You are on page 1of 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1. Sejarah Perkembangan Home Care


Di luar negri Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan
dimulai sejak sekitar tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita
penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu
telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih
sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan
dirumah. Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1900
terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh USA (Visiting Nurses / VN ;
memberikan asuhan keperawatan dirumah pada keluarga miskin, Public Health
Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan
masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan asuhan keperawatan
pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L, 1993).
Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Careterus
meningkat sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh
organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan
pemerintah, kemudian berkembang layanan yang berorientasi
profit (Proprietary Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based
Agencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan perubahan system pembayaran jasa
layanan Home Care (dapat dibayar melalui pihak ke tiga / asuransi) dan
perkembangan spesialisasi di berbagai layanan kesehatan termasuk
berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan spesialisasi
dari Community Health Nursing (Allender & Spradley, 2001)
Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan
abad 19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya
dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah.
Kemudian merek mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 1


merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut
(Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus
berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peranDistrict Nurse (DN)
adalah :
a. Merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri
b. Merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman
dan damai
c. Mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga,
agar dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.
Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor
(HV)yang berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain
ialah :
a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun
masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan
b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

Di dalam negri Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya


bukan merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang
dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan
melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak
dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas,
dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan
tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan
program Home Care (HC) yang disebut dengan Partus Luar. Dalam layanan
Partus Luar, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan
pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan
perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai tali
pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan
tugas Partus Luar dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 2


RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini
terhenti seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan
organisasi pendidikan dengan pelayanan.

1.1.2. Sejarah Perkembangan Terapi Komplementer


Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat
ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang
lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan
bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk
penyembuhan yang bersumber pada berbagai system, modalitas dan praktek
kesehatan yang didukung oleh teori dan kepercayaan (Hamijoyo, 2003)
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis)
ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat
popular di perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak
masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke
pelayanan non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit
ahli tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari
pengobatan demi memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu
Negara modern (Israel), dimana dalam subuah penelitian tentang penggunaan
klinik pengobatan komplementer untuk pengobatan nyeri. Di negara tersebut ada
395% terlihat warga yang mengunjungi klinik pengobatan komplementer, 69
pasien (46,6%) dengan nyeri punggung, nyeri lutut 65 (43,9%), dan 28 (32,4%)
lainnya nyeri tungkai (Peleg, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO, 2003) dalam Lusiana
(2006), Negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat
herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di
Afrika sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan
primer (WHO, 2003). Bahkan (WHO) merekomendasikan penggunaan obat
tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 3


degenerative, dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam
peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat
75 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-
konvensional. Beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer ini
sudah mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti
bagi pasien yang menolak pengobatan konvensional. Terapi komplementer dapat
dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan dokter.
Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional komplementer bisa
didapatkan hasil terapi yang lebih baik. Di Indonesia, Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta merupakan salah satu dari 12 rumah sakit yang telah
ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk melaksanakan dan mengembangkan
pengobatan komplementer ini dan 12 rumah sakit lainnya adalah Rumah Sakit
Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, Rumah Sakit
Kandou Manado, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Makassar, RS TNI AL Mintoharjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi Medan, RSUD
Saiful Anwar Malang, RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten (Kemenkes, 2011)
Daerah Sukoharjo terdapat banyak pengobatan komplementer dan yang
masuk sebagai sarana pelayanan pengobatan swasta. Data yang tercatat di Dinas
Kesehatan Sukoharjo dalam satu tahun terahir ada 94 pengobatan komplementer
dan tradisional, diantara 12 kecamatan di Sukoharjo ada beberapa kecamatan
yang banyak terdapat pelayanan pengobatan tradisional dan komplementer yaitu
Kecamatan Grogol ada 15 pengobatan dan Kecamatan Kartasura ada 10
pengobatan. Dari hasil wawancara pada 10 masyarakat 3 diantaranya
mengatakan takut dengan pengobatan komplementer, 5 orang memilih
pengobatan komplementer dan 2 orang lainnya melakukan pengobatan
komplementer dan medis. Data inilah yang menyebabkan penulis memilih
Kecamatan Grogol sebagai tempat penelitian.
Diantara banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan pengobatan
komplementer saat ini, ada beberapa alasan yang menyebabkan mereka takut

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 4


untuk menggunakan pengobatan komplementer ialah pengalaman berobat di
kedokteran yang tidak kunjung sembuh, banyaknya pengobatan modern yang
gagal, pengobatan komplementer lebih murah dibandingkan dengan pengobatan
modern. Kepercayaan terhadap pengobatan komplementer bahkan budaya juga
dapat mempengaruhi anggapan tersebut.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara


ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan secara nyata serta mendapatkan
pengalaman dalam memecahkan masalah.

1.2.2. Tujuan khusus


Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Terapi
Komplementer dan Home Care Nursing Practice

1.3. Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan pada penulisan ini,


penulis menggunakan metode study kepustakaan.
Dalam study kepustakaan ini penulis memperoleh informasi dari
beberapa website yang berkaitan dengan masalah yang dibahas sebagai dasar
teoritis yang digunakan dalam penyusunan makalah.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 5


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

2.1.1. Dasar Teori Terapi Komplementer

Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda


dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia
dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas
yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan keperawatan
seperti teknik sentuhan, masase dan manajemen stress. Terapi komplementer
merupakan terapi tambahan bersamaan dengan terapi utama dan berfungsi sebagai
terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional
alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi
belum diterima dalam kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus
sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan tenaga
pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki
pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional alternatif.

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah


pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan.
Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer
tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud
adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 6


turun temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa
dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat memulai


dengan tindakan tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang berada pada
bidang keperawatan yang dikuasai secara mahir berdasarkan perkembangan
teknologi terbaru.

Jadi, Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan yang


menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala,
meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien
secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi
belum diterima dalam kedokteran konvensional.

2.1.2. Konsep Keilmuan

Pada dasarnya, terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari


sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh, agar tubuh
dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan
kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang
baik dan lengkap serta perawatan yang tepat. Ada banyak jenis metode dalam terapi
komplementer ini, seperti akupuntur, chiropractic, pijat refleksi, yoga, tanaman
obat / herbal, homeopati, naturopati, terapi polaritas atau reiki, teknik-teknik
relaksasi, termasuk hipnoterapi, meditasi, visualisasi, dan sebagainya. Obat- obat
yang digunakan bersifat natural/ mengambil bahan dari alam, seperti jamu-jamuan,
rempah yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan sebagainya), sampai
bahan yang dirahasiakan. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu
yang mampu mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 7


yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.
Lalu, amankah berbagai terapi komplementer tersebut? Para ahli berpendapat
bahwa terapi komplementer relatif aman karena menggunakan cara- cara alami
yang jauh dari bahan- bahan kimia yang jelas-jalas banyak memberikan efek
samping pemakainya. Namun, walaupun alami tetap harus dikaji dan diteliti tingkat
keefektifan dan keamanannya. Memang penelitian tentang terapi komplementer
masih jarang, dikarenakan belum memiliki standar yang baku. Terapi ini tidak
selalu dirancang untuk mengobati penyakit tertentu, beberapa terapi alternatif
merawat orang secara keseluruhan, bukan suatu penyakit tertentu. Terapi ini
mungkin dapat mengembalikan keselarasan, keseimbangan, atau menormalkan
aliran energi. Penelitian ilmiah sangat mahal biayanya. Pembuat terapi alternatif
seringkali tidak mampu membayar untuk sebuah penelitian ilmiah. Pemerintah
lebih cenderung untuk mendanai penelitian obat-obatan barat karena dipandang
lebih efektif. Dengan hak paten, para produsen dapat memperoleh keuntungan yang
membantu mendanai penelitian. Sedangkan kebanyakan terapi komplementer tidak
dapat dipatenkan. Namun halangan-halangan ini bukan berarti tidak ada terapi
komplementer yang secara sukses diteliti, beberapa terapi telah teruji dan terbukti
kemanjurannya

2.1.3. Dasar Hukum

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109


Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di
fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut aturan itu, pelayanan komplementer-
alternatif dapat dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas
pelayanan kesehatan. Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji
institusi berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku. Selain itu, dalam Permenkes
RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur tentang pemanfaatan akupunktur pelayanan
kesehatan pada umumnya. Di dalam pasal lain disebutkan bahwa pengobatan
tradisional akupunktur dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah
memperoleh pendidikan dan pelatihan akupunktur. Sementara pendidikan dan

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 8


pelatihan akupunktur dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku.

Sementara itu, Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur


tentang penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Di dalam peraturan tersebut
diuraikan cara- cara mendapatkan izin praktek pengobatan tradisional beserta
syarat- syaratnya. Khusus untuk obat herbal, pemerintah mengeluarkan Keputusan
Menkes RI Nomor 121 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Medik Herbal.
Untuk terapi SPA (Solus Per Aqua) atau dalam bahasa Indonesia sering diartikan
sebagai terapi Sehat Pakai Air, diatur dalamPermenkes RI No. 1205/
Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman persyaratan kesehatan pelayanan Sehat Pakai
Air (SPA).

3.1. Terapi Komplementer

3.1.1. Herbal Medicine

Herbal medicine merupakan cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan herbal


klasik yang telah teruji secara ilmiah, yang digunakan dalam upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitative, dengan berpedoman pada bukti klinis (evidence-
based medicine) Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di
dunia. Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin
menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka
terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal
untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya peningkatan
penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih
panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan
penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin
luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar EY, 2006).

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam


pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 9


terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga
mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional (WHO, 2003). Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih
aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.

Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan tradisional masih


tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah :

1. Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.


2. Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya
masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional.
3. Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan modern.
4. Keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasi beberapa
penyakit tertentu.
5. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan (obat)
yang berasal dari alam (back to nature).
6. Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan tradisional.
7. Meningkatnya modernisasi pengobatan tradisional.
8. Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.
9. Meningkatnya globalisasi pelayanan kesehatan tradisional.
10. Meningkatnya minat mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tradisional.

Ketepatan Penggunaan Obat Tradisional

Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang
meliputi :

a. Kebenaran Bahan

Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit
untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau
tidaknya efek terapi yang diinginkan (2003).

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 10


b. Ketepatan Dosis

Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi
sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Hal
ini menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping. Anggapan
bila obat tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah hilang adalah
keliru. Sampai batas-batas tertentu, mungkin benar. Akan tetapi bila sudah
melampaui batas, justru membahayakan. Takaran yang tepat dalam penggunaan
obat tradisional memang belum banyak didukung oleh data hasil penelitian.
Peracikan secara tradisional menggunakan takaran sejumput, segenggam atau pun
seruas yang sulit ditentukan ketepatannya. Penggunaan takaran yang lebih pasti
dalam satuan gram dapat mengurangi kemungkinan terjadinya efek yang tidak
diharapkan karena batas antara racun dan obat dalam bahan tradisional amatlah
tipis. Dosis yang tepat membuat tanaman obat bisa menjadi obat, sedangkan jika
berlebih bisa menjadi racun.

c. Ketepatan Waktu Pengguna

Ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya


efek yang diharapkan.

d. Ketepatan Cara Penggunaan

Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya.
Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda
dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun Kecubung jika dihisap seperti
rokok bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh
dan diminum dapat menyebabkan keracunan / mabuk (Patterson S, dan OHagan
D., 2002).

e. Ketepatan Telaah Informasi

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi


yang mudah untuk diakses. Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar
yang memadai dan telaah atau kajian yang cukup seringkali mendatangkan hal yang

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 11


menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi
bahan membahayakan.

f. Tanpa Penyalahgunaan

Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena tidak
memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaat
dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut.

g. Ketepatan Pemilihan Obat Untuk Indikasi Tertentu

Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat
dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang timbul harus
menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang akan digunakan
dalam terapi.

Manfaat/kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia

Adapun yang menjadi kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia


diantaranya :

1. Tidak ada efek samping

Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas
dari semua jenis efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum
berbagai macam jamu tradisional dan belum pernah tercatat ada kasus efek samping
yang mematikan. Namun Anda tetap perlu berhati-hati karena beberapa jenis jamu
tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia
sehingga berbahaya bagi tubuh. Dalam hal ini yang berbahaya bukan jamunya,
namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya.

2. Bebas toksin

Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapa pun, bahkan seringkali
memberikan efek meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi).

3. Mudah diproduksi

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 12


Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas akar, umbi, buah, bunga,
kulit kayu dan bagian tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat
pengolahan obat herbal tidak memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang
besar. Banyak obat herbal yang diproduksi oleh usaha rumah tangga yang
dipasarkan dari pintu ke pintu. Berkat internet, kini distribusi obat herbal semakin
mudah dan mendunia.

4. Menghilangkan akar penyebab penyakit

Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala penyakit, tetapi juga
menghilangkannya hingga ke akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal
bersifat holistik (menyeluruh) sehingga tidak hanya berfokus pada
penghilangan penyakit tapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk
melawan penyakit.

5. Bisa dibeli siapa saja dan di mana saja

Siapa pun boleh membeli obat herbal di mana pun. Anda tidak perlu resep dokter
atau pergi ke apotik untuk membelinya. Namun, sebaiknya konsumen
berkonsultasi dengan dokter bila mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan
obat farmasi karena dikhawatirkan terjadiinteraksi obat.

6. Murah

Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih murah. Hal ini
karena obat herbal tidak perlu membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Di
masa mendatang, harga obat-obatan herbal bahkan dapat jauh lebih murah bila
skala produksinya lebih efisien.

7. Multi-khasiat

Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit.
Misalnya Habbatussauda(jintan hitam) bisa membantu menghilangkan asam urat,
diabetes, migren, kanker sampai hepatitis.Bawang putih tidak hanya bersifat

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 13


antivirus namun juga menurunkan kadar kolesterol dan menguatkan jantung.
Banyak sekali bahan alami lainnya yang multi-khasiat seperti itu.

Dalam literature lain disebutkan pula beberapa kelebihan herbal medicine


dalam pengobatan di Indonesia diantaranya :

a. Efek samping tidak ada jika penggunaannya secara benar, hal ini mengingat
tanaman obat bersifat kompleks dan organis yang cocok untuk tubuh yang
bersifat kompleks dan organis, sehingga tanaman obat dapat disetarakan
dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud
merekonstruksi organ atau sistem yang rusak.
b. Efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, seperti
kanker, tumor, darah tinggi, darah rendah, diabetes, hepatitis, stroke,
sinusitis, herpes, bau badan, bisul dan lain-lain.
c. Harga relatif murah, karena dapat ditanam sendiri, harga akan meningkat
jika diperoleh dalam bentuk kering, dan akan meningkat lagi jika diperoleh
dalam bentuk hasil olahan. Harga akan menjadi sangat mahal apabila
diperoleh dalam bentuk isolat yaitu senyawa tertentu yang diperoleh dari
ekstrak tanaman, seperti vincristine, obat kanker yang diisolasi dari ekstrak
tapak dara (Catharanthus roseus) dan diimpor.
d. Tidak perlu bantuan tenaga medis, Apabila diagnosa sudah jelas,
pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh anggota keluarga sendiri tanpa
harus tergantung pada bantuan tenaga medis atau paramedis. Dokter
dibutuhkan untuk diagnosa yang benar dengan bantuan analisa laboratorium
klinik (rekomendasi pengobatan herbal juga dapat diberikan oleh dokter).

Kelemahan/kekurangan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia

Adapun yang menjadi kekurangan/kelemahan herbal medicine dalam pengobatan di


Indonesia diantaranya :

a. Efek samping langsung atau terakumulasi, hal ini terjadi karena obat modern
terdiri dari bahan kimia yang murni baik tunggal maupun campuran. Bahan
kimia bersifat tidak organis dan murni sehingga bersifat tajam dan reaktif

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 14


(mudah bereaksi) sedangkan tubuh kita bersifat organis dan kompleks, sehingga
bahan kimia bukan merupakan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh.
Penggunaan bahan kimia untuk tubuh terpaksa dilakukan dengan berbagai
batasan dan dalam tingkat masih dapat diterima atau ditoleransi oleh tubuh.
b. Sering kurang efektif untuk penyakit tertentu, hal ini dapat kita lihat banyak
penyakit belum ditemukan obatnya, sehingga obat yang digunakan lebih banyak
bersifat simptomatis dan digunakan terus menerus sesuai gejalanya. Beberapa
penyakit bahkan belum diketahui sebabnya. Pasien sering harus berulang-ulang
ke klinik dan tidak mengalami banyak kemajuan atau bahkan memburuk
keadaannya.

Herbal tidak mungkin tanpa kekurangan. Secara tiba-tiba, penyakit serius, obat
utama masih menjadi pilihan. Herbalis tidak dapat mengobati trauma serius seperti
patah kaki, tidak juga menyembuhkan radang usus buntu atau serangan jantung
seefektif dokter yang menggunakan pengujian diagnosis modern, operasi, dan obat-
obatan. Ilmu kedokteran modern mengobati penyakit tiba-tiba dan kecelakaan lebih
efektif dibanding herbal atau pengobatan alternatif lainnya. Kelemahan yang lain
adalah risiko nyata apabila melakukan pengobatan herbal sendiri karena
ketidaktahuan dosis. Sementara pihak lain dapat berargumentasi bahwa hal yang
sama dapat terjadi pada obat-obatan, seperti kecelakaan overdosis obat flu, banyak
herbal yang tidak memiliki instruksi atau sisipan paket. Ada risiko yang sangat
nyata pada overdosis. Pemanenan herbal di alam liar beresiko, jika tidak nekat,
beberapa orang mencoba mengidentifikasi dan mengambil herbal liar. Mereka
menjalankan risiko besar untuk meracuni tubuh mereka sendiri jika mereka tidak
mengidentifikasi herbal secara benar. Atau jika mereka menggunakan bagian
tanaman yang salah.

Pengobatan herbal dapat berinteraksi dengan obat. Hampir semua herbal


memiliki peringatan yang sama, dan banyak, seperti tumbuhan yang digunakan
untuk anxiety seperti Valerian dan St. Johns Wort, dapat interaksi dengan resep
obat seperti antidepresi. Sangat penting untuk mendiskusikan dengan dokter Anda
mengenai herbal dan obat lainnya.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 15


Karena produk herbal tidak diatur secara ketat, konsumen juga beresiko karena
membeli herbal dengan kualitas rendah. Kualitas produk herbal dapat berbeda
antara merek atau produsen. Hal ini mempersulit mengatur dosis herbal. Jadi,
gunakan herbal sesuai dengan anjuran dokter.

3.1.2. Terapi komplementer Diet, Nutrisi dan lifestyle change

Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam, seperti Makanan,


dan Vitamin

a. Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat, dan


lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori dari protein, 40% dari karbohidrat,
dan 30% dari lemak. Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormon
lain untuk kesehatan yang optimal.
b. Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan kecuali
ikan). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker. Penekanan pada
semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang tidak diawetkan.
c. Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan nutrisi
seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker, skizofrenia, penyakit
autis, dan penyakit kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan penyakit
arteri koroner.

Contoh Salah Satu Bahan Pada Terapi Komplomenter Nutrisi yang terdapat pada
daun Kelor

Salah satu hal yang membuat Kelor menjadi perhatian dunia dan memberikan
harapan sebagai tanaman yang dapat menyelamatkan jutaan manusia yang
kekurangan gizi, adalah Kelor kaya dengan kandungan nutrisi dan senyawa yang
dibutuhkan tubuh. Seluruh bagian tanaman kelor dapat dimanfaatkan untuk
penyembuhan, menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan manusia dan
terutama sumber asupan gizi keluarga. Bahkan, kandungan kelor diketahui berkali

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 16


lipat dibandingkan bahan makanan sumber nutrisi lainnya, seperti tampak dalam
gambar berikut :

Antioksidan

Moringa mengandung 46 antioksidan kuat senyawa yang melindungi tubuh


terhadap efek merusak dari radikal bebas dengan menetralkannya sebelum dapat
menyebabkan kerusakan sel dan penyakit.

Senyawa Antioksidan yang terkandung dalam kelor adalah Vitamin A, Vitamin C,


Vitamin E, Vitamin K, Vitamin B (Choline), Vitamin B1 (Thiamin), Vitamin B2
(Riboflavin), Vitamin B3 (Niacin), Vitamin B6, Alanine, Alpha-Carotene,
Arginine, Beta-Carotene, Beta-sitosterol, Caffeoylquinic Acid, Campesterol,
Carotenoids, Chlorophyll, Chromium, Delta-5-Avenasterol, Delta-7-Avenasterol,
Glutathione, Histidine, Indole Acetic Acid, Indoleacetonitrile, Kaempferal,
Leucine, Lutein, Methionine, Myristic-Acid, Palmitic-Acid, Prolamine, Proline,
Quercetin, Rutin, Selenium, Threonine, Tryptophan, Xanthins, Xanthophyll, Zeatin,
Zeaxanthin, Zinc.

Vitamin

Vitamin A (Alpha & Beta-carotene), B, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K, folat
(asam folat), Biotin

Mineral

Kalsium, Kromium, Tembaga, Fluorin, Besi, Mangan, Magnesium, Molybdenum,


Fosfor, Kalium, Sodium, Selenium, Sulphur, Zinc.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 17


Asam Amino Esensial

Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triptofan, Valin.

Asam Amino Non-Esensial

Alanin, Arginine, asam aspartat, sistin, Glutamin, Glycine, Histidine, Proline,


Serine, Tyrosine.

Anti-inflammatory

Vitamin A, Vitamin B1 (Thiamin), Vitamin C, Vitamin E, Arginine, Beta-


sitosterol, Caffeoylquinic Acid, Calcium, Chlorophyll, Copper, Cystine, Omega 3,
Omega 6, Omega 9, Fiber, Glutathione, Histidine, Indole Acetic Acid,
Indoleacetonitrile, Isoleucine, Kaempferal, Leucine, Magnesium, Oleic-Acid,
Phenylalanine, Potassium, Quercetin, Rutin, Selenium, Stigmasterol, Sulfur,
Tryptophan, Tyrosine, Zeatin, Zinc. (Amelia P. Guevara, et al).

Kandungan Senyawa lainnya

Kelor kaya dengan senyawa yang mengandung gula sederhana, rhamnosa dan
kelompok yang cukup unik dari senyawa yang disebut glucosinolates dan
isothiocyanates (Fahey et al, 2001;.. Bennett et al, 2003). Kulit batang telah
dilaporkan mengandung dua alkaloid, yaitu moringine dan moringinine (Kerharo,
1969). Vanili, -sitosterol [14], -sitostenone, 4-hydroxymellin dan Asam
octacosanoic telah diisolasi dari batang M. oleifera (Faizi et al., 1994a).

Getah Kelor diketahui mengandung L-arabinosa, galaktosa-,-glukoronat asam, dan


L-rhamnosa, mannose-dan-xilosa, polisakarida terdiri asam L-galaktosa, dan L-
glukuronat-mannose (Bhattacharya et al., 1982).

Bunga mengandung sembilan asam amino, sukrosa, D-glukosa, alkaloid, lilin,


quercetin dan kaempferat; juga kaya akan kalium dan kalsium (Ruckmani et al.,
1998). Bunga Kelor juga telah dilaporkan mengandung beberapa flavonoid pigmen
seperti alkaloid, kaempherol, rhamnetin, isoquercitrin dan kaempferitrin (Faizi et
al., 1994a, Siddhuraju dan Becker, 2003).

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 18


Antihipertensi senyawa thiocarbamate dan glikosida isothiocyanate telah diisolasi
dari asetat fase ekstrak etanol polong Kelor (Faizi et al., 1998). Para sitokinin telah
terbukti terkandung dalam buah Kelor (Nagar et al., 1982). Sebuah penemuan baru
telah menunjukkan struktur phytochemical yang diisolasi dari ekstrak etanol Kelor,
yaitu kandungan O-etil-4-(-L-rhamnosyloxy) benzil karbamat bersama-sama
dengan tujuh senyawa bioaktif yang diketahui, 4 (-L-rhamnosyloxy) benzil-
isothiocyanate, niazimicin, 3-O-(6-O-oleoil--D-glucopyranosyl)--sitosterol, -
sitosterol-3-O--D-glucopyranoside, niazirin, -sitosterol dan gliserol-1-(9-
octadecanoate).

Kelor menjadi sumber antioksidan alami yang baik karena kandungan dari berbagai
jenis senyawa antioksidan seperti askorbat acid, flavonoid, phenolic dan karotenoid
(Anwar et al, 2005;. Makkar dan Becker, 1996). Tingginya konsentrasi asam
askorbat, zat estrogen dan -sitosterol, besi, kalsium, fosfor, tembaga, vitamin A, B
dan C, -tokoferol, riboflavin, nikotinik , asam folat, piridoksin, -karoten, protein,
dan khususnya asam amino esensial seperti metionin, sistin, triptofan dan lisin
terdapat dalam daun dan polong yang membuatnya menjadi suplemen makanan
yang hampir ideal (Makkar dan Becker, 1996).

Komposisi sterol dari minyak biji kelor terutama terdiri dari campesterol,
stigmasterol, -sitosterol, 5-avenasterol dan clerosterol disertai menit jumlah 24-
methylenecholesterol, 7-campestanol, stigmastanol dan 28-isoavenasterol
(Tsaknis et al, 1999.; Anwar dan Bhanger, 2003; Anwar et al, 2005).

Komposisi sterol dari fraksi utama minyak biji Kelor sangat berbeda dengan
sebagian besar minyak konvensional yang dikonsumsi (Rossell, 1991). Komposisi
asam lemak dari minyak biji Kelor mengandung asam oleat (C18: 1)berkategori
tinggi , yaitu sekitar 67,90 % -76,00 %. Disamping itu juga mengandung asam
lemak komponen lainnya yang penting seperti, C16: 0 (6.04% -7.80%), C18: 0
(4,14% -7,60%), C20: 0 (2,76% -4.00%), dan C22: 0 (5.00% -6,73%) (Tsaknis et
al,.1999, Anwar dan Bhanger, 2003; Anwar et al, 2005).

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 19


Telah dilaporkan, Kelor juga merupakan sumber yang baik dari berbagai
tokoferol (-, dan -), dengan konsentrasi masing-masing antara 98,82
134,42 mg/kg, 27,90 93,70 mg/kg, dan 48.00 71.16 mg/kg (Anwar dan
Bhanger, 2003; Tsaknis et al, 1999.). Antioksidan dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan terhadap hepatotoksisitas melalui mekanisme mencegah kenaikan
MDA dan kenaikan GSH, serta mencegah peningkatan enzim faal hepar dan
kerusakan hepar (Soetanto dkk., 2005).

Kandungan selengkapnya dari Kelor dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Kandungan Nutrisi Polong, Daun Segar dan Serbuk Daun.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 20


Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 21
3.1.3. Intervensi Pikiran Tubuh (Mind-Body Intervention)

Praktik dari tubuh dan pikiran ini termasuk berbagai pendekatan dan terapi,
yang telah menerima bukti yang bisa diterima berdasarkan dukungan mereka yang
efektif terhadap pengobatan migrain, rasa nyeri yang kronis dan gangguan medis
lain yang kemungkinan dipicu oleh stres emosional. Teknik pikiran-tubuh
memanfaatkan kemampuan alami pikiran untuk menyembuhkan dan bertujuan
untuk menggunakan kebijaksanaan bawaan dari pikiran, untuk mengatur fungsi
emosi dan tubuh. Metode-metode tersebut diyakini bekerja dengan mengubah
respons biologis yang terkait dengan stres dan rasa sakit. Emosi dan pemikiran
memiliki peran signifikan dalam semua gangguan medis. Sementara pengalaman
rasa sakit seringkali dihubungkan dengan berbagai macam faktor emosional, fisik
dan sosial, sangat penting adanya keahlian yang ditujukan untuk mengurangi atau
mengubah stres menjadi terintegrasi dengan pengobatan migrain atau sakit kepala.
Pendekatan pikiran-tubuh memang sangat efektif dalam mengurangi tingkat
ketegangan, depresi, gangguan tidur dan berbagai reaksi psikologis yang negatif,
yang terkait dengan siklus kronis dari episode migrain. Emosi atau reaksi tersebut
seringkali memperpanjang atau membuat episode migrain semakin intens, atau
menjadikan seseorang semakin rentan terkena serangan migrain. Pendekatan
pikiran-tubuh juga akan membantu Anda untuk mempelajari bagaimana mengatur
respons fisik Anda sendiri, seperti tekanan otot yang seringkali dikaitkan dengan
migrain. Pendekatan pikiran-tubuh juga akan membantu Anda untuk mempelajari
bagaimana mengatur respons fisik Anda sendiri, seperti tekanan otot yang
seringkali dikaitkan dengan migrain. Pendekatan pikiran-tubuh sangat aman dan
diterima dengan luas sebagai bagian penting dari pengobatan migrain dan sakit
kepala. Contoh dari praktik pikiran-tubuh termasuk biofeedback (Penggunaan alat-
alat yang memakai listrik untuk mengubah fungsi tubuh seperti detak jantung,
tekanan otot agar mencapai relaksasi), meditasi / meditation (Proses untuk
memfokuskan perhatian untuk meningkatkan kesadaran), relaksasi, teknik
pernapasan / breathing technique (Beragam teknis yang menggunakan pola
bernapas untuk mencapai relaksasi), hipnosis / hypnosis (Ragam teknik untuk

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 22


mendorong kondisi kesadaran untuk mencapai relaksasi dan sugesti diri), gambaran
yang terarah / guided imagery (Penggunaan gambar dalam pikiran, visualisasi dan
imajinasi untuk meningkatkan penyembuhan atau perubahan kesehatan emosi dan
perilaku), yoga (Sebuah ilmu yang mempromosikan kesehatan fisik, emosi dan
spiritual melalui latihan postur, peregangan, pernapasan dan meditasi) dan
visualisasi kreatif / creative visualization (Penggunaan gambar visual dalam pikiran
untuk meningkatkan relaksasi, penyembuhan dan perubahan dalam kesehatan dan
perilaku).

3.1.4. Manual Healing

Teknik Refleksiologi Satu lagi perkara yang sangat penting dalam refleksologi
adalah bagaimana anda harus mendapat kepercayaan serta membuatkan penerima
merasa selesa sejurus sebelum anda memulakan sesi refleksologi kaki. Oleh itu,
teknik relaksasi direka untuk membuatkan penerima merasa tenang dan selesa pada
permulaan sesi rawatan.

Dengan menggunakan teknik-teknik ini akan melonggarkan sebarang tekanan pada


otot kaki dan menjadikannya lebih lembut, fleksibel dan mudah diurut. Biasakan
diri anda dengan kesemua jenis teknik tersebut. Lakukan setiap rawatan beberapa
kali. Setelah memperoleh keyakinan, anda mungkin boleh memilih beberapa teknik
sebagai teknik kegemaran anda. Anda juga boleh mencipta teknik anda yang
tersendiri. Kuasai kesemuanya sekali. Sekiranya penerima berasa tertekan dan
gementar, kedua-dua perasaan ini akan disalurkan ke kakinya, menjadikannya lebih
sukar untuk diurut. Oleh sebab itulah, anda dinasihatkan agar sentiasa memulakan
rawatan dengan relaksasi kaki. Pergerakan urutan sepatutnya lancar dan
rhythematic serta hubungan pergerakan tangan anda dengan kaki penerima tidak
boleh terputus-putus semasa mengurut.

Sesi refleksologi umumnya akan dimulai dengan pemanasan pada kaki. Setelah
itu, terapis akan mulai memberi tekanan kepada titik-titik tertentu yang terletak di
kaki pasien. Pada gilirannya, organ terkait atau kelenjar akan dirangsang. Kadang-
kadang deposit kristal ditemukan pada titik tertentu di kaki. Deposit kristal diyakini

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 23


menyebabkan saraf terblokir.Terapis biasanya akan memecah deposit ini dengan
melakukan tekanan dan pijatan.

Teknik memijat refleksi pada titik refleksi:

a. Menekan
Agar berhasil dalam melakukan pijatan titik refleksi dengan teknik menekan
harus dilakukan dengan fokus dan pusatkan kekuatan anda dalam
melakukannya.

b. Pijat memutar

Baik anda yang melakukan penijatan titik refleksi dengan menggunakan


tangan atau tongkat, teknik pijat memutar ini bisa dilakukan. Teknik ini
digunakan untuk merilekskan anda sebagai pemijat dan melancarkan
sirkulasi darah pasien. Bahkan pasien pun tak akan merasakan kesakitan.

Manfaat refleksiologi
a. Mencegah penyakit
Relatif banyak penyakit yang bisa diatasi melalui teknik pijat refleksi, dari
penyakit ringan (seperti pegal dan Pusing) hingga penyakit berat (seperti
kanker, gangguan ginjal, stroke, dan jantung). Metode pemijatan ini tidak
hanya mengatasi berbagai penyakit, tetapi juga mampu mencegah sedini
mungkin penyakit yang dapat menyerang.

b. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh


Melalui pemijatan, daya tahan tubuh dapat ditingkatkan sehingga tubuh
menjadi lebih bugar dan stamina tubuh meningkat. Hal ini terjadi karena
teknik pijatan ini dapat meningkatkan energi tubuh. Secara mekanis, saraf
dan otot tubuh menjadi terlatih, sehingga tubuh menjadi lebih fit dan dapat
menangkal penyakit.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 24


c. Meningkatkan Gairah Kerja
Pijat refleksi dapat menjaga fungsi organ-organ tubuh sehingga dapat
meningkatkan gairah atau motivasi untuk bekerja.

d. Membantu Mengusir Stres


Seringkali dalam kehidupan, berbagai persoalan hidup menekan baik secara
psikologis maupun fisik. Dalam jangka waktu tertentu, keadaan ini
membuat seseorang menjadi stres atau tertekan sehingga memengaruhi
kesehatan fisik. Peredaran organ-organ tubuh akan tersumbat. Dengan
melakukan pijat refleksi, efek buruk stres terhadap keadaan fisik dapat
dikembalikan pada keadaan normal. Pada gilirannya, stres akibat tertekan
perlahan berkurang dan menghilang

Terapi refleksiologi bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.


Untuk beberapa penyakit berat seperti kencing manis, lever, jantung dan kanker
diusahakan pemijatan tidak terlalu keras. Pemijatan juga tidak boleh terlalu sering
dilakukan untuk menjaga telapak kaki dari luka atau sakit yang berlebihan.

3.1.5. Terapi Akupunktur dan akupresser


3.1.5.1. Pengertian Akupuntur
Kata Akupunktur Berasal Dari Bahasa Yunani, Yaitu AcusYang Berarti
Jarum, Dan Puncture Yang Berarti Menusuk. Di Dalam Bahasa Inggris
Menjadi To Puncture, Sedangkan Kata Asal Dalam Bahasa Cina
AdalahCenciu. Kata Tersebut Kemudian Diadaptasikan Ke Dalam
Bahasa Indonesia Menjadi Akupunktur Atau Tusuk Jarum. Sebagai
Suatu System Pengobatan, Akupunktur Merupakan Pengobatan Yang
Dilakukan Dengan Cara Menusukkan Jarum Di Titik-Titik Tertentu Pada
Tubuh Pasien. Maksudnya Adalah Untuk Mengembalikan System
Keseimbangan Tubuh Sehingga Pasien Sehat Kembali. Pemikiran Dasar
Adanya System Keseimbangan Di Dalam Tubuh Yang Dikenal Sebagai
Homeostatis, Yang Menunjukkan Keberadaan Alam Semesta, Bumi Dan
Manusia Dapat Bertahan Hidup Karena Adanya Ukum Alam Yang

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 25


Selalu Mengarah Kepada Keseimbangan. Dengan Demikian, Apabila
Manusia Mengikuti Aturan-Aturan Di Dalam Keseimbangan Hukum
Alam Bararti Kita Akan Menjalani Hidup Sehat, Sedangkan Apabila
Manusia Tidak Mengikuti Atau Menentang Keseimbangan Hokum Alam
Berarti Sakit. Semua Fenomena Alam Ini Selalu Berpasangan Yang
Sifatnya Berlawanan Dinamis, Tetapi Membentuk Suatu Kesatuan,
Seperti Siang Dan Malam, Panas Dan Dingin, Padat Dan Cair, Terang
Dan Gelap, Kanan Dan Kiri, Suami Dan Istri, Laki-Laki Dan Perempuan
Dan Seterusnya. Apabila Unsur-Unsur Yang Berlawanan Itu Menyatu
Dan Membangun Sebuah Keharmonisan, Maka Keseimbangan Yang
Secara Umum Disebut Sehat Akan Tercapai. Apabila Melihat Prinsip
Dasar Cara Penyembuhan Akupunktur, Yaitu Dengan Tusukan Jarum
(Secara Umum Dengan Menggunakan Benda Tajam) Yang Berarti
Pemberian Suatu Rangsangan Ke Dalam Tubuh, Sebenarnya Banyak
Bangsa-Bangsa Di Dunia Yang Telah Mengenal Cara Penyembuhan
Tradisional Dengan Cara Memberi Rangsangan Seperti Itu Walaupun
Alat Dan Metode Yang Dipergunakan Berbeda. (Mesir :1550
Bc. Disebut Eber), Bangsa Bantu Afrika Selatan Dengan Cara
Pengobatan Menorah Bagian Tubuh. Bangsa Arab Mengenal Cara
Penyembuhan Penyakit Sciatica Dengan Cara Memanasi Telinga
Dibagian Tertentu Dengan Menggunakan Metal Panas. Akupunktur
Telinga Juga Dilakukan Bangsa Eskimo Dengan Alat Batu Atau Tulang
Ikan Yang Panjang. Suku Bangsa Brasil Meniupkan Anak Panah Kecil
Pada Bagian Tubuh Tertentu Dengan Maksud Menyembuhkan Penyakit
Tertentu. Bangsa Indonesia Mengenal Cara-Cara Seperti Itu Seperti :
Kerokan, Kop Pijatan, Dan Param(Borehan).

Teknik
Meskipun Kata Akupunktur Yang Berarti Tusuk Jarum, Tetapi
Karena Terbukti Bahwa Titik Titik Akupunktur Yang Merupakan
Reseptor Di Permukaan Tubuh Daapt Dirangsang Dengan Berbagai

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 26


Macam Cara, Asal Berupa Energi, Maka Dapat Berkembang Juga
Teknik Rangsangan Pada Titik Akupunktur Ini. Berbagai Macam Cara
Itu Adalah :

1. Elektroakupunktur : Rangsangan Titik Akupunktur Menggunakan


Listrik
2. Laserakupunktur : Rangsangan Titik Akupunktur Menggunakan
Laser
3. Sonoakupunktur : Rangsangan Titik Akupunktur Menggunakan Suara
4. Aquaakupunktur : Rangsangan Titik Akupunktur Dengan Injeksi
5. Dry Needling Akupunktur : Penerapan Akupunktur Dengan Jarum
Suntik
6. Akupresur : Rangsangan Titik Akupunktur Menggunakan Jari

Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi Akupunktur Antara Lain:

1. Berbagai Keadaan Nyeri, Seperti: Nyeri Kepala, Migrain, Nyeri Bahu,


Nyeri Punggung, Nyeri Pinggang, Nyeri Lutut, Nyeri Lambung, Nyeri
Haid, Nyeri Sendi Dan Lain-Lain.
2. Gangguan Fungsional, Seperti: Asma, Alergi, Insomnia, Mual Pada
Kehamilan, Darah Tinggi (Hipertensi), Sembelit (Konstipasi), Irritable
Bowel Syndrome, Telinga Berdenging (Tinnitus), Vertigo, Infertilitas,
Gangguan Haid, Gangguan Metabolik (Diabetes Melitus,
Hiperkolesterolemia).
3. Gangguan Saraf: Hemiparesis, Kesemutan, Kelumpuhan Saraf Pada
Wajah (Bells Palsy), Saraf Terjepit (Carpal Tunnel Syndrome,
Radikulitis).
4. Keadaan Lain, Seperti: Adiksi Rokok, Kegemukan (Obesitas),
Estetika, Meningkatkan Stamina, Efek Analgesi Pada Operasi.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 27


Akupunktur Tidak Mempunyai Efek Samping. Bahaya Infeksi Dapat
Dihindari Dengan Pemakaian Jarum Akupunktur Sekali Pakai.
Akupunktur Juga Tidak Membuat Ketagihan. Rasa Nyaman Yang
Dirasakan Tubuh Adalah Sehubungan Dengan Pengeluaran Zat
Endorphin Oleh Tubuh Saat Penusukan Titik-Titik Akupunktur. Kontra
Indikasi Tindakan Akupunktur Adalah Keadaan Kedaruratan Medis
Yang Membutuhkan Penanganan Segera, Kasus Pembedahan, Tumor
Ganas, Gangguan Pembekuan Darah Atau Sedang Dalam Pengobatan
Anti Koagulansia. Pengobatan Akupunktur Memerlukan Kesinambungan
Untuk Mencapai Hasil Yang Maksimal, Dan Harus Dilakukan Oleh
Tenaga Medis Yang Terlatih.

Syarat

Persiapan Dimulai Tiga Minggu Sebelum Waktu Yang Diperkirakan.


Kira-Kira Diperlukan Tiga Kali Pengobatan Untuk Mengharmoniskan
Keadaan Energitas Kedua Belas Meridian Untuk Menghadapi Waktu
Bersalin. Pada Primipara, Yang Kerap Kali Dipengaruhi Oleh Rasa
Takut Dan Khawatir, Haruslah Dijarum Titik-Titik Bl:15: Hsinshu,
Du:12: Shenzu. Akupunktur Aman Bagi Ibu Hamil Dan Dapat
Diberikan Pada Ibu Hamil Selama Dilakukan Oleh Ahlinya. Manfaatnya
Antara Lain:

1. Membuat Seluruh Otot Tubuh Relaks, Sehingga Ibu Hamil Bisa


Menjalani Kehamilannya Dengan Tenang.
2. Mengurangi Rasa Mual Dan Muntah.
3. Mengurangi Rasa Panas Di Ulu Hati.
4. Menstabilkan Tekanan Darah, Sehingga Ibu Hamil Terhindar Dari
Tekanan Darah Tinggi.
5. Menghindari Terjadinya Varises.
6. Mengurangi Rasa Pegal Di Punggung, Pinggang Bagian Belakang
Serta Panggul, Yang Sering Muncul Seiring Besarnya Rahim.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 28


7. Membantu Janin Berada Di Posisi Seharusnya, Sesuai Dengan Usia
Kehamilan.
8. Membantu Melancarkan Proses Persalinan, Meringankan Rasa
Nyeri, Serta Meningkatkan Energi Yang Dibutuhkan Ibu Yang
Akan Melahirkan.

3.1.5.2. Pengertian akupresurre


Acupressure Adalah Salah Satu Cara Pengobatan Tradisional Cina Yang
Sudah Lama Dikenal Keberadaannya. Di Barat Cara Pengobatan Yang
Sama Dengan Acupressure Adalah Penekanan- Penekanan Pada Titik
Triger, Yang Dalam Hal Nyeri Titik Triger Adalah Sama Dengan Titik
Akupunktur. Bila Dilihat Dari Indikasi Maka Acupressure Terutama
Untuk Nyeri Dan Gangguan Neuromuskuler. Menurut Beberapa
Penelitian Dan Pengalaman, Acupressure Ternyata Mempunyai Hasil
Yang Cukup Menggembirakan. Dikatakan Bahwa Acupressure
Merupakan Asal Dari Akupunktur. Dalam Perkembangannya Selama
Ribuan Tahun, Akupressure Mempunyai Banyak Ragam Dalam Hal
Teknik Dan Metode, Bahkan Dalam Seni Beladiri Cina Juga
Berkembang Pengetahuan Mengenai Titik Akupunktur Yang
Melumpuhkan, Yang Kemudian Berkembangmenjadi Poiting Therapy.
Didalam Ilmu Kedokteran Barat Yang Dapat Disamakan Dengan
Acupressure Adalah Penekanan Pada Titik Triger, Dengan Indikasi
Untuk Menghilangkan Nyeri. Sedangkan Menurut Ilmu Kedokteran
Timur Acupressure Adalah Penekanan Titik- Titik Akupungktur Dengan
Tujuan Memperlancar Ci Sehingga Tercapai Keseimbangan Enersi,
Dengan Indikasi Utama Untuk Nyeri Dan Gangguan Neuromuskuler.
Sedangkan Indikasi Lainnya Adalah Sama Dengan Akupungktur. Seperti
Ilmu Kedokteran Timur Lainnya, Acupressure Walaupun Beragam
Metode Dan Teknik, Semuanya Berdasarkan Pada Prinsip Yin Dan
Yang. Didalam Ilmu Kedokteran Barat, Sejauh Nyeri Yang
Diperhatikan, Maka Titik Triger Dianggap Sama Dengan Titik

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 29


Akupunktur. Titik Triger Adalah Titik Sensitif Yang Bila Ditekan Akan
Menimbulkan Nyeri Pada Tempat Yang Jauh Dari Titik Tersebut
Merupakan Degenerasilokal Didalam Jaringan Otot Yang Disebabkan
Oleh Spasme Otot, Trauma, Ketidak Seimbangan Endokrin, Ketidak
Seimbangan Otot, Ketegangan Umum Akibat Situasi, Pekerjaan, Emosi.
Titik Triger Dapat Ditemukan Pada Otot Rangka Dan Tendon, Ligamen
Dan Kapsul Sendi, Periosteum, Kulit. Otot Yang Normal Tidak
Mempunyai Titik Triger.

Teknik
Diicari Letak Titik Triger Maka Dilakukan Penekanan/ Penjepitan
Secara Terus Menerus Atau Intermiten. Hal Ini Disebut Ischemic
Coinpression/Myotherapy, Termasuk Di Dalamnya Shiatzu/Acupressure.
Penekanan Dilakukan Dengan Ibu Jari/ Ujung Jari Tangan. Pada
Penekanan Terus Menerus Bila Rasa Nyeri Berkurang, Tenaga Tekanan
Ditingkatkan Bertahap Dengan Menambah Ibu Jari Atau Jari Tangan
Lainnya Untuk Lebih Menguatkan. Proses Ini Dilanjutkan Sampai Satu
Menit Dengan Tenaga Tekanan Sebesar 1030 Lbs. Chiropractor
Umumnya Menganjurkan Teknik Menekan Selama 710 Detik Yang
Diulang Beberapa Kali Dalam Sehari Untuk Beberapa Hari Sampai Titik
Nyeri Hilang. Pada Penekanan Intermiten Dilakukan Penekanan
Kuat Selama 5 Detik, Penekanan Ringan ( 25%) Selama 5 Detik Dan
Seterusnya Sampai Satu Menit. Bila Nyeri Berkurang Bermakna, Maka
Terapi Dihentikan Pada Triger Yang Baru Dan Nyeri Sedang, Setelah
Dilakukan Penekanan, Dilakukan Peregangan Pasif Pada Tiap Triger
Dengan Cara, Yaitu Pasien Dalam Keadaan Rileks, Peregangan
Dilakukan Secara Perlahan-Lahan Dan Bertahap Sampai Panjang Otot
Kembali Nomal.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 30


Indikasi/Kontraindikasi
Yang Harus Dipenuhi, Yaitu Penderita Harus Rileks, Bila Otot Tegang
Maka Titik Triger Terlindung Dan Pemijatan Dan Terapi Tidak Akan
Bermanfaat. Indikasinya Yaitu Nyeri. Sedangkan Kontraindikasinya
Adalah Area Inflamasi, Varices, Kutil, Dan Jaringan Parut.

Syarat
Persiapan Dimulai Tiga Minggu Sebelum Waktu Yang Diperkirakan.
Kira-Kira Diperlukan Tiga Kali Pengobatan Untuk Mengharmoniskan
Keadaan Energitas Kedua Belas Meridian Untuk Menghadapi Waktu
Bersalin. Acupressure Aman Bagi Ibu Hamil Dan Dapat Diberikan Pada
Ibu Hamil Selama Dilakukan Oleh Ahlinya. Manfaatnya Antara Lain:

1. Membuat Seluruh Otot Tubuh Relaks, Sehingga Ibu Hamil Bisa


Menjalani Kehamilannya Dengan Tenang.
2. Mengurangi Rasa Mual Dan Muntah.
3. Mengurangi Rasa Panas Di Ulu Hati.
4. Menstabilkan Tekanan Darah, Sehingga Ibu Hamil Terhindar Dari
Tekanan Darah Tinggi.
5. Menghindari Terjadinya Varises.
6. Mengurangi Rasa Pegal Di Punggung, Pinggang Bagian Belakang
Serta Panggul, Yang Sering Muncul Seiring Besarnya Rahim.
7. Membantu Janin Berada Di Posisi Seharusnya, Sesuai Dengan Usia
Kehamilan.
8. Membantu Melancarkan Proses Persalinan, Meringankan Rasa
Nyeri, Serta Meningkatkan Energi Yang Dibutuhkan Ibu Yang
Akan Melahirkan.

Wanita Hamil Tidak Boleh Dipijat Pada Beberapa Titik Akupresur


(Terutama Di Bagian Yang Langsung Ke Janin Seperti Perut). Alat
Bantu Pijat Yang Digunakan Bersih, Tidak Tajam Dan Menyakitkan.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 31


Pemijatan Dapat Dilakukan Dengan Ujung-Ujung Jari, Kepalan Tangan,
Telapak Tangan, Pangkal Telapak Tangan, Dan Siku. Tidak
Diperkenankan Menggunakan Lutut Atau Telapak Kaki.

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 32


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Jadi, Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan yang


menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala,
meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien
secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik,
yang telah di sahkan dan oleh Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan tindakan
terapi yang dimana disini salah satunya diterapkanya beberapa terapi yaitu Herbal
Medicine, Terapi komplementer Diet Nutrisi dan lifestyle change, Intervensi
Pikiran Tubuh (Mind-Body Intervention), Manual Healing, dan Terapi
Akupunktur dan akupresser

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 33


DAFTAR PUSTAKA

Amien.2012.Terapi Komplementer (Complementere Teraphy ) (online). Available


from<http://nersamienptb.blogspot.com/2012/03/terapi-komplementer
complementere.html> diakses tanggal 16 November 2016

Benson H. 1975. The Relaxtion Respone. New York : Avon. diakses tanggal 16
November 2016

Fontaine K. 2005. Healing Practices : Alternative therapies For nursing. Edisi 2.


Prentice Hall. diakses tanggal 16 November 2016
Kemnekes RI.2010. Pengobatan Komplementer Tradisional Alternatif (online).
Availablefrom<http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=art
icle&id=66:pengobatan-komplementer-tradisional-alternatif> diakses tanggal 16
November 2016

Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba


Medika. diakses tanggal 16 November 2016

Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical practice,Sudbury,


Mass, 2006, Jones & Battlett. diakses tanggal 16 November 2016

Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice Page 34

You might also like