You are on page 1of 16

makalah sistem endokrin

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1

DAFTAR ISI..2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.3

1.2 Rumusan masalah5

1.3 Tujuan..5

1.4 Manfaat.6

BAB II TINJAUAN TEORI.7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran umum sistem endokrin.8

3.2 Jenis jenis kelenjar dalam system endokrin9

3.3 Struktur endokrin lain penghasil hormone..23

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....24

4.2 Saran..24

DAFTAR PUSTAKA25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya langsung ke
dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil
sekresinya disebut hormon.

Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang
mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas,
kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu. Beberapa dari organ
endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu juga ada yang
menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai
pengatur kelenjar yang lain.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu
sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla
adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah . Kelenjar endokrin ini termasuk
hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata.
Sebaliknya, Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh,
sepertikulit, atau organ internal, seperti lapisan traktusintestinal.

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi
tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.

Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas
yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih
sedikit hormon.
1.2 Rumusan masalah

Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat disusunlah rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin ?

2. Mana saja yang merupakan bagian dari sistem endokrin ?

3. Apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem endokrin ?

4. Apa fungsi dari sistem endokrin ?

5. Bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam tubuh normal ?

6. Bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan ?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas perbaikan nilai Mata kulaih Ilmu Biomedik Dasar

2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin

3. Untuk mengetahui dan memahami mana saja yang merupakan bagian dari sistem endokrin

4. Untuk mengetahui apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem endokrin

5. Untuk mengetahui fungsi dari sistem endokrin

6. Untuk mengetahui sebenarnya bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam tubuh normal
7. Untuk mengetahui bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan sistem endokrin

2. Mahasiswa mengetahui dan memahami juga dapat menunjukkan mana saja yang merupakan
bagian dari sistem endokrin

3. mahasiswa mengetahui apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem endokrin

4. mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi dari sistem endokrin

5. mahasiswa dapat mengetahui sebenarnya bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam tubuh
normal

6. mahasiswa dapat mengetahui bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan


BAB II

TINJAUAN TEORI

Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya sekret ke dalam. Kelenjar buntu menghasilkan
sekret tidak melalui saluran tertentu , akan tetapi langsung masuk sirkulasi ke dalam darah yaitu
hormon ( merangsang).

Kelenjar endokrin bukanlah kelenjar buangan, kelenjar endokrin memiliki efek sekresi yang
artinya setelah di keluarkan akan di proses dan di gunakan kembali. Sekresi tersebut menghasilkan
hormon yang akan di sekresikan melalui peredaran darah lalu sampai pada target sel. Kelenjar endokrin
ini bekerja dengan mekanisme feed back yang artinya pasti akan ada timbal balik dari organ tujuan tadi
yang berupa efek.

Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasi aktivitas
tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh pembawa pesan kimia yang disebut hormon, hormon
ini dilepas oleh kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke dalam aliran darah, dan di bawa
melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.

Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul protein yang memiliki
sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama,
dan distribusinya lebih luas dari pada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran umum sistem endokrin

Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasi aktivitas tubuh.
Pengendalian endokrin di perantarai oleh pembawa pesan kimia yang disebut hormon, hormon ini
dilepas oleh kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke dalam aliran darah, dan di bawa
melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.

Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul protein yang memiliki sifat
pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan
distribusinya lebih luas dari pada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mengsekresi langsung ke dalam cairan jaringan di
sekitar sel-selnya. Kelenjar endokrin biasanya mengsekresi lebih dari satu jenis hormon (kelenjar
paratiroid yang hanya mengsekresi hormon para tiroid merupakan suatu pengecualian). Dalam tubuh
manusia telah diidentifikasi sekitar 40 sampai 50 jenis hormon. Hormon-hormon baru ditemukan di
berbagai bagian tubuh termasuk di saluran gastrointestinal, sistem saraf pusat, dan saraf perifer.

Konsentrasi hormon dalam sirkulasi rendah. Hormon yang bersirkulasi dalam aliran darah hanya sedikit
jika di bandingkan dengan zat aktif biologis lainnya, seperti glukkosa dan kolesterol. Walaupun hormon
dapat mencapai sebagian besar sel tubuh, hanya sel target tertentu yang memiliki reseptor spesifik yang
dapat di pengaruhi.

Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik. Secara mikrobiologis, kelenjar
tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sektori yang dikelilingi banyak kapiler dan di topang
jaringan ikat.

Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon
diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari. Pola sekresi hormonal
pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik
dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. Tipe sekresi hormonal yang ketiga
adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam
berespons terhadap kadar kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan
dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular.Hormon tidak mengawali
perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang
melakukan fungsi spesifik.

Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar
sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh
hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

3.2 Jenis-jenis kelenjar dalam sistem endokrin

1. Kelenjar hipofisis anterior dan posterior

Hipofisis disebut juga kelenjar pituitary. Hipofisis merupakan kelenjar kecil di rongga bertulang
terletak di dasar otak dibawah hipotalamus sekitar 2cm. Dihubungkan ke hipolalamus oleh tangkai kecil
(infundibulum). Kelenjar hipofisis disebut master gland karena dapat menghasilkan hormon dan hormon
yang dihasilkan oleh hipofisis dapat merangsang kelenjar lain untuk menghasilkan hormon lain.

a) Kelenjar hipofisis posterior


Secara embriologis kelenjar hipofisis posterior berasal dari pertumbuhan otak yang terdiri dari jaringan
saraf (neurohipofisis). Hipofisis posterior di hubungkan ke hipotalamus mealuil jalur saraf. Hipofise
posterior membentuk sistem neurosekresi yang mengeluarkan vasopresin dan oksitosin. Pengeluaran
hormon dari hipofise posterior dikontrol oleh hipotalamus.

Hipofisis posterior terdiri dari hormon oxytosin yang berfungsi untuk regulasi kontraksi rahim dan
membantu dalam proses pengeluaran asi setelah melahirkan, hormon relaxin yang berfungsi
membukanya simphisis pubis, dan ADH (Anti Diuretika Hormon) atau pitressin atua vasopressin yang
berfungsi untuk mencegah agar urin yang keluar tidak terlalu banyak ( in put = out put)

b) Kelenjar hipofisis anterior

Kelenjar hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar yang berasal dari penonjolan atap mulut
yang disebut adenohipofisis. Hipofisis anterior di hubungkan melalui pembuluh darah. Pengeluaran
hormon dari anterior dikontrol oleh hipotalamus. Hormon yg dikeluarkan hipofise anterior yaitu:

1) hormon pertumbuhan ( growth hormon atau GH )

Hormon ini bekerja pada tulang, otot, tulang rawan, kulitdan bekerjanya sangat terbatas. Pada pria sejak
lahir sampai dengan 21 tahun dan pertmbuhan drastisnya terjadi pada usia 13 sampai 16 tahun. Pada
wanita sejak lahir hingga usia 18 tahun, dan pertumbuhan drastisnya terjadi saat usia 9 sampai 12
tahun.

GH ini sangat dipengaruhi oleh kadar glukosa dalam darah contohnya bila selesai makan kadar gula dlm
darah akan meningkat, dan GH tidak bekerja. Bila kadar gula dalam darah menurun, GH bekerja secara
maksimal. Bila GH bekerja normal maka tubuh akan normal. Bila hipersekresi maka tubuh manusia akan
menjadi raksasa (giant). Bila hiposekresi maka tubuh manusia akan menjadi kerdil/cebol.

2) Thyroid stimulating hormon ( TSH atau tirotropin)

Hormon ini mempengaruhi kelenjar thyroid. Hormon ini menghasilkan thyroksin (t4), liotironin (t3) dan
kalsitonin.

3) Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH)

Hormon ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu Glukokortikoid sebagai penghasil gula,
Mineralokortikoid fungsinya mengatur keseimbangan ion Na dan ion K, dan Gonadokortikoid.
Gonadokortiroid untuk wanita adalah hormon estrone & progesterone, sedangkan untuk pria adalah
hormon testosterone.

4) Prolaktin (PRL)
Hormon ini berfungsi pada saat persiapan produksi air susu ibu (asi).

5) Gonadotropin hormon (GTH)

Hormon ini menghasilkan FSH (follicle stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormon) atau ICSH
(interstitial cell stimulating hormon). Pada wanita FSH berfungsi untuk mematangkan sel telur
sedangkan LH berfungsi menebalkan dinding rahim dan mempertahankan implantasi janin. Sedangkan
pada pria FSH berfungsi mematangkan spermatogonium yang akan menjadi spermatozoasedangkan LH
atau ICSH akan menghasilkan sel leydig yang memproduksi hormon testosterone.

Hormon pelepas (releasing) dan penghambat (inhibiting) hipotalamus disalurkan ke hipofise melalui
sistem porta hipotalamus - hipofisis untuk mengontrol sekresi hormon hipofise anterior . Hormon
pengatur hipotalamus mencapai hipofise anterior melalui jalur vaskuler khusus ke sistem porta
hipotalamus hipofise. Sekresi hormon anterior dirangsang atau dihambat oleh 7 hormon
hipofisiotropik yang terdiri dari Thyrotropin releasing hormon (TRH), Cortikotropin releasing hormon
(CRH), Gonadotropin releasing hormon (GNRH), Growth hormon releasing hormon (GHRH), Prolacting
releasing hormon (PRH) hormon ini menghambat, Prolactin -relasing hormon (PRH) mengeluarkan,
menghambat, dan Prolakting inhibiting hormon (menghambat)

Description: C:\Users\DIAN\Documents\image13.png

Gambar 1 Kelenjar hipofisis anterior dan posterior

2. Kelenjar Tiroid

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid
yang menyatu di bagian tengah oleh bagian sempit kelenjar yang berbentuk seperti dasi kupu-kupu dan
yang melin-tasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan
bawah, letaknya berada di atas trakea, tepat dibawah laring.

Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid. Hormon tiroid ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang
mengandung tiroksin (t4 ) dan triioditironin ( t3 ). Di luar tiroid sebagian besar t4 yg disekresikan diubah
jadi t3. Sebagian besar t3 dan t4 diangkut di darah dalam keadaan terikat ke protein plasma tertentu.

Sel sekretorik utama hormon tiroid tersusun membentuk gelembung berongga berisi koloid yang
membentuk unit fungsional yaitu folikel dan menjadi sel folikel. Di ruang interstisium diantara folikel
terdapat sel sekretorik ( sel c) yang menghasilkan hormon kalsitonin. Sel folikel memfagosit koloid berisi
tiroglobulin untuk melakukan sekresi hormon tiroid.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat
mempro-duksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin yaitu mengatur metabolisme tubuh
baik metabolisme karbohidrat, protein dan lipid. Hormon Liotironin yang merupakan bahan baku
thyroksin dengan syarat harus ada ion iodium yang terdapat di dekat laut atau hasil dari laut seperti
ikan, garam yang beriodium. Hormon Kalsitonin yang merupakan bahan baku pembentukkan
parathormon yang juga disekresikan oleh kelenjar parathyroid dan berfungsi untuk mengatur kadar
kalsium (ion Ca2+) dalam darah.

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder,
disa-tukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu Koloidae
tiroid yang me-ngandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.

Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:

a) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.

b) Mengatur penggunaan oksidasi.

c)Mengatur pengeluaran karbondioksida.

d) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.

e)Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya

Description: C:\Users\DIAN\Pictures\capture-20141207-074703.jpg

Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema sedangkan Hiperfungsi
menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter.

Description: endoktrin4

Gambar 2 kelenjar tiroid

3. Kelanjar Paratiroid

Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4 buah yang
tersusun ber-pasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Masing-masing
melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang ber-fungsi
mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Kelenjar paratiroid memiliki panjang kira-kira 6 mm,
lebar 3 mm, dan tebal 2 mm. Jika dilihat secara mikroskopik kelenjar ini terlihat seperti lemak berwarna
coklat kehitam-hitaman. Kelenjar ini sulit ditemukan karena tampak seperti lobus kelenjar tiroid. Fungsi
paratiroid adalah Mengatur metabolisme fospor dan Mengatur kadar kalsium darah.

Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Contohnya pada keadaan Hipoparatiroidisme terjadi


kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani,
dengan gejala khas kejang khususnya pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala
ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium.

Hiper-fungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti kele-mahan pada otot-otot, sakit pada tulang,
kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekol-sifikasi dan deformitas, dapat juga
terjadi patah tulang spontan. Contohnya pada keadaan Hiperparatiroidisme biasanya ada sangkut
pautnya de-ngan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distri-busi kalsium terganggu, kalsium
dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit
tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena
terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal
dan kega-galan ginjal. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.

Description: C:\Users\DIAN\Documents\Obat-Kelenjar-Tiroid-Membengkak.jpg

Gambar 3 kelenjar paratiroid

4. Kelenjar Adrenal

Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan
kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5 sampai dengan 9 gram. Secar struktural dan
fungsional kelenjar adrenal terdiri dari 2 kelenjar endokrin yg menyatu yaitu bagian korteks dan
medulla. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:

a) Bagian luar yang berwarna kekuningan yang mengha-silkan kortisol yang disebut korteks. Korteks
adrenal ini secara histologis terdiri dari 3 lapisan (zona), yaitu Zona glomerulosa yang menghasilkan
mineralokortikoid (95 % aldosteron) yang berfungsi untuk keseimbangan elektrolit dan homeostasis
tekanan darah, Zona fasikulata ( menghasilkan glukokortikoid) yang memiliki efek metabolik , berperan
dalam adaptasi thd stress, dan Zona retikularis (glukokortikoid) dan hormon kelamin / seks
(gonadokortikoid).

b) Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin). Medula
adrenal ini terdiri dari sel-sel kromafin ( modifikasi neuron simpatis) yg bergerombol di sekitar kapiler
darah dan sinusoid. Bagian ini Mensekresi katekolamin ( neuron pascaganglion yg mengalami modifikasi
) yaitu Epinefrin yang merangsang jantung, saraf simpatis dan aktifitas metabolik dan Norepinefrin yang
mempengaruhi vasokonstriksi perifer dan tek darah.
Zat-zat ini disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam
keadaan emosi seperti marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Peningkatan
jumlah zat menaik-kan tekanan darah guna melawan shok. Sedangkan Noradrenalin menaikan tekanan
darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi,
adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah Hidrokortison, Aldosteron
dan Kor-tikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan
kondisi otot.

Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks yaitu Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-,
Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein, dan Mempengaruhi aktifitas
jaringan limfoid. Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari Vaso konstriksi pembuluh darah
perifer dan Relaksasi bronkus.

Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. sedangkan Kelainan-kelainan yang timbul akibat


hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan ge-jala-gejala pada wanita biasa,
terjadinya gangguan pertum-buhan seks sekunder.

Description: C:\Users\DIAN\Documents\Kelenjar-Adrenal-300x300.jpg

Gambar 4 Kelenjar Adrenal

5. Pankreas

Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lum-balis I dan II terdiri dari sel-sel alpa dan beta.
Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon
yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut
dicer-nakan oleh enzim-enzim pencernaan protein. Fungsi hormon insulin adalah mengendalikan kadar
glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk
mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.

Pulau Langerhans, Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak
pada bagian kedua pankreas.Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam
pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi
insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.

Fungsi kepulauan Langerhans adalah Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi,
rnenghambat sek-resi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta meng-nambat sekresi glikogen.
Pulau Langerhans ini mengeluarkan Sel alfa yang mensekresi hormon Glukagon untuk meningkatkan
kadar gula darah, Sel beta yang mensekresi hormon Insulin yang fungsinya untuk menurunkan kadar
gula darah, Sel delta mensekresi hormon Somatostatin yang fungsinya menghambat pelepasan insulin
dan glucagon, dan Sel f yang menghasilkan polipeptida pankreatik dan fungsinya untuk mengatur
fungsi eksokrin pancreas.
Description: C:\Users\DIAN\Documents\pulau-langerhans.jpg

Gambar 5 Pankreas

6. Kelenjar Pineal

Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel ber-bentuk kecil merah seperti sebuah Gemara.
Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns
dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin. Hormon yang dihasilkan adalah hormon melatonin
yang fungsinya untuk mengatasi jet lag atau perbedaan waktu antara negara bagi yg bepergian.
Melatonin ini paling banyak di produksi pada malam hari, dan paling rendah pada jam 12 siang .

Description: C:\Users\DIAN\Documents\IMG-20140314-WA0039.jpg

Gambar 6 Kelenjar Pineal

7. Kelenjar Timus

Kelenjar ini terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus ini hanya dijumpai
pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi
trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan
-beratnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram
kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus ini merupakan penghasil hormon peptida yaitu timosin dan
timopietin yang berfungsi dalam perkembangan normal lymfosit dan respon imun tubuh. Hormon yang
dihasilkan kelenjar timus ber-fungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan badan dan mengurangi aktifitas
kelenjar kelamin.

Description: C:\Users\DIAN\Documents\thymus_1.png

Gambar 7 Kelenjar Timus

8. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin ini terdiri dari kelenjar Testika yang terdapat pada pria. Letaknya di skrotum dan
menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosterone adalah menentukan sifat kejan-tanan,
misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta
mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki. Dan kelenjar ovarika yang terdapat pada wanita dan
terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon progesteron
dan estrogen, hor-mon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta mem-berikan sifat kewanitaan,
misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.

Description: C:\Users\DIAN\Documents\GONAD.jpg

Gambar 8 Kelenjar Testika dan Kelenjar Ovarika

3.3 Struktur endokrin lain penghasil hormon


1. Jantung, faktor atrial natriuretic yang menyebabkan urine bergaram

2. Gaster, yang menghasilkan gastrin dan berfungsi untuk membantu dalam proses gerak peristaltik
yang teratur pada lambung, membentuk makanan yang padat menjadi lunak atau dalam bentuk cair
(chime) sehingga mudah dicerna oleh usus halus

3. Plasenta, hormon estrogen dan hormon progesteron, HCG ( tes kehamilan)

4. Ginjal, hormon eritropoietin yang produksi eritrosit

5. Kulit, kolekalsiferol yang menyebabkan Vitamin D tidak aktif dan sinar matahari yang diaktifkan di
ginjal membuat vit d3 lalu absorpsi ion Ca dari usus.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu
sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem endokrin
memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang
bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.

4.2 Saran

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena bawaan maupun
karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan
anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Slonane.Ethel, 2004, Anatomi Fisiologi Untuk Pemula, alih bahasa James Veldran, Jakarta: EGC

Gibson.John, 2003, Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2, alih bahasa dr.Bertha Sugiarto,
Jakarta: EGC

Diah KD.Sansri, 2013, Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin.pptx , Bandung: Poltekkes Bandung

Ellyzar M. Adil, 2009, SISTEM ENDOKRIN.pptx BIOLOGI FMIPA UI, Jakarta: FMIPA UI

Syaifuddin (2009)., Anatomi Tubuh Manusia, untuk mahasiswa Keperawatan, edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika

Syaifuddin (2010)., Fisiologi Tubuh Manusia, untuk mahasiswa Keperawatan, edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika

Syaifuddin (2010)., Anatomi Tubuh Manusia (Atlas Berwarna Tiga Bahasa)., edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika

fkep.unand.ac.id/images/SISTEM_ENDOKRIN.doc

You might also like