DAFTAR ISI
Penetapan Status Fosfor dan Rekomendasi Pemupukan Spesifik
Lokasi Pada Tanaman Padi, Bandi Herma 3
Eksteralitas Ekonomi Dalam Pembangunan Wisata Alam
Berkelanjutan Studi Kasus Pade Kawasan Wissta Alam Baturaden-
Purwokerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.
‘Mulyaningrum
Pengelolaan Sumberdaya Pesisr di Kota Bengkulu (Tinjauan
Bioekonomik Terhadap SumberdayPerikanan), Masydzulhak..
Evaluasi Pola Operasi Multi Waduk Sebagai Upaya Untuk
“Memberikan Nilai Tambah pada Waduk yang Terletak Seeara
Serial (Studi Kasus pada Waduk Saguling dan Cirata).
Gusta Gunawan 2
Rancang Bangun Protokol pada Lapisan Aplikasi Untuk
Pementauan Kualitas Udara Melalui Jaringan TCP/IP.
Penggunaan Bahan Tambahan pada Nira dan Mutu Gula Aren
yang ditasitkan di Beberapa Sena Produksi di Bengkalu. Wai
Marsigit.... —
Perancangen Protokol Kolaborasi On-Line pada Lingkungon
Distance Learning, Alex Surapat
Pengaruh Pupuk Majemuk NPK den Bahan Pemantap Tanah
Terhadap Hasil dan Kualitas Tat Varictas Intan, Purwanto..r
c
.
Psi UN, VL XL No Ma 205, i 2-18 2
PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PADA NIRA DAN
‘MUTU GULA AREN YANG DIHASILKAN DI BEBERAPA,
SENTRA PRODUKSI DI BENGKULU
Wari Marsigit
Program Saal TP Faas Pertanian ners Benga
ABSTRAK
fern ik mgt eggs pengeman aan tnd nip i
pevadan tla acu gl are ang asin bapa sera posi a i
Beg Pecian dla abl Juggs Agus 208. Pegantan mat
jg ang san eit De ira. Aa i, bra, arab, gin yar,
auras hig to waa dn data sinpan asl prin
bana eanbolan btn anh dat meng pH ia dn Ka ris
yal tk ih Seman sample gu eah ecu spr rut SIL
Senussampel gui men earn SN asin idk I, ec any eng
mica Klp pala pein nirwya Senussanel ener snd SN uh
‘enum sarge gui mene SN Una ar ss, esa png dete,
Teena nam hut akan pemiasn dsr gods papa nie ving Wh
‘qa SM. Daa isha yay paling sina edt pu prihean pest
sefagan yng ling lara pul pean ij eran yak help,
Tee era, balan anbhan gular mu
ABSTRACT
of ech nso demi te es of fod sie ela 0 te gay of
Tas seh scone! fom Jo Aug 200 The qui of sp palm was
by nearing of pH ae a core. ‘The uy of al spars eerie
Be cone of was ah redcing ugar, sure, an sl sali clo and sage
‘heres sw tha he aplication of fed tive oe palm sep aati is quay
i snd cote fr Wale, bes an ved ice fa palm sug met
aod Allsampls of pul sg me the SN snd excep the ce eed wilh
2 coctnt oi Asal of palm susan sdf sucess ote ext te
sith depen The sos Sorage Grab of pu sap as achieved when i was
ech ca asd ho get when was rdw er nl acon
pal pain sop, fod des, pal agar
jULUAN
Benglulu menspalan slab sata
produ: gla rend Sumatera Luss
naman area di Propisi Begiala
2676 ha dengan produ 5.429
jp mech pr tbun (Anni, 202),
seta eta prods gla aren
Benokaku anlar in Kabupaten
(Kesamaan Selupu Reng, Keer
‘aan Siang, Kelng) dan Kecanatan
Padang UlikTarding)
Pada mumaya car pengplaian
pngolaangula rn di roi: Bengain
mash sangat sedrhana. Peglahan yang
sedatana ni menyebaban mate gua ren
yang asian sana beraga, Mata gla
‘yang beragam dan cenderang kang, bak
rmenyebablan ula aren Benghuls tidak
apr besing ct ngkt neon, pada
ta gua yang bi sang Deer ley
rmensjeng pemasranya (Abean ea,
2001)Caa pengolaen dapat mempegs
‘ui mut gulayang dsl, Ti tisMarit 3
alan! cara pengolshan ula aren pada
‘umurnya terleta pada perlakuannira sebe-
Jum diolah menjadi gula are.
‘Nira aren mudah mengalami kerusakan
kkarena dipengaruhi oleh kondisilingkungan
selama penyadapan dan pengangkutan ke
tempat pengolahan dan kerusakan_akibat
proses permentas.Fermentasi ini disebab-
kan oleh aktivitas enzim invertasi_ yang di-
hasitkan oleh mikroba yang mengkonta-
‘minasinira (Hamzah dan Hasbullah, 1997)
Mikroba tersebut antara lain Saccharo-
Imyces cerevisae yang membantu. proses
hidrolsis sukrosa menjadi gula reduksi di
dalam nia (Goutara dan Wijandi (1980),
Pada proses fermentasi nira kandungan brix
‘akan ‘menurun dengan cepat, sementara
kkandungan asam seperti asam asetat,laktat
ddan tarlarat cenderung meningkat. Peruba-
han ini ditandai dengan penurunan pH dan
ppenurunan kadar brix. Menurut Safari
(1995) peesyaratan brix dan pH pada harus
berada pada kisaran yang ditentukan agar
nira dapat diolah menjadi gula aren, yaity
pH harvs berkisar 6-7.5 dan kadar brix di
atas 17%,
Petani aren di Bengkulu biasanya me-
negunakan beberapa bahan tambahan untule
rmemperlakukan ira pada saat disadap se-
bolum diolah. Di Desa Lebong, Ata (tdale
‘menagunakan bahan tambshen) Air Umban,
Bengkulu Selatan biasanya_menggunakan
bush safst, di Desa Beitar Seberang Keea-
‘matan Padang Ulek Tanding menggunakan
deterjen di desa Sindang Kelingi menggu-
‘akan biji jarak dan di desa Air Meles
‘Selupu Rejang menggunakan biji Kemici
ddan minyak Kelape,
Penelitian ini bertyjuan untuk mengkeji
penggunaan beberap bahan tambahan pada
hire dan-mutu gula aren yang dihasilkan di
Dbeberapa sentra produksi gula aren di Pro-
pinsi Bengkulu
MEYODE PENELITIAN
Peneltian berlangsung, dari bulan Juni
hingga Agustus 2004. Penelitian dilaksana-
kan di lepangan Kabupaten Rejang Lebong
(Desa Sindang Keling}, Air Meles dan Be-
litar Seberang), Kabupaten Lebong (Desa
Lebong Atas) dan Kabupaten Bengkulu
Selatan (Desa Air Umban) dan Labora-
torium Teknologi Pertanian, Fakultas Perta
nian Universitas Bengkolu,
Daia yang dikumpulkan berupa data
primer dari petanipengrajin gula aren me-
Tiputi pemberian bahan tambahan pada nira
sewalcu disadap, Untuk mengetanui jumiab
buahan tambahan yang digunakan, dilakuian
dengan cara menimbang bahan tambalian
‘yang dipakai dan volume nira yang telah
disadap, schingga dapat diketahu: jumlsh
bbabaa tambahan yang digunakan per liter
ira. Di samping itu dilakukan penguleuran
pH (dengan menggunakan Digital pH
meter) dan kadar brix (dengan menggune-
kan Hand Refraktometer) nia sebelum di-
lah,
‘Sampel gula aren diambil § buah dari
rmasing-masing pengrajin di desa penclitian
Sampel tersebut kemudian dilskukan pengu
jian di laboratorium untuk mengetahui war-
za, kadar air (Cara Uji Kedar Air SNI O1-
2891-1992, butir 5.1), kadar abu (Cara Uji
Kadar Abu SNI 01-2891-1992, butir 6.1),
agian yang tidak larut dalam air (Cara Uji
Bagian Yang Tidak Larut SNI 01-2891-
1992, butir 13), kadar sukrosa (Cara Uji
Junleh Gula Sebagai Sukrose, SNI 01-2892-
1992, butr 3.1), kadar gula pereduksi (Cara
Uji Gola Prededuksi SNI_ 01-2892-1992,
bbutir2.1) dan daya tahan simpan
Hail pengukuran brix nira dan pH
17
smu elapa L' ira
Dei daa tesebut terlhat bahwa
pemeien pH ira untuk dapat diolsh
smerack sul een berada pa stander yang
‘Sepmezian (6-75), yang tering terdpat
& dex Beitr Seberang. (menggunakan
eepe)yaitu 74, sedangkan yang te-
smedah i Desa Lebong Aes (idk meng-
sgemice bahar tambahan), — Menurt
epemo dan Dechlan (1988) ira. yang
sees dr tandan mempunyai pH skier
FAS, bila tidak ibe bahan tambahan
pee) selama proses penyadepan pH
sie teen sekitar 5. Pemberan bahan
smenbahen seperti buah sft, desejen, bili
(jek. dn i Kemisitminy k helapa, ter
‘bak dapat momperahankan pH agar layak
snk coi dibandingkan yang tidak dibe
‘Sais tambon sama sel Hal ini ke-
smanginan besar disebabkan sfasifal ba-
fhe tembshan seer bush aft, bil jarak,
fra Keir + minyak kelapa mengandung,
sess den Jerk, Menu Maynard (1990)
ssc tania dan lemak penting sebagai
faius pengavet arena menghambat ai-
serbs pemmukean yang dllakukan oleh
Mixer tchadap subsra Penambohan
juga dapat memperatankan pH,
Harenadeterjen besa basa, akan tetap
sebenammya deteren tidak dianjurkan see
bags bahantambahan makanan sesuaipe-
raturan Departemen Kesehatan No, 722/
MenkesPerTX/1988 tentang Bahan Tan-
‘bahan Mekanan (Anonim, 1988)
Kadar bri ira di Desa Lebong Atas
(dak menggurakan bahan tambahan) be-
sada di bawah persyaratan kadar brix yang
baik untuk dolah. Kado bic terting ter
dapat pads perlakuan pemberan bij kemir
ddan minyakKelapa.Gountara dan Wiyandi
(1980) menyatakan bahwa mikrobe yang
‘menkontaminasi ira diantaranya adalah
Saccharomyees cerevisae yang dapat mern-
bantu reakshirolsis sukrosa menjadi gula
reduksi.Penambahan bahan tambahan se-
pert buah saat bij jarak, dan bij Kemi
inyak Kelapa yang mengandung tannin
ddan lemak dapat_menghambat aktivitas
Aamir tersebut sehingga dapat mengurangi
reaksihidrolisis sukrose menjadi gula re-
ks. Penambahan deteren juga dapat
mencegah hidrlisis kaena kami idk da-
‘at tumbuh baik pada suasana besa (Fadia,
1990),
Hesil pengamatan terhadap kadar sir,
kadar abu dan kadar padatan yang tak laut
dapat dilihat pada Tabel 2.Mania, W 45
‘Tabel 2. Perbandingan kadar air, abu dan padatan tak larut pada beberapa
penggunaan bahan tambahen pada nira
Penggunaan Bahan ‘Kriter uji autu
Tambaban Ai ‘Abu Padatan tak larut
a,b’) (Abi) (bf)
“Tanpa bahan tambahan 98 17 08
Buah safat 23 g L? nira on 18 09
Deterjen 0.43 gL" nira 78 16 09
BijiJarak 3.16 gL" nira 88 19 08
Biji kemiri2.54 g~1.28 mL 86 13 17
sminyak kelapa /L nira
'SNI 01-3743-1995 Maks 10 Maks.2.0 Wakes 10
Dari Tabel 2 terlihat bahwa kadar air
berkisar antara 7.8% hingga 9.8%, se-
ddangkan kadar aby berkisar antara 1.3 hing-
‘ga 1.9%, Berarti untuk semua sampel gula
gula merah memenuhisyarat mutu SNI
yak untuk kadar air maksimal 10% dan
kadar abs 2%. Kadar padatan yang tak larut
berkisar antara 0.8% hingga 1.7%. Dari
fable tersebut terlihat jelas bahwa tidale
‘menggunakan bahan tambahan dan peng-
‘gunaan behan tambahan pada nira seperti
buah safat, bijijarak dan deverjen memenuhi
syarat mutu kadar padatan yang tak lerut
SSNI yaitu maksimal 1%, sedangkan peng-
gunaan biji kemiri + minyak kelapa, 1.7%
tidak memenuhi syarat_mutu, Menurut
Faesal (1986) padatan tak lrut dalam air
pda gula aren terdiri dari protein, kar-
bohidrat polimer tinggi dan lilin. ” Kan-
ddungan pedatan yang tok rut pada gula
aren yang melebihistandar tersebut ke-
mungkinan disebabkan oleh kandungan
protein, karbohidrat polimer tinggi dan lilin
‘yang berasal dari nira, biji kemiri dan mi-
nya kelapa.
Hasil pengamatan terhadap Kedar gula
pereduksi dan kadar gula sebagai sukrosa
17%),
‘Semua sampel gula merah memenvhi
syarat_mutu SNI-yakni untuk kadar air
maksimal 10% dan kadar abu 2%. Peria-
‘kuan tidak menggunakan bahan tambahan
dan penggunaan bahan tambahan pada nira
seperti buah safat, biji jarak dan deterjen
‘memenuhi syarat mutu kadar padatan yang
tak larut SNI yaitu maksimal 1%, sedang
kan penggunaan biji kemiri + minyak kelapa
(0.7%) tidak memenuhi syarat mutu
Perlakuan tanpa penambehan bahan
tambahan, penambahan buah safat, buah
Jjarak, deterjen dan buah kemini + minyake
kkelapa telah memenuhi syarat mutu SNI
(maksimum 10 %). Sedangkan kadar gula
sebagai sukrosa untuk pengunaan buah safat
(76.1%) dan deterjen (74.2%) tidak
‘memenuhi syarat mutu menurut SNI
(eninimal 77%).
Untuk keiteria wama hanya perlakuan
penambahan deterjen pada penyadapan nira
‘yang tidak memenuhi syarat SNI, sedangkan
‘yang lainnya memenuhi persyaratan SNL
Daya tahan simpan yang paling singkat
terdapat pada perlakuan penambahan de-
terjen pada penyadapan nira (26.2 hari), se-
dangkan yang paling lama adalah pada
penambahan biji kemiri dan minyak kelapa
(89.5 hati)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1988, Persturan Menteri Kese-
hatan RINo. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang
Bahan Tambahan Makanan, — Direktorat
Pengawasan Obat dan Makanan, Departe-
men Kesehatan RI. Jakarta,
Anonim 1995 SNI01-3743-1995 : Standar
Nasional Indonesia Gula Palma Badan
Standardisasi Nasional.
‘Anonim, 2002, Rancang Bangun Pengem-
bbangan ‘Kawasan Agribisnis Terpadu di
Daerah Pedesaan Di Propinsi Bengkulu.
Kerjasama Fakultas Pertanian UNIB dan
Proyek Koordinasi Penataan Pembangunan
Pertanian Departemen Pertanian,Pengguna than ants pda ira 8
Atheman, Y., Pramono, D. Fewidaréo dan
Wiryastut, 2001, Suategi Peningkstan Ds-
ya Saing Industri Gula di Java. Jumal Tek
nologi Industri Pertanian IPB. 11 (1): 27 ~
M4
Facsal, AD. 198, Mempelajari penam-
bbahan bahan pengawet, pemanasan, penyim-
panan terbhadap mutt gula aren. Thesis
Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor
Fardiaz, Srikandi, 1990. _ Mikrobiologi
Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
Goutara dan S. Wijandi 1980, Dasadasar
pengoluhan gula Departemen Teknologi
His Pertanian . Fatemeta IPB, Bogor.
Hamzah, N dan Hasbullah, 1997, Bvaluasi
‘muta gula semut yang dibust dengan
menggunakan beberapa bahan pengawet
lami. Prosiding Seminar Nasional Tekno-
logi Pangan tanggal 15 ~ 17 Juli 1997 di
Denpasat, Pethimpunan bli Teknologi
Pangan.
Issoesetyo dan T. Sudarto, 2001. Gula
Kelspa Produk Industri Hilie Sepanjang
Masa. Arkola, Surabaya
Maynard, A.J. 1990 Methods in food
analysis.”Academie Press, New York
Safari, Ahmad 1995. Teknik membuat
aulaaren. Karya Anda, Surabaya,
Sujono dan M.A Dacblan, 1988,
Peneltian pencegafan fermentasi pada
enyadapan nica sebagai bahan aku
pembuatan gula merah. BBIHP, Bogor.
Susanto, T dan B. Saneto. 1994, Teknofogi
Pengolahan Has Pertanian Bina Iimu,
Sursbaya