Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
YOHANA NOVITASARI SUTRISNO
151.0058
Masker
Penglihatan di dalam air sangat buruk, maka diperlukan alat yaitu masker.
Alat tersebut memberikan rongga udara antara mata dan air, sehingga penglihatan
akan lebih jelas dan dapat melindungi terhadap iritasi air pada mata.
Sewaktu menyelam, masker akan mendapat tekanan hidrostatis. Oleh
karena itu, pemakaian masker tidak boleh terlalu ketat dan selalu mengadakan
equalisasi (penyesuaian tekanan) dengan menghembuskan udara ke dalam masker
melalui hidung, maka hidung harus diikutsertakan ke dalam masker. Dengan
alasan inilah kenapa goggle (kacamata renang) tidak dapat digunakan untuk
menyelam.
Masker mempunyai kelemahan sebagai akibat dari kombinasi sudut bias
dan indeks bias antara air, kaca, dan udara yang menyebabkan benda-benda akan
terlihat 2 kali lebih besar dan 1/2 kali lebih dekat.
Untuk mendapatkan masker yang baik dan sesuai dengan kegunaannya, perlu
memperhatikan ciri-ciri masker sebagai berikut:
1. Safety tempered glass
2. Frame terbuat dari bahan anti karat
3. Double seal/skirt yang lentur untuk wajah
4. Nose pocket/kantung hidung
5. Ikat kepala/strap dilengkapai dengan buckle
6. Katup Kuras
Jenis-Jenis Masker
A. Ditinjau dari bahan:
1. Neoprene
2. Silicon
B. Ditinjau dari kaca:
1. Single
2. Double
3. Triple
Pemilihan Masker
Cara memilih masker yang baik sesuai dengan muka adalah dengan cara
memasang pada muka tanpa menggunakan strapnya, hisap udara didalamnya
dengan hidung sedikit mungkin kemudian tahan napas, jika masker tersebut
tertahan pada muka, maka masker tersebut cocok untuk dipakai. Pilihlah masker
yang kacanya tempered, volumenya kecil, medan penglihatan luas, hindari masker
yang ada katup buangnya.
Perawatan Masker
Setelah dipakai menyelam bilaslah dengan air tawar yang bersih kemudian
keringkan (hindari terkena panas langsung). Setelah kering berikan talk (bedak),
lalu simpan di tempat yang sejuk. Jangan sampai tertekan waktu menyimpannya.
Snorkel
Snorkel adalah sebuah pipa yang dipergunakan untuk bernapas bagi
penyelam di permukaan air, berguna untuk skin diving sewaktu beristirahat di
permukaan. Melalui snorkel seorang penyelam dapat mudah bernapas tanpa harus
menegakkan kepala keluar dari air saat berada di permukaan, sehingga dapat
bebas mengamati keadaan bawah air. Panjang pipa 30 cm, apabila lebih maka
akan bertambah besar volume ruang udara mati (dead air space) yang dapat
mengurangi udara baru yang masuk ke dalam paru-paru.
Snorkel biasanya digantungkan di sebelah kiri masker pada penyelaman,
namun dapat juga di depan atau sebelah kanan, tergantung tipe snorkel.
Teknik napas melalui snorkel dengan menghembuskan udara terlebih dahulu,
kemudian membuang napas, hal ini untuk menghindari adanya air yang masuk
melalui ujung pipa yang terbuka.
Untuk mengetahui ujung pipa snorkel berada diatas permukaan, dapat di
cek dengan dipegang oleh tangan kiri. Untuk mengetahui ujung pipa sudah masuk
ke dalam air biasanya akan terdengar air masuk ke pipa snorkel pada telinga
sebelah kiri atau kanan.
Jenis Snorkel
Ditinjau dari bahan:
1. Neoprene
2. Silicon
Perawatan Snorkel
Sehabis dipakai menyelam, bilas dengan air tawar yang bersih kemudian
keringkan dan diberi talk (bedak) dan disimpan di tempat yang sejuk.
Fins
Fins digunakan untuk menambah daya kayuh penyelam sehingga
menambah laju pergerakan dalam air, bukan untuk kecepatan. Teknik pemakaian
ayunan kaki perlahan namun kuat serta santai.
Fins yang diindonesiakan dengan istilah "sirip selam" atau "kaki katak"
diciptakan untuk memberi kekuatan pada kaki dan merupakan piranti penggerak.
Fins bukan dibuat demi menambah kecepatan berenang namun menambah daya
kayuh. Dengan bantuan fins kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih
besar dibanding tanpa menggunakan fins.
Tipe
a. Full Foot Style
b. Open Hill Style
c. Rocket/jet Fins
d. Open Tournamen Fins
Jenis Fins
Ditinjau dari bahan
a. Neoprene
b. Silicon
Pemilihan Fins
Pilihlah fins yang sesuai dengan ukuran kaki, jangan terlalu ketat dan
sempit, sesuaikan tipe fins dengan keadaan dan keperluan:
Jenis Full Foot Style /Foot Pocket
Cocok untuk kegiatan skin diving atau fins swimming, biasanya lebih
fleksible, dengan letak lempeng lebih menyudut, yang menyebabkan kaki tidak
mudah lelah. Ukuran besar-kecil merupakan hal yang lebih menentukan; lebih
repot untuk dikenakan maupun mencopotnya untuk kegiatan scuba diving.
Jenis Open Heel
Cocok untuk kegiatan scuba diving, biasanya berlempeng lurus, semi kaku
dengan lempengan lebih panjang. Jenis ini memberikan kekuatan lebih besar,
namun membutuhkan waktu penyesuaian bagi otot-otot kaki. Open heel fins
mempunyai kelebihan dalam hal kemudahan waktu mengenakan dan melepasnya.
Adjustable Open Heel
Jenis ini paling cocok/sesuai untuk scuba diving di perairan karena dibuat
mempunyai kantong yang cukup besar untuk kaki kaki yang memakai boots
(semacam kaos kaki terbuat dari karet), mempunyai lempengan yang lebih lebar
untuk menghasilkan tenaga besar dan biasanya terdapat lobang-lobang alur air di
bagian atas lempengan tersebut. Lobang alur air ini mengurangi kelelahan kaki
yang disebabkan oleh daerah negatif pada lempengan.
Perawatan Fins
Sama halnya dengan Masker dan Snorkel, selesai digunakan bersihkan
dengan air tawar yang bersih, keringkan dan beri talk (bedak).
Boots
Boots merupakan sepatu boot yang dipakai pada saat penyelaman. Hal ini
berguna menghindari cedera kaki sewaktu menyentuh dasar laut, karang, benda-
benda keras seperti besi dll juga perlindungan terhadap kejang kaki disebabkan
kedinginan dan kemungkinan kaki lecet. Boots dari karet busa dengan sol keras
adalah jenis perlengkapan pelindung kaki yang umum dipakai penyelam, kaos
kaki yang umum dipakai penyelam, kaos kaki tebalpun dapat digunakan sebagai
pencegah lecet sewaktu latihan. Pemakaian boot juga dapat mengurangi cedera
karena duri pari stingray walaupun tidak bisa mencegah tembusan durinya.
Perawatan Boots
Setelah dipakai, boots dicuci dengan air tawar dan kemudian keringkan.
Rompi Apung
Peralatan ini biasanya dipegunakan untuk keadaan darurat namun di dalam
kegiatan penyelaman dipergunakan untuk:
a. Terapung di permukaan air sambil berenang.
b. Istirahat di permukaan air.
c. Penyelamatan diri sendiri dan orang lain.
d. Netralisasi keterapungan dalam setiap kedalaman.
Jenis Rompi Apung
a. Life Vest/ Standard Safety Vest.
b. Bouyancy Compensator (BC)
Sabuk Pemberat
Tubuh manusia akan mendapat daya apung ke atas di dalam air sebesar
6 pound atau lebih. Wet suit yang terbuat dari neoprene akan menambah daya
apung lebih besar 5 sd 25 pound, maka seorang penyelam untuk dapat dengan
mudah masuk ke dalam air membutuhkan pemberat.
Pisau Selam
Merupakan alat serbaguna, dipergunakan untuk menolong, menggali, juga
sebagai alat pengukur. Terbuat dari logam antikarat, bergerigi pada matanya dan
yang lain dapat berguna memotong tali di dalam air. Di pasang pada betis sebelah
dalam untuk menghindari tersangkut pada rumput dan sebagainya. Tulisan SS.320
atau SS.420 berarti SS.320 mengandung carbon lebih sedikit dibandingkan
SS.420.
Sarung Tangan
Peralatan ini merupakan tambahan pakaian selam. Berguna untuk
melindungi anggota tubuh yaitu bagian dari tangan dari goresan tangan dan
sebagainya.
Tangan penyelam akan menjadi lembut jika terendam dalam air dan
apabila tergores sangat sulit untuk menghentikan pendarahan.
SCUBA
Scuba singkatan dari Self Contained Under Water Breathing Apparatus,
yaitu suatu peralatan selam yang dapat dibawa penyelam kemana saja dengan
waktu tertentu. Scuba mulai dikenal pada tahun 1943, diperkenalkan oleh seorang
perwira Angkatan Laut Perancis yang bernama Jacques Cousteau dan seorang
insinyur yaitu Emile Gagnan. Sistemnya dikenal dengan nama Aqualung. Aqua
artinya air dan Lung adalah paru-paru.
Dari keempat sistem yang dibicarakan untuk selam olahraga adalah sistem
terbuka.
Tabung
Tabung scuba dirancang secara khusus dan ditest untuk dapat menampung
udara bertekanan tinggi. Udara yang diisikan dalam tabung adalah udara biasa
yang disaring bukan oksigen murni, yaitu udara yang biasa dihirup setiap hari.
Udara lebih ringan dibandingkan air, pengaruh tersebut dapat berakibat
pada tabung yang berisi udara. Sebuah tabung yang berisi udara penuh
mempunyai daya apung yang lebih besar dibandingkan pada tabung yang
tekanannya sudah berkurang. Ini dapat terasa bila penyelam scuba yang selesai
melakukan penyelaman akan berkurang daya apungnya karena udara tabung
sudah berkurang.
Tabung scuba untuk olahraga selam yang dipergunakan dari bahan terbuat dari:
Steel (baja), macam ukuran: 38;50;71,2 cuft
Alluminium alloys, macam ukuran 38;50;71,2;80 dan 100 cuft.
Lapisan luar tabung yang terbuat dari baja lebih baik digalvanisasi untuk
menghindarkan karat, kemudian diberi lapisan vinyl atau diwarnai dengan cat.
Sedangkan untuk tabung yang terbuat dari aluminium tidak membutuhkan
galvanisasi karena adanya oksida aluminium itu sendiri yang merupakan suatu
proteksi.
Untuk lapisan tabung baja agar dijaga kelembaban guna menghindarkan
dari karat. Sedangkan untuk tabung aluminium juga dihindarkan dari kelembaban
walaupun dilapisi dengan aluminium oksida. Lakukan tes visual tiap 1 tahun atau
2 kali untuk tabung yang sering dipakai di laut.
Untuk mengetahui tabung terbuat dari bahan apa, dari pabrik mana,
kekuatan penampungan udara, test hidrostatis terakhir, dll, harus membaca sidik-
sidiknya yang terdapat pada leher tabung
Memilih tabung
Umumnya para penyelam olahraga memilih tabung standar tunggal
dengan kapasitas 80 cuft, untuk keamanan belilah tabung yang baru dikeluarkan.
Perawatan
Jangan mengisi melebihi tekanan ijin tabung.
Isi tabung dengan udara bersih.
Setelah penyelaman bilas dengan air tawar yang bersih. Sebuah baskom
plastik besar berisi air kira-kira 2/3 nya sangatlah ideal untuk mencuci
semua alat-alat. Perendaman yang lama akan melepaskan garam yang
mengering dan mengendap daripada hanya penyiraman saja.
Tutup lubang agar terhindar dari kotoran.
Lakukan pemeriksaan visual tiap 1 tahun sekali /lebih sering terutama
tabung yang sering dipakai di laut. Sesekali sepatu tabung dilepas untuk
dibersihkan dari kotoran atau karat yang terbentuk.
Lakukan test hidrostatis tiap 5 tahun sekali pada badan yang berwenang.
Lindungi terhadap benturan.
Jangan memakai tabung sampai udaranya habis sama sekali.
Penyimpanan jangka panjang; isi dengan udara segar, letakkan tabung
secara tegak berisi 500 psi bertumpu pada sepatu tabung (tank boots)
pada bagian bawah tabung.
Jangan menyimpan di tempat yang panas karena bisa meningkatkan
tekanan tabung.
Jangan menghilangkan cat dengan membakar.
Pengisian Tabung
Untuk pengisian tabung tiap penyelam harus bisa melaksanakan pengisian.
Caranya adalah:
Sambungkan selang pengisian dengan katup tabung.
Untuk membuka kran katup, tunggu sampai tekanan pada kompresor lebih
dari tekanan tabung.
Tempatkan tabung pada bak air.
Pada saat yang tertentu buka kran pembuangan uap air.
Dianjurkan pengisian kurang dari ijin tekanan.
Katup Tabung
Adalah salah satu bagian dari tabung, dipasang pada leher tabung scuba,
bekerja sebagai keran yaitu membuka dan menutup serta sebagai tempat
memasang regulator.
Ada beberapa macam bentuk katub yaitu:
Katup K/Non Reserve
Yaitu katup tabung yang paling sederhana, mempunyai sebuah lubang
untuk masuk dan keluarnya udara. Kran penutup atau pembuka terletak disisinya.
Tabung dengan katup ini mengharuskan penyelam menggunakan alat tambahan
untuk memonitor seberapa banyak udara yang masih ada dalam tabung. Alat itu
disebut "Submersible Pressure Gauge" atau SPG .
Melepaskan Katup
Untuk mengadakan test visual harus melepaskan katup dari tabung dengan
cara pada katup dijepit dengan alat penjepit (tangdem). Kemudian tabungnya
diputar dengan alat bantu dari tali atau rantai. Bila sudah terlepas periksa keadaan
O ringnya.
Cincin pengedap O (O ring)
Adalah sebuah alat penahan kebocoran antara sambungan regulator dan
valve, berbentuk O terbuat dari karet / silikon. O-ring karet (gelang karet
berbentuk O) yang kecil terletak pada permukaan katup membuat suatu kedap
tekanan tinggi antara regulator dengan katup tabung. Bawalah selalu persediaan
O-ring dalam tas perlengkapan selam, sebab apabila O-ring tersebut hilang maka
regulator anda tidak dapat dipakai.
Pipa Partikel
Untuk mencegah pencemaran yang masuk melalui lubang udara, terbuat dari
bahan yang licin dan tahan karat.
Pada keadaan tertentu pelat (lempengan tipis) dapat pecah pada tekanan
yang rendah. Hal ini terjadi akibat pengisian yang terlalu cepat atau pengisian
panas tanpa merendam tabung dalam air. Pelat-pelat pengaman ini dapat diganti
pada fasilitas bengkel perbaikan alat selam
Selain dari jumlah hose diatas, regulator juga dapat dibedakan dengan:
Balance First Stage
Unbalance First Stage
Melepas Regulator
Setelah menyelam, untuk melepaskan regulator yang masih terhubung pada
tabung maka yang harus dilakukan yaitu kebalikan dari pemasangan, yaitu:
Biarkanlah air terlebih dulu menetes hingga kering dari katup sebelum
dibuka.
Tutup kran katup, penutupan jangan keras, sewajarnya saja.
Buang udara yang tertinggal dalam selang dengan menekan tombol
kurasnya pada single hose atau dengan meniup keluar udara sisa pada Two
hose. Bila regulator dilepas tanpa mengeluarkan udara sisa, maka dapat
mengakibatkan terjadinya sentakan pada O-ring yang kadang-kadang
mengakibatkan O-ring tersebut pecah.
Buka regulator dari katup tabung, kontrol O ring katup.
Pasang penutup (cup) agar terhindar dari kotoran dan debu.
Perawatan Regulator
Sehabis dipakai untuk menyelam regulator harus dirawat secara benar.
Kaporit dari air kolam renang maupun di laut dapat merusak regulator bila tidak
dicuci dengan air tawar yang bersih, yaitu dengan cara tetap membiarkan
regulator terpasang pada tabung scuba dengan udara bertekanan di dalamnya.
Bilaslah dengan air hangat yang bersih. Bila cara ini tidak memungkinkan, cara
kedua adalah dengan meletakkan second stage di bawah kran air dan bilaslah.
Jangan menekan purge botton (tombol kuras) karena dapat mengakibatkan
masuknya air ke first stage. Keringkan sebelum disimpan, selang jangan sampai
tertekuk waktu penyimpanan, tempatkan pada tempat khusus dan sejuk serta
kering, hindarkan dari tertumpuk yang dapat merusak selang regulator dan mouth
piece.
Tolok Tekanan
Tolok tekanan digunakan untuk mengecek tekanan tabung yang akan
dipakai. Pemakaian alat ini lebih efisien, karena tidak perlu mengecek tiap tabung
dengan SPG dan untuk pengecekan kembali tekanan tabung yang selesai dipakai
agar dapat memilah tabung yang masih dapat dipakai dan yang sudah sedikit
isinya.
Senter
Senter digunakan untuk selam malam, sebagai penanda, dan dalam
penyelaman gua.
Jika menyelam dilakukan pada sore hari atau pada cuaca yang kurang
bersahabat persiapkanlah senter.
Jam Selam
Dalam penyelaman setiap penyelam harus membawa jam atau alat
pengukur waktu lainnya. Hal ini untuk mengetahui waktu-waktu dalam
penyelaman.
Jam selama selain dapat melihat waktu, ada juga yang dikombinasikan
dengan depth meter dan kompas. Hal ini mempermudah penyelaman. Perhatikan
batas water resistant. Untuk penyelaman yang tidak melebihi 7 meter dapat
dipakai jam yang memiliki water resistant 10 bar (misal Q&Q).
Kamera Underwater
Keindahan bawah laut yang sangat indah membuat penyelam ingin
mengabadikan momen yang sangat berharga dalam penyelaman baik dengan foto
maupun video.
Selama mengambil gambar perhatikanlah keadaan sekitar dan posisi tubuh
agar aman dalam penyelaman.
Bag
Sangat berfungsi untuk menyimpan barang-barang berharga atau alat
komunikasi yang tak mungkin di tinggal selama penyelaman. Sebelum
menggunakan cek apakah bag bocor atau tidak.
Perhatikan warna dari bag, warna yang terlalu mengkilat akan menarik
ikan-ikan yang mungkin dapat mendatangkan bahaya.
PERTEMUAN 2
KESEHATAN PENYELAMAN
A. PENGENALAN PENYELAMAN
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air,dengaan
atau tanpa meenggunakan peralatan,untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik
maupun biologi. Secara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3 unsur yaitu padat,
cair dan berongga. Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung, hati
relatif tidak meneruskan tekanan, sedangkan yang berupa cairan dapat
meneruskan tekanan, dan yang berongga seperti telinga, sinus, lambung, usus,
paru juga saluran nafas sangat dipengaruhi perubahan tekanan. (Ricard larn dan
Whisler Rex,1993)
Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi perubahan fisiologi
pada tubuh manusia sesuai dengan hukum fisika yang berlaku, yang berisiko
menimbulkan penyakit yang berakhir pada kecacatan hingga kematian apabila
penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang benar.
Untuk ketepatan dalam mendiagnosis penyakit akibat penyelaman, perawat
perlu mengetahui prosedur penyelaman yang benar disamping pengetahuan
tentang riwayat penyelaman, bahaya dalam penyelaman dan gejala/ tanda
klinisnya, karena cepat dan tepatnya diagnosis menentukan nasib dari penderita
tersebut.
Sebagaimana hukum fisika, aktifitas penyelaman akan menyebabkan
(Edmons Carl, Lowry Christopher, Pennefather B, Walker Robyn, M.B., B.S,
Dip) :
Tekanan lingkungan akan meningkat
Kerapatan gas media nafas meningkat
Tekanan parsial media gas meningkat
Kelarutan gas akan meningkat.
Berlakunya hukum fisika penyelaman mempengaruhi perubahan fisiologis
tubuh peselam, sehingga perawat perlu mengetahui fungsi dan proses vital yang
terjadi pada tubuh peselam dalam lingkungan bawah air untuk menghindari akibat
yang tidak dikehendaki dari pengaruh lingkungan tersebut. Meningkatnya tekanan
bawah air 1 atmosfer mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologis tubuh
peselam.
C. PROSEDUR PENYELAMAN
Penyelaman adalah kegiatan yang dilakukan pada keadaan lebih dari 1
atmosfir, baik di dalam air (penyelaman basah), maupun di dalam RUBT (ruang
udara bertekanan tinggi / penyelaman kering). Setiap penambahan kedalaman 10
m tekanan naik 1 atmosfir. Dengan penambahan 1 atmosfir akan berlaku hukum
fisika sehingga gas yang dihisap oleh peselam semakin bertambah dan
mempengaruhi kondisi fisik peselam. Untuk meminimalkan dampak penyakit
pada penyelaman, dokter harus mengetahui prosedur penyelaman yang benar,
yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi fisik harus prima
2. Naik ke permukaan harus perlahan mengikuti gelembung gas pernafasan
3. Jangan menahan nafas waktu naik kepermukaan
4. Jangan panic
5. Rencanakan kegiatan penyelaman dengan baik. Rencanakan lokasi
penyelaman, lakukan review prakiraan cuaca, rencanakan kedalaman dan lama
menyelam.
6. Makan-makanan berprotein tinggi 24 jam dan karbohidrat sedang sebelum
menyelam, makanan karbohidrat tinggi dan protein sedang 2 jam sebelum
menyelam.
7. Lakukan nitrogen wash out dengan TOHB (Terapi Oksigen Hiperbarik)
setidaknya 2-7 hari sebelum penyelaman berikutnya
8. Lakukan pemanasan dan peregangan dipermukaan selama 10 menit
Selalu ditemani oleh minimal satu orang. Pada penyelam profesional pun beresiko
terjadi vertigo saat penyelaman (sd 36%). Vertigo yang terjadi bawah laut adalah
hal yang sangat membahayakan.
Faktor risiko :
Usia di atas 40 tahun
Jenis kelamin
Menggigil selama/ sesudah menyelam
Obesitas
Dehidrasi
Latihan berat selama / sesudah menyelam
Kebugaran : tidak fit, lelah, kurang tidur
Pekerja setelah mengkonsumsi alkohol mempercepat
terjadinya gelembung nitrogen.
Udara yang dihirup banyak yang mengandung CO2
Riwayat penyakit Dekompresi
Peselam naik pesawat kurang dari 24 jam setelah menyelam
Trauma/injury
Menyelam tidak mengikuti prosedur
Penyelaman berulang
Pengobatan :
Pertolongan pertama dilakukan dengan 3 (tiga) tindakan:
Oksigenisasi
Jika pasien dalam kondisi tidak sadar berikan oksigen
Rekompresi
Jika pasien masih sadar lakukan penyelaman kembali ke kedalaman
semula didampingi oleh penolongnya atau dirujuk pada fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat yang memiliki chamber (golden period < 6 jam). Jika melebihi
6 jam kemungkinan timbul kecacatan lebih besar.
2. Penyakit Barotrauma
Pengertian :
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sequelenya akibat ketidak
seimbangan antara tekanan udara rongga fisiologis dalam tubuh dengan tekanan
udara di lingkungan sekitarnya. Hukum fisika yang berlaku adalah Hukum Boyle:
Bila temperatur dipertahankan konstan, volume gas berbanding terbalik dengan
tekanan.
Faktor risiko
Pemakaian alat yang tidak sesuai.
Menyelam yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman
Baik pada saat menyelam (barotrauma turun) maupun pada saat naik ke
permukaan air dengan cepat (blow up/ barotrauma naik)
Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran napas (sinusitis,
influenza, asma, dll)
Panik
Penatalaksanaan :
Konservatif: tirah baring, mengurangi beban semaksimal mungkin
Operatif
Penatalaksanaan :
Pada terapi HBO: Buka masker oksigen
Pada penyelam close circuit: naik kepermukaan perlahan
Kemampuan pengikatan hemoglobin (hb) terhadap CO 200 kali lebih besar
daripada oksigen sehingga mengakibatkan eliminasi CO yang sangat lambat dan
mengakibatkan hb tidak dapat mengangkut oksigen.
Penatalaksanaan :
Hiperbarik oksigen, anti konvulsi (bila kejang)
kortikosteroid
Pencegahan
Penggunaan alat kompresor yang aman.
10. Hipotherma
Pengertian :
Kehilangan panas tubuh lebih besar dari panas yang dihasilkan.
Faktor Risiko :Peralatan selam tidak standar.
Tanda dan gejala umum :
Gejala Lokal:
Diawali ujung-ujung jari tangan dan kaki dingin.
Kemantapan kekuatan lengan menggenggam menurun
Timbul rasa sakit dan baal mulai dari tangan dan kaki
Gejala Sistemik:
Vaso konstriksi pembuluh darah
Tekanan darah meningkat
Curah jantung meningkat
Berlanjut metabolic rate menurun, kardiak output menurun akhirnya kesadaran
menurun.
PERTEMUAN 2
RESCUE DIVING
1)Resusitasi Paru
a) Teknik pemberian nafas buatan mulut ke mulut didarat
Cara pemberian pernafasan buatan adalah sebagai berikut :
Miringkan kepala korban, ambil (bersihkan) benda-benda asing dari
mulut/hidung.
Tengadahkan kepala untuk membuka saluran nafas dengan :
Tangan kiri mengangkat leher.Tangan kanan mendorong kening ke arah bahu.
Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, pijatlah hidung korban, sambil
mempertahankan posisi kepala (tetap tengadah).
Buka mulut Anda, hisaplah nafas sedalam-dalamnya, tempelkan mulut Anda ke
mulut korban (mouth to mouth), tiupkan udara ke paru-paru korban.
Setelah selesai meniup, lihat dada korban adakah gerakan dada naik turun
terdengarkah suara korban menghembuskan nafas.
Jika tak ada gerakan naik, mungkin kesalahan teknis, misal :
Hidung lupa/tidak ditutup. Masih ada benda asing, keluarkan.
Ulangi dengan teknik yang benar.
Jika udara tetap belum bisa masuk ke paru, miringkan tubuh penderita, tepuk
kuat-kuat di antara kedua tulang belikat agar sumbatan jalan nafas dapat terbuka.
1)Tanda-tanda shock :
a) Muka pucat.
b) Kulit basah dan dingin (kening, telapak, tangan).
c) Denyut nadi lemah dan cepat, lebih dari 100 kali per menit.
d) Korban gelisah, merasa haus dan mual.
e) Tekanan darah sangat rendah.
4)Menghentikan perdarahan
Korban kecelakaan yang tidak sadar disertai berhentinya pernafasan dan
denyut jantung, bila disertai perdarahan massive (berlebihan) sering menimbulkan
persoalan serius atau berakhir dengan kematian. Pada kasus demikian resusitasi
harus dilakukan bersama-sama tindakan untuk menghentikan perdarahan.
Perdarahan dapat berasal dari pecahnya pembuluh darah arteri ataupun permbuluh
vena (balik).
Dimana pecah atau terputusnya pembuluh darah arteri akan mengakibatkan
perdarahan yang lebih hebat dari pada putusnya pembuluh darah vena.
Cara menghentikan perdarahan :
a) Lakukan tourniquet (penekanan, mengikat) pembuluh darah yang terletak di
sebelah atas (proksimal) dari luka sehingga perdarahan berhenti atau berkurang.
b) Bersihkan dan cuci luka dengan perhidrol atau cairan garam fisiologi.
c) Tempat luka ditutup kain korban/kasa tebal, lalu di balut.
d) Torniquet sering dikendorkan agar ada aliran darah ke bagian bawah (distal)
luka.
Hal ini penting untuk mencegah nekrose (kematian) jaringan disebelah distal luka.
2. Penyakit Barotrauma
Pengertian :
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sequelenya akibat ketidak
seimbangan antara tekanan udara rongga fisiologis dalam tubuh dengan tekanan
udara di lingkungan sekitarnya. Hukum fisika yang berlaku adalah Hukum Boyle:
Bila temperatur dipertahankan konstan, volume gas berbanding terbalik dengan
tekanan.
Faktor risiko
Pemakaian alat yang tidak sesuai.
Menyelam yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman
Baik pada saat menyelam (barotrauma turun) maupun pada saat naik ke
permukaan air dengan cepat (blow up/ barotrauma naik)
Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran napas (sinusitis,
influenza, asma, dll)
Panik
Tanda dan gejala umum :
Barotrauma telinga
Nyeri yang bervariasi intensitasnya pada telinga yang terkena barotrauma,
perdarahan dari telinga, kadang-kadang dijumpai perdarahan di sekitar hidung dan
mulut, gangguan pendengaran, tinnitus.
Terapi :
Dilarang menyelam
Dekongestan
Anti Biotik
Barotrauma sinus
Barotrauma gigi
Nyeri pada gigi yang ditambal dengan tidak sempurna sehingga masih ada rongga
pada tambalan tersebut.
Barotrauma wajah
Nyeri pada wajah, pembengkakan pada jaringan facial khususnya di bawah mata,
haemorhagi conjungtiva dan prostusi mata.
Terapi:
Kompres es pada bagian yang udema atau yang mengalami perdarahan
10. Hipotherma
Pengertian :
Kehilangan panas tubuh lebih besar dari panas yang dihasilkan.
Faktor Risiko :Peralatan selam tidak standar.
Tanda dan gejala umum :
Gejala Lokal:
Diawali ujung-ujung jari tangan dan kaki dingin.
Kemantapan kekuatan lengan menggenggam menurun
Timbul rasa sakit dan baal mulai dari tangan dan kaki
Gejala Sistemik:
Vaso konstriksi pembuluh darah
Tekanan darah meningkat
Curah jantung meningkat
Berlanjut metabolic rate menurun, kardiak output menurun akhirnya kesadaran
menurun.
PERTEMUAN 4
KESEHATAN BANDARA
Bandar udara (bandara) merupakan tempat bertemunya banyak orang dari
segala penjuru dunia yang datang dan pergi dengan pesawat udara, dan juga
tempat berkumpulnya banyak orang yang melakukan kegiatannya masing-masing
untuk menunjang operasi penerbangan yang lancar, aman dan nyaman.
Akibat hal-hal di atas timbul masalah hygiene dan sanitasi di bandara yang
harus ditangani sungguh-sungguh, sebab suatu bandara internasional adalah pintu
gerbang suatu negara. Masalah hygiene dan sanitasi di bandara berhubungan erat
dengan penyebaran penyakit menular dan juga dengan keselamatan penerbangan.
Di samping masalah-masalah tersebut di atas, sering melalui bandara seorang
pasien ingin berobat ke rumah sakit yang,besar di kota lain, bahkan ke luar negeri.
Ini menimbulkan masalah, karena tidak semua orang sakit boleh diangkut
dengan pesawat udara (pesawat dari airline).
Untuk membangun suatu bandar udara harus dipilih lokasi yang cocok. Lokasi ini
harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
1. Dekat dengan sumber lalu lintas.
2. Bebas dari rintangan.
3. Masih tersedia lahan untuk perluasan/perpanjangan landasan.
4. Kecocokan medan di sekitarnya untuk pendaratan.
5. Kondisi metereologis.
6. Biaya konstruksi dan pemeliharaan.
7. Hubungannya dengan airways yang ada.
Kriteria-kriteria tersebut tidak selalu sama pentingnya, misalnya jarak
dengan sumber traffic tidak begitu penting bila bandar udara yang akan dibangun
nanti hanya untuk refueling atau untuk overnight stop (tidak menurunkan
penumpang). Di samping kriteria tersebut juga perlu diperhatikan major sanitary
conditions, yaitu :
Bising yang terdapat di bandara terutama berasal dari mesin pesawat yang
mempunyai frekuensi tinggi dan intensitas besar, yaitu 90-110 dBA atau lebih.
Menurut Kepmenaker No. Kep 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di Tempat Kerja bahwa untuk NAB kebisingan adalah 85 dBA untuk
pemajanan 8 jam sehari. Artinya tenaga kerja dapat bekerja dengan intensitas
kebisingan sebesar 85 dBA maksimal hanya 8 jam. Sedangkan kebisingan di
bandara yang mencapai 90-100 dBA hanya boleh di alami tenaga kerja maksimal
selama 2 jam. Untuk itu tenaga kerja harus memakai alat pelindung diri, karena
intensitas pekerjaan hampir selama 24 jam.
Akibat bising yang paling penting adalah menurunnya pendengaran dan
dapat terjadi tuli permanen (sensoric deafness). Hampir 15% dari awak darat
airline mengalami gangguan ini secara tak langsung. Dalam hubungannya dengan
pesawat tersebut karyawan dibagi dalam golongan, yaitu :
1. Golongan I : Mereka yang bekerja dekat sekali dengan pesawat (kurang dari 8
meter) selama runs up.
2. Golongan II : Mereka yang relatif dekat (8 50 m) pesawat, misalnya
maintenance personnel, starting crew, dan trouble line personnel.
3. Golongan lII : Mereka yang kadang-kadang harus bekerja tidak jauh dari
pesawat (50 120 m), misalnya pramugari darat, personel kargo, dsb.
Menurut tingkatan bising (noise level) daerah sekitar pesawat dibagi menjadi 4
zone yaitu :
1. Zone A : Daerah dengan tingkatan bising antara 150 dB. Zone ini jangan
dimasuki sama sekali.
2. Zone B : Daerah dengan tingkatan bising antara 135 150 dB. Di daerah ini
orang harus berusaha sesingkat mungkin dan harus memakai ear muff.
3. Zone C : Daerah dengan tingkatan bising antara 115 135 dB. Semua orang
yang bekerja di sini harus memakai ear muff. Bila hanya sebentar boleh memakai
ear plug.
4. Zone D : Daerah dengan tingkatan bising antara 100 115 dB. Mereka yang
bekerja di sini harus mekakai ear plug terus menerus.
Untuk mencegah/mengurangi akibat gangguan bising perlu dilakukan
Hearing Conservation Program, dengan cara :
1. Pemeriksaan audiometris secara berkala pada karyawan tersebut di atas.
2. Dilakukan usaha-usaha pencegahannya, di antaranya ialah memakai :
a. Helmet : Dipakai bila bekerja dekat sekali dengan pesawat yang run-up.
Diperkirakan sebagian bising diserap oleh tulang-tulang kepala, jadi perlu helmet.
b. Ear muff : Dibuat dari plastik atau karet dengan ukuran small, medium dan
large.
c. Golongan I memakai helmet dan ear plug.
d. Golongan II memakai ear muff.
e. Golongan III cukup memakai ear plug.
Dalam pemeriksaan audiometri, dibuat Base Line Audiogram untuk frekuensi
250, 500, 1000, 2000, 4000, dan 8000 c/s, yang terpenting adalah frekuensi 500,
1000, dan 2000 c/s. Bila ada seorang dengan hearing loss 15 dB atau lebih, perlu
dibuat audiogram ulangan setelah 48 jam bebas dari bising. Pemeriksaan
audiometris secara berkala pada karyawan yang terpapar bising, dilakukan tiap 2
4 tahun sekali.
Para tenaga kerja atau karyawan di darat juga dihadapkan pada bahan
kimia, seperti bahan bakar (bensin, bensol, avtur) minyak hidrolik, larutan
desinfektans, insektisida dsb. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan dermatitis
kontak, dan bila tertelan atau terhirup dapat terjadi intoksikasi yang
membahayakan. Oleh karena itu perlu dicegah dengan cara :
1. Memakai sarung tangan dan pakaian kerja, bila perlu masker.
2. Disediakan tempat cuci tangan, kamar mandi dan kamar ganti pakaian.
3. Ventilasi kerja harus baik.
4. Penyuluhan tentang kesehatan kerja.
5. Pemeriksaan kesehatan berkala (1 2 tahun sekali).
Selain itu perlu juga diketahui nilai ambang batas bahan kimia yang
diperbolehkan sebagai upaya pengendalian. Peraturan yang mengatur tentang
bahan kimia adalah SE Menaker No. SE 01/MEN/1997 tentang NAB faktor kimia
di udara lingkungan kerja dan juga Kepmenaker No. KEP 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kima berbahaya di tempat kerja. Di dalamnya diatur tentang
Nilai Ambang Batas bahan kimia dan juga mencegah kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di tempat kerja maka
perlu diatur pengendaliannya.
Dalam pengoperasian radar digunakan gelombang mikro dan sinar X.
Gangguan yang ditimbulkan gelombang ini akan dirasakan terutama oleh teknisi
radar, jarang pada operator radar. Gelombang mikro dapat merusak lensa mata
dan terjadilah katarak, atau dapat juga merusak kelenjar testis, akibatnya adalah
kemandulan. Oleh karena hal-hal tersebut perlu dilakukan usaha pencegahannya.
Dalam Kepmenaker No. Kep 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di Tempat Kerja menyatakan bahwa NAB untuk gelombang mikro .
Sinar X juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan, yaitu dapat menyebabkan
mutasi gen, munculnya kanker dan lain sebagainya.
Dalam penanganannya, ada beberapa cara yaitu :
1. Mengatur waktu pemajanan dengan memberikan jam istirahat.
2. Isolasi sumber sinar X.
3. Bekerja dengan menggunakan remote control.
4. Tenaga kerja harus menggunakan APD.