Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Nasional. 2
Jurnal Nasional. 2
ABSTRACT
The people generally tend to associate a dental practice with a strange clinical atmosphere and a range of strange looking
instruments, and furthermore pain during dental treatments. This condition more or less raises an anxiety to the patient and affects
the patients regular dental attendance. Since anxiety has a significant role to the perception of pain, many attempts to make the
patients relax are therefore needed to be done. Along with the advanced era, the development of science and technology affects the
world of dental practice. Dentists are encouraged to provide better dental services and treat their patients holistically. In order to
fulfill this, additional facilities such as music are needed. It was found that patients who listened to the preferred music before,
during, and after their dental treatment tended to have the lower rate of anxiety. This decreased anxiety was the result of greatly
increased feelings of relaxation and calmness, since music could dramatically influence physiological and psychological processes.
Music based on preference also provided most patients a non-threatening and pleasurable experience. Recently, music as part of
dental practice has been widely used in America and Europe. This article is purposed to inform that music as an additional facility
plays an important role in reducing the patients anxiety to provide better dental care and patient management.
Korespondensi (correspondence): Eric Priyo Prasetyo, Mahasiswa PPDGS, Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga. Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132, Indonesia. Tel/Fax: (62-31)5039478. e-mail:
ep_prasetyo@yahoo.com.
Dari korteks auditorius yang terdapat pada korteks Musik juga dapat memperbaiki suasana hati (mood)
serebri area 41, jaras berlanjut ke sistem limbik, melalui yang tertekan dan dapat menurunkan kecemasan yang
cincin korteks serebral yang disebut korteks limbik. sifatnya kronis maupun situasional. 15,19 Musik dapat
Korteks yang mengelilingi struktur subkortikal limbik ini membantu konsentrasi, memecahkan masalah, dan
berfungsi sebagai zona transisional yang dilewati sinyal membantu fungsi kognitif. 4,20 Penelitian di Jepang
yang dijalarkan dari sisi korteks ke dalam sistem limbik menunjukkan bahwa musik dapat menurunkan frekwensi
dan juga ke arah yang berlawanan. respirasi ireguler secara signifikan.21
Dari korteks limbik, jaras pendengaran dilanjutkan ke Musik dikatakan sebagai ansiolitik (relaxing agent)
hipokampus, tempat salah satu ujung hipokampus yang efektif. 5 Peneliti menyimpulkan bahwa musik
berbatasan dengan nuklei amigdaloid.13 Amigdala yang memberikan keuntungan bagi pasien rawat jalan.7 Pasien
merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada yang diberi fasilitas musik juga menunjukkan penurunan
tingkat bawah sadar, menerima sinyal dari korteks limbik kadar kortisol dalam saliva dan setelah satu jam
lalu menjalarkannya ke hipotalamus. Di hipotalamus yang penurunannya relatif sama dengan pasien yang tidak
merupakan pengaturan sebagian fungsi vegetatif dan sedang dalam perawatan. Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi endokrin tubuh seperti halnya banyak aspek fasilitas musik memiliki efek menguntungkan yang
perilaku emosional, jaras pendengaran diteruskan ke signifikan dalam menanggulangi kecemasan untuk pasien
formatio retikularis sebagai penyalur impuls menuju serat yang diberikan informasi tentang perawatan yang akan
saraf otonom. Serat saraf tersebut mempunyai dua sistem dilakukan.22
saraf yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf Kesimpulan yang dapat diambil dari telaah pustaka ini
parasimpatis. 12 Kedua sistem saraf ini mempengaruhi yaitu fasilitas musik dalam praktek dokter gigi memiliki
kontraksi dan relaksasi organ-organ. peranan yang signifikan dalam menurunkan kecemasan
Relaksasi dapat merangsang pusat rasa ganjaran pasien.
sehingga timbul ketenangan. Sebagai ejektor dari rasa Disarankan agar fasilitas musik yang sederhana, murah,
rileks dan ketenangan yang timbul, midbrain akan dan efektif ini disediakan untuk setiap pasien dalam ruang
mengeluarkan gamma amino butyric acid (GABA), praktek agar tercipta suasana rileks, sehingga kecemasan
enkephalin, beta endorphin. Zat tersebut dapat pasien menjadi berkurang, namun disarankan juga agar
menimbulkan efek analgesia yang akan mengeliminasi pasien diberi kebebasan dalam memilih musik sesuai
neurotransmitter rasa nyeri pada pusat persepsi dan dengan seleranya sehingga efek terapeutik musik dapat
interpretasi sensorik somatik otak.13 tercapai, dengan demikian dokter gigi dapat meningkatkan
Musik dalam hal ini berfungsi sebagai sebuah pelayanannya kepada pasien.
intervensi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien
dalam berbagai situasi klinis. Musik juga terbukti
memperbaiki suasana hati (mood) pasien post-operative.15 UCAPAN TERIMA KASIH
Musik mengurangi kecemasan fisiologis pada individu
yang siap menjalani perawatan dan tercatat adanya Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien.4 Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes. yang telah
Pemberian fasilitas musik menunjukkan penurunan denyut banyak memberikan bimbingan dan motivasi, juga kepada
jantung,15 tingkat respirasi,7 dan kebutuhan oksigen pada Maria Gunawan, drg. yang telah memberikan ide dalam
pasien dalam ruang praktek. 16 Musik juga dapat penyusunan artikel ini.
menimbulkan efek neuroendokrin yang berguna bagi
pasien.
Musik dapat meningkatkan suatu respons seperti DAFTAR PUSTAKA
endorfin, yang dapat mempengaruhi suasana hati yang
dapat menurunkan kecemasan pasien.6 Dalam penataan 1. Varley P. Complementary therapies in dental practice. 1st ed.
Sydney: Elsevier Australia; 1997. p. 628.
praktek, musik dapat membantu pasien untuk rileks 2. Cohen S, Burns RC. Pathways of the pulp. 8th ed. Mississippi:
sebelum dan selama prosedur pemicu kecemasan, Mosby Inc; 2004. p. 203.
perawatan dan terapi yang berhubungan dengan kanker.7,17 3. Bergenholtz G. Textbook of endodontology. Copenhagen:
Dikatakan juga bahwa musik dapat menenangkan bayi dan Blackwell Pub Professional; 2003. p. 5765.
4. Alexander M. The charms of music: step-by-step prescription for
anak-anak.18 patients. NCMJ 2001; 62(2): 914.
Musik mampu mengurangi persepsi dan pengalaman 5. Palakanis KC, DeNobile JW, Sweeney WB, Blankenship CL. Effect
nyeri dan meningkatkan toleransi terhadap nyeri akut dan of music therapy on state anxiety in patients undergoing flexible
kronis. 3 Musik mengalihkan pasien dari rasa nyeri, sigmoidoscopy. Dis Colon Rectum 1994; 37(5): 47881.
6. Winter MJ, Paskin S, Baker T. Music reduces stress and anxiety of
memecah siklus kecemasan dan ketakutan yang patients in the surgical holding area. J Post Anesth Nurs 1994;
meningkatkan reaksi nyeri, dan memindahkan perhatian 9(6): 3403.
pada sensasi yang menyenangkan. Hal ini didukung oleh 7. Augustin P, Hains A. Effect of music on ambulatory surgery
pelepasan endorfin yang menghasilkan efek paliatif.8 patients postoperative anxiety. AORN J 1996; 63: 6508.
44 Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 1 Januari 2005: 4144
8. Brand HS, Gortzak RATH, Palmer-Bouva CCR, Abraham RE, 16. White JM. Effects of relaxing music on cardiac autonomic balance
Abraham-Inpijn L. Cardiovascular and neuroendocrine responses and anxiety after acute myocardial infarction. Am J Crit Care 1999;
during acute stress induced by different types of dental treatment. 8: 22030.
Int Dent J 1995; 45: 458. 17. Dubois JM, Bartter T, Pratter MR. Music improves patient comfort
9. Eli I, Bar-Tal Y, Fuss Z, Silberg A. Effect of intended treatment level during outpatient bronchoscopy. Chest 1995; 108: 12930.
on anxiety and on reaction to electric pulp stimulation in dental 18. Pratt RR, Abel HH, Skidmore J. The effects of neuro feedback
patients. J Endodont 1997; 23: 6947. training with background music on EEG patterns of ADD and
10. Kayumov L. Personalzed brain music helps sleep. BBC News- ADHD children. Int J Arts Med 1995; 4: 2431.
Health 2002; 2198316: 13. 19. Field T. Maternal depression effects on infants and early
11. Haun M. Effect of music on anxiety of women awaiting breast interventions. Prev Med 1998; 27: 2003.
biopsy. Behavioral Medicine 2001; 3: 18. 20. Rauscher F, Shaw G, Ky K. Music and spatial task performance.
12. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Irawati Nature. 1993; 365: 611.
Setiawan, dkk Jakarta: EGC; 1997. p. 82738, 92942. 21. Ishii C, Hagihara S, Minamisawa R. Effects of music on reducing
13. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 17. pain associated with a compulsory posture. Nihon Karyo
Widjajakusumah M Djauhari, dkk. Jakarta: EGC; 1998. Kagakkaishi 1993; 13(1): 207.
p. 16578, 1878, 21825, 2556. 22. Miluk-Kolasa B, Obminski Z, Stupnicki R, Golec L. Effects of
14. Herawati S, Rukmini S. Buku ajar ilmu penyakit telinga hidung music treatment on salivary cortisol in patients exposed to pre-
tenggorok. Surabaya: Unair; 2002. p. 17. surgical stress. Exp Clin Endocrinol 1994; 102(2): 11820.
15. Barnason S, Zimmerman L, Nieveen J. The effects of music
interventions on anxiety in the patient after coronary artery bypass
grafting. Heart Lung 1995; 24(2): 12432.