You are on page 1of 16

STUDI SENSITIVITAS KONSENTRASI LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE

UNTUK PROSES PENGHILANGAN GAS PENGOTOR HIDROGEN SULFIDA


DAN PENGOLAHAN LIMBAH SULFUR PADA LAPANGAN GAS X

Fikar Cita*
Tutuka Ariadji **

Abstract

Hydrogen Sulfide (H2S) is one of gas impurities that often occurs in natural gas. H2S is a corrosive and toxic
gas. This gas can poses serious health and operational hazard. One of method that used in removal H2S is an
amine absorption. The type of amine solution that often used is methyldiethanolamine (MDEA). In MDEA
based gas sweetening unit, removal of H2S carried out in the amine absorber using counter-current principle.
Due to the existing of H2S and CO2, removal of H2S is accompanied by absorption of CO2 by MDEA. For
regeneration, MDEA is heated in amine regenerator where H2S and CO2 are liberated as acid gas.

Basically, this study revealed the relationship of changing the concentration of MDEA will change its ability to
overcome the variation of H2S concentration. The decreasing of MDEA concentration will increase the ability of
MDEA to absorp the H2S. But, this process will decrease the ability of MDEA to absorp the CO2. Then after the
regeneration process of MDEA there will be less of dissolved CO2 in MDEA. The decreases of dissolved CO2 in
MDEA will increase the ability of MDEA to cope with varying concentrations of H2S. Hence, maintaining the
concentration of MDEA in optimum condition will generate the effective absorption or removal of H2S.

Off gas from gas sweetening process then processed in sulfur recovery unit so that the off gas is safe for
environment. Several method is used in sulfur recovery unit such as LOCAT, SulFerox, Shell-Paques, and
Sulfinol. In this study, LOCAT is used as sulfur recovery unit because it has the best efficiency in the process.

Keywords: hydrogen sulfide, amine absorption, methyldiethanolamine, sulfur recovery unit

Sari

Hidrogen sulfida (H2S) merupakan salah satu zat pengotor yang sering terdapat di dalam gas. H2S bersifat
beracun dan korosif yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengurangi konsentrasi H2S dari gas adalah metode absorpsi amina. Jenis larutan amina yang
paling sering digunakan adalah metildietanolamina atau MDEA. Dalam proses gas sweetening yang
menggunakan MDEA, pengurangan konsentrasi H2S terjadi di dalam amine absorber dengan menggunakan
prinsip counter current. Karena dalam sour gas terdapat H2S dan CO2, pengurangan konsentrasi H2S akan
diikuti juga dengan penyerapan CO2 oleh MDEA. Untuk regenerasinya, MDEA akan dipanaskan di amine
regenerator dimana H2S dan CO2 akan dilepaskan menjadi gas asam.

Pada dasarnya, studi ini mempelajari bagaimana pengaruh perubahan konsentrasi MDEA terhadap
kemampuannya untuk menanggulangi konsentrasi H2S yang bervariasi. Penurunan konsentrasi MDEA akan
meningkatkan penyerapan atau selektivitas MDEA terhadap H2S. Dimana proses ini akan mengurangi
penyerapan CO2 yang nantinya akan mempengaruhi kondisi regenerasi dari MDEA. Hasil regenerasi MDEA
menunjukkan penurunan konsentasi CO2 terlarut di dalam MDEA. Penurunan konsentrasi CO2 terlarut di
MDEA akan meningkatkan kemampuan MDEA untuk menanggulangi konsentrasi H2S yang bervariasi. Oleh
karena itu, mempertahankan konsentrasi MDEA pada konsentrasi yang optimal akan memberikan penyerapan
H2S yang efektif.

Gas keluaran dari proses gas sweetening kemudian diolah kembali dalam sistem pengolahan limbah sulfur. Hal
ini dilakukan agar gas keluaran ini aman bagi lingkungan. Beberapa metode sistem pengolahan limbah sulfur
antara lain metoda LOCAT, SulFerox, Shell-paques, dan Sulfinol. Dalam studi ini akan digunakan metode
LOCAT untuk sistem pengolahan limbah sulfur karena memiliki nilai efisiensi yang paling tinggi.

Kata Kunci: hidrogen sulfida, absorpsi amina, metildietanolamina, sistem pengolahan limbah sulfur

*) Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung


**)Dosen Pembimbing, Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung

Fikar Cita (12206042) 1


I. PENDAHULUAN c. Semua tubrukan dari molekul bersifat elastik
1.1 Latar Belakang murni, yang berarti tidak ada kehilangan energy
dalam akibat tubrukan tadi.
Gas alam merupakan sumber daya alam yang
terdiri dari senyawa hidrokarbon (CxHy) dan Dasar untuk menggambarkan suatu gas ideal
komponen non-hidrokarbon lainnya seperti N2, O2, datang dari percobaan percobaan yang kemudian
CO2, H2S, COS, RSH, dan lain-lain. Gas alam dikenal sebagai hukum hukum gas.(2)
merupakan gas nyata sehingga persamaan gas ideal
tidak dapat digunakan untuk perhitungan karena a. Hukum Boyle
kondisinya jauh dari keadaan ideal. Untuk itu, Mengatakan bahwa perubahan volume dari
suatu koreksi dilakukan terhadap volume gas pada suatu gas ideal berbanding terbalik dengan
keadaan tekanan dan temperatur reservoir dengan tekanan pada temperature konstan.
volume gas pada keadaan ideal atau standar yang
dinamakan sebagai faktor deviasi gas atau Z-factor. (1)
Harga Z-factor dipengaruhi oleh tekanan,
temperatur, dan komposisi gas. Gas alam yang
dihasilkan di permukaan dikelompokkan menjadi b. Hukum Charles
dua kategori: Mengatakan bahwa perubahan volume
Associated gas, yakni gas yang terproduksi sebanding dengan perubahan temperature pada
sebagai produk ikutan dari minyak bumi yang tekanan yang konstan.
terproduksi, dan
Non-associated Gas, yakni gas yang (2)
terproduksi bukanlah sebagai produk ikutan
dari minyak bumi yang terproduksi, c. Hukum Avogadro
melainkan memang sebagai produk utama Mengatakan bahwa pada kondisi tekanan dan
dari suatu reservoir temperature yang sama suatu gas ideal dengan
volume yang sama akan mempunyai jumlah
Kelompok yang kedua ini, walaupun di dalam molekul yang sama.
reservoir terbentuk dalam satu fasa, mungkin di
permukaan berubah menjadi gas dan cairan. Kadar Dari gabungan ketiga hukum di atas maka didapat
cairan menjadi patokan kasar pembagian lebih suatu persamaan kesetimbangan,
lanjut dari non associated gas menjadi gas kering
dan gas basah (kondensat). Gas disebut kering bila (3)
GOR > 100000 scf/stb, sebaliknya apabila GOR
berkisar 70000 100000 scf/stb maka disebut 1.1.2 Sifat sifat Gas Nyata
sebagai gas basah. Klasifikasi yang tepat baru
diperoleh dari diagram fasa dari fluida reservoir. Beberapa asumsi telah digunakan untuk
memformulasikan persamaan kesetimbangan untuk
gas ideal. Namun asumsi tersebut tidak tepat untuk
gas yang berada pada kondisi jauh dari kondisi
ideal atau standar. Untuk menanggulangi hal
tersebut digunakan suatu koreksi yang dinamakan
sebagai faktor deviasi gas (Z). Faktor deviasi gas
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
gas pada keadaan tekanan dan temperature
sebenarnya dibagi dengan volume gas pada
keadaan ideal atau standar.

atau (4)
Gambar 1. Contoh Diagram Fasa(1)

1.1.1 Sifat sifat Gas Ideal Persamaan kesetimbangan menjadi

Suatu gas ideal adalah fluida yang : (5)


a. Memiliki volume dari molekul relative dapat
diabaikan dibandingkan dengan volume dari Dimana untuk gas ideal harga Z = 1.
fluida secara menyeluruh. Harga faktor deviasi gas tergantung dari perubahan
b. Tidak memiliki gaya tarik atau gaya tolak antara tekanan, temperature atau komposisi gas. Gambar
sesame molekul atau antara molekul dengan 2. (Z vs P) menunjukkan Z yang umum terhadap
dinding dari tempat dimana gas itu berada. tekanan untuk suatu temperature dan komposisi gas
tertentu.

Fikar Cita (12206042) 2


terproduksi. Pemilihan rancangan dan sistem
pengoperasian yang dibutuhkan untuk proses
penghilangan impurities CO2 dan H2S bergantung
pada sifat fluida reservoir.

Komponen gas ikutan atau impurities dari gas alam


seperti karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida
(H2S) harus dihilangkan dengan cara menurunkan
konsentrasinya agar dapat diterima oleh pihak
pembeli gas. Spesifikasi produk jual gas yang
berlaku yakni < 4 ppm-mol H2S dan 5%-mol CO2.
Komponen gas ikutan ini dikenal dengan istilah gas
asam atau acid gas. CO2 dapat bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat (H2CO3), sedangkan
Gambar 2. Z-faktor vs P(3) H2S dapat bereaksi dengan air membentuk asam
sulfat (H2SO4).
1.1.3 Komposisi Gas Alam
Salah satu contoh gas pengotor ialah hydrogen
Sebelum gas alam diproses, komposisi dari gas sulfide atau biasa disebut H2S. Hidrogen sulfida
alam terlebih dahulu dianalisis. Hal ini dilakukan merupakan jenis gas yang sangat beracun, tidak
karena data komposisi fluida sangat diperlukan terlihat dan dapat menyebabkan ledakan. Formula
untuk perancangan Fasilitas Permukaan. Komposisi kimia dari gas ini adalah H2S. Hidrogen Sulfida
dari suatu campuran gas alam diekspresikan memiliki bau menyerupai telur busuk, dan pada
sebagai fraksi mol, fraksi volume atau fraksi berat konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan
dari setiap komponen. Atau dapat juga kematian yang cepat. Tabel 1. menunjukkan akibat
diekspresikan sebagai persen mol, persen volume, yang akan ditimbulkan oleh H2S dalam berbagai
dan persen berat. konsentrasi.

Fraksi mol, , didefinisikan sebagai :


Tabel 1. Toksisitas Hidrogen Sulfida(4)
(6) PPM 0-2 min 2-15 min 15-30 min
5-100 - - -
sehingga berat molekul total untuk suatu campuran
adalah 100-150 - Batuk , Iritasi pada Gangguan pada
mata pernapasan dan
(7) sakit pada mata

Fraksi volume, , didefinisikan sebagai: 150-200 - Kehilangan Iritasi pada


kemampuan indra tenggorokkan dan
(8) pembau mata
250-350 - Iritasi mata, Iritasi pada mata
Fraksi berat, , didefinisikan sebagai: kehilangan
kemampuan indra
(9)
pembau
350-450 - Kehilangan Kesulitan bernapas
kemampuan
1.1.4 Gas Ikutan
membau
Gas alam yang diproduksikan dari suatu reservoir 500-600 Batuk, Gangguan Iritasi serius pada
gas mengandung berbagai macam komponen Kolaps pernapasan, mata, light shy,
hidrokarbon ringan dan hidrokarbon yang lebih
Kolaps Memungkinkan
berat, serta komponen non-hidrokarbon, dengan
komponen utama yaitu metana. terajadinya
kematian
Gas alam yang masih mengandung pengotor >600 Tidak Kematian Kematian
(impurities) memerlukan penanganan tertentu sadar
sebelum dijual sehingga memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan. Spesifikasi gas jual (sales
gas) dapat dinyatakan berdasarkan komposisi, sifat
hidrokarbon, dan nilai kalor dari gas yang

Fikar Cita (12206042) 3


1.2 Tujuan Penelitian gas. Reaksi ini menghasilkan garam amine-sulfide
yang dapat reversible pada temperatur tinggi dan
Tujuan dari penelitian ini adalah : memperbolehkan amine untuk diregenerasi dan di
a. Memahami pengaruh perubahan konsentrasi daur ulang. Namun demikian, sebagian amine yang
larutan amine (MDEA) terhadap konsentrasi terdegradasi tidak dapat diregenerasi dan harus di-
H2S. purging. Hal ini disebabkan amine yang
b. Mendapatkan konsentrasi larutan MDEA terdegradasi tersebut telah kehilangan
optimal untuk menanggulangi keberadaan H2S. kemampuannya untuk mengadsorpsi gas asam.
c. Merekomendasikan sistem pengolahan limbah Jenis amine yang tersedia antara lain
sulfur yang sesuai dengan kondisi lapangan gas monoethanolamine (MEA) dan diglycolamine
X dan memenuhi aturan yang ada. (DGA) yang merupakan amina primer,
d. Memahami pengaruh perubahan konsentrasi diethanolamine (DEA) dan diisopropanolamine
H2S terhadap kemampuan sistem pengolahan (DIPA) yang merupakan amina sekunder,
limbah sulfur di lapangan gas X. methyldiethanolamine (MDEA) dan
triethanolamine (TEA) yang merupakan amina
II. Teori Dasar tersier. Akan tetapi, aplikasi Triethanolamine
2.1 Gas Sweetening (TEA) masih jarang digunakan.. Zat pengotor
selain CO2 dan H2S, seperti COS, CS2, merkaptan,
Gas alam yang masih mengandung H2S, CO2, dan HCN, NH3, dan hidrokarbon berat lainnya akan
senyawa asam lainnya disebut sour gas, sedangkan secara langsung mempengaruhi pemilihan proses.
gas alam yang sudah dihilangkan kandungan COS dan CS2 akan bereaksi tak reversibel dengan
asamnya disebut sweet gas. Proses penghilangan MEA dan akan menyebabkan kehilangan pelarut.
komponen komponen asam dari gas alam disebut Kehilangan pelarut akan menyebabkan biaya
proses gas sweetening. Baik H2S maupun CO2 operasi menjadi semakin besar. Karena MDEA
merupakan senyawa yang tidak diinginkan berada tidak akan bereaksi dengan COS dan CS2, maka
di dalam gas alam. Hal tersebut disebabkan karena MDEA merupakan pilihan yang lebih baik jika
komponen gas asam tersebut bersifat korosif, dapat menggunakan pelarut alkanoamina. Tabel 2. dan
menurunkan kandungan panas sehingga Tabel 3. menunjukkan beberapa keterangan
menurunkan harga jual gas dan berdampak buruk tambahan mengenai proses absorpsi dengan proses
bagi lingkungan. Sehingga, perlu pengolahan gas alkanolamine.
lebih lanjut untuk memenuhi spesifikasi produk
jual gas. Tabel 2. Pelarut Teknologi Absorpsi Kimia(5)
Proces Absorpsi Kimia Pelarut
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
MEA 2,5 n monoethanolamine and
menentukan proses pengolahan gas adalah sebagai chemical inhibitors
berikut:
Amine Guard (MEA) 5n monoethanolamine and
a. Jenis kontaminan gas asam yang terkandung di chemical inhibitors
dalam aliran gas alam atau sour gas Econamine (DGA) 6 n diglycolamine
b. Konsentrasi dari tiap kontaminan dan derajat
ADIP (DIPA & MDEA) 2-4n diisopropanolamine 2n
penghilangan yang diinginkan methyldiethanolamine
c. Jumlah atau volum gas yang akan diproses,
meliputi temperatur dan tekanan gas MDEA 2 n methyldietanolamine
d. Kemungkinan terjadinya recovery sulfur Flexorb/KS-1, KS-2, KS-3 Hindered amine
e. Selektif dalam menyingkirkan satu atau lebih
jenis kontaminan tanpa menghilangkan
komponen yang lain. Tabel 3. Kondisi Proses Teknologi Absorpsi
f. Keberadaan dan jumlah fraksi berat Kimia(5)
Proces Absorpsi Kimia Kondisi Proses
hidrokarbon dan aromatik di dalam gas.
o
MEA 40 C, ambient-intermediate
Dalam pemilihan proses ini, perlunya penentuan pressures
Amine Guard (MEA) 40oC, ambient intermediate
terhadap laju alir, temperatur, tekanan, konsentrasi pressures
gas asam di sour gas. Econamine (DGA) 80-120oC 6.3 MPa

2.2 Amine Scrubbing System ADIP (DIPA & MDEA) 35-40oC, >0.1 MPa

MDEA -
Selama kurang lebih 70 tahun, proses alkanolamine
Flexorb/KS-1, KS-2, KS-3 -
menjadi teknik terbaik dalam menghilangkan H2S
dan CO2 dari gas alam. Teknik ini didasarkan pada
reaksi alkanolamine dan H2S dan/atau CO2 untuk
memberikan suatu garam water-soluble amine acid

Fikar Cita (12206042) 4


Tabel 4. Pengembang Teknologi Absorpsi Kimia(5) Reaksi pembentukan bikarbonat berjalan lambat.
Proces Absorpsi Kimia Pengembang Bikarbonat merupakan bagian dari reaksi gas asam
MEA Dow Chemical, USA dengan amina untuk menghasilkan reaksi CO2
keseluruhan. (7)
Amine Guard (MEA) Union Carbide, USA
Econamine (DGA) SNEA version by Societe H2O + CO2 + R2NCH3 R2NCH4 + +HCO3- (3)
National Elf Aquitane,
France Laju absorpsi CO2 oleh MDEA dapat meningkat
ADIP (DIPA & MDEA) Shell, Netherland
secara signifikan dengan menambahkan amina
MDEA Exxon, USA: M.H.I primer atau sekunder pada konsentrasi yang kecil
Flexorb/KS-1, KS-2, KS-3 sebagai sebuah aktivator. Akselator umum yang
digunakan adalah DEDA (Di-Ethylene-Di-Amine)
atau piperazin, senyawa diamine yang berbentuk
Tabel 5. Proses Absorpsi Kimiawi(6) cincin.
Parameter Proses Amina
Absorban MEA, DEA, DGA, MDEA Proses sirkulasi yang terjadi pada amine scrubbing
system dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tekanan operasi, psi ~ 1000
Sour gas masuk ke dalam absorber column dari
Temperatur operasi, F o
100 400 bagian inlet di bagian bawah dan dikontakkan
Recovery absorban Reboiled stripping dengan larutan amine secara counter-current.
Biaya utilitas Tinggi
Gas alam yang telah dimurnikan (sweet gas)
keluar dari bagian outlet absorber column di
Selektivitas H2S/CO2 Selektif untuk beberapa bagian atas.
amine (MDEA)
Larutan amine yang membawa gas asam (rich
Kehadiran O2 Degradasi produk amine) keluar dari bagian outlet absorber
Penghilangan CO2 & CS2 MEA not removed column di bagian bawah menuju lean/rich
amine heat exchanger.
DEA slightly removed
Rich amine dipanaskan di dalam heat exchanger
DGA removed memanfaatkan panas dari lean amine (larutan
Kendala operasi Solution degradation amine yang telah diregenerasi dan tidak
mengandung gas asam).
Foaming
Rich amine kemudian dipanaskan lebih lanjut di
Corrosion dalam regeneration column dengan
memanfaatkan panas dari steam yang
Pelarut MDEA sering digunakan untuk dibangkitkan di dalam reboiler sehingga
menyingkirkan CO2, H2S, COS, dan RSH dari gas kandungan gas asam (H2S dan CO2) terlepas
sintetik, gas alam atau gas lainnya, dengan rasio dan larutan amine teregenerasi.
CO2 terhadap H2S yang sangat besar. Produk dari Steam dan gas asam yang dipisahkan dari rich
proses ini adalah gas dengan kandungan gas inert amine dikondensasikan dan didinginkan di
yang sangat kecil (memisahkan H2S sampai kurang dalam reflux condenser.
dari 4 ppmv dan konsentrasi CO2 sampai 2%). Steam yang terkondensasi dipisahkan di dalam
Proses ini dapat menghasilkan food-grade CO2 reflux accumulator dan dikembalikan ke dalam
dengan kemurnian CO2 minimal 99.9 %-v dan reboiler, sedangkan gas asam dialirkan di-flare
maksimal H2S 1 ppm v/v. atau di alirkan ke sulfur recovery system.
Reaksi H2S dengan MDEA melibatkan Lean amine kemudian didinginkan lanjut di
perpindahan proton seperti yang terjadi pada amina dalam heat exchanger dan dialirkan kembali ke
lainnya. Reaksi kimia H2S dengan MDEA adalah absorber column dari inlet bagian atas.
sebagai berikut: (7)

H2S + R2NCH3 R2NCH4 + + HS- (1) 2.3 Teknik Membran

Karena MDEA merupakan amina tersier dan tidak Teknologi Membran adalah salah satu teknologi
memiliki atom hidrogen, maka reaksi CO2 hanya alternatif untuk memisahkan gas CO2
dapat terjadi setelah terbentuknya ion bikarbonat. (karbondioksida) dan H2S (hidrogen sulfida) atau
Reaksi kimia CO2 dengan air adalah sebagai disebut juga gas yang bersifat asam (acid gas) dari
berikut : (7) gas alam agar kualitas gas alam menjadi lebih baik
sesuai dengan tuntutan/kebutuhan konsumen atau
CO2 + H2O HCO3-+ H+ (2) aliran proses berikutnya.

Fikar Cita (12206042) 5


Membran merupakan suatu saringan tipis yang ekonomis dan aman bagi lingkungan. Ada banyak
bersifat semi-permeable. Saat ini, membran reaksi terjadi dalam SRU, namun secara umum
komersial yang digunakan untuk menghilangkan adalah sebagai berikut:
CO2 terbuat dari bahan polimer, di antaranya 1. Desulfurisasi H2S :
cellulose acetate, polyamides, polyimides,
polysulfonates, polycarbonates, dan
polyetherimide. CO2 dan H2S dipisahkan dari gas 2. Desulfurisasi Mercaptan (asumsi: metil
alam dengan permeasi selektif melalui suatu
membran fiber lubang. Tenaga pendorongnya mercaptan) :
adalah perbedaan tekanan parsial melewati
membran untuk CO2, H2S, CH4, dan komponen gas
lainnya. Komponen yang paling cepat melewati Berdasarkan PERMENLH No.13 Tahun 2009, ada
membran adalah CO2 dan H2S, sedangkan CH4 dua batas baku emisi untuk limbah sulfur, yaitu
adalah komponen yang paling lambat. Teknologi baku emisi pembakaran gas (150 mg/m3) dan emisi
membran berdasarkan polymeric hollow fiber sulfur recovery unit (minimum recovery SRU
secara efektif memisahkan CO2 dari fasa gas 95%).
hidrokarbon. Kinerja membran sangat tergantung
pada kandungan CO2 di dalam gas umpan, 2.4.1 LOCAT
spesifikasi produk CO2, tekanan operasi, tekanan
permeasi, dan temperatur operasi. Untuk suatu LOCAT digunakan untuk memisahkan H2S dan
spesifikasi sales gas, pertambahan kandungan CO2 memproduksi sulfur dengan kandungan sulfur yang
dalam gas masukan memerlukan penambahan luas tinggi dari aerobik maupun anaerobik termasuk gas
permukaan membran. wellhead, fuel gas, acid gas, natural gas dan karbon
dioksida, claus tail gas, syntehsis gas dan saluran
Dipilihnya teknologi membran untuk udara. Penurunan yang tidak terbatas tergantung
penyingkiran/pemisahan gas CO2 & H2S dengan dengan konsentrasi H2S, laju sulfur dan laju gas
beberapa alasan, antara lain: investasi relatif dengan kapasitas dari hanya beberapa pound per
rendah, bentuknya kompak dan mudah hari hingga lebih dari 25 tpd.
dioperasikan, tidak membutuhkan bahan kimia,
biaya operasi/pemeliharaan rendah, fleksibel dan Produk akhir dari sistem ini berupa produk sulfur
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakai. seperti slurry, filter cake atau sulfur cair dengan
Peralatan berbasis membran sangat cocok untuk kandungan tinggi. Umumnya, cake sulfur dapat
ditempatkan pada daerah terpencil (remote area) dikumpulkan di lahan yang tidak berbahaya.
atau lepas pantai (offshore) dengan fasilitas utilitas
terbatas. Namun, hal ini akan merugi bila tidak 2.4.2 SulFerox
memperhatikan faktor yang harus diantisipasi,
antara lain : Biasanya pada aliran (stream) gas alam SulFerox digunakan untuk memisahan Hidrogen
ada liquid (cairan) terikut seperti air, glycol, amina, Sulfida (H2S) dari rentang produksi sulfur 0,1 s.d.
pelumas, maka akan menyebabkan membran 20 tpd. Aplikasi sulferox dapat digunakan pada gas
membengkak (swelling) merusak keutuhan alam, amine tail gas, enhanced oil recovery CO2
membran, juga hydrocarbon berat (> C15) yang recycle, refinery gas, geothermal, syngas, dan gas
terikut akan melapisi permukaan membran produksi offshore. Produk akhir dari sistem ini
sehingga mengurangi kecepatan permeasi, di berupa bubuk sulfur.
samping itu material padatan akan menutup daerah
resapan dari membran serta juga senyawa 2.4.3 Shell-Paques
corrosion inhibitor atau additive yang dipakai
untuk sumur pengeboran. Shell-paques merupakan sistem dengan proses
desulfurisasi biologis dari gas bertekanan tinggi,
Di Indonesia, teknologi membran untuk synthesis gas dan Claus tail gas. Unit Shell-Paques
memisahkan gas CO2 dan H2S dari gas alam masih dapat dirancang untuk menangani gas yang
belum banyak digunakan. mengandung 5 ppmv H2S dimana menghasilkan
recovery sulfur lebih dari 99.99% sulfur dari
2.4 Teknik Pengolahan Limbah Sulfur sumber gas. Biosulfur yang diproduksikan dapat
digunakan langsung sebagai pupuk karena
Off gas dari proses gas sweetening harus diproses mempunyai karakter hidrophilic. Bio-sulfur dapat
lebih lanjut dalam Sulfur Recovery Unit (SRU) dicuci dan dilelehkan untuk memproduksi produk
untuk mengurangi konsentrasi H2S dan kandungan berupa sulfur cair yang dapat digunakan untuk
mercaptan (RSH) yang masih terdapat di dalam off kebutuhan industri. Karakter hidrophilic bio-sulfur
gas tersebut. H2S dan mercaptan nantinya akan akan hilang setelah dilelehkan.
dijadikan padatan sulfur yang dapat bernilai

Fikar Cita (12206042) 6


2.4.4 Sulfinol Pertimbangan Dapat menangani Dapat menangani
feed aliran dengan aliran dengan
kandungan H2S kandungan H2S rendah
Sulfinol digunakan untuk memisahkan H2S, COS, rendah s.d. 20 t/day s.d. 100 t/day
RSH dan senyawa sulfur organik yang lain, serta
CO2 dari gas alam, gas sintesis dan refinery gas. Kondisi T : 39 s.d. 50 oF T : 952 s.d.1200 oC
operasi
Total senyawa sulfur dapat diproses dan dikurangi P: mencapai 1102,5 Penurunan tekanan
hingga mencapai level ultra-low ppm sehingga psi 4,41 s.d. 7,35 psi
sesuai dengan kebutuhan refinery-fuel dan
Instalasi 1 unit telah di instal Tidak diketahui
spesifikasi produk jual gas. dan 1 unit dalam
proses.(4)
Aplikasi yang telah dikembangkan mampu secara
selektif memisahkan H2S, COS, RSH dan senyawa Licensor Shell-Paques ; Shell Global Solutions
Paques B.V. dan International B.V.,
sulfur organik yang lain untuk kebutuhan Shell Global BVPI (Black and
spesifikasi produk jual gas, tetapi hanya Solutions Veatch Pritchard),
penyerapan sebagian untuk senyawa CO2 dengan International B.V. Parsons, Jacobs (Stork
kandungan yang tinggi. Rangkaian proses Comprimo), Lurgi,
Davy, TPA, Siirtec
Sulfinol/Claus/SCOT dapat digunakan secara Nigi
ekonomis, dimana sistem Sulfinol yang terintegrasi
dapat menangani pemisahan H2S secara selektif
III. Metode Penelitian
dan proses SCOT dapat mengolah offgas dari
proses Claus. Untuk menghilangkan kandungan H2S dari gas
alam digunakan proses absorpsi kimia dengan
Tabel 6. Perbandingan SRU LOCAT dan larutan methyldiethanolamine atau biasa disebut
SulFerox(8) juga dengan MDEA yang dikombinasikan dengan
Parameter LO-CAT SulFerox
teknologi membrane agar dapat mengurangi
Recovery Dapat Dapat konsentrasi H2S hingga 4 ppm. Pada penelitian ini
sulfur mengrecovery mengrecovery
Sulfur dari H2S Sulfur dari H2S akan dilihat bagaimana pengaruh perubahan
(99.9%) dan (99.5%) dan konsentrasi larutan MDEA terhadap
mercaptan mercaptan kemampuannya untuk menanggulangi kandungan
(% tidak diketahui) (% tidak diketahui) H2S dalam gas alam. Data-data yang digunakan
Kualitas Sulfur kemurnian Sulfur dengan adalah data dari lapangan gas X.
sulfur 99,9% Kemurnian 80 s.d.
99,5%
Pertimbangan Dapat menangani Dapat menangani
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat
feed H2S dari beberapa H2S dari beberapa process flow diagram (PFD) dari software
ppm s.d. 100 H2S. ppm s.d. 100 H2S. komersil yang akan digunakan. Dalam hal ini
Aliran dari Aliran dari 0.1 t/day dibuat PFD untuk proses acid gas removal unit
beberapa pound s.d. lebih dari 20 (AGRU) dan Sulfur Recovery Unit (SRU) .
t/day s/.d lebih dari t/day
25 t/day
Kondisi T ; 40 s.d. 140 oF T : 110 s.d. 140 oF Langkah selanjutnya adalah memilih model base
operasi case yang akan digunakan. Dalam hal ini model
P: 14,7 s.d. P : 14,7 s.d. 514,7 base case yang digunakan adalah kondisi awal dari
beberapa ratus psi psi
Instalasi 119 unit telah 30 unit telah
lapangan gas X. Data-data komposisi fluida dan
beroperasi beroperasi komponen AGRU yang digunakan merupakan
kondisi dari lapangan gas X.
Licensor Gas technology Shell Global
product LLC, a Solutions Langkah selanjutnya adalah melakukan studi
Merchem Co. International B.V. sensitivitas dengan merubah parameter konsentrasi
MDEA dan H2S di inlet absorber sehingga dapat
melihat hubungan dari kedua parameter tersebut.
Tabel 7. Perbandingan SRU Shell-Paques dan
Dari hubungan kedua parameter tersebut kemudian
Proprietary Claus(8)
dapat dipilih kondisi optimal konsentrasi MDEA
Parameter Shell-Paques Proprietary Claus
yang dapat digunakan untuk lapangan gas X.
Recovery Dapat merecovery Dapat merecovery
sulfur sulfur dari H2S sulfur dari H2S
(99.9%) dan Tidak (99.9%) dan Langkah terakhir yang dilakukan adalah
dapat recover merkaptan 99,9 % merekomendasikan jenis SRU yang akan
mercaptan digunakan. Jenis SRU yang dipilih harus mampu
Kualitas sulfur Lumpur Biosulfur. 99,8% murni sulfur memenuhi standar sesuai dengan PERMENLH No.
sulfur dapat
dimurnikan hingga 13 Tahun 2009 dalam berbagai konsentrasi H2S.
99+% Setelah pemilihan proses SRU, dilakukan kembali
sensitivitas konsentrasi MDEA dan konsentrasi

Fikar Cita (12206042) 7


H2S untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja Laju alir fluida = 30 MMSCFD
proses yang dipilih.
Tabel 9. Kondisi amine absorber.
3.1 Simulasi Software T inlet sour gas 120 F
48.7 C
Dalam melakukan penelitian ini, digunakan
software komersil. Data yang dimasukkan ke dalam P inlet sour gas 610 psia
software ini adalah data komposisi fluida dari T inlet MDEA 127 F
lapangan gas X. Kemudian dari data komposisi ini
dilakukan simulasi untuk mendapatkan hubungan 52.7 C
antara konsentrasi larutan MDEA dan konsentrasi P inlet MDEA 600 psia
H2S.
T absorber 122 F
Selain itu, yang harus diperhatikan juga adalah data
tekanan dan temperatur dari komponen-komponen 50 C
penting dari sistem AGRU yang digunakan seperti P absorber 600 psia
amine absorbe, membrane, dan amine regenerator.
T out sweet gas 127.3 F
3.2 Analisa Sensitivitas 52.9 C
P out sweet gas 598.7 psia
Pada tahap ini, dilakukan berbagai perubahan
T out rich amine 164 F
konsentrasi pada komposisi sour gas dan larutan
MDEA untuk mendapatkan hubungan antara 73.3 C
konsentrasi MDEA dengan konsentrasi H2S, P out rich amine 600.7 psia
konsentrasi MDEA dengan output CO2, dan
konsentrasi H2S dengan CO2 terlarut di dalam
MDEA. Selain itu dilakukan juga sensitivitas Tabel 10. Kondisi membrane.
konsentrasi H2S terhadap kemampuan SRU yang
P inlet 589.7 psia
digunakan.
P out sweet gas 579.7 psia
IV. Data dan Hasil Penelitian P out acid gas 19.7 psia
4.1 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi


data komposisi fluida dan tekanan serta temperatur Tabel 11. Kondisi amine regenerator.
dari komponen-komponen AGRU seperti amine T inlet 192.2 F
absorbe, membrane, dan amine regenerator. 88.9 C
P inlet 29.9 psia
Tabel 8. Data Komposisi Fluida.
H2S 13000 ppm P condenser 29.74 psia
CO2 30 % mol P reboiler 30.46 psia
N2 0.94 % mol 122 F
T out acid gas
Metana 63.5 % mol 50 C
Etana 2 % mol P out acid gas 29.74 psia
Propana 0.6 % mol 248.7 F
T out lean amine
i-Butana 0.16 % mol 120.4 C
n-Butana 0.18 % mol P out lean amine 30.46 psia
i-Pentana 0.08 % mol
n-Pentana 0.07 % mol Tabel 12. Kondisi inlet SRU
n-Hexana 0.1 % mol Temperature 120 F
48.7 C
C7+ 0.96%
Pressure 2 psig
H2O 0
M-Merkaptan 60 ppm
O2 0
S_Rhombic 0

Fikar Cita (12206042) 8


4.2 Pembuatan Process Flow Diagram (PFD) Tabel 14. Sensitivitas H2S vs perbandingan zat
terlarut dalam MDEA
Sistem acid gas removal unit (AGRU) yang Input H2S
digunakan pada lapangan gas ini memiliki 3 MDEA : H2S @ MDEA : CO2 @
komponen penting yaitu amine absorber, (ppm) MDEA MDEA
membrane, dan amine regenerator. Proses 14000 1209.4347 71.6220
pembuatan PFD ini adalah untuk membuat skema
alir dari proses sweetening. Gambar 3 merupakan 15000 1214.6668 72.8654
PFD dari sistem AGRU yang digunakan sebagai 16000 1209.5776 73.8585
base case untuk studi ini.
17000 1213.6705 74.9068
Skema di atas merupakan PFD yang digunakan 18000 1208.4832 75.7474
untuk simulasi yang akan dilakukan. Sour gas akan
19000 1209.1868 76.5344
masuk di bagian bawah amine absorber dan
MDEA masuk di bagian atas amine absorber. 20000 1211.1005 77.3492
MDEA dan sour gas akan dikontakkan secara coun
21000 1213.4006 78.1835
ter-current. Gas yang telah dimurnikan (sweet gas)
akan keluar dari bagian atas amine absorber 22000 1210.2869 78.9059
menuju sweet gas cooler dan sweet gas kick off
23000 1209.3749 79.5485
drum sebelum masuk ke membran untuk dilakukan
penghilangan gas asam yang masih tersisa di dalam 24000 1209.3741 80.1880
gas. Rich amine keluar dari bagian bawah amine 25000 1207.0121 80.7712
absorber menuju amine low pressure flash untuk
diturunkan tekanannya kemudian masuk ke dalam
amine regenerator untuk memurnikan kembali
larutan MDEA. Larutan MDEA ini kemudian akan Tabel 15. Sensitivitas MDEA vs output CO2
digunakan kembali untuk melarutkan gas asam di
H2S MDEA CO2
amine absorber.
(ppm) (fraksi massa) (fraksi mol)
4.3 Hasil Penelitian 13000 0.4930 0.0340

Berikut ini disajikan hasil studi sensitivitas yang 15000 0.4887 0.0343
dilakukan dengan menggunakan software. 17000 0.4777 0.0347
20000 0.4652 0.0353
Tabel 13. Sensitivitas H2S vs larutan MDEA
H2S @ CO2 @ 22000 0.4572 0.0357
Input H2S MDEA MDEA MDEA
25000 0.4471 0.0363
(ppm) (fraksi massa) (fraksi massa) (fraksi massa)

14000 0.4958 0.0004 0.0069

15000 0.4887 0.0004 0.0067 Tabel 16. Mass Flow H2S dan CO2 di SRU
16000 0.4834 0.0004 0.0065 H2S Mass Flow H2S (kg/h) Mass Flow CO2 (kg/h)
(ppm) Inlet SRU Outlet SRU Inlet SRU Outlet SRU
17000 0.4777 0.0004 0.0064

18000 0.4732 0.0004 0.0062 13000 654.5584 0.65455842 18156.62 18156.619

19000 0.4690 0.0004 0.0061 15000 761.4708 0.76147084 18152.82 18152.82

20000 0.4647 0.0004 0.0060 17000 863.0376 0.86303758 18135.8 18135.796

21000 0.4603 0.0004 0.0059 20000 1015.503 1.01537447 18114.52 18114.842

22000 1117.046 1.11704587 18100.54 18100.545


22000 0.4566 0.0004 0.0058
25000 1269.674 1.26967403 18083.45 18083.449
23000 0.4533 0.0004 0.0057

24000 0.4499 0.0004 0.0056

25000 0.4469 0.0004 0.0055

Fikar Cita (12206042) 9


Tabel 17. Mass Flow RSH dan Total Volume Flow
di SRU
H2S Mass Flow RSH (kg/h) Volume Flow (m3/h)
(ppm)
Inlet SRU Outlet SRU Inlet SRU Outlet SRU
13000 4.13989 0.004140 11101.9 10646.1423
15000 4.127407 0.004127 11178.8 10648.9355
17000 4.115549 0.004116 11245.06 10644.7996
CO2=30%
20000 4.097996 0.004098 11346.54 10640.6957 Gas Flow Rate=30MMSCFD

22000 4.08629 0.004086 11414.06 10637.737


25000 4.06872 0.004069 11517.57 10635.4587

Tabel 18. Produk Sulfur dan Efisiensi SRU Gas Flow


Rate=30MMSCFD
H2S Sulfur Product (ton/day)
(ppm)
H2S RSH Total Eff
13000 15.69369 0.099258 15.79295 0.999
15000 18.25702 0.098959 18.35598 0.999
17000 Gambar 4. Grafik hubungan konsentrasi CO2, laju
20.69219 0.098674 20.79086 0.999
alir gas dan teknik penanganan yang
20000 24.34769 0.098254 24.44594 0.999 direkomendasikan(9)
22000 26.78229 0.097973 26.88026 0.999
Setelah memilih jenis proses yang akan dilakukan
25000 30.4417 0.097552 30.53926 0.999 di lapangan ini, kemudian dilakukan simulasi untuk
mencari hubungan antara konsentrasi MDEA yang
Tabel 19. Kondisi Off Gas dari SRU dibutuhkan untuk menangani konsentrasi H2S yang
H2S Emisi Pembakaran Gas Outlet CO2
(ppm) (mg/m3) @ SRU
bervariasi sehingga bisa didapatkan konsentrasi
MDEA yang optimal pada proses gas sweetening di
13000 61.4832 91.63% lapangan ini. Proses ini dilakukan dengan merubah
15000 71.5068 91.58% konsentrasi MDEA untuk tiap konsentrasi H2S
17000 hingga mendapatkan konsentrasi keluaran H2S
81.0760 91.53%
yang diinginkan yaitu 4 ppm. Dalam simulasi ini
20000 95.4237 91.46% digunakan software komersil untuk memodelkan
22000 105.0078 91.42% proses yang terjadi.
25000 119.3812 91.35%
Pada kondisi awal, dimana kandungan CO2 30%
dan H2S 13000 ppm, konsentrasi MDEA yang
V. Pembahasan digunakan adalah 0.492 fraksi massa. Kemudian
5.1 Acid Gas Removal Unit (Gas Sweetening) dilakukan sensitivity dengan merubah input
konsentrasi H2S serta input dari MDEA di inlet
Proses gas sweetening yang akan dilakukan di amine absorber. Konsentrasi H2S itu sendiri
lapangan ini dipilih berdasarkan komponen gas berkisar dari 13000 ppm sampai 25000 ppm.
alam dan laju alirnya. Berdasarkan data yang ada, Sedangkan untuk konsentrasi MDEA berkisar
lapangan ini memproduksi gas sebesar 30 MMscfd antara 0.41 sampai 0.5 fraksi massa, karena apabila
dengan kontaminan CO2 30 %, dan H2S sebesar input berada di luar kisaran tersebut sistem tidak
13000 ppm, maka metode yang direkomendasikan akan konvergen untuk kondisi lapangan gas X.
untuk penanganan zat impurities CO2 dan H2S pada Untuk konsentrasi CO2 dan laju alir gas dibuat
lapangan ini yaitu kombinasi teknik absorpsi kimia konstan sesuai dengan kondisi awalnya dimana gas
dengan pelarut alkanolamina MDEA (metil mengalir sebesar 30 MMSCFD dan konsentrasi
dietanolamina) dan teknik membran dengan CO2 30%. Konsentrasi MDEA di inlet absorber
menggunakan modul Hollow Fiber Cellulose sendiri masih terkandung impurities seperti CO2
Acetate. Proses ini dipilih agar sistem mampu dan H2S karena larutan amine yang masuk di inlet
menghilangkan kandungan gas asam (H2S dan absorber merupakan hasil recycle dari proses
CO2) sampai batas maksimal konsentrasi keduanya sebelumnya, sehingga konsentrasi CO2 dan H2S di
di dalam spesifikasi gas jual, yaitu 4 ppmv untuk inlet amine absorber ini pun akan bervariasi
H2S dan 30 % mol untuk CO2.Proses ini dipilih dengan adanya perubahan konsentrasi MDEA
berdasarkan pada Gambar 4. bergantung kepada kemampuan larutan amine
untuk menyerap acid gas dan digunakan kembali.

Fikar Cita (12206042) 10


Untuk output H2S di amine absorber ternyata membuat perbandingan konsentrasi
diseragamkan turun hingga mencapai 10 ppm MDEA berbanding CO2 terlarut di inlet amine
kemudian dialirkan menuju membrane sehingga absorber menjadi meningkat. Ini menunjukkan
konsentrasinya turun hingga 4 ppm sedangkan CO2 bahwa dengan penurunan konsentrasi MDEA akan
< 5% mol, sesuai dengan batasan maximum mengurangi absorpsi CO2 sehingga konsentrasi
kandungan H2S dan CO2 di produk jual gas. CO2 yang di-recycle menjadi lebih sedikit.
Akibatnya konsentrasi CO2 terlarut di MDEA
MDEA vs H2S
menjadi berkurang dengan penurunan konsentrasi
MDEA.
0.5
0.49 MDEA - CO2
MDEA (mass fraction)

0.48 3.65E-02
0.47 3.60E-02
3.55E-02

CO2 (mol Fraction)


0.46
0.45 3.50E-02
0.44 3.45E-02
0 10000 20000 30000 3.40E-02
H2S (ppm)
3.35E-02
0.44 0.46 0.48 0.5
Gambar 5. Grafik hubungan antara H2S vs MDEA MDEA (mass fraction)

Gambar 5. menunjukkan pengaruh dari perubahan


konsentrasi H2S terhadap konsentrasi MDEA yang Gambar 7. Grafik hubungan antara MDEA vs CO2
dibutuhkan. Dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa penambahan konsentrasi H2S ternyata Gambar 7. menunjukkan hubungan dari perubahan
berbanding terbalik dengan kebutuhan MDEA. konsentrasi MDEA di inlet absorber terhadap
Dimana dengan semakin betambahnya konsentrasi output CO2 setelah membran. Dari gambar tersebut
H2S konsentrasi MDEA yang dibutuhkan menjadi dapat dilihat bahwa penurunan konsentrasi MDEA
lebih sedikit. membuat output CO2 setelah membrane menjadi
lebih besar. Ini diakibatkan dari berkurangnya
H2S (MDEA : CO2) konsentrasi MDEA membuat proses penyerapan
MDEA terhadap CO2 menjadi berkurang.
82
80 Analisa yang dapat diambil dari ketiga gambar di
atas adalah, penurunan konsentrasi MDEA akan
78 menyebabkan penurunan kemampuan penyerapan
MDEA : CO2

76 MDEA terhadad CO2. Hal ini dapat terlihat dari


74 semakin membesarnya output CO2 akibat
penurunan konsentrasi MDEA. Ini dikarenakan
72 MDEA lebih utama digunakan untuk penyerapan
70 CO2 dan menyerap H2S secara selektif. Penurunan
tersebut membuat proses recycle MDEA akan
0 10000 20000 30000
mengandung lebih sedikit CO2 seiring dengan
H2S (ppm) kenaikan konsentrasi H2S atau penurunan
konsentrasi MDEA. Hal ini membuat konsentrasi
CO2 terlarut di inlet amine absorber akan menjadi
Gambar 6. Grafik hubungan antara H2S vs MDEA lebih kecil dan membuat MDEA akan lebih selektif
berbanding CO2 terlarut. terhadap penyerapan H2S. Sehingga penurunan
konsentrasi MDEA dapat membuat MDEA lebih
Gambar 6. menunjukkan tentang hubungan dari mampu menanggulangi konsentrasi H2S yang lebih
konsentrasi H2S terhadap perbandingan konsentrasi besar, walaupun output dari CO2 akan meningkat.
MDEA dan CO2 yang terlarut dalam MDEA di Akan tetapi output konsentrasi CO2 maupun H2S
inlet amine absorber. Gambar tersebut tetap berada pada kondisi batas standar produk jual
menunjukkan bahwa dengan penambahan gas. Selain itu, penambahan konsentrasi MDEA
konsentrasi H2S yang diikuti dengan penurunan berlebihan akan membuat kondisi penyerapan
konsentrasi MDEA di inlet amine absorber

Fikar Cita (12206042) 11


terhadap H2S menjadi tidak optimal. Penurunan Sulfur Recovery Unit tipe LOCAT memiliki 2
konsentrasi MDEA ini sendiri harus tetap berada di komponen utama yaitu Liquid-full Absorber dan
antara kisaran kerja optimal MDEA untuk lapangan Oxidizer. Fungsi dari absorber ini adalah untuk
gas X, yaitu 0.41 sampai 0.5 fraksi massa. menyerap H2S ke dalam larutan alkali sedangkan
fungsi dari oxidizer adalah mengkonversi bentuk
Oleh karena itu, penggunaan MDEA sebesar 0.447 H2S menjadi sulfur padatan melalui penambahan
mass fraction di inlet MDEA merupakan auxiliary redox reagent. Gambar 8. menunjukkan
konsentrasi MDEA yang lebih optimal PFD dari SRU LOCAT.
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi
MDEA pada kondisi awal sebesar 0.492 mass Sour gas mengalami kontak dengan larutan catalist
fraction. Ini dikarenakan dengan penggunaan iron chelate di absorber, dimana H2S akan diabsorb
konsentrasi MDEA lebih kecil, sistem dapat dan dioksidasi menjadi sulfur padatan. Larutan
menanggulangi H2S hingga 25000 ppm dan katalis yang tereduksi dikembalikan ke oksidizer
konsentrasi CO2 30% mol. Kemudian dilakukan dimana udara mengoksidasi larutan katalis. Larutan
simulasi kembali dengan memasukkan data kondisi katalis kemudian dikembalikan ke dalam absorber.
awal lapangan gas X dimana konsentrasi H2S Regenerasi secara kontinyu larutan katalis
13000 ppm dan CO2 30% mol dengan membuat biaya operasi kimia menjadi rendah.
menggunakan konsentrasi MDEA 0.447 mass
fraction. Hasilnya adalah H2S dapat diturunkan Tabel 20. Kondisi Inlet dan Outlet SRU Pada
menjadi 3 ppm walaupun konsentrasi CO2 Kondisi Base Case
meningkat menjadi 3.58% mol. Sebelumnya
Kondisi Operasi Satuan Inlet SRU Outlet SRU
dengan penggunaan MDEA 0.492 mass fraction,
kandungan H2S turun sampai 4 ppm dan CO2 turun Volume Flow mmscfd 9.43 9.04
hingga 3.4% mol. Akan tetapi penggunaan MDEA
Mass Flow kg/h 19550 18887.15
0.447 mass fraction tetap memberikan output yang
sesuai dengan batas standar produk jual gas. Mass flow H2S kg/h 654.56 0.65

Mass Flow CO2 kg/h 18157 18157


5.2 Sulfur Recovery Unit
Mass Flow RSH kg/h 4.14 0.19 x10-6
Kapasitas sulfur yang dihasilkan berdasarkan fraksi Volume:
kondisi base case adalah gas mengandung 13000
ppm H2S, 30%mol CO2, dan RSH 60 ppm. CO2 % 87.87 91.63
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, H2S ppm 40910.18 42.66
direkomendasikan metoda LOCAT untuk
digunakan sebagai sistem SRU untuk studi ini. RSH(M-Merkaptan) ppm 183.28 0.19
Alasan-alasan kenapa LOCAT dianggap paling produk sulfur
sesuai untuk sebagai sulfur recovery unit adalah
Sulfur ton/day 15.7
sebagai berikut :
Efisiensi Kerja LOCAT tergolong tinggi yaitu RSH(M-Merkaptan) ton/day 0.099
mencapai 99.9%. Efisiensi kerja ini melebihi
Total ton/day 15.8
batas minimal efisiensi kerja SRU yang
diharuskan yaitu 95% (PERMENLH No. 13 Effisiensi % 99.99
tahun 2009).
LOCAT dapat menangani merkaptan. Pada kondisi base case, LOCAT dapat menangani
Kebutuhan zat kimia LOCAT lebih sedikit hidrogen sulfida (H2S) dan mercaptan kemudian
dibandingkan SRU yang sejenis dengan menghasilkan produk sulfur sebesar 15.8 ton/day.
LOCAT yaitu SulFerox. Efisiensi LOCAT mencapai 99.99% (> 95%) dan
Unit LOCAT dibandingkan unit SRU seperti emisi pembakaran gas sebesar 61.5 mg/m3 (< 150
SulFerox dan Shell-Paques paling banyak mg/m3). Kedua hal tersebut memenuhi kondisi
digunakan di seluruh dunia. Sebanyak 119 Unit standar dari PERMENLH No. 13 Tahun 2009
LOCAT telah digunakan (sumber: Gas sehingga dapat digunakan sebagai sistem SRU
Processing Hand Book, 2004). untuk lapangan gas X. Efisiensi kerja sistem ini
Produk sulfur mempunyai kemurnian tinggi dilihat dari kemampuan sistem merubah total sulfur
(apabila gas mengandung merkaptan dalam yang masuk ke dalam sistem menjadi total padatan
jumlah yang sangat kecil sekali). sulfur. Sedangkan emisi pembakaran gas adalah
Sulfur Recovery Unit LOCAT memiliki harga konsentrasi maksimal suatu zat diperbolehkan
yang lebih murah dibandingkan dengan untuk dibuang atau dibakar agar aman bagi
SulFerox, Shell-Paques, dan Claus. lingkungan.

Fikar Cita (12206042) 12


Tabel 16 dan Tabel 17 menunjukkan kondisi inlet Tabel 21. Kondisi Inlet dan Outlet SRU Pada
dan outlet dari SRU dalam berbagai konsentrasi Kondisi MDEA Optimal
H2S. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
Kondisi Operasi Satuan Inlet SRU Outlet SRU
semakin tinggi konsentrasi H2S dalam gas akan
meningkatkan mass flow dari H2S menuju SRU dan Volume Flow mmscfd 9.38 8.99
menurunkan mass flow dari CO2 dan RSH. Hal itu Mass Flow kg/h 19471.86 18807.41
sesuai dengan yang terjadi pada proses
sebelumnya, dimana dengan konsentrasi H2S yang Mass flow H2S kg/h 660.97 0.661
tinggi, penyerapan terhadap CO2 akan berkurang Mass Flow CO2 kg/h 18074.96 18074.96
sehingga kondisi gas yang masuk menuju SRU
akan memiliki konsentrasi H2S yang meningkat Mass Flow RSH kg/h 4.14 0.0041
serta konsentrasi CO2 yang menurun seiring dengan fraksi Volume:
kenaikan konsentrasi H2S dalam gas alam.
CO2 % 87.75 91.56
Tabel 18 memperlihatkan jumlah produk sulfur H2S ppm 41444 43
yang dihasilkan oleh SRU serta efisiensi dari SRU
RSH(M-Merkaptan) ppm 183.82 0.192
tersebut. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
SRU LOCAT dapat menanggulangi jumlah produk produk sulfur
sulfur hingga 30 ton/day (saat konsentrasi H2S di
Sulfur ton/day 15.84
gas alam 25000 ppm) dengan efisiensi tetap
99.99%. Hal ini sesuai dengan kondisi yang RSH(M-Merkaptan) ton/day 0.099
ditetapkan oleh PERMENLH No. 13 Tahun 2009 Total ton/day 15.94
bahwa efisiensi minimal SRU adalah 95%.
Effisiensi % 99.99
Tabel 19 menunjukkan tentang kandungan off gas
dari SRU (H2S dan CO2). Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa SRU LOCAT dapat VI. Kesimpulan
menanggulangi konsentrasi H2S di dalam gas alam
hingga 25000 ppm untuk kondisi lapangan gas X a. Hubungan antara konsentrasi MDEA dan
tanpa melebihi batas emisi pembakaran gas untuk konsentrasi H2S berbanding terbalik, dimana
H2S. Pada konsentrasi H2S 25000 ppm, emisi semakin besar konsentrasi MDEA semakin
pembakaran yang dihasilkan oleh SRU adalah kecil konsentrasi H2S yang dapat
119.38 mg/m3. Hal tersebut masih memenuhi ditanggulangi. Hal ini dikarenakan semakin
kondisi yang ditetapkan oleh PERMENLH No. 13 besar konsentrasi MDEA akan memperbesar
Tahun 2009 dimana batas emisi pembakaran gas proses desorpsi H2S atau mengurangi
untuk H2S adalah 150 mg/m3. kemampuan MDEA dalam penyerapan H2S.
Akan tetapi, pengurangan konsentrasi MDEA
Setelah proses sensitivitas SRU dengan merubah akan mengurangi kemampuan penyerapan
konsentrasi H2S dalam gas alam, dapat disimpulkan terhadap CO2. Penurunan konsentrasi MDEA
bahwa SRU dengan menggunakan LOCAT dapat tetap harus berada dalam kisaran kerja optimal
menanggulangi pengolahan limbah sulfur di MDEA untuk lapangan gas X yaitu 0.41
lapangan gas X dan memenuhi peraturan tentang sampai 0.5 fraksi massa.
limbah sulfur yang ada. Kemudian dilakukan studi
terakhir dengan mensimulasikan kondisi kerja SRU b. Kondisi optimal konsentrasi MDEA adalah
dengan konsentrasi MDEA yang optimal yaitu 0.447 fraksi massa. Dimana dengan
0.447 fraksi massa. Data hasil simulasi ditampilkan konsentrasi sebesar itu dapat menanggulangi
dalam Tabel 21. Dari tabel tersebut dapat dilihat konsentrasi H2S hingga 25000 ppm dan
untuk efisiensi SRU tetap 99.9 % dengan total apabila diaplikasikan ke dalam lapangan ini
jumlah produk sulfur sebesar 15.94 ton/day. Untuk akan mengurangi konsentrasi H2S dari 13000
kondisi off gas dari SRU dapat dilihat konsentrasi ppm menjadi 3 ppm dengan kombinasi
CO2 sebesar 91.56 % dan emisi pembakaran gas penyerapan menggunakan larutan MDEA dan
sebesar 62.32 mg/m3. Efisiensi SRU dan emisi teknologi membran.
pembakaran gas masih memenuhi standar yang
berlaku sesuai dengan PERMENLH No. 13 Tahun c. Untuk sistem pengolahan limbah sulfur
2009. direkomendasikan sistem LOCAT. Sistem
LOCAT memiliki efisiensi yang paling tinggi
dan mampu memenuhi standar peraturan yang
berlaku.

Fikar Cita (12206042) 13


d. Semakin besar konsentrasi gas H2S dalam gas Daftar Pustaka
alam maka semakin besar pula konsentrasi
sulfur yang harus ditanggulangi. Sistem 1. Sudarwoto, Rinaldi. 2009. Kajian Terpadu
LOCAT dapat menanggulangi konsentrasi H2S
Kinerja Reservoir, Perancangan Fasilitas
dalam gas alam hingga 25000 ppm (30
ton/day) dengan tetap memenuhi standar Permukaan, dan Keekonomian Lapangan Gas
standar peraturan tentang gas buangan yang X yang Memproduksikan Gas Ikutan CO2 dan
berlaku yaitu nilai emisi pembakaran gas < H2S. Master. Tesis, Institut Teknologi
150 mg/m3 dan efisiensi SRU > 95%. Bandung.
2. Abdassah, Doddy.1998. Teknik Gas Bumi.
Bandung : Penerbit ITB.
Daftar Simbol
3. B.I.Lee & M.G.Kesler., 1975. A Generalized
P : tekanan Thermodynamic Correlation based on Three-
V : volume Parameter Corresponding States. AIChE
Z : faktor kompresibilitas gas Journal,21(3), pp. 510-527.
n : jumlah mol gas 4. Scott Simonton,Ph.D., PE, Morgan Spears.
R : konstanta gas ( ) 2007. Human Health Effects from Exposure to
T : temperatur Low-Level Concentrations of Hydrogen Sulfide
: fraksi mol dari komponen i [online]. Available from :
: jumlah mol dari komponen i http://ohsonline.com/articles/2007/10/human-
: total mol dari seluruh komponen health-effects-from-exposure-to-lowlevel-
campuran
concentrations-of-hydrogen-sulfide.aspx.
: harga berat molekul total untuk suatu
campuran [Diakses 2 Oktober 2010).
: harga berat molekul untuk setiap 5. Gupta, M., Coyle, I., Thambimuthu, K., 2003.
komposisi CO2 capture technologies and opportunities in
: fraksi volume Canada. Canadian CC&S Technology
: volume dari komponen i pada kondisi Roadmap Workshop. Canada.
standar 6. Astarita, Gianni.,David W. Savage, Attilio
: volume total dari campuran pada
Bisio. Gas Treating with Chemical Solvent.
kondisi standar
: fraksi berat dari komponen i New York: John Wiley & Sons
: berat dari komponen i 7. Zare, Aliabad and Mirzaei, S. 2009. Removal
: berat total dari campuran of CO2 and H2S using Aqueous Alkanolamine
Solusions. World Academy of Science
Engineering and Technology.
TERIMAKASIH 8. Studi Penanganan Impurities Gas CO2 dan
H2S pada Lapangan Gas X, Pertamina.
Penulis mengucapkan puji syukur kepada ALLAH
Yang Maha Esa, orang tua, Bpk. Rahman Sidik dan 9. Baker, W. Richard and Kaaeid Lokhandwala.,
Ibu Harmini Sudjiman, serta keluarga atas doa, dan 2008. Natural Gas Processing with
dukungan selama ini. Penulis juga mengucapkan Membranes: An Overview. California :
terimakasih kepada Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc., Ph.D. Membran Technology and Research, inc.
selaku pembimbing tugas akhir untuk bimbingan 10. Kunal, Meht. 2010. Impact of Changing
dan kesediaan waktunya sehingga tugas akhir ini MDEA Parameters on Absorption of H2S and
selesai dengan baik. Penulis mengucapkan
CO2 and its Implication. SPE 129101, SPE Oil
terimakasih kepada Ir. Nenny M.Saptadji, Ph.D,
selaku wali penulis atas bimbingan dan and Gas India Conference and Exhibition., 20-
perhatiannya selama di perkuliahan. Tidak lupa 22 Jan. 2010. India : Mumbai.
saya ucapkan terima kasih pada Mbak Sarah 11. Mansourizadeh, A. 2008. Removal of Acid
Astelina dan Mas Donal Marta yang telah Gas Emissions Using Hollow Fiber Gas
membantu dalam proses analisis tugas akhir ini. Absorption Membrane Contactors. IPTC
Seluruh teman-teman Teknik Perminyakan
12481,International Petroleum Technology. 3-
angkatan 2006, teman-teman HMTM PATRA ITB,
dan semua orang yang tidak bisa disebutkan satu 5 Dec.2008. Malaysia: Kuala Lumpur.
persatu, terimakasih atas bantuannya. Semoga
ALLAH SWT membalas kebaikan kalian. Amin.

Fikar Cita (12206042) 14


12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu
Emisi SUmber Tidak Bergerak Bagi Usaha
dan/ atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi.
13. Gas Process Handbook. 2004. Hydrocarbon
Processing.
14. Kirk-Othmer.Encyclopedia of chemical
technology.Vol. 23, 4th edition. New York :
John Wiley & Sons, Inc.

Fikar Cita (12206042) 15


Lampiran

Gambar 3. Process Flow Diagram Acid Gas Removal Unit

Gambar 8. Process Flow Diagram SRU LOCAT

Fikar Cita (12206042) 16

You might also like