Professional Documents
Culture Documents
One of the famous tourist destines in Jakarta is the Ragunan. The Zoo is its
location at the Sunday market, South Jakarta. Occupy the land140 acres, Ragunan
Zoo has a large collection of animals. There are at least 295 species with 4040
specimens.
When the first cases of bird flu to bloom, the Zoo was closed for three weeks.
This is because animals that inhabit the Zoo there is a contracted bird flu. This event
happened exactly on September 19, 2005 and ended on October 11, 2005.
Ragunan Zoo was the first in Indonesia. Before being named the Ragunan
Zoo, named Planten En Dierentuin meaning plant and the Zoo.
The land donated by the local authorities for the location of this zoo is
covering an area of 30 acres in Ragunan. The location is about 20 km if taken from
the city centre. When the transfer is done, the animalswere brought from the Cikini is
as much as over 450 animal tail, whereit is the last remaining collection from Cikini
Zoo.
Ragunan Zoos official opening was done on June 22, 1966 by the then-
Gubernatorial that is major General Ali Sadikin who was named Ragunan Wildlife
Park. Next in 1983, under the leadership of its first Director of Ragunan named
Benjamin Galstaun Ragunan Wildlife Park name changed back so the Ragunan Zoo
Management.
Later in the year 2001 back changes name to Ragunan Wildlife Park Office.
In 2009 changed name again so UPT Ragunan Wildlife Park. While the General
Services Agency named 2010 Area Ragunan Wildlife Park. And then extensive Zoo
reached 147 hectares with a population ofwildlife species the tail and 220 2101.
Salah satu desatinasi wisata yang terkenal di Jakarta adalah Ragunan. Kebun
binatang yang satu ini lokasinya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Menempati lahan
seluas 140 hektar, Kebun Binatang Ragunan mempunyai banyak koleksi satwa.
Setidaknya ada 295 spesies dengan 4040 spesimen.
Dahulu ketika kasus flu burung marak, kebun binatang ini pernah ditutup
selama tiga minggu. Hal ini dikarenakan satwa yang menghuni kebun binatang ada
yang terjangkit flu burung. Peristiwa ini terjadi tepatnya pada tanggal 19 September
2005 sampai dengan 11 Oktober 2005.
Seiring perkembangan ibukota, lama kelamaan Cikini dirasa tidak cocok lagi
dipakai sebagai tempat peragaan satwa. Oleh karena itu saat pemerintahan Gubernur
Dr. Soemarno dibentuklah Badan Persiapan Pelaksanaan Pembangunan Kebun
Binatang yang bertujuan untuk memindahkan lokasi kebun binatang dari daerah
Cikini ke daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Lahan yang dihibahkan oleh pemerintah daerah untuk lokasi kebun binatang
ini adalah seluas 30 hektar di Ragunan. Lokasinya sekitar 20 km jika ditempuh dari
pusat kota.Saat dilakukan pemindahan, satwa yang dibawa dari Cikini adalah
sebanyak lebih dari 450 ekor satwa, di mana itu merupakan sisa koleksi terakhir dari
Kebun Binatang Cikini.
Pada 2015 BLUD Taman Margasatwa Ragunan kembali berubah nama jadi
Kantor Pengelola Taman Margasatwa Ragunan mengikuti Perda no.12 tahun 2014
tentang Organisasi Perangkat Daerah.