You are on page 1of 10

TUGAS MATA KULIAH

Perencanaan Tata Ruang Tata Wilayah


(GPW 4201 )

Analisis Peraturan Daerah Prov. DKI Jakarta Nomor 1 Tahun


2012 Tentang Tata Ruang Wilayah

Disusun Oleh:

Nama : Ratu Belladina Kismawardani


NIM : 14/364966/GE/07756
Prodi : Pembangunan Wilayah
Dosen Pengampu : Dr. Luthfi Mutaali M.Si

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017
PERATURAN DAERAH PROV. DKI JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2012

Isi Rencana
Wilayah
Tata Ruang
Kawasan Medan Merdeka; Kawasan Mangga Dua; Kawasan
Bandar Kemayoran; Kawasan Sentra Primer Tanah Abang;
Kawasan Dukuh Atas; Kawasan Segitiga Emas Setiabudi;
Kegiatan Primer Kawasan Manggarai; Kawasan Sentra Primer Barat; Kawasan
Sistem Sentra Primer Timur; Kawasan Tengah Pantura; dan Kawasan
Pusat Ekonomi Strategis Marunda.
Kegiatan
Kawasan Glodok; Kawasan Harmoni; Kawasan Senen;
Kawasan Jatinegara; Kawasan Kelapa Gading; Kawasan Blok
Kegiatan Sekunder
M; Kawasan Grogol; dan Pulau Pramuka.

Koridor Antasari-Blok M, Kampung Melayu-Tanah Abang,


Kapten Tendean-Ciledug, Pasar Minggu-Manggarai.
Transportasi Darat Dermaga Muara Angke; dermaga Marina Ancol; dan dermaga
di Kawasan Reklamasi Pantura.

Jaringan Mass Rapid Transit (MRT) lintas Lebak Bulus -


FatmawatiDukuh Atas-Bundaran Hotel Indonesia -
Kota/Kampung Bandan, lintas Timur Barat, dan lintas
penghubungnya; jaringan Light Rail Transit (LRT); jaringan
Kereta Lingkar Dalam Kota; jaringan Kereta Komuter
Struktur Sistem dan Transportasi Jabodetabek; jaringan Kereta menuju Bandara lintas
Ruang Jaringan Perkeretaapian
Manggarai-Bandara Soekarno Hatta; jaringan Kereta Api
Transportasi Barang pendukung Pelabuhan Tanjung Priok; penanganan
perlintasan sebidang kereta api; penanganan kawasan
permukiman ilegal di jalur kereta api.

Pelabuhan Tanjung Priok; pelabuhan Marunda; pelabuhan


Sunda Kelapa; pelabuhan Muara Baru; pelabuhan Muara
Transportasi Laut Angke; pelabuhan Kepulauan Seribu; dan pelabuhan
Kalibaru.

Transportasi Udara Bandara Soekarno-Hatta


Muara Sungai di Teluk Jakarta, Kawasan Kanal Banjir Barat
Prasarana Sumber
dan Timur, Das Ciliwung.
Daya Air
Sistem dan
Kawasan permukiman kumuh.
Jaringan Air Bersih
Sistem dan
Pulo Gebang (kawasan timur), Duri Kosambi (kawasan barat)
Jaringan Pengelolaan Air
dan kawasan selatan.
Utilitas Limbah
Kota
Pengelolaan Seluruh wilayah
Sampah
Sistem dan
Jaringan Energi
Sistem dan
Jaringan
Telekomunikasi
Kawasan cagar alam di kawasan Cagar Alam Pulau Bokor;
kawasan suaka margasatwa Pulau Rambut; dan kawasan
Kawasan hutan suaka margasatwa Muara Angke.
lindung; Taman Nasional Kepulauan Seribu; dan Taman Wisata Alam
(TWA) Angke Kapuk. awasan Kota Tua; kawasan Menteng;
Rumah Si Pitung.

Kawasan
perlindungan Kawasan resapan air di wilayah Selatan Jakarta dan daerah
daerah tangkapan air lainnya; dan
bawahannya; 13 (tiga belas) aliran sungai utama.

Kawasan Kawasan sempadan pantai;


perlindungan kawasan sempadan sungai dan kanal; dan
setempat Kawasan sekitar waduk/danau/situ.
Kawasan cagar alam di kawasan Cagar Alam Pulau Bokor;
Kawasan suaka
kawasan suaka margasatwa Pulau Rambut, kawasan suaka
alam
margasatwa Pulau Rambut.
Kawasan
Taman Nasional Kepulauan Seribu; dan
pelestarian alam
Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk
Fungsi
Pola Ruang
Lindung Kawasan Kota Tua;
Kawasan Menteng;
Rumah Si Pitung;
Kawasan cagar
Kawasan Kebayoran Baru.
budaya
Kawasan pemugaran bangunan, Kawasan Perkampungan
Budaya Betawi di
Situ Babakan dan lainnya.

Kawasan rawan gerakan tanah (rawan longsor), meliputi


sepanjang alur aliran bagian selatan kali Ciliwung,
Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Gongseng, Cibubur dan
Sunter; merupakan kawasan rawan abrasi, meliputi wilayah
sepanjang pantai Ancol, Tanjung Priok, Muara Kelapa, dan
Muara Tawar; dan merupakan kawasan rawan penurunan
Kawasan rawan
tanah, meliputi Jakarta Barat, di Cengkareng Barat, Meruya,
bencana
Kebun Jeruk dan Daan Mogot; Jakarta Utara, di Muara
Angke, Muara Baru, Pasar Ikan, dan Pantai Indah Kapuk;
Jakarta Pusat, di Gunung Sahari khususnya di utara, MH
Thamrin, dan Cikini; Jakarta Timur, di Gempol dan Kelapa
Gading; Jakarta Selatan, di Pondok Indah dan Kuningan.
Kawasan evakuasi bencana utama diarahkan di Kawasan
Monumen Nasional, Gelora Bung Karno Senayan, Ancol,
Kawasan Islamic Centre, Taman Mini Indonesia Indah,
Taman Margasatwa Ragunan, Hutan Kota Srengseng, Taman
Kawasan lindung
Kampung Sawah/Taman Catleya, Halim Perdana Kusuma,
geologi
Taman BMW, Kebon Pisang, TPU Tegal Alur, TPU Tanah
Kusir, kawasan pusat pemerintahan, kawasan pemakaman,
dan kawasan rekreasi lainnya.

kawasan peruntukan terbuka hijau budi daya;


kawasan peruntukan fungsi ibukota negara;
kawasan peruntukan permukiman;
kawasan peruntukan permukiman taman;
kawasan peruntukan perkantoran, perdagangan, dan jasa;
kawasan peruntukan pembangunan berorientasi angkutan
massal
(Transit Oriented Development/TOD);
Fungsi
. kawasan peruntukan pariwisata;
Budidaya
kawasan peruntukan pertanian;
kawasan peruntukan perikanan;
kawasan peruntukan pertambangan;
kawasan peruntukan industri dan pergudangan;
kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau;
kawasan peruntukan evakuasi bencana; dan
kawasan peruntukan sektor informal

Kawasan Sentra Primer Barat; kawasan Sentra Primer Timur;


kawasan Segitiga Emas Setiabudi; kawasan Manggarai;
Kawasan Strategis
kawasan Jatinegara; kawasan Bandar Kemayoran; kawasan
Kepentingan
Dukuh Atas; kawasan Mangga Dua; kawasan Tanah Abang;
Ekonomi
dan kawasan Ekonomi Strategis Marunda.

Kawasan Strategis
Kawasan Sepanjang Kanal Banjir Barat; Kawasan Sepanjang
Kepentingan
Kanal Banjir Timur; dan Kawasan Sepanjang Kali Ciliwung.
Lingkungan
Kawasan Strategis Kawasan Kota Tua; Kawasan Menteng; Kawasan Taman
Kawasan Kepentingan Sosial Ismail Marzuki (TIM); Kawasan Kebayoran Baru; dan
Kawasan
Strategis Budaya Kawasan Situ babakan.
Kawasan Strategis
Kepentingan
Kawasan Strategis Pantura ; pengembangan areal reklamasi
Ekonomi, Sosial
dan daratan pantai.
dan Buaya, dan
Lingkungan
Kawasan Medan Merdeka; Kawasan Tanjung Priok; Kawasan
Gelora Bung Karno/Senayan; dan Kawasan ASEAN.
Kawasan Khusus Kawasan Pertahanan dan Kemanan, meliputi : Kawasan
Mabes TNI Cilangkap, Kawasan Halim Perdanakusumah,
Kawasan Marinir Cilandak, Kawasan Kopassus Cijantung,
Kawasan Kementrian Pertahanan dan Keamanan, dan
Kawasan instalasi militer lainnya.
ANALISIS TUJUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

Tujuan RTRW Deskripsi Analisis Kesimpulan

Pertumbuhan Sebagai ibukota negara Indonesia, kota Jakarta tumbuh dominan diantara Pertumbuhan
Wilayah kota-kota lain yang terdapat di Indonesia. Hal tersebut juga dipengaruhi sosial ekonomi
faktor pemerintahan yang berpusat di kota Jakarta. Kemunculan kota yang tercapai, namun
tidak dilihat dari kondisi fisiknya akan tetapi juga dilihat dari letak lokasinya butuh revitalisasi
yang strategis, menjadikan kota Jakarta sebagai kota yang berkembang atau peremajaan
dengan pesat. Permukiman kemudian berkembang menjadi sebuah kota kota untuk
karena kebutuhan manusia semakin berkembang, dan dalam upaya Provinsi DKI
memenuhi kebutuhan sosialnya ini maka manusia mengorganisasikan dirinya Jakarta yang
dengan alam dan manusia lainnya sehingga tercapai sistem keteraturan yang sudah kehabisan
dapat memenuhi tuntutan kehidupannya. lahan hijau dan
Menurut sejarah, kota Jakarta terbentuk karena adanya pelabuhan pusat udara bersih.
perdagangan dunia yang ramai dari awal terbentuk hingga saat ini. Hal
tersebut menjadi faktor migrasi masuk ke dalam kota Jakarta (urbanisasi)
sangat tinggi. Perkembangan kota Jakarta yang pesat akibat kegiatan
ekonomi yang bersifat internasional menjadi daya tarik utama dengan
anggapan banyaknya lowongan pekerjaan yang tersedia di kota ini untuk
masyarakat luar kota Jakarta. Oleh karena itu pertumbuhan dan
perkembangan kota Jakarta mempengaruhi wilayah lain di sekitarnya, dalam
hal perubahan dan pertumbuhan daerah pinggiran kota yang signifikan.
Sistem pusat kegiatan di dalam peraturan daerah, di arahkan untuk
menunjang Jakarta sebagai Ibukota Negara, kota Jasa serta mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat sesuai arah pengembangan kota.
Pengembangan sistem dan jaringan transportasi darat dan perkeretaapian
menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan primer/sekunder dan atau antar
pusat kegiatan primer/sekunder dengan kota-kota di wilayah sekitar atau
antara pusat kegiatan primer/sekunder dengan bandar udara pengumpul
dengan skala pelayanan primer, sekunder, tersier dan pelabuhan dalam negeri
dan internasional dapat berada di permukaan, layang dan/atau bawah tanah.
Berdasarkan hasil kajian yang komprehensif dengan mempertimbangkan
kapasitas pelayanan lebih besar.
Pertumbuhan akan semakin pesat ketika kebutuhan masyarakat terlayani
melalui integritas berbagai macam sistem.
Namun, pertumbuhan ini tentunya terlalu mengfokuskan pada aspek sosial
ekonomi, status ekonomi seseorang berbanding lurus dengan status sosialnya.
Maka dari itu, banyak orang melupakan aspek lingkungan. Aspek lingkungan
yang dibahas dalam peraturan daerah membahas berbagai titik rawan
bencana, agar perilaku manusia di masa kini tidak menimbulkan kerusakan
alam di masa mendatang. Banjir merupakan salah satu contoh riil bahwa
bumi tetap harus terjaga.
Pemerataan Ketimpangan yang sangat besar terjadi, dalam skala lokal mungkin DKI Tidak tercapai
Wilayah Jakarta membantu daerah lain untuk berkembang namun tentunya ikut
terdampak kota megapolitan itu. Dalam skala regional, kab/kota lain ikut
berkembang karena permintaan DKI Jakarta yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan warganya. Namun secara nasional, ketimpangan sangat terasa
antara Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur. Dimana ada gula
disitu ada semut cukup mengilustrasikan betapa majunya daerah didekat
ibukota (pusat pemerintahan) dan yang jauh dari pusat pemerintahan. Maka
dari itu banyak kontroversi wacana pemindahan ibukota.
Keberlanjutan Berdasarkan perencanaan pembangunan jangka menengah yang telah Belum tercapai
Wilayah ditetapkan, DKI Jakarta sudah mengarah pada bentuk kota yang
berkelanjutan. Namun demikian, semua itu tergantung pada implementasi
perencanaan tersebut di lapangan.
Menurut Girardet (2004), kota berkelanjutan adalah kota yang
memungkinkan semua warganya memenuhi kebutuhannya dan
meningkatkan kesejahteraannya, tanpa menurunkan kondisi lingkungan alam
atau kehidupan orang lain, di masa kini dan di masa depan. Batasan ini
memang terlalu menyederhanakan seolah kota bisa hidup secara mandiri
tanpa keterkaitan dengan wilayah lain di sekitarnya.
Keberlanjutan suatu kota dengan demikian harus memperhatikan
keberlajutan wilayah-wilayah sekitar yang menjadi penopangnya. Misalnya,
keberlanjutan DKI Jakarta sangat tergantung juga kepada keberlanjutan
daerah-daerah sekitar yang menjadi sumber aliran sumberdaya kehidupan
baik air, pangan, maupun pengelolaan limbah.
Kerangka pikir kota DKI Jakarta yang berkelanjutan harus diletakkan dalam
konteks pembangunan kota DKI Jakarta dan daerah-daerah sekitarnya bukan
sebagai kota yang terisolasi dari wilayah-wilayah sekitarnya. Karena itu salah
strategi pembangunan yang dikembangkan yaitu pengembangan kerjasama
antar daerah merupakan strategi yang tepat untuk mendukung keberlanjutan
kota DKI Jakarta.

Bahan Bacaan:

Peraturan Daerah Prov. DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah

Materi-Materi Perkuliahan Topik Khusus Pembangunan Berkelanjutan dan


Perencanaan Tata Ruang Tata Wilayah.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2010 2014.

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013 2017.


Lampiran

You might also like