You are on page 1of 14

Perbandingan Peningkatan Tekanan Intraokular pada Pasien Post Operasi

Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular dibandingkan dengan Fakoemulsifikasi di


AMC Yogyakarta pada Tahun 2011 -2012

The Comparison of Intraocular Pressure in Postoperative Extracapsular Cataract


Extraction Compared Patients and Phacoemulsification Patients at AMC
Yogyakarta in 2011 - 2012

Aliqa Citra Septiani1, Yunani Setyandriana2


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2Departemen Mata, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT

Extra capsular cataract extraction (ECCE) is a method of cataract surgery


by removing the part of posterior lens capsul for the implantation of intraocular
lens. Phacoemulsification on the other hand is a technique of cataract surgery with
minimal suture using ultrasonic vibrator to crush the hard nucleus. Both methods
are commonly used for cataract treatment, yet they may result in the complication.
One of the complication is increasing the intraocular pressure which the risk is
occured secondary glaucoma.

The subjects were the patients who underwent extra capsular cataract
extraction and phacoemulsification in 2011 - 2012 at the Eye Clinic AMC of
Yogyakarta. There were 26 patients involved in the study. They were divided into
2 groups, 1 group underwent extracapsular cataract extraction and another group
patients phacoemulsification. The patients of each group were examined for the
change of intraocular pressure see if the complication of secondary glaucoma
occured.

Independent Samples Test showed the comparison of increased intraocular


pressure was not significant between extra capsular cataract extraction and
phacoemulsification (p = 0,053).

Keyword : ECCE Phacoemulsification IOP

1
ABSTRAK
Ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK) adalah metode operasi katarak
dengan meninggalkan bagian posterior kapsul lensa untuk implantasi lensa
intraokular. Sedangkan fakoemulsifikasi adalah teknik operasi katarak dengan
jahitan minimal yang menggunakan vibrator ultrasonik untuk menghancurkan
nukleus yang keras. Kedua metode itu biasa digunakan untuk terapi katarak
namun dapat menimbulkan komplikasi, salah satu komplikasinya adalah
peningkatan tekanan intraokular yang berisiko menjadi glaukoma sekunder.

Subjek penelitian adalah pasien yang menjalani operasi ekstraksi katarak


ekstrakapsular dan fakoemulsifikasi pada tahun 2011 - 2012 di Klinik Mata AMC
Yogyakarta. Dari data penelitian didapatkan jumlah keseluruhan pasien yang
menjalani kedua operasi tersebut sebanyak 26 pasien. Sampel dikelompokkan
menjadi 2 kelompok, yaitu 1 kelompok pasien ekstraksi katarak ekstrakapsular
dan 1 kelompok pasien yang menjalani operasi fakoemulsifikasi. Tiap kelompok
dilihat perkembangannya tiap kali kontrol dengan melihat perubahan tekanan
intraokular (TIO) untuk menentukkan apakah terjadi komplikasi glaukoma
sekunder.

Hasil analisis dari Independent Samples Test menunjukkan tidak adanya


perbandingan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan antara post operasi
ekstraksi katarak ekstrakapsular dengan fakoemulsifikasi (p = 0,953).

Kata kunci : EKEK- Fakoemulsikasi - TIO

2
Pendahuluan Fakoemulsifikasi adalah

teknik operasi katarak dengan jahitan


Ekstraksi katarak
minimal yang menggunakan vibrator
ekstrakapsular adalah metode operasi
ultrasonik untuk menghancurkan
katarak dengan meninggalkan bagian
nukleus yang keras3.Ukuran insisi untuk
posterior kapsul lensa untuk implantasi
memasukkan lensa intraokular yang
lensa intraokular1. Penanaman lensa
dapat dilipat (foldable intraocular lens)
intraokular merupakan bagian dari
adalah 3 mm. Jika digunakan lensa
prosedur ekstraksi katarak
intraokular yang kaku, insisi perlu
ekstrakapsular. Insisi dibuat pada
dilebarkan hingga sekitar 5 mm.
limbus atau kornea perifer, bagian
Keuntungan-keuntungan yang didapat
superior atau temporal. Dibuat sebuah
dari tindakan bedah insisi kecil adalah
saluran pada kapsul anterior dan
kondisi intraoperasi lebih terkendali,
nukleus serta korteks lensanya diangkat.
menghindari penjahitan, perbaikan luka
Tahap selanjutnya adalah lensa
yang lebih cepat dengan derajat distorsi
intraokular ditempatkan pada kantung
kornea yang lebih rendah, dan
kapsular yang sudah kosong, disangga
mengurangi peradangan intraokular
oleh kapsul posterior yang utuh. Pada
pascaoperasi2.
ekstraksi katarak ekstrakapsular bentuk

ekspresi nukleus, nukleus lensa Salah satu komplikasi dari

dikeluarkan dalam keadaan utuh, tetapi bedah katarak ini adalah peningkatan

prosedur ini memerlukan insisi yang tekanan intraokular. Peningkatan

relatif besar. Korteks lensa disingkirkan tekanan intraokular merupakan faktor

dengan penghisapan manual atau risiko terjadinya glaukoma. Peningkatan

otomatis 2. tekanan intraokular ini diberi nama

3
Healon-block glaucoma karena aliran trabekula, dan obat-obatan yang

dari cairan akueous yang terhalangi oleh meningkatkan resistensi jaringan.

molekul viskoelastik yang besar4. Glaukoma sekunder juga dapat

disebabkan oleh trauma tumpul mata


Kelainan mata glaukoma
yang merusak sudut7.
ditandai dengan meningkatnya tekanan

bola mata, atrofi papil saraf optik, dan Bahan dan Cara

menciutnya lapang pandang. Penyakit Subjek penelitian dalam


yang ditandai dengan peninggian penelitian ini adalah pasien di Klinik
tekanan intraokular ini disebabkan oleh
Mata AMC Yogyakarta yang menjalani
bertambahnya produksi cairan mata operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular
oleh badan siliar dan berkurangnya dan fakoemulsifikasi pada tahun 2011 -
pengeluaran cairan mata di daerah sudut 2012 dengan total pasien 26 orang.
bilik mata atau di celah pupil5. Pasien dibagi dalam dua kelompok,

Glaukoma yang disebabkan kelompok yang menjalani operasi

oleh karena operasi katarak atau sebab ekstraksi katarak ekstrakapsular dan

lain disebut glaukoma sekunder6. Pada fakoemulsifikasi. Kriteria yang

glaukoma sekunder tekanan intraokular digunakan untuk menentukan kejadian

biasanya meningkat karena komplikasi peningkatan tekanan

tersumbatnya jalinan trabekula. Jalinan intraokular adalah dengan melihat

trabekula dapat tersumbat oleh darah angka TIO (tekanan intraokular) mata

setelah trauma tumpul, sel-sel radang pasien setelah operasi tersebut.

(uveitis), pigmen dari iris, deposisi Penelitian dilakukan dengan

bahan yang dihasilkan oleh epitel lensa, mencatat data lengkap pasien mulai dari

iris dan badan siliar pada jalinan nama, umur, jenis kelamin, TIO

4
sebelum operasi, kemudian dicatat jenis Hasil pengambilan data dari

operasi yang dilakukan serta follow up rekam medis diperoleh beberapa hasil.

tiap kunjungan ke rumah sakit guna Jumlah operasi ekstraksi katarak

melihat perkembangan hasil operasi. ekstrakapsular dan fakoemulsifikasi di

Klinik Mata AMC Yogyakarta


Hasil Penelitian
diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah Operasi Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular dan


Fakoemulsifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin di Klinik Mata AMC
Yogyakarta pada Tahun 2011 2012

Jenis Operasi Ekstraksi Katarak Operasi

Kelamin Ekstrakapsular (orang) Fakoemulsifikasi (orang)

Pria 2 9

Wanita 2 13

Jumlah 4 22

Tabel di atas menyimpulkan menunjukkan bahwa pada tahun

hanya 4 orang yang melakukan 2011 2012 operasi

operasi ekstraksi katarak fakoemulsifikasi lebih banyak

ekstrakapsular dan 22 orang daripada operasi ekstraksi

orang yang melakukan operasi katarak ekstrakapsular.

fakoemulsifikasi. Tabel ini juga

5
Tabel 2 Perbandingan Usia dengan Jenis Kelamin Pasien yangMenjalani
Operasi Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular dan Fakoemulsifikasi di Klinik
Mata AMC Yogyakarta pada Tahun 2011 2012

Usia
Pria (orang) Wanita (orang) Jumlah (orang)
(tahun)

40 49 2 0 2

50 59 1 4 5

60 69 5 6 11

70 -79 0 5 5

80 89 3 0 3

Jumlah 11 15 26

Tabel di atas bahwa orang yang banyak

menyimpulkan ada 26 orang menjalani operasi adalah wanita

yang menjalani operasi ekstraksi dengan rentang usia 60 69

katarak ekstrakapsular dan tahun dan paling sedikit

fakoemulsifikasi dengan 11 menjalani operasi adalah pria

orang pasien pria dan 15 pasien dengan rentang usia 50 59

wanita. Hal ini menunjukkan tahun.

6
Tabel 3 Tekanan Intraokular Pre dan Post Operasi Ekstraksi Katarak
Ekstrakapsular dan Fakoemulsifikasi di Klinik Mata AMC Yogyakarta
pada Tahun 2011 2012

Pre Operasi Post Operasi


TIO (mmHg)
(orang) (orang)

<10 2 3

10 20 23 21

>20 1 2

Tabel diatas menyimpulkan katarak ekstrakapsular dan

bahwa tekanan intraokular pre fakoemulsifikasi paling banyak

dan post operasi ekstraksi antara 10 20 mmHg.

Tabel 4 Rata rata Tekanan Intraokular Pre dan Post Operasi Ekstraksi
Katarak Ekstrakapsular di Klinik Mata AMC Yogyakarta pada Tahun
2011 2012

Rata rata TIO Pre Operasi Rata rata TIO Post Operasi
(mmHg) (mmHg)

14,5 15,6

Tabel diatas menyimpulkan rata tekanan intraokular post

rata rata tekanan intraokular operasi ekstraksi katarak

pre operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular adalah 15,6

ekstrakapsular adalah 14,5 mmHg.

mmHg dan menyimpulkan rata

7
Tabel 5 Rata rata Tekanan Intraokular Pre dan Post Operasi
Fakoemulsifikasi di Klinik Mata AMC Yogyakarta pada Tahun 2011
2012

Rata rata TIO Pre Operasi Rata rata TIO Post Operasi
(mmHg) (mmHg)

14,8 14,9

Tabel diatas menyimpulkan menyimpulkan rata rata

rata rata tekanan intraokular tekanan intraokular post operasi

pre operasi fakoemulsifikasi fakoemulsifikasiadalah 14,9

adalah 14,8 mmHg dan mmHg.

Tabel 6 Rata rata Tekanan Intraokular Post Operasi Ekstraksi Katarak


Ekstrakapsular dan Fakoemulsifikasi di Klinik Mata AMC Yogyakarta pada
Tahun 2011 2012

Total Sampel Rata rata TIO


SD
(orang) (mmHg)

26 0,9154 7,50257

Tabel di atas bisa pada 26 pasien sebesar 0,9154

menyimpulkan rata rata mmHg.

perubahan tekanan intraokular

8
Tabel 7 Perbandingan Tekanan Intraokular Post Operasi Ekstraksi
Katarak Ekstrakapsular dibandingkan Fakoemulsifikasi di Klinik Mata
AMC Yogyakarta pada Tahun 2011- 2012

Jenis Operasi Peningkatan Penurunan Nilai p

Tekanan Tekanan

Intraokular Intraokular

Ekstraksi Katarak 2 orang 2 orang

Ekstrakapsular 0,953

Fakoemulsifikasi 16 orang 6 orang

Jumlah 18 orang 8 orang

Tabel di atas menyimpulkan hasil analisis data SPSS menggunakan

bahwa peningkatan tekanan intraokular Independent Samples Test diperoleh

pada pasien post operasi ekstraksi nilai p 0,953 (>0,05) berarti tidak

katarak ekstrakapsular dibandingkan signifikan.

fakoemulsifikasi adalah sama karena

Diskusi fakoemulsifikasi adalah 26 orang dan

18 diantaranya mengalami peningkatan


Hasil data yang diambil dari
tekanan intraokular (2 orang yang telah
Klinik Mata AMC Yogyakarta pada
menjalani operasi ekstraksi katarak
tahun 2011-2012, didapatkan pasien
ekstrakapsular dan 16 orang yang telah
yang menjalani operasi ekstraksi
menjalani operasi fakoemulsifikasi) ,
katarak ekstrakapsular dan
meskipun masih dalam batas normal.

9
Hal tersebut sesuai dengan penelitian disebut dengan nama Healon-block

yang diteliti oleh J. Y. Kim, M-W Jo, glaucoma. Inflamasi, pendarahan, dan

S.C. Brauner, Z. Ferrufino-Ponce, R. deformasi mekanik dari struktur sudut

Ali, S. L. Cremer, dan B. An Henderson mata sebelum atau selama operasi yang

(2011)4 yang meneliti Peningkatan bisa menjadi penyebab awal kenaikan

Tekanan Intraokular pada Hari Pertama tekanan intraokular4.

Post Operasi Katarak. Hasil Pembentukan dan aliran

penelitiannya menyatakan bahwa pasien cairan akueous secara normal adalah

yang tekanan intraokular 23mmHg sebagai berikut : Cairan akueous

sebanyak 22%. Hasil itu juga sesuai diproduksi oleh corpus ciliare. Setelah

dengan textboook Ilyas (2010)5 yang memasuki bilik mata belakang, cairan

menyatakan bahwa glaukoma sekunder akueous melalui pupil dan masuk ke

yang ditandai dengan peningkatan bilik mata depan kemudian ke perifer

tekanan intraokular bisa disebabkan menuju sudut bilik mata depan. Terjadi

oleh tindakan operasi dan pada textbook juga pertukaran diferensial komponen

Soekardi dan Hutauruk (2004)8 yang komponen akueos dengan darah di iris2.

menyatakan bahwa operasi Penelitian ini menunjukkan

fakoemulsifikasi bisa menyebabkan bahwa pada zaman sekarang metode

peningkatan tekanan intraokular yang operasi katarak yang sering dilakukan

berlangsung dalam waktu 6 24 jam adalah fakoemulsifikasi. Pemilihan

post operasi yang berisiko terjadinya metode ini dilakukan karena pada

glaukoma sekunder karena aliran dari fakoemulsifikasi insisisi yang dilakukan

cairan akueous yang terhalangi oleh lebih kecil dibandingkan ekstraksi

molekul viskoelastik yang besar dan katarak ekstrakapsular sehingga waktu

10
penyembuhan pun lebih cepat. memperbaiki penglihatan2. Pasien yang

Keuntungan lain dari fakoemulsifikasi mengalami perdarahan vitreus sudah

adalah kondisi intraoperasi yang lebih ditangani perdarahan vitreusnya dengan

terkendali, menghindari penjahitan, dan bed rest dan pemberian penurun

mengurangi peradangan intraokular tekanan intraokular dan setelah

pascaoperasi2. perdarahan reda dilakukan laser pada

Pada penelitian ini retinanya. Hasilnya tekanan intraokular

mendapatkan hasil ada 2 orang dengan pasien berhasil diturunkan dan

tekanan intraokular >20 mmHg. Salah penglihatan pasien berangsur membaik.

satu pasien yang tekanan intraokularnya Pada penelitian ini dapat

>20 mmHg adalah pasien yang menyimpulkan adanya pengaruh dari

memiliki penyakit diabetes melitus dan operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular

setelah operasi pasien mengalami dan fakoemulsifikasi terhadap

perdarahan vitreus. Perdarahan vitreus peningkatan tekanan intraokular yang

ini berasal dari neovaskularisasi retina merupakan salah satu faktor risiko

yang pecah secara spontan. Pasien terjadinya glaukoma sekunder, tetapi

seperti ini harus ditangani secara agresif tidak ada perbedaan yang signifikan

dengan tindakan laser mata terhadap peningkatan tekanan

fotokoagulasi panretina. Jika darah intraokular post operasi ekstraksi

menghalangi visualisasi retina, katarak ekstrakapsular dan

pemeriksaan ultrasonografi harus fakoemulsifikasi. Kriteria yang

dilakukan untuk menyingkirkan digunakan adalah melihat tekanan

kemungkinan ablatio retinae traksional intraokular pada rekam medis pasien.

dan dilakukan vitrektomi untuk Hasil pada rekam medis itu merupakan

11
hasil pengukuran tekanan intraokular 14,5 mmHg dan post operasi

menggunakan tonometri non contact. ekstraksi katarak ekstrakapsular

Rentang tekanan intraokular normal adalah 15,6 mmHg.

adalah 10 20 mmHg. Pada usia lanjut, 3. Rata rata tekanan intraokular

rerata tekanan intraokularnya lebih sebelum operasi

tinggi sehingga batas atasnya adalah 24 fakoemulsifikasi adalah 14,8

mmHg2. mmHg dan post operasi

fakoemulsifikasi adalah 15,6

mmHg.

Kesimpulan 4. Rata rata perubahan tekanan

intraokular post operasi


Hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai ekstraksi katarak ekstrakapsular
berikut :
adalah 0,9154 mmHg.
1. Didapatkan 4 pasien yang
5. Rata rata perubahan tekanan
menjalani operasi ekstraksi
intraokular post operasi
katarak ekstrakapsular dan 22
fakoemulsifikasi adalah 0,9154
pasien yang menjalani
mmHg.
fakoemulsifikasi di Klinik Mata
6. Dari hasil analisis SPSS
AMC Yogyakarta pada tahun
menggunakan Independent
2011 2012 yang terbanyak
Samples Test didapatkan nilai p
adalah wanita dengan rentang
= 0,953 (>0,05 adalah tidak
usia 60 69 tahun.
signifikan).
2. Rata rata tekanan intraokular

sebelum operasi ekstraksi Saran

katarak ekstrakapsular adalah

12
1. Perbaikan kelengkapan 3. Bekker, Mary. (2013).

pencatatan medik. Phacoemulsification for

2. Penelitian dilakukan secara Cataracts. Cataract Surgery.

periodik sebagai pemantauan Diaskes 5 April 2013, dari

selanjutnya. http://www.surgeryencyclopedia

3. Penelitian tidak hanya dilakukan .com/Pa-St/Phacoemulsification-

di satu rumah sakit tetapi for-Cataracts.html

melibatkan rumah sakit lainnya 4. Kim, J.Y., M-W Jo, Brauner,

sebagai perbandingan. S.C., Ferrufino, Z., Ali, R.,

Cremers, S. L.,et al. (2011).

Daftar Pustaka Increased Intraocular Pressure

On The First Post Operative Day


1. Frey, Rebecca. (2013).
Following Resident-Performed
Extracapsular Cataract
Cataract Surgery. Eye, 25(7),
Extraction. Cataract Surgery.
929936.
Diaskes 5 April 2013, dari
5. Ilyas, Sidarta. (2010). Ilmu
http://www.surgeryencyclopedia
Penyakit Mata Edisi Ketiga.
.com/Ce-Fi/Extracapsular-
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Cataract-Extraction.html
Kedokteran Universitas
2. Riordan-Eva, Paul, Whitcher,
Indonesia.
John P. (2010). Vaughan &
6. Ilyas, Sidarta, dkk. (2008). Sari
Asbury Oftalmologi Umum Edisi
Ilmu Penyakit Mata. Jakarta:
17 (Brahm U.pendit,
Balai Penerbit Fakultas
penerjemah). Jakarta: EGC

(Buku asli diterbitkan 2008)

13
Kedokteran Universitas 8. Hutauruk, Johan A. (2004).

Indonesia. Transisi Menuju

7. James, B dkk. (2006). Lecture Fakoemulsifikasi: Langkah-

Notes Oftalmologi Edisi 9. (Asri langkah Menguasai Teknik dan

Dwi Rachmawati, penerjemah). Menghindari Komplikasi.

Jakarta: Erlangga. (Buku asli Jakarta: Granit.

diterbitkan 2003).

14

You might also like