Professional Documents
Culture Documents
EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (SA) 200
TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR
INDEPENDEN DAN PELAKSANAAN
SUATU AUDIT BERDASARKAN STANDAR
AUDIT Dewan Standar Profesi
Public Hearing 23 Mei 2012
RUANG LINGKUP
Mengatur tanggung jawab keseluruhan seorang auditor independen ketika
melaksanakan audit atas laporan keuangan berdasarkan SA. Secara spesifik,
standar ini menetapkan tujuan keseluruhan auditor independen, serta
menjelaskan sifat dan ruang lingkup audit yang dirancang untuk memungkinkan
auditor independen mencapai tujuan tersebut.
SA ditulis dalam konteks audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
auditor. SA dapat diadaptasi dalam kondisi yang berkaitan dengan audit atas
informasi keuangan yang lain. SA tidak mengatur tanggung jawab auditor yang
mungkin diatur dalam peraturan perundang-undangan atau aturan lain, sebagai
contoh aturan yang terkait dengan penawaran efek kepada publik. Oleh karena
itu, walaupun auditor bisa saja menemukan bahwa aspek SA bermanfaat dalam
kondisi tersebut, auditor tetap bertanggung jawab untuk memastikan
kepatuhan terhadap semua ketentuan hukum, regulasi, atau profesi yang
relevan.
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Skeptisisme Profesional
Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan
skeptisisme profesional mengingat adanya kondisi yang mungkin
menyebabkan terjadinya salah saji material atas laporan
keuangan.
KETENTUAN (lanjutan)
Pertimbangan Profesional
Auditor harus menggunakan pertimbangan profesional dalam
merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan.
EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (SA) 210
PERSETUJUAN ATAS SYARAT-SYARAT
PERIKATAN AUDIT
EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (SA) 220
PENGENDALIAN MUTU UNTUK
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
SA ini didasarkan suatu basis bahwa firm harus mematuhi ketentuan yang
terdapat dalam SPM 1 atau ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang-
undangan, jika ketentuan tersebut lebih ketat.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur
pengendalian mutu pada tingkat perikatan untuk memberikan
keyakinan memadai bagi auditor bahwa:
Audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum
dan peraturan yang berlaku; dan
Laporan auditor yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya.
Penelaahan
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan yang sedang
dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur penelaahan firm.
Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan harus dapat
diyakinkan, melalui suatu penelaahan atas dokumentasi audit dan diskusi
dengan tim perikatan, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah
diperoleh untuk mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan auditor
yang diterbitkan.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)
Konsultasi
Rekan perikatan harus:
Bertanggung jawab atas dilakukannya konsultasi yang tepat oleh tim
perikatan atas hal yang sulit atau kontroversial;
Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan
konsultasi yang tepat selama pelaksanaan perikatan, baik di antara
sesama anggota tim perikatan maupun anatara tim perikatan dengan
pihak lain pada tingkatan yang tepat dalam firm atau di luar firm;
Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang
dihasilkan dari konsultasi tersebut disetujui oleh pihak yang dimintai
konsultasi; dan
Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut
telah diimplementasikan.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
Perbedaan Pendapat
Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan
pihak yang dikonsultasi (jika relevan), antara rekan perikatan
dengan penelaah pengendalian mutu perikatan, maka tim
perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur firm dalam
merespons dan menyelesaikan perbedaan tersebut.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pemantauan
EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (SA) 230
DOKUMENTASI AUDIT
Ruang Lingkup
SA 230 ini berkaitan dengan kewajiban auditor dalam menyusun
dokumentasi audit untuk keperluan audit atas laporan keuangan.
Ketentuan
Penyiapan Dokumentasi Audit Tepat Waktu
Auditor harus menyiapkan dokumentasi audit secara tepat waktu.
KETENTUAN
Pendokumentasian Prosedur-prosedur Audit yang Dilaksanakan
dan Bukti Audit yang Diperoleh
Bentuk, Isi dan Luas Dokumentasi Audit
Auditor harus menyusun dokumentasi audit yang memadai
sehingga memungkinkan seorang auditor yang berpengalaman,
yang tidak memiliki keterkaitan sebelumnya dengan audit
tersebut, memahami :
Sifat, waktu, dan luas prosedur audit yang telah dilaksanakan dan
kepatuhan terhadap SA serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
Hasil prosedur audit yang dilaksanakan, dan bukti audit yang diperoleh;
dan
Hal-hal signifikan yang timbul selama proses audit, kesimpulan-
kesimpulan yang ditarik, dan pertimbangan profesional signifikan yang
dibuat untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan tersebut.
KETENTUAN (lanjutan)
Bentuk, Isi dan Luas Dokumentasi Audit (lanjutan)
Jika, dalam kondisi eksepsional, auditor melakukan prosedur audit baru atau
tambahan, atau menarik kesimpulan baru setelah tanggal laporan auditor, maka
auditor harus mendokumentasikan hal-hal berikut ini:
Kondisi yang dihadapi tersebut;
Prosedur audit baru atau tambahan yang dilakukan, bukti audit yang diperoleh, dan
kesimpulan yang ditarik, serta pengaruhnya terhadap laporan auditor; dan
Kapan dan oleh siapa perubahan atas dokumentasi audit dilakukan dan ditelaah
KETENTUAN (lanjutan)
Penyusunan Folder Audit Final
EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (SA) 240
TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT
DENGAN DENGAN KECURANGAN DALAM
SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
56
KARAKTERISTIK KECURANGAN
57
TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN
PENDETEKSIAN KECURANGAN
Tanggungjawab utama pencegahan dan pendeteksian
kecurangan berada pada pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola entitas dan manajemen;
58
TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN
PENDETEKSIAN KECURANGAN
Tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan
berada pada dua pihak yaitu yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas
dan manajemen. Merupakan hal penting bahwa manajemen, dengan
pengawasan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
menekankan pencegahan kecurangan, yang dapat mengurangi peluang
terjadinya kecurangan, dan pencegahan kecurangan (fraud deterrence), yang
dapat membujuk individu-individu agar tidak melakukan kecurangan karena
kemungkinan akan terdeteksi dan terkena hukuman. Hal ini memerlukan
komitmen untuk menciptakan budaya jujur dan perilaku etis yang dapat
ditegakkan dengan pengawasan aktif oleh pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola. Pengawasan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola meliputi pertimbangan tentang potensi pengesampingan
pengendalian atau pengaruh tidak patut atas proses pelaporan keuangan,
seperti usaha manajemen untuk mengelola laba dengan tujuan untuk
mempengaruhi persepsi analis kinerja dan profitabilitas entitas.
59
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
60
KETENTUAN
Skeptisisme Profesional;
Diskusi di Antara Tim Perikatan;
Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait;
Identifikasi dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Akibat
Kecurangan;
Respons terhadap Hasil Penilaian Risiko Salah Saji Material
sebagai Akibat Kecurangan;
Evaluasi Terhadap Bukti Audit;
Auditor Tidak Dapat Melanjutkan Perikatan;
Representasi Tertulis;
61
KETENTUAN (lanjutan)
62
63
EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (SA) 250
PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS
LAPORAN KEUANGAN
64
DAMPAK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
65
PENDAHULUAN TANGGUNG JAWAB
UNTUK MEMATUHI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Tanggung jawab manajemen, dengan pengawasan dari pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola, adalah memastikan
bahwa operasi entitas dijalankan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan, secara keseluruhan, bebas
dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan;
Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak
dapat diharapkan untuk mendeteksi ketidakpatuhan terhadap
semua peraturan perundang-undangan.
66
TUJUAN
67
DEFINISI
Ketidakpatuhan
68
KETENTUAN
69
70
EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (SA) 260
KOMUNIKASI DENGAN PIHAK YANG
BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA
71
PERAN KOMUNIKASI
72
TUJUAN
73
DEFINISI
Manajemen
Individu atau kelompok individu dengan tanggungjawab
eksekutif untuk melaksanakan operasi entitas
74
KETENTUAN
75
76
EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (SA) 265
PENGOMUNIKASIAN DEFISIENSI DALAM
PENGENDALIAN INTERNAL KEPADA PIHAK
YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA
KELOLA DAN MANAJEMEN
Dewan Standar Profesi
Public Hearing 23 Mei 2012
Ruang Lingkup
77
TUJUAN
Tujuan auditor adalah untuk mengomunikasikan dengan
semestinya kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola dan manajemen tentang defisiensi dalam
pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor
selama audit dan menurut pertimbangan profesional auditor
adalah cukup penting untuk mendapatkan perhatian dari
pihak-pihak yang bersangkutan.
78
DEFINISI
79
KETENTUAN
80
DEFINISI
Ketidakpatuhan
81
KETENTUAN
82
MATERI PENERAPAN DAN
PENJELASAN LAIN
Penentuan Apakah Defisiensi dalam Pengendalian Intern Telah
Diidentifikasi;
Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern;
Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Intern;
Komunikasi atas Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern kepada
Pihak yang Bertanggung Jawab atas Kelola;
Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Intern kepada Manajemen;
Komunikasi atas Defisiensi SIGNIFIKAN dalam Pengendalian Intern kepada
Manajemen;
Komunikasi atas Defisiensi Lainnya dalam Pengendalian Intern kepada
Manajemen;
Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik;
Isu Komunikasi Tertulis atas Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian
Intern.
83