Professional Documents
Culture Documents
PMTCT
PMTCT
JANIN/BAYI
PENDAHULUAN
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus) yang merusak sel T, yaitu
sel yang membuat zat anti dalam tubuh manusia. Akibatnya tubuh tidak dapat menahan
serangan penyakit. AIDS adalah kumpulan berbagai gejala penyakit akibat melemahnya
daya tahan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Seseorang yang terinfeksi HIV dengan
mudah akan diserang oleh berbagai jenis penyakit yang lain karena daya tahan tubuhnya
yang sudah dilemahkan oleh HIV tidak mampu lagi melawan serangan penyakit
tersebut.1
AIDS pertama kali dikenal pada tahun 1981, saat kasus-kasus Pneumocystis
California dan New York.2,3 Infeksi pada wanita secara keseluruhan meningkat, dengan
proporsi pada wanita dan remaja meningkat tiga kali lipat dari 7 menjadi 23% dalam
Masalah AIDS telah melanda dunia, telah mengancam ASIA dan sekarang telah
ada di Indonesia. Yang sangat mengkhawatirkan adalah bahwa sekitar 80% kasus di
tenaga ahli. Dari angkatan kerja yang ada rata-rata berumur antara 18 - 24 tahun
merupakan usia produktif dan modal dasar yang paling berharga. Kenyataan ini tidak
dapat dielakkan, bahwa kepedulian terhadap masyarakat dan kualitas Sumber Daya
1
Manusia amat erat kaitannya dengan upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)
dan HIV/AIDS.1
HIV dalam kehamilan merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
obstetri. Transmisi heteroseksual dan penyalah gunaan obat intra vena meningkat
kejadiannya secara signifikan di antara wanita. Risiko infeksi bayi baru lahir dari ibu
bertahan hidup hingga usia 5 tahun.3 Pada tahun 1992, the Centers for Disease Control
Penularan infeksi HIV dari Ibu ke Anak merupakan penyebab utama infeksi HIV
pada anak usia di bawah 15 tahun. Sejak HIV menjadi pandemic di dunia, diperkirakan
5,1 juta anak di dunia terinfeksi HIV. Hampir sebagian besar penderita tersebut tertular
melalui penularan dari ibu ke anak. Setiap tahun diperkirakan lebih dari 800.000 bayi
menjadi terinfeksi HIV akibat penularan dari ibu ke anak. Dan diikuti adanya sekitar
kasus HIV positif dan 5823 kasus AIDS dari 1 Januari 1987 s/d 31 maret 2006, dengan
jumlah kematian 1430 kasus.5 Sedangkan di Sulawesi Selatan menurut data terbaru yang
dilansir oleh Dinas Kesehatan bersama Komisi Penanggulangan AIDS Sulsel, selama 10
tahun terakhir penderita penyakit ini sudah mencapai 814 orang. 575 orang diantaranya
positif HIV dan 240 orang positif AIDS. 6 Penelitian yang dilakukan Yayasan Pelita Ilmu
2
pada 558 ibu hamil di daerah miskin di Jakarta, menunjukkan hasil sebanyak 16 orang
ETIOLOGI
sebagai human immunodeficiency virus, HIV-1 dan HIV-2. Pada tahun 1992 kebanyakan
kasus di seluruh dunia disebabkan oleh infeksi HIV-1. Infeksi HIV-2 endemik di Afrika
HIV adalah virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh manusia dan kemudian
menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang
bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut sel
Jumlah sel T-4 pada orang sehat secara umum berkisar antara 500-1200 per
mikroliter. Jika jumlah sel T-4 menurun di bawah 200, maka ia dapat dikatakan sudah
CARA PENULARAN
HIV dapat menular melalui 3 jalur :
Melalui hubungan seksual baik secara heteroseksual dan atau homoseksual dengan
Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada janin/bayinya saat intrauterin, partus dan
pasca persalinan.(menyusui).
Meningkatnya infeksi HIV pada anak adalah karena akibat penularan selama
perinatal (periode kehamilan, selama dan setelah persalinan). Lebih dari 90% AIDS pada
3
anak yang dilaporkan tahun 1994 terjadi karena transmisi dari ibu hamil ke anak.3
Di Indonesia sendiri transmisi perinatal berdasarkan pelaporan Ditjen PPM & PL Depkes
RI dalam triwulan Januari s/d Maret 2006 terdapat 2 kasus baru HIV dan 9 kasus baru
AIDS.5
Penularan HIV dari ibu ke bayi bisa terjadi melalui ASI. Angka kejadian
penularan dari ibu ke anak diperkirakan sekitar 20% - 30%. Penularan HIV dari ibu ke
Risiko penularan di negara berkembang sekitar 21% - 43%, ini lebih tinggi
dibandingkan risiko penularan di negara maju sekitar 14%-26%. Risiko infeksi penularan
terbanyak terjadi saat persalinan sebesar 18%, di dalam kandungan 6% dan pasca
dalam 48 jam pertama setelah kelahiran, selanjutnya tes minggu pertama menjadi posItif
dan bayi tidak menyusui Ibu. Selama persalinan bayi dapat tercemar darah atau cairan
servikovaginal ibu yang mengandung HIV melalui paparan trakeobronkial atau tertelan
Cara persalinan
KPD
Persalinan prematur
4
Penggunaan vakum atau forsep
Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum persalinan akan meningkatkan risiko
transmisi antepartum sampai dua kali lipat dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari 4
ASI diketahui banyak mengandung HIV dalam jumlah cukup banyak. Konsentrasi
median sel pada ibu yang terinfeksi HIV adalah 1 per 10 4 sel. Berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi risiko transmisi HIV melalui ASI antara lain mastitis atau luka di puting
susu, lesi di mukosa mulut bayi, prematuritas dan respon imun bayi.4,8,9
meningkatkan transmisi HIV 0,7% pada usia 0 sampai 5 bulan, 0,6% pada usia
Diagnosis
Imunoglobulin G (IgG) tidak dapat dipakai untuk mendiagnosis HIV pada bayi di bawah
usia 18 bulan. Hal ini disebabkan karena masih ditemukannya IgG anti HIV ibu yang
melewati plasenta di darah bayi, bahkan kadang hingga usia 24 bulan. Sedangkan IgA
dan IgM anti HIV tidak dapat melalui plasenta sehingga dapat dijadikan konfirmasi
diagnosis bila ditemukan pada bayi. Namun sensitifitas kedua pemeriksaan tersebut
5
Pemeriksaan yang bisa dilakukan pada usia di bawah usia 18 bulan adalah
pemeriksaan kultur HIV, tehnik PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi
DNA atau RNA HIV dan deteksi antigen p24. Infeksi HIV pada bayi di bawah 18 bulan
dapat ditegakkan bila dua sampel dari dua kali pemeriksaaan yang berbeda dengan kultur,
DNA HIV atau RNA HIV menunjukkan hasil positif. Infeksi HIV bisa disingkirkan bila 2
Pemeriksaan dengan PCR atau kultur virus dapat dilakukan sejak lahir dan usia
1 atau 2 bulan. Jika dengan PCR kultur virus positif, maka pemeriksaan harus diulang
segera untuk konfirmasi sebelum diagnosis HIV dibuat. Bila hasil PCR atau kultur virus
dilakukan saat lahir dan usia 1-2 bulan tidak menunjukkan hasil positif dan bayi tidak
PENCEGAHAN
WHO dan PBB merekomendasikan empat kerangka strategi jangka panjang untuk
mencegah transmisi HIV dari ibu ke Janin/bayinya. Adapun ke empat kerangka strategi
4. Memberikan perhatian kepada ibu yang terinfeksi HIV, bayi dan keluarganya.
6
Memastikan keamanan persediaan darah
Pencegahan HIV pada wanita, terutama pada wanita muda dan pasangannya
adalah jalan yang terbaik untuk menjamin bahwa penularan sekunder ke bayi tidak
terjadi. Mayoritas infeksi HIV di seluruh dunia terjadi pada penduduk muda yang berusia
10-24 tahun. Diantara kelompok ini anak perempuan dan wanita muda tercatat paling
banyak mendapat infeksi baru dan mayoritas wanita yang memeriksakan kehamilannya
pada klinik MCH (Maternal and child health) berusia 15-24 tahun.8
Cara lain dalam pencegahan primer infeksi HIV adalah intervensi dengan skala luas
terhadap sexual transmitted infection (STI). Seperti diketahui bahwa STI memiliki
penanganan STI melalui pengobatan dan promosi pemakaian kondom terhadap pekerja-
pekerja seksual.8
pengambilan keputusan
7
Upaya PMTCT (Prevention of mother-to-child transmission) berfokus hampir
semata-mata pada pencegahan transmisi dari wanita hamil yang positif menderita HIV.
Pendekatan ini diambil sebagai akibat tidak berhasilnya penggunan kontrasepsi dalam hal
wanita yang positif terinfeksi HIV. Karena kehamilan yang tidak diharapkan berjumlah
lebih dari 50% pada semua kelahiran dibeberapa negara, kontrasepsi merupakan hal yang
kelahiran.
menyusui bayinya).
Penelitian dan pengalaman yang telah terbukti aman, dapat dikerjakan dengan
mudah dan efektif untuk menurunkan transmisi HIV dari wanita hamil yang terinfeksi ke
Kemoprofilaksis antiretrovirus
Meskipun demikian, untuk keberhasilan dari intervensi ini, wanita hamil yang
terinfeksi HIV harus melakukan ANC dan atau pelayanan maternal dan dia harus
8
Dua pendekatan utama pada konseling dan tes HIV pada ANC yaitu : Opt-in dan
Opt-out.8,10
1. Yang dimaksud dengan optimal-in (Opt-in) yaitu testing HIV yang ditujukan pada
wanita hamil sebagai intervensi terpisah dari pelayanan ANC rutin dan harus
pelayanan ANC rutin dan harus dilakukan kecuali wanita tersebut menolak.
pemberian obat antiretroviral pada wanita selama hamil, persalinan dan kelahiran dan
Obat antiretroviral seperti Zidovudine (ZDV), Lamivudine (3TC) dan Niverapine (NVP)
telah diuji coba dan aman serta efektif saat digunakan tersendiri (ZDV atau NVP) atau
aman dan efektif tapi keberhasilannya tergantung dari kecepatan wanita tersebut
Protokol 076 dari Pediatric AIDS Clinical Trials Group (PACTG) tahun 1994.
Protokol ini memberikan Zidovudine (ZDV) oral 100 mg 5 kali sehari pada
kehamilan 14-34 minggu dan diteruskan selama kehamilan, pada saat persalinan
9
pemberian oral 2 mg/kgBB/6 jam ZDV pada bayi selama 6 minggu setelah
oral ZDV 300 mg 2 kali sehari pada 4 minggu terakhir masa kehamilan tanpa
9% pada 6 minggu, 16,5% setelah 3 bulan. Beberapa variasi lain protokol ini
Protokol HIVNET 012 yang dipakai di Uganda memberikan 200 mg oral NVP
pada saat persalinan dan 2 mg/kgBB oral pada bayi 48-72 jam setelah dilahirkan.
oral ZDV pada wanita saat persalinan dan pada bayi 1 minggu setelah
dilahirkan.8,13
melahirkan)
10
Dukungan dan konseling pemberian makanan pada bayi
Transmisi HIV postnatal melalui ASI pertama kali dilaporkan tahun 1985.
Diperkirakan 15-20% dari MTCT terjadi melalui pemberian ASI, dan akan terus
Penghentian pemberian ASI pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV
Hasil penelitian di Kenya menyatakan bahwa ibu yang terinfeksi HIV yang
menyusui mengalami mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak menyusui.8
sesarea elektif menurunkan transmisi HIV, meskipun demikian manfaat seksio sesarea
Seksio sesarea tidak memberikan keuntungan tambahan pada ibu dengan muatan
virus (viral loads) < 1000 /ml dan CD4 > 500/l.8
11
Penelitian yang dilakukan di Malawi mengenai pembilasan vagina dengan
chlorhexidine dilaporkan menurunkan MTCT, hal ini berlaku hanya pada ketuban
D. Kerangka 4. Memberikan perhatian kepada ibu yang terinfeksi HIV, bayi dan
keluarganya.8
Selain hal-hal tersebut diatas maka perlu pula dilakukan skrining pada ibu hamil
12
PMS
Pasangan sex risiko tinggi
Pasangan sex > 1
Pengguna Narkoba
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan Laboratorium
VL tidak terukur
Post partum :
ZDV oral sirup 2 mg/kgBB/dosis setiap 6 jam selama seminggu mulai saat usia 8-12 jam. Dosis ZDV
untuk bayi yang tidak toleransi terhadap pemberian oral adalah 1,5 mg/kgBB setiap 6 jam.
Monitoring status HIV, CD4, VL
Bayi diberikan PASI
Konseling alat kontrasepsi, perawatan bayi.
Ringkasan
13
Lebih dari 90% dari 2,5 juta anak-anak yang menderita HIV melalui ibunya
(MTCT). Mereka dapat terinfeksi pada saat kehamilan, persalinan , post partum, atau
melalui ASI. Tanpa intervensi untuk mencegah penularan dari ibu ke bayinya, dilaporkan
terjadi peningkatan MTCT 25-45% pada negara berkembang dan 15-25% pada negara
industri.
Adapun intervensi PMTCT adalah mengharuskan tes HIV sebagai bagian dari ANC,
pemberian kombinasi regimen obat antiretroviral, seksio sesarea elektif dan pembatasan
pemberian ASI hal-hal tersebut diatas terbukti dapat menurunkan angka MTCT.
DAFTAR PUSTAKA
14
1. ------, HIV/AIDS. Available from : http://www.fpnotebook.com/HIV51.htm.
2. Cunningham FG, Gant NF, Lereno KJ, Gilstrap III LC, Hanth JC, Wenstrom KD.
st
Editors. Infection. In : William obstetric. 21 ed. New York: Mc Graw-Hill;
2001.p.1498-1504
3. Beers MH, Berkow R. Human immunodeficiency virus infection. In: The Merck
th
Manual of Diagnosis and Theraphy. 17 ed. West Point: Merck and co;1999.
p.1312-23
20nd, 2006.
15
10. ------, Reducing HIV Transmission from HIV-positif women to their infant.
21st,2006
16