Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Hendri Fajri Rofacky, Faridah Aini
Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Hendri Fajri Rofacky, Faridah Aini
1, Maret 2015
ABSTRACT
SEFT including relaxation techniques mind-body therapy that combine of the bodys
system (energy medicine) and spiritual therapies using tapping on certain points on body.
SEFT help individuals free from emotional distress (negative energy), which is the cause of
increased blood pressure in patient with hypertension. This study aims to analyze the
effect of spiritual emotional freedom technique (SEFT) toward blood pressure on patient
with hypertension. This study used quantitative approach with quasi-experimental method
and non-eqiuvalent control group design. The population in this study was all with
hypertension as many as 148 people. The sampling technique used purposive sampling.
There were 30 respondents as samples were divided into two group: 15 respondents as
the intervention group and 15 respondents as the control group. Data instrument used
mercury sphygmomanometer, stethoscope and observation sheet. The result of analysis
by using independent t-test found that the p-value of 0,000 (systole) and the p-value of
0,019 (diastole). it can be concluded that there is influence of a spiritual emotional
freedom technique (SEFT) toward blood pressure on patient with hypertension. The
spiritual emotional freedom technique (SEFT) therapy can be used as an appropriate
alternative treatment and practically in patient with hypertension.
Keywords: Spiritual emotional freedom technique (SEFT), Blood Pressure, Hypertension
ABSTRAK
SEFT termasuk teknik relaksasi yang penggabungan teknik sistem tubuh dan terapi
spiritual menggunakan menekan pada titik-titik tertentu pada tubuh. SEFT bantuan individu
bebas dari tekanan emosional (energi negatif), yang merupakan penyebab meningkatnya
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh spiritual teknik kebebasan emosional (SEFT) terhadap tekanan darah pada
pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
kuasi-eksperimen dan desain kelompok kontrol non-eqiuvalent. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua dengan hipertensi sebanyak 148 orang. Teknik sampling yang digunakan
purposive sampling. Ada 30 responden sebagai sampel dibagi menjadi dua kelompok: 15
responden sebagai kelompok intervensi dan 15 responden sebagai kelompok kontrol.
Instrumen data yang digunakan sphygmomanometer merkuri, stetoskop dan lembar
observasi. Hasil analisis dengan menggunakan t-test independen menemukan bahwa nilai
p 0,000 (sistole) dan nilai p dari 0,019 (diastole), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna sebelum dan setelah terapi SEFT. Terapi spiritual teknik kebebasan
emosional (SEFT) dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif yang tepat dan praktis
pada pasien hipertensi.
Kata kunci: SEFT, Tekanan darah, Hipertensi
41
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
42
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
(Smeltzer & bare, 2002). Menurut marlia menurun, Demikian relaksasi akan
(2009) penanganan hipertensi secara membuat kondisi seseorang dalam
umum yaitu secara farmakologis dan non keadaan rileks atau tenang, dalam
farmakologis. Penanganan farmakologis mekanisme autoregulasi, relaksasi dapat
terdiri atas pemberian obat yang bersifat menurunkan tekanan darah melalui
diuretik, simpateik, beta-bloker, dan penurunan denyut jantung dan Total
vasodilator dengan memperhatikan Peripheral Resistance (Corwin, 2009).
mekanisme kerja dan tingkat kepatuhan. Terapi spiritual emotional
Penanganan farmakologis dianggap freedom technique (SEFT) termasuk
masyarakat mempunyai efek samping tehnik relaksasi, merupakan salah satu
yang dimana efek samping tersebut bentuk mind-body therapy dari terapi
bermacam-macam tergantung dari obat komplementer dan alternatif
yang di gunakan. Pengobatan hipertensi keperawatan SEFT merupakan teknik
saat ini belum efektif karena hanya penggabungan dari sistem energy tubuh
menurunkan prevalensi sebesar 8%. (energy medicine) dan terapi spiritual
Harga obat yang relatif mahal sering dengan menggunakan tapping pada titik-
menjadi alasan masyarakat untuk titik tertentu pada tubuh. Terapi SEFT
berhenti melakukan pengobatan, hal bekerja dengan prinsip yang kurang lebih
tersebut dapat memicu terjadinya sama dengan akupuntur dan akupresur.
kekambuhan hipertensi itu sendiri di Ketiganya berusaha meerangsang titik-
samping efek samping yang berbahaya. titik kunci pada sepanjang 12 jalur
Penanganan non-farmakologis yaitu energy (energy meridian) tubuh.
meliputi penurunan berat badan, olah Bedanya dibandingkan denga metode
raga teratur, diet rendah lemak & garam, akupuntur dan akupresur adalah teknik
berhenti merokok & mengkonsumsi SEFT menggunakan unsur spiritual, cara
alkohol, dan terapi komplementer. yang digunakan lebih aman, lebih
Penanganan non-farmakologis juga tidak mudah, lebih cepat dan lebih sederhana,
mempunyai efeksamping yang karena SEFT hanya menggunakan
berbahaya seperti penanganan ketukan tingan (tapping) (Zainuddin,
farmakologis. Sehingga, masyarakat 2009).
lebih menyukai penanganan secara non-
farmakologis daripada farmakologi. Teknik ini menggabungkan
sistem energy tubuh (energy medicine)
Lipsky, at al. (2008) menyatakan dan terapi spiritual yang digunakan
bahwa tekanan darah tinggi dapat sebagai salah satu teknik terapi untuk
diturunkan melalui perubahan gaya mengatasi masalah emosional dan fisik
hidup diantaranya manajemen stres yaitu dengan melakukan ketukan ringan
dimana stres dapat meningkatkan (tapping) pada titik syaraf (meridian
tekanan darah. Salah satu caranya tubuh). Spiritual dalam SEFT adalah doa
adalah dengan teknik relaksasi. yang diafirmasikan oleh klien pada saat
Relaksasi merupakan salah satu teknik akan dimulai hingga sesi terapi berakhir,
pengolahan diri yang didasarkan pada yaitu fase set-up, tune-in,dan tapping.
cara kerja sistem saraf simpatis dan Pada fase iset-up, klien diminta untuk
parasimpatis. Relaksasi ini mampu berdoa kepada tuhan yang maha esa
menghambat stres atau ketegangan jiwa dengan penuh rasa khusyu, ikhlas
yang dialami seseorang sehingga menerima dan kita pasrahkan
tekanan darah tidak meninggi atau
43
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
kesembuhannya pada tuhan yang maha tenang dan rileks. Kondisi tersebut akan
esa. Pada fase tune-in, di lakukan mempengaruhi kerja jantung dengan
dengan cara merasakan rasa sakit yang cara menurunkan curah jantung yang
dialami, lalu mengarahkan pikiran ke akan berimbas pada penurunan tekanan
tempat rasa sakit, dan secara darah.
bersamaan dibarengi dengan hati dan Peneliti melakukan pengukuran
mulut menucapkan doa. Bersamaan tekanan darah terhadap 10 orang
dengan tune-in ini dilakukan fase ketiga tersebut pada tanggal 13 Juni 2014,
yaitu tapping. Pada proses ini (tune-in ternyata 7 dari 10 orang masih
yang dilakukan bersamaan dengan mengalami hipertensi. Usaha mereka
tapping), yang akan menetralisir emosi lakukan belum begitu efektif untuk
negatif atau rasa sakit fisik. Klien juga menurunkan tekanan darah. Peneliti juga
diminta mengucapkan doa dengan menanyakan tentang terapi spiritual
kalimat tertentu ketika setiap titik-titik emotional freedom technique (SEFT)
meridian diketuk ringan selama tapping kepada 10 orang tersebut. Hasilnya dari
(Zainuddin, 2009). 10 orang tersebut semuanya belum
Mills (2012) menjelaskan bahwa pernah mendapatkan terapi spiritual
teknik relaksasi memiliki efek sama emotional freedom technique (SEFT).
dengan obat anti hipertensi dalam SEFT merupakan salah satu terapi
menurunkan tekanan darah. Prosesnya relaksasi yang bisa diajdikan alternatif
yaitu dimulai dengan membuat otot-otot untuk menangani hipertensi. Menurut
polos pembuluh darah arteri dan vena Lane (2009) yang menunjukkan bahwa
menjadi rileks bersama dengan otot-otot menstimulasi secara manual pada titik
lain dalam tubuh. Efek dari relaksasi akupuntur dapat mengontrol kortisol. Hal
otot-otot ini menyebabkan kadar ini sesuai dengan penelitian Dawson,
neropinefrin dalam darah menurun. Otot- Garrret & audrey (2012) dalam the
otot yang rileks ini akan menyebarkan Journal of Nervous and Mental Disease
stimullus ke hipotalamus sehingga jiwa yang mencoba menggunakan EFT
dan organ dalam manusia merasakan dalam menurunkan kortisol pada stress,
ketenangan dan kenyamanan. Situasi ini berdasarkan hasil penelitian tersebut
akan menenkan sistem saraf simpatik EFT mampu menurunkan kadar kortisol
sehingga produksi hormon epinefrin dan sebesar -24.39 %. Dengan menurunnya
norepinefrin dalam darah menurun. kadar kortisol Kondisi tersebut akan
Penurunan kadar norepinefrin dan mempengaruhi kerja jantung dengan
epinefrin dalam darah menyebabkan cara menurunkan curah jantung yang
kerja jantung untuk memompa darahpun akan berimbas pada penurunan tekanan
akan menurun sehingga tekanan darah darah.
ikut menurun. Hal ini sejalan dengan Berdasarkan fenomena di atas
hasil penelitian Lane, (2009) yang peneliti tertarik untuk meneliti tentang
menunjukkan bahwa menstimulasi pengaruh terapi spiritual emotional
secara manual pada titik akupuntur freedom technique (SEFT) terhadap
dapat mengontrol kortisol, menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
rasa sakit, memperlambat denyut di Wilayah kerja Puskesmas Bergas,
jantung, menurunkan kecemasan, Kecamatan Bergas, Kabupaten
mengontrol sistem saraf otonom Semarang.
sehingga dapat menciptakan rasa
44
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
Tabel 1. Rerata Tekanan Darah (mmHg) Tabel 2. Rerata Tekanan Darah (mmHg)
Sebelum Diberikan Terapi SEFT) pada Sesudah Diberikan Terapi SEFTpada
Kelompok Intervensi dan Kontrol Kelompok Intervensi dan Kontrol
45
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
Tabel 3. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi SEFT pada
Kelompok Intervensi
46
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
Tabel 4. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok
Kontrol
47
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
SD
Kelompok Variabel n Rerata t p
Intervensi TD Sistole 15 157,47 2.134 18,507 0,000
Kontrol 15 158,20 3,481
48
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
arteriol dan venula, selain itu juga curah yang dapat meningkatkan resistensi
jantung dan resistensi perifer total juga pembuluh darah perifer dan curah
menurun sehingga tekanan darah pun jantung sehingga akan menstimulasi
menurun (Perry & Potter, 2009). Pada aktifitas saraf simpatik, sehingga tekanan
kelompok kontrol rata-rata tekanan darah darah akan meningkat (Susilo &
systole sebelum diberikan terapi spiritual Wulandari, 2011).
emotional freedom technique (SEFT) Berdasarkan Tabel 4, dapat
sebesar 157,60 mmHg , sedangkan TD diketahui bahwa pada kelompok
sistole setelah diberikan terapi spiritual intervensi, rata-rata tekanan darah
emotional freedom technique (SEFT) sistole penderita hipertensi di Wilayah
rata-rata tekanan darah menjadi 158,20 Kerja Puskesmas Bergas Kecamatan
mmHg, sedangkan tekanan darah Bergas Kabupaten Semarang sebelum
diastole sebelum diberikan terapi diberikan terapi spiritual emotional
spiritual emotional freedom technique freedom technique (SEFT) sebesar
(SEFT) sebesar 93,27 mmHg dan TD 158,93 mmHg dengan standar deviasi
diastole setelah diberikan terapi spiritual 11,781 mmHg, dan rata-rata tekanan
emotional freedom technique (SEFT) darah diastolenya sebesar 88,67 mmHg
rata-rata tekanan darah menjadi 93,93 dengan standar deviasi 9,408 mmHg.
mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol
Berdasarkan uji t dependen sebelum perlakuan memiliki rata-rata TD
diperoleh t hitung untuk tekanan darah sistole sebesar 157,60 mmHg dengan
sistole sebesar 0,668 dengan p-value standar deviasi 10,615 dan rata-rata TD
sebesar 0,515 ( = 0,05) dan untuk diastole 93,27 mmHg dengan standar
tekanan darah diastole t hitung sebesar deviasi 7,732 mmHg.
0,638, dengan p 0,534 ( = 0,05) maka Setelah diberikan terapi spiritual
kedua p ini lebih besar dari (0,05) ini emotional freedom technique (SEFT),
menunjukkan bahwa tidak ada rata-rata tekanan darah sistole kelompok
perbedaan yang signifikan tekanan intervensi sebesar 157,47 mmHg dan
darah kelompok kontrol pada awal dan pada kelompok kontrol sebesar 158,20
akhir penelitian pada penderita hipertensi mmHg, sedangkan rata-rata tekanan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas darah diastole kelompok intervensi
Kecamatan Bergas Kabupaten sebesar 88,00 mmHg dan kelompok
Semarang. kontrol 93,93 mmHg. Terlihat bahwa
Kelompok kontrol yaitu sesudah diberikan terapi spiritual
kelompok yang mengalami hipertensi emotional freedom technique (SEFT),
namun tidak diberikan terapi spiritual tekanan darah kelompok intervensi baik
emotional freedom technique (SEFT) sistole maupun diastole lebih rendah
menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
tekanan darah. Hal ini disebabkan Berdasarkan Uji t, didapatkan
karena responden kelompok kontrol ada
nilai t hitung untuk TD sistol sebesar
yang tidak dapat mengendalikan dan ada 18,507 dengan p-value sebesar 0,000 (
yang dapat mengendalikan faktor yang = 0,05), sedangkan t hitung untuk TD
dapat meningkatkan dan menurunkan diastol sebesar 2,662 dengan p-value
tekanan darah bagi penderita hipertensi, 0,008 ( = 0,05). Oleh karena kedua p-
salah satunya adalah stress emosional
value tersebut lebih kecil dari (0,05),
49
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
maka dapat disimpulkan bahwa ada output (curah jantung) dan resistensi
pengaruh yang signifikan pemberian perifer atau tonus dari arteri (tahanan
terapi spiritual emotional freedom perifer). Peningkatan CO mengakibatkan
technique (SEFT) terhadap tekanan hipertensi melalui naiknya volume cairan
darah pada penderita hipertensi di (preload) dan peningkatan kontraktilitas.
Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kedua hal ini akibat dari adanya over
Kecamatan Bergas Kabupaten aktifitas saraf simpatis yang
Semarang. menyebabkan peningkatan frekuensi
denyut jantung serta peningkatan
Tujuan pengobatan hipertensi
redistribusi volume darah karena
tidak hanya menurunkan tekanan darah,
vasokonstriksi. Pada keadaan normal
tetapi juga mengurangi dan mencegah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
komplikasi akibat hipertensi.
jaringan tubuh yang naik akan diperlukan
Penatalaksanaan non-farmakologi
peningkatan CO. Tekanan perifer akan
merupakan pengobatan tanpa obat-
turun, keadaan ini selalu dalam
obatan yang diterapkan pada hipertensi.
keseimbangan sehingga tidak
Menurut Junaidi (2010) langkah awal
menimbulkan hipertensi. Hal ini adalah
pengobatan hipertensi secara non-
sifat intrisik (otoregulasi) (Price, 2005).
farmakologi adalah dengan menjalani
gaya hidup sehat, diantaranya dengan Menurut Thayib 2010 jika
mengontrol berat badan, mengontrol menstimulasi titik-titik meridian tubuh
pola makan, aktifitas fisik (olahraga), selama 10-15 menit dan dengan
berhenti merokok, dan alkohol,dan intensitas ketukan yang sama dapat
mengelola stress. Menurut Potter & membantu mengurangi kecemasan dan
Perry (2009) Kegelisahan, ketakutan, membuat perasaan menjadi lebih tenang
nyeri, dan stress emosional dapat dan nyaman, dengan menstimulasi titik-
mengakibatkan stimulasi simpatis yang titik SEFT dapat menstimulus
meningkatkan frekuensi denyut jantung, pengeluaran hormon endorfin yang
curah jantung dan resistensi vaskuler. berfungsi sebagai hormon kebahagiaan.
Efek simpatis ini meningkatkan tekanan Menurut Lane, (2009) yang
darah. Kegelisahan meningkatkan menunjukkan bahwa menstimulasi
tekanan darah sebesar 30 mmHg. secara manual pada titik akupuntur
Manfaat terapi terapi spiritual dapat mengontrol kortisol. Hal ini sesuai
emotional freedom technique (SEFT) dengan penelitian Dawson, Garrret &
diantaranya adalah mengatasi masalah audrey (2012) dalam the Journal of
emosional dan fisik yang dapat memicu Nervous and Mental Disease yang
pengeluaran hormon-hormon stres mencoba menggunakan EFT dalam
seperti kosrtisol dan epinefrin, yang menurunkan kortisol pada stress,
dapat memicu kerja jantung dan berdasarkan hasil penelitian tersebut
meningkatkan curah jantung. Jantung EFT mampu menurunkan kadar kortisol
adalah suatu sistem pompa yang sebesar -24.39 %. Dengan menurunnya
berfungsi untuk memompa darah kadar kortisol Kondisi tersebut akan
keseluruh tubuh, karena merupakan mempengaruhi kerja jantung dengan
suatu sistem pompa diperlukan tekanan, cara menurunkan curah jantung yang
tekanan tersebut besarnya tergantung akan berimbas pada penurunan tekanan
pada dua faktor utama yaitu cardiac darah. Hal ini juga didukung dengan
50
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
hasil penelitian Derison, Kusman, dan sebagai posttest adalah 158,20 mmHg
Aat menyatakan bahwa dengan dan diastoliknya adalah 93,93 mmHg
memberikan terapi SEFT selama satu Ada pengaruh terapi spiritual
kali 15 menit dapat menurunkan tingkat emotional freedom technique (SEFT)
depresi, dan kecemasan secara terhadap tekanan darah penderita
bermakna pada pasien SKA. hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Keterbatasan Penelitian bergas kecamatan bergas kabupaten
semarang, dengan p-value 0,000 <
Penelitian ini tentunya memiliki
0.05 sistole, sedangkan diastole p-value
keterbatasan yaitu peneliti tidak dapat
0.019 < 0,05
melakukan pengawasan secara intensif
terhadap faktor yang dapat SARAN
mempengaruhi tekanan darah pada Bagi institusi pelayanan kesehatan agar
penderita hipertensi seperti mengontrol dapat menjadikan terapi spiritual
stress serta tingkat kecemasan emotional freedom technique (SEFT)
responden, yang dapat mempengaruhi sebagai salah satu kebijakan dalam
tekanan darah. pemberian pelayanan kesehatan untuk
KESIMPULAN dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
Sebelum dan Sesudah dilakukan terapi
spiritual emotional freedom technique Bagi perawat & tenaga
(SEFT) rata-rata sistolik pada kelompok kesehatan, diharapkan bagi petugas
intervensi adalah 158,93 mmHg dan kesehatan pada umumnya mendapatkan
rata-rata diastoliknya adalah 88,67 pelatihan terapi spiritual emotional
mmHg dan pada kelompok intervensi freedom technique (SEFT), yaang
setelah dilakukan terapi spiritual dimana dapat menjadi salah satu
emotional freedom technique (SEFT pengobatan alternatif dalam mengatasi
rata-rata sistoliknya adalah 157,47 masalah hipertensi
mmHg dan rata-rata diastoliknya adalah Bagi masyarakat (penderita
88,00 mmHg, dan dapat disimpilkan hipertensi), diharapkan agar terus
bahwa ada perbedaan tekanan darah diberikan penyuluhan tentang terapi
pada penderita hipertensi sebelum dan spiritual emotiuonal freedom technique
sesudah diberikan terapi spiritual (SEFT), yang dimana menurut penelitian
emotional freedom technique (SEFT ) terapi spiritual emotiuonal freedom
pada kelompok intervensi di Wilayah technique (SEFT) tersebut dapat menjadi
Kerja Puskesmas Bergas Kecamatan terapi alternatif yang dapat menurunkan
Bergas Kabupaten Semarang Dengan tekanan darah.
p-value sistole sebesar 0,000 dan untuk
diastole p-value 0,019. Mengingat masih adanya
keterbatasan dari penelitian yang telah
Sebelum dan Sesudah dilakukan dilakukan, maka diharapkan bagi peneliti
terapi spiritual emotional freedom
lain diharapkan ada tindak lanjut untuk
technique (SEFT rata-rata tekanan darah melakukan observasi terhadap pola
pada kelompok kontrol sistoliknya adalah makan, aktivitas olahraga dan faktor-
157,60 mmHg dan diastoliknya adalah faktor lain yang dapat meningkatkan
93,27 mmHg dan rata-rata sistolik tekanan darah.
51
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
52