Professional Documents
Culture Documents
Kerjasama German Indonesia
Kerjasama German Indonesia
Jakarta Indonesian-German
Development
Cooperation
Editor:
Hans Hammann / Monika Allramseder
Translation:
Katalis
Jl. Asem V/10, Jakarta 12410
Tel.: +662 21 750 1477
Fax: +62 21 769 7869
E-mail: katalis@cbn.net.id
Picture Copyrights:
- Borda, page: Cover , 3, 5, 9, 13
- BPA, page: 2, 3, 7, 11
- Meyer W erft, page: 7
- Projects, page: 6, 8, 9, 10, 11
Jakarta, 2002
Foreword of the Ambassador of the Federal Republic of Germany Table of content
The German Indonesian I.
Development Cooperation Foreword of the Ambassador of the
Federal Republic of Germany
Germany and Indonesia -
Partners in Development 1
This information brochure documents in words and images the importance which the
Federal Republic of Germany attributes to the development partnership with the Re-
public of Indonesia.
Germany, in ruins after 1945, made an amaz- the nature of the cooperation undertaken.
ing economic and social recovery in little They are:
more than a decade. In the 1950s, Germany
started to provide development assistance. Respect for human rights
The growing volume and scope of activities Participation of the population in politi-
in November 1961 led to the creation of an cal decision making processes
independent cabinet ministry, the Federal Rule of law
Ministry for Economic Cooperation and De- Economy based on social market prin-
velopment (BMZ). Besides the practical rea- ciples
sons behind this move, the foundation of the Development-oriented policies of the
new ministry marked the growing political partner government
importance of this area.
Development cooperation programmes aim
There are numerous motives for granting at addressing causes rather than curing symp-
development assistance. Primarily, the moral toms. To secure effectiveness and
obligation towards those who are disadvan- sustainability, the programmes must go along
taged in our One World. Furthermore, there with the development policy of the partner
are objectives in the common interst of Ger- country. Hence, as a rule, an official request
many and its partners such as a long-term forms the basis of any project or programme.
prospect for peace and stability based on pros- Should the request be in line with the gen-
perity of all nations. The latter is of crucial eral policy of German Government as well
importance for Germanys export-oriented as with sector strategies and the specific
economy. The preservation of vital natural country concept - a medium- term strategy
resources is another issue of global signifi- paper - a preappraisal-study assesses the
cance. proposal in detail. Once the study comes to
a positive result, the two governments will,
German development policy aims at improv- in bilateral negotiations, agree upon the joint
ing the economic and social situation of the implementation of the project.
developing countries and the deployment of
their productive abilities with particular The development policy of the German Gov-
emphasis on the poorest sectors of the popu- ernment has four fields of action:
lation, providing help for self help. In doing so,
German development policy focuses on five Direct bilateral assistance from govern-
main conditions conducive to development. ment to government
These criteria influence both the level and Assistance through multilateral organiza-
Transport
Health (including water)
Economic reform and establishment of
the market economy
Decentralisation and local governance
FES maintains offices in approx. 90 coun- FES is established since approx. 35 years in
tries and has activities with local partners in Indonesia.
Central
Central Java
Java and
and Yogyakarta
Yogyakarta Nusa
Nusa Tenggara
Tenggara Barat
Barat Nusa
Nusa Tenggara
Tenggara Timur
Timur
Hospital, Seafarers training,
environmental credit line
Railway
Redaksi:
Hans Hammann / Monika Allramseder
Terjemahan:
Katalis
Jl. Asem V/10, Jakarta 12410
Tel.: +662 21 750 1477
Fax: +62 21 769 7869
E-mail: katalis@cbn.net.id
Kredit Foto:
- Borda, hal.: Sampul, 3, 5, 9, 13
- BPA, hal.: 2, 3, 7, 11
- Meyer W erft, hal.: 7
- Projects, hal.: 6, 8, 9, 10, 11
Jakarta, 2002
Kata Pengantar Duta Besar Republik Federal Jerman Daftar Isi
Kerjasama Pembangunan I.
Jerman-Indonesia Kata Pengantar Duta Besar
Republik Federal Jerman
Kerjasama Pembangunan
Jerman - Indonesia 1
K ita hidup di suatu zaman yang ditandai oleh perubahan yang cepat. Kita sedang
menyaksikan perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi yang begitu pesat
seperti yang belum pernah terjadi selama ini. Pekerjaan, masyarakat, budaya dan juga
tata nilaisemuanya sedang berubah. Kekayaan materi pun semakin bertambahtetapi
hanya untuk sebagian kecil umat manusia. Sebagian besar penduduk dunia tak dapat
II.
menikmati perkembangan tersebut. Di dunia global yang dicirikan oleh risiko dan Kebijakan Pembangunan
ancaman berskala global, kemiskinan merupakan persoalan yang menyangkut semua Jerman
orang. Karena itu, pengentasan kemiskinan termasuk bagian penting dari kebijakan Jerman
secara keseluruhan dan menjadi tugas pokok bagi kebijakan pembangunan. Prinsip, Prosedur, Institusi 2
Isi brosur informasi menunjukkan betapa besar arti kemitraan pembangunan dengan
Republik Indonesia bagi Republik Federal Jerman.
Walau sempat hancur akibat Perang Dunia II, miskin, atau dengan kata lain, memberikan
Jerman berhasil melakukan pemulihan bantuan untuk swadaya. Untuk mencapai
ekonomi dan sosial yang menakjubkan dalam tujuan itu, kebijakan pembangunan Jerman
waktu sekitar satu dasawarsa. Pada tahun memusatkan perhatian pada lima kondisi
1950-an, Jerman mulai memberikan bantuan utama yang kondusif bagi pembangunan.
pembangunan. Peningkatan volume dan Kriteria yang mempengaruhi baik level
lingkup kegiatan menyebabkan dibentuknya maupun cakupan kerjasama yang ditempuh
kementerian khusus, pada bulan November adalah:
1961, yaitu Kementerian Federal untuk
Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Penegakan hak asasi manusia
(BMZ). Selain didasarkan atas alasan praktis, Keikutsertaan rakyat dalam pengambilan
pembentukan kementerian baru tersebut keputusan politik
juga menunjukkan semakin pentingnya Supremasi hukum
bidang ini secara politis. Perekonomian yang berdasarkan prinsip
pasar sosial
Banyak alasan untuk memberikan bantuan Kebijakan negara mitra yang berorientasi
pembangunan. Pertama, kewajiban moral pada pembangunan
terhadap mereka yang kurang beruntung di
dunia yang kita diami bersama ini. Selain itu, Program-program kerjasama pembangunan
ada pula tujuan yang merupakan kepentingan ditujukan untuk menyikapi penyebab
bersama Jerman dan para mitranya, seperti masalah, bukan sekadar menyembuhkan
harapan akan perdamaian dan stabilitas jangka gejala. Untuk mengamankan efektifitas dan
panjang yang didasarkan pada kemakmuran kelangsungan, program-program tersebut
dan kesejahteraan semua bangsa. Hal kedua harus sejalan dengan kebijakan pembangunan
itu sangat penting bagi perekonomian Jerman negara mitra. Oleh karena itu permohonan
yang berorientasi ekspor. Pelestarian sumber resmi merupakan syarat bagi setiap proyek
daya alam vital juga merupakan masalah atau program. Apabila permohonan sejalan
kepedulian global. dengan kebijakan umum Pemerintah Jerman
dan dengan strategi sektoral serta konsep
Kebijakan pembangunan Jerman bertujuan untuk negara bersangkutan yang merupakan
untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan rencana strategi jangka menengah maka
sosial di negara-negara berkembang serta perlu dilakukan penelitian pendahuluan untuk
meningkatkan pendayagunaan kemampuan memeriksa proposal secara rinci. Jika hasil
produktif masing-masing dengan penekanan penelitian positif, kedua negara akan
khusus pada kelompok masyarakat ter- melakukan negosiasi bilateral untuk
Transportasi
Kesehatan (termasuk penyediaan air
bersih)
Reformasi perekonomian dan pemben-
tukan ekonomi pasar
Desentralisasi dan good governance
Tenaga ahli CIM bersifat terintegrasi dalam Lebih jauh, CIM menawarkan program yang
pengertian bahwa mereka bertanggung diberi nama Kembalinya Bakat yang merekrut
jawab secara hukum dan profesi kepada tenaga-tenaga ahli dari Indonesia yang telah
majikan setempat yang mengikat kontrak memperoleh pengalaman profesional yang
kerja dengan mereka berdasarkan ketentuan memadai di Jerman untuk mengisi posisi-posisi
dan persyaratan lokal. Dengan cara ini yang menuntut pengalaman internasional.