You are on page 1of 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN PNEUMONIA

1. DEFINISI
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikandengan adanya konsolidasi
akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.(Axton & Fugate, 1993).
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan
pengisian rongga alveoli oleh eksudat.Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang
mengalami konsolidasi dan darah dialirkan kesekitar alveoli yang tidak berfungsi. Hipoksemia
dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan paru-paru yang sakit ( Doenges & Moorhouse, 2000)
Pneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru. Hal ini terjadi sebagai akibat
adanya invasi agen infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran
trakeobrokialis sehingga flora endogen yang normal berubah menjadi patogen ketika memasuki
saluran jalan nafas (Engram ,1998).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri;
merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan
kematian pada bayi dan anak balita (Said 2007).

2. Etiologi, Tanda, dan Gejala


Jenis Etiologi Faktor resiko Tanda dan gejala
pneumonia

Sindroma 1. Sreptococcus Sicklo cell diseases 1. Onset mendadak dingin,


tipikal pneumonia tanpa Hipogammaglobulinemia mengigil, demam (39-
penyulit Multipel mieloma 40C)
2. Sterptococcus 2. Nyeri dada pleuritis
pneumonia dengan 3. Batuk produktif, sputum
penyulit hijau dan puluren serta
mungkin mengandung
bercak darah. Terkadang
hidung kemerahan.
4. Reaksi interkostal,
penggunaan otot
aksesorius, dan bisa
timbul sianosis.
Sindroma 1. Haemophilus Usia tua 1. Onset bertahap dalam 3-5
atipik influenzae COPD hari
2. Staphilococcus Flu 2. Malaise, nyeri
aureus kepala,nyeri tenggorokan,
1. Mycoplasma Anak-anak dan batuk kering
pneumonia Dewasa muda 3. Nyeri dada karena batuk
2. Virus patogen
Aspirasi 1. Aaspirasi basil gram Alkoholismedebilitas 1. Pada kuman anaerob
negatif, klebsiela, Perawatan (misal infeksi campuran, mulanya onset
pseudomonas, nosokimial). perlahan
enterobacter, Gangguan kesadaran 2. Demam rendah, batuk
escherchia proteus, 3. Produksi sputum/bau
basil gram positif busuk
Starfilococcus 4. Foto dada terlihat
2. Aspirasi asam jaringan interstitial
lambung tergantung bagian yang
parunya yang terkena.
5. Infeksi gram negatif atau
positif
6. Gambaran klinik
mungkin sama dengan
pneumonia klasik.
7. Disters respirasi
mendadak, dispnea berat,
sianosis, batuk,
hipoksemia,dan di ikuti
tanda infeksi sekunder
Hematogen 1. Terjadi bila kuman Kateter IV yang terinfeksi 1. Gejala pulmonaltimbul
patogen menyebar ke Endokarditis minimal di banding
paru-paru melalui Drug abuse gejala septikemi
aliran darah, seperti Abses intraabdomen 2. Batuk nonproduktif
pada kuman Pielonefritis dan nyeri pleuritik sama
stafilococcus, E. Empiema kandung kemih seperti yang terjadipada
Coli, anaerob emboli paru
enteritik

3. PATOFISIOLOGI
4. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian antibiotic
2. Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral
(lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.seperti: penicillin, cephalosporin.
3. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung
atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin perlu
diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
4. Pemberian antipiretik, analgetik, bronchodilator
5. Pemberian O2
6. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi. Kebanyakan penderita akan memberikan
respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.

5. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan
oleh pemeriksaan sputum mencakup :
1. Oksigen 1-2 L/menit.
2. IVFD dekstrose 10 % :NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan.
3. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
4. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip.
5. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
6. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
7. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Untuk kasus pneumonia community base :
1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital base :
3. Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
4. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
Pneumonia lobularis sering terjadi secara primer pada orang dewasa, Ketika
seorang dewasa mempunyai penyakit bronkopneumonia, kemungkanan besar ada
penyakit yang mendahuluinya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri ( yang
tersering yaitu bakteri streptococcus pneumoniae pneumococcus), Pneumonia sering kali
menjadi infeksi terakhir( sekunder) pada orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit
tertentu.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama dan riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama yang sering timbul pada klien pneumonia adalah adanya
awitan yang ditandai dengan keluhan mengigil, demam 40C, nyeri pleuritik, batuk,
sputum berwarna seperti karat, takipnea terutama setelah adanya konsilidasi paru.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Pneumonia sering kali timbul setelah infeksi saluran nafas atas ( infeksi pada
hidung dan tenggorokan). Resiko tinggi timbul pada klien dengan riwayat alkoholik,
post operasi, infeksi pernafasan, dan klien dengan imonosupresi ( kelemahan dalam
sistem imun). Hampir 60% dari klien kritis di ICU dapat menderita pneumonia dan
50% (separuhnya) akan meninggal.
3. Pemeriksaan fisik
Presentasi bervariasi bergantung pada etiologi, usia dan keadaan klinis ( Sudoyo,2006).
a. Awitan akut biasanya oleh kuman patogen seperti S. Pneumoniae, sterptococcus
spp,dan Staphylococcus.
b. Awitan yang tidak terlihat dan ringan pada orang tua atau orang dengan penurunan
imunitas akibat kuman yang kurang patogen atau opertunistik.
c. Tanda-tanda fisik pada pneumonia klasik yang biasa di jumpai adalah deman, sesak
napas, tanda-tanda konsilidasi paru ( ronki nyaring serta suara pernapasan brokial.
d. Ronki basah dan gesekan pleura dapat terdengar di atas jaringan yang terserang
karena eksudat dan fibrin dalam alveolus.
4. Pemeriksaan diagnostik
a. Foto rontgen dada (chest x-ray): teridentifikasi penyebaran, misalnya lobus, bronkial;
dapat juga menunjukan multipel abses atau infiltrat,empiema ( staphylococcus );
penyebaran atau lokasi infiltrasi ( bakterial ) ; atau penyebaran ekstensif nodul
infiltrat ( sering kali viral ) ; pada pneumonia mycoplasma, gambaran chest x- ray
mungkin bersih.
b. ABGs / pulse oximetry: abnormalitas mungkin timbul bergantung pada luasnya
perusakan paru .
c. Kultur sputum dan darah atau gram stain: di dapatkan dengan needle boipsy,
transtracheal aspiration, fiberopticf bronchoscopy atau biopsi paru terbuka untuk
mengeluarkan organisme penyebab. Akan di dapatkan lebih dari satu jenis kuman,
seperti diplococcus pneumoniae, staphylococcus aureus, A hemolitik steapthococcus
dan haemophilus influenzae.
d. Hitung darah lengkap/ complete blood count ( CBC ): leukositosis biasanya timbul,
meskipun nialai SDP rendah pada infeksi virus.
e. Tes serologik: membantu membedakan diagnosis pada organisme secara spesifik.
f. Laju endap darah ( LED ): meningkat.
g. Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun ( kongesti dan kolaps alveolar
), tekanan saluran udara meningkat, compliance menurun, dan akhirnya dapat terjadi
hipoksemia.
h. Elektrolit: sodium dan klorida mungkin rendah.
i. Bilirubin
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat
juga menyatakan abses)
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
6. Penatalaksanaan
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
a. Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
b. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
c. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.
d. Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
e. Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
f. Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah.
c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen

3. Intervensi
a. Melakukan BHSP
R/menjalin hubungan saling percaya dan kerjasama antara perawat ,pasien dan keluarga
pasien
b. Menjelaskan tentang penyebab penyakit pada pasien
R/agar pasien mengetahui tentang penyakit yang diderita
c. Mengkaji jumlah/kedalaman dan pernafasan dan pergerakan dada
R/melakukan evaluasi awal untuk melihat kemajuan dari hasil intervensi yang telah
dilakukan
d. Membantu px dalam melakukan latihan nafas dalam
R/nafas dalam akan menfasilitasi pengembangan maksimum paru-paru/saluran udara kecil
e. Melakukan suction atas indikasi
R/menstimulasi batuk/pemberian saluran nafas secara mekanis
f. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
R/untuk mempercepat proses penyembuhan px
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta
Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.
Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC,Jakarta.
Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKU
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PNEUMONIA

A. Pengkajian
1. Biodata
a) Identitas klien
Nama : An.R
Umur : 7 bulan
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Jl R.A. Kartini
Tanggal MRS : 28 agustus 2014
Jam MRS : 09.00 WIB
Tgl pengkajian :28 agustus 2014
Jam pengkajian :10.00 WIB
Diagnosa medis : Pneumonia
No. Registrasi :7544
b) Identitas orang tua
Ayah
Nama : Tn.N
Umur : 28 Thn
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Supir mobil
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini
Ibu
Nama : Ny.M
Umur : 24 Thn
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
2. Keluhan utama/ alasan kunjungan
Orang tua mengatakan anaknya sesak nafas 3 hari yang lalu, batuk berlendir, dan beringus
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk
berlendir, beringus
b) Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan anaknya pernah mengalami sesak nafas sebelumnya
c) Riwayat kesehatan keluarga
Orangtua mengatakan anggota keluarga ada yang batuk-batuk yang disertai darah, yaitu
nenek yang tinggal serumah dengan klien. Keluarga pasien tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti diabetes melitus.
d) Riwayat Imunisasi

No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah


Pemberian
1 BCG 1bulan Demam
2 DPT (I,II.III) 2bln,3bln.4bln Tidak ada
3 POLIO (I.II.III.IV) 2bln.3bln.4bln,6bln Tidak ada
4 CAMPAK 9bulan (belum dilakukan) Tiak ada
5 HEPATITIS(I,II,III) 2bln,3bln,4bln -
e) Riwayat tumbuh kembang
1) Berat badan baru lahir :2,8 kg
2) Panjang badan: 50 cm
3) Berguling :4bulan
4) duduk :6 bulan
5) merangkak :7bulan
6) senyum kepada orang lain pertama kali:2bulan
7) bicara pertama kali:1bulan
8) berpakaian tanpa bantuan orang lain:belum bisa
f) Riwayat nutrisi
1) Pemberian asi
a. Pertama kali disusui:1minggu setelah bayi lahir
b. cara pemberian:setiap kali bayi menangis
2) Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat ini
usia 0 6 bulan: ASI
usia 7 bulan : ASI + bubur beras merah
g) Riwayat psikososial
1) Anak tunggal
2) lingkungan berada di kota
3) rumah dekat dengan masjid
4) tidak ada tempat bermain
5) tidak punya kamar sendiri
6) ada tangga yang berbahaya
7) anak tidak punya ruang bermain
8) hubungan antara anggota keluarga harmonis
9) pengasuh anak adalah ibunya sendiri
h) Riwayat spiritual
Support sistem dalam keluarga: Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh dan
diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT.
i) Reaksi hospitalisasi
1) Pemahaman tentang keluarga dan rawat inap
a. Mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karena panik melihat anaknya
b. Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya: iya
c. Perasaan orang tua pada saat ini: takut,cemas dan khawatir
2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah sakit, klien hanya
mampu menangis bila ada orang lain yang tidak ia kenal berada didekatnya.
j) Aktivitas sehari-hari
Pola makan dan Minum
Pola Makan:
No Pols makan Kondisi sebelum sakit Kondisi selama sakit
1. Selera makan Nafsu makan baik Nafsu makan menurun
2. Menu makanan ASI+ bubur beras merah sesuai diet
3. Frekuensi makan 3x sehari 2x sehari
4. Makanan tidak ada makanan berminyak
5. pantangan Pembatasan tidak ada tidak ada
6. pola makan Cara makan disuapin disuapin
Pola minum:
Pola minum Sebelum sakit Selama sakit
Minuman minum ASI + air putih, minum ASI + air putih, 3-
Frekuensi 5-6 kali sehari, 5 kali sehari,
Jumlah masukan 1000-1500 ml/hari. 800-1000 ml/hari.
Pola Eliminasi
BAK
Pola BAK Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi BAK 4 5 kali sehari, 3 4 kali sehari,
Jumlah keluaran 1200cc, 800 cc,
Bau khas, khas,
Warna jernih. jernih.
BAB
Pola BAB Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi BAB 2 3 kali sehari, 1 kali sehari,
Konsistensi lunak, keras,
Bau khas, khas,
Warna kuning. kuning.
Pola istirahat / tidur
Pola istirahat tidur Sebelum sakit Selama sakit
Banyaknya waktu tiudr 10 jam per hari, 6 jam perhari,
Gangguan waktu tidur tidak ada. tida bisa tidur karena sesak nafas.
Pola personal higiene
Pola personal higyene Sebelum sakit Selama sakit
Mandi 3 kali sehari ( di 2 kali sehari ( di mandikan ibu pakai
mandikan ibu ), waslap ),
Keramas 3 kali 1 minggu 2 kali 1 minggu.
Pola aktivitas
Sebelum sakit Selama sakit
bisa bermain hanya bisa menangis

4. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda Vital
Nadi :98 x/Mnt
Suhu :36,5 C
Pernapasan :56x/Mnt
Antropometri
a) Panjang badan : 75 cm
b) Berat badan : 8 kg
c) LILA : 10 cm
d) Lingkar kepala : 30 cm
e) Lingkar dada : 35 cm
f) Lingkar perut : 40 cm
Sistem pernapasan
a) Hidung : Simetris kiri & kanan, Ada secret dan ingus, pernapasan cuping hidung, tidak ada
polip,tidak ada epistaksis, pernapasan dangkal dan cepat (takipneu).
b) Leher : tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada tumor.
c) Dada : bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior dan
anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris.
d) Suara napas : Terdengar bunyi ronchii pada lapang paru.
e) clubbing finger: tidak ada.
Sistem cardiovaskuler
a) Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak
meninggi
b) Suara jantung : S1 Lup ,S2 Dup
c) Tidak ada bising aorta & Mur-mur.
d) Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.
Sistem pencernaan
a) Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri.
b) Abdomen : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba.
c) Peristaltik : 30 x/Mnt
Sistem indra
a) Mata
1) Kelopak mata : Tidak edema
2) Bulu mata : Menyebar
3) Alis : Menyebar
4) Mata : Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada
b) Hidung
1) Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak ada trauma di hidung,
mimisan tidak ada
2) Ada secret dan ingus yang menghalangi penciuman
c) Telinga
1) Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal Auditorius kurang bersih, serumen
tidak ada.
2) Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia akan menoleh ke arah suara
tersebut.
Sistem Integument
a) Rambut : hitam,tidak mudah dicabut
b) kulit : kulit pucat,temperatur hangat,teraba lembab,bulu kulit menyebar, tidak ada tahi lalat.
c) Kuku : warna merah muda,permukan datar,tidak mudah patah,kuku pendek dan agak
bersih.
Sistem Reproduksi : Tidak dikaji
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah lengkap (trombosit dan LED): Trombosit = 450 103/L
b) LED = 7 mm/jm
c) kultur sputum : terdapat virus sinnsial pernafasan
6. Penatalaksanaan
a) Terapi oksigen
b) D5 S 500 cc/24 jam
c) Kloramfenikol 250 mg 3X sehari
7. Analisa Data
Nama Pasien : An.R
Umur : 7 bulan
No.Registrasi : 7544
No Data penunjang Kemungkinan penyebab
1 DO: Peningkatan O2 dan Co2 yang berdifusi
- Klien nampak sesak
- pernapasan cuping hidung, Kecepatan difusi gas menurun
pernapasan dangkal
- Klien nampak pucat dan cianosis Difusi O2 dan Co2 terganggu
DS:
- Ibu klien mengatakan anaknya Pembentukan sel eksudat
sesak
B. Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien : An.R
Umur : 7 bulan
No.Regristasi : 7544
No Tgl muncul Diagnose keperawatan Tgl teratasi
28-8- 2014 Kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan gangguan pengiriman oksigen

C. Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : An.R
Umur : 7 bulan
No.Regristasi : 7544
No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil
1 Setelah diberikan a. Melakukan BHSP a. R/menjalin hubungan saling
asuhan keperawatan b. Menjelaskan tentang percaya dan kerjasama antara
2x24 jam penyebab penyakit perawat ,pasien dan keluarga
diharapkan bersihan pada pasien pasien
jalan napas efektif c. Mengkaji b. R/agar pasien mengetahui tentang
dengan kriteria hasil : jumlah/kedalaman penyakit yang diderita
- - dapat Batuk efektif dan pernafasan dan c. R/melakukan evaluasi awal untuk
- tidak ada pernafasan pergerakan dada melihat kemajuan dari hasil
cuping hidung d. Membantu px dalam intervensi yang telah dilakukan
- Sianosis melakukan latihan d. R/nafas dalam akan menfasilitasi
- Pasien tidak sesak nafas dalam pengembangan maksimum paru-
e. Melakukan suction paru/saluran udara kecil
atas indikasi e. R/menstimulasi batuk/pemberian
f. Kolaborasi dengan saluran nafas secara mekanis
tim medis dalam f. R/untuk mempercepat proses
pemberian obat- penyembuhan px
obatan dan terapi
D. Implementasi
No Tgl Jam Implementasi Respon TTd
Dx klien
1 28 8 07.30 Melakukan BHSP dengan cara memperkenalkan
2012 WIB diri dan menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
07.45 Menjelaskan tentang penyebab penyakit pada
WIB pasien
08.00 Mengobservasi TTV
WIB N : 98 x/menit
S : 36,5
RR: 56 x/ menit
11.00 Menganjurkan px untuk melakukan latihan nafas
WIB dalam dengan cara batuk efektif
11.30 Melakukan suction
WIB
12.00 Melakukan Kolaborasi dengan tim medis dalam
WIB pemberian obat-obatan dan terapi
Terapi oksigen
Cairan glukosa 10%
Kloramfenikol 250 mg 3X sehari
E. Evaluasi
Nama Pasien : An.R
No.Regristasi : 7544
No Tanggal Evaluasi
1. 28 8 2014 S : orang tua mengatakan bahwa anaknya
masih Sesak
O : pasien masih sesak
N : 98 x/menit
S : 36,5
RR: 56x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6
2 29 8 2014 S :orang tua mengatakan bahwa anaknya sesak
susah berkurang
O : Klien tampak rileks
N : 100 x/menit
S : 36,3
RR: 45 x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6

You might also like