You are on page 1of 25

Laporan Ringkas

SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

I. Informasi Kegiatan

1. Nama Pekerjaan : SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec.


Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)
2. Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Samudera
3. Pengguna Jasa : Dinas Pengairan Aceh
4. Sumber Dana : APBA tahun anggaran 2016
5. Nomor Kontrak : KU.602.A/KONSL-PP/960/2016
6. Waktu Pelaksanaan : 4 (Empat) bulan

II. Latar Belakang

Muara sungai merupakan lingkungan keairan yang dinamis karena tidak


hanya dipengaruhi olehdinamika air sungai itu sendiri tetapi juga dipengaruhi
oleh dinamika pasang-surut dan arus laut. Sungai Alue Paya Uleu adalah sungai
yang bermuara ke pantai berpasir sehingga dengan gelombang cukup besar
sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir.
Muara sungai Alue Paya Uleu adalah muara yang didominasi gelombang
laut (wave-dominated river mouth) ha lini ditandai dengan angkutan sedimen
menyusur pantai setiap tahun cukup besar dan arus menyusur pantai cukup
dominan dalam pembentukan sedimen di muara sungai. Pada saat awal musim
hujan, ketika endapan pasir di muara cukup tinggi muara menjadi dangkal dan
sempit.
Pengamanan pantai adalah upaya untuk melindungi dan mengamankan
daerah pantai dan muara sungai dari kerusakan akibat erosi, abrasi, dan
akresi.Pengamanan pantai diselenggarakan berdasarkan ZONA PENGAMANAN
PANTAI (coastal cell) dan mempertimbangkan wilayah sungai, pola serta rencana
1
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai. Sementara itu, Zona
pengamanan pantai adalah satuan wilayah pengamanan pantai yang dibatasi
oleh tanjung dan tanjung, tempat berlangsungnya proses erosi, abrasi, dan
akresi yang terlepas dari pengaruh satuan wilayah pengamanan pantai lainnya.

Tujuan pengamanan pantai adalah untuk melindungi:

1
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

1 Masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai dari ancaman gelombang


dan genangan pasang tinggi (rob), erosi serta abrasi
2 Fasilitas umum, fasilitas sosial, kawasan yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi, nilai sejarah, serta nilai strategis nasional yang berada di
sepanjang pantai.
3 Perairan pantai dari pencemaran dan kerusakan lingkungan oleh limbah
perkotaan, industri dan limbah lainnya.
4 Pendangkalan muara sungai

Penyusunan program pengamanan pantai mengacu pada studi kelayakan


pengaman pantai sesuai dengan:

1 rencana pengelolaan sumber daya air


2 rencana zonasi wilayah pesisir
Kondisi tersebut mengakibatkan sulitnya pengendalian banjir karena
muara tidak mampu menyalurkan air banjirdan sulitnya pengelolaan didaerah
muara dari Sungai Alue Paya Uleu. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas,
maka pada Tahun Anggaran 2016, Dinas Pengairan Aceh memprogramkan
pekerjaan SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara
(Otsus Aceh).

III. Lokasi Kegiatan

Lokasi Lokasi pekerjaan ini terletak di Kabupaten Aceh Utara yang


berjarak 300 Km dari Kota Banda Aceh yang dapat ditempuh melalui jalan darat
selama 5 jam. Lokasi pekerjaan SID. Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. 2

Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh) dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.
Perencanaan Jetty Kuala lanck Lancok Alue Paya Uleu terdiri dari dua sisi yaitu
sisi kanan yang terletak pada koordinat 5 8'32.42" U ; 9711'53.86" Tdengan
panjang 300.00 m. Sedangkan sisi kanan terletak pada koordinat 5 8'31.58"U;
9712'3.11"Tdengan panjang 250.00 m

2
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

PEKERJAAN
LOKASI PEKERJAAN
LOKASI

Gambar 1. Lokasi Pekerjaan

3
3
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Gambar 2. Lokasi Pekerjaan (Google Map)

4
4
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

IV. Kondisi Kuala Lancok

Muara sungai merupakan bagian hilir dari sungai yang berhubungan dengan laut.
Hulu sungai kuala lancok berasal dari saluran pembunagn Daerah irigasi (D.I) Pase Kiri.
Mulut sungai adalah bagian paling hilir dari muara sungai yang langsung bertemu dengan
laut. Pada muara kuala Lancok terjadi sedimentasi sehingga pada mulut muara tertutup
yang menyebabkan alur pelayaran bagi nelayan menjadi terhambat. Kondisi Kuala Lancok
Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara dapat dilihat pada Gambar-Gambar
berikut:

5
Gambar 3. Kondisi Muara Kuala Lancok yang dangkal

5
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Gambar 4. Kondisi pantai kuala lancok tanpa revetment

Gambar 5. Kapal tidak bisa masuk karena muara tertutup sedimen

6
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Gambar 6. kondisi tambak disekitar muara kuala lancok

Gambar 7. Kondis pantai di Muara Kuala Lancok

7
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

V. Pemetaan Bathimetri

Peta Bathimetri menunjukkan kontur kedalaman dasar laut diukur dari posisi 0.00
LWS. Dengan peta Bathimetri dapat diketahui kedalam dasar laut sehingga dapat
disediakan perairan yang aman untuk lalu lintas kapal perncanaan pengerukan dapat
dilaksanakan secara tepat.
Luas areal yang diukur tergantung pada kebutuhan operasional yang harus
mencakup seluruh eilayah perairan dalam lingkungan studi. Untuk kebutuhan detail
desain pemetaan secara detail dilakukan pada wilayah yang lebih sempit disekitar areal
yang direncanakan saja.

Gambar 8. Bathimetri dan Topografi Kuala Lancok

8
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

VI. Elevasi Muka Air Pasang Surut Rencana

Berdasarkan analisa data pasangs urut yang diperoleh dari hasil survey dilapangan
dengan lama pengamatan 30 hari diperkirakan telah mencakup satu siklus pasang surut
yang meliputi pasang purnama dan perbani. Dari hasil analisa data tersebut diperoleh
besaran tinggi dan rendahnya muka air pasang surut pada Kuala Lancok.
Dalam perhitungan struktur bangunan pantai yang dijadikan sebagai titik referensi
adalah elevasi yang paling surut selama pengamatan.

Elevasi HHWL = + 2.550 m


Elevasi MHWL = + 2.195 m
Elevasi MSL = + 1.618 m
Elevasi MLWL = + 0.998 m
Elevasi LLWL = +0.700 m

Gambar 9. Grafik Pasang Surut Pada Kuala Lancok Alue Paya Uleu

9
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

VII. Arus

Arah arus dominan dari Barat ke Timur dengan kecepatan maksimum 0,563 m/dt
untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 10 dan Gambar 11 berikut:

Gambar 10. Grafik Pengukuran Arus Laut Pada Saat Neap Tide (Bulan Sabit)

10

Gambar 3.4 Grafik Pengukuran Arus Laut Pada Saat Spring Tide (Bulan
Purnama)

10
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

VIII. Sampel Sedimen

Untuk mengetahui ukuran partikel sedimen yang ada pada lokasi perencanaan
maka di ambil contoh sedimen di beberapa titik pada daerah tersebut. Pengambilan
contoh sedimen ditujukan untuk mengetahui konsentrasi sedimen juga beberapa
karakteristik tanah lumpur permukaan. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk
analisa sedimen transport sepanjang perairan yang di survey serta informasi pengerukan
dasar alur. Pengambilan contoh sedimen merupakan sedimen dasar (bed load) dan
sediemen melayang (suspended load), yang pengambilannya dilakukan di Muara Kuala
Lancok. Hasil pengambilan dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 : Hasil Pengambilan Sampel Sedimen

IX. Data Angin


11
Distribusi angin dan gelombang didasarkan pada Data angin. Data tersebut akan
dipersentasikan dalam bentuk mawar angin (wind rose) dan mawar gelombang (wave
rose). Dari data tersebut dapat diketahui arah angin yang paling dominan, kecepatan
angin maksimum serta bulan kejadiannya. Data angin yang diambil adalah hasil
pencatatan Badan Meteorologi dan Geofisika stasiun meteorologi Lhokseumawe untuk
data tahun 2006 sampai 2015.
Data angin dibutuhkan untuk mengetahui tinggi gelombang diwilayah perairan
Kuala Lancok, sehingga dapat diputuskan letak mulut jetty yang aman dari pengaruh
gelombang dan sediment transport.

11
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Penentuan tinggi gelombang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengukuran


lapangan dan analisis berdasarkan data angin. Hasil pengukuran lapangan pada
umumnya kurang respresentatif karena pengukuran dilakukan dalam waktu relaif singkat,
padahal seharusnya membutuhkan waktu pengukuran yang cukup lama melebihi setahun
dan peralatan untuk pengukuran arus cukup canggih sehingga dapat mendeteksi baik
arah maupun tinggi gelombang. Jadi analisi gelombang dari data angin dinilai paling baik,
tetapi harus didukung dengan data yang cukup lama (minimal 5 tahun data) dan dari
lokasi stasiun pengamatan yang relatif dekat dengan lokasi pekerjaan.
Data angin dilokasi studi didapat dari badan meteorologi dan geofisika Stasium
Meteorologi Lhokseumawe, untuk tahun 2006 sampai 20145 dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2 Frekuensi Kejadian Angin di Stasiun BMKG Blang Bintang

Dari data diatas kemudian digambarkan dalam bentuk grafik mawar angin, dari grafik
tersebut terlihat bahwa arah angin dominan adalah dari Timur, tetapi karena arah timur
masuk dalam daerah daratan maka untuk data perencanaan menggunkan angin dominan
sebelah barat.
12

12
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

NW NE
3%

2%

0.904 %1
%

1.
12
%
1

3%
52 Keterangan:
0.
0 - 10
1.123%

3.151%
W 89.503 % E 11 - 14
15 - 18
19 - 22
> 22
1.
37

%
9
0

0.740 % 69
%

1.

SW SE

Gambar 12. Mawar angin stasiun BMKG lhokseumawe tahun 2006 2015

X. Gelombang
X.1 Fetch

Gelombang yang bergerak dipengaruhi oleh angin yang berhembus di daerah


tersebut. Dari data angin dapat dihitung tinggi dan periode gelombang yang dipengaruhi
oleh panjang Fetch, yang kemudian ditentukan panjang fetch efektif. Panjang fetch
dihitung berdasarkan arah angin yang berpengaruh pada lokasi pekerjaan.
Berdasarkan lokasi Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kecamatan Samudera Kabupaten
Aceh Utara arah angin yang berpengaruh adalah angin arah Timur Laut, Barat Laut, Utara 13
seperti yang terlihat pada Gambar 13 sedangkan untuk arah barat laut dan tenggara
tidak diperhitungkan karena gelombang yang timbul karena relatif kecil, mengingat arah
angin sejajar pantai.
Berdasarkan hasil perhitungan fetch dapat dilihat lokasi kuala merabo pada
Gambar 13.

13
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Gambar 13. Fetch efektif arah barat, barat laut, utara dan timur laut

X.2 Tinggi dan Periode Gelombang


Berdasarkan hasil perhitungan panjang fetch, maka dapat dilakukan perhitungan
tinggi dan periode gelombang yang terjadi di laut dalam dengan menggunakan rumus-
rumus empiris SMB (Svedrup-Munk-Bretschneider) yang telah dimodifikasi (SPM,1984).
Dalam perhitungan tinggi dan periode gelombang laut dalamuntuk Kuala Lancok
diperoleh dari data angin yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Lhokseumawe. Karena
lokasi Stasiun pengamatan tersebut terletak di daerah yang berdekatan dengan pantai 14
dan perbedaan suhu antara daratan dan lautan hampi rsama, maka tidak perlu dilakukan
koreksi akibat perbedaan suhu (RT) dan perbedaan lokasi (RL). Dalam perencanaan data
angin signifikan yang diambil dari data angin diatas 10 Knot karena angin pada kecepatan
ini dikatagorikan angin sedang dan gelobang yang dihasilkan sudah mulai besar. Begitu
juga dengan letak alat pengamatan dianggap berbeda pada ketinggian 10 m sehingga
data angin yang ada dapat langsung digunakan dalam perencanaan. Perhitungan tinggi
gelombang di laut dalam dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3 : Perhitungan tinggi gelombang laut berdasarkan Fetch Limited (arah


barat)

14
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Kecepatan Kecepatan Kecepatan Tegangan


H1/3 (m) T1/3 (s)
Angin di Angin di Angin di Angin, UA Fetch,
Tahun RL Fetch Fetch
Darat, UL Laut, UW Laut, UW (m/s) F (km)
Limited Limited
(Knot) (Knot) (m/s)
2006 27 1.010 27.276 14.032 18.290 300.000 4.821 8.571
2007 13 1.263 16.413 8.443 9.792 300.000 1.919 5.779
2008 12 1.294 15.525 7.987 9.144 300.000 1.723 5.516
2009 22 1.075 23.658 12.171 15.353 300.000 3.765 7.717
2010 16 1.185 18.961 9.754 11.694 300.000 2.521 6.500
2011 30 0.978 29.349 15.098 20.014 300.000 5.457 9.033
2012 18 1.143 20.578 10.586 12.933 300.000 2.932 6.934
2013 13 1.263 16.413 8.443 9.792 300.000 1.919 5.779
2014 20 1.107 22.141 11.390 14.152 300.000 3.347 7.338
2015 12 1.294 15.525 7.987 9.144 300.000 1.723 5.516

X.3 Sedimen Pantai


Angkutan sedimen (Sediment Transport) sepanjang pantai ditimbulkan oleh arus
sepanjang pantai yang dibangkitkan oleh gelombang pecah. Angkutan sedimen ini terjadi
di surf zone dan sangat erat hubungannya dengan arah datangnya gelombang dan arah
angin dominan.Pergerakan sedimen transpor di Kuala Lancok yang bergerak ke arah
Timur Laut dengan jumlah sedimen yang terjadi rata-rata pertahun dari sebelah barat
adalah sebesar 1,912,508.487 m3 / tahun.

XI. Penyelidikan Tanah


11.1 Sondir

Sondir dilakukan pada 4 titik dengan data sebagai berikut:


15
a. Sondir Titik S01, Lapisan tanah keras dengan nilai konus 120 kg/cm2 ditemukan
pada kedalaman 20 meter dari elevasi titik penyondiran.
b. Sondir Titik S02, Lapisan tanah keras dengan nilai konus 160 kg/cm2 ditemukan
pada kedalaman 20 meter dari elevasi titik penyondiran.
c. Sondir Titik S03, Lapisan tanah keras dengan nilai konus > 200 kg/cm2 ditemukan
pada kedalaman 20 meter dari elevasi titik penyondiran.
d. Sondir Titik S04, Lapisan tanah keras dengan nilai konus 160 kg/cm2 ditemukan
pada kedalaman 20 meter dari elevasi titik penyondiran.

15
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Data sondir yang digunakan untuk perencanaan adalah data sondit titik 1 karena
paling dekay dengan lokasi perencanaan Jetty.

11.2 Hand Bor

Titik hand bor dilakukan pada sisi kiri dan kanan jetty dengan kedalaman
pengeboran berbeda-beda berdasarkan sampai pada kedalaman berapa ditemukan tanah
keras.

Tabel 4: Karakteristik Data Tanah

XII. Rencana Pengerukan Muara

Pengurukan muara dilakukan dengan dasar lebar alur pelayanan yang


direncanakan diukur pada kaki sisi-sisi miring saluran atau pada kedalaman yang
direncanakan. Lebar alur yang direncanakan memiliki kriteria sebagai berikut :

Lebar kapal terbesar = 3 m dengan bobot 30 GT


Alur yang direncanakan satu jalur
Lebar kedelaman 3 x 1,5 + 3 x 1,5 = 9 m
Lebar total alur kapal = lebar kealaman + lebar jalur gerak kapal
= 9 + 4,8 = 13,8 14,00 m
Kedalaman alur -2.00 mLWS
Kemiringan tebing alur berdasarkan hasil penyelidikan tanah diambil 1:1.5 16
Arah angin dominan dari arah barat
Tinggi gelombang 1.186 m
Arah arus dominan dari arah timur laut dengan kecepatan arus 0.563 m/dt.

16
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Gambar 14. Lebar Alur Pelayaran Kuala Lancok

Dengan dibangunnya konstruksi jetty di muara Kuala Lancok, maka pada lokasi
diantara dua jetty perlu dibentuk alur sesuai dengan rencana lalu lintas perahu nelayan
dan fungsi sungai. Alur sungai di muara ini derencanakan dengan lebar dasar 20 m dan
kedalaman atau rencana elevasi dasar alur diposisikan pada -3,00 m LWS.

Jadi pengerukan alur muara ini dilakukan sepanjang konstruksi jetty sama
kedalaman muara yaitu sekitar 65 m dengan lebar dasar efektifitas 20.00 m dan talud
pengurukan direncanakan 1 : 2. Produksi hasil pengerukan muara ini diminta untuk
dibuang pada bagian luas jetty kiri sebagai bahan suplai meterial erosi pantai yang
diperkirakan akan terjadi lebih cepat pada lokasi tersebut

XIII. Rencana Pengerukan Sungai

Pada pias sungai sepanjang 1.00 km kearah hulu menyempit dari 50.00 m
menjadi hanya sekitar 30.00 m dan dasar sungai dibeberapa pias dangkal. Penyempitan
sungai ini juga menghambat alur pelayaran. Untuk pias sungai ini perlu dinormalisasi
dengan jalan meluruskan, membuat tanggul dan memperdalam sungai.

17
Untuk mempertahankan kedalaman rencana pada alur muara dan
kedalamansungai diperlukan debit penggolontor ( flushing) yang hanya kemungkinan dari
pergerakan pasang surut karena debit sungai Kuala Lancok relatif kecil. Jadi bagian tapal
kuda hasil pelurusan sungai dapat digali dan difungsikan sebagai penampung muara yang
akan berfungsi sebagai debit pembilas.
Dimensi penampang melintas pengerukan sungai dibagian hulu menjadi bervariasi
tergantung pada lebar pelurusan sungai dan menjadi tidak seragam. Talud normalisasi
tetap dibuang dari dinding susunan batu belah dan tanah timbun yang didatangkan
hingga elevasi + 2.50 m sebagai pelindung tanggul dari serangan arus banjir dan pasang
surut

17
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

XIV. Curah Hujan Rencana

Curah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar tahunan yang terjadi pada
periode ulang tertentu. Hasil analisa hujan rancangan akan digunakan dalam analisa debit
banjir rancangan dengan berbagai periode ulang.

XIV.1 Pemilihan Metode Curah Hujan Rencana


Pada daerah studi, pemilihan metode perhitungan hujan rancangan ditetapkan
berdasarkan parameter dasar statistiknya. Berikut perhitungan parameter dasar statistik,
sebagai berikut :

Nilai Rata rata Standar Deviasi


n

X X
n
2
i
i -X
i =1
X = Sd =
i=l
n n -1

Dengan : Dengan :

X = nilai rata-rata Sd = standar deviasi

Xi = nilai varian ke i X = nilai rata-rata


n = banyaknya data Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data

18

Koefisien Skewness Koefisien Kurtosis

X
n n
n
2 4
)3
(Xi - Xn i -X
(n - 1) (n - 2) i=l i=l
Cs = Ck =
Sd 3 (n - 1) (n - 2) (n - 3) Sd 4

Dengan : Dengan :
Cs = Koefisien Skewness Ck = Koeffisien Kurtosis
Sd = Standar Deviasi Sd = Standar Deviasi
X = Nilai Rata-Rata X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i Xi = Nilai Varian ke i

18
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

n = Banyaknya Data n = Banyaknya Data

Untuk menentukan metode yang sesuai, maka terlebih dahulu harus dihitung
besarnya parameter statistik yaitu koefisien kepencengan (skewness) atau Cs, dan
koefisien kepuncakan (kurtosis) atau Ck.

Persyaratan statistik dari beberapa distribusi, sebagai berikut :

Distribusi Normal
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetrisnya (skewness) hampir sama dengan nol
(Cs 0 atau -0.05 < Cs < 0.05) dengan nilai kurtosis (Ck) = 2.7 < Cs < 3.0.

Jumlah Data = 10

Log X rata-rata = 1.959

Stand. Dev = 0.08158

Koef. Varian = 0.04165

Koef. Kurtosis = 1.89789

Distribusi Gumbel
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetisnya (skewness) Cs 1,1396 dan nilai
kurtosisnya Ck 5,4002.

Jumlah Data = 10

Nilai rata-rata (Xrt) = 92.35

Maksimum = 122.70
19
Minimum = 65.10

Stand. Dev = 17.16

Koef. Skewness = 0.25

Koef. Kurtosis = 3.10

Distribusi Log Pearson Tipe III

Tidak mempunyai sifat khas yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan jenis
distribusi ini.

19
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Jumlah Data = 10

S Log Xi = 19.59

Log X rata-rata = 1.959

Stand. Dev = 0.082

Koef. Skewness = 0,00000

Pada pekerjaan SID. Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara
(Otsus Aceh) tidak dilakukan analisa debit banjir. Karena pada muara Kuala Lancok tidak
mempunyai catchment area, sehingga muara pada kuala Lancok hanya dipengaruhi
pasang surut.

XV. Panjang dan Arah Jetty


15.1 Panjang Jetty

Panjang total jetty pada Kuala Lancok berdasarkan potongan melintang pantai
adalah sepanjang 550 m. Panjang jetty sisi kiri adalah 300 m, sedangkan panjang jetty
sisi kanan adalah 250 m. Jetty yang direncanakan termasuk dalam kategori jetty panjang,
karena ujung jetty berada diluar gelombang pecah.

15.2 Arah Jetty

Berdasarkan pertimbangan teknis terlihat mulut jetty ke arah barat pada ujung
jetty tidak dibelokkan.

20
XVI. Konstruksi Jetty dan Revetment

Berdasarkan analisa data perencanaan maka konstruksi jetty dan revetment di


Kuala Lancok. Maka data Jetty dan Revetment adalah sebagai berikut:

16.1 Data Jetty dan Revetment

a. Jetty dengan data sebagai berikut:


1) Lokasi jetty : Kuala Lancok
2) Panjang jetty : Sisi kiri 300.00 m

20
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Sisi kanan 250.00 m

3) Elevasi puncak jetty : + 3.50 m


4) Lebar puncak jetty : 6.00 m
5) Sisi miring jetty bagian luar dan alur : 1 : 1.5

b. Revetment dengan data sebagai berikut:


1) Lokasi revetment : Kuala Lancok
2) Panjang revetment : Sisi kiri 250.00 m
Sisi kanan 750.00 m

3) Elevasi puncak jetty : + 4.50 m


4) Lebar puncak jetty :4m
5) Sisi miring jetty bagian luar dan alur : 1 : 1.5

1.6.2 Data Teknis Pekerjaan

Adapun data teknis dari pekerjaan SID. Kuala Lancok Alue Paya Kec. Samudera
Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh) adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Revetment Sungai


- Panjang revetment sungai = 2000 m
- Volume batu Uk. 50 150 kg/init = 15,120.35 m3
- Volume timbunan tanggul = 56,289.05 m3

b. Pekerjaan Revetment pantai sisi kiri


- Panjang revetment pantai = 250 m
21
- Luas geotekstil = 6,170.75 m2
- Volume batu Uk. 70-100 kg/unit = 3,575.00 m3
- Volume batu Uk. 500-1000 kg/unit = 11,754.00 m3

c. Pekerjaan Revetment pantai sisi kanan


1) Tipe -1
- Panjang revetment pantai = 250 m
- Luas geotekstil = 6,500.00 m2
- Volume batu Uk. 2-12 kg/unit = 2,300.00 m3
- Volume batu Uk. 70-100 kg/unit = 6,508.50 m3
- Volume batu Uk. 500-100 kg/unit = 13,017.00 m3

2) Tipe -2
- Panjang revetment pantai = 500 m
- Luas geotekstil = 11,803.00 m2

21
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

- Volume batu Uk. 70-100 kg/unit = 5,800.00 m3


- Volume batu Uk. 500-100 kg/unit = 21,838.00 m3
-
d. Pekerjaan Jetty sisi kiri
1) Lengan jetty
- Panjang lengan jetty sisi kiri = 250 m
- Luas geotekstil = 4,590.00 m2
- Volume batu Uk. 5 - 15 kg/unit = 2,347.27 m3
- Volume batu Uk. 25 - 75 kg/unit = 7,961.91 m3
- Volume batu Uk. 200 - 600 kg/unit = 6,531.35 m3
- Tetrapod Uk. 450 650 kg/unit = 484 unit
2) Kepala jetty
- Panjang kepala jetty sisi kiri = 50 m
- Luas geotekstil = 2,175.00 m2
- Volume batu Uk. 5 - 15 kg/unit = 392.00 m3
- Volume batu Uk. 25 - 75 kg/unit = 813.48 m3
- Tetrapod Uk. 450 650 kg/unit = 597.81unit
e. Pekerjaan Jetty sisi kanan
3) Lengan jetty
- Panjang lengan jetty sisi kanan = 150 m
- Luas geotekstil = 4,550.00 m2
- Volume batu Uk. 5 - 15 kg/unit = 1,373.40 m3
- Volume batu Uk. 25 - 75 kg/unit = 3,900.00 m3
- Volume batu Uk. 200 - 600 kg/unit = 8,708.71 m3

4) Kepala jetty
- Panjang kepala jetty sisi kiri = 100 m
- Luas geotekstil = 2,175.00 m2
- Volume batu Uk. 5 - 15 kg/unit = 1,061.70 m3
- Volume batu Uk. 25 - 75 kg/unit = 2,324.95 m3
- Volume batu Uk. 200-600 kg/unit = 725,70 m3
- Tetrapod Uk. 450 650 kg/unit = 768.67 unit

f. Pekerjaan Pengerukan muara


- Panjang pengurakan muara = 350 m
- Volume pengerukan muara = 49,769.454 m3 22

7.00

m
0
25
. =
Kn
tty
Je
L 4.00

4.00
L Revetment Kn.= 750 m

22
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

Gambar 15. Layout Rencanan Penanganan Muara Kuala Lancok

XVII. Rencana Anggaran Biaya

Berdasarkan data dan analisa struktur yang tersedia serta gambar detail
engineering design, dapat dihitung besaran volume untuk masing-masing pekerjaan yang
terdiri dari:

1. Perkerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Sungai
3. Pekerjaan revetment pantai kiri
4. Pekerjaan revetment pantai kanan
5. Pekerjaan jetty sisi kiri
6. Pekerjaan jetty sisi kanan
7. Pekerjaan pengerukan muara

XVII.1Analisa Harga Satuan

Dalam menghitung analisa terhadap harga satuan digunakan standart perhitungan


harga satuan Permen PU Tahun 2016, sedangkan harga dasar diambil berdasarkan harga
bahan dan upah Kabupaten Utara yang dikeluarkan oleh pemerintah aceh.

XVII.2Rencana Anggaran Biaya


23

Berdasarkan hasil analisa harga satuan dan volume pekerjaan terhadap kebutuhan
biaya untuk pekerjaan SID. Kuala Lancok Alue Paya Uleu dibutuhkan anggaran sebesar
Rp. 132,696,800.00 (Seratus Tiga Puluh Dua Milyar Enam Ratus Sembilan
Puluh Enam Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah) yang meliputi pekerjaan seperti yang
terlihat pada tabel berikut, sedangkan analisa lebih detail dapat dilihat pada laporan
Rencana Anggaran Biaya yang merupakan satu kesatuan laporan dalam pekerjaan
Penyusunan SID . Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus
Aceh).

23
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

XVII.3Tahapan Pelaksanaan (Skala Prioritas)

Pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan dalam beberapa tahap berdasarkan skala


prioritas yang direncakan. Adapun tahapan pelaksanaan pekrjaan dalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaa revetmet sungai 24

b. Pengerukan muara
c. Pekerjaan jetty
d. Pekerjaan revetment pantai.

24
Laporan Ringkas
SID Kuala Lancok Alue Paya Uleu Kec. Samudera Kab. Aceh Utara (Otsus Aceh)

25

25

You might also like