Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Inggris
Jurnal Inggris
Potential for achieving the objectives of community education. In the community advisory
council, community members enjoy representation in order to ensure full participation in
educational activities with a direct influence in their lives. This wide representation of
community members, institutions and groups with an interest in community education covers
a variety of sectors which might include: professionals, parents, leraners, leaders, business,
government, religious groups, ethnic groups, etc. The organizational structure of participative
planning is based in the community learning centre and through this structure good working
relationships between activities to be done, the personnel involved and the physical factors
needed to perform the activities are established.
Phase 4 about identifiying and analyzing the problems, needs and interests of individuals and
institutions in the community. This phase is imperative in the community education process
to allow for the designing and implementing or relevant educational programmes. Various
methods are used in assessing educational and learning needs in the community. These
include: questionnaires, interviews, need surveys, group discussions, research reports, the
mass media, etc. In using these methods to assess educational and learning needs, one will
discover a wide range of needs which exist in a given community. Some of these needs are
for skill, citizenship, parental and family education, health matters, recreation, leisure, time
and sport.
Phase 5 is about formulating programme objectives. The emphasis here is that when planning
a community education programme it is imperative to start by pointing out the intended
outcomes and/or educational objectives of the programme. Programme objectives give
directions and focus with regard to the designing and operating of a given community
education programme. In order to provide direction and focus, programme objectives should
therefore be unambigous, attainable and realistic.
The designing of educational programme is the sixth phase in the community education
process. In this phase activities of an educational programme which are needed in order to
meet the educational and learning needs of the community are identified. Futhermore, the
main concern is about the choice of a suitable learning format or pattern of learning
experiences for a given community education programme. In designing educational
programmes, the co-ordinator should consider the activities suitable for individual learning;
activities suitable for institutional or mass learning.
In phase 7 of the community education process, community resources are identified and
mobilized. the community resources and services are necessary for the operation of a given
community education programme. It is important that the available community resources be
utilized maimally. The bottom line here is that the success of any commuity education
progrsmee relies on the proper utilization of the community resources at its disposal.
Resources ar the disposal of communities include human, physical and financial resources
which should be utilized interactively in addressing the educational and learning needs of
communities.
The operation of educational programmes (phase 8) forms the culmination and focal point of
the community education process. This is the stage whereby the fomulated programme
objectives are put into action for the purpose of attaining them. The programme leader
therefor selects learning activities from a variety of methods, learning formats or activity
patterns, which are used to operate an educational programme.
Phase 9 is about the evaluation of educatonal programmes, rediagnosis of learning needs, and
adjusment of educational provisions of the various educational agencies in the commnity.
This phase deals with the improvement of the organisational operation, with regard to the
operation of educational programmes. It futher deals with the improvement of programmes,
with regard to objectives, planning, structure, methods, management, etc. The evaluation of
educational programmes should be organised, systematic, and must be influenced by the
objectives of the educational programmes. This phase requires a well co-ordinated process
by the co-ordinator of community education with regard to making decisions and judgements
about eisting and future programmes based on attainable criteria and observarble outcomes.
The last phase of the community educational process is continuous reseacrh (phase 10). The
implication is that this phase occurs continuously throughout the whole process. In
community education continuous research is directed at solving specific problems in a given
community by making use of scientific methods and then using the result of the research to
assist that given community. Action research has an advantage in that is allows everybody
with an interest in community education to take part and thereby utilizing a wide array of
learning experiences.
These people could include professionals, educators, instructurs, to name a few. Continuous
research through action research allows commuity members to plough back their experiences
to the community.
In the next chapter, methods and teqniques of assessing learning needs for commuity
aducation programmes will be investigated.
B. Bahasa Indonesia
Tahap 4 tentang pengidentifikasian dan analisis masalah, kebutuhan dan minat individu dan
institusi di masyarakat. Tahap ini sangat penting dalam proses pendidikan masyarakat untuk
memungkinkan perancangan dan pelaksanaan atau program pendidikan yang relevan.
Berbagai metode digunakan dalam menilai kebutuhan pendidikan dan pembelajaran di
masyarakat. Ini termasuk: kuesioner, wawancara, survei kebutuhan, diskusi kelompok,
laporan penelitian, media massa, dll. Dalam menggunakan metode ini untuk menilai
kebutuhan pendidikan dan pembelajaran, seseorang akan menemukan berbagai kebutuhan
yang ada di komunitas tertentu. Beberapa kebutuhan ini untuk keterampilan,
kewarganegaraan, pendidikan orang tua dan keluarga, masalah kesehatan, rekreasi, waktu
luang, waktu dan olahraga.
Tahap 5 adalah tentang merumuskan tujuan program. Penekanan di sini adalah bahwa ketika
merencanakan program pendidikan masyarakat, sangat penting untuk memulai dengan
menunjukkan tujuan dan / atau tujuan pendidikan program yang diinginkan. Tujuan program
memberi arahan dan fokus berkaitan dengan perancangan dan pengoperasian program
edukasi masyarakat. Untuk memberikan arahan dan fokus, tujuan program harus tidak
membingungkan, dapat dicapai dan realistis.
Pada fase 7 dari proses pendidikan masyarakat, sumber daya masyarakat diidentifikasi dan
dimobilisasi. Sumber daya dan layanan masyarakat diperlukan untuk pelaksanaan program
pendidikan masyarakat yang diberikan. Sangat penting bahwa sumber daya masyarakat yang
tersedia dimanfaatkan secara maksimal. Intinya di sini adalah bahwa kesuksesan program
pendidikan keluarga manapun bergantung pada pemanfaatan yang tepat dari sumber daya
masyarakat yang ada. Sumber daya pelepasan masyarakat meliputi sumber daya manusia,
fisik dan keuangan yang harus dimanfaatkan secara interaktif dalam menangani kebutuhan
pendidikan dan pembelajaran masyarakat.
Pengoperasian program pendidikan (fase 8) merupakan puncak dan titik fokus proses
pendidikan masyarakat. Ini adalah tahap dimana program tujuan sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut. Program kepemimpinan di sana memilih kegiatan belajar dari berbagai
metode, format pembelajaran atau pola aktivitas, yang digunakan untuk mengoperasikan
program pendidikan.
Tahap 9 adalah tentang evaluasi program edukasi, mendiagnosis kebutuhan belajar, dan
penyesuaian ketentuan pendidikan dari berbagai lembaga pendidikan di negara tersebut.
Tahap ini berkaitan dengan peningkatan operasi organisasi, berkaitan dengan pengoperasian
program pendidikan. Ini lebih berkaitan dengan perbaikan program, berkaitan dengan tujuan,
perencanaan, struktur, metode, manajemen, dll. Evaluasi program pendidikan harus diatur,
sistematis, dan harus dipengaruhi oleh tujuan program pendidikan. Fase ini memerlukan
proses koordinasi yang baik oleh koordinator pendidikan masyarakat untuk membuat
keputusan dan penilaian tentang program yang ada dan yang akan datang berdasarkan kriteria
yang dapat dicapai dan hasil pengamatan.
Tahap terakhir dari proses pendidikan masyarakat adalah penelitian terus menerus (tahap 10).
Implikasinya adalah bahwa tahap ini terjadi terus menerus sepanjang keseluruhan proses.
Dalam penelitian pendidikan masyarakat terus diarahkan untuk memecahkan masalah
tertentu di masyarakat tertentu dengan memanfaatkan metode ilmiah dan kemudian
menggunakan hasil penelitian untuk membantu masyarakat tersebut. Penelitian tindakan
memiliki keuntungan karena memungkinkan setiap orang tertarik pada pendidikan
masyarakat untuk berpartisipasi dan dengan demikian memanfaatkan beragam pengalaman
belajar.
Orang-orang ini bisa mencakup para profesional, pendidik, instruktur, untuk beberapa nama.
Penelitian berkelanjutan melalui penelitian tindakan memungkinkan anggota masyarakat
untuk membesarkan kembali semangat mereka ke masyarakat.
Dalam bab selanjutnya, metode dan beberapa teknik untuk menilai kebutuhan belajar akan
program pendidikan masyarakat akan diselidiki.
C. Table Of Translate
CHAPTER 4
4.1 INTRODUCTION
The theoretical exposition presented in the previous chapter provides a clarification of the
community education process and in particular of ten phases of the process. This exposition
has therefore paved the way for achieving the main purpose of this research, namely to
investigate methods and techniques that can be implemented to assess the learning needs of
individuals and communities in the community education process, in order to provide
relevant community education programmmes.
This chapter is essential for this study since it allows for the investigation of methods and
techniques for assessing learning needs upon which community education programmes can
be based, which is the main task of the present study. In order for any community education
programme to be implemented, the educational and learning needs of the community must be
identified and assessed. The assessment of educational and learning need should not be done
in a haphazard manner, instead it should be undertaken in a systematic, formalized and
accountable manner. This chapter therefore seeks to investigate those methods and techniques
which can be used in assessing learning or educational needs of individuals and commucities.
4.2 METHODS AND TECHNIQUES FOR ASSESSING LEARNING NEEDS FOR
COMMUNITY EDUCATION PROGRAMMES
The two concepts, namely methods and techniques, need to be explained briefly in the
context of this discussion. The Concise Oxford Dictionary (1990: S. V method) defines
method as a special form of procedure in any branch of mental activity, or a scheme of
classification. The Concise Oxford Dictionary (1990: S. V technique) further explains a
technique as a means of achieving ones purpose, especially skillfully. It is evident that these
concepts are not synonymous but one encompasses the other. Method is used in a broader
context while technique is used to specify.
The identification and analysis of learning needs of individuals and institutions form the
fourth phase of the community education process. This study and in particular this chapter
focuses on needs assessment for community education programmes.
Suarez (1994:4057) further writes that educational needs have been assessed and analyzed for
centuries. However, formalized assessment of educational needs were not conducted on a
widespread basis until the middle of the twentieth century. At the time, public and
professional demands for more systematic and accountable processes of providing educationa
led to the emergence of information-based models for educational planning and evaluation.
This process was called needs assessment
The determination of needs is such a broad concept, applicable in so many situations, that a
common conceptual model and set of needs assessment procedures have not emerged.
Instead, the literature describes a number of conceptual and procedural approaches. Some are
drawn from definitional and philosophic differences while others seem based on the task at
hand. Major variation in needs assessment appear in:
4.2.1.2 Conceptualisation
In the discussions and practices of needs assessment there are different meanings linked of
the concept of need. In order to avoid the controversy regarding definition of the concept of
need for needs assessment, there has to be development of a universally accepted conceptual
meaning of needs assessment.
The concept of needs assessment refers to any systematic process for collecting and
analyzing information about the educational needs of individuals, groups or organisations
(Knowles, 1971:86).
Suarez (1994:4056) further points out that the majority of needs assessment studies, however,
have been based on a variation of one of three definitions of the term need:
B. Bahasa Indonesia
BAB 4
4.1 PENDAHULUAN
Bab ini sangat penting untuk penelitian ini karena memungkinkan untuk penyelidikan metode
dan teknik untuk menilai kebutuhan belajar yang menjadi dasar program pendidikan
masyarakat, yang merupakan tugas utama dari penelitian ini. Agar program edukasi
masyarakat diimplementasikan, kebutuhan pendidikan dan pembelajaran masyarakat harus
diidentifikasi dan dinilai. Penilaian kebutuhan pendidikan dan pembelajaran tidak boleh
dilakukan secara serampangan, melainkan harus dilakukan secara sistematis, formal dan
akuntabel. Oleh karena itu bab ini berusaha untuk menyelidiki metode dan teknik yang dapat
digunakan dalam menilai kebutuhan belajar atau pendidikan individu dan rasa tidak hormat.
4.2 METODE DAN TEKNIK UNTUK MENILAI KEBUTUHAN PEMBELAJARAN
UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT
Kedua konsep tersebut, yaitu metode dan teknik, perlu dijelaskan secara singkat dalam
konteks pembahasan ini. Kamus Oxford Concise (1990: metode S.V) mendefinisikan metode
sebagai bentuk prosedur khusus dalam cabang kegiatan mental manapun, atau skema
klasifikasi. Kamus Oxford Concise (1990: teknik S.V) lebih jauh menjelaskan teknik sebagai
alat untuk mencapai tujuan seseorang, terutama dengan terampil. Jelaslah bahwa konsep-
konsep ini tidak sama artinya, tapi yang satu mencakup yang lainnya. Metode digunakan
dalam konteks yang lebih luas sementara teknik digunakan untuk menentukan.
Identifikasi dan analisis kebutuhan belajar individu dan institusi membentuk tahap keempat
dari proses pendidikan masyarakat. Studi ini dan khususnya bab ini berfokus pada penilaian
kebutuhan untuk program pendidikan masyarakat
Menurut Suarez (1994: 4057), maksud dari pengkajian kebutuhan untuk mengidentifikasi
daerah di mana ada defisit, kinerja yang diinginkan belum tercapai, atau masalah dapat
diharapkan di masa depan. Hasil penilaian kebutuhan kemudian digunakan untuk tindakan
lebih lanjut seperti perencanaan atau perbaikan untuk memperbaiki situasi.
Suarez (1994: 4057) selanjutnya menulis bahwa kebutuhan pendidikan telah dinilai dan
dianalisis selama berabad-abad. Namun, penilaian formal terhadap kebutuhan pendidikan
tidak dilakukan secara luas sampai pertengahan abad ke-20. Pada saat itu, permintaan publik
dan profesional untuk proses pendistribusian pendidikan yang lebih sistematis dan akuntabel
menyebabkan munculnya model berbasis informasi untuk perencanaan dan evaluasi
pendidikan. Proses ini disebut "penilaian kebutuhan"
Penentuan kebutuhan adalah konsep yang begitu luas, berlaku dalam banyak situasi, bahwa
model konseptual dan seperangkat prosedur penilaian kebutuhan yang umum belum muncul.
Sebaliknya, literatur menggambarkan sejumlah pendekatan konseptual dan prosedural.
Beberapa diambil dari perbedaan definisi dan filosofis sementara yang lain tampak
berdasarkan tugas yang ada. Variasi utama dalam penilaian kebutuhan muncul di:
4.2.1.2 Konseptualisasi.
Dalam diskusi dan praktik penilaian kebutuhan ada beberapa arti yang berbeda terkait konsep
kebutuhan. Untuk menghindari kontroversi mengenai definisi konsep kebutuhan akan
penilaian kebutuhan, harus ada pengembangan makna konseptual penilaian kebutuhan yang
diterima secara universal.
Konsep penilaian kebutuhan mengacu pada proses sistematis untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang kebutuhan pendidikan individu, kelompok atau organisasi
(Knowles, 1971: 86).
Suarez (1994: 4056) lebih jauh menunjukkan bahwa sebagian besar studi penilaian
kebutuhan, bagaimanapun, didasarkan pada variasi satu dari tiga definisi istilah "kebutuhan":.
C. Table Of Translate
Inggris Indonesia
CHAPTER 4 BAB 4
METHODS AND TECHNIQUES FOR METODE DAN TEKNIK UNTUK
ASSESSING LEARNING NEEDS FOR MENILAI KEBUTUHAN
COMMUNITY EDUCATION PEMBELAJARAN PROGRAM
PROGRAMMES PENDIDIKAN MASYARAKAT
4.1 INTRODUCTION
The theoretical exposition presented in the 4.1 PENDAHULUAN
previous chapter provides a clarification of Eksposisi teoretis yang dipaparkan di bab
the community education process and in sebelumnya memberikan klarifikasi
particular of ten phases of the process. This mengenai proses pendidikan masyarakat dan
exposition has therefore paved the way for khususnya sepuluh tahap proses. Oleh karena
achieving the main purpose of this research, itu eksposisi ini membuka jalan untuk
namely to investigate methods and mencapai tujuan utama penelitian ini, yaitu
techniques that can be implemented to assess untuk mengetahui metode dan teknik yang
the learning needs of individuals and dapat diterapkan untuk menilai kebutuhan
communities in the community education belajar individu dan masyarakat dalam proses
process, in order to provide relevant pendidikan masyarakat, untuk menyediakan
community education programmmes. program pendidikan masyarakat yang
relevan.
This chapter is essential for this study since it
allows for the investigation of methods and Bab ini sangat penting untuk penelitian ini
techniques for assessing learning needs upon karena memungkinkan untuk penyelidikan
which community education programmes can metode dan teknik untuk menilai kebutuhan
be based, which is the main task of the belajar yang menjadi dasar program
present study. In order for any community pendidikan masyarakat, yang merupakan
education programme to be implemented, the tugas utama dari penelitian ini. Agar program
educational and learning needs of the edukasi masyarakat diimplementasikan,
community must be identified and assessed. kebutuhan pendidikan dan pembelajaran
The assessment of educational and learning masyarakat harus diidentifikasi dan dinilai.
need should not be done in a haphazard Penilaian kebutuhan pendidikan dan
manner, instead it should be undertaken in a pembelajaran tidak boleh dilakukan secara
systematic, formalized and accountable serampangan, melainkan harus dilakukan
manner. This chapter therefore seeks to secara sistematis, formal dan akuntabel. Oleh
investigate those methods and techniques karena itu bab ini berusaha untuk menyelidiki
which can be used in assessing learning or metode dan teknik yang dapat digunakan
educational needs of individuals and dalam menilai kebutuhan belajar atau
commucities. pendidikan individu dan rasa tidak hormat.
4.2 METHODS AND TECHNIQUES FOR 4.2 METODE DAN TEKNIK UNTUK
ASSESSING LEARNING NEEDS FOR MENILAI KEBUTUHAN
COMMUNITY EDUCATION PEMBELAJARAN UNTUK PROGRAM
PROGRAMMES PENDIDIKAN MASYARAKAT
The two concepts, namely methods and Kedua konsep tersebut, yaitu metode dan
techniques, need to be explained briefly in teknik, perlu dijelaskan secara singkat dalam
the context of this discussion. The Concise konteks pembahasan ini. Kamus Oxford
Oxford Dictionary (1990: S. V method) Concise (1990: metode S.V) mendefinisikan
defines method as a special form of metode sebagai bentuk prosedur khusus
procedure in any branch of mental activity, dalam cabang kegiatan mental manapun, atau
or a scheme of classification. The Concise skema klasifikasi. Kamus Oxford Concise
Oxford Dictionary (1990: S. V technique) (1990: teknik S.V) lebih jauh menjelaskan
further explains a technique as a means of teknik sebagai alat untuk mencapai tujuan
achieving ones purpose, especially seseorang, terutama dengan terampil. Jelaslah
skillfully. It is evident that these concepts are bahwa konsep-konsep ini tidak sama artinya,
not synonymous but one encompasses the tapi yang satu mencakup yang lainnya.
other. Method is used in a broader context Metode digunakan dalam konteks yang lebih
while technique is used to specify. luas sementara teknik digunakan untuk
menentukan.
According to Suarez (1994:4057) it is the Menurut Suarez (1994: 4057), maksud dari
intent of needs assessment to identify areas pengkajian kebutuhan untuk mengidentifikasi
in which deficits exist, desired performance daerah di mana ada defisit, kinerja yang
has not been attained, or problems may be diinginkan belum tercapai, atau masalah
expected in the future. The results of needs dapat diharapkan di masa depan. Hasil
assessment are then used for further action penilaian kebutuhan kemudian digunakan
such as planning or remediation to improve untuk tindakan lebih lanjut seperti
the situation. perencanaan atau perbaikan untuk
memperbaiki situasi.
Suarez (1994:4057) further writes that
educational needs have been assessed and Suarez (1994: 4057) selanjutnya menulis
analyzed for centuries. However, formalized bahwa kebutuhan pendidikan telah dinilai dan
assessment of educational needs were not dianalisis selama berabad-abad. Namun,
conducted on a widespread basis until the penilaian formal terhadap kebutuhan
middle of the twentieth century. At the time, pendidikan tidak dilakukan secara luas
public and professional demands for more sampai pertengahan abad ke-20. Pada saat
systematic and accountable processes of itu, permintaan publik dan profesional untuk
providing educationa led to the emergence of proses pendistribusian pendidikan yang lebih
information-based models for educational sistematis dan akuntabel menyebabkan
planning and evaluation. This process was munculnya model berbasis informasi untuk
called needs assessment perencanaan dan evaluasi pendidikan. Proses
ini disebut "penilaian kebutuhan"
The determination of needs is such a broad
concept, applicable in so many situations, Penentuan kebutuhan adalah konsep yang
that a common conceptual model and set of begitu luas, berlaku dalam banyak situasi,
needs assessment procedures have not bahwa model konseptual dan seperangkat
emerged. Instead, the literature describes a prosedur penilaian kebutuhan yang umum
number of conceptual and procedural belum muncul. Sebaliknya, literatur
approaches. Some are drawn from menggambarkan sejumlah pendekatan
definitional and philosophic differences konseptual dan prosedural. Beberapa diambil
while others seem based on the task at hand. dari perbedaan definisi dan filosofis
Major variation in needs assessment appear sementara yang lain tampak berdasarkan
in: tugas yang ada. Variasi utama dalam
penilaian kebutuhan muncul di:
- The definition used for the term
need - Definisi yang digunakan untuk istilah
- The purposes for which needs "kebutuhan
assessments are conducted - Tujuan yang membutuhkan penilaian
- The standards by which needs are dilakukan
identified, and - Standar dimana kebutuhan
- The strategies and procedures used diidentifikasi, dan
ini the process (Suarez, 1994:4057). - Strategi dan prosedur yang digunakan
dalam proses ini (Suarez, 1994:
4057).
The concept of needs assessment refers to Konsep penilaian kebutuhan mengacu pada
any systematic process for collecting and proses sistematis untuk mengumpulkan dan
analyzing information about the educational menganalisis informasi tentang kebutuhan
needs of individuals, groups or organisations pendidikan individu, kelompok atau
(Knowles, 1971:86). organisasi (Knowles, 1971: 86).
Suarez (1994:4056) defines the concept of Suarez (1994: 4056) mendefinisikan konsep
needs assessment as an information penilaian kebutuhan sebagai proses
gathering and analysis process which results pengumpulan dan analisis informasi yang
in the identification of the needs of menghasilkan identifikasi kebutuhan
individuals, groups, institutions, communities individu, kelompok, institusi, komunitas atau
or societies. sosial.
Suarez (1994:4056) further points out that Suarez (1994: 4056) lebih jauh menunjukkan
the majority of needs assessment studies, bahwa sebagian besar studi penilaian
however, have been based on a variation of kebutuhan, bagaimanapun, didasarkan pada
one of three definitions of the term need: variasi satu dari tiga definisi istilah
"kebutuhan":.
- The most widely used definition need for needs asssessment is that of a
discrepancy. This definition, introduced by Kaufman (1972), suggest that needs are
areas in which actual status is less than targeted status.
Another commonly used definition of need is that of a want or preference.
Stufflebeam et al (1985) refer to this definition as the democratic viewof needs
(i.e.a need is change desired by a majority of some reference group).
- A more stringent and less used concept of need with regard to needs assessment
studies is that of a deficit. A need is said to exist if an absence or a deficiency in the
area of interest is harmful.
The main objective of needs assessment in the community education process, is the
assessment of learning needs for community education programmes. In line with the above
idea Suarez (1994:5058) outlines the following purposes of needs assessment:
- Providing information for palnning is the most common reason given for conducting
need assesments.
- The diagnosis or identification of problems or weakness is another common purpose
of needs assessment.
- Need assessments are components of several evaluation models. These assessment are
part of evaluation process and may have as their purpose determining areas of
weakness prior to the implementation of a given form of instruction or treatment,
determining gaps in impelementation, or determining the status of performance at
intervals during the development or implementation of a treatment.
- Needs assessment are also conducted to hold educational institutions accountable for
their efforts.
With regard to the objective of needs assessment in relation to community education Delaney
an Nutaall (1978:3) write that : Needs assessment studies have both an immediate and an
ultimate purpose. The immediate one is to identify unmet needs. The ultimate goal is to
provide
information for planning services that will meet these needs. Need assessment are conducted
to identify, organize and document information about unmet needs.
A condition for success of a community education programme is that is must address real
commnity needs. These community needs must be assessed.
It has been established that needs asssessments are conducted for a variety of reasons in many
different situations and to identify many types of needs (i.e. learning needs). Therefore the
strategies and procedures used to conduct such assessments also differ a great deal. The
following discussion will look into the various procedures or stages which are common to
many needs assessment research projects:
o Designing the Needs Assessement: Good design for needs assessment begin with a
clear specification of the focus of the study. This includes a delineation of the specific
purposes of the study, the areas in which needs are to be assesed, and the type of
needs to be identified. Complete design would conclude procedures for analyzing data
and reporting results (Suarez, 1994:4059).
Lund and Mc Gechan (1981) for example, suggest specific criteria for analyzing needs that
include:
- Is this a critical need that should be met before other educational needs are addressed?
- Will resources (fund, staff) be adequate to meet those needs? (Suarez, 1994:4059)
- Definisi mengenai kebutuhan yang paling banyak digunakan untuk suatu penilaian
kebutuhan ialah suatu perbedaan. Definisi ini diperkenalkan oleh Kaufman (1972),
yang menyarankan bahwa kebutuhan merupakan suatu area dimana status yang
sebenarnya, kurang dari status yang ditargetkan.
Definisi kebutuhan yang lain yang biasa digunakan adalah keinginan atau preferensi.
Stufflebeam dkk (1985) menyebut definisi ini sebagai pandangan demokratis
kebutuhan (yaitu kebutuhan adalah perubahan yang diinginkan oleh sebagian besar
kelompok referensi).
- Konsep kebutuhan yang lebih ketat dan kurang digunakan berkaitan dengan studi
penilaian kebutuhan adalah defisit. sebuah kebutuhan dikatakan ada jika tidak ada
atau kekurangan pada area berbahaya yang diminati.
Tujuan utama penilaian kebutuhan dalam proses pendidikan masyarakat adalah penilaian
kebutuhan belajar untuk program pendidikan masyarakat. Sejalan dengan gagasan di atas
Suarez mengemukakan tujuan pengkajian kebutuhan berikut ini :
- Memberikan informasi untuk perencanaan adalah alasan yang paling umum diberikan
untuk melakukan penilaian kebutuhan.
- Diagnosa atau pengidentifikasian dari suatu masalah atau suatu kekurangan adalah
tujuan yang paling umum dari penilaian kebutuhan.
- Perlu penilaian dari beberapa komponen model evaluasi.
- Penilaian ini merupakan bagian dari proses evaluasi dan mungkin karena tujuannya
menentukan bidang kelemahan sebelum penerapan bentuk instruksi atau perlakuan
tertentu, menentukan kesenjangan dalam pelaksanaan, atau menentukan status kinerja
pada interval selama pengembangan atau pelaksanaannya dari sebuah perawatan.
- Penilaian kebutuhan juga dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban lembaga
pendidikan atas segala upaya mereka.
Kondisi untuk sebuah komunitas program pendidikan yang sukses adalah harus memenuhi
kebutuhan masyarakat yang nyata. Kebutuhan masyarakat ini pun harus dinilai.
Telah ditetapkan bahwa penilaian kebutuhan dilakukan karena berbagai alasan dalam
berbagai situasi dan untuk mengidentifikasi berbagai jenis kebutuhan (yaitu kebutuhan
belajar). Oleh karena itu, strategi dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penilaian
semacam itu juga sangat berbeda. Diskusi berikut ini akan melihat inti berbagai prosedur atau
tahapan yang umum bagi banyak proyek penelitian penilaian kebutuhan.
Lund dan Mc Gechan (1981) misalnya, menyarankan kriteria khusus untuk menganalisis
kebutuhan yang meliputi:
- Berapa banyak orang yang terkena dampak?
- Apa konsekuensinya jika kebutuhan itu tidak terpenuhi?
- Apakah ini kebutuhan yang bisa dipenuhi oleh kegiatan pendidikan?
- Apakah ini kebutuhan kritis yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan pendidikan
lainnya ditangani?
- Apakah sumber daya (dana, staf) memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
(Suarez, 1994: 4059)
2 - A more stringent and less used - Konsep kebutuhan yang lebih ketat dan
concept of need with regard to kurang digunakan berkaitan dengan studi
needs assessment studies is that of penilaian kebutuhan adalah defisit.
a deficit. A need is said to exist if Sebuah kebutuhan dikatakan ada jika
an absence or a deficiency in the tidak ada atau kekurangan pada area
area of interest is harmful. berbahaya yang diminati.
NADYATIANA SAGITA
NIM: 1701807
(PAGE 139-141)
4.2.1.6 Needs Assessment in the Planning and Evaluation Cycle
One has to take certain precautions when assessing the learning needs of communities.
The following is a list of factors which can cause problems in assessing needs (A Guide To
Needs Assessment In Community Education Report, 1976:6)
o Rapid shifts in citizen perceptions of need: In some intances, programmes have been
installed based on considerable evidence of a need in one year, only to have a
complete change in attitude the following year. The community education programme
must have the built-in flexibility to handle such rapid changes to make adjustments in
citizen need perceptions to account for these shifts in attitude.
o Media influence: Television and newspapers play a large role in influencing
citizenperceptions of community needs. A TV series fererring to a target group, such
as migrant workers, or current problems such as drug abuse, can cause an instant
demand for services that may not be sustained over time.
o Citizen disillusionment: Most formalized needs assessment involve citizen surveys.
One should however be conscious of the problems involved in relying too heavily on
such surveys. One problem with citizen surverys is that tend to raise expectations that
cannot be fulfilled.
o Lack of data on future needs: The metodology of needs assessment is aimed at
gathering information about individual and community needs in the community at the
time. Projecting what may happen next week, next month, or next year is at best an
unproved process. To minimize the amount of guessing involved, assessment
should be a continuous process, receptive to constant change.
From the preceding discussion it is evident that needs assessment is a method for
collecting data which eventually result in the identification of needs of individuals,
groups, institutions or communities. It should futher be mentioned that needs assessment
is a process. As a result, there are certain strategies and procedures which need to be
taken into cognisance whe conducting needs assessment. It also emanated that the most
common objective given for conducting needs assessment is that it provides information
for designnong community education programmes. In the contect of this study needs
assessment therefore provides information for designing relevant community education
prorgrammes.
The objective of a needs assessment is to determine the discrepancies between the needs
of the community and the services and programmes available to meet those needs.
FIGURE 4.1
Needs Assessement
Priorities
Program Analysis
Program Objectives
Evaluation
Planning
Program Operation
Budgeting
4.2.1.6 Penilaian Kebutuhan dalam Siklus Perencanaan dan Evaluasi
Sangat penting bahwa program pendidikan masyarakat dievaluasi secara berkala untuk
menentukan apakah mereka benar-benar berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Selanjutnya, kegiatan yang saat ini berjalan di masyarakat dapat digunakan
sebagai blok bangunan untuk program masa depan. Perubahan dan kejadian baru di
masyarakat mungkin menghasilkan kebutuhan baru dimana program pendidikan masyarakat
harus ditanggapi.
Kita harus melakukan tindakan pencegahan tertentu saat menilai kebutuhan belajar
masyarakat.
Berikut ini adalah daftar faktor yang dapat menyebabkan masalah dalam menilai kebutuhan
(A Guide to Needs Assessment in Community Education Report, 1976: 6)
o Pergeseran cepat dalam persepsi warga tentang kebutuhan: Dalam beberapa hal,
program telah diinstal berdasarkan bukti kebutuhan suatu kebutuhan dalam satu
tahun, hanya untuk memiliki perubahan sikap yang lengkap di tahun berikutnya.
Program pendidikan masyarakat harus memiliki fleksibilitas internal untuk menangani
perubahan cepat tersebut untuk melakukan penyesuaian terhadap persepsi kebutuhan
masyarakat terhadap perubahan sikap ini.
o Pengaruh media: Televisi dan surat kabar memainkan peran besar dalam
mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Serial TV yang ditujukan ke kelompok sasaran, seperti pekerja migran, atau masalah
saat ini seperti penyalahgunaan narkoba, dapat menyebabkan permintaan instan untuk
layanan yang mungkin tidak berkelanjutan sepanjang waktu.
o Kekecewaan warga negara: Penilaian kebutuhan yang paling formal melibatkan
survei warga. Namun, orang harus sadar akan masalah yang terkait dengan terlalu
bergantung pada survei semacam itu. Salah satu masalah dengan survailan warga
adalah cenderung menaikkan harapan yang tidak dapat terpenuhi.
o Kurangnya data kebutuhan masa depan: Metodologi penilaian kebutuhan ditujukan
untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan individu dan masyarakat di
masyarakat pada saat itu. Memproyeksikan apa yang mungkin terjadi minggu depan,
bulan depan, atau tahun depan merupakan proses yang tidak terbukti. Untuk
meminimalkan jumlah "tebakan" yang terlibat, penilaian harus merupakan proses
yang kontinu, menerima perubahan konstan.
Dari pembahasan sebelumnya terlihat bahwa penilaian kebutuhan adalah metode
pengumpulan data yang pada akhirnya menghasilkan identifikasi kebutuhan individu,
kelompok, institusi atau masyarakat. Perlu disebutkan lagi bahwa penilaian kebutuhan adalah
sebuah proses. Akibatnya, ada beberapa strategi dan prosedur yang perlu diperhatikan. Hal
ini juga menunjukkan bahwa tujuan yang paling umum diberikan untuk melakukan penilaian
kebutuhan adalah menyediakan informasi untuk merancang program pendidikan masyarakat.
Dalam konteks penilaian kebutuhan penelitian ini, oleh karena itu, menyediakan informasi
untuk merancang prorgrammes pendidikan masyarakat yang relevan.
Tujuan dari penilaian kebutuhan adalah untuk menentukan perbedaan antara kebutuhan
masyarakat dan layanan dan program yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Paragraph English Bahasa
1 It is imperative that community Sangat penting bahwa program pendidikan
education programmes are evaluated masyarakat dievaluasi secara berkala untuk
regularly to determine whether they in menentukan apakah mereka benar-benar
fact are contributing to the satisfaction berkontribusi terhadap pemenuhan
of community needs. kebutuhan masyarakat. Selanjutnya,
Furthermore, those activities which are kegiatan yang saat ini berjalan di
currently under way in the community masyarakat dapat digunakan sebagai blok
can be used as building blocks for bangunan untuk program masa depan.
future programmes. Change and new Perubahan dan kejadian baru di masyarakat
events in the community may be mungkin menghasilkan kebutuhan baru
producing new needs to which dimana program pendidikan masyarakat
community education programmes harus ditanggapi.
should respon.
3 One has to take certain precautions Kita harus melakukan tindakan pencegahan
when assessing the learning needs of tertentu saat menilai kebutuhan belajar
communities. masyarakat.
4 The following is a list of factors which Berikut ini adalah daftar faktor yang dapat
can cause problems in assessing needs menyebabkan masalah dalam menilai
(A Guide To Needs Assessment In kebutuhan (A Guide to Needs Assessment
Community Education Report, 1976:6) in Community Education Report, 1976: 6)
GAMBAR 4.1
Butuh Penilaian
Prioritas
Analisis Program
Perencanaan
Operasi Program
Penganggaran
A. English
In the community education process a number of methods and techniques can be applied to
assess educational and learning needs, for example:
- Questionnaires
- Interviews
- Survey research methods or needs surveys
- Research report
- Group discussion
- Observation
- Small group techniques
- The key-informant method
- The community-forum method
- The social indicators method
- The combination method
The following discussion will focus on a detailed description of the different methods and
techniques:
4.2.2 QUESSTIONNAIRES
These assumptions may or may not be warranted for a particular questionnaire in a particular
study. Accordingly, the assumptions often have to be tested through adequate developmental
work before a questionnaire can be used with confidence. Such developmental work often
includes interviewing, piloting, and pretesting.
Du toit (1992: 101) is of the opinion that there are many theories about the exact nature of a
questionnaire. It could be a series of written question on a specific subject which require
answer from a person. It could also be a systematic collection of question sent to a universe
of respondents to obtain data. It is therefore a method of collecting data that cannot be
obtained personally. According to mulder (1986:4) reseachers generally use questionnaires
when a large group of people are involved and they wish to deduce laws or generally valid
rules from the respones of the subjects. Lien ( 1980:162) adds that questionnaires are used
for the collection of basic and supplementary information for specific purposes , such as
securing responses for use in validating information collected through other techniques as
well a sampling pupil opinions and attitudes.
The variables of interest for which information is sought in a questionnaire can be quite
varied. This is also the case with a questionnaire designed to assess learning needs of
individualis and communities for a relevant community education programme. The
questionnaire can include factual questions about the respondent, such as age, sex, ethnic
group, and occupation; attitudes, opinions, interests , beliefs , aspirations and axpectations;
past, present and planned activities in the community; memberships in various groups/
organisations; and perceptions of various matters. The list of what can be included in a
questionnaire designed to assess learning needs of communities is almost without limit. Wolf
(1994:4882) adds that what is included in a questionnaire will obviously be limited by the
purposes of a study, by what can reasonably be asked in a questionnaire, and by time
constraints.
In his study on the assessment of the educational needs of Hmong adults, Walter
(1994:41) also stresses the importance of questionnaires as a method in the
assessment of educational and learning needs.
4.2.2.2 Questionnaire development
As the community educator will probably use the questionnaire more than any other research
tool in conducting his programme of community-based research, it is vital that he develops a
thorough understanding of all aspects of its use. It is important to learn when the
questionnaire should and should not be used, and this calls for an understanding of its relative
strengths and weaknesses as a research instrument (Burbach and Decker, 1977:177).
B. Bahasa Indonesia
Dalam proses pendidikan masyarakat sejumlah metode dan teknik dapat diterapkan untuk
menilai kebutuhan pendidikan dan pembelajaran, misalnya:
- Kuesioner
- Wawancara
- Metode penelitian survei atau survei kebutuhan
- Laporan penelitian
- Kelompok diskusi
- Pengamatan
- Teknik kelompok kecil
- Metode informan kunci
- Metode forum komunitas
- Metode indikator social
- Metode kombinasi
Diskusi berikut akan berfokus pada penjelasan rinci tentang berbagai metode dan teknik:
4.2.2 KUESIONER
Wolf (1994: 4882) mendefinisikan kuesioner sebagai: "Instrumen laporan sendiri yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel yang menarik bagi penyidik. Ini
terdiri dari sejumlah pertanyaan atau item di atas kertas yang dibaca dan jawaban responden
". Saat ini kuesioner adalah salah satu instrumen pengumpulan data yang umum digunakan,
namun Du Toit (1992: 100) menyatakan bahwa kuesioner tersebut berasal dari tahun 1847,
ketika digunakan sebagai instrumen penelitian untuk pertama kalinya oleh Horace Mann.
Menurut Wolf (1994: 4882) kuesioner sebagai instrumen laporan sendiri, didasarkan pada
tiga asumsi. Ini adalah:
- Responden dapat membaca dan memahami pertanyaan atau soal:
Asumsi ini mungkin atau tidak mungkin diperlukan untuk kuesioner tertentu dalam studi
tertentu. Dengan demikian, asumsi tersebut seringkali harus diuji melalui pengembangan
pekerjaan yang memadai sebelum kuesioner dapat digunakan dengan percaya diri. Pekerjaan
pembangunan semacam itu sering mencakup wawancara, uji coba, dan pengujian awal.
Du toit (1992: 101) berpendapat bahwa ada banyak teori tentang sifat kuesioner yang tepat.
Bisa jadi serangkaian pertanyaan tertulis pada subjek tertentu yang membutuhkan jawaban
dari seseorang. Bisa juga menjadi kumpulan pertanyaan sistematis yang dikirim ke banyak
responden untuk mendapatkan data. Oleh karena itu metode pengumpulan data tidak dapat
diperoleh secara pribadi. Menurut mulder (1986: 4) peneliti umumnya menggunakan
kuesioner ketika sekelompok besar orang dilibatkan dan mereka ingin menyimpulkan
undang-undang atau peraturan yang berlaku secara umum dari jawaban subjek. Lien (1980:
162) menambahkan bahwa kuesioner digunakan untuk pengumpulan informasi dasar dan
pelengkap untuk tujuan tertentu, seperti mendapatkan tanggapan untuk digunakan dalam
memvalidasi informasi yang dikumpulkan melalui teknik lain serta contoh pendapat dan
sikap siswa
Variabel minat informasi yang dicari dalam kuesioner bisa sangat bervariasi. Hal ini juga
terjadi pada kuesioner yang dirancang untuk menilai kebutuhan belajar individu dan
masyarakat untuk program pendidikan masyarakat yang relevan. Sebuah kuesioner dapat
memasukkan pertanyaan faktual tentang responden, seperti usia, jenis kelamin, kelompok
etnis, dan pekerjaan; sikap, pendapat, minat, kepercayaan, aspirasi dan ekseptasi; kegiatan
masa lalu, sekarang dan terencana di masyarakat; keanggotaan dalam berbagai kelompok /
organisasi; dan persepsi berbagai hal. Daftar yang bisa dimasukkan dalam kuesioner yang
dirancang untuk menilai kebutuhan belajar masyarakat hampir tanpa batas. Wolf (1994:
4882) menambahkan bahwa apa yang termasuk dalam kuesioner jelas akan dibatasi oleh
tujuan studi, dengan apa yang bisa diminta dalam kuesioner, dan kendala waktu.
Berkenaan dengan kendala Wolf (1994: 4882-4883) terus menyatakan bahwa:
- Penyidik harus membatasi pertanyaan atau soal dalam kuesioner terhadap variabel
kepentingan utama. Setiap pertanyaan atau item harus secara eksplisit atau implisit
terkait dengan pertanyaan atau hipotesis penelitian tertentu.
- Kendala kedua tentang apa yang akan disertakan dalam kuesioner menghilangkan
sensitivitas atau kelebihan isi dari pertanyaan atau soal tertentu. Masalah sifat pribadi
seperti perilaku seksual dan sikap adalah contoh kasusnya. Banyak individu tidak
ingin mengungkapkan sikap dan perilaku mereka di area yang mereka anggap sebagai
sebuah masalah pribadi
- Kendala ketiga mengenai apa yang akan dimasukkan dalam kuesioner adalah waktu.
Responden tidak dapat diharapkan menghabiskan banyak waktu untuk menjawab
kuesioner. Pengalaman dengan orang dewasa menunjukkan bahwa 30 menit adalah
batas atas yang dapat dilakukan saat menjawab kuesioner yang diberikan dalam
kelompok. Saat kuesioner dikirim ke responden, sekitar 15 menit nampaknya
merupakan batas waktu responden.
Karena pendidik masyarakat mungkin akan menggunakan kuesioner lebih banyak daripada
alat penelitian lainnya dalam menjalankan program penelitian berbasis masyarakat, sangat
penting mengembangkan pemahaman menyeluruh tentang semua aspek penggunaannya.
Penting untuk dipelajari kapan kuesioner digunakan dan tidak digunakan, dan ini
memerlukan pemahaman tentang kelebihan dan kelemahan relatifnya sebagai instrumen
penelitian (Burbach and Decker, 1977: 177).
C. Table of Translate
Paragraf English Bahasa
1 In the community education process Dalam proses pendidikan
a number of methods and techniques masyarakat sejumlah metode dan
can be applied to assess educational teknik dapat diterapkan untuk
and learning needs, for example: menilai kebutuhan pendidikan dan
- Questionnaires pembelajaran, misalnya:
- Interviews - Kuesioner
- Survey research methods or - Wawancara
needs surveys - Metode penelitian survei
- Research report atau survei kebutuhan
- Group discussion - Laporan penelitian
- Observastion - Kelompok diskusi
- Small group techniques - Pengamatan
- The key-informant method - Teknik kelompok kecil
- The community-forum - Metode informan kunci
method - Metode forum komunitas
- The social indicators method - Metode indikator social
- The combination method - Metode kombinasi
2 The following discussion will focus Diskusi berikut akan berfokus pada
on a detailed description of the penjelasan rinci tentang berbagai
different methods and techniques: metode dan teknik:
VINGKY RAHMATIA
NIM: 1705985
(PAGE 145-147)