Professional Documents
Culture Documents
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V10.i3 (170-175)
Abstract
The evaluation of used of Misoprostol by orally and vaginally at postterm pregnancy on obstetrics ward
on Dr. M. Djamil Padang hospital has been done. Misoprostol data were obtained from retrospective for
three months. The evaluation was done by reviewing maternal age factor, dose given Misoprostol,
gravidity (primigravidas or multigravida), the time required for cervical ripening and the time from drug
administration until the baby is born. Then the data is tabulated and evaluated. From the results is known
that the age of pregnant women who are mostly delivered induction with Misoprostol is a mother aged
between 21-35 years. The doses of Misoprostol is commonly used orally or in pervaginal is 25 mg.
Gravidity mothers who give birth with Misoprostol induction either orally or pervaginal is multigravida.
The time required for cervical ripening either orally or pervaginal is more than 4 hours. The time it takes
from drug administration until the baby is born with induced by orally Misoprostol is 7 hours 43 minutes,
and pervaginal 4 hours 40 minutes. From these results it can be concluded that the use of Misoprostol
vaginally is more effective and faster than it orally, although based on the age of the patient and the dose
of misoprostol does not obtain a substantial difference.
Keywords: Misoprostol; Off label; Postterm pregnancy
Abstrak
Telah dilakukan evaluasi penggunaan Misoprostol secara peroral dan pervaginam pada kehamilan
postterm di bangsal kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Data penggunaan Misoprostol diambil
secara retrospektif selama tiga bulan. Evaluasi dilakukan dengan meninjau faktor umur ibu hamil, dosis
Misoprostol yang diberikan, graviditas (primigravida atau multigravida), waktu yang dibutuhkan untuk
pematangan serviks dan waktu mulai dari pemberian obat sampai bayi lahir. Kemudian data tersebut
ditabulasi dan dilakukan evaluasi. Dari hasil yang didapat diketahui bahwa umur ibu hamil yang paling
banyak diberikan induksi dengan Misoprostol adalah ibu yang berusia antara 21-35 tahun. Dosis
Misoprostol yang lazim digunakan baik secara peroral maupun secara pervaginal adalah 25 g.
Graviditas ibu yang melahirkan dengan induksi Misoprostol baik secara peroral maupun pervaginal
adalah multigravida. Waktu yang dibutuhkan untuk pematangan serviks baik secara peroral maupun
pervaginal adalah > 4 jam. Waktu yang dibutuhkan mulai dari pemberian obat sampai bayi lahir dengan
induksi Misoprostol secara peroral adalah 7 jam 43 menit, dan secara pervaginal 4 jam 40 menit. Dari
hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemakaian Misoprostol secara pervaginam lebih efektif
dan cepat dibandingkan secara peroral, walaupun berdasarkan umur pasien dan dosis misoprostol tidak
didapatkan perbedaan yang cukup bermakna.
Kata kunci : Kehamilan postterm; Misoprostol; Off label
postterm yang diinduksi dengan bahwa usia ideal bagi seorang wanita untuk
Misoprostol, baik yang digunakan secara hamil dan melahirkan adalah usia 21-35
peroral maupun secara pervaginal. Adapun tahun, karena dalam periode ini resiko
data yang diambil dari rekam medik yaitu wanita hamil mengalami komplikasi medis
nama pasien, umur, nomor rekam medik, ketika hamil dan melahirkan tergolong
dosis Misoprostol yang digunakan, paling rendah dan tidak berisiko baik secara
graviditas ibu dengan kehamilan postterm, fisik maupun psikis. Jadi dari data
waktu yang dibutuhkan untuk pematangan persentase berdasarkan umur ibu hamil
serviks dan waktu yang dibutuhkan mulai diatas, tidak dapat ditarik korelasi antara
dari pemberian Misoprostol sampai bayi umur pasien dengan cara penggunaan
lahir. Kemudian data yang dikumpulkan Misoprostol.
dianalisa secara deskriptif serta dilakukan Dalam analisa persentase pasien
perhitungan jumlah persentase dan disajikan kehamilan postterm yang diberikan
dalam bentuk tabulasi dan grafik. Misoprostol secara peroral dan pervaginam
yang dirawat di Bangsal Kebidanan RSUP
HASIL DAN PEMBAHASAN Dr. M. Djamil Padang berdasarkan dosis
Pada penelitian ini dilakukan evaluasi pemberian Misoprostol. Dari hasil ini
penggunaan Misoprostol sebagai didapatkan dosis 25 g Misoprostol baik
penginduksi pada kehamilan postterm yang untuk pemakaian secara peroral maupun
digunakan secara peroral dan secara pervaginam efektif untuk induksi persalinan
pervaginal. Misoprostol merupakan analog dan pematangan serviks, tidak terdapat
Prostaglandin yang termasuk golongan perbedaan dosis pemakaian misoprostol. Hal
sitoprotekif yang biasa digunakan dalam ini menunjukkan pemberian dosis 25 g
terapi peptik ulcer, namun juga bersifat untuk pematangan serviks cukup efektif
uterotonin dan uterotropin. Sebagai pada induksi persalinan (Wing, 2007).
uterotropin pada fase persalinan, Dalam analisa persentase pasien
prostaglandin menyebabkan pematangan kehamilan postterm yang diberikan
serviks dan perkembangan gap junction. misoprostol secara peroral dan pervaginam
Sebagai uterotonin prostaglandin yang dirawat di Bangsal Kebidanan RSUP
menyebabkan kontraksi uterus (Jordan, Dr. M. Djamil Padang berdasarkan
2002). Pemakaian secara off label ini telah graviditas ibu hamil (Primigravida atau
biasa digunakan, walaupun masih dalam Multigravida), didapatkan hasil pemakaian
perdebatan diantara kalangan medis. secara peroral, primigravida sebanyak 20
Penggunaan Misoprostol sebagai %, multigravida sebanyak 80 %. Sedangkan
penginduksi pada kehamilan postterm dapat pada pemakaian secara pervaginam,
digunakan secara peroral dan juga secara primigravida sebanyak 40 %, multigravida
pervaginam. Dalam analisa persentase sebanyak 60 %. Data yang didapatkan
pasien kehamilan postterm yang diberikan sejalan dengan teori bahwa ibu hamil
Misoprostol secara peroral dan pervaginam multigravida yang telah pernah melahirkan
berdasarkan umur ibu hamil, umur ibu hamil memiliki kandungan NO metabolit (NOx)
21-35 tahun paling banyak mengalami lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
kehamilan postterm. Hal ini sesuai dengan yang belum pernah melahirkan
penelitian yang dilakukan oleh Sloanne dan (primigravida). NO dapat mengaktivasi
Benedict tahun 2009 yang menyebutkan Matriks Metallprotease (MMPs) yang
80 %
80
60 %
60
persentase
40 %
40 Peroral
20 %
20 Pervaginam
0
Primigravida Multigravida
Graviditas ibu hamil
100 %
100 %
100
80
Persentase
60
Peroral
40
Pervaginam
20 0% 0% 0% 0%
0
< 4 jam 4 jam Gagal Induksi
Waktu pematangan serviks
SIMPULAN PUSTAKA
Waktu yang dibutuhkan untuk
pematangan serviks pada kehamilan
postterm yang diinduksi Misoprostol secara Caughey, A. B. (2012). Post-Term
pervaginam lebih singkat dibandingkan Pregnancy. Dewhursts Textbook of
induksi Misoprostol secara peroral, sehingga Obstetrics & Gynaecology: Eighth
waktu yang dibutuhkan hingga bayi lahir Edition, 4(3), 269286.
menjadi lebih singkat. http://doi.org/10.1002/97811199794
49.ch23
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada semua pihak yang Cunningham FG, Leveno KJ dkk, 2001,
telah membantu dalam pelaksanaan Williiams Obstetrics, 21 ed,
penelitian ini. Terjemahan Andry hartuno dan Y.
Goodman, Gilman, 2008, Dasar Tang, O. S., Gemzell-Danielsson, K., & Ho,
Farmakologi Terapi, Vol 1, Ed. 10, P. C. (2007). Misoprostol:
EGC, Jakarta. Pharmacokinetic profiles, effects on
the uterus and side-effects.
Jordan, Sue. 2002. Farmakologi Kebidanan. International Journal of Gynecology
Jakarta: EGC and Obstetrics, 99(SUPPL. 2), 160
167.
Kusumawardani, Cony dkk. 2012. http://doi.org/10.1016/j.ijgo.2007.09.
Perbandingan Efektifitas 004
Penggunaan Misoprostol 25 mcg
dengan 50 mcg Pervaginam untuk Wing DA, Weeks A, dkk, 2007, Misoprostol
Induksi persalinan di RSU Islam for Induction of Labor With a Life
Harapan Anda Tegal. Semarang Fetus,International Journal of
:Jurnal Undip Intitusional Repository Gynecology and Obstetrics, 99:
S194-S197.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita
Selekta Penatalaksanaan Rutin
Obstetri dan Gynekologi. Jakarta :
EGC