Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan judul yang tertulis di dalam judul makalah Konteks Normatif Administrasi
Publik, maka disini kami membahas mengenai norma norma yang berlaku di dalam
administrasi publik. Norma menurut KBBI adalah nilai-nilai yang mengatur bagaimana
seseorang berperilaku di dalam masyarakat. Sedangkan di dalam makalah ini membatasi
pada nilai nilai yang berlaku di dalam administrasi publik seperti halnya instansi instansi
pemerintahan.
Seperti anggota setiap profesi lainnya, tindakan administrator publik dibatasi oleh hukum
dan adat kebiasaan. Pada saat yang sama, kondisi-kondisi khusus bekerja untuk
menggambarkan tujuan-tujuan dan cita-cita yang dituju tindakan administratif. Norma-
norma dan nilai-nilai dapat dikelompokkan ke dalam 3 arena umum, atau vektor normatif:
1. Perhatian kepada efisiensi dan efektivitas, yang terutama berfokus pada cara kerja
pemerintah itu sendiri dan cara barang-barang dan jasa-jasanya disalurkan dan
diberikan;
2. Perhatian kepada hak-hak dan kecukupan proses-proses pemerintah, yang
mengarahkan penelitian cermat kepada hubungan pemerintah (dan orang-orang
yang bertindak atas namanya) dengan warga negaranya; dan
3. Perhatian kepada representasi dan pelaksanaan kebijakan, yang mengarahkan
perhatian kepada kendali yang dipunyai rakyat atas cara kerja pemerintah dana gen-
agennya.
Dalam Matematika, vektor adalah kuantitas, seperti kecepatan, yang mempunyai arah dan
besaran. Gambaran vektor ini bermanfaat karena kelompok kelompok nilai ini, pada
hakikatnya, memiliki baik arah maupun besaran. Kualitas-kualitas ini ditentukan oleh
kombinasi aneh politik, kebudayaan, dan kondisi-kondisi ekonomi di masyarakat pada
waktu historis tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari norma?
2. Apa saja norma yang berlaku dalam administrasi publik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari norma
2. Untuk mengetahui jenis-jenis norma yang berlaku di administrasi
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk pendefinisian administrasi publik, Shafritz dan Russel (1997: 5-41) berpendapat
bahwa sulit memberikan satu definisi administrasi publik yang dapat diterima semua pihak.
Karena itu, Shafritz dan Russel memberikan definisi administrasi publik berdasarkan 4
kategori, yaitu:
Dapat kami simpulkan bahwa administrasi publik adalah semua bidang dan aktifitas
yang menjadi sasaran kebijaksanaan pemerintah dan juga memberikan pelayanan publik.
Sedangkan yang dimaksud konteks normatif administrasi publik adalah penjabaran
mengenai norma norma yang berlaku dalam administrasi publik.
Setiap penerapan khusus dari hukum yang umum adalah suatu tindakan administrasi.
Menerjemahkan pernyataan Wilson ke dalam istilah yang sedang kita gunakan disini :
Setiap penerapan khusus suatu standar (yang terkandung di dalam hukum, regulasi, atau
norma budaya) adalah tindakan menilai. Meneliti dengan seksama standar-standar yang
digunakan administrator publik untuk membuat pertimbangan adalah meneliti dengan
seksama nilai nilai yang melekat dalam administrasi public.
Baik dalam mendefinisikan pran mereka secara umum maupun dalam membuat
keputusan yang spesifik, administrator mau tak mau membuat pilihan tentang nilai-nilai
dalam dua pengertian. Yang pertama ialah memasukkan definisi peran dan tindakan
mereka, pada suatu level yang tersirat dan bahkan tak sadar, Bersama asumsi dan
kepercayaan tentang apa yang bijaksana, praktis, dan diinginkan. Pada level ini, peran dan
tindakan mungkin tidak dipikirkan secara sadar sebagai hal yang mempunyai muatan
moral atau etis.
Pengaruh kedua nilai-nilai pada peran dan tindakan administratif adalah pada suatu
level kesadaran diri. Disini para administrator menimbang dengan sadar nilai-nilai yang
berlawanan, pada tingkat tertentu secara abstrak, tetapi biasanya dari segi kecocokannya
yang nyata atau relevansinya dengan konteks khusus. Dalam literatur administrasi publik,
kedua istilah itu berpengaruh secara historis dalam membingkai pertanyaan pertanyaan
nilai ( atau normatif): kepentingan publik dan tanggung jawab administratif.
Seperti anggota setiap profesi lainnya, tindakan administrator publik dibatasi oleh
hukum dan adat kebiasaan. Pada saat yang sama, kondisi-kondisi khusus bekerja untuk
menggambarkan tujuan-tujuan dan cita-cita yang dituju tindakan administratif. Norma-
norma dan nilai-nilai dapat dikelompokkan ke dalam 3 arena umum, atau vektor normatif1:
1. Perhatian kepada efisiensi dan efektivitas, yang terutama berfokus pada cara kerja
pemerintah itu sendiri dan cara barang-barang dan jasa-jasanya disalurkan dan
diberikan;
2. Perhatian kepada hak-hak dan kecukupan proses-proses pemerintah, yang
mengarahkan penelitian cermat kepada hubungan pemerintah (dan orang-orang
yang bertindak atas namanya) dengan warga negaranya; dan
3. Perhatian kepada representasi dan pelaksanaan kebijakan, yang mengarahkan
perhatian kepada kendali yang dipunyai rakyat atas cara kerja pemerintah dana gen-
agennya.
Arti kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau sesuai untuk
mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,
1
Harmon M. Michael, Teori Organisasi Untuk Administrasi Publik, Kreasi Wacana, Bantul 2014, hlm. 49
biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna.
Efisiensi dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum.
Sebuah nilai sosial penting yang mendasari vektor ini ialah sikap historis yang
menganggap uang publik adalah kepercayaan public yang dipergunakan dengan peringatan
yang bahkan belum pernah diusulkan di wilayah kehidupan lainnya. Hal ini mewajibkan,
misalnya, untuk menilai suatu tindakan seorang pejabat public sebagai seorang pelanggaran
criminal, sementara tindakan itu akan dimaafkan sebagai praktik bisnis yang masuk akal
(atau setidaknya diperlukan), jika dilakukan oleh seseorang yang bukan pejabat publik.
Para administrator publik dalam hal ini selalu dinilai dengan suatu standar yang berbeda
secara signifikan dari standar yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk menilai
dirinya sendiri.
Dalam literatur teori organisasi nilai-niali manajemen efisiensi, efektivitas dan yang
paling mutakhir, produktivitas, menemukan acuan terdekatnya dalam perlakuan Max
Webber kepada ide otoritas legal-rasional (instrumental). Uraian Weber dalam manifestasi
organisasional bentuk otoritas ini, kini akrab bagi mahasiswa administrasi public
pemula.Unsur-unsurnya yang utama meliputi : Hierarki Otoritas, organisasi yang dibatasi
aturan aturan, lingkungan kompetensi yang terperinci untuk para pemegang jabatan,
tindakan-tindakan administrative yang direkam dalam tulisan dan pemisahan staf
administrative dari kepemilikan alat-alat produksi.
Pengertian keadilan yaitu bahwa tiap orang harus diperlakukan menurut situasinya,
tertanam dalam ide kemerdekaan individu. Hal ini menjadi berlaku dalam suatu gagasan
mengenai kewajaran dan mengenai salah satu fondasi, misalnya, alat penguji dalam
program pemeliharaan penghasilan, dengan suatu kesimpulan bahwa orang yang hanya
boleh mendapat apa yang pantas ia dapatkan. Hasilnya ialah suatu usaha dalam banyak
kasus mengkhususkan tindakan pemerintah dengan memberikan layanan yang disesuaikan
dengan dengan situausi individual. Individualisasi ini, yang secara umum disokong oleh
sumber daya yang tidak memadai untuk memenuhi semua kebutuhan yang diakui,
kemudian dikritik karena kurangnya keadilan horizontal.
Situasi terkutuk jika anda melakukannya, terkutuk jika anda tidak melakukannya ini
bahkan lebih rumit lagi bagi administrator yang menerapkan peraturan dan prosedur dari
segi nilai professional dan norma politis lokal. Administrasi kesejahteraan memberikan
contoh yang jelas mengenai semua kesulitan ini.
Selain perlindungan hak-hak individu, praktik administrasi publik juga bergerak kearah
pembukaan proses pembuatan keputusan dengan memasukkan bukan hanya para individu
dan kelompok yang berpengaruh, tetapi juga para warga negara secara umum. Fenomena
ini didiskusikan dalam seksi berkut dari segi ketanggapan; relevansinya disini ialah bahwa
2
Ibid., hlm. 55
partisipasi publik sering diusahakan bukan hanya sebagai pengawasan terhadap
pemerintah, tetapi juga ditekankan sebagai (1) suatu hak warga negara atas pengetahuan
tentang pemerintah mereka (yang dibuktikan dengan bagian dari Pasal Kebebasan
Informasi dan undang-undang pemberian akses dari publik baik pada level nasional
maupun level negara), dan juga sebagai (2) pertimbangan penting untuk pengembangan
kewarganegaraan yang bersungguh-sungguh (yakni, orang yang mampu menjalankan hak-
haknya yang cerdas).
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tindakan administrator publik dibatasi oleh hukum dan adat kebiasaan. Pada saat yang
sama, kondisi-kondisi khusus bekerja untuk menggambarkan tujuan-tujuan dan cita-cita
yang dituju tindakan administratif. Norma-norma dan nilai-nilai dapat dikelompokkan ke
dalam 3 arena umum, atau vektor normatif:
Khaerani, T. (2011, Desember 14). Definisi Administrasi dan Administrasi Publik. Dipetik
September 23, 2017, dari thalitakhaerani:
https://thalitakhaerani.wordpress.com/2011/12/14/definisi-administrasi-dan-
administrasi-publik/
Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:
Balai Pustaka.