You are on page 1of 15

PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN SDM YANG MEMADAI

DI SUSUN OLEH:
NURUL AZMI 4133341008
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI EKSTENSI B
DOSEN PEMBIMBING:

MATA KULIAH :
FILSAFAT PENDIDIKAN

TAHUN AJARAN 2015/2016


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai
sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia
tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap
jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai
tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu
bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000),
ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang
lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20
persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses
di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada
hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat
penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali dalam
penguasaan soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini, agar pembaca tahu betapa
pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang, khususnya bangsa Indonesia sendiri.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan dan pendidikan karakter
2. Mengetahui kualitas pendidikan di Indonesia

2
3. Mengetahui pentingnnya pendidikan karakter terhadap kualitas pendidikan di
Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh SDM terhadap pendidikan berkarakter di indonesia
5. Mengetahui bagaimana pendidikan karakter yang berhasil

3
BAB II

ISI

2.1. Pengertian pendidikan dan pendidikan berkarakter


a. Pengertian pendidikan
Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti
sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu
dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 )
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata didik dan
mendapat imbuhan pe dan akhiran an, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara..
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan

4
agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang
lain.

b. Pengertian pendidikan berkarakter


Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri
khas seseorang.4 Sedangkan menurut Imam Ghazali yang kemudian dikutip oleh Masnur
Muslich dalam bukunya menyebutkan bahwa karakter adalah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui
pertimbangan pikiran.5 Karakter adalah tabiat, watak, sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan orang yang lain.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum,
proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,
pemberdayaan sarana, prasarana, dan, pembiayaan, dan, ethos kerja seluruh warga dan
lingkungan sekolah.
2.2. Kualitas pendidikan di indonesia

Sebagai salah satu wahana pembentuk karakter bangsa, sekolah adalah lokasi
penting dimana para "Nation Builders" Indonesia diharapkan dapat berjuang membawa
negara bersaing di kancah global. Seiring dengan derasnya tantangan global, tantangan
dunia pendidikan pun menjadi semakin besar, hal ini yang mendorong para siswa
mendapatkan prestasi terbaik.
Namun, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang
berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan,
jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang.
Terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi di daerah berujung kepada
meningkatnya arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan.
jumlah guru yang sesuai dengan kualifikasi saat ini dinilai masih belum merata di daerah.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Hamid Muhammad

5
saat ini banyak sekolah dasar (SD) di Indonesia kekurangan tenaga guru. Jumlahnya
diperkirakan mencapai 112 ribu guru.
Untuk mengatasinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota, dalam hal distribusi guru di daerah-daerah supaya lebih merata. "Jika
manajemen guru bisa ditangani lebih optimal, tidak parsial, maka bisa dipindahkan ke
kabupaten atau daerah yang berdekatan," ungkap Hamid.
Kemudian, untuk meningkatkan kualitas para guru, Kemendikbud akan
meningkatkan kualifikasi guru melalui beasiswa S-1 bagi guru SD dan SMP. Hamid
menjelaskan, jumlah guru SD di sekolah negeri dan swasta sekitar 1.850 ribu guru. Dari
jumlah tersebut, hanya 60 persen guru yang sudah memenuhi kualifikasi dengan gelar S-1,
sedangkan 40 persen lainnya belum memenuhi kualifikasi. Tiap tahunnya, Kemendikbud
juga menyiapkan beasiswa untuk 100 ribu calon guru guna menempuh pendidikan S-1
melalui bantuan beasiswa S-1 untuk guru SD dan SMP. Di dunia internasional, kualitas
pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia
berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.
Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index,
EDI), Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011.
Di sisi lain, kasus putus sekolah anak anak usia sekolah di Indonesia juga masih
tinggi "Berdasarkan data Kemendikbud 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak
setiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, Hal ini disebabkan oleh tiga faktor, yaitu
faktor ekonomi; anak anak terpaksa bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga; dan
pernikahan di usia dini, menurut Sekretaris Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Dr. Ir.
Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc di Jakarta. Dalam laporan terbaru Program Pembangunan
PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Dengan angka itu Indonesia tertinggal
dari dua negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (18),
sedangkan IPM di kawasan Asia Pasifik adalah 0,683.
"Kita harus menyelesaikan permasalahan pendidikan ini, karena kepemilikan atas
pengetahuan adalah kunci seseorang mencapai kesejahteraan," menurut figur pendidikan
Indonesia, Anies Baswedan. Dalam perkembangan pendidikan Indonesia, pemerintah telah
melaksanakan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna
menghadapi persaingan bebas dunia yang akan segera berlaku dengan terwujudnya
komunitas ASEAN pada tahun 2015 mendatang.

6
Untuk meringankan beban serta memperkokoh dasar pendidikan pada siswa
Indonesia, Kemdikbud memastikan akan sepenuhnya memberlakukan Kurikulum 2013
mulai tahun 2014, bahkan sudah menyiapkan anggaran untuk mendukung operasional
kurikulum tersebut. "Sudah siap dan tahun depan hampir semua (sekolah) bisa
melaksanakan Kurikulum 2013," ujar Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Musliar Kasim.
Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
berfokus pada penguasaan pengetahuan yang kontekstual sesuai daerah dan lingkungan
masing-masing. Kurikulum tersebut menitikberatkan penilaian siswa pada tiga hal: sikap
(jujur, santun, disiplin), keterampilan (melalui tugas praktek/ proyek sekolah), dan
pengetahuan keilmuan. Pada tingkat dasar seperti SD, kurikulum ini lebih fokus pada
pembentukan sikap dan keterampilan hidup, sedangkan keilmuannya lebih 'ringan'
daripada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pada tingkat lanjutan seperti SMP dan SMA, porsi penguasaan keilmuan lebih
ditingkatkan karena pribadi murid dianggap sudah terbentuk pada tingkat dasar. Menurut
Musliar, kurikulum baru akan diterapkan pada siswa SD kelas 1, 2, 4 dan 5; siswa SMP
kelas 8 dan 9; serta siswa SMA kelas 10 dan 11. Pemerintah tidak akan mencetak buku
bahan ajar. Seperti pelaksanaan pada tahun sebelumnya, Kemendikbud akan mengunggah
buku bahan ajar ke dalam situs internet.
Kemendikbud akan menetapkan harga eceran tertinggi atas buku yang ditargetkan
akan beredar bebas tersebut. Kurikulum 2013 sendiri sebenarnya sudah dilaksanakan sejak
pertengahan tahun 2013 di sejumlah sekolah yang telah diseleksi, meski sempat dikritik
karena pelaksanaannya terkesan dipaksakan.
Sebagai lembaga bantuan internasional yang bekerja di sektor pembangunan sosial-
ekonomi, USAID Indonesia memberikan penekanan besar pada pengembangan kualitas
pendidikan melalui sejumlah program yang berjalan sekarang salah satunya adalah melalui
program beasiswa S2 USAID-PRESTASI. Pada tahun ini, USAID -PRESTASI
memberikan beasiswa S2 kepada 31 profesional Indonesia. Program ini dibuka untuk
umum dan diharapkan dapat mendukung pengembangan sumber daya manusia yang
kompeten di bidangnya masing masing yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
positif di lingkungan kerja mereka masing masing setelah merekakembali ke Tanah Air
2.3. Pentingnya pendidikan karakter terhadap kualitas pendidikan di Indonesia
Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia dari
keterpurukan untuk menyongsong datangnya peradaban baru.Di Indonesia, akhir-akhir ini

7
menjadi isu yang sangat hangat sejak Pendidikan Karakter dicanangkan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada
tanggal 2 mei 2010 lalu.Tekad Pemerintah tersebut bertujuan untuk mengembangkan
karakter dan budaya bangsa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan
Nasional yang harus didukung secara serius.
Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-program pendidikan atau dalam proses
pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi, apabila pendidikan memang
bermaksud serius untuk membentuk suatu karakter generasi bangsa, ada banyak hal yang
harus dilakukan, dan dibutuhkan penyadaran terhadap para pendidik dan juga terhadap
pelaksana kebijakan pendidikan.Jika kita pahami arti dari Pendidikan secara luas,
pendidikan sebagai proses penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau
karakter, tentu bukan hanya identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan dengan proses
kebudayaan yang secara umum sedang berjalan, dan juga memliki kemampuan untuk
mengarahkan kesadaran,membentuk cara pandang, dan juga membangun karakter generasi
muda.Artinya, karakter yang menyangkut cara pandang dan kebiasaan siswa, remaja, dan
juga kaum muda secara umum sedikit sekali yang dibentuk dalam ruang kelas atau
sekolah, akan tetapi lebih banyak dibentuk oleh proses sosial yang juga tak dapat
dilepaskan dari proses ideoogi dan tatanan material-ekonomi yang sedang berjalan.
Mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila
pada diri peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan fisik.Pendidikan adalah suatu
usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik.Pendidikan
adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Keberlangsungan tersebut dapat ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang
telah dimiliki masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses
pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan
budaya karakter bangsa untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di
masa mendatang.
Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang telah
dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta
didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter diri, yang menerapkan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara
yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.Atas dasar pemikiran itu, pengembangan

8
pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan
bangsa di masa mendatang.
Perkembangan tersebut harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan
yang sesuai, dengan metode belajar serta pembelajaran yang efektif.Sesuai dengan sifat
suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah oleh
karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah,
melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya
sekolah.
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan potensi
peserta didik agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang telah memiliki
sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa, untuk memperkuat
pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam perkembangan potensi peserta didik
yang bermartabat, dan juga untuk menyaring budaya bangsa sendiri dengan bangsa lain
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Strategi-Strategi dalam Pendidikan Karakter
Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter
melalui Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent).Strategi Pendidikan Karakter ini
memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi
pengembangan potensi akan membangun Self Concept yang menunjang kesehatan mental.
Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat
emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minat yang dimilikinya.Ada banyak cara untuk
menjadi cerdas, dan cara ini biasanya ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh
disekolahnya dan anak didik tersebut mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya
melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau lewat
cara sosial-emosional.
Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap.Keceradasan bagaikan sekumpulan
keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.Kecerdasan adalah kemampuan
untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk
dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berharga dalam suatu
kebudayaan masyarakat.Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita dapat mempelajari
kekuatan atau kelemahan anak dan dapat memberikan mereka peluang untuk belajar
melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk
mengeksplorasi dunia
Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa
9
Perkembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pengertian Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di
Indonesia.Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, Pendidikan Nasional Berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta
didik agar menjadi manusia yag beriman,dan bertakwa kepaa Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan
mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan
Pendidikan.Oleh karena itu, rumusan tujuan Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.Untuk mendapatkan wawasan
mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikemukakkan pengertian
istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan.Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter
Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :
o Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
o Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa
o Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa
o Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
berwawasan kebangsaan dan
o Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman,jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang
tinggi dan penuh kekuatan.

10
Pengaruh SDM terhadap pendidikan berkarakter di indonesia

Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi


perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan
berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan
sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di
masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama. "Dari mana asalmu tidak penting,
ukuran tubuhmu juga tidak penting, ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah
yang sangat penting karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak
seseorang itu bertutur kata dan bertindak. Simak, telaah, dan renungkan dalam hati
apakah telah memadai wahana pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik
untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap: kejujuran, integritas,
komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian.
Sejarah memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan,
dan pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang
kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana toleransi dan
keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat, dan berbagai kritik saat
itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa kuat keinginan para
PemimpinmBangsa itu untuk bersatu di dalam satu identitas kebangsaan, sehingga
perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan bagi mereka.
Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idiil Pancasila, dan landasan
konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun 1928,
ikrar Sumpah Pemuda menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka
bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika
merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu
kebutuhan yang secara sosio-politis merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut.
Kenyataan sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol
Bhineka Tunggal Ika pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan
informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan
saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai
sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang
berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa
ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik,

11
sosial, dan, budaya bangsa.Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban
Bangsa adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat.
Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani
kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan
harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis
pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi
realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol
atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa
Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali
merdeka, tetap merdeka.
2.4. Pendidikan karakter yang berhasil
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian
indikator
oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan Sekolah
Lanjutan pertama, yang antara lain :
1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
2. Memahami kekurangan dan kelebihan dirisendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas.
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup nasional.
5. Menunjukkan sikap percaya diri.
6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain
secara logis, kritis,dankreatif.
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
10. Mendeskripsikan gejala alam dan social.
11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab.
12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara kesatuan Republik Indonesia.
13. Menghargai karyaseni dan budayanasional.
14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.

12
15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan
baik.
16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dansantun.
17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;
Menghargai adanya perbedaanpendapat.
18. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
19. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam
bahasa Indonesia dan bahasaInggris sederhana.
20. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
21. Memiliki jiwa kewirausahaan.
22. Menunjukkan sikap percaya diri.
Dalam buku Character Education Quality Standards merekomendaikan sebelas
prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, antara lain:
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
2. Mengidentifikasikan karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran,
perasaan dan perilaku.
3. Mengguanakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.
4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai
semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu mereka untuk sukses.
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa.
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung
jawab untuk pendidikan karakter yang setia kepada nilai dasar yang sama.
9. Adanya pembagian kepimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif
pendidikan karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter.
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan
manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya
budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus
berlandaskan nilai-nilai tersebut.

13
BABIII

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu


pendidikan karakter melalui lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah, terutama Sekolah
Menengah Pertama karena anak usia sekolah menengah sangat cocok untuk diberi
pembelajaran tentang pendidikan karakter.Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya,
Rosulullah melarang para orangtua (guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya.
Mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya.
Dapat mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya. Pendidikan karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah
yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang. Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan,
tidak diragukan lagi kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan
menuju kejayaan.
Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang para orangtua
(guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan kepada anak
merupakan hal yang berbahaya. Dapat mengakibatkan kehancuran anak dan masa
depannya.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau
masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila
pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar
bagi bangsa ini, negara kita akan semakinketinggalan.
Dan bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya
akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-
negara lain.

14
DAFTAR PUSTAKA
Asri B. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Faizah, F. 2009. Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan,

Munir. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani, Anggota

IKPI.

Surya, M. 2002. Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas Terbuka.

Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.

Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia, (Online),

15

You might also like