You are on page 1of 70

Potential Role of Engineers in

Sustainable Green and Smart Building

Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Koordinator Integrated Smart & Green Building

Seminar Sustainable Green Building


LPKTA BEM FT UGM
Yogyakarta, 20 Agustus 2016

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Bangunan Gedung Hijau
Adalah Bangunan gedung yang memenuhi
persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja
terukur secara signifikan dalam penghematan
energi, air, dan sumber daya lainnya melalui
penerapan prinsip bangunan gedung hijau sesuai
dengan fungsi dan klaisifikasi dalam setiap tahapan
penyelenggaraannya (PerMen PUPR No.2 2015)

Adalah bangunan gedung yang bertanggung jawab


terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien
dari sejak perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
pemanfaatan pemeliharaan, sampai dekonstruksi
(PerGub DKI Jakarta No. 38 Tahun 2012)
Green Building Standard
Greenship and Other Rating Tools
ENVIRONMENTAL IMPACTS OF DEVELOPMENT

Temperature - Thompson, et al., Abrupt Tropical Climate Change: Past and Present, Proc. Natl. Acad. Sci. USA, vol.
103, no. 28.
CO2 - Australian Academy of Science; Etheridge, et al. (2006), Law Dome CO2, CH4and N2O ice core records
extended to 2000 years BP, Geophysical Research Letters
Global warming, Suhu rata-rata global meningkat sebesar 0,74oC dalam kurun waktu 100
tahun terakhir.
Kontribusi Green House Gases (GHG) dari lingkungan terbangun (built environment)
mencapai 50% dari total emisi CO2 dunia.
Life Cycle Assessment (LCA) belum diterapkan
Greenhouse Gasses (GHG) Effect
Latar Belakang
Bangunan hijau bukan lagi sekedar wacana tetapi
sudah menjadi regulasi.
Implementasi regulasi untuk merealisasikan bangunan
hijau membutuhkan berbagai sistem penunjang dan
peralatan ukur capaian kriteria hijau.
Salah satunya dengan sistem monitoring energi dan
ketersediaan alat ukur kualitas pencahayaan,
pengkondisian udara, dan kebisingan lingkungan huni.

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Peraturan Guberner Bangunan Gedung Hijau
Jakarta 23 April 2012

Indonesia negera ke-4 di dunia yang paling padat penduduknya.


Salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.
Efisiensi energi dicanangkan untuk pengurangan emisi sebesar 26% pada
tahun 2020.
Characterizing Building Performances

Quantification

The introduction of Green Building codes that, amongMeasurement


Human Comfort Standard
others, System
Regulation
reduce energy and water consumption in newly design
Parameter
Measurement Unit

commercial buildings in JakartaBuilding


(Pergub Codes
38/2012) is expected to
Target/Goal
save energy and water by moreClimatic
than 25% and 30%, respectively.
Conditions
Qualification

Since mandated in April 2012, 112 commercial buildings or


Index/Criteria
Classification
around 7 million square meter in Jakarta have beenStandard
built inImprovement
accordance with Pergub 38. The energy saving is estimated at
375,130 MWh/year or equals to the reduction of greenhouse
High
gasses of 265,968Performance
metric tons/year. DESIGN / EXISTING
Building
PERMEN PU 02-PRT-M-2015 A5.pdf Design Scenarios

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Greenship Criteria Appropriate Site Development (ASD)
Energy Efficiency Conservation (EEC)
Water Conservation (WAC)
Material Resources and Cycle (MRC)
Indoor Air Health and Comfort (IHC)
Building Environment Management (BEM)

NB : 45 criteria and 101 point


EB : 41 criteria and 117 point
Interior : 35 criteria and 101 point
Proses Sertifikasi
GREENSHIP NB

1. Minimum luas gedung adalah 2500 m2.


Registrasi 2. Kesediaan data gedung untuk diakses GBC Indonesia untuk studi
kasus.
3. Fungsi gedung sesuai dengan peruntukan lahan berdasarkan
RTRW/K setempat.
4. Kepemilikan rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)/Upaya
Dokumen Pemantauan Lingkungan (UPL)
Teknis/Kelayakan
5. Kesesuaian gedung terhadap standar keselamatan untuk
kebakaran.
6. Kesesuaian gedung terhadap standar ketahanan gempa.
7. Kesesuaian gedung terhadap standar aksesibilitas penyandang
cacat.

1. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama dengan Pihak GBC


Dokumen
Indonesia
Administratif
2. Penyelesaian Biaya Registrasi REENSHIP NB Versi 1.1
Proses Sertifikasi
GREENSHIP NB

Design
Registrasi Recognition

Pihak yang terlibat: Tim Sebagai penghargaan


Perencana pada tahap desain.
Sebagai nilai tambah
Membutuhkan dokumen untuk strategi
tender dan dokumen pemasaran
pendukung lain Sebagai alat untuk
evaluasi desain dalam
Maksimal 77 poin rangka persiapan
tahap konstruksi dan
tahap final
Biaya Sertifikasi assessment
Proses Sertifikasi
GREENSHIP NB

Design
Registrasi Recognition

Pemasukan Form Penilaian


dan Dokumen Pendukung

Proses Verfikasi Dokumen


(Maximum 1X Koreksi)
Poin Minimum
Peringkat
Poin (%)
Sidang Design Recognition Platinum 56 73
Gold 43 57
Silver 35 46
Design Recognition Certified 27 35
Proses Sertifikasi
GREENSHIP NB

Design Final
Registrasi Recognition Assessment

Pihak Terlibat: Tim


Pelaksana

Dokumen as built dan dokumen


pendukung lainnya

On Site Verification

Sertifikat Laik Fungsi


Proses Sertifikasi
GREENSHIP NB

Design Final
Registrasi Recognition Assessment

Pemasukan form penilaian


dan dokumen pendukung

Proses Verifikasi Dokumen


(Maximum 1X Koreksi)

Minimum Poin
Achievement Proses On-site Verification
Poin (%)
Platinum 74 73
Sidang Final Assessment
Gold 58 57
Silver 47 46
Certified 36 35 Sertifikat GREENSHIP NB
GBC Indonesia &
GREENSHIP

Appropriate Site Development

Code Criteria Point Scope


ASD P Basic Green Area P AR, L
ASD 1 Site Selection 2 OW promote site
ASD 2 Community Accessibility 2 OW management;
ASD 3 Public Transportation 2 OW
encourage compact
development;
ASD 4 Bicycle 2 AR reduce emission from
ASD 5 Site Landscaping 3 AR, L transportation;
ASD 6 Micro Climate 3 AR, L minimize heat island
ASD 7 Storm Water Management 3 AR, PL
effect

TOTAL 17

Note
AR: Architect; L: Landscape; STR: Structure; ME: Mechanical
Electrical; PL: Plumbing; C: Contractor; OW: Owner
Parameter Prasyarat Kategori ASD
No./Kode Parameter Green Informasi/Tolok Ukur Poin
ASD P1 Site Management Policy Surat komitmen manajemen mengenai pemeliharaan P
eksterior bangunan, manajemen hama terpadu, gulma,
dan habitat sekitar tapak dengan menggunakan bahan-
bahan tidak beracun

ASD P2 Motor Vehicle Surat komitmen manajemen mengenai tindakan dalam P


Reduction Policy pencapaian pengurangan pemakaian kendaraan bermotor
pribadi (car pooling, feeder bus, voucher kendaraan
umum, & diskriminasi tarif parkir)

Adanya kampanye untuk mendorong pengurangan P


pemakaian kendaraan bermotor pribadi. Berupa
kampanye tertulis permanen di setiap lantai berbentuk
poster dan stiker.

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Site Management Policy

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Motor Vehicle Reduction Policy

Spanduk himbauan car free day pada hari Jumat

Kampanye pengurangan kendaraan bermotor


Kuliah Arsitektur
Seminar Sustainable
Hijau
Green
2015Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Community Accessibility ASD 1 (1)
Adanya halte/stasiun transportasi
umum dalam jangkauan 300m dari
gerbang. Menyediakan shuttle bus
untuk mencapai stasiun transportasi
umum (minimal 2 unit bus).
Menyediakan jalur pejalan kaki di
dalam area gedung untuk menuju
stasiun transportasi umum sesuai
Permen PU No. 30/PRT/M/2006

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Motor Vehicle Reduction ASD 2 (1)
Adanya pengurangan pemakaian kendaraan pribadi dengan
implementasi salah satu opsi (car pooling, feeder bus, voucher
kendaraan umum, & diskriminasi tarif parkir)

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Bicycle ASD 3 (1)
Adanya parkir sepeda yang aman sebanyak 1 unit parkir per 30
pengguna gedung tetap

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Bicycle ASD 3 (1)
Apabila memenuhi butir di atas dan
menyediakan tempat ganti baju dan kamar
mandi khusus pengguna sepeda untuk setiap 25
tempat parkir sepeda

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Site Landscaping ASD 4 (1)
Adanya area lansekap vegetasi softscape yang bebas dari hardscape
minimal 30% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan termasuk
basement, roof garden, terrace garden, dan wall garden. Formasi
tanaman sesuai dengan Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Kriteria
Vegetasi untuk Pekarangan

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Site Landscaping ASD 4 (1 s/d 2)
Setiap 10% penambahan
luas area vegetasi softscape
mendapatkan poin 1

Persentase taman yang berupa


vegetasi softscape di sini
mencapai 42,56% dari luas total
area

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Hasil pengukuran di lokasi,
persentase taman yang berupa
vegetasi softscape disini
mencapai 308 m2 dari total
luas area Perpustakaan Pusat
UGM Sayap Selatan (L1)
As built drawing 4078,39 m2, maka
persentasinya terhadap luas
total lahan adalah 7,5%.

As built drawing diperoleh


luas vegetasi sebesar 1606,09
m2 dengan persentasi sebesar
39,38%

Pengukuran Lapangan
Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Site Landscaping ASD 4 (1)
Penggunaan tanaman lokal yang berasal dari nursery lokal dengan jarak
maksimal 1000 km dan tanaman produktif

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Heat Island Effect ASD 5 (1)
Menggunakan bahan yang nilai albedo rata-rata minimal 0,3 sesuai
dengan perhitungan pada area atap gedung yang tertutup perkerasan,
atau Menggunakan green roof sebesar 50% dari luas atap yang tidak
digunakan untuk mechanical electrical (ME), dihitung dari luas tajuk.

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Heat Island Effect ASD 5 (1)
Menggunakan bahan yang nilai albedo rata-rata minimal 0,3 sesuai
dengan perhitungan pada area non atap yang tertutup perkerasan

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Storm Water Management ASD 6 (1 s/d 2)
Pengurangan beban volum limpasan air hujan dari luas total lahan
sebesar 50% (1 poin) atau 75% (2 poin) total volume hujan harian,
dihitung berdasarkan debit air hujan bulan basah

Didapatkan hasil volume limpasan hujan yang berhasil ditampung


adalah sebanyak 41,01% pada tahun 2012 dan 34,65% pada tahun 2013
dari total air dalam kolam.
Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Site Management ASD 7 (1)
Memiliki dan menerapkan SOP pengendalian hama penyakit dan gulma
dengan menggunakan bahan-bahan tidak beracun

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Site Management ASD 7 (1)
Penyediaan habitat satwa non peliharaan minimal 5% dari seluruh area
tapak, berdasarkan area aktivitas hewan

Hutan lindung ini


mencakup 5,36% atau
sekitar 9.752,97 m2 area
Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Building Neighborhood ASD 8 (1)
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar tapak (perbaikan
sanitasi, WC umum, tempat ibadah, kaki lima, dan pengembangan
masyarakat)
Pertamina rewulu telah melakukan peningkatan kualitas
hidup masyarakat sekitar dengan melakukan kegiatan
CSR antara lain adalah perbaikan sanitasi, pemberian
potongan rumput untuk makanan ternak warga, dan
pemberian pupuk organik dari hasil pengelolaan
sampah organik.

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Building Neighborhood ASD 8 (2)
Revitalisasi bangunan cagar budaya

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Parameter Energy Efficiency & Conservation (EEC)
Policy & Energy Management Plan
Minimum Building Energy
Performance
Energy Efficiency and Conservation
berkaitan dengan dengan manajemen
penggunaan energi listrik berupa
penggunaan AC, sistem pencahayaan,
bahan bakar mesin genset, dan
penggunaan energi terbarukan.

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Parameter Prasyarat Kategori EEC
No./Kode Parameter Green Informasi/Tolok Ukur Poin
EEC P1 Policy & Energy Management P
Surat komitmen manajemen untuk melakukan
Plan
audit energi, target penghematan, dan action plan
berjangka waktu tertentu oleh tim energi
Kampanye penghematan energi berupa stiker, P
poster di setiap lantai, dan email
EEC P2 Minimum Building Energy P
Performance Memperlihatkan penghematan minimal 5% dari
IKE listrik yang ditetapkan GBCI selama minimal 6
bulan terakhir (Perkantoran 250 kWh/m2.tahun)

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Policy & Energy Management Plan

Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.


Minimum Building Energy Performance
Data penggunaan atau konsumsi listrik No Tipe Bangunan IKE standar
Perpustakaan Pusat UGM Sayap (kWh/m2.tahun)
Selatan (L1) selama 1 tahun adalah SNI Greenship
255.625,02 kWh dan luas total area yag
AUDIT ENERGI

1 Perkantoran 240 250


dibangun sebesar 5.430 m2 . Nilai IKE
2 Pusat Perbelanjaan 330 450
Perpustakaan Pusat UGM Sayap
Selatan (L1) 52,068 kWh/m2 < 3 Hotel/Apartemen 300 350
maksimal IKE listrik yang ditentukan
GBC Indonesia. SNI 03-6196-2000 Prosedur Audit Energi pada Bangunan
Gedung
IKE suatu bangunan adalah besarnya
konsumsi energi listrik per satuan luas
bangunan (kWh/m2.bulan atau IKE =
kWh/m2.tahun).
Seminar Sustainable Green Building Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Gedung Pusat UGM
RFF6

ENERGY ANALYSIS
Hasil penelitian menunjukkan distribusi beban termal
keseluruhan terdiri dari internal gain, ventilation gain, direct
solar gain, fabric gain, indirect solar gain, dan inter-zonal gain,
masing-masing sebesar 51.3%, 19.4%, 12.1%, 9.1%, 8%, dan
0.2%.
Total beban termal pada Gedung Pusat Universitas Gadjah
Mada adalah 407.784.736 Wh. Penggantian kaca bangunan
dengan kaca double low E mampu menurunkan beban termal
sebesar 11,88 %.
Penggunaan vegetasi sebagai
sun shading menurunkan beban termal sebesar 9,53%.
Kombinasi kaca double low E pada sayap utara dan sayap
selatan sertaDiagram beban termal
penggunaan Gedung
vegetasi Pusat UGM
sebagai sun shading pada
sayap barat dan sayap timur menurunkan beban termal sebesar
12,04%
Slide 44

RFF6 Ganesh dan Fitrah


Randy Frans Fela; 23/10/2015
Building Energy Management System (BEMS)
are computer-based control systems that control and monitor a
buildings mechanical and electrical equipment such as heating,
ventilation, lighting, power systems
etc. They connect the building services plant back to a central
computer to allow
control of on/off times, temperatures,
humidity etc.

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Energy Monitoring & Targeting (EM&T)
Energy Monitoring and Targeting atau yang biasa disebut
EM&T merupakan salah satu bagian dari BEMS tetapi hanya dalam
bidang pemantauan pemakaian energi.
Perbedaan BEMS dan EM&T yaitu BEMS menyediakan kendali real-
time terhadap fungsi peralatan pada bangunan seperti keamanan,
efisiensi dan kenyamanan sedangkan EM&T hanya memperhatikan
pengumpulan data dan analisis historis.

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Energy Monitoring & Targeting (EM&T)
Manfaat dan Tujuan
Pengendalian dan pemantauan penggunaan energi
dibandingkan terhadap pemakaian energi
sebelumnya atau standar bangunan
Peningkatan efisiensi dari penggunaan energi
dengan penetapan target (energy baseline) untuk
periode selanjutnya.
Telah menjadi rancangan Regulasi di beberapa
daerah untuk memonitor penggunaan energi
bangunan secara berkala.

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Energy Monitoring & Targeting (EM&T)
Perannya dalam Manajemen Bangunan

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Energy Monitoring & Targeting (EM&T)
Blok Diagram Sistem

Tingkat kompleksitas dari


EM&T harus disesuaikan
dengan kebutuhan dari
sistem, karena sistem yang
sangat canggih membutuhkan
biaya yang lebih besar dan
membutuhkan waktu yang
lebih untuk
mempertahankannya dalam
keadaan operasional.

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Department of Nuclear Engineering and
S1

Engineering Physics
ENERGY MONITORING AND TARGETING
Slide 50

S1 Sentagi; 19/08/2016
Department of Nuclear Engineering and
ENERGY AUDIT in FACULTY OF ENGINEERING
Engineering Physics

1
2
4 3
5
Kinanthi On-campus Housing
(in Sep - Dec 2015)
ALAT UKUR KRITERIA GREEN &
PROSEDUR PENGUKURAN
Efisiensi energy merupakan salah satu komponen penting
dalam pencapaian green building.
Optimalisasi penghematan energi tidak boleh mengalahkan
kenyamanan huni khususnya Indoor Air Quality yang meliputi
kenyamanan penghawaan, pencahayaan dan akustik.
Dibutuhkan alat ukur dan prosedur ukur yang tepat untuk
mengetahui kondisi IAQ sekaligus memantau secara berkala
kondisi tersebut,

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Uji Kualitas Penghawaan
ALAT UKUR, PROSEDUR, dan Manfaat
1. Mampu memantau dan mengukur
kondisi bangunan dengan 2 parameter
yaitu suhu dan kelembaban secara
bersamaan.
2. Dirancang sebuah desain packaging
yang ergonomis dan handheld sehingga
ketika alat ukur ini digunakan untuk
mengukur suatu bangunan, maka akan
terasa lebih nyaman dan simple.
3. Menggunakan komponen-komponen
Spesifikasi Suhu (C) Kelembaban (%RH)
yang lumayan murah dan ketersedian
Rentang Pengukuran 20 - 33 0% - 100% nya banyak ditemui di pasaran.
Resolusi 0.1 0.1%

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Gedung Pusat UGM
RFF6

Analisis Konsumsi Energi untuk Penghawaan

Thermal Load Diagram


Slide 57

RFF6 Ganesh dan Fitrah


Randy Frans Fela; 23/10/2015
Uji Kualitas Pencahayaan
ALAT UKUR, PROSEDUR, dan Manfaat
Sistem pencahayaan merupakan
salah satu aspek penilaian Green
Building. Kriteria kenyamanan
intensitas penerangan cahaya dan
pemanfaatan energi untuk intensitas
penerangan cahaya pada suatu
ruangan harus sesuai dengan SNI 03-
6197-2000. Sehingga dilakukan
pengukuran lapangan menggunakan
alat ukur intensitas penerangan
cahaya yaitu lux meter

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Uji Kualitas Pencahayaan
ALAT UKUR, PROSEDUR, dan Manfaat
Multipoint Measurement
Luas ruangan akan mempengaruhi jarak dari setiap titik pengukuran pada
ruangan dan jumlah titik pengukuran. Pada desain alat ini dilengkapi dengan slider
yang dapat digunakan untuk menyimpan hasil ukur pencahayaan pada titik titik
yang telah ditentukan.

Horizontal and Vertical Measurement


sumber pencahayaan terdapat distribusi pencahayaan yang berbeda-beda pada
setiap sudutnya. Untuk bidang kerja vertical dan horizontal akan mempunyai nilai
iluminansi yang berbeda sehingga pada desain alat, letak sensor bisa diputar
secara vertical dan horizontal sehingga akan memudahkan untuk mengukur sesuai
dengan kebutuhan bidang kerja.

www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Kinanthi On-campus Housing
RFF2

Optimization of Lighting System in Room


Slide 60

RFF2 Qoyyim dan Ivan


Randy Frans Fela; 23/10/2015
Uji Kualitas Akustik/Kebisingan
ALAT UKUR, PROSEDUR, dan Manfaat

1. Desain alat yang mudah di genggam


oleh tangan.
2. Mampu menampilkan besarnya
sound pressure level (SPL) dalam
rentang frekueksi oktaf 63 Hz
8000 Hz.
3. Data per frekuensi oktaf ini mampu
mengidentifikasi komponen
frekuensi sumber kebisingan
sehingga mampu memilih bahan
peredam kebisingan yang tepat
Spesifikasi Level Kebisingan
Rentang Pengukuran 20 130 dBA
Resolusi 0.1
www.insgreeb.ft.ugm.ac.id
Campus environment
NOISE MAPPING
Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
Sentagi Sesotya Utami, Ph.D.
THANK YOU

You might also like