You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung adalah alat pemompa darah keseluruh tubuh. Jantung


memiliki empat ruang yaitu, atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan
ventrikel kiri. Jantung memiliki tiga katup. Katup pertama adalah katup
tricuspid yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup
kedua adalah katup bicuspid terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup ketiga adalah katup semilunar aorta dan pulmonal. Katup semilunar
aorta terletak diantara ventrikel kiri dan aorta. Katup semilunar pulmonal
adalah katup yang terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal.
Katup pulmonal memiliki daun trikuspid yang berfungsi mencegah aliran
balik arteri pulmonal ke ventrikel kanan. Katup jantung memiliki
beberapa kelainan yaitu stenosis dan insufisiensi. Stenosis penyempitan
katup, sehingga menghalangi aliran darah. Insufisiensi adalah tidak
sempurnanya penutupan katup akibat perubahan struktur dan dapat
mengakibatkan aliran balik darah. Insufisiensi pulmonal akan
menyebabkan aliran balik darah arteri pulmonal ke ventrikel kanan.

Kejadian insufisiensi pulmonal sangat jarang. Mortalitas dan


morbiditas ditentukan oleh kelainan yang mendasarinya. Tidak ada
predileksi pada rasa tau etnis tertentu (Wahab, 2009:180). Insufisiensi
pulmonal dapat mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kanan dan
perbesaran ventrikel kanan karena volume yang berlebihan. Insufisiensi
pulmonal sering menyertai penyakit jantung yang lain dapat diakibatkan
hipertensi pulmonal berat. Insufisiensi pulmonal akan memunculkan gagal
jantung kanan. Gejala dari kelainan ini adalah sesak napas, cepat lelah,

1
nyeri kepala, nyeri dada, berdebar-debar. Walaupun kejadian insufisiensi
pulmonal sangat jarang, sebagi calon perawat kita tetap harus mengetahui
tentang insufisiensi pulmonal terutama dalam asuhan keperawatan pasien
insufisiensi pulmonal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud insufisiensi pulmonal?


2. Bagaimana tanda dan gejala insufisiensi pulmonal?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien insufisiensi pulmonal?
C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien insufisiensi


pulmonal dengan tepat.

b. Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat mengetahui:

1) Definisi insufisiensi pulmonal.

2) Etiologi insufisiensi pulmonal.

3) Tanda dan gejala insufisiensi pulmonal.

4) Pemeriksaan diagnostik insufisiensi pulmonal.

5) Penatalaksanaan insufisiensi pulmonal.

6) Asuhan keperawatan insufisiensi pulmonal.

2
D. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan


insufisiensi pulmonal.
2. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan insufisiensi
pulmonal.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI INSUFISIENSI KATUP PULMONAL

A. Pengertian

Insufisiensi merupakan ketidak mampuan untuk menjalankan


fungsinya secara memadai. Insufisiensi adalah suatu keadaan dimana
katup kehilangan fungsi yang normal dan gagal menghambat kembali
darah setelah kontraksi dari setiap ruang jantung atau refluks darah dari
aorta adendens ke dalam ventrikel selama diastole (trinoval, 2009).

Insufisiensi pulmonal merupakan inkompetensi dari katup


pulmonal. Penyebab paling umum adalah hipertensi pulmonal.
Insufisiensi pulmonal biasanya tanpa gejala. Tanda yang ditimbulkan
termasuk decrescendo murmur diastolic. Jadi insufisiensi pulmonal adalah
kelainan pada katup pulmonal jantung sehingga terjadi aliran balik dari
arteri pulmonalis ke ventrikel kanan pada saat diastole.

B. Etiologi

Penyebab insufisiensi pulmonal adalah karena hipertensi pulmonal


berat dan biasanya terjadi mengiringi penyakit kardiovaskuler. Insiden
insufisiensi pulmonal sangat rendah karena jarang terjadi. Mortalitas dan
morbiditas ditentukan oleh kelainan yang mendasarinya. Tidak ada
predileksi pada etnis maupun ras tertentu. Penderita ini biasanya tidak
bergejala karena insufisiensi biasanya ringan.

4
C. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala Insufisiensi Pulmonal antara lain:

1. Pembesaran ventrikel kanan,

2. Bising ejeksi atau bising sistolik yang singkat,

3. S2 terpisah lebar,

4. Bising diastolik yang singkat dan halus,

5. Sesak napas selama aktivitas fisik

6. Cepat lelah

7. Nyeri kepala

8. Edema perifer

9. Nyeri dada

10. Berdebar- debar

5
Insufisiensi pulmonal biasanya tidak menunjukkan gejala klinis
yang bermakna, tetapi gejala gagal jantung kanan akan muncul pada fase
dekompensasi dilatasi ventrikel kanan. Kejadian ini sangat bergantung
pada durasi dan beratnya regurgitasi

D. Penatalaksanaan Medis

Terdapat beberapa penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan,


diantaranya:

1. Terapi umum dengan istirahat dan diet

2. Terapi antibiotic

3. Kardiotinikum dan diuretic

Kardiotinikum dapat meningkatkan pasokan darah koroner,


menormalkan enervation, bersantai perifer arteri (penurunan kembali
tekanan pada katup), atau mengurangi adrenergik rangsangan.
Sedangkan diuretic digunakan untuk menghilangkan oedema dan
asites.

4. Komisurotomi

Komisurotomi adalah tindakan pemotongan semua komisura


garis tengah.

5. Valvuloplasti transluminal perkutan

Metode ini digunakan untuk membuka penyempitan trikuspid


dan katup pulmonari, penyempitan katup mitral dan jarang sekali,
katup aorta. Prosedur ini berkerja pada katup dengan cara sama dengan
yang angioplasti balon lakukan pada arteri. Kateter berujung balon
dimasukkan melalui vena femoral ke dalam atrium kanan. Dari sana,
itu menyusup ke ventrikel kanan dan katup pulmonik, atau septum
atrial ditusuk untuk mengakses katup mitral atau aortic. Ketika balon

6
diposisikan pada katup, siklus inflasi-deflasi berseri dibutuhkan untuk
memperbesar penyempitan. Katup aortic juga diakses berbalik melalui
arteri femoral.

6. Penggantian katup pulmonal

Penggantian katup pulmonal diperlukan jika ditemui insufisiensi


sedang-berat dan progresif. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya disfungsi ventrikel kanan yang menetap. Katup buatan dapat
dipilih berdasarkan umur, kebutuhan, kontra indikasi untuk koagulan,
serta lamanya usia katup. Pembedahan dianjurkan kepada semua
pasien yang mengalami hipertrofi ventrikel kiri tanpa memperhatikan
ada atau tidaknya gejala lain.

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Elektrokardiografi

Menunjukkan pembesaran ventrikel kanan tipe volume. Pada


pemeriksaan EKG juga dapat terlihat deviasi sumbu ke kanan dan
pembesaran atrium kanan.

2. Rotgen dada

Pada insufisiensi berat dapat disertai gambaran kardiomegali


tipe kanan. Gambaran pruning dapat dijumpai pada hipertensi
pulmonal. Pruning merupakan gambaran arteri pulmonalis di sentral
dan perihiler yang promonen disertai corakan vascular perifer yang
sangat sedikit.

3. Ekokardiografi

Ekokardiografi dua dimensi dan M-Mode dapat


memeperlihatkan adanya dilatasi ventrikel kanan. Volume berlebihan
pada ventrikel kanan menyebabkan pergerakan septum ventrikel yang

7
tidak normal, berupa pendaftaran saat diastolic dan gerakan paradoks.
Kelainan bentuk katup pulmonal dapat terlihat.

4. Radiologi
Vaskuler paru perifer normal, arteri pulmonalis tampak
membesar akibat dilatasi pasca stenosis.

5. Pemeriksaan fungsi paru


Pada stenosis pulmo sering abnormal dengan penurunan
volume, jalan udara dan kapasitas difusi paru yang sangat mungkin
disebabkan ketidaksempurnaan perkembangan paru pada anak-anak.

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktifitas atau istirahat

Gejala :

a. Kelelahan

b. Pusing

c. Dispenea karena kerja , palpitasi

d. Gangguan tidur

Tanda :

a. Tekanan darah tidak normal

b. Takikardia

c. Takipnea

d. Dispnea

2. Sirkulasi

Gejala :

a. Hipertensi pulmonal

b. Trauma dada

c. Riwayat murmur jantung

d. Palpitasi

9
Tanda : Murmur diastolik pada area pulmonalik

3. Integritas Ego

Gejala :

a. Gelisah

b. Pucat

c. Berkeringat

d. Fokus menyempit dan gemetar

4. Pernafasan

Gejala :

a. Dispenia (Kerja, ortopnea, paroksismal, nokturnal).

b. Batuk menetap atau nokturnal ( sputum mungkin/ tidak produktif).


Tanda :
a. Takipnea
b. Bunyi napas adventisius ( krekels dan mengi)
c. Sputum banyak dan berbecak darah ( Edema pulmonal)
d. Gelisah/ ketakutan ( Pada adanya edema pulmonal)
5. Makanan dan cairan

Gejala : Perubahan berat badan

Tanda : Edema Umum

10
B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas b/d odema paru ditandai dengan sianosis


dan dispnea

Intervensi :

a. Awasi frekuensi/kedalaman pernapasan, penggunaan otot aksesori,


area sianosis.

Rasional :

Indikator keadekuatan fungsi pernapasan atau tingkat gangguan


dan kebutuhan/keefektifan terapi.

b. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya/ tak adanya, dan bunyi


adventisius.

Rasional :

Terjadinya atelectasis dan stasis secret dapat mengganggu


pertukaran gas.

c. Kaji laporan nyeri dada dan peningkatan kelemahan.

Rasional :

Menggambarkan terjadinya infeksi paru, yang meningkatkan kerja


jantung dan kebutuhan oksigen.

d. Observasi tanda peningkatan demam, batuk,bunyi nafas ada


adventisius.
Rasional :
Meningkatkan ekspansi dada optimal, memobilisasikan skresi, dan
pengisian udara semua area \paru; menurunkan resiko stasis
secret/pneumonia

11
2. Resiko tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan
penurunan kontraktilitas ventrikel kiri.

Intervensi :

a. Kaji dan laporkan tanda penurunan curah jantung.

Rasional :

Kejadian mortalitas dan morbiditas sehubungan dengan Ml yang


lebih dari 24 jam pertama.

b. Catat bunyi jantung.

Rasional :

S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa, irama


gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kedalam
serambi yang distensi, murmur dapat menunjukkan inkompetensi/
stenosis mitral.

c. Kaji perubahan pada sensorik, contoh: letargi, cemas, dan depresi.

Rasional :

Dapat menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder


terhadap penurunan curah jantung

d. Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan yang tenang.

Rasional :

Stres emosi menghasilkan vasokonstriksi yang terkait dan


meningkatkan tekanan darah dan frekuensi / kerja jantung.

12
e. Berikan oksigen tambahan dengan nasal kanl/ masker sesuai
dengan indikasi.

Rasional :

Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokardium


dalam melawan efek hipoksia/iskemia.

f. Kolaborasi untuk pemberian obat.

Rasional :

Banyaknya obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume


sekuncup, memperbaiki kontraktilitas, dan menurunkan kongesti.

3. Ansietas b/d situasi kritis ditandai dengan ketakutan dan peningkatan


tegangan

Intervensi :

a. Identivikasi /evaluasi persepsi pengobatanyang ditunjukkan oleh


situasi

Rasional :

Alat untuk mendefinisikan lingkup masalah dan pilihan intervensi.

b. Pantau respond fisik. Contoh palpitasi, takikardi, gerakan


berulang, gelisah.

Rasional :

Membantu menentukan derajat cemas sesuai status jantung.

13
c. Berikan tindakan kenyamanan contoh, mandi, gosokan punggung,
perubahan posisi.

Rasional :

Penggunaan evaluasi seirama dengan respond verbal dan


nonverbal

d. Koordinasikan waktu istirahat dan aktivitas saat senggang tepat


untuk kondisi.

Rasional :

Membantu perhatian mengarahkan kembali dan meningkatkan


relaksasi,

e. Kaji keefektifan koping dengan stressor.

Rasional :

meningkatkan kemampuan koping.

f. Libatkan orang terdekat dalam rencana perawatan dan dorong


partisipasi maksimum pada rencan pengobatan.

Rasional :

Memberikan rasa control pasien untuk menangani beberapa aspek


pengobatan, (contoh, aktivitas perawatan, waktu pribadi),
menurunka kelemahan, meningkatkan energy.

g. Anjurkan pasien melakukan teknik relaksasi.

Rasional :

14
Mekanisme adaptif perlu untuk mengkoping dengan penyakit
katub jantung kronis dan secara tepat mengganggu pola hidup
seseorang, sehubungan dengan terpai pada sktivitas sehari-hari.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Insufisiensi pulmonnal adalah kelainan katup yang dapat


mengakibatkan aliran balik darah dari pulmonal ke ventrikel kanan. Tanda
dan gejala yang terjadi adalah pembesaran ventrikel kanan, bising ejeksi
dan ejection click yang singkat, bising diastolik yang singkat dan halus,
sesak napas selama aktivitas fisik, cepat lelah, nyeri kepala, edema perifer,
nyeri dada, berdebar- debar. Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan,
yaitu terapi umum dengan istirahat dan diet, terapi antibiotic,
kardiotinikum dan diuretic, komisurotomi, valvuloplasti transluminal
perkutan, penggantian katup pulmonal. Pemeriksaan diagnostic yang dapat
dilakukan pada klien dengan insufisien pulmonal elektrokardiografi,
rotgen dada, ekokardiografi, radiologi, pemeriksaan fungsi paru. Kelainan
ini biasanya disebabkan karena hipertensi pulmonal berat dan biasanya
terjadi mengiringi penyakit kardiovaskuler, kelainan ini juga jarang
ditemui.

B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan harus mengetahui tanda dan
gejala insufisiensi pulmonal sehingga nantinya dapat memberikan asuhan
keperawatan yang benar kepada klien. Selain itu sebagai perawat
professional harus bisa menyesuaikan diri dengan banyaknya penyakit
walaupun penyakit tersebut jarang terjadi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather. 2012. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan

Definisi dan Klasifikasi 20122014. Jakarta -: EGC.

Setyanegara. 2010. Ilmu Bedah Saraf Satya Negara Edisi IV. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama

Wilkinson, Judith M. dan Ahren, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosa

Keperawatan edisi 9. Jakarta: EGC

17

You might also like