Professional Documents
Culture Documents
KIMIA FARMASI 1
ANALISIS PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III (TIGA)
AKFAR A 2016
AGNESIA TURU PADANG 16.029
ANNI 16.027
IRNA 16.040
KURNIAWAN 16.061
MARYAM 16.010
MITA AYU LESTARI 16.020
NUR LELA 16.059
NURYANTI 16.061
b. Teobromin
c. Teofilin
d. Asam amino
Komposisi reagen yang digunakan
a. Reagen Mayer
1. HgCl2 1,358 g
Aquadest 60 ml
2. KI 5 ml
Aquadest 10 ml
b. Reagen Diazzo
1. Diazzo 1
10 g NaNO3 dalam 100 ml aquadest
2. Diazzo 2
0,25 g -naftol dalam 100 ml NaOH 3 N
(Mulyono, 2011).
ll.2 uraian Bahan
BAB III
METODE KERJA
III. 1 Alat dan Bahan
III. 1. 1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah batang
pengaduk, botol semprot, corong, gelas kimia, gelas ukur, hot plate, kertas
saring, lumpang dan alu, pipet tetes, pipet volume, tabung reaksi.
III. 1. 2 Bahan
BAB IV
DATA PENGAMATAN
IV. 1 Tabel Pengamatan
IV. 1. 1 Analisis Pendahuluan
No. Sampel Bentuk Warna Bau Kelarutan
1. Paracetamol Serbuk Putih Tidak Tidak larut
hablur berbau dalam H2O, N-
Heksan dan
kloroform
Larut dalam
etanol
2. Theobromin Serbuk Coklat Tidak Tidak larut
muda berbau dalam H2O, N-
Heksan, etanol
dan kloroform
3. Teofilin Serbuk Putih Tidak Tidak larut
hablur berbau dalam H2O, N-
Heksan, etanol
dan kloroform
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI: Jakarta.
Missler, G. L, dan Tarr, P. A., 1991, Inorganic Chemistry Prentik, London
Press: London.
BAB V
PEMBAHASAN
Analisis pendahuluan adalah analisa sederhana yang dilakukan
sebelum melakukan analisa lebih lanjut dan berguna untuk mengarahkan
kemana analisa berikutnya. Pada analisa kualitatif, analisa pendahuluan
biasanya berupa analisa rupa yang terdiri dari warna, bentuk, dan bau.
Selain itu biasanya juga dilakukan uji kelarutan, sifat asam dan basa, uji
nyala dan uji pemanasan.
Amina adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen trivalen
yang berikatan dengan satu atau tiga karbon. Ditinjau dari rumus
strukturnya, amina merupakan turunan dari NH3 dengan satu/ dua atom
hidrogennya digantikan oleh gugus alkil (-R) atau aril (-Ar). Klasifikasi
amina didasarkan atas jumlah atom H dalam NH3 yang digantikan oleh
gugus alkil/aril. Bila yang diganti hanya satu atom H disebut amina primer,
bila yang diganti dua buah atom H disebut amina sekunder, dan bila yang
diganti tiga buah atom H dinamakan amina tersier.
Pada percobaan ini dilakukan tiga uji yaitu uji analisis pendahuluan
organoleptik meliputi pemeriksaan bau, warna, rasa dan kelarutan, uji
analisis pemeriksaan unsur nitrogen, sulfur dan halogen, dan uji analisis
pemeriksaan senyawa nitrogen meliputi pemeriksaan basa amin, amin
alifatik primer, amin sekunder, amin alifatik primer dan aromatik, asam
amino, golongan guanidin dan turunan piridin, namun pada pemeriksaan
senyawa nitrogen dilakukan hanya tiga percobaan yaitu basa amin, amin
aromatik primer dan turunan piridin. Sampel yang digunakan pada
percobaan ini yaitu albumin, antalgin, asam klorida (HCl), asam sulfat
(H2SO4), kalium bromida, natrium klorida (NaCl), natrium nitrit (NaNO 3),
natrium sulfit (Na2SO3), paracetamol, theobromin, dan theofilin.
Pada percobaan analisis pendahuluan sampel yang digunakan yaitu
paracetamol, theofilin dan theobromin. Dari hasil pengamatan didapatkan
bahwa paracetamol memiliki bentuk serbuk hablur, berwarna putih, tidak
berbau dan tidak larut dalam aquadest, N-heksan, kloroform, tetapi larut
dalam etanol. Teofilin memiliki bentuk serbuk hablur, berwarna putih, tidak
berbau, dan tidak larut dalam aquadest, N-heksan, kloroform, dan etanol.
Theobromin memiliki bentuk serbuk, berwarna coklat muda, tidak berbau,
tidak larut dalam aquadest, n-heksan, kloroform dan etanol. Hasil yang
didapatkan pada uji organoleptik sesuai dengan literatur Farmakope
Indonesia Edisi III yang dinyatakan bahwa pemerian sampel parasetamol
yaitu serbuk, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit dan
kelarutannya larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol, dan
pemerian sampel theofilin yaitu serbuk hablur putih, tidak berbau, pahit
dan mantap di udara, dan kelarutan larut dalam lebih kurang 180 bagian
air, lebih mudah larut dalam air panas, larut dalam lebih kurang 120
bagian etanol (95%)P, mudah larut pada larutan alkali hidroksida dan
dalam ammonia encer P dan pemerian dari theobromin yaitu serbuk putih
atau bentuk jarum, mengkilat putih dan kelarutannya yaitu agak sukar larut
dalam air, larut dalam alkali hidroksida dan asam mineral.
Pada percobaan pemeriksaan halogen sampel yang digunakan yaitu
narium klorida (NaCl), kalium bromida (KBr) dan asam korida (HCl). Ketiga
sampel tersebut setelah ditambahkan keping tembaga kemudian
dipanaskan di bunsen dengan ose bulat menghasilkan warna nyala hijau,
hal ini merupakan hasil positif pada uji ini dan ini sesuai dengan literatur
buku Identifikasi Obat yang dinyatakan bahwa sampel yang mengandung
unsur halogen (Cl, Br, At, F,I) akan menghasilkan warna nyala hijau.
Pada percobaan pemeriksaan unsur sulfur sampel yang digunakan
yaitu natrium sulfit (NaSO3), antalgin, asam sulfat (H2SO4) dan natrium
nitrit (NaNO2). Keempat sampel tersebut setelah ditambahkan H2O2, besi
(III) klorida, asam klorida dan barium klorida menghasilkan perubahan
yaitu pada sampel natrium sulfit dan antalgin menghasilkan endapan
putih, asam sulfat menghasilkan warna orange dan terbentuk endapan
putih, ini merupakan hasil positif pada uji ini dan ini sesuai dengan literatur
buku identifikasi obat yang dinyatakan bahwa sampel yang mengandung
unsur sulfur akan teridentifikasi dengan terbentuknya endapan putih,
sedangkan untuk sampel natrium nitrit didapatkan perubahan warna
menjadi kuning namun tidak terbentuk endapat putih, ini merupakan hasil
negatif pada uji namun ini sesuai dengan literatur karena natrium nitrit
memang tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak dapat
teridentifikasi pada uji ini dan sampel natrium nitrit digunakan sebagai
pembanding pada percobaan ini.
Pada uji amin aromatik primer digunakan empat sampel yaitu
sampel parasetamol, theofilin, theobromin dan albumin, setelah
ditambahkan dengan HCl dan reagen diazzo I dan II, pada sampel
parasetamol didapatkan perubahan warna menjadi merah jingga, ini
sesuai dengan hasil positif pada uji ini dan ini juga sesuai dengan literatur
buku identifikasi obat yang dinyatakan bahwa sampel parasetamol akan
menghasilkan perubahan warna menjadi merah jingga walaupun
berdasarkan rumus struktur parasetamol tidak mengandung gugus amin
aromatik primer melainkan amin aromatik sekunder akan tetapi, setelah
penambahan HCl, gugus amin aromatik sekunder akan berubah menjadi
amin aromatik bebas sehingga pada uji ini juga dapat teridentifikasi
dengan perubahan warna menjadi merah jingga. Sedangkan pada
sampel theobromin dan theofilin menghasilkan perubahan warna menjadi
warna kuning dan terbentuk endapan, sampel albumin menghasilkan
warna kuning pekat. Perubahan warna dari ketiga sampel tersebut
merupakan hasil negatif pada uji ini namun ini sesuai dengan literatur
karena ketiga sampel tersebut memang tidak mengandung gugus amin
aromatik primer sehingga pada uji ini sampel theobromin, theofilin dan
albumin tidak dapat teridentifikasi dengan terbentuknya perubahan warna
menjadi merah jingga.
Pada percobaan analisis senyawa nitrogen basa amin sampel yang
digunakan yaitu albumin, paracetamol, theobromin dan theofilin. Keempat
sampel tersebut setelah direaksikan dengan asam sulfat dan reagen
mayer menghasilkan warna yang berbeda-beda. Albumin menghasilkan
warna putih berbuih, theobromin menghasilkan warna putih keruh dan
theofilin menghasilkan larutan yang bening ini merupakan hasil yang
negatif pada uji ini namun ini sesuai dengan literatur buku identifikasi obat
yang dinyatakan bahwa sampel yang mengandung gugus basa amin akan
mengalami perubahan warna menjadi kekuningan dan ketiga sampel
tersebut berdasarkan rumus strukturnya memang tidak mengandung
gugus basa amin sehingga tidak dapat teridentifikasi dengan terbentuknya
perubahan warna menjadi kekuningan. Berbeda pada sampel
parasetamol yang mengalami perubahan warna menjadi kekuningan, hal
ini sesuai dengan literatur jika senyawa yamg mengandung gugus basa
amin akan menghasilkan perubahan warna menjadi kekuningan.
Pada percobaan turunan piridin sampel yang digunakan yaitu
albumin, paracetamol, theobromin dan theofilin. Hasil yang didapatkan
dari keempat sampel yaitu tidak menghasilkan bau piridin, sehingga ini
merupakan hasil negatif pada uji namun ini sesuai dengan literatur
identifkasi obat yang dinyatakan bahwa sampel yang termasuk turunan
piridin akan menghasilkan bau piridin, dan keempat sampel yang
digunakan bukanlah turunan piridin sehingga pada uji ini tidak dapat
teridentifkasi dengan terbentuknya bau piridin.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketidaksesuaiannya hasil
yang didapatkan dengan hasil positif pada uji yang sesuai dengan literatur
bisa dikarenakan karena adanya zat-zat lain yang terdapat pada sampel
yang juga ikut bereaksi dan mempengaruhi perubahan warna.
BAB VI
PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah
1. Paracetamol memiliki bentuk hablur putih, tidak berbau, berwarna putih,
tidak larut dalam H2O, N-heksan, kloroform dan larut dalam etanol.
Theobromin memiliki bentuk serbuk, tidak berbau, bewarna coklat
muda, tidak larut dalam H2O, N-heksan, kloroform dan etanol. Teofilin
memiliki bentuk serbuk hablur, tidak berbau, berwarna putih, tidak larut
dalam H2O, N-heksan, kloroform dan etanol, ini sesuai dengan literatur
farmakope Indonesia edisi III.
2. Pada pemeriksaan sulfur natrium sulfit (Na2SO3), antalgin, asam sulfat
(H2SO4) mengandung senyawa sulfur dan natrium nitrit (NaNO3) tidak
mengandung senyawa sulfur. Pada pemeriksaan halogen natrium
klorida (NaCl), KBr dan HCl mengandung senyawa halogen.
3. Pada pemeriksaan amin aromatik primer sampel paracetamol
menghasilkan warna kekuningan hal ini sesuai dengan literature
dimana senyawa aromatik primer menghasilkan warna merah jingga
sedangkan pada sampel theofilin, theobromin dan albumin tidak
termasuk amin aromatik primer. Pada pemiraksaan basa amin sampel
parasetamol menghasikan warna kekuningan. Hal ini sesuai dengan
literatur dimana senyawa basa amin akan menghasilkan warna
kekuningan. Sedangkan theofilin, theobromin dan albumin tidak
termasuk gugus basa amin. Pada pemeriksaan turunan piridin keempat
sampel yaitu parasetamol, theofilin, theobromin dan albumin tidak
termasuk turunan piridin.
4. VI. 2 Saran
Adapun saran pada percobaan ini adalah sampel yang dapat
digunakan untuk analisis ini yaitu AgNO3, amoniak, kafein, sulfaniasin dan
asam amino yang lain.
LAMPIRAN
a. Pemeriksaan Halogen