You are on page 1of 31

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 3 Tangerang Selatan


Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Metode Ilmiah, Hakekat Ilmu Kimia, Keselamatan dan
Keamanan Kimia di labolatorium dan Peranan Kimia
Alokasi Waktu : 3 X 3 X45 Menit

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3.1 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4.1


3.1 Memahami metode ilmiah, 4.1. Menyajikan hasil rancangan dan
hakikat ilmu Kimia, keselamat- hasil percobaan ilmiah
an dan keamanan Kimia di
laboratorium, serta peran kimia
dalam kehidupan
IPK dari KD3 IPK dari KD4
4.1.1 Merancang percobaan kimia sesuai
3.1.1. Menjelaskan pengertian ilmu metode ilmiah (fermentasi
kimia tempe/pemisahan campuran)
3.1.2. Menyebutkan produk-produk 4.1.2 Melakukan percobaan sesuai rancangan
kimia dalam kehidupan sehari- yang telah dibuat
hari 4.1.3 Mempresentasikan hasil percobaan
3.1.3. Menjelaskan konsep/prinsip
metode ilmiah dan cara
menggunakan keselamatan kerja
di laboratorium
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan mendorong peserta didik
untuk berpikir kritis terhadap maslah yang muncul disekitar peserta didik. pembelajaran ini
mengarahkan siswa untuk mencermati sekitar dan mencari solusi terhadap masalah yang muncul
dan memprediksikan permasalahan yang akan muncul serta solusi yang akan diberikan. Peserta
didik dituntut berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta mandiri dan bekerja sama dalam mencari
solusi dan menjadikan pembelajaran berguna bagi dirinya dan sekitarnya.

D. Materi Pembelajaran
1. Metode ilmiah
2. Hakikat ilmu Kimia
3. Keselamatan dan keamanan kimia di laboratorium
4. Peran Kimia dalam kehidupan

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan
Model : Problemt Based Learning (PBL)

F. Media Pembelajaran
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD, alat Lab, karton, alam sekitar

G. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.
2. Internet.
3. Buku/ sumber lain yang relevan.

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
IPK :
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari KD3.1 dari KD 4.1

3.1.1 Menjelaskan karakteristik ilmu


kimia
3.1.2 Menjelaskan ilmu kimia serta
peranannya dengan bidang lain.
3.1.3 Menjelaskan konsep/prinsip metode
ilmiah dan cara menggunakan
keselamatan kerja di laboratorium
Pendahuluan (10 menit)

Orientasi siswa kepada masalah PPK (religius)


a. Mengucapkan salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran kimia
b. Memeriksa kehadiran siswa
c. Menanyakan kepada siswa tentang bahan-bahan kimia yang berbahaya dan bermanfaat bagi
kehidupan
d. Menyampaikan strategi pembelajaran yaitu Poblem Based Learning
e. Memberikan suatu masalah yang dipecahkan oleh siswa PPK (mandiri)
Bagaimana sabun cuci dapat menghilangkan noda di baju?
Bagaimana cara menajaga keselamatan kerja saat melakukan pratikum di laboratorium ?

PPK (berpikir kritis)


Adakah peran ilmu kimia dalam kehidupan ?

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

colaborasi
Membagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4 5 siswa

Kegiatan Inti (80 menit)

Membimbing dan penyelidikan individual maupun kelompok

PPK (mandiri)
1) Siswa diarahkan untuk mengamati produk-produk kimia misalnya sabun, detergen, pasta
gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, asam cuka
dan lain lain disekitar sekolah.

Critical Thinking, HOTS dan Literasi


(Memprediksi dan Mengidentifikasi
Tujuan Membaca)
Berpikir kritis, kolaborasi,
Komunikasi, kreatif
PPK (Integritas)
2) Siswa masing-masing kelompok diarahkan untuk menggolongkan produk-produk kimia
tersebut termasuk dalam produk yang bermanfaat atau yang berbahaya

PPK (mandiri, gotong


royong )
3) Tiap kelompok diberikan LKS dan diarahkan untuk mengamati alat-alat laboratorium dengan
menggunakan media gambar yang terdapat di LKS

PPK (mandiri)
4) Siswa diarahkan untuk mengamati alat-alat keselamatan kerja pada saat di laboratorium yang
terdapat di LKS
PPK (mandiri,
integritas )
5) Siswa diarahkan untuk mengamati tanda zat kimia berbahaya yang terdapat di LKS

PPK (nasionalis,
mandiri, integritas )
6) Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya: Guru : Berdasarkan
hasil pengamatan kalian di LKS silahkan kalian buat beberapa pertanyaan

PPK ( mandiri,
integritas )
7) Siswa diarahkan untuk membuat hipotesis dari pertanyaan yang telah dibuat

PPK ( mandiri,
integritas )
8) Siswa diarahkan untuk mengumpulkan informasi untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesis yang telah dibuat
PPK ( mandiri,
integritas )
9) Siswa membuat kesimpulan dari hasil informasi-informasi yang didapat berdasarkan
pertanyaan dan hipotesis yang telah dibuat
PPK ( mandiri,
integritas, kerjasama )
10) Perwakilan siswa dari masing-masing kelompok mempresentasikan:

PPK ( mandiri )
11) Pertanyaan yang dibuat dengan disertai hipotesis
PPK ( mandiri,
integritas, kerjasama )

12) Kesimpulan yang didapat berdasarkan pertanyaan dan hipotesis yang dibuat

PPK ( mandiri,
integritas, kerjasama )
13) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (melaksanakan diskusi kelas)

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


PPK ( mandiri,
integritas )
1) Siswa diberikan penguatan oleh guru dengan penjelasan dan menggunakan video

PPK ( mandiri,
integritas )

2) Siswa diarahkan oleh guru untuk mengamati produk-produk kimia seperti sabun, shampo,
detergen, kemudian amati bahan-bahan yang terdapat di kemasannya

PPK ( mandiri,
integritas )
3) Siswa diarahkan untuk menentukan dari bahan-bahan yang terdapat di kemasan yang
merupakan bahan-bahan kimia.

PPK ( mandiri,
integritas )
4) Siswa diberikan tugas oleh guru untuk membuat laporan individu

Penutup (15 menit)


Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1) Siswa diminta untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan dengan cara
diberikan beberapa pertanyaan
2) Mengapa borax termasuk produk kimia yang berbahaya
3) Apakah fungsi dari buret
4) Apakah arti dari tanda zat kimia berbahaya (toxic)
5) Apakah fungsi dari sarung tangan
6) Siswa diberikan soal oleh guru yang dikerjakan selama
7) Siswa diberikan tugas oleh guru untuk membaca materi pada pertemuan selanjutnya tentang
perkembangang teori atom
8) Siswa berdoa setelah melaksanakan proses pembelajaran
9) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
I. Penilaian

1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap :Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Portofolio

2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan

3. Instrumen Penilaian (terlampir)

4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.

5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) n n(maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
- Siwa yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Banten, April 2017


Mengetahui
Kepala SMA Negeri 3 Tangsel, Guru Mata Pelajaran,

Drs. H.P.A. Sopandy, M.Pd Arie Budiningsih, M.Pd


NIP. 19580726 198303 1 009 NIP. 19761029 200801 2 003
LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP
A. Materi Hakikat Ilmu Kimia
1. Pengertian Ilmu Kimia
Kimia tergolong sebagai pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan. Tepatnya Kimia
merupakan salah satu cabang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Bidang IPA lainnya ialah Fisika,
Biologi, Geologi, dan Astronomi. Kelima ilu ini dikenal sebagai ilmu-ilmu dasar dalam bidang IPA.
Berbeda dengan bidang IPA lainnya, Kimia memusatkan kajiannya pada materi dari segi
sifat, struktur, ikatan, komposisi, perubahan, dan pembuatan materi serta energi yang terlibat.
Batasan ini mencerminkan betapa lauasnya Kimia sebagai pengetahuan ilmiah. oleh karena itu,
ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat,
perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut.
2. Perkembangan Ilmu Kimia
Ilmu kimia terus berkembang dan diperkirakan Kimia kini meliputi dari 60 cabang
kimia.Perkembangan Kimia dan juga Ilmu Pengetahuan laiinya sesusngguhnyadidorong oleh
kebutuhan dan kepentingan manusi; semakin meningkat kebutuhan dan kepentingan manusia
semakin berkembang ilmu itu. Tidak heran apabila di bidang tertentu memerlukan pengetahuan
kimia, dan demikian juga sebaliknya pengetahuan kimia tidak dapat melepaskan diri dari
keterikatannya dengan ilmu lain. Atas dasar inilah ilmu pengetahuan (termasuk kimia) berkembang
di samping munculnya berbagai cabang baru.
Cabang baru itu muncul antara lain disebabkan oleh sifat kedalaman kajian, artinya ilmu
memusatkan pada lingkup bahan kajian terbatas tetapi dengan sifat kajian yang mendalam,
sangat rinci dan cermat. Beberapa contoh cabang Kimia yang berkaitan dengan ilmu lain adalah
Biokimia, Biomolekul (berhubungan dengan Biologi), Kimia Gizi (dengan Biologi dan Kedokteran),
Kimia Tanah (dengan Geologi), Kimia Fotografi dan Kimia Nuklir (dengan Fisika), dan Kimia
Komputasi atau Spektroskopi (dengan Fisika dan Matematika). Bahkan kini muncul cabang ilmu
yang dikenal sebagai Bioteknologi yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti Biologi, Kimia,
Fisika, Kedokteran.
Uraian singkat di atas menggambarkan perkembangan kimia sebagai ilmu, kedudukannya
di antara ilmu lainnya. Ilmu Kimia tak akan berkembang pesat tanpa sumbangan dari ilmu lainnya,
sebaliknya Ilmu Kimia memiliki kedudukan penting di anatara ilmu lainnya.

3. Peran Ilmu Kimia


Darai uraian singkat di atas, sebenarnya tak dapat disangkal bahwa Kimia memiliki peran
yang menentukan dalam kehidupan. Kimia dapat membuka pikiran dan memperluas wawasan
pengetahuan manusia.
Jepang mampu membuat bahan tahan gempa dan tahan rayap, membuat baterai setipis
kertas, membuat film-fotografi berkualitas tinggi, membuat computer chip yang dapat menyimpan
jutaan jenis informasi; Korea mampu membuat makanan bergizi dari tumbuhan laut; sementara
Israel mampu mengubah daerah gurun pasir menjadi daerah pertanian. Melalui pengetahuan
Kimia manusia mampu membuat bahan-bahan baru dan bahan sintesis seperti plastik, paralon,
aspal, karet, tekstil, detergen, pewarna, aroma, dan sebagainya.
Selain itu manusia melalui pengetahuan kimia dapat memperoleh jawaban tentang
punahnya berbagai spsesies termasuk jenis burung, robeknya lapisan ozon di atmosfer bumi,
naiknya suhu permukaan bumi dan sebagainya.
Berarti Kimia dapat membantu manusia menyelesaikan sebagian masalah dalam
kehidupannya; dengan mengetahui penyebab maka manusia dapat melakukan tindakan
pencegahan dan pengendalian, atau menghilangkan penyebab itu.
Pada berbagai bidang keprofesionalan dan ilmu lainnya pun Kimia telah memberikan
perannya.
a. Bidang Kedokteran dan Farmasi
Pembuatan bahan kecantikan dan obat-obatan
b. Fotografi
Pembuatan bahan optik dan film
c. Seni dan Bangunan
Pembuatan berbagai cat, kertas, kain, logam, semen untuk bahan
lukisan/ukiran/pahatan.
d. Geologi
Penetapan lokasi dan kandungan bahan mineral di bumi, dan umur benda-benda
purbakala.
e. Pertanian
Pembuatan pupuk dan pestisida
f. Pangan
Menentukan komposisi pada makanan, yang bermanfaat bagi manusia. penggunaan
mikroorganisme/bakteri pada makanan, contoh pembuatan kecap, tempe, dan yoghurt.
4. Metode Ilmiah
a. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses
berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
b. Langkah-langkah Metode Ilmiah
Metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah
yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan
dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah
sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan

1) Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan
penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode
ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri
belum dirumuskan?
2) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir
ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui
rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang
benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3) Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang
peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan
hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam
metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah
hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
4) Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah
proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak
membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis
tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi
karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian
hipotesis itu sendiri.
5) Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah
diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif
secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan
dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan
karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada
hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
5. Keselamatan Kerja Saat Di Laboratorium
Pada saat bekerja di laboratorium yang terdapat bahan-bahan kimia yang mempunyai karakter
dan sifatnya masing-masing dan juga terdapat alat-alat di laboratorium mempunyai harga yang mahal.
Oleh karena itu, ketika akan melaksanakan percobaan atau praktikum di laboratorium kita harus berhati-
hati dan mengetahui tentang tata tertib, alat-alat di laboratorium beserta fungsimya, bahan-bahan kimia
beserta bahayanya, dan alat pelindung diri pada saat melakukan percobaan atau praktikum.
a. Tata Tertib Di Laboratorium
Tata tertib menjadikan suatu keharusan adanya karena laboratorium merupakan tempat yang
berisi alat dan bahan yang mungkin bisa berbahaya jika digunakan. Ketertiban harus dilaksanakan oleh
setiap pengguna lab baik itu guru maupun siswa.
1)Memasuki laboratorium harus seijin dan dibawah pengawasan guru.
2)Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru.
3) Alat dan bahan hanya digunakan di Laboratorium, dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada.
4)Periksa sebelum bekerja apakah alat dan bahan telah tersedia.
5)Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan kecelakaan dan atau hal
yang dapat menimbulkan kecelakaan.
6)Bacalah etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
7)Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
8)Jangan maencoba mencicipi bahan kimia, Anggaplah itu semua beracun bagi mata, kulit, mulut, atau
tubuh kita.
9) Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu berkumur dengan air yang
banyak.
10) Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita terkena asam atau basa.
11) Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
12) Kembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
13) Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah.
14) Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.
15) Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
16) Hati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan laboratorium.
17) Bacalah pengumuman pengumuman yang ada dan taati peraturan.
18) Setiap kegiatan, baik percobaan maupun yang lain selalu diakhiri dengan :
a) Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan, mengecek dan mengembalikan, ketempat
semestinya.
b) Mengembalikan botol zat ketempatnya.
c) Mematikan kran air,gas dan listrik.
d) Mengelap dan mengeringkan meja serta bangku.
e) Menyerahkan hasil kegiatan atau laporan kepada guru pembimbing .

b. Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang
pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan
sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut,
maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya. Sebagai contoh,
proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga pemakainya dari transmisi kebisingan,
masker dengan filter yang menyerap dan menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang
memberikan perlindungan pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia.
Aalat Pelindung Diri (APD) meliputi alat-alat yang dapat melindungi wajah dan mata, badan,
tangan, dan pernafaan.
a) Perlindungan Mata dan Wajah.
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh
pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari
kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum
perlindungan mata terdiri dari :
Kacamata pelindung
Goggle
Pelindung wajah
Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk
melindungi mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser). Walaupun telah banyak model, jenis, dan
bahan dari perlindungan mata tersebar di pasaran hingga saat ini, Anda tetap harus berhati-hati dalam
memilihnya, karena bisa saja tidak cocok dan tidak cukup aman melindungi mata dan wajah Anda dari
kontaminasi bahan kimia yang berbahaya. (http://kusnadish.blogspot.co.id/)
b) Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas
laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium.
Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun
dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika Anda menggunakan jas
laboratorium, kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran
dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya.
Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia dan api
sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh tumpahan bahan
kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.
Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits. Apron sering
kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi. Perlengkapan
yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari karet atau plastik.Untuk apron yang terbuat dari
plastik, perlu digarisbawahi, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-
bahan kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis.
Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada
kondisi beresiko tinggi (mis., ketika menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah
yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari material yang dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan
perlindungan badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari
percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.

c) Pelindungan Tangan

Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila Anda
terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya
melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat
memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau
tajam, dan material yang panas atau dingin.
Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang Anda pakai jika tidak dipilih
bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah
berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung
tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia
yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan
karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi.

Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam,
neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan
bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik
apabila Anda bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.

d) Perlindungan Pernafasan

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat
pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan
pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan
efek kontaminasi tersebut.

Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih
dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis
kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan
filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki
masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus
diganti.

c. Alat-alat Laboratorium
Alat-alat laboratorium baik itu laboratorium Fisika, Biologi, maupun Kimia mempunyai
kegunaan dan perlakuan yang khusus. Oleh karena itu, sebelum melakukan percobaan kita hendaknya
mengetahui terlebih dahulu fungsi dan perlakuan yang harus dilakukan terhadap alat-alat yang akan
digunakan. Alat-alat yang sering terdapat di laboratorium Kimia adalah sebagai berikut
Alat Kegunaan Keterangan
Untuk mentimpan larutan Terdapat beberapa jenis
Gelas Kimia yang akan digunakan ukuran: 50 mL, 100 mL,
Untuk tempat mereaksikan
200 mL, 500 mL, dan 1000
zat dalam volume yang mL.
banyak
Untuk melarutkan zat padat
ke dalam air dalam proses
pembuatan larutan
Untuk menyimpan larutan Terdapat beberapa jenis
yang akan digunakan. ukuran: 50 mL, 100 mL,
Untuk mereaksikan larutan 200 mL, dan 500 mL.
Untuk melarutkan titrasi
Labu Erlenmeyer
Alat pengukur volme cairan Terdapat beberapa jenis
ukuran: 5 mL, 10 mL, 25
mL, 50 mL, 100 mL, 200
mL, dan 500 mL.
Gelas Ukur
Tabung reaksi digunakan Ukuran kecil, sedang, dan
umtuk tempat mereaksikan besar. Harus ditempatkan
zat dalam jumlah sedikit. pada rak tabung reaksi.
Rak tabung reaksi
digunakan untuk
menempatkan tabung reaksi

Tabung Reaksi dan Rak Tabung

Untuk menjepit tabung Ada yang terbuat dari kayu


reaksi pada saat atau besi
pemanasan
Penjepit Tabung
Untuk mengambil cairan dalam
skala tetesan kecil

Pipet Tetes
Untuk mengukur volume Terdapat beberapa jenis
caiiran dengan teliti ukuran: 10 mL, 25 mL, 50
Untuk membuat larutan
mL, 100 mL, 500 mL, dan
dengan volume tertentu dan 1000 mL. Hanya untuk
ketelitian tinggi mengukur sesuai dengan
Labu Ukur
ukuran yang tertera pada
alat.
Sebagai alat untuk Untuk mematikan api tidak
pemanasan dengan bahan perlu ditiup , tetapi cukup
bakar ditutup dengan penutup
sumbunya.

Pembakar Spirtus
Untuk menimbang zat Zat yang ditimbang harus
diletakkan pada kaca arloji
atau gelas kimia, tidak
boleh diletakkan secara
langsung.

Neraca Analitik
Alat bantu untuk Apabila digunakan sebagai
menuangkan cairan dari alat penyaring harus
wadah yang bermulut kecil disertai dengan kertas
Alat untuk menyaring dan saring
memisahkan endapan dari
cairannya
Corong
Dipasang di atas lamu
spiritus sebagai penyangga
wadah yang berisi cairan
yang dipanaskan
Kaki Tiga
Sebagai alat penyebaran
panas
Kawat Kasa
Alat Kegunaan Keterangan
Biasanya di gunakan untuk
mengambil zat asam pekat.
Tombol A untuk
Ball
mengempeskan, tombol S
Pipet
untuk menghisap larutan, dan
tombol E untuk mengeluarkan
larutan
Biasa digunakan untuk Berdasarkan Ukuranya
meneteskan sejumlah reagen buret dibagi menjadi
cair dalameksperimen yang beberapa macam yaitu :
memerlukan presisi, seperti Buret makro yaitu
pada eksperimen titrasi. Buret buret yang
sangatlah akurat, buret kelas A kapasitasnya 50 ml
memiliki akurasi sampai dengan dan skala terkecilnya
0,05 cm3. dapay dibaca sampai
0.10 ml
Buret semimikro
mempunyai volume 25
ml dengan skala
terkecil dapat dibaca
Burret
sampai 0.050 ml.
Buret makro
mempunyai volume 10
ml. Skala terkecilnya
adalah 0.020 ml

Untuk mengukur volume larutan

Pipet Ukur
Digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume
tertentu sesuai dengan label
yang tertera pada bagian
pada bagian yang
menggembung.
Pipet Volum
d. Simbol-Simbol Bahaya
Penandaan atau pemberian label
terhadap jenisjenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari
suatu bahan kimia. Pengenalan dengan label ini amat penting dalam penanganannya, transportasi dan
penyimpanan bahanbahan atau pergudangan. Cara penyimpanan bahan bahan kimia memerlukan
pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta kemungkinan interaksi antar bahan serta kondisi yang
mempengaruhinya. Tanpa memperhatikan semua faktor tersebut, dapat mengakibatkan ; kebakaran, ledakan,
keracunan, atau kombinasi di antara kemungkinan ketiga akibat tersebut. Label atau simbol bahaya bahan
bahan kimia serta cara penanganan secara umum dapat diberikan sebagai berikut :
Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu

Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa

Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas.

Bahaya : oksidator, dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau
penyebab kesulitan dalam pemadaman api.
Contoh : hydrogen peroksida dan kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor.

Bahaya : mudah terbakar, meliputi :


(1) Zat terbakar langsung
Contoh : aluminium alkil fosfor
Keamanan : hindari campuran dengan udara
(2) Gas amat mudah terbakar
Contoh : butane, propane
Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api
(3) Zat sensitive terhadap air, yaitu zat yang membentuk gas mudah terbakar bila
kena air atau uap
(4) Cairan mudah terbakar
Cairan dengan flash point di bawah 21C
Contoh : aseton dan benzene
Keamanan : jauhkan dari api terbuka, sumber api, dan loncatan api.
Bahaya : toksik, berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan, atau kontak dengan
kulit, dan juga dapat mematikan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
Keamanan : hindari kontak atau masuk ke dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila
kemungkinan keracunan.
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh
Contoh : piridin
Keamanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan, segera berobat bila
terkena bahan.
Bahaya : korosif atau merusak jaringan atau tubuh manusia
Contoh : belerang dioksida dan klor
Keamanan : hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.

e. Syarat-syarat penyimpanan bahan


Mengingat bahwa sering terjadi kebakaran, ledakan atau bocornya bahan-bahan kimia beracun dalam gudang,
maka dalam penyimpanan bahan-bahan kimia, beberapa kemungkinan dibawah ini perlu diperhatikan :
1) Pengaruh panas/ api
Kenaikan suhu akan menyebabkan reaksi atau perubahan kimia terjadi dan mempercepat reaksi. Juga percikan
api berbahaya untuk bahan-bahan mudah terbakar.
2) Pengaruh kelembaban
Zat-zat higroskopis mudah menyerap uap air dari udara dan reaksi hidrasi yang eksotermis akan menimbulkan
pemanasan ruang.
3) Interaksi dengan wadah
Bahan kimia dapat berinteraksi dengan wadahnya dan bocor
4) Interaksi antar bahan
Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran atau timbulnya gas beracun
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor diatas, beberapa syarat penyimpanan bahan secara singkat adalah
sebagai berikut :
1) Bahan beracun
Contoh : Sianida, Arsenida dan Posfor
Syarat penyimpanan :
ruangan dingin dan berventilasi
jauh dari bahaya kebakaran
dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, gloves
2) Bahan korosif
Contoh : asam-asam, anhidrida asam dan alkali
Merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun menghasilkan uap/gas beracun
Syarat penyimpanan
Ruangan dingin dan berventilasi.
Wadah tertutup dan beretiket.
Dipisahkan dari zat-zat beracun
3) Bahan mudah terbakar
Contoh : Benzena, Aseton, Eter, Heksan dan sebagainya.
Syarat penyimpanan :
suhu dingin dan berventilasi
jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api, listrik dan bara rokok
tersedia alat pemadam kebakaran
4) Bahan mudah meledak
Contoh : Amonium Nitrat, Nitrogliserin, Trinitrotoluen (TNT)
Syarat penyimpanan :
ruangan dingin dan berventilasi
jauhkan dari panas dan api
hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis.
5) Bahan oksidator
Contoh : perklorat, permanganat, peroksida organic
Syarat penyimpanan :
suhu ruangan dingin dan berventilasi
jauhkan dari sumber api dan panas termasuk loncatan api, listrik dan bara rokok.
Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor.
Catatan : pemadam kebakaran kurang berguna karena zat oksidator dapat menghasilkan oksigen sendiri
6) Bahan reaktif terhadap air
Contoh : Natrium, Hidrida, Karbit, Nitrida dan sebagainya
Syarat penyimpanan :
suhu ruangan dingin, kering dan berventilasi
jauh dari sumber nyala api atau panas
bangunan kedap air.
disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, Halon, dry powder).
7) Bahan reaktif terhadap asam
Contoh : Natrium, Hidrida, Sianida
Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun
Syarat penyimpanan :
ruangan dingin dan berventilasi
jauhkan dari sumber api, panas dan asam
ruang penyimpanan perlu di desain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong Hidrogen
disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, gloves dan pakaian kerja
8) Gas bertekanan
Contoh : gas N2, Asetilen, H2 dan Cl2 dalam silinder
Syarat penyimpanan :
disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
ruangan dingin dan tidak terkena langsung matahari
jauhkan dari api adan panas
jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katup-katup.
f. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dalam laboratorium
Banyak cara-cara dan usaha untuk mencegah kecelakaan, tetapi masih dapat terjadi kecelakaan dalam
laboratorium. Oleh karena itu, untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan, diperlukan usaha -usaha
pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan. Meskipun banyak cara P3K yang umumnya cukup luas, tetapi
P3K dalam laboratorium kimia dapat diarahkan pada kecelakaan yang berupa luka bakar, luka pada mata
dan keracunan.
Biasanya pertolongan pertama selalu diikuti pengobatan dengan pemberian antidote (penangkal). Dan
selanjutnya harus segera diikuti pengobatan oleh dokter. Namun demikian, dokter memerlukan informasi
yang jelas tentang penyebab terjadinya kecelakaan, terutama jika terjadi keracunan, agar dokter yang
bersangkutan dapat memberikan obat yang tepat.
1. Luka bakar
Luka bakar karena bahan kimia (chemical burns)
Bahan kimia seperti asam kuat, alkali dan oksidator, dapat melukai kulit, terasa panas seperti terbakar.
Pertolongan yang harus dilakukan adalah melepaskan kontak dengan bahan tersebut secepat mungkin,
dan bagian tubuh yang terluka segera dicuci dengan air sebanyak mungkin. Selanjutnya jika terkena asam,
bilas dengan larutan soda 3%, dan jika terkena basa, bilas dengan Asam asetat 1%, kemudian oleskan
BOORSALP.
Luka bakar karena panas (thermal burns)
Luka bakar karena panas dapat terjadi oleh kebakaran atau kontak dengan gelas atau logam panas. Pertolongan
yang harus dilakukan adalah mencelupkan bagian yang terkena panas ke dalam air es secepat mungkin,
dan selanjutnya olesi dengan BOORSALP atau dibalut dengan larutan Asam pikrat 1%. Jika luka agak
parah, jangan pakai lemak atau minyak, tetapi balutlah dengan larutan Tannin 5% yang baru dibuat.
2. Luka pada mata
Benda asing pada mata
Benda asing seperti pecahan kaca dapat masuk pada mata. Benda-benda yang menempel atau terikat longgar
dapat diambil dengan hati-hati. Tetapi jika terikat kuat, segeralah bawa ke dokter karena hanya dokter yang
dapat mengambilnya.
Mata terkena bahan kimia
Percikan atau aerosol dari bahan kimia yang korosif atau iritan dapat melukai mata jika lupa memakai pelindung mata.
Pertolongan yang segera diberikan adalah mencuci mata dengan air bersih yang mengalir (air kran). Pada saat
pencucian, kelopak mata harus dibuka agar bersih di seluruh permukaan mata. Pencucian ini sebaiknya
dilakukan terus menerus selama 5-15 menit. Selanjutnya lakukan pencucian dengan larutan bikarbonat 3% jika
terkena asam, dan dengan Asam borat 1-3% jika terkena basa. Bahan-bahan kimia seperti Asam sulfat, Asam
nitrat, Asam klorida, Asam fluorida, Natrium atau Kalium hidroksida, Amonia dan senyawa-senyawa amina,
sangat berbahaya jika terkena mata. Oleh karena itu, gunakan kacamata atau GOGGLES untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang membahayakan mata.

3. Keracunan
Keracunan merupakan kecelakaan yang sering terjadi dalam laboratorium. Kebanyakan disebabkan
oleh masuknya bahan kimia ke dalam tubuh lewat saluran pernafasan atau lewat kulit, dan sangat jarang
lewat mulut
Keracunan lewat pernafasan
Gas-gas seperti Cl2, HCl, SO2, NH3 dan formaldehida adalah sangat iritan dan dapat segera dirasakan
akibatnya bila kita menghirupnya karena efek lokal terhadap saluran pernafasan. Demikian pula uap
seperti CHCl3, Benzena, Karbon disulfida dapat tercium baunya. Sebaliknya, gas seperti CO, Metil
klorida, Air raksa (Hg) sangat berbahaya karena tak tercium baunya saat kita menghirup gas -gas
tersebut. Pertolongan pertama yang harus segera diberikan adalah segera memindahkan korban
secepat mungkin menuju udara segar. Jika keracunan berat terjadi segera bawa ke dokter
Keracunan lewat kulit
Kulit dapat mengalami kerusakan berupa larutnya lemak oleh pelarut organik (sehingga kulit menjadi
sensitif) atau kerusakan jaringan oleh asam-asam kuat. Disamping itu kontak dengan bahan-bahan
seperti sianida, Nitrobenzen, TEL, Fenol, Arsen triklorida dan Kresol, dapat juga menimbulkan
keracunan sistemik karena adsorbsi ke dalam tubuh melalui permukaan kulit. Pertolongan pertama yang
harus dilakukan adalah menyiram atau mencuci dengan air yang cukup, baik untuk zat yang larut
ataupun tidak larut dalam air. Selanjutnya bawalah ke dokter agar mendapatkan pengobatan yang tepat.
Keracunan lewat mulut (tertelan)
Keracunan jenis ini jarang terjadi di dalam laboratorium kecuali kontaminasi makanan atau minuman dan
kesalahan mengambil bahan. Sebaiknya lebih hati-hati dalam penanganan bahan-bahan beracun, karena cara ini
merupakan upaya praktis dalam mencegah keracunan lewat mulut. Pertolongan pertama yang harus segera
dilakukan adalah bila korban muntah-muntah, beri air minum hangat agar muntah lagi dan sekaligus
mengencerkan racun dalam perut. Jika korban tidak muntah maka berilah minum segelas air ditambah 2 sendok
garam dapur agar dapat muntah. Cara ini bertujuan untuk segera mengeluarkan racun secepat mungkin sebelum
terserap oleh usus. Selanjutnya memanggil dokter atau membawa korban ke rumah sakit dan meberikan
keterangan tentang jenis bahan kimia penyebab keracunan.
B. Lembar Observasi
1. Aspek Sikap
a. Lembar Observasi
Aspek yang Dinilai

Nama Aktif
Tertib Kerjasama Teliti Nilai Akhir
Siswa Bertanya

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

Keterangan :

Tertib : 3 : Tidak Gaduh dalam Kelas

2 : Gaduh dalam kelas 1 3 kali

1 : Gaduh dalam kelas > 3 kali

Aktif Bertanya : 3 : Melakukan > 3 kali

2 : Melakukan 1 3 kali

1 : Tidak Pernah Melakukan

Kerjasama : 3 : Memberikan ide atau tanggapan > 3 kali

Skor maksimal = Jumlah Sikap Yang dinilai X jumlah kriteria

= 4 X 3

= 12

Nilai sikap = (Jumlah skor perolehan : Skor maksimal) X 4

Contoh = (8/12) x 4 = 2

b. Lembar Self Assessment

c. Lembar Self Assessment

Tujuan : Untuk mengevaluasi sikap pada saat proses pembelajaran.


Petunjuk Penilaian : Diisi dengan memberikan tanda chek list () pada kolom penilaian.
Nama :
Tanggal :

Skala Penilaian
No Sikap yang dinilai Pernyataan
Ya Tidak

Saya tidak membuat keributan pada


saat proses pembelajaran

Saya berdiskusi bersama teman bukan


tentang materi yang diajarkan pada
saat proses diskusi kelompok
1. Tertib
berlangsung

Saya tidak bercanda dengan teman


sehingga mengganggu konsentrasi
teman-teman sekelompok pada saat
diskusi

Saya mengajukan pertanyaan kepada


teman sekolompok jika ada yang tidak
dimengerti

Saya mengajukan pertanyaan kepada


teman kolompok lain jika ada yang
tidak dimengerti

Saya tidak mengajukan pertanyaan


kepada guru jika ada yang tidak
2 Aktif Bertanya dimengerti

Saya memberikan jawaban dari


pertanyaan teman-teman pada saat
diskusi kelompok

Saya memberikan jawaban dari


pertanyaan teman-teman pada saat
diskusi kelas
Saya ikut memberikan idekepada
teman sekolompok pada saat proses
pembelajaran

Saya ikut memberikan tanggapan


3 Kerjasama kepada teman sekolompok pada sat
diskusi berlangsung

Saya sibuk sendiri (menggunakan HP,


bercanda dengan teman) pada saat
proses disuksi

Saya fokus mangamati video dan


gambar yang disediakan oleh guru

4 Teliti Saya sibuk sendiri (menggunakan HP,


bercanda dengan teman) pada saat
mengamati video dan gambar yang
disediakan oleh guru

Skor

Keterangan :
Skor Pernyataan Ya = 1
Skor Pernyataan Tidak = 0
Skor maksimal : 8

Nilai sikap = (Jumlah skor perolehan : Skor maksimal) X 4

Contoh: (4/8) x 4 = 2
Predikat:

SB = Sangat Baik = 3,00 4,00

B = Baik = 2,00 2,99

C d. Lembar Peer
= Cukup
Assessment = 1,00 1,99
Tujuan : Untuk mengevaluasi sikap pada saat proses pembelajaran.
Petunjuk Penilaian : Diisi dengan memberikan tanda chek list () pada kolom penilaian
Nama yang Dinila : ..............................................................................................................
Tanggal Menilai : .............................................................................................................
Nama Penilai : ..........................................................................................................
Skala Penilaian
Sikap yang Sering Tidak
No Pernyataan 1 2
dinilai (>2 Pernah
kali
kali)

Teman saya tidak membuat


keributan pada saat proses
pembelajaran

Teman saya berdiskusi bersama


teman bukan tentang materi
1. Disiplin
yang diajarkan pada saat proses
diskusi kelompok berlangsung

Teman saya mengganggu


konsentrasi teman-teman
sekelompok pada saat diskusi

Teman saya mengajukan


pertanyaan kepada teman
sekolompok jika ada yang tidak
dimengerti

Teman saya mengajukan


pertanyaan kepada teman
kolompok lain jika ada yang
tidak dimengerti

Teman saya tidak mengajukan


2 Aktif
pertanyaan kepada guru jika ada
yang tidak dimengerti

Teman saya memberikan


jawaban dari pertanyaan teman-
teman pada saat diskusi
kelompok

Teman saya memberikan


jawaban dari pertanyaan teman-
teman pada saat diskusi kelas
Teman saya ikut
menyumbangkan ide kepada
teman sekolompok pada saat
proses pembelajaran

Teman saya ikut memberikan


tanggapan kepada teman
3 Kerjasama
sekelompok pada saat proses
pembelajaran

Teman saya sibuk sendiri


(menggunakan HP, bercanda
dengan teman) pada saat proses
disuksi

Teman saya fokus mangamati


video dan gambar yang
disediakan oleh guru

4 Teliti Teman saya sibuk sendiri


(menggunakan HP, bercanda
dengan teman) pada saat
mengamati video dan gambar
yang disediakan oleh guru

Skor maksimal = Jumlah Sikap Yang dinilai X jumlah kriteria

= 4 X 3

= 12

Nilai sikap = (Jumlah skor perolehan : Skor maksimal) X 4

Contoh = (8/12) x 4 = 2
2. Lembar Observasi
Lembar observasi ini diisi oleh guru untuk menilai keterampilan siswa pada kolom masing-masing
butir keterampilan yang dinilai, guru memberikan angka dengan rentang 1-4 sesuai keterampilan
peserta didik
Tabel 1. Lembaran nilai Keterampilan
Aspek
No Nama Siswa Psikomotor Total Skor Nilai Akhir
1 2
1
2
3
4

Tabel 2. Rubrik Penilaian Keterampilan


No Keterampilan yang dinilai Indikator
Menyampaikan hasil diskusi 4. Siswa dapat mempresentasikan zat kimia > 6
mengenai Zat-zat kimia yang 3. Siswa dapat mempresentasikan zat kimia 4-5
1
ada di sabun, pasta gigi dan 2. Siswa dapat menyebutkan zat kimia 2-3
detergen) 1. Siswa dapat menyebutkan zat kimia 0-1
4. Siswa dapat menyampaikan hasil presentasi dengan
percaya diri, menggunakan bahasa yang lugas, tidak
Menyampaikan hasil diskusi
terbata-bata serta benar jawabannya
2 (Keselamatan kerja di
3. Jika 3 Indikator terpenuhi
Laboratorium)
2. Jika 2 Indikator terpenuhi
1. Jika tidak ada indikator terpenuhi

Kriteria penilain

Konversi penilaian
3. Penilaian Pengetahuan
Ranah
Indikator Pencapaian Kompetensi Instrumen (soal) Skor
kognitif

Menjelaskan kegunaan mempelajari ilmu 1. Jelaskan manfaat mempelajari ilmu kimia


4
kimia ! C2

Menyebutkan fungsi dari beberapa produk- 2. Sebutkan fungsi dari produk-produk


produk kimia dalam kehidupan sehari-hari kimia di bawah ini ! 2 C1
a.Sabun
b. Pestisida
Menyebutkan bahaya dari beberapa 3. Jel;askan bahaya dari produk-produk
produk-produk kimia dalam kehidupan kimia di bawah ini! 4 C2
sehari-hari a. Plastik
b. DDT
Menjelaskan langkah-langkah metode 4. Sebutkan langkah-langkah metode
2
ilmiah ilmiah! C1

Menjelaskan fungsi dari alat-alat yang 5. Jelaskan fungsi dari alat-alat di


terdapat di laboratorium bawah ini
(a) (b) C2
4

Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang 6. Jelaskan makna dari tanda-tanda di bawah


terdapat pada bahan-bahan kimia ini
(a) (b)
4 C2

Jawaban
1. Manfaat ilmu kimia diantaranya :
Bidang Kedokteran dan Farmasi
Pembuatan bahan kecantikan dan obat-obatan
Fotografi
Pembuatan bahan optik dan film
Seni dan Bangunan
Pembuatan berbagai cat, kertas, kain, logam, semen untuk bahan
lukisan/ukiran/pahatan.
Geologi
Penetapan lokasi dan kandungan bahan mineral di bumi, dan umur benda-benda
purbakala.
Pertanian
Pembuatan pupuk dan pestisida
Pangan
Menentukan komposisi pada makanan, yang bermanfaat bagi manusia.
penggunaan mikroorganisme/bakteri pada makanan, contoh pembuatan kecap,
tempe, dan yoghurt.
2. Fungsi bahan kimia dari sabun adalah untuk menghilangkan noda yang ada di badan atau noda yang ada di
baju. Sedangkan fungsi dari pestisida adalah untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme
pengganggu (hama).
3. Bahaya plastik adalah menurunkan kesuburan tanah, racun dari plastik dapat membunuh hewan-hewan
pengurai seperti cacing. Sedangkan bahaya DDT adalah rusaknya ekosistem karena zat ini tidak larut tapi
larut dalam lemak.
4. Langkah-langkah metode ilmiah :
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis
Merumuskan masalah
5. a. gelas ukur = alat untuk mengukur volume cairan
c. Ball Pipet = digunakan untuk mengambil zat asam pekat
6. Arti simbol
a. Bahan bahaya bagi lingkungan
Dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan
gangguan ekologi.
b. Bahan mudah terbakar
Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal
7. Fungsi alat
a. Jas laboratorium fungsinya adalah pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia dan api
sebelum mengenai kulit pemakainya
b. Masker berfungsi untuk menyaring udara yang masuk agar tidak membahayakan pernafasan.
Pedoman Penskoran: Penilaian Akhir:

1. Jawaban sesuai dengan materi dan lengkap (skor 4)


2. Jawaban sesuai dengan materi tetapi kurang lengkap (skor 3)
3. Jawaban kurang sesuai dengan materi (skor 2) A : 85 - 100
4. Jawaban tidak sesuai dengan materi (skor 1)
Rentang Nilai : B : 70 - 84

C : 50 - 69

You might also like