You are on page 1of 27

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat, Bahan dan Fungsi

1. Rangkaian pipa : Digunakan sebagai wadah mengalirnya fluida.


2. Penyangga : Digunakan untuk menyangga seluruh rangkaian pipa.
3. Tandon input : Digunakan untuk menampung sementara air yang akan
masuk kedalam rangkaian perpipaan.
4. Tandon output : Digunakan untuk menampung sementara air yang akan
keluar dari rangkaian perpiaan.
5. Air : Digunakan sebagai bahan perlakuan.
6. Stop kontak : Digunakan untuk menyambungkan dengan sumber listrik.
7. Selang : Digunakan untuk mengalirkan air dari tandon.
8. Pompa : Digunakan untuk memompa air masuk kedalam perpipaan.
9. Pipa input : Digunakan untuk mengalirkan air masuk kedalam
rangakaian.
10. Pipa output : Digunakan untuk mengalirkan air keluar dari dalam
rangkaian.
11. Kran input : Digunakan untuk mengatur jumlah air yang akan masuk
kedalam rangkaian.
12. Kran output : Digunakan untuk mengatur jumlah air yang akan keluar
dari dalam rangkaian.
13. Piezometer : Digunakan untuk mengukur tekanan pada seluruh
rangkaian.
14. Sambungan pengecil lurus : Digunakan untuk mengalirkan air dari pipa besar ke pipa
kecil dengan sambungan lurus.
15. Sambungan pembesar lurus : Digunakan untuk mengalirkan air dari pipa kecil ke pipa
besar dengan sambungan lurus.
16. Sprinkle besar : Digunakan sebagai indikator tekanan pada pipa besar.
17. Sambungan mengecil menyudut : Digunakan untuk mengalirkan air dari pipa besar ke pipa
kecil dengan sambungan penyudut.
18. Pipa control : Digunakan untuk mengontrol aliran fluida.
19. Sprinkle kecil : Digunakan sebagai indikator tekanan pada pipa kecil.
o
20. Belokan 90 : Digunakan sebagai pembelok rangkaian fluida.
21. Tussen klep : Digunakan untuk menyaring air yang masuk dalam pipa.
22. Papan : Digunakan untuk menyangga menometer, piezometer
serta mistar.
23. Air raksa : Digunakan sebagai indikator beda tinggi tekanan.
24. Mistar : Digunakan sebagai indikator beda tinggi air raksa.
3.2 Gambar Tangan dan Keterangan Serta Gambar Asli
3.3 Cara Kerja

Alat dan Bahan

Disiapkan

Pompa

Dipancing hingga air meluber

Stop Kontak

Dihubungkan dengan arus listrik

Kran kontrol, Kran


input dan Kran
output

Dibuka

Pompa

Dinyalakan dan ditunggu hingga aliran konstan

Air Raksa

Diukur beda tinggi pada tiap perlakuan sebagai besarnya


tekanan

Perlakuan

Diulangi sebanyak lima kali


Energi

Dihitung besarnya pada tiap perlakuan

Hasil
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

No Perlakuan Beda Beda Beda Beda Beda


tinggi I tinggi II tinggi III tinggi IV tinggi V
(m) (m) (m) (m) (m)
1. Sambungan mengecil
lurus 0,02 0,02 0,018 0,016 0,018

2. Sambungan membesar
lurus 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

3. Sambungan mengecil
menyudut 0,013 0,015 0,02 0,015 0,013

4. Sambungan membesar
menyudut 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

5. Sprinkle besar
0,005 0,007 0,009 0,009 0,009
6. Sprinkle kecil 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005
o
7. Belokan 90
0,01 0,02 0,02 0,01 0,01
8. Seluruh sambungan
(Piezometer) 0,08 0,09 0,08 0,08 0,08
Head Loss Head Loss Head Loss Head Loss Head Loss
No Perlakuan
I II III IV V

Sambungan 0,010675 0,010675 0,096080 0,008540 0,096080


1
Mengecil Lurus 6567 6567 91024 525355 91024

Sambungan 0,0002204 0,0002204 0,0002204 0,0002204 0,0002204


2
Membesar Lurus 315588 315588 315588 315588 315588

Sambungan
0,0053431 0,0061651 0,0082202 0,0061651 0,0053431
3 Mengecil
66174 91739 55654 91739 66174
Menyudut
Sambungan
2,1662500 2,1662500 2,1662500 2,1662500 2,1662500
4 Membesar
25 x 10-7 25 x 10-7 25 x 10-7 25 x 10-7 25 x 10-7
Menyudut

2,5415101 3,5581122 4,5747183 4,5747183 4,5747183


5 Sprinkle Besar
99 x 10-5 56 x 10-5 73 x 10-5 73 x 10-5 73 x 10-5

0,0002219 0,0002219 0,0002219 0,0002219 0,0002219


6 Sprinkle Kecil
7 7 7 7 7

0,0026689 0,0053378 0,0053378 0,0026689 0,0026689


7 Belokan 90
142 283 283 142 142

545,80271 545,81271 545,80271 545,80271 545,81271


8 Piezometer
386 386 386 386 386

4.2 Analisa Data Hasil Praktikum


Pada praktikum yang bejudul kehilangan head pada berbagai perlakuan, dilakukan perlakuan
sebanyak delapan kai. Yaitu sambungan mengecil lurus, sambungan membesar lurus,
sambungan mengecil menyudut, sambungan membesar menyudut, sprinkle besar, sprinkle kecil,
belokan 90o dan piezometer. Dari delapan perlakuan tersebut, dilakukan pengulangan sebanyak
lima kali dan didapatkan berbagai macam hasil. Ada yang konstan maupun banyak perubahan
saat praktikum dilakukan.

Perlakuan sambungan mengecil lurus didapatkan data secara berturut turut dengan lima
kali pengulangan adalah 0,02 ; 0,02 ; 0,018; 0,016 dan 0,018. Kemudian, untuk sambungan
membesar lurus didapatkan data secara berurutan dan konstan dengan lima kali pengulangan
yaitu 0,03. Selanjutnya pada sambungan mengecil menyudut didapatkan data sebagai berikut
pada lima kali pengulangan yang berurutan yaitu 0,013 ; 0,015 ; 0,02 ; 0,015 dan 0,013. Lalu pada
sambungan membesar menyudut didapat data pula dengan berurutan yaitu 0,001. Kemudian ada
beda tinggi pada sprinkle besar didapatkan data yaitu untuk pengulangan pertama sebesar 0,005
, untuk pengulangan kedua sebesar 0,007 untuk pengulangan ketiga sebesar 0,009, untuk
pengulangan keempat sebesar 0,009 dan untuk pengulangan kelima sebesar 0,009. Lalu, pada
sprinkle kecil dengan pengulangan berturut turut adalah 0,005. Untuk belokan 900 didapatkan
data hasilnya secara berurutan yaitu 0,01 ; 0,02 ; 0,02 ; 0,01 dan 0,01. Dan perlakuan terakhir
adalah pada piezometer yaitu pada beda tinggi awal 0,08 dan beda tinggi dua adalah 0,09 lalu
beda tinggi pengulangan ketiga hingga ke lima yaitu tetap sebesar 0,08.

Lalu pada table headloss, pada sambungan mengecil lurus didapatkan hasil secara berurutan
0,0106756567 ; 0,0106756567 ; 0,09608091024 ; 0,008540525355 ; 0,09608091024.
Pada membesar melurus didapatkan 0,0002204315588 ; 0,0002204315588 ;
0,0002204315588 ; 0,0002204315588 ; 0,0002204315588. Yang ketiga adalah sambungan
mengecil menyudut, setelah dilakukan 5 kali pengulangan didapatkan hasil sebagai berikut
0,005343166174 ; 0,006165191739 ; 0,008220255654 ; 0,006165191739 ; 0,005343166174.
Selanjutnya adalah membesar menyudut didapatkan hasil 2,166250025 x 10-7 yang hasilnya
sama hingga pengulangan ke lima. Lalu ada sprinkle besar didapatkan hasil 2,541510199 x 10-5
; 3,558112256 x 10-5 ; 4,574718373 x 10-5 ; 4,574718373 x 10-5 ; 4,574718373 x 10-5 . Selanjutnya
ada sprinkle kecil didapatkan hasil sebagai berikut 0,00022197 sampai pengulangan kelima.
Kemudian dilanjutkan dengan belokan 90 didapatkan hasil 0,0026689142 ; 0,0053378283 ;
0,0053378283 ; 0,0026689142 ; 0,0026689142. Dan yang terakhir adalah piezometer dimana alat
tersebut memperhatikan tekanan yang terjadi di semua rangkaian. Didapatkan hasil sebagai
berikut 545,80271386 ; 545,81271386 ; 545,80271386 ; 545,80271386 ; 545,81271386.

4.3 Data Hasil Perhitungan


1. Sambungan Mengecil Lurus

2./
A1 : (1)2 V2 :
1(2/1)4

.(2)2
A2 : (2)2 HL : 2
13,56.102

KL : A2/A1

A1 : 1/4.3,14.5,08. 102 : 0,019939


0,019939
: 0,039878 KL : 0,039878 = 0,5
A2 : 1/4.3,14.2,54. 102

1. h : 2 cm = 2. 102 m : 0,2382155886

2(2.102 ).1330/1000 0,5.(0,2382155886)2


V2.1 : 1(2,54.102 /5,08.102 )4 HL1 : 2.9,8
13,56.102

0,02837333334
4.102 .1,33 : 19,6
: 10,0625 0,1356

1,447619048.103
0,0532 :
: 0,9375 0,1356

: 0,0106756567
: 0,05674666667
2. h : 2 cm = 2. 102 m 3,2.102 .1,33
: 10,0625
2(2.102 ).1330/1000
V2.2 : 1(2,54.102 /5,08.102 )4
0,04256
: 0,9375
4.102 .1,33
: 10,0625
: 0,04539733333
0,0532 : 0,2130664998
:
0,9375
0,5.(0,2130664998)2
HL4 : 2.9,8
: 0,05674666667 13,56.102

0,02269866667
: 0,2382155886 : 19,6
0,1356
0,5.(0,2382155886)2
HL2 : 2.9,8 1,158095238.103
13,56.102 :
0,1356
0,02837333334
: 19,6 : 8,540525355.103
0,1356

1,447619048.103 5. h : 1,8 cm = 1,8. 102 m


:
0,1356
2(1,8.102 ).1330/1000
V2.5 : 1(2,54.102 /5,08.102 )4
: 0,0106756567
3. h : 1,8 cm = 1,8. 102 m 3,6.102 .1,33
:
10,0625
2(1,8.102 ).1330/1000
V2.3 :
1(2,54.102 /5,08.102 )4 0,04788
:
0,9375
3,6.102 .1,33
:
10,0625 : 0,051702
0,04788 : 0,2259911503
: 0,9375

: 0,051702
0,5.(0,2259911503)2
HL5 : 2.9,8
: 0,2259911503 13,56.102

0,5.(0,2259911503)2 0,02837333334
HL3 : 2.9,8
: 19,6
13,56.102 0,1356

0,02837333334 0,01302857143
: 19,6
: 0,1356
0,1356

0,01302857143 : 0,0960809
: 0,1356

: 0,09608091024
4. h : 1,6 cm = 1,6. 102 m

2(1,6.102 ).1330/1000
V2.4 :
1(2,54.102 /5,08.102 )4
2. SAMBUNGAN MEMBESAR MELURUS
KI = 1

V2 = 2h P/
1-(d2/d1)
V1 = A2 . V2 / A1
HL = KL (V1.V2)2
2.g
13,56 x 10-2
Percobaan 1

A1 = (d1)2
= x 3,14 x (5,08 x 10-2)2
= 20,258024 x 10-4
A2 = (d2)2
= x 3,14 x (2,54 x 10-2)2
= 5,064506 x 10-4
V1 = 5,064506 x 10-4 x 2,54 x 10-2 / 20,258024 x 10-4
= 0,635 x 10-2
1330
V2 = 2 x 0,003 x 1000 / 1 (1/2)4
= 2,917533205 x 10 -3/2
HL = 1 ( 0,635 x 10-2 x 2,917533205 x 10 -3/2) / 2 x 9,8 / 13,56 x 10-2
= 0,02204315588 x 10-2

Percobaan 2
A1 = (d1)2
= x 3,14 x (5,08 x 10-2)2
= 20,258024 x 10-4
A2 = (d2)2
= x 3,14 x (2,54 x 10-2)2
= 5,064506 x 10-4
V1 = 5,064506 x 10-4 x 2,54 x 10-2 / 20,258024 x 10-4
= 0,635 x 10-2
1330
V2 = 2 x 0,003 x 1000 / 1 (1/2)4
= 2,917533205 x 10 -3/2
HL = 1 ( 0,635 x 10-2 x 2,917533205 x 10 -3/2) / 2 x 9,8 / 13,56 x 10-2
= 0,02204315588 x 10-2
Percobaan 3
A1 = (d1)2
= x 3,14 x (5,08 x 10-2)2
= 20,258024 x 10-4
A2 = (d2)2
= x 3,14 x (2,54 x 10-2)2
= 5,064506 x 10-4
V1 = 5,064506 x 10-4 x 2,54 x 10-2 / 20,258024 x 10-4
= 0,635 x 10-2
1330
V2 = 2 x 0,003 x 1000 / 1 (1/2)4
= 2,917533205 x 10 -3/2
HL = 1 ( 0,635 x 10-2 x 2,917533205 x 10 -3/2) / 2 x 9,8 / 13,56 x 10-2
= 0,02204315588 x 10-2
Percobaan 4
A1 = (d1)2
= x 3,14 x (5,08 x 10-2)2
= 20,258024 x 10-4
A2 = (d2)2
= x 3,14 x (2,54 x 10-2)2
= 5,064506 x 10-4
V1 = 5,064506 x 10-4 x 2,54 x 10-2 / 20,258024 x 10-4
= 0,635 x 10-2
1330
V2 = 2 x 0,003 x 1000 / 1 (1/2)4
= 2,917533205 x 10 -3/2
HL = 1 ( 0,635 x 10-2 x 2,917533205 x 10 -3/2) / 2 x 9,8 / 13,56 x 10-2
= 0,02204315588 x 10-2
Percobaan 5
A1 = (d1)2
= x 3,14 x (5,08 x 10-2)2
= 20,258024 x 10-4
A2 = (d2)2
= x 3,14 x (2,54 x 10-2)2
= 5,064506 x 10-4
V1 = 5,064506 x 10-4 x 2,54 x 10-2 / 20,258024 x 10-4
= 0,635 x 10-2
1330
V2 = 2 x 0,003 x 1000 / 1 (1/2)4
= 2,917533205 x 10 -3/2
HL = 1 ( 0,635 x 10-2 x 2,917533205 x 10 -3/2) / 2 x 9,8 / 13,56 x 10-2
= 0,02204315588 x 10-2
3. Pipa Mengecil Menyudut
Diketahui :
h1 = 1,3 cm = 0,013 m = 1000 kg/m3
h2= 1,5 cm = 0,015 m d1 = 5,08.10-2m
h3 = 2 cm = 0,02 m d2 = 2,54.10-2m
h4 = 1,5 cm = 0,015 m g = 9,8 m/s2
h5 = 1,3 cm = 0,013 m Kl = 0,385
P = 1330 Pa

Rumus :

.(2 )4
2. 2
V2 = d2 4 HL = 13,56.102
1( d1)

Jawab :

2.0,013.13301000 2.0,015.13301000
1.) V2 = 2 4.) V2 = 2
1(2,54.10 )4 1(2,54.10 )4
5,08.102 5,08.102

= 0,1920555475 m/s2 = 0,2063007513 m/s2


0,385.(2 )4 0,385.(2 )4
2.9,8 2.9,8
HL = 13,56.102
HL = 13,56.102

= 5,343166174.10-3 m = 6,165191739.10-3 m

2.0,015.13301000
2.) V2 = 2
1(2,54.10 )4
5,08.102

= 0,2063007513 m/s2
0,385.(2 )4
2.9,8
HL =
13,56.102

= 6,165191739.10-3 m

2.0,02.13301000
3.) V2 = 2,54.102
1( )4
5,08.102

= 0,2382155886 m/s2
0,385.(2 )4
2.9,8
HL = 13,56.102

= 8,220255654.10-3
2.0,013.13301000
5.) V2 = 2
1(2,54.10 )4
5,08.102

= 0,1920555475 m/s2
0,385.(2 )4
2.9,8
HL = 13,56.102

= 5,343166174.10-3 m
4. Pipa Membesar Menyudut
0,00266
21 =
Diketahui: 0,9375
h1 = 0,1 cm = 0,001 m = 10-3
21 = 0,0028373333
h2 = 0,1 cm = 0,001 m = 10-3
21 = 0,0532666246
-3
h3 = 0,1 cm = 0,001 m = 10
2 2
-3 11 =
h4 = 0,1 cm = 0,001 m = 10 1
h5 = 0,1 cm = 0,001 m = 10-3 0,0005064506 . 0,0532666246
11 =
0,0020258024
Koefisien Losses (Kl) = 1,15
11 = 0,0133166562
Ppompa = 1330 Pa
1,15(0,013316 .0,053266)2
air = 1000 kg/m3 =
2.9,8

-2
13,56 . 102
D1 = 2,54 . 10 m
D2 = 5,08 . 10-2 m
= 2,166250025 . 107
Dan Rumus Headloss adalah:
2. H2
. (1 2 )2
2
= 2. 103 . 1330
13,56 . 102 1000
22 = 2
1 1 (2,54 .10
5,08 .102
)4
1 = 2 = 2,0258024 . 103
4
1 2. 103 . 1,33
2 = 2 = 0,5064506 . 103 22 =
4 1 0,0625
2 . 2
1 =
1 0,00266
22 =
0,9375
2.
2 = 22 = 0,0028373333

1 ( 2 )4
1
22 = 0,0532666246
Perhitungan: 2 2
12 =
1. H1 1
0,0005064506 . 0,0532666246
12 =
2. 103 . 1330
1000 0,0020258024
21 = .102 4
1 (2,54
5,08 .102
) 12 = 0,0133166562
1,15(0,013316 .0,053266)2
2.9,8
2. 103 . 1,33 =
21 = 13,56 . 102
1 0,0625
= 2,166250025 . 107 24 = 0,0028373333

24 = 0,0532666246
3. H3 2 2
14 =
1
2. 103 . 1330
1000 0,0005064506 . 0,0532666246
23 = .102 4 14 =
1 (2,54
5,08 .102
) 0,0020258024
14 = 0,0133166562
2. 103 . 1,33 1,15(0,013316 .0,053266)2
23 = 2.9,8
1 0,0625 =
13,56 . 102

0,00266
23 =
0,9375 = 2,166250025 . 107

23 = 0,0028373333

23 = 0,0532666246 5. H5

2 2
13 = 2. 103 . 1330
1 25 = 1000
2
1 (2,54 .10
5,08 .102
)4
0,0005064506 . 0,0532666246
13 =
0,0020258024
13 = 0,0133166562 2. 103 . 1,33
25 =
1 0,0625
1,15(0,013316 .0,053266)2
2.9,8
=
13,56 . 102 0,00266
25 =
0,9375

= 2,166250025 . 107 25 = 0,0028373333

25 = 0,0532666246
4. H4 2 2
15 =
1
2. 103 . 1330
1000 0,0005064506 . 0,0532666246
24 = .102 4 15 =
1 (2,54
5,08 .102
) 0,0020258024
15 = 0,0133166562
2. 103 . 1,33 1,15(0,013316 .0,053266)2
24 = 2.9,8
1 0,0625 =
13,56 . 102
0,00266
24 =
0,9375 = 2,166250025 . 107
5. Sprinkel Besar
Diketahui

h1 = 0,5 cm = 0,005 m I = 9. 102 d1 = 2,54.102

h2 = 0,7 cm = 0,007 m n = 1,002. 103 d2 = 5,08.103


h3 = 0,9 cm = 0,009 m F = 0,043
h4 = 0,9 cm = 0,009 m P = 1330 Pa
h5 = 0,9 cm = 0,009 m = 1000 /3

2. /
2 =
2
1 ( )4
1

1330 1330
2.0,005 2.0,009
21 = 1000 23 = 1000
4 4
2,54. 102 2,54. 102
1( 3 ) 1( 3 )
5,08. 10 5,08. 10

= 0,119107794 m/s = 0,159799874 m/s

1330
2.0,009 1000
1330 24 =
2.0,007 4
22 = 1000 2,54. 102
4 1( )
2,54. 102 5,08. 103
1( )
5,08. 103
= 0,159799874 m/s
= 0,140930242 m/s

1330
2.0,009 1000
25 = 4
2,54. 102
1( )
5,08. 103

= 0,159799874 m/s

V1 = 0,25.V2
11 = 0,25. 0,119107794 = 0,039949968 m/s
= 0,029776948 m/s 14 = 0,25. 0,159799874
12 = 0,25. 0,140930242 = 0,039949968 m/s
= 0,03523256 m/s 15 = 0,25. 0,159799874
13 = 0,25. 0,159799874 = 0,039949968 m/s
1 1
=

0,029776948. 5,08.102 . 1000
1 =
1,002.103
= 1,509649659.103

0,03523256. 5,08.102 . 1000


2 =
1,002.103
= 1,786241565.103

0,039949968. 5,08.102 . 1000


3 =
1,002.103
= 2,025407559.103
0,039949968. 5,08.102 . 1000
4 =
1,002.103
= 2,025407559.103
0,039949968. 5,08.102 . 1000
5 =
1,002.103
= 2,025407559.103

. . (1)2
=
1.2
13,56.102
0,043. 9.102 . (0,029776947)2 = 4,574718373.105
1 =
5,08.102 . 2.9,8
0,043. 9.102 . (0,039949968)2
13,56.102 5 =
5,08.102 . 2.9,8
= 2,541510199.105 13,56.102
0,043. 9.102 . (0,03523256)2 = 4,574718373.105
2 =
5,08.102 . 2.9,8
13,56.102
= 3,558112256.105
0,043. 9.102 . (0,039949968)2
3 =
5,08.102 . 2.9,8
13,56.102
= 4,574718373.105

0,043. 9.102 . (0,039949968)2


4 =
5,08.102 . 2.9,8
13,56.102
6. Sprinkle Kecil

0,00338 0,00088667
. ( ) 0,99568
=
= 13,56 102

( )
0,00000300
0,99568
=
. () 13,56 102
=
, 0,00000301
( ) =
, 13,56 102
, = 0,00022197
=
,

= ,

, ,
=
,
, ,
=
,
,
=
,
,
=
= , ,

= , = ,

= ,

11 = 0,25 0,11910781
11 = 0,02977695 12 = 0,25 0,11910781
12 = 0,02977695

, ,
=
,
, ,
, =
= ,
,
,
= , =
,
= ,

0,00338 (0,02977695)2
0,99568
=
13,56 102
0,00338 (0,02977695)2 0,00338 (0,02977695)2
0,99568 0,99568
= =
13,56 102 13,56 102
0,00338 0,00088667 0,00338 0,00088667
0,99568 0,99568
= =
13,56 102 13,56 102
0,00000300 0,00000300
0,99568 0,99568
= =
13,56 102 13,56 102
0,00000301 0,00000301
= =
13,56 102 13,56 102
= 0,00022197 = 0,00022197

, , , ,
= =
, ,

, ,
= =
, ,

= , = ,

= , = ,

13 = 0,25 0,11910781 14 = 0,25 0,11910781


13 = 0,02977695 14 = 0,02977695

, , , ,
= =
, ,
, ,
= =
, ,
= , = ,
0,00338 (0,02977695)2
0,99568
= 15 = 0,25 0,11910781
13,56 102
0,00338 0,00088667 15 = 0,02977695
0,99568
=
13,56 102
0,00000300
0,99568
= , ,
13,56 102 =
,
0,00000301
= ,
13,56 102 =
,
= 0,00022197
= ,

0,00338 (0,02977695)2
0,99568
=
13,56 102
, , 0,00338 0,00088667
=
, 0,99568
=
13,56 102
, 0,00000300
=
, 0,99568
=
13,56 102
= , 0,00000301
=
= , 13,56 102
= 0,00022197
7. Belokan 90
Belokan 90
KI = 0,25
2

Rumus Umum : 2 = 2
1( )4
1

()2
2
=
13,56102
2(0,01) 1330 2 = 0,0053378283
21 = 1000 2(0,02) 1330
2,54 102 4 1000
1( ) 23 =
5,08 102 2,54 102 4
1( )
0,0266 5,08 102
21 =
1 0,0625 0,00532
23 =
1 0,0625
0,0266
21 =
0,9375 0,0532
23 =
0,9375
21 = 0,0283733333
21 = 0,168443858 23 = 0,0567466667
0,25 (0,168443858)2 23 = 0,2382155887
2 9,8 0,25 (0,2382155887)2
1 =
13,56102 2 9,8
0,0070933333 3 =
13,56102
2 9,8 0,0141866667
1 =
13,56102 2 9,8
0,0003619048 3 =
13,56102
1 =
13,56102 0,0007238095
3 =
1 = 0,0026689142 13,56102
2(0,02) 1330 3 = 0,0053378283
22 = 1000 2(0,01) 1330
2,54 102 4 1000
1( ) 24 =
5,08 102 2,54 102 4
1( )
0,00532 5,08 102
22 =
1 0,0625 0,0266
24 =
1 0,0625
0,0532
22 =
0,9375 0,0266
24 =
0,9375
22 = 0,0567466667
22 = 0,2382155887 24 = 0,0283733333
0,25 (0,2382155887)2 24 = 0,168443858
2 9,8 0,25 (0,168443858)2
2 =
13,56102 2 9,8
0,0141866667 4 =
13,56102
2 9,8 0,0070933333
2 =
13,56102 2 9,8
0,0007238095 4 =
13,56102
2 =
13,56102
0,0003619048
4 =
13,56102
4 = 0,0026689142
2(0,01) 1330
25 = 1000
2,54 102 4
1( )
5,08 102
0,0266
25 =
1 0,0625

0,0266
25 =
0,9375
25 = 0,0283733333
25 = 0,168443858
0,25 (0,168443858)2
2 9,8
5 =
13,56102
0,0070933333
2 9,8
5 =
13,56102
0,0003619048
5 =
13,56102
5 = 0,0026689142
8. Piezometer
Piezometer
Rumus umum:
(13,56. 102 ) + 74
=
13,56. 102

1. h1 = 8 cm (0,08 m) (0,1356 0,08)+ 74


=
0,1356
2. h2 = 9 cm (0,09 m)
3. h3 = 8 cm (0,08 m) 0,0108488 + 74
= 0,1356
4. h4 = 8 cm (0,08 m)
5. h5 = 9 cm (0,09 m) 74,0108488
=
0,1356
= 545,80271386
(13,56.102 .0,08)+ 74
HL1 = 13,56.102
(0,1356 0,08)+ 74
= 0,1356 (13,56.102 .0,08)+ 74
0,0108488 + 74 HL4 =
= 13,56.102
0,1356 (0,1356 0,08)+ 74
=
74,0108488 = 0,1356
0,1356 0,0108488 + 74
= 545,80271386 = 0,1356
74,0108488
=
(13,56.102 .0,09)+ 74 0,1356
HL2 = 13,56.102 = 545,80271386
(0,1356 0,09)+ 74
= 0,1356
0,012204 + 74
= (13,56.102 .0,09)+ 74
0,1356 HL5 = 13,56.102
74,012204
= 0,1356
(0,1356 0,09)+ 74
=
0,1356
= 545,81271386 0,012204 + 74
= 0,1356
74,012204
= 0,1356
(13,56.102 .0,08)+ 74
HL3 = 13,56.102 = 545,81271386
4.4 Analisa Perhitungan
Berdasarkan data yang didapat, terdapat pula data perhitungan pada lima kali
pengulangan tersebut dengan beberapa perlakuan yang diberikan. Pada sambungan
mengecil lurus, ada beberapa perhitungan yang harus dilakukan yitu sebanyak lima kali
perhitungan pada perlakuan sambungan mengecil lurus. Yang pertama menghitung A1 dengan
1
menggunakan rumus A1 = (d1)2 didapatkan hasilnya yaitu sebesar 0,039878. Yang kedua,
4
1
menghitung A2 dengan menggunakan rumus yang hampir sama dengan A1 yaitu A2 = (d2)2
4
dan didapatkan hasilnya yaitu 0,019939. Yang ketiga, ada pula rumus menghitung KI dengan
A1
rumusnya yaitu KI = , dengan memasukkan nilai A1 dan A2 yang tadi sudah diketahui dan
A2
didapatkan hasill akhirnya yaitu 0,5. Selanjutnya, yang keempat yaitu menghitung nilai V2
p
2h .

dengan menggunakan rumus V2 = d2 4 . Setiap pengulangan diitung nilai V2 dan
1( )
d1

didapatkan hasil beruturtu turut adalah sebagai berikut 0,2382155886 ; 0,2382155886 ;


0,2259911503 ; 0,2130664998 ; 0,2259911503 . Dan perhitungan yang terakhir yaitu
menghitung besar HL-nya disetiap pengulangan dengan menggunakan rumus HL =
KI .(V2) 2
2g
serta didapat hasinya dengan memasukkan nilainya yaitu 0,0106756567 ;
13,56 x 102
0,0106756567 ; 0,09608091024 ; 0,008540525355 dan 0,09608091024 .

Selanjutnya, ada perhitungan sambungan membesar lurus yang menggunakan empat


cara perhitungan. Untuk perhitungan pertama yaitu KI dengan nilai ketetapan 1. Lalu, untuk
perhitungan kedua yaitu menghitung nilai V2 dengan rumus yang sama dengan pengukuran
pada sambungan mengecil lurus, namun mendapatkan hasil yang berbeda beda. Pada
pengulangan pertama hingga kelima didapatkan hasilnya sebesar 2,917533205 x 10 -3/2. Dan
yang ketiga adalah perhitungan untuk mengetahui nilai pada V1 yaitu dengan menggunakan
A2 . V2
rumus . dengan menggunakan rumus tersebut, pada pengulangan pertama hingga
A1
kelima didapatkan nilai 0,635 x 10-2. Dan perhitungan keempat adalah menghitung nilai HL-
KI .(V1 . V2)2
2g
nya dengan menggunakan rumus HL = . Dengan begitu, nilai yang didapat pada
13,56 x 102
masing masing pengulangan secara berurutan adalah 0,02204315588 x 10-2.

Selanjutnya, ada pula perhitungan pada sprinkle kecil dengan menggunakan empat buah
rumus yang akan digunakan disetiap pengulangannya. Rumus yang pertama yaitu
p
2h .

menghitung nilai V2 dengan menggunakan rumus V2 = d2 4 . Dengan menggunakan
1( )
d1

rumus tersebut, didapatkan hasil akhir untuk lima kali pengulangan adalah secara berturut
turut yaitu 0,11910781 ; 0,11910781 ; 0,11910781 ; 0,11910781 dan 0,11910781. Rumus yang
kedua yaitu menghitung nilai V1 dengan menggunakan rumus V1 = 0,25 . V2 dan didapatkan
hasil datanya yaitu sebesar 0,02977695 ; 0,02977695 ; 0,02977695 ; 0,02977695 dan
pengulangan terakhir didapatkan hasilnya 0,02977695. Selanjutnya yaitu menghitung nilai Re
V1 . d1 .
dengan menggunakan rumus . Nilai Re dicari dengan menggunakan nilai pada

kelima pengulangan tersebut yang sebagaimana didapatkan hasil akhirnya sama yaitu
1509,64976. Dan yang terakhir adalah menghitung nilai HL-nya dengan menggunakan rumus
F . L . (V1)2
D1 . 2g
HL = . Didapatkan hasil akhirnya sama selama lima kali pengulangan yaitu
13,56 x 102
0,00022197.

Kemudian, ada perhitungan pada bagian sprinkle besar dengan menggunakan empat
buah rumus yang semuanya sama dengan rumus sprinkle kecil. Namun, nilainya berbeda
beda pada setiap pengulangan. Untuk nilai pada V2 dengan lima kali pengulangan yaitu
0,119107794 ; 0,140930242 ; 0,159799874 ; 0,159799874 dan 0,159799874. Pada rumus
mencari nilai V1 didapatkan hasil datanya secara berurutan adalah 0,029776948 ; 0,03523256
; 0,039949968 ; 0,025533312 dan 0,039949968. Serta, pada rumus mencari nilai Re
didapatkan data hasilnya dengan memasukkan nilai nilai yaitu sebesar 1,509649659.103 ;
1,786241565.103 ; 2,025407559.103 ; 2,025407559.103 dan 2,025407559.103 . Dan yang
terakhir dari rumus tersebut adalah mencari nilai HL-nya yang setelah dihitung didapatkan
hasilnya yaitu sebesar 2,541510199.105 ; 3,558112256.105 ; 4,574718373.105 ;
4,574718373.105 dan 4,574718373.105.

Untuk perlakuan pada belokan 900 menggunakan tiga rumus dalam perhitungannya yaitu
yang pertama adalah nilai KI dengan ketetapan yaitu sebesar 0,25. Lalu, menghitung nilai V2
p
2h .

dengan menggunakan rumus V2 = d2 4 . Dengan menggunakan rumus tersebut,
1( )
d1

didapatkan hasilnya yaitu secara berturut turut dengan lima kali pengulangan adalah
0,168443858 ; 0,2382155887 ; 0,2382155887 ; 0,168443858 dan 0,168443858. Dan yang
F . L . (V1)2
D1 . 2g
terakhir adalah menghitung nilai HL-nya dengan menggunakan rumus HL = .
13,56 x 102
Dan didapatkan nilai datanya secara berurutan adalah 0,0026689142 ; 0,0053378283;
0,0053378283 ; 0,0026689142 dan 0,0026689142.

Selanjutnya, ada perhitungan piezometer yang hanya menggunakan satu buah rumus
(13,5 x 102 h)+ 74
yaitu dengan menggunakan rumus HL = maka didapatkan hasilnya yaitu
13,56 x 102
sebesar 545,80271386 ; 545,81271386 ; 545,80271386 ; 545,80271386 dan 545,81271386.

Kemudian, ada rumus pula untuk perlakuan membesar menyudut dan mengecil menyudut
yang pada perlakuan membesar menyudut terdapat empat buah rumus. Pada rumus yang
pertama yaitu nilai KI dengan ketetapan yaitu sebesar 1,15. Kemudian , mencari nilai V2
p
2 h .( )

dengan menggunakan rumus V2 = d2 4 . maka didapatkan hasil datanya yaitu
1( )
d1

0,0532666246 ; 0,0532666246 ; 0,0532666246 ; 0,0532666246 dan 0,0532666246.


Selanjutnya, mencari nilai HL pada perlakuan membesar menyudut yaitu dengan
KI (V2 . V1)2
2g
menggunakan rumus HL = . Dan didapatkan data akhirnya dengan lima kali
13,56 x 102
pengulangan adalah 2,166250025 . 107 ; 2,166250025 . 107 ; 2,166250025 . 107 ;
2,166250025 . 107 dan 2,166250025 . 107. Selanjutnya, untuk mencai nilai V1 yaitu

1 = 2 2 dimana didapatkan hasil secara berturut-turut 0,0133166562 sebanyak lima kali
1
sama.
Dan yang terakhir adalah perlakuan mengecil menyudut yang hanya menggunakan dua
buah rumus yaitu menghitung V2 dan HL. Untuk rumus V2 sama dengan rumus saat perlakuan
memperbesar mengecil serta didapatkan hasil akhirnya yaitu 0,1920555475 ; 0,2063007513 ;
0,2382155886 ; 0,2063007513 dan 0,1920555475. Dan untuk mencari nilai HL-nya, rumusnya
KI . (V2)2
2g
yaitu HL = . Dan didapatkan hasil akhirnya yaitu 5,343166174.10-3 ;
13,56 x 102
6,165191739.10-3 ; 8,220255654.10-3; 6,165191739.10-3 dan 5,343166174.10-3.

Adapun ketetapan ketetapan nilai pada rumusnya sebagai berikut, nilai P = 1330Pa ;
km
nilai sebesar 1000 ; nilai d1 sebesar 5,08 x 102 m dan untuk nilai d2 adalah 2,54 x 102 m
m3
m
; g sebesar 9,8 ; L pada sprinkle besar adalah 9 . 102 m sedangkan pada sprinkle kecil
s2
sebesar 6,5 . 102 m ; = 1,002 . 103 m ; f pada sprinkle besar bernilai 0,043 dan pada sprinkle
kecil bernilai 0,052.

4.5 Pembahasan
4.5.1 Jelaskan Kehilangan Tekanan Terbesar dan Terkecil
Pada saat praktikum berlangsung, digunakan lima kali pengulangan disetiap
perlakuan yang diberikan. Dengan begitu, didapatkan hasil akhirnya setelah di hitung
headloss dengan menggunakan rumus, dan setelah di rata rata. Maka, didapatkan
hasil bahwa nilai headloss pada sprinkle kecil merupakan nilai rata rata headloss yang
paling rendah dibandingkan nilai rata rata headloss yang diberikan perlakuan lainnya.
Sedangkan, untuk nilai rata rata headloss yang terbesar adalah pada perlakuab
piezometer. Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi hilangnya energi di dalam
pipa. Jenis - jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energi pada pipa. Dengan
adanya sambungan dapat menghambat aliran normal dan menyebabkan gesekan
tambahan. Pada pipa yang pendek dan mempunyai banyak sambungan, fluida yang
mengalir di dalamnya akan mengalami banyak kehilangan energi. Salah satu efek yang
muncul pada aliran ketika melewati suatu sambungan yang berkaitan dengan pola aliran
adalah adanya ketidakstabilan aliran atau fluktuasi aliran. Fluktuasi aliran yang terjadi
terus menerus pada belokan pipa akan memberikan beban impak secara acak pada
sambungan tersebut (Irawan, 2010).
4.5.2 Jelaskan Mengapa Tekanan Semakin Lama Semakin Kecil
Fluida dapat mengalir di dalam pipa dengan kecepatan yang diinginkan bila gaya
hambat yang terjadi di dalam pipa tersebut dapat diatasi. Kerugian energi yang di
butuhkan untuk memindahkan fluida disebut kerugian tekanan. Kerugian jatuh tekanan
yang membutuhkan energi dapat direduksi dengan pengurangan hambatan dalam
aliran. Dengan demikian untuk mendorong fluida dalam sistem perpipaan dibutuhkan
energi, yang sesuai dengan kapasitas aliran yang dibutuhkan. Pemakaian energi
tersebut dapat dihemat dengan tidak mengurangi kapasitas aliran yang sudah
ditentukan. Pengurangan hambatan dapat didefinisikan dengan penurunan nilai
koefisien gesek untuk aliran di dalam pipa atau pengurangan koefisien drag pada aliran
luar. Koefisien gesek ditimbulkan oleh tegangan geser (shear stress) yang terjadi
diantara setiap perbedaan lapisan kecepatan. Kecepatan pada dinding pipa nol
(mendekati nol) kecepatan ini akan berangsur naik bila menjauhi dinding dan mencapai
maksimum pada sumbu pipa. Pengurangan nilai koefisien gesek didapat dengan
menguragi kekuatan olakan yang terjadi pada aliran, semakin kuat olakan semakin besar
kerugian jatuh tekanan (Gunawan, 2014).
Pada belokan pipa terjadi penurunan tekanan (pressure drop) yang lebih besar
daripada pipa lurus untuk panjang yang sama. Semakin besar p atau meningkatnya
pressure drop tersebut dapat menyebabkan energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan
fluida juga meningkat. Penurunan tekanan yang terlalu besar dapat menyebabkan
terjadinya kavitasi dan getaran pada instalasi pipa (Wahyudi, 2010).
4.5.3 Jelaskan Cara Membaca Diagram Moody
Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran fluida
di dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy Weisbach.
Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynold kurang dari 2300, factor gesekan
dihubungkan dengan bilangan Reynold, dinyatakan dengan rumus.

Sedangkan untuk aliran turbulen nilai faktor gesekan diperoleh dengan


menggunakan diagram moody sebagai fungsi dari angka Reynold (Reynolds Number )
dan kekasaran relative ( Relative Roughness) nilainya dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai
fungsi dari nominal diameter pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa ( e ) yang
tergantung dari jenis material pipa.

Dengan melihat diagram Moody itu menunjukkan bahwa sudut kanan atas benar-
benar turbulent dan bagian atas kiri adalah laminar. Untuk menentukan faktor
gesekan, nilai kekasaran relatif dari pipa dapat dilihat di sebelah kanan. Kemudian
cari Reynolds number di bagian bawah, tarik keatas sampai memotong, sebelah kiri akan
didapatkan nilai faktor gesekan. dan jenis aliran apakah turbulen ataukah laminer.
4.5.4 Sebutkan Faktor Yang Mempengaruhi
Pada saat praktikum berlangsung, pasti memiliki banyak faktor yang mempengauhi
hasil yang didapat. Mulai dari kesalahan praktikan itu sendiri, kesalahan pada alatnya
ataupun sebagainya yang dapat mempengaruhi nilai pada akhirnya. Pada saat praktikum
berlangsung, alat yang digunakan mengalami keboncoran, hal tersebut sangat
berpengaruh pada hasil yang akan didapat. Selain itu, ketidaktelitian praktikan dalam
melihat perubahan yang yang terjadi pada air raksa dikarenakan tidak benarnya
menggunakan mistar ataupun kurang teliti karena sulit menentukan jika hanya mengalami
perubahan yang sangat kecil. Namun, hal tesebut sangat berpengaruh tehadap hasil yang
didapatkan. Pemanasan dari sinar matahari juga daapt menyebabkan pemuaian pada
pipa, sehingga hal tersebut dapat saja menjadi faktor faktor yang dapat mempengaruhi
pada hasil yang didapat. Pompa yang tekanannya sudah tidak konstan, waktu saat
mengamati yang tidak tepat, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi hasil praktikum
yang didapat.

4.5.5 Jelaskan Aplikasi Headloss Dalam Bidang TL


Headloss banyak dapat dimanfaatkan dalam bidang apapun, misalnya adalah
memanfaatkan headloss sebagai aplikasi instalasi air di rumah yang bebas pencemar.
Dalam skala kecil, ketidak akuratan pada perhitungan saat instalasi mengakibatkan air
tidak mengalir secara maksimal karena berkurang oeh kebocoran yang terjadi. Kebocoran
tersebut mengakibatkan ketidak nyamanan bagi penghuni, karena air akan merembes
dan merusak barang barang yang tidak tahan air. Bahkan, kesalahan dalam perhitungan
untuk memasang saluran drainase juga dapat mengakibatkan dampak yang besar dalam
skala yang lebih besar. Oleh sebab itu, perancangan model instalasi drainase harus dapat
menguasai konsep mekanika fluida dalam mengevaluasi baik atau tidaknya sebuah
instalasi drainase yang telah dibuat. Hal tersebut dimasuksudkan untuk meminimalisasi
kesalahan pada pemasangan instalasi.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Jadi, pada praktikum yang berjudul Kehilangan Head Pada Berbagai Perlakuan yang
mempunyai dua tujuan. Yaitu pada tujuan pertama adalah mampu memahami konsep
kehilangan tekanan dan perhitungan headloss pada berbagai perlakuan dalam sistem
perpipaan dan yang kedua adalah mampu mengetahui pengaruh kehilangan head dalam
pipa terhadap pengaliran fluida didalamnya, dapat ditarik kesimpulan. Yaitu bahwa head
loss adalah hilangnya energi mekanik persatuan volume. Dimana, hilangnya energi dibagi
menajdi yaitu minor loss dan mayos loss. Pada saat praktikum, didapat data minor loss
terdapat pada smbungan mengecil lurus dan membesar lurus, sedangkan untuk mayor
loss terdapat perlakuan sambungan mengecil menyudut, membesar menyudut dan
belokan 90o. Nilai headloss terkecil didapat pada perlakuan sprinkle kecil dan untuk nilai
rata rata headloss yang besar didapat pada perlauan piezometer.

5.2 SARAN
Praktikum sudah berjalan dengan baik dan benar. Semoga kedepannya makin baik
lagi. Praktikan diharuskan teliti dalam melakukan pengamatan beda tinggi fluida dan
perhitungan head loss.

You might also like