan dalam program pendidikan masyarakat tidak terbatas
pada hal hal yang benar benar mendidik. Program dapat mencakup berbagai area layanan
manusia lainnya, seperti rekreasi, budaya, kesehatan, lingkungan, pembangunan sosial,
pelatihan kejuruan dan perlindungan individu. Lingkup kemungkinan yang luas harus
dikaitkan dengan institusi lain di masyarakat yang memiliki tujuan serupa.

4.2.1.5 Kebutuhan Strategi dan Prosedur Penilaian

Telah ditetapkan bahwa penilaian kebutuhan dilakukan karena berbagai alasan dalam
berbagai situasi dan untuk mengidentifikasi berbagai jenis kebutuhan (yaitu kebutuhan
belajar). Oleh karena itu, strategi dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penilaian
semacam itu juga sangat berbeda. Diskusi berikut ini akan melihat inti berbagai prosedur atau
tahapan yang umum bagi banyak proyek penelitian penilaian kebutuhan.

o Mempersiapkan diri untuk melakukan penilaian kebutuhan: Seperti bentuk


penyelidikan lainnya, mempersiapkan untuk melakukan penilaian kebutuhan
memerlukan keputusan untuk melakukan studi semacam itu, menentukan tujuan
penilaian tersebut untuk melayani, dan membatasi wilayah di mana studi ini
berkonsentrasi. Selain itu, karena kebutuhan pendidikan sebagian besar didasarkan
pada nilai institusi atau masyarakat di mana mereka harus ditentukan, prosedur harus
dimasukkan ke dalam proses untuk memastikan bahwa nilai-nilai ini diwakili (Suarez,
1994: 4058).

o Merancang penilaian kebutuhan: Desain yang baik untuk penilaian kebutuhan


dimulai dengan spesifikasi fokus penelitian yang jelas. Ini termasuk penggambaran
tujuan spesifik penelitian, area di mana kebutuhan harus dinilai dan jenis kebutuhan
yang harus diidentifikasi. Desain lengkap akan mencakup prosedur untuk menganalisa
data dan melaporkan hasilnya (Suarez, 1994: 4059).

o Menetapkan prioritas kebutuhan: Studi pengkajian kebutuhan dapat menyebabkan


identifikasi banyak kebutuhan. Untuk penggunaan maksimal, kebutuhan yang
teridentifikasi harus ditempatkan secara berurutan dari yang paling tidak penting.
Proses penetapan prioritas dapat dilihat sebagai proses analisis yang kompleks.

Lund dan Mc Gechan (1981) misalnya, menyarankan kriteria khusus untuk menganalisis
kebutuhan yang meliputi:
- Berapa banyak orang yang terkena dampak?
- Apa konsekuensinya jika kebutuhan itu tidak terpenuhi?
- Apakah ini kebutuhan yang bisa dipenuhi oleh kegiatan pendidikan?
- Apakah ini kebutuhan kritis yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan pendidikan
lainnya ditangani?
- Apakah sumber daya (dana, staf) memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
(Suarez, 1994: 4059)

o Melaporkan dan menggunakan hasilnya: Karakteristik khusus dari studi


pengkajian kebutuhan adalah utilitas hasil yang diharapkan. Untuk perencanaan,
pemecahan masalah, menetapkan kriteria untuk hasil evaluasi, atau memuji atau
mengecam upaya pendidikan, tahap akhir dalam prosesnya dimaksudkan untuk
menjadi salah satu penemuan aktif (Suarez 1994: 4059)
Paragraf English Bahasa
1 - The most widely used definition - Definisi mengenai kebutuhan yang
need for needs asssessment is paling banyak digunakan untuk suatu
that of a discrepancy. This penilaian kebutuhan ialah suatu
definition, introduced by Kaufman perbedaan. Definisi ini diperkenalkan
(1972), suggest that needs are areas oleh Kaufman (1972), yang menyarankan
in which actual status is less than bahwa kebutuhan merupakan suatu area
targeted status. dimana status yang sebenarnya, kurang
Another commonly used definition dari status yang ditargetkan.
of need is that of a want or Definisi kebutuhan yang lain yang biasa
preference. Stufflebeam et al digunakan adalah keinginan atau
(1985) refer to this definition as the preferensi. Stufflebeam dkk (1985)
democratic viewof needs (i.e.a menyebut definisi ini sebagai pandangan
need is change desired by a demokratis kebutuhan (yaitu kebutuhan
majority of some reference group). adalah perubahan yang diinginkan oleh
sebagian besar kelompok referensi).

2 - A more stringent and less used - Konsep kebutuhan yang lebih ketat dan
concept of need with regard to kurang digunakan berkaitan dengan studi
needs assessment studies is that of penilaian kebutuhan adalah defisit.
a deficit. A need is said to exist if Sebuah kebutuhan dikatakan ada jika
an absence or a deficiency in the tidak ada atau kekurangan pada area
area of interest is harmful. berbahaya yang diminati.

3 4.2.1.3 The Purpose of Needs 4.2.1.3 Tujuan Penilaian Kebutuhan


Assessment Tujuan utama penilaian kebutuhan dalam
The main objective of needs proses pendidikan masyarakat adalah
assessment in the community penilaian kebutuhan belajar untuk program
education process, is the assessment pendidikan masyarakat. Sejalan dengan
of learning needs for community gagasan di atas Suarez mengemukakan
education programmes. In line with tujuan pengkajian kebutuhan berikut ini :
the above idea Suarez (1994:5058) - Memberikan informasi untuk perencanaan
outlines the following purposes of adalah alasan yang paling umum
needs assessment: diberikan untuk melakukan penilaian
- Providing information for palnning kebutuhan.
is the most common reason given - Diagnosa atau pengidentifikasian dari
for conducting need assesments. suatu masalah atau suatu kekurangan
- The diagnosis or identification of adalah tujuan yang paling umum dari
problems or weakness is another penilaian kebutuhan.
common purpose of needs - Perlu penilaian dari beberapa komponen
assessment. model evaluasi.
- Need assessments are components - Penilaian ini merupakan bagian dari
of several evaluation models. These proses evaluasi dan mungkin karena
assessment are part of evaluation tujuannya menentukan bidang kelemahan
process and may have as their sebelum penerapan bentuk instruksi atau
purpose determining areas of perlakuan tertentu, menentukan
weakness prior to the kesenjangan dalam pelaksanaan, atau
implementation of a given form of menentukan status kinerja pada interval
instruction or treatment, selama pengembangan atau
determining gaps in pelaksanaannya dari sebuah perawatan.
impelementation, or determining - Penilaian kebutuhan juga dilakukan untuk
the status of performance at meminta pertanggungjawaban lembaga
intervals during the development or pendidikan atas segala upaya mereka.
implementation of a treatment.
- Needs assessment are also
conducted to hold educational
institutions accountable for their
efforts.

4 With regard to the objective of needs Berkaitan dengan tujuan penilaian


assessment in relation to community kebutuhan dalam kaitannya dengan
education Delaney an Nutaall pendidikan masyarakat, Delaney dan
(1978:3) write that : Needs Nuttall (1978:3) menulis bahwa: Penilaian
assessment studies have both an kebutuhan memiliki tujuan baik dan tujuan
immediate and an ultimate purpose. segera maupun akhir. Yang langsung
The immediate one is to identify adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan
unmet needs. The ultimate goal is to yang tidak terpenuhi. Tujuan utamanya
provide information for planning adalah menyediakan informasi untuk
services that will meet these needs. merencanakan layanan yang akan
Need assessment are conducted to memenuhi kebutuhan ini. Penilaian
identify, organize and document kebutuhan ini dilakukan untuk identifikasi,
information about unmet needs. organiasasi dan dokumen informasi
mengenai kebutuhan yang tidak terpenuhi.
5 4.2.1.4 Why a needs assessment? 4.2.1.4 Mengapa diperlukan Penilaian
A condition for success of a Kebutuhan?
community education programme is Kondisi untuk sebuah komunitas program
that is must address real commnity pendidikan yang sukses adalah harus
needs. These community needs must memenuhi kebutuhan masyarakat yang
be assessed. nyata. Kebutuhan masyarakat ini pun harus
dinilai.
6 According to A Guide To Needs Menurut Panduan untuk Penilaian
Assessment In Community Kebutuhan dalam Laporan Pendidikan
Education Report (1976:4) a formal Masyarakat (1976:4), penilaian kebutuhan
assessmet of needs takes much of the formal memerlukan banyak "dugaan" dari
guesswork out of the programme proses pengembangan program, dan
development process, and provides a penyedia layanan menetapkan tujuan dan
basis for setting objectives and mengukur hasil. Layanan dan kegiatan
measuring results. The services and yang ditawarkan dalam program
activities offered in community pendidikan masyarakat tidak terbatas pada
education programmes are not hal hal yang benar benar mendidik.
limited to those that are strictly Program dapat mencakup berbagai area
educational. Programmes can cover layanan manusia lainnya, seperti rekreasi,
a board range of other human service budaya, kesehatan, lingkungan,
areas, such as recreation, culture, pembangunan sosial, pelatihan kejuruan
health, environment, social dan perlindungan individu. Lingkup
development, vocational traning and kemungkinan yang luas harus dikaitkan
protection of the individual. The dengan institusi lain di masyarakat yang
wide ranging scope possibilities memiliki tujuan serupa.
must be related to other institutions i
the community who have similar
objectives.
7 4.2.1.5 Needs Assessment 4.2.1.5 Kebutuhan Strategi dan
Strategies and Procedures Prosedur Penilaian
It has been established that needs Telah ditetapkan bahwa penilaian
asssessments are conducted for a kebutuhan dilakukan karena berbagai
variety of reasons in many different alasan dalam berbagai situasi dan untuk
situations and to identify many types mengidentifikasi berbagai jenis kebutuhan
of needs (i.e. learning needs). (yaitu kebutuhan belajar). Oleh karena itu,
Therefore the strategies and strategi dan prosedur yang digunakan
procedures used to conduct such untuk melakukan penilaian semacam itu
assessments also differ a great deal. juga sangat berbeda. Diskusi berikut ini
The following discussion will look akan melihat inti berbagai prosedur atau
into the various procedures or stages tahapan yang umum bagi banyak proyek
which are common to many needs penelitian penilaian kebutuhan.
assessment research projects:
8 o Preparing to Conduct a o Mempersiapkan diri untuk
Needs Assessment: Like other melakukan penilaian kebutuhan: Seperti
forms of inquiry, preparing to bentuk penyelidikan lainnya,
conduct a needs assessments requires mempersiapkan untuk melakukan penilaian
decisions to conduct such a study, kebutuhan memerlukan keputusan untuk
determining the purposes the melakukan studi semacam itu, menentukan
assessment is to serve and delimiting tujuan penilaian tersebut untuk melayani,
the areas in which the study is to dan membatasi wilayah di mana studi ini
concentrate. In addition, because berkonsentrasi. Selain itu, karena
educational needs are based to a kebutuhan pendidikan sebagian besar
large extent on the values of the didasarkan pada nilai institusi atau
institution or society in which they masyarakat di mana mereka harus
are to be determined, procedures ditentukan, prosedur harus dimasukkan ke
must be incorporated into the dalam proses untuk memastikan bahwa
process to ensure that these values nilai-nilai ini diwakili (Suarez, 1994:
are represented (Suarez, 1994:4058). 4058).
9 o Designing the Needs o Merancang penilaian kebutuhan:
Assessement: Good design for needs Desain yang baik untuk penilaian
assessment begin with a clear kebutuhan dimulai dengan spesifikasi
specification of the focus of the fokus penelitian yang jelas. Ini termasuk
study. This includes a delineation of penggambaran tujuan spesifik penelitian,
the specific purposes of the study, area di mana kebutuhan harus dinilai dan
the areas in which needs are to be jenis kebutuhan yang harus diidentifikasi.
assesed, and the type of needs to be Desain lengkap akan mencakup prosedur
identified. Complete design would untuk menganalisa data dan melaporkan
conclude procedures for analyzing hasilnya (Suarez, 1994: 4059).
data and reporting results (Suarez,
1994:4059).
10 o Assigning Priorities to o Menetapkan prioritas
Needs: Needs assessment studie may kebutuhan: Studi pengkajian kebutuhan
result in the identification of many dapat menyebabkan identifikasi banyak
needs. To be of maximum use, kebutuhan. Untuk penggunaan maksimal,
identified needs should be placed in kebutuhan yang teridentifikasi harus
order form most to least crucial. The ditempatkan secara berurutan dari yang
process of setting priorities can be paling tidak penting. Proses penetapan
seen as a complex analytical process. prioritas dapat dilihat sebagai proses
analisis yang kompleks.
11 Lund and Mc Gechan (1981) for Lund dan Mc Gechan (1981) misalnya,
example, suggest specific criteria for menyarankan kriteria khusus untuk
analyzing needs that include: menganalisis kebutuhan yang meliputi:
- How many people are affected? - Berapa banyak orang yang terkena
- What would be the consequences if dampak?
the needs were not met? - Apa konsekuensinya jika
- Is this a need that can be met by an kebutuhan itu tidak terpenuhi?
educational activity? - Apakah ini kebutuhan yang bisa
- Is this a critical need that should be dipenuhi oleh kegiatan pendidikan?
met before other educational needs - Apakah ini kebutuhan kritis yang
are addressed? harus dipenuhi sebelum kebutuhan
- Will resources (fund, staff) be pendidikan lainnya ditangani?
adequate to meet those needs? - Apakah sumber daya (dana, staf)
(Suarez, 1994:4059) memadai untuk memenuhi
kebutuhan tersebut? (Suarez, 1994:
4059)
12 o Reporting and Using the o Melaporkan dan menggunakan
Results : A particular characteristic hasilnya: Karakteristik khusus dari studi
of needs assessment studies is the pengkajian kebutuhan adalah utilitas hasil
intended utulity of results. Whether yang diharapkan. Untuk perencanaan,
for planning, problem-solving, pemecahan masalah, menetapkan kriteria
setting criteria for evaluation results, untuk hasil evaluasi, atau memuji atau
or praising or censuring education mengecam upaya pendidikan, tahap akhir
efforts, the final stage in the dalam prosesnya dimaksudkan untuk
process is intended to be one of menjadi salah satu penemuan aktif
active use of the findings (Suarez, (Suarez 1994: 4059)
1994:4059).

NADYATIANA SAGITA

NIM: 1701807

(PAGE 139-141)
4.2.1.6 Needs Assessment in the Planning and Evaluation Cycle

It is imperative that community education programmes are evaluated regularly to determine


whether they in fact are contributing to the satisfaction of community needs.
Furthermore, those activities which are currently under way in the community can be used as
building blocks for future programmes. Change and new events in the community may be
producing new needs to which community education programmes should respon.

According to A Guide To Needs Assessment In Community Education Report (1976:4) there


is a series of processes which must be repeated during the life of a community education
programme. Together they form the cycle of planning and evaluation which functions
continuously throughout the duration of a programme. Figure 4.1 indicates what the
processes are and the order in which they take place.

4.2.1.7 Precautions in Needs Assessment

One has to take certain precautions when assessing the learning needs of communities.

The following is a list of factors which can cause problems in assessing needs (A Guide To
Needs Assessment In Community Education Report, 1976:6)

o Rapid shifts in citizen perceptions of need: In some intances, programmes have been
installed based on considerable evidence of a need in one year, only to have a
complete change in attitude the following year. The community education programme
must have the built-in flexibility to handle such rapid changes to make adjustments in
citizen need perceptions to account for these shifts in attitude.
o Media influence: Television and newspapers play a large role in influencing
citizenperceptions of community needs. A TV series fererring to a target group, such
as migrant workers, or current problems such as drug abuse, can cause an instant
demand for services that may not be sustained over time.
o Citizen disillusionment: Most formalized needs assessment involve citizen surveys.
One should however be conscious of the problems involved in relying too heavily on
such surveys. One problem with citizen surverys is that tend to raise expectations that
cannot be fulfilled.
o Lack of data on future needs: The metodology of needs assessment is aimed at
gathering information about individual and community needs in the community at the
time. Projecting what may happen next week, next month, or next year is at best an
unproved process. To minimize the amount of guessing involved, assessment
should be a continuous process, receptive to constant change.
From the preceding discussion it is evident that needs assessment is a method for
collecting data which eventually result in the identification of needs of individuals,
groups, institutions or communities. It should futher be mentioned that needs assessment
is a process. As a result, there are certain strategies and procedures which need to be
taken into cognisance whe conducting needs assessment. It also emanated that the most
common objective given for conducting needs assessment is that it provides information
for designnong community education programmes. In the contect of this study needs
assessment therefore provides information for designing relevant community education
prorgrammes.

4.2.1.8 Needs Assessment Methods and Techniques

The objective of a needs assessment is to determine the discrepancies between the needs
of the community and the services and programmes available to meet those needs.
FIGURE 4.1

NEEDS ASSESSMENT IN THE PLANNING AND EVALUATION CYCLE


(cf. A Guide to Needs Assessment in Community Education Report, 1976:5)

Needs Assessement

Priorities

Program Analysis

Program Objectives

Evaluation

Planning
Program Operation

Budgeting
4.2.1.6 Penilaian Kebutuhan dalam Siklus Perencanaan dan Evaluasi

Sangat penting bahwa program pendidikan masyarakat dievaluasi secara berkala untuk
menentukan apakah mereka benar-benar berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Selanjutnya, kegiatan yang saat ini berjalan di masyarakat dapat digunakan
sebagai blok bangunan untuk program masa depan. Perubahan dan kejadian baru di
masyarakat mungkin menghasilkan kebutuhan baru dimana program pendidikan masyarakat
harus ditanggapi.

Menurut A Guide To Needs Assessment Dalam Laporan Pendidikan Masyarakat (1976: 4)


ada serangkaian proses yang harus diulang selama program pendidikan masyarakat. Bersama-
sama mereka membentuk siklus perencanaan dan evaluasi yang berfungsi terus menerus
sepanjang durasi sebuah program. Gambar 4.1 menunjukkan apa proses dan urutan
pelaksanaannya.

4.2.1.7 Tindakan Pencegahan dalam Penilaian Kebutuhan

Kita harus melakukan tindakan pencegahan tertentu saat menilai kebutuhan belajar
masyarakat.

Berikut ini adalah daftar faktor yang dapat menyebabkan masalah dalam menilai kebutuhan
(A Guide to Needs Assessment in Community Education Report, 1976: 6)

o Pergeseran cepat dalam persepsi warga tentang kebutuhan: Dalam beberapa hal,
program telah diinstal berdasarkan bukti kebutuhan suatu kebutuhan dalam satu
tahun, hanya untuk memiliki perubahan sikap yang lengkap di tahun berikutnya.
Program pendidikan masyarakat harus memiliki fleksibilitas internal untuk menangani
perubahan cepat tersebut untuk melakukan penyesuaian terhadap persepsi kebutuhan
masyarakat terhadap perubahan sikap ini.
o Pengaruh media: Televisi dan surat kabar memainkan peran besar dalam
mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Serial TV yang ditujukan ke kelompok sasaran, seperti pekerja migran, atau masalah
saat ini seperti penyalahgunaan narkoba, dapat menyebabkan permintaan instan untuk
layanan yang mungkin tidak berkelanjutan sepanjang waktu.
o Kekecewaan warga negara: Penilaian kebutuhan yang paling formal melibatkan
survei warga. Namun, orang harus sadar akan masalah yang terkait dengan terlalu
bergantung pada survei semacam itu. Salah satu masalah dengan survailan warga
adalah cenderung menaikkan harapan yang tidak dapat terpenuhi.
o Kurangnya data kebutuhan masa depan: Metodologi penilaian kebutuhan ditujukan
untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan individu dan masyarakat di
masyarakat pada saat itu. Memproyeksikan apa yang mungkin terjadi minggu depan,
bulan depan, atau tahun depan merupakan proses yang tidak terbukti. Untuk
meminimalkan jumlah "tebakan" yang terlibat, penilaian harus merupakan proses
yang kontinu, menerima perubahan konstan.
Dari pembahasan sebelumnya terlihat bahwa penilaian kebutuhan adalah metode
pengumpulan data yang pada akhirnya menghasilkan identifikasi kebutuhan individu,
kelompok, institusi atau masyarakat. Perlu disebutkan lagi bahwa penilaian kebutuhan adalah
sebuah proses. Akibatnya, ada beberapa strategi dan prosedur yang perlu diperhatikan. Hal
ini juga menunjukkan bahwa tujuan yang paling umum diberikan untuk melakukan penilaian
kebutuhan adalah menyediakan informasi untuk merancang program pendidikan masyarakat.
Dalam konteks penilaian kebutuhan penelitian ini, oleh karena itu, menyediakan informasi
untuk merancang prorgrammes pendidikan masyarakat yang relevan.

4.2.1.8 Metode dan Teknik Penilaian Kebutuhan

Tujuan dari penilaian kebutuhan adalah untuk menentukan perbedaan antara kebutuhan
masyarakat dan layanan dan program yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Paragraph English Bahasa
1 It is imperative that community Sangat penting bahwa program pendidikan
education programmes are evaluated masyarakat dievaluasi secara berkala untuk
regularly to determine whether they in menentukan apakah mereka benar-benar
fact are contributing to the satisfaction berkontribusi terhadap pemenuhan
of community needs. kebutuhan masyarakat. Selanjutnya,
Furthermore, those activities which are kegiatan yang saat ini berjalan di
currently under way in the community masyarakat dapat digunakan sebagai blok
can be used as building blocks for bangunan untuk program masa depan.
future programmes. Change and new Perubahan dan kejadian baru di masyarakat
events in the community may be mungkin menghasilkan kebutuhan baru
producing new needs to which dimana program pendidikan masyarakat
community education programmes harus ditanggapi.
should respon.

2 According to A Guide To Needs Menurut A Guide To Needs Assessment


Assessment In Community Education Dalam Laporan Pendidikan Masyarakat
Report (1976:4) there is a series of (1976: 4) ada serangkaian proses yang harus
processes which must be repeated diulang selama program pendidikan
during the life of a community masyarakat. Bersama-sama mereka
education programme. Together they membentuk siklus perencanaan dan evaluasi
form the cycle of planning and yang berfungsi terus menerus sepanjang
evaluation which functions durasi sebuah program. Gambar 4.1
continuously throughout the duration of menunjukkan apa proses dan urutan
a programme. Figure 4.1 indicates what pelaksanaannya.
the processes are and the order in
which they take place.

3 One has to take certain precautions Kita harus melakukan tindakan pencegahan
when assessing the learning needs of tertentu saat menilai kebutuhan belajar
communities. masyarakat.
4 The following is a list of factors which Berikut ini adalah daftar faktor yang dapat
can cause problems in assessing needs menyebabkan masalah dalam menilai
(A Guide To Needs Assessment In kebutuhan (A Guide to Needs Assessment
Community Education Report, 1976:6) in Community Education Report, 1976: 6)

5 o Rapid shifts in citizen o Pergeseran cepat dalam persepsi


perceptions of need: In some warga tentang kebutuhan: Dalam
intances, programmes have beberapa hal, program telah diinstal
been installed based on berdasarkan bukti kebutuhan suatu
considerable evidence of a need kebutuhan dalam satu tahun, hanya
in one year, only to have a untuk memiliki perubahan sikap
complete change in attitude the yang lengkap di tahun berikutnya.
following year. The community Program pendidikan masyarakat
education programme must harus memiliki fleksibilitas internal
have the built-in flexibility to untuk menangani perubahan cepat
handle such rapid changes to tersebut untuk melakukan
make adjustments in citizen penyesuaian terhadap persepsi
need perceptions to account for kebutuhan masyarakat terhadap
these shifts in attitude. perubahan sikap ini.
o Media influence: Television and o Pengaruh media: Televisi dan surat
newspapers play a large role in kabar memainkan peran besar dalam
influencing citizenperceptions mempengaruhi kemampuan
of community needs. A TV masyarakat dalam memenuhi
series fererring to a target kebutuhan masyarakat. Serial TV
group, such as migrant workers, yang ditujukan ke kelompok
or current problems such as sasaran, seperti pekerja migran, atau
drug abuse, can cause an instant masalah saat ini seperti
demand for services that may penyalahgunaan narkoba, dapat
not be sustained over time. menyebabkan permintaan instan
untuk layanan yang mungkin tidak
berkelanjutan sepanjang waktu.
o Citizen disillusionment: Most o Kekecewaan warga negara:
formalized needs assessment Penilaian kebutuhan yang paling
involve citizen surveys. One formal melibatkan survei warga.
should however be conscious of Namun, orang harus sadar akan
the problems involved in masalah yang terkait dengan terlalu
relying too heavily on such bergantung pada survei semacam
surveys. One problem with itu. Salah satu masalah dengan
citizen surverys is that tend to survailan warga adalah cenderung
raise expectations that cannot menaikkan harapan yang tidak dapat
be fulfilled. terpenuhi.
o Lack of data on future needs: o Kurangnya data kebutuhan masa
The metodology of needs depan: Metodologi penilaian
assessment is aimed at kebutuhan ditujukan untuk
gathering information about mengumpulkan informasi tentang
individual and community kebutuhan individu dan masyarakat
needs in the community at the di masyarakat pada saat itu.
time. Projecting what may Memproyeksikan apa yang mungkin
happen next week, next month, terjadi minggu depan, bulan depan,
or next year is at best an atau tahun depan merupakan proses
unproved process. To minimize yang tidak terbukti. Untuk
the amount of guessing meminimalkan jumlah "tebakan"
involved, assessment should be yang terlibat, penilaian harus
a continuous process, receptive merupakan proses yang kontinu,
to constant change. menerima perubahan konstan.

6 From the preceding discussion it is Dari pembahasan sebelumnya terlihat


evident that needs assessment is a bahwa penilaian kebutuhan adalah metode
method for collecting data which pengumpulan data yang pada akhirnya
eventually result in the menghasilkan identifikasi kebutuhan
identification of needs of individu, kelompok, institusi atau
individuals, groups, institutions or masyarakat. Perlu disebutkan lagi bahwa
communities. It should futher be penilaian kebutuhan adalah sebuah proses.
mentioned that needs assessment is Akibatnya, ada beberapa strategi dan
a process. As a result, there are prosedur yang perlu diperhatikan. Hal ini
certain strategies and procedures juga menunjukkan bahwa tujuan yang
which need to be taken into paling umum diberikan untuk melakukan
cognisance whe conducting needs penilaian kebutuhan adalah menyediakan
assessment. It also emanated that informasi untuk merancang program
the most common objective given pendidikan masyarakat. Dalam konteks
for conducting needs assessment is penilaian kebutuhan penelitian ini, oleh
that it provides information for karena itu, menyediakan informasi untuk
designnong community education merancang prorgrammes pendidikan
programmes. In the contect of this masyarakat yang relevan.
study needs assessment therefore
provides information for designing
relevant community education
prorgrammes.

7 The objective of a needs assessment Tujuan dari penilaian kebutuhan adalah


is to determine the discrepancies untuk menentukan perbedaan antara
between the needs of the kebutuhan masyarakat dan layanan dan
community and the services and program yang tersedia untuk memenuhi
programmes available to meet those kebutuhan tersebut.
needs.

GAMBAR 4.1

PERILAKU KEBUTUHAN PADA SIKLUS PERENCANAAN DAN EVALUASI


(lihat Panduan Penilaian Kebutuhan dalam Laporan Pendidikan Masyarakat, 1976: 5)

Butuh Penilaian

Prioritas

Analisis Program

Evaluasi Tujuan Program

Perencanaan
Operasi Program

Penganggaran

A. English
In the community education process a number of methods and techniques can be applied to
assess educational and learning needs, for example:

- Questionnaires
- Interviews
- Survey research methods or needs surveys
- Research report
- Group discussion
- Observation
- Small group techniques
- The key-informant method
- The community-forum method
- The social indicators method
- The combination method

The following discussion will focus on a detailed description of the different methods and
techniques:

4.2.2 QUESSTIONNAIRES

4.2.2.1 General background

Wolf (1994:4882) defines a questionnaire as : A self-report instrument used for gathering


information about variables of interest to an investigator. It consists of a number of question
or items on paper that a respondent reads and answers. Nowadays the questionnaire is one
of the commonly used instrument of gather data, however, Du Toit (1992:100) states that the
questionnaire as such dates back to 1847, when it was used as a research instrument for the
first time by Horace Mann.

According to Wolf (1994:4882) a questionnaire, as a self-report instrument, is based on three


assumptions. These are :
- The respondent can read and understand the questions or items:

- The respondent prossess the information to answer the questions or items:

- The respondent is willing to answer the questions or items honestly.

These assumptions may or may not be warranted for a particular questionnaire in a particular
study. Accordingly, the assumptions often have to be tested through adequate developmental
work before a questionnaire can be used with confidence. Such developmental work often
includes interviewing, piloting, and pretesting.

Du toit (1992: 101) is of the opinion that there are many theories about the exact nature of a
questionnaire. It could be a series of written question on a specific subject which require
answer from a person. It could also be a systematic collection of question sent to a universe
of respondents to obtain data. It is therefore a method of collecting data that cannot be
obtained personally. According to mulder (1986:4) reseachers generally use questionnaires
when a large group of people are involved and they wish to deduce laws or generally valid
rules from the respones of the subjects. Lien ( 1980:162) adds that questionnaires are used
for the collection of basic and supplementary information for specific purposes , such as
securing responses for use in validating information collected through other techniques as
well a sampling pupil opinions and attitudes.

The variables of interest for which information is sought in a questionnaire can be quite
varied. This is also the case with a questionnaire designed to assess learning needs of
individualis and communities for a relevant community education programme. The
questionnaire can include factual questions about the respondent, such as age, sex, ethnic
group, and occupation; attitudes, opinions, interests , beliefs , aspirations and axpectations;
past, present and planned activities in the community; memberships in various groups/
organisations; and perceptions of various matters. The list of what can be included in a
questionnaire designed to assess learning needs of communities is almost without limit. Wolf
(1994:4882) adds that what is included in a questionnaire will obviously be limited by the
purposes of a study, by what can reasonably be asked in a questionnaire, and by time
constraints.

With regard to constrains Wolf (1994:4882-4883) continues to state that :

- An investigator should limit the questions or item in a questionnaire to variables of


primary interest. Each questions or item should be explicitly or implicitly related to a
particular research question or hypothesis.

- The second constraint on what will be included in a questionnaire invloves the


sensitivity or delicacy of the content of particular questions or items. Matters of a
personal nature such a sexual behaviour and attitudes are a case in point. Many
individuals do not wish to reveal their attitudes and behaviour in an area that they
consider to be a matter of privacy.

- The third constraint as to what will be included in a questionnaire is time.


Respondents cannot be expected to spend a great deal of time answering a
questionnaire. Experience with adults suggests that 30 minutes is about the upper
limit that can be expected to in the way of answering time when questionnaires are
administered in a group setting. When questionnaires are mailed to respondents, about
15 minutes appears to be the limit of respondent time.

In his study on the assessment of the educational needs of Hmong adults, Walter
(1994:41) also stresses the importance of questionnaires as a method in the
assessment of educational and learning needs.
4.2.2.2 Questionnaire development

As the community educator will probably use the questionnaire more than any other research
tool in conducting his programme of community-based research, it is vital that he develops a
thorough understanding of all aspects of its use. It is important to learn when the
questionnaire should and should not be used, and this calls for an understanding of its relative
strengths and weaknesses as a research instrument (Burbach and Decker, 1977:177).

B. Bahasa Indonesia
Dalam proses pendidikan masyarakat sejumlah metode dan teknik dapat diterapkan untuk
menilai kebutuhan pendidikan dan pembelajaran, misalnya:

- Kuesioner
- Wawancara
- Metode penelitian survei atau survei kebutuhan
- Laporan penelitian
- Kelompok diskusi
- Pengamatan
- Teknik kelompok kecil
- Metode informan kunci
- Metode forum komunitas
- Metode indikator social
- Metode kombinasi

Diskusi berikut akan berfokus pada penjelasan rinci tentang berbagai metode dan teknik:

4.2.2 KUESIONER

4.2.2.1 Latar belakang umum

Wolf (1994: 4882) mendefinisikan kuesioner sebagai: "Instrumen laporan sendiri yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel yang menarik bagi penyidik. Ini
terdiri dari sejumlah pertanyaan atau item di atas kertas yang dibaca dan jawaban responden
". Saat ini kuesioner adalah salah satu instrumen pengumpulan data yang umum digunakan,
namun Du Toit (1992: 100) menyatakan bahwa kuesioner tersebut berasal dari tahun 1847,
ketika digunakan sebagai instrumen penelitian untuk pertama kalinya oleh Horace Mann.

Menurut Wolf (1994: 4882) kuesioner sebagai instrumen laporan sendiri, didasarkan pada
tiga asumsi. Ini adalah:
- Responden dapat membaca dan memahami pertanyaan atau soal:

- Responden memproses informasi untuk menjawab pertanyaan atau soal:

- Responden bersedia menjawab pertanyaan atau soal secara jujur.

Asumsi ini mungkin atau tidak mungkin diperlukan untuk kuesioner tertentu dalam studi
tertentu. Dengan demikian, asumsi tersebut seringkali harus diuji melalui pengembangan
pekerjaan yang memadai sebelum kuesioner dapat digunakan dengan percaya diri. Pekerjaan
pembangunan semacam itu sering mencakup wawancara, uji coba, dan pengujian awal.

Du toit (1992: 101) berpendapat bahwa ada banyak teori tentang sifat kuesioner yang tepat.
Bisa jadi serangkaian pertanyaan tertulis pada subjek tertentu yang membutuhkan jawaban
dari seseorang. Bisa juga menjadi kumpulan pertanyaan sistematis yang dikirim ke banyak
responden untuk mendapatkan data. Oleh karena itu metode pengumpulan data tidak dapat
diperoleh secara pribadi. Menurut mulder (1986: 4) peneliti umumnya menggunakan
kuesioner ketika sekelompok besar orang dilibatkan dan mereka ingin menyimpulkan
undang-undang atau peraturan yang berlaku secara umum dari jawaban subjek. Lien (1980:
162) menambahkan bahwa kuesioner digunakan untuk pengumpulan informasi dasar dan
pelengkap untuk tujuan tertentu, seperti mendapatkan tanggapan untuk digunakan dalam
memvalidasi informasi yang dikumpulkan melalui teknik lain serta contoh pendapat dan
sikap siswa

Variabel minat informasi yang dicari dalam kuesioner bisa sangat bervariasi. Hal ini juga
terjadi pada kuesioner yang dirancang untuk menilai kebutuhan belajar individu dan
masyarakat untuk program pendidikan masyarakat yang relevan. Sebuah kuesioner dapat
memasukkan pertanyaan faktual tentang responden, seperti usia, jenis kelamin, kelompok
etnis, dan pekerjaan; sikap, pendapat, minat, kepercayaan, aspirasi dan ekseptasi; kegiatan
masa lalu, sekarang dan terencana di masyarakat; keanggotaan dalam berbagai kelompok /
organisasi; dan persepsi berbagai hal. Daftar yang bisa dimasukkan dalam kuesioner yang
dirancang untuk menilai kebutuhan belajar masyarakat hampir tanpa batas. Wolf (1994:
4882) menambahkan bahwa apa yang termasuk dalam kuesioner jelas akan dibatasi oleh
tujuan studi, dengan apa yang bisa diminta dalam kuesioner, dan kendala waktu.
Berkenaan dengan kendala Wolf (1994: 4882-4883) terus menyatakan bahwa:

- Penyidik harus membatasi pertanyaan atau soal dalam kuesioner terhadap variabel
kepentingan utama. Setiap pertanyaan atau item harus secara eksplisit atau implisit
terkait dengan pertanyaan atau hipotesis penelitian tertentu.

- Kendala kedua tentang apa yang akan disertakan dalam kuesioner menghilangkan
sensitivitas atau kelebihan isi dari pertanyaan atau soal tertentu. Masalah sifat pribadi
seperti perilaku seksual dan sikap adalah contoh kasusnya. Banyak individu tidak
ingin mengungkapkan sikap dan perilaku mereka di area yang mereka anggap sebagai
sebuah masalah pribadi

- Kendala ketiga mengenai apa yang akan dimasukkan dalam kuesioner adalah waktu.
Responden tidak dapat diharapkan menghabiskan banyak waktu untuk menjawab
kuesioner. Pengalaman dengan orang dewasa menunjukkan bahwa 30 menit adalah
batas atas yang dapat dilakukan saat menjawab kuesioner yang diberikan dalam
kelompok. Saat kuesioner dikirim ke responden, sekitar 15 menit nampaknya
merupakan batas waktu responden.

Dalam studinya tentang penilaian kebutuhan pendidikan orang dewasa Hmong,


Walter (1994: 41) juga menekankan pentingnya kuesioner sebagai metode dalam
penilaian kebutuhan pendidikan dan pembelajaran.

4.2.2.2 Pengembangan kuesioner

Karena pendidik masyarakat mungkin akan menggunakan kuesioner lebih banyak daripada
alat penelitian lainnya dalam menjalankan program penelitian berbasis masyarakat, sangat
penting mengembangkan pemahaman menyeluruh tentang semua aspek penggunaannya.
Penting untuk dipelajari kapan kuesioner digunakan dan tidak digunakan, dan ini
memerlukan pemahaman tentang kelebihan dan kelemahan relatifnya sebagai instrumen
penelitian (Burbach and Decker, 1977: 177).

C. Table of Translate
Paragraf English Bahasa
1 In the community education process Dalam proses pendidikan
a number of methods and techniques masyarakat sejumlah metode dan
can be applied to assess educational teknik dapat diterapkan untuk
and learning needs, for example: menilai kebutuhan pendidikan dan
- Questionnaires pembelajaran, misalnya:
- Interviews - Kuesioner
- Survey research methods or - Wawancara
needs surveys - Metode penelitian survei
- Research report atau survei kebutuhan
- Group discussion - Laporan penelitian
- Observastion - Kelompok diskusi
- Small group techniques - Pengamatan
- The key-informant method - Teknik kelompok kecil
- The community-forum - Metode informan kunci
method - Metode forum komunitas
- The social indicators method - Metode indikator social
- The combination method - Metode kombinasi
2 The following discussion will focus Diskusi berikut akan berfokus pada
on a detailed description of the penjelasan rinci tentang berbagai
different methods and techniques: metode dan teknik:

4.2.2 QUESSTIONNAIRES 4.2.2 KUESIONER

4.2.2.1 General background 4.2.2.1 Latar belakang umum

Wolf (1994:4882) defines a Wolf (1994: 4882) mendefinisikan


questionnaire as : A self-report kuesioner sebagai: "Instrumen
instrument used for gathering laporan sendiri yang digunakan
information about variables of untuk mengumpulkan informasi
interest to an investigator. It consists tentang variabel yang menarik bagi
of a number of question or items on penyidik. Ini terdiri dari sejumlah
paper that a respondent reads and pertanyaan atau item di atas kertas
answers. Nowadays the yang dibaca dan jawaban
questionnaire is one of the responden ". Saat ini kuesioner
commonly used instrument of gather adalah salah satu instrumen
data, however, Du Toit (1992:100) pengumpulan data yang umum
states that the questionnaire as such digunakan, namun Du Toit (1992:
dates back to 1847, when it was 100) menyatakan bahwa kuesioner
used as a research instrument for the tersebut berasal dari tahun 1847,
first time by Horace Mann. ketika digunakan sebagai
instrumen penelitian untuk pertama
kalinya oleh Horace Mann.
3 According to Wolf (1994:4882) a Menurut Wolf (1994: 4882)
questionnaire, as a self-report kuesioner sebagai instrumen
instrument, is based on three laporan sendiri, didasarkan pada
assumptions. These are : tiga asumsi. Ini adalah:
- The respondent can read and - Responden dapat membaca dan
understand the questions or items: memahami pertanyaan atau soal:
- The respondent prossess the - Responden memproses informasi
information to answer the questions untuk menjawab pertanyaan atau
or items: soal:
- The respondent is willing to answer - Responden bersedia menjawab
the questions or items honestly. pertanyaan atau soal secara jujur.
4 These assumptions may or may not Asumsi ini mungkin atau tidak
be warranted for a particular mungkin diperlukan untuk
questionnaire in a particular study. kuesioner tertentu dalam studi
Accordingly, the assumptions often tertentu. Dengan demikian, asumsi
have to be tested through adequate tersebut seringkali harus diuji
developmental work before a melalui pengembangan pekerjaan
questionnaire can be used with yang memadai sebelum kuesioner
confidence. Such developmental dapat digunakan dengan percaya
work often includes interviewing, diri. Pekerjaan pembangunan
piloting, and pretesting. semacam itu sering mencakup
wawancara, uji coba, dan
pengujian awal.
5 Du toit (1992: 101) is of the opinion Du toit (1992: 101) berpendapat
that there are many theories about the bahwa ada banyak teori tentang
exact nature of a questionnaire. It sifat kuesioner yang tepat. Bisa jadi
could be a series of written question serangkaian pertanyaan tertulis
on a specific subject which require pada subjek tertentu yang
answer from a person. It could also membutuhkan jawaban dari
be a systematic collection of question seseorang. Bisa juga menjadi
sent to a universe of respondents to kumpulan pertanyaan sistematis
obtain data. It is therefore a method yang dikirim ke banyak responden
of collecting data that cannot be untuk mendapatkan data. Oleh
obtained personally. According to karena itu metode pengumpulan
mulder (1986:4) reseachers data tidak dapat diperoleh secara
generally use questionnaires when a pribadi. Menurut mulder (1986: 4)
large group of people are involved peneliti umumnya menggunakan
and they wish to deduce laws or kuesioner ketika sekelompok besar
generally valid rules from the orang dilibatkan dan mereka ingin
respones of the subjects. Lien ( menyimpulkan undang-undang
1980:162) adds that questionnaires atau peraturan yang berlaku secara
are used for the collection of basic umum dari jawaban subjek. Lien
and supplementary information for (1980: 162) menambahkan bahwa
specific purposes , such as securing kuesioner digunakan untuk
responses for use in validating pengumpulan informasi dasar dan
information collected through other pelengkap untuk tujuan tertentu,
techniques as well a sampling pupil seperti mendapatkan tanggapan
opinions and attitudes. untuk digunakan dalam
memvalidasi informasi yang
dikumpulkan melalui teknik lain
serta contoh pendapat dan sikap
siswa
6 The variables of interest for which Variabel minat informasi yang
information is sought in a dicari dalam kuesioner bisa sangat
questionnaire can be quite varied. bervariasi. Hal ini juga terjadi pada
This is also the case with a kuesioner yang dirancang untuk
questionnaire designed to assess menilai kebutuhan belajar individu
learning needs of individualis and dan masyarakat untuk program
communities for a relevant pendidikan masyarakat yang
community education programme. relevan. Sebuah kuesioner dapat
The questionnaire can include factual memasukkan pertanyaan faktual
questions about the respondent, such tentang responden, seperti usia,
as age, sex, ethnic group, and jenis kelamin, kelompok etnis, dan
occupation; attitudes, opinions, pekerjaan; sikap, pendapat, minat,
interests , beliefs , aspirations and kepercayaan, aspirasi dan
axpectations; past, present and ekseptasi; kegiatan masa lalu,
planned activities in the community; sekarang dan terencana di
memberships in various groups/ masyarakat; keanggotaan dalam
organisations; and perceptions of berbagai kelompok / organisasi;
various matters. The list of what can dan persepsi berbagai hal. Daftar
be included in a questionnaire yang bisa dimasukkan dalam
designed to assess learning needs of kuesioner yang dirancang untuk
communities is almost without limit. menilai kebutuhan belajar
Wolf (1994:4882) adds that what is masyarakat hampir tanpa batas.
included in a questionnaire will Wolf (1994: 4882) menambahkan
obviously be limited by the purposes bahwa apa yang termasuk dalam
of a study, by what can reasonably kuesioner jelas akan dibatasi oleh
be asked in a questionnaire, and by tujuan studi, dengan apa yang bisa
time constraints. diminta dalam kuesioner, dan
kendala waktu.
7 With regard to constrains Wolf Berkenaan dengan kendala Wolf
(1994:4882-4883) continues to state (1994: 4882-4883) terus
that : menyatakan bahwa:
- An investigator should limit - Penyidik harus membatasi
the questions or item in a pertanyaan atau soal dalam
questionnaire to variables of kuesioner terhadap variabel
primary interest. Each kepentingan utama. Setiap
questions or item should be pertanyaan atau soal harus
explicitly or implicitly related secara eksplisit atau implisit
to a particular research terkait dengan pertanyaan
question or hypothesis. atau hipotesis penelitian
- The second constraint on tertentu.
what will be included in a - Kendala kedua tentang apa
questionnaire invloves the yang akan disertakan dalam
sensitivity or delicacy of the kuesioner menghilangkan
content of particular sensitivitas atau kelebihan
questions or items. Matters of isi dari pertanyaan atau
a personal nature such a item tertentu. Masalah sifat
sexual behaviour and pribadi seperti perilaku
attitudes are a case in point. seksual dan sikap adalah
Many individuals do not wish contoh kasusnya. Banyak
to reveal their attitudes and individu tidak ingin
behaviour in an area that they mengungkapkan sikap dan
consider to be a matter of perilaku mereka di area
privacy. yang mereka anggap
- The third constraint as to sebagai sebuah masalah
what will be included in a pribadi
questionnaire is time. - Kendala ketiga mengenai
Respondents cannot be apa yang akan dimasukkan
expected to spend a great deal dalam kuesioner adalah
of time answering a waktu. Responden tidak
questionnaire. Experience dapat diharapkan
with adults suggests that 30 menghabiskan banyak
minutes is about the upper waktu untuk menjawab
limit that can be expected to kuesioner. Pengalaman
in the way of answering time dengan orang dewasa
when questionnaires are menunjukkan bahwa 30
administered in a group menit adalah batas atas
setting. When questionnaires yang dapat dilakukan saat
are mailed to respondents, menjawab kuesioner yang
about 15 minutes appears to diberikan dalam kelompok.
be the limit of respondent Saat kuesioner dikirim ke
time. responden, sekitar 15 menit
nampaknya merupakan
batas waktu responden.
8 In his study on the assessment of the Dalam studinya tentang penilaian
educational needs of Hmong adults, kebutuhan pendidikan orang
Walter (1994:41) also stresses the dewasa Hmong, Walter (1994: 41)
importance of questionnaires as a juga menekankan pentingnya
method in the assessment of kuesioner sebagai metode dalam
educational and learning needs. penilaian kebutuhan pendidikan
dan pembelajaran
9 4.2.2.2 Questionnaire development 4.2.2.2 Pengembangan kuesioner

As the community educator will Karena pendidik masyarakat


probably use the questionnaire more mungkin akan menggunakan
than any other research tool in kuesioner lebih banyak daripada
conducting his programme of alat penelitian lainnya dalam
community-based research, it is vital menjalankan program penelitian
that he develops a thorough berbasis masyarakat, sangat
understanding of all aspects of its penting mengembangkan
use. It is important to learn when the pemahaman menyeluruh tentang
questionnaire should and should not semua aspek penggunaannya.
be used, and this calls for an Penting untuk dipelajari kapan
understanding of its relative kuesioner digunakan dan tidak
strengths and weaknesses as a digunakan, dan ini memerlukan
research instrument (Burbach and pemahaman tentang kelebihan dan
Decker, 1977:177). kelemahan relatifnya sebagai
instrumen penelitian (Burbach and
Decker, 1977: 177).

VINGKY RAHMATIA

NIM: 1705985

(PAGE 145-147)

You might also like