You are on page 1of 10

RANGKUMAN PJBL

(SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS)


SLE

Dosen Pembimbing :
Dr. Titin Andri, S.Kp., M.Kes
Ns. Ika Setyo Rini, M.Kep

Oleh
KELOMPOK 7, 8, 9, 10, 11, 12

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
TAHUN 2015/2016
1. DEFINISI
1. SLE merupakan suatu penyakit jaringan ikat dimana terjadi peradangan kronis yang bisa
mengenai persendian, ginjal, kulit, selaput mukosa, dan bahkan dinding pembuluh darah.
(William, 2012)
2. SLE didefinisikan sebagai salah satu penyakit autoimun kronis, yang mana sistem imun
menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri,sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi dan
kerusakan jaringan.
3. Lupus adalah penyakit yang disebabkan sistem imun yang menyerang sel-sel jaringan organ
tubuh yang sehat. sistem imun yang terbentuk berlebihan. kelainan ini dikenal dengan
autoimunitas.

2. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data dari Lupus Foundation of America, jumlah penderita lupus di dunia berkisar
lima juta orang yakni ditemukan 14,6 sampai 50,8 per 100.000 orang penduduk
Perbandingan Odapus perempuan berbanding laki-laki hampir mencapai 90% : 10%
Mayoritas berasal dari kulit hitam, seperti bangsa Afrika, Asia, dan penduduk pribumi Amerika
SLE dapat menyerang semua usia mulai dari neonatal hingga pada lansia,namun penyakit ini
biasanya menyerang perempuan pada usia 15-45 tahun.

3. ETIOLOGI
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan
antibody yang berlebihan. Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen
dan sel jaringan tubuh sendiri.
Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. Diduga faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut
berperan pada patofisiologi SLE.

4. FAKTOR RESIKO
1) Faktor Rersiko Genetik
2) Faktor Resiko Hormon
3) Sinar Ultra Violet
4) Imunitas
5) Obat-obat tertentu
6) Infeksi
7) Stress

5. KLASIFIKASI
1. Discoid Lupus - organ tubuh yang terkena hanya bagian kulit.
Dapat dikenali dari ruam yang muncul dimuka, leher, dan kulit kepala, ruam di sekujur tubuh,
berwarna kemerahan, bersisik, kadang gatal.
2. Drug Induced Lupus yang timbul akibat efek samping obat
Lupus jenis ini baru muncul setelah odapus menggunakan jenis obat tertentu dalam jangka
waktu yang panjang. Salah satu obatnya yaitu hydralazine (untuk mengobati darah tinggi)
3. Sistemik Lupus Erythematosus
Lupus ini lebih berat dibandingkan discoid lupus, karena gejalanya menyerang banyak organ
tubuh atau system tubuh pasien lupus.
6. PATOFISIOLOGI

7. MANIFESTASI KLINIS
a. Manifestasi Konstitusional Kelelahan merupakan keluhan yang umum dijumpai pada penderita
SLE dan biasanya mendahului berbagai manifestasi klinis lainnya Demam sebagai salah satu
gejala konstitusional LES yang sulit dibedakan dari penyebab lain,biasanya tidak disertai
menggigil.
b. Manifestasi Muskuloskeletal Ditemukan poliartritis,kaku pagi, tendonitis juga sering terjadi
dengan akibat subluksasi sendi tanpa erosi sendi. Gejala lain yang dapat ditemukan berupa
osteonekrosis yang didapatkan pada 5-10% kasus dan biasanya berhubungan dengan terapi
steroid.
c. Manifestasi Kulit Kelainan kulit yang sering didapatkan pada LES adalah fotosensitivitas,
butterfly rash, ruam malar, lesi diskoid kronik, alopesia, panikulitis, lesi psoriaform,tanda-tanda
vaskulitis kulit, misalnya fenomena Raynaud, livedo retikularis, ulkus jari, gangren.
d. Manifestasi Kardiovaskular Kelainan kardiovaskular pada LES antara lain penyakit perikardial,
dapat berupa perikarditis ringan, efusi perikardial sampai penebalan perikardial,miokarditis yang
ditandai oleh takikardia, aritmia, interval PR yang memanjang, kardiomegali sampai gagal
jantung.
e. Manifestasi Paru-paru Batuk, sesak nafas ,pleuritis,efusi pleura atau kelainan respirasi lainnya.
f. Manifestasi Ginjal Hematuria mikroskopik dan/atau proteinuria
g. Manifestasi susunan saraf Migrain, neuropati perifer, sampai kejang dan psikosis
h. Manifesatasi gastrointestinal Hepatomegali, nyeri perut yang tidak spesifik, splenomegali,
peritonitis aseptik, vaskulitis mesenterial, pankreatitis

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) ANA (Anti Nucler Antibody)
2) Anti dsDNA (Double Stranded)
3) Antibodi Anti-s (Smith)
4) Anti-RNP (Ribonukleoprotein)
5) Komplemen C3,C4 dan CH50 (Komplemen Hemolitik)
6) Tes Sel LE
7) Anti ssDNA (Single Stranded)

9. PENATALAKSANAAN
Edukasi dan Konseling dengan tujuan agar para pasien dapat hidup mandiri.Edukasi berupa:
perubahan fisik yang akan dialami, perjalanan penyakit, cara mencegah dan mengurangi
kekambuhan memperhatikan jika terjadi infeksi, dan perlunya pengaturan diet
Pengaturan kehamilan ,karena kehamilan juga dapat mencetuskan eksaserbasi akut LES dan
memiliki risiko tersendiri terhadap fetus
Program Rehabilitasi: istirahat yang cukup, sering melakukan terapi fisik, terapi dengan
modalitas, kemudian melakukan latihan ortotik, dan lain-lain.
Terapi Medikasi
1) NSAID ( Non Steroid Anti-Inflamation Drugs) untuk mengendalikan gejala SLE pada tingkatan
yang ringan, seperti menurunkan inflamasi dan rasa sakit pada otot, sendi dan jaringan lain.
Contoh obat : aspirin, ibuprofen, baproxen dan sulindac
2) Kortikosteroid: Penggunaan kortikosteroid dapat dilakukan secara oral, injeksi pada sendi,
dan intravena. Contoh : Metilprednisolon.
3) Antimalaria,contoh obat: hydroxychloroquinon dan kloroquin.Obat antimalaria efektif untuk
SLE dengan gejala fatique, kulit, dan sendi.
4) Immunosupresan:berfungsi untuk menekan sistem imun tubuh. Contoh obat: azathioprine
(imuran), mycophenolate mofetil (MMF), methotrexate, cyclosporine, cyclophosphamide,
dan Rituximab.

10. KOMPLIKASI
Serangan pada ginjal
- (Kelainan ginjal ringan (infeksi ginjal)
- Kelainan ginjal berat (gagal ginjal)
- Kebocoran ginjal (protein terbuang secara berlebih melalui urin)
Serangan pada jantung dan paru (Pleuritis,Pericarditis,Efusi Pleura,Efusi pericard,Radang otot
jantung (Miocarditis),Gagal jantung,Perdarahan Paru)
Serangan sistem saraf
- Sistem Saraf Pusat (Cognitive Disfunction,Sakit kepala pada lupus,Sindrom
Antiphospholipid,Sindrom Otak,Fibromyalgia
- Sistem saraf Tepi (Mati rasa atau kesemutan pada ekstremitas)
- Sistem Saraf Otonom (Gangguan suplai darah ke otak dapat menyebabkan kerusakan
jaringan otak, sel-sel otak, kerusakan otak permanen,stroke)
Serangan pada kulit
- Lesi parut berbentuk koin,Alopecia,vaskulitis.
Serangan pada sendi dan otot:radang otot dan sendi
Serangan pada mata
Serangan pada hati
Serangan pada darah(Anemia,Trombositopenia,Gangguan pembekuan,Limfositopenia)
11. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
a) Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala
sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku,
demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri
pasien.
b) Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
c) Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura. Lesi eritematous
papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung
jari tangan, siku, jari, kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tanga.
d) Sistem musculoskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan, dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
e) Sistem integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal
hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
f) Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
g) Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura
di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral
tangan dan berlanjut nekrosis.
h) Sistem Renal
Edema dan hematuria.
i) Sistem saraf
j) Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, ataupun manifestasi SSP
lainnya.
2) Masalah Keperawatan
A. Nyeri
B. Keletihan
C. Gangguan integritas kulit
D. Kerusakan mobilitas fisik
E. Gangguan citra tubuh

3) Intervensi
A. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan.
Tujuan : perbaikan dalam tingkat kennyamanan
NOC : Pain Kontrol
1. Melaporkan Nyeri Frekuensi nyeri
2. Panjangnya episode nyeri
3. Ekspresi nyeri lisan
4. Ekspresi wajah saat nyeri
5. Melindungi bagian tubuh yang nyeri
Intervensi (NIC)
- Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan (kompres panas
/dingin; masase, perubahan posisi, istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai;
teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian)
- Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan.
- Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap
penatalaksanaan nyeri
- Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat
kronik penyakitnya.
- Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa
nyeri sering membawanya kepada metode terapi yang belum terbukti manfaatnya.
- Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk
memakai metode terapi yang belum terbukti manfaatnya.
- Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri.
B. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, otot, rasa nyeri
pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik.
Tujuan : mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang optimal.
NOC : Mobility level
1) Rahang Leher
2) Jari kanan
3) Jari kiri
4) Ibu jari kanan
5) Ibu jari kiri
6) Pergelangan kanan
7) Pergelangan kiri
8) Siku kanan
9) Siku kirI
Intervensi (NIC)
- Dorong verbalisasi yang berkenaan dengan keterbatasan dalam mobilitas.
- Kaji kebutuhan akan konsultasi terapi okupasi/fisioterapi :
1) Menekankan kisaran gherak pada sendi yang sakiT
2) Meningkatkan pemakaian alat Bantu
3) Menjelaskan pemakaian alas kaki yang aman.
4) Menggunakan postur/pengaturan posisi tubuh yang tepat.
- Bantu pasien mengenali rintangan dalam lingkungannya.
- Dorong kemandirian dalam mobilitas dan membantu jika diperlukan.
1) Memberikan waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas
2) Memberikan kesempatan istirahat sesudah melakukan aktivitas.
3) Menguatkan kembali prinsip perlindungan sendi
C. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan
kompleks imun.
Tujuan : pemeliharaan integritas kulit.
NOC : Tissue Integrity: Skin & Mucous Membranes
1) Tidak ada eritema pada kuliT
2) Tekstur dan ketebalan jaringan normal
3) Perfusi jaringan normal
4) Tidak ada tanda atau gejala infeksi
5) Tidak ada lesi
6) Tidak terjadi nekrosis
Intervensi (NIC)
- Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi
- Hilangkan kelembaban dari kulit
- Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya sedera termal akibat penggunaan
kompres hangat yang terlalu panas.
- Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.
- Kolaborasi pemberian NSAID dan kortikosteroid.
D. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisaik serta
psikologis yang diakibatkan penyakit kronik.
Tujuan : mencapai rekonsiliasi antara konsep diri dan erubahan fisik serta
psikologik yang ditimbulkan penyakit.
NOC : Self esteem
1) Dapat menerima kekurangan pada diri sendiri
2) Dapat membuka komunikasI
3) Menerima kritik yang membangun
4) Dapat mempertahankan kontak mata
5) Dapat merasakan akan kelayakan dirI
6) Dapat mempertahankan postur tubuh dengan tegak
Intervensi :
- Bantu pasien untuk mengenali unsur-unsur pengendalian gejala penyakit dan
penanganannya.
- Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa takut
1) Membantu menilai situasi sekarang dan menganli masahnya.
2) Membantu menganli mekanisme koping pada masa lalu.
3) Membantu mengenali mekanisme koping yang efektif

You might also like