You are on page 1of 4

Nama : I Putu Eka Diras Sanggra

NIM : 03007109

Asal Universitas : Trisakti

REFLEKSI KASUS HIDUP

A. Deskripsi Kasus
1. Anamnesis
Pasien laki-laki 27 tahun datang ke RSUP Dr. Sardjito diantar keluarga dengan
surat pengantar dari Jogja International hospital dengan keterangan post KLL CKR
disertai fraktur mandibula. Pada tanggal 20 Mei 2012 pasien mengendarai sepeda
motor berboncengan dengan tetangganya di daerah Banyurejo, Tempel, Sleman.
Pasien dan tetangganya tidak mengenakan helm saat berkendara. Saat pasien ingin
menyalip dua motor didepannya, tampak lubang di tengah jalan. Pasien bermaksud
untuk menghindari lubang sembari menyalip kedua motor di depannya. Kemudian
secara tiba-tiba terdapat motor dari arah berlawanan yang menabrak pasien. Pasien
terjatuh dan tidak sadarkan diri. Korban kecelakaan dibawa oleh warga sekitar ke
rumah sakit JIH untuk diberi pertolongan pertama. Pasien sadar saat dirawat di JIH
dan ingat kejadian sebelumnya. Mual, nyeri di daerah wajah, berbicara sulit, pusing,
dan sesak nafas. Lalu pada hari Senin tanggal 21 Mei 2012, pasien minta dipindah ke
RSUP dr Sardjito untuk perawatan lebih lanjut. Pasien masih merasa nyeri di rahang,
sulit berbicara, pusing dan merasa sesak nafas.

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tampak luka lecet di wajah dan tampak luka robek di bibir yang
sudah dijahit, tampak deformitas pada rahang bawah.
Leher : Tidak tampak adanya luka maupun memar
Thorax : Tidak tampak adanya luka maupun memar
Abdomen : Tidak tampak adanya luka maupun memar
Ekstremitas atas : Tampak luka lecet pada tangan kanan dan kiri, tidak ada memar
maupun deformitas.
Ekstremitas bawah : Tampak luka lecet pada kaki kanan dan kiri, tidak ada
memar maupun deformitas.
B. Masalah Yang Dikaji
Deskripsi luka pada korban.
Kepala : luka lecet pada wajah dan luka robek pada bibir tidak dideskripsikan
dengan jelas.
Ekstermitas atas : luka lecet pada tangan kanan dan kiri tidak dideskripsikan
dengan jelas.
Ekstremitas bawah : luka lecet pada kaki kanan dan kiri tidak disdeskripsikan
dengan jelas.

C. ANALISIS KASUS
Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda
yang memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian kecelakaan lalu
lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan
bersentuhan.
Manfaat interpretasi luka lecet ditinjau dari aspek medikolegal seringkali
diremehkan, padahal pemeriksaan luka lecet yang teliti disertai pemeriksaan di TKP
dapat mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Misalnya suatu luka lecet
yang semula diperkirakan sebagai akibat jatuh dan terbentur aspal jalanan atau tanah,
seharusnya dijumpai pula aspal atau debu yang menempel di luka tersebut.
Bila setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti ternyata tidak dijumpai benda asing
tersebut, maka harus timbul pemikiran bahwa luka tersebut bukan terjadi akibat jatuh
ke aspal/tanah, tapi mungkin akibat tindak kekerasan.
Sesuai dengan mekanisme kejadiannya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai
luka lecet gores (scratch) , luka lecete serut (graze), luka lecet tekan (impresion,
impact abrasion) dan luka lecet geser (friction abrasion).
Luka lecet gores diakibatkan oleh benda runcing (misalnya kuku jari yang
menggores kulit) yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidremis) di depannya
dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menunjukan arah
kekerasan yang terjadi.
Luka lecet serut adalah variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya
dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak
tumpukan epitel.
Luka lecet tekan disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena
kulit adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama
dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan
identifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk yang khas misalnya kisi-kisi
radiator mobil, jejas gigitan dan sebagainya.
Luka lecet geser disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai bergeser,
misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang
terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka lecet geser yang terjadi segera
pasca mati.

Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang
menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui,
maka akan terjadi robekan pada kulit. Luka ini mempunyai ciri bentuk luka yang
umumnya tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan
antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka lecet atau
luka memar disisi luka.

Dari data diatas seharusnya luka yang didapatkan pada korban dapat
dideskripsikan dengan lengkap oleh dokter guna kepentingan sebagai suatu
pembuktian apakah luka tersebut didapatkan dari suatu kekerasan ataukah dari
kecelakaan lalu lintas.

Luka lecet yang didapatkan pada korban seharusnya dideskripsikan dengan


menambahkan : Jenis dari luka lecetnya, lokasi luka secara detail, ukuran luka, dasar
luka, bentuk luka, arah luka, dan keadaan luka. Sama halnya dengan luka robek yang
seharusnya dilengkapi dengan menambahkan lokasi yang spesifik, ukuran luka, dasar
luka, arah luka, bentuk luka, dan keadaan luka.

Misalnya, luka yang mungkin terjadi pada korban adalah :


Wajah : Pada pipi kiri sisi luar, 5 cm dibawah alis dan 4 cm dari batang hidung,
jenis luka lecet geser, berbentuk oval, berwarna kemerahan, keadaan kotor dengan
pasir, dasar kulit, ukuran 4 cm x 3 cm. Pada bibir bawah sisi luar, 1 cm dari
puncak bibir atas dan 1cm dari batas bibir atas dan bawah, terdapat luka robek
berbentuk oval, berwarna merah, keadaan luka kotor karena terdapat darah, dasar
kulit, ukuran 2 cm x 1 cm.
Ekstremitas atas : Pada lengan atas kiri sisi luar, 4 cm dibawah puncak bahu,
terdapat luka lecet geser berbentuk persegi panjang, berwarna merah, keadaan
kotor dengan pasir, dasar kulit, ukuran 5 cm x 4 cm.
Ekstremitas bawah : Pada Tungkai atas kiri sisi luar, 8 cm dibawah panggul,
terdapat luka lecet serut berbentuk oval, berwarna merah, keadaan luka kotor
dengan pasir, dasar kulit, ukuran 7cm x 5 cm.
D. Kesimpulan
Dalam kasus yang melibatkan suatu kekerasan tumpul seperti kasus kecelakaan
lalu-lintas hendaknya dokter memperhatikan pada saat menuliskan hasil pemeriksaan
luka, khususnya di dalam mendeskripsikan luka tersebut. Hal ini didasarkan karena
pentingnya deskripsi luka, di dalam suatu pembuktian luka tersebut terjadi akibat kasus
kekerasan yang sengaja dilakukan oleh orang lain ataukah murni suatu kecelakaan. Dan
apabila merupakan suatu kecelakaan lalu lintas mungkin dapat juga digunakan untuk
melihat atau menganalisis bagaimana keadaan yang sebenarnya terjadi pada saat
kecelakaan. Contohnya pada kasus diatas yaitu pada luka lecet dan luka robek seharusnya
dilengkapi dengan menambahkan Lokasi luka dengan jelas, koordinat luka, jenis luka,
sifat luka ( bentuk, warna, kondisi, dasar), dan ukuran luka.
E. Referensi
Buku Ilmu Kedokteran Forensik FK UI, cetakan kedua, 1997, hal 38-40

You might also like