You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen kauangan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan
yang brsangkutan dangan usaha mendapatkan dana yang diperlukan
dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paing menguntungkan
beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Modal
kerja merupakan salah satu input penting yang digunakan untuk
menghitung nilai tambah ekonomi suatu perusahaan dan devisi.
Manajemen Keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-
fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana
memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana
tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva
dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva
yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-
sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut. Untuk
membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat
memenuhinya dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat
juga yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan
berasal dari pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana
dan pihak yang dapat menyediakan dana. Dana yang berasal dari pasar
modal ini dapat berbentuk hutang (obligasi) atau modal sendiri (saham).
Sumber dari dalam perusahaan berasal dari penyisihan laba perusahaan
(laba ditahan), cadangan, maupun depresiasi.
Setelah dana diperoleh, dana tersebut harus digunakan untuk
membelanjai operasi perusahaan. Dana akan tertanam pada berbagai
kekayaan riil perusahaan.
Modal kerja merupakan salah satu input penting yang digunakan
untuk menghitung nilai tambah ekonomi suatu perusahaan dan devisi.

1
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan
menghasilkan barang dan jasa melalui penggunaan sumber-sumber
ekonomi secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan yang menjalankan
usaha selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja itu antara lain
digunakan untuk pembelian bahan baku, aktiva tetap, pembayaran gaji
karyawan dan pembayaran biaya-biaya lainnya.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat
penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka
panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar
kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan
keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup
tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya
maka akan menghadapi masalah likuiditas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis rumuskan adalah:
1. Apa pengertian modal kerja?
2. Bagaimana konsep modal kerja?
3. Apa saja jenis modal kerja?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi modal kerja?
5. Apa saja komponen modal kerja ?
6. Bagaimana perputaran modal kerja?
7. Bagaimana penentuan besarnya kebutuhan modal kerja?
8. Bagaimana studi kasus mengenai modal keja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian modal kerja.
2. Untuk mengetahui konsep modal kerja.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis modal kerja .
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja.
5. Untuk mengetahui komponen-komponen modal kerja.
6. Untuk mengetahui perputaran modal kerja.
7. Untuk mengetahui penentuan besarnya kebutuhan modal kerja.
8. Untuk mengetahui studi kasus mengenai modal kerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal Kerja


Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk
membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki
jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar
yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan
utang lancar. Modal kerja yang diartikan seluruh aktiva lancar dikurangi
dengan utang lancar dinamakan modal kerja bersih.
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah
harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari
satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis
Sedangkan manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan
investasi perusahaan dalam aset jangka pendek. Artinya bagaimana
mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Manajemen modal
kerja melibatkan sebagian besar jumlah asset perusahaan. Bahkan
terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah aktiva lancar lebih dari
setengah jumlah investasinya tertanam di dalam perusahaan. Dengan
demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam
rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.
B. Konsep Modal Kerja
Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi
menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan
keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat
berharga, piutang persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva
lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke
bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang

3
relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto
(gross working capital).
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa
konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang
digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari
yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh
modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun
hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu
menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau
tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal
kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang
baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi
perusahaan pada periode berikutnya.
2. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara
aktiva lancar dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja
merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan
untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya.
Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya
aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan
tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin
kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari
pada dana dalam menghasilkan dana atau income dari usaha pokok
perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan dalam satu
periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode
tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk
menghasilkan pada periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan

4
datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap
lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini
adalah dana digunakan untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai
dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang
dagang dan lain sebagainya.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang
merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila
piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.
C. Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Bambang Rianto, Modal Kerja digolongkan dalam beberapa jenis
yaitu :
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk
dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang
secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini
terdiri dari :
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum
yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas
usahanya.
b. Modal Kerja Normal
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Pengertian normal di sini adlah dalam artian yang dinamis.
Apabila suatu perusahaan misalnya selama 4 atau 5 bulan rata-rata
per bulannya mempunyai produksi 1000 unit, maka dapat dikatakan
luas produksi unit normalnya adalah 1000 unit. Apabila emudian
ternyata bahwa selama 4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata-
rata per bulannya 2000 unit, maka luas produksi normalnya berubah
menjadi 2000 unit.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

5
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh
fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh
fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya
pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang
mendadak).
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi suatu
perusahaan. Menurut Munawir S (1995 : 117) untuk menentukan jumlah
modal kerja yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan bukanlah hal
yang mudah. Modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Sifat atau tipe dari perusahaan
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah
bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri,
karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar
dalam kas, piutang maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk
membayar pegawainya maupun untuk membiayai operasinya dapat
dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan saat itu juga,
sedangkan piutang biasanya dapat ditagih dalam waktu yang relatif
pendek. Sifat dari perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus
menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap
yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada
masyarakat.

6
Sedangkan untuk perusahaan industri, keadaan sangatlah ekstrim
karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup
besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan
dalam operasinya sehari-hari.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga persatuan barang tersebut.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung
dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan
dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang
tersebut dijual. Karena semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk
memproduksi atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula
modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu pokok persatuan barang
untuk mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan.
3. Syarat pembelian bahan atau barang dagang
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan
dibutuhkan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi jumlah
modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika
syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian yang
menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan
dalam persediaan bahan atau barang dagangan, sebaliknya bila
pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus
dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas yang
diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.
4. Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang digunakan oleh perusahaan kepada para
pembeli akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja yang
harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah dan
memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam
piutang dan untuk memperkecil adanya piutang yang tidak dapat
ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada
pembeli, karena dengan begitu pembeli akan tertarik untuk membayar
hutangnya dalam periode diskonto tersebut.

7
5. Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan
tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali. Semakin tingkat
perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang
dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan)
semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi,
maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan pekerjaan secara
teratur dan efisien. Selain itu semakin cepat atau semakin tinggi
perputaran akan semakin memperkecil resiko kerugian yang disebabkan
karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen,
disamping itu menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan
terhadap persediaan tersebut.
E. Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep
kualitatif, yaitu modal kerja neto (net working capital) yang merupakan
kelebihan antara aktiva lancar di atas utang lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar,
yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai
berikut: Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat
diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau
dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam
perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar
adalah:

a) Kas (Cash).
Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri
dari uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk
aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi
kewajiban financial perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas
memberikan keuntungan yang paling rendah.

8
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment).
Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat
utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali
dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang dibeli
sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum
digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka
dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut
dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan
(trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek
(marketable securities).
c) Wesel Tagih (Notes Receivable).
Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam
suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk
membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada
seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian
tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
d) Piutang Dagang (Accounts Receivable).
Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas langganan
perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan
untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan
kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi
perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin
seluruh dari piutang tersebut.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable).
Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah
memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum
diterima sehingga merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories).
Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada
di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang
mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan

9
yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi.
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense).
Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi
pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang
belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan.
Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang
dibayar di muka.
2. Hutang Lancar
Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar
sebagai berikut: Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah
kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan
dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar
merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh
temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk
hutang lancar adalah sebagai berikut:
a) Wesel Bayar (Notes Payable)
Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk
membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu
yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan
kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur
untuk pembelian barang dagangan secara kredit.
b) Hutang Dagang (Account Payable)
Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang timbul karena
pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman
tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka
waktu operasi perusahaan yang normal).
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue)
Penghasilan yang diterima terlebih dahulu merupakan penghasilan
yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah

10
menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan
menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk
memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi
atau transaksi penjualan telah selesai.
d) Hutang Dividen (Divident Payable)
Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang diberikan
sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika
neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang
belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih
Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-
jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu,
tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa,
pensiun dan lain-lain.
F. Perputaran Modal kerja
Menurut Kasmir (2011:182), yang menyatakan bahwa :
Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah
satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja
perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja
berputar selama satu periode atau dalam satu periode.
Salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan dan
keefektifan manajemen modal kerja adalah diukur dari perputaran modal
kerjanya atau working capital turnover-nya. Artinya seberapa banyak
modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam beberapa periode.
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam
perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.
Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai
saat di mana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja
sampai saat di mana kembali lagi menjadi kas.
Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya
atau makin tinggi tingkay perputarannya (turnover ratenya). Berapa lama
periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berpa lama
periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja

11
tersebut. Periode perputaran barang dagangan adalah lebih pendek dari
barang yang mengalami proses produksi.
Untuk mengukur perputaran modal kerja adalah dengan cara
membandingakan antara penjualan dengan modal kerja. Pengukuran ini
sebaiknya dengan menggunakan dua periode atau lebih sebagai
pembanding, sehingga memudahkan kita untuk menilainya.
Formulasinya adalah sebagai berikut menurut kasmir (2012:182) :

Menurut Riyanto (2001:59-94) yang termasuk dalam analisis modal kerja


adalah:
1. Perputaran Kas (Cash Turnover)
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besar efisiensinya
penggunaan kas dalam menunjang operasi yang telah dijalankan oleh
perusahaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :


Perputaran Kas =

Efisiensi penggunaan kas dapat dianalisis dengan membandingkan


rasio-rasio kas dari tahun ke tahun. Semakin tinggi tingkat perputaran kas
berarti semakin kecil dana yang diinvestasikan dalam kas, sehingga
semakin baik bagi perusahaan yang berati pula bahwa semakin tinggi
penggunaan kasnya. Untuk mengetahui periode terikatnya kas dihitung
dengan membagi hasil kerja dalam satu tahun dengan tingkat
perputarannya:
Periode terikatnya kas = 360/tingkat perputaran kas.

2. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)


Rasio ini dapat diketahui sejauhmana efisiensi perusahaan dalam
menjalankan kebijaksanaan kreditnya. Apabila tingkat perputarannya
rendah maka perusahaan tidak efisien dalam pengumpulan piutang atau
perusahaan mengalami kesulitan dalam penagihan kreditnya. Perputaran

12
piutang dapat diketahui dengan membandingkan antara penjualan kredit
dengan piutang rata-rata. Perputaran piutang dapat dirumuskan :


Perputaran Piutang =

Efisiensi penggunaan kas dapat dianalisis dengan membandingkan


rasio-rasio kas dari tahun ke tahun. Semakin tinggi tingkat perputaran kas
berarti semakin kecil dana yang diinvestasikan dalam kas, sehingga
semakin baik bagi perusahaan yang berati pula bahwa semakin tinggi
penggunaan kasnya. Untuk mengetahui periode terikatnya kas dihitung
dengan membagi hasil kerja dalam satu tahun dengan tingkat
perputarannya:
Periode terikatnya kas = 360/tingkat perputaran kas.
3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Di dalam perusahaan dagang, perputaran persediaan pada
dasarnya adalah satu golongan yang sama yaitu persediaan barang
dagang. Persediaan ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam
perputaran yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses
lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan
bentuk dari barang yang bersangkutan. Perputaran persediaan dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Perputaran Persediaan =

Periode terikatnya persediaan dapat dihitung dengan membagi hari


kerja dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan:
Periode terikatnya persediaan = 360/tingkat perputaran persediaan.
G. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang
meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan
mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan
digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari

13
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk
keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh,
dan lain-lain.
Modal kerja makin besar jika:
1. Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
2. Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar
Apabila perusahaan hanya menjalankan usaha satu kali saja maka
kebutuhan modal kerja cukup sebesar modal kerja yang dikeluarkan
selama satu periode perputaran saja. Tetapi pada umumnya perusahaan
didirikan tidak dimaksudkan untuk menjalankan usaha satu kali saja,
melainkan untuk seterusnya dan di mana setiaphari ada aktivitas usaha.
Bagi perusahaan yang disebutkan terakhir ini dengan sendirinya kebutuhan
modalakerjanya tidak cukup hanya sebesar apa yang siperlukan selama
satu periode perputaran saja, melainkan sebesar jumlah pengeluaran setiap
harinya dikalikan dengan periode perputarannya.
H. Studi Kasus MengenaiModal Kerja
Contoh Soal 1 :

P.T. Abadi Sentosa memiliki neraca dan laporan laba rugi sebagai berikut:

P.T. Abadi Sentosa


Neraca
Per 31 Desember 2006
( dalam ribuan rupiah )

Kas Rp 461.538 Utang


Piutang Dagang Rp 1.900.000 Dagang Rp 1.500.000
Persediaan Rp 2.361.538 Utang
Total Aktiva Lancar Rp 4.661.538 Bank Rp 312.500
Utang
Aktiva Tetap Rp 10.463.462 Wesel Rp 568.269
Total
UtangLancar Rp 2.380.769
Total Aktiva Rp 15.125.000
Utang jangka
Panjang Rp 4.500.000
Modal
Saham Rp 4.750.000
Laba
ditahan Rp 3.494.231

14
Total Utang + Modal Rp 15.125.000

Total Aktiva Rp 15.125.000

P.T. Abadi Sentosa


Laporan Rugi Laba
Per 31 Desember 2006
( dalam ribuan rupiah )

Penjualan Rp 60.000.000
Harga Pokok Penjualan (Rp 41.400.000)
Laba Kotor Rp 18.600.000
Biaya Administrasi dan Umum (Rp 6.250.000)
Laba Sebelum Bunga dan Pajak ( EBIT ) Rp 12.350.000
Bunga (Rp 3.750.000)
Laba sebelum Pajak ( EBT ) Rp 8.600.000
Pajak penghasilan 30 % (Rp 2.580.000)

Laba Bersih Setelah


Pajak Rp 6.020.000

PT. Abadi Sentosa pada tahun 2007 merencanakan menjual produknya senilai Rp.
75.000.000.000. Perusahaan bekerja sebulan rata-rata 30 (tiga puluh hari). Berapa
besar kebutuhan modal kerja PT. Abadi tahun 2007 ?
Jawaban Contoh Soal 1 :
Perputaran Kas = Penjualan = Rp 60.000.000 = 130 kali
Kas Rp 461.538
Perputaran Piutang = Penjualan = Rp 60.000.000 = 31 kali
Piutang Rp 1.900.000
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan = Rp 41.400.000 = 18 kali
Persediaan Rp 2.300.000
Setelah perputaran dari setiap unsur modal kerja di ketahui, selanjutnya di hitung
periode terikatnya unsur modal kerja, dan hasilnya dijumlahkan menjadi periode
terikatnya modal kerja (diasumsikan 1 tahun = 360 hari).
Periode terikatnya modal kerja adalah sebagai berikut:
Kas = 360 : 130 = 3 hari
Piutang = 360 : 31 = 12 hari

15
Persediaan = 360 : 18 = 20 hari
Jumlah 35 hari.
Dengan demikian periode terikatnya modal kerja secara keseluruhan adalah 35
hari, sehingga perputaran unsur modal kerja adalah 360 : 35 x 1 hari = 10 kali.
Apabila pada tahun 2007 perusahaan diperkirakan akan mampu menjual
produknya seharga
Rp. 75.000.000.000 maka kebutuhan modal kerjanya:
= Rp 75.000.000.000
10
= Rp 7.500.000.000.

Contoh Soal 2 :
Perusahaan Sepatu Andrew pada tahun 2007 merencanakan untuk memproduksi
dan menjual sepatu sebanyak 720.000 pasang sepatu.
Perusahaan bekerja sebulan rata- rata 30(tiga puluh)hari.setiap pasang sepatu
membutuhkan 2 kg bahan baku kulit.
Harga beli baku kulit per kg adalah Rp. 9.000. pembelian bahan baku selalu
dilakukan secara tunai. Setelah dibeli sambil menunggu proses produksi, bahan
baku di simpan di gudang selama 10 hari. Proses produksi membutuhkan waktu
selama 5 hari.
Penjualan sepatu dilakukan secara kredit dan baru dapat di tagih selama 30 hari.
Upah tenaga kerja angsung Rp. 5.000 per pasang.
Biaya pemasaran dan administrasi ditaksir sebesar Rp. 60.000.000 per bulan.
Sedang untuk berjaga-jaga disediakan kas kecil sebesar Rp. 20.000.000.
Dari data diatas, hitunglah besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan tersebut
untuk tahun 2007.
Jawaban Contoh Soal 2 :

Perputaran Bahan Baku :


Penyimpanan bahan Baku 10 hari
Proses Produksi 5 hari
Penagihan Piutang 30 hari
Total 45 hari

16
Perputaran Upah Langsung :
Proses Produksi 5 hari
Penagihan Piutang 30 hari
Total 35 hari
Pengeluaran Kas per hari :
Bahan Baku = 2.000 x 2 kg x Rp 9.000 = Rp 36.000.000
Upah Langsung = 2000 x Rp 5.000 = Rp 10.000.000
Biaya Administrasi dan Pemasaran = Rp 2.000.000

Kebutuhan Modal Kerja :


Bahan Baku = 45 hari x Rp 36.000.000 = Rp1.620.000.000
Upah Langsung = 35 hari x Rp 10.000.000 = Rp 350.000.000
Biaya Administrasi dan Pemasaran= 35 hari x Rp 2.000.000 = Rp 70.000.000
Rp 2.060.000.000.-

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modal kerja merupakan aspek penting dalam manajemen pembelanjaan
perusahaan. Apabila perusahaaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal
kerja yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan berada dalam keadaan
insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh
tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi atau bangkrut. Dalam
perusahaan atau badan usaha salah satu peranan modal kerja adalah menjamin
kontinuitas perusahaan yang menyangkut penggunaan modal, sehingga dapat
menentukan modal kerja yang cukup. Perusahaan dihadapkan pada masalah
seberapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja yang
harus dikelola perusahaan.
Dalam analisis penggunaan dana tidak terlepas dari laporan keuangan,
karena neraca terdiri dari aktiva dan passiva yang mencerminkan hasil
keputusan pendanaan. Sedangkan perhitungan laba rugi dapat dilihat dari
seberapa efektifnya penggunaan aktiva yang mendukung penjualan dan
seberapa efisien laba yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan
imbalan kepada para pemilik dana dan sebagai sumber dana untuk investasi.
Sehingga dengan menganalisis efisiensi dan efektivitas penggunaan dana akan
diketahui bagaimana kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan perusahaan
dalam mengoperasikan dana yang ada dan dapat diketahui efisiensi dari dana
yang dioperasikan.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada para pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya dapat mengetahui, memahami dan
menambah wawasan tentang Manajemen Modal Kerja dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

Keown, dkk (2008). Manajemen Keuangan. Edisi kesepuluh. Indeks, Indonesia


Manullang. 2005. Pengantar Menejemen Keuangan. Jokjakarta: Andi
Syamsuddin, Lukman. 2007. Menejemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo
Riyanto ,Bambang .2009.Dasar Dasar Pembelanjaan
Perusahaan.Yogyakarta;BPFE-Yogyakarta
https://datakata.wordpress.com/2015/10/18/modal-kerja-pengertian-konsep-jenis-
manfaat-penggunaan-manajemen-dan-perputaran/
http://afifwidianto.blogspot.co.id/2014/05/modal-kerja.html
http://alexandria05.blogspot.co.id/2014/11/contoh-soal-modal-kerja.html

19

You might also like