256
BRADIKARDIA
™. Yamin, A. Muin Rachman
PENDAHULUAN,
Bradikardia morupakan temuan klinis yang kerap dijumpai
dalam praktek sehari-hari, Secara elektrokardiografi
manifestasinya dapat berupa sinus bradikardia, sinus
‘arrest, stay hambatan konduksi di nodus atriovenirikalar
(atrioventicular node=A¥ node)).. Karena bradikardia
dapat menurunkan curah jantung maka gejala yang
dirasaksn pasien herkaitan gejala hipoperfusi seperti
using, lemas, hampir pingsan (near syncope), pingsan
(eyncope), dan kadang-kadang dapat menyebabkan
kkematian, Namun sering bradikardia tidak memberikan
‘zejala samasekali (asimpromatik).
Socata umum bradikardia disebabkan oleh kegagalan
pembentukan impuls oleh nodus sinoatrial (sinoutrial
rnode=SA node) atau kegagalan penghantaran (konduksi)
impuls dari nodus SA ke ventrikel (hambatan pada AV
‘node).[dentifikesi penyebab yang akurat akan memberikan
‘rah terapi dan penentuan prognosis yang tepat,
Dalam tulisan ini akan diuraikan etiologi, pacofisiologi
‘gambaran klinis, dan atalaksana kelainan ini.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOG!
Nodus SA adalah pembangkit impals alamiah pada sistem
konduksi jantung dengan laju 60-100 kali per menit
‘Struktur ini terletak di atrium kanan pada pertemusn vena
kaya superior dengan atrium kanan. nodus SA
mendapatkan pasokan darah dari arteri nodus SA. yang
rmecupakan cabang dari arteri koroner kanan (pada 65%
Populasi) atau cabang dan arteri koroner sirkumfleks (pada
25% populasi). Oleh karena itu infark miokard inferior
(biasanya akibat stenosis di arceri Koroner kanan) bisa
disertai komplikast bradikardia,
Selanjutnya impuls diteruskan ke atrium kanan dan ke
atrium kiri melalui Bechman’s bundle, dilanjutkan ke no-
dus AV, His bundle, berkas cabang kanan dan kri, serabut
Purkinje, dan berakhir di miokard. Secara ringkas dapat
dlilihat pada Gambar 1, Nodus AV mendapatkan pasokan
darah dari arteri desenden posterior yang merupakan
ccabang dari arter Kooner kanan pada 80% populasi, Maka
infark miokard inferior paling sering menimbulkan
komplikas gangguan hantaran pada nodus AY (biok AV).
Free
Gambar 1. Sistem Konduks(hantarar) tung
nora
Nodus SA dan nodus AV dipengaruhi oleh sistem
persarafan simpatis dan parasimpatis. Rangsangan
‘impatis akan meningkatkan otomatisasi dan Kondukst
nodus SA dan nodus AV. Sebaliknya rangsangan
perasimpatis menekan otomatisasi nodus SA dan
‘menurunkan kecepatan konduksi nodus AV. Jadi dalam
‘menilai Keadaan bradikardia faktor sistem persarafan ini
harus dipertimbangkan,
—-1630——— --Penyebab bradikardia adalah sebagai berikut:
Penyebab Intrinsik
1. Proses degenerstit (penuaan)
2 Infeksi atau iskemia
4. Penyakirinfiltratf(amitoidosis, sarkoidesie)
4. Penyakit kolagen (SLE, reumatoid artritis)
5. Trauma bedah (penggantian katup, korcks! penyakit
jantung bawaan)
Penyebab Ekstrinsik
‘Obat-obaian (penyckat beta, digoksin, antiaritnia)
Hipotiroid
Gangguan elekiroit
Hipotermia
Kelainan neurologis
Ganggvan saraf ctonom (sinkop neurokardiogenik,
bipersensitif sinus karotis)
GAMBARAN KLINIS DAN TATALAKSANA
‘Secara klinis bradikardia dapat ditemaukan dalam bentuk
sinus bradikardia, sindrom sinus sakit (sick sinus
syndrome), dan ganggauan hantaran pada nodus AV (Dlok
A)
Sinus Bradikardi:
Sinas bradikardia (SB) biasanya disebabkan stimulasi
‘vagal yang berlcbihan dan aiau penarunan ‘onus simpatis,
Penyebab tersering lainnya adalah pengaruh obat-obatan,
‘SBasimpiomabkkerap dijumpai pada ali terlaih. SB juga
pat terjadt saat muntah atau sinkop vasovagal, operasi
‘mata, peningkatan tekanan inteakranial, tumor servikal, dan
hipoksia erat,
Gambaran EKG (Gambar 2) SB adalah bila laju nodi
kerang dari 60 kali/menit dengan bentuk gelombang P
normal di depansetiap kompleks QRS dan interval PR yang
tetap (konstan)
‘Umumnya SB tidak berbahaya bahkan kedang-kadang
‘bermanfaat untuk mempesparjang wakwu pengisian venurikel
Pda infark miokard akut dapat terjadi SB dan bila tidak
ist gangguan hemodinamik umumnya tidak memerlukan
‘erapi khusus. Yang terpenting adalah memastikan hubangan
farfara gejala dengan bradikandia. Hal ini dapat dilakukan
dengan perpantauan irama jantang 24 jam (holier monttor~
ing), event recorder (perekam irama jantung yang dapat
diaktifkan setiap saat ada geal), dan loop recorder talat
Perekam rams jantung yang ditanam di bawal Kuli)
Tatalaksana SB tidak diperiukan bila tidak terdapat
gejaladan gangguan hemodinammik. Dalam keadaan infark
Iniokard akut dan disertai gangguan hemodinamik dapat
Aiberikan sulfas atropin
5A) D.S mg intravena dan dapat
1631
divlang seperiunya. Bila idak membaik atau SB cenderang.
heculang maka harus dipasang pacu jantung sementars
(emporary pacing).
Gambar 2, Fokaman EXG sinus bradkardle dengan lju hurang
{ar €0 kaiiment jar antar Kompleks QRS tertut, dan interval
PRkonstan
Sindrom Sinus Sakit (Sick Sinus Syndrome)
Gangguan atau penyakit pada nodus SA merupakan
penyebab bradikardiatersering. Sindrom sinus sakit (SSS)
adolah gangguan fimgsi modus SA yang disertai gejala
SSS. Gambaran EKG dapat berupa sinus bradikardi
persisten tanpa pengaruh obat, sinus arrest atau sinus
‘exit lock ,AF (atrial fibrilasi) respons lamba rau suatu
braditakikardia yeng bergantian (Gambar 3)
Penanganan SSS tcrgantung pada irama dasictiya.
‘Umumnya diperlokan pemasangan pac jantung permanen
(Gambar 4), Pada keadaan bragitakikarcia dipertakan
kombinasi obat antiartmia dan pacu jantung permanen
(PPM).
Hah ae
Gambar 9. Rekamen rama jantung 24 jam (Heitor monitoring)
dar! Seorang pasien dengan gamnbaran SSS. Ternat episode AF
dengan sinus ares saat terrinasi AF (beady tactyachythmia1632
Gambar 4. Fasien pasca operasi bedah pintas koroner yang
mendeita SSS dan menjalani pamasangan pacu jantung
Ppermanen kam ganda (cua chariber pacomakon. Terfat ga
electrode wire pec nlung sementara yeng berwarna hkam
tereng
Hambatan Atrioventrikular (Atrioventricular
Block)
Hambatan atrioventrikuler (blok AV) kerap menjadi
ppenyebab bradikardia meskipun Jebih jarang dibandingken
dengan kelainan fungsi nodus SA. Penyebab tersering
blok AV adalah obai-obatan, proses degeneratif, penyakit
jantung koroner, dan efek samping tindakan ope!
jantung. Gejala yang ditimbulkan sama seperti gala akibat
bradikardi lainnya yaita pusing, lemas, hampir pingsan,
pingsan, dan kedang-kadang kematian meadadak.
Keputusan apakah perlu pemasangan pacu.jantung atau
tidak ditentukan oleh tiga hal: prtama adalah gejala, Kedua
adalah Yokasi hambatan (blok), dan ketiga adalah derajat
hambatan tersebut. Gangguan ini dibagi menjadi biok AV
derajat 1, blok AV derajat 2; dan blok AV derajat 3 (total)
Blok AV derajat 1, blok AV derajat | bila semua impuls dari
atrium dapat dihantarkan ke ventrikel dengan wakru hantaran
‘yang lebih lama (pada EKG interval PR> 0,20 detik seperti
pada gambar 5). Kelainannya biassnya pada tingkat nodus
AV dan jarang pada sistem His-Purkinje, Karena semua
‘mpals dar atrium dapat dibantackan ke ventrikel maka tidak
‘menimbulkan geiala.
[Blok AV derajat 2, paca keadaan ini tidak semua impals
dar rium dapat dibantarken melalui nodus AV danssistem
His-Porkinjeke ventikel
Berdasarkan rekaman EKG kelainan ini dapat
dikelompokkan menjadi tipe Mobizt I (\ige Wenckebach)
dan tipe Mobiat Tl, Pada tipe Mebiat I terdapat
pemanjangan interval PR yang progresif sebelun
terjadinya hambatan total (Gambar 6) Lokasi kelainanis
biasanya di tingkat nodus AV. Sedangkan pada tipe Mobizt
Mierdapathambatan impuls das atria yang iniermiten di
‘mana impuls dari atrium tiba-tiba tidak depatdihantarkan
ke ventrikel (Gambar 7). Pada tipe in: lokasi hambatan
‘adalah ifranodal (pada sistem His-Puckinj). Geala yang
mmuncul sanga’ beepantang pada hesarny/ laj ventrikel
Jarang bIOk AV derajat2 menimbutkan gejala,
gambar §. Retaman EKG ped biok AY derajat 1. Semua
‘elombang danet dtoruskan ko ventikel dengan waktu hartaran
lebih panjang (interval PR=0.22 cei
Gambar 6. Paca biok AV derajat 2 tpe Wenckebach terthat
pemarjangan interval secera progrosof (dari 0.18 det menjact
0,24 det pada gelombang P perma dan kadua) dan gelamoang
? ketiga tidak dapat dinantarkan (big)
Gambar 7. Bok AV delet 2 tipe obit (|. Tampak hambatan
hantaran impuie deri arium ke vente! yang intervie
Blok AV derajat 3 (complete heart block), bila hantaran
mpals dar atrium samasekali tidak dapat mencapei ventrikel
disedut blok AV derajat 3 (blok AV total). Pada Keadaaa int
laju ventrikel tergantung pade pacemaker cadangan
(subsidiary pacemaker) yang mengambil aih. Bila lokasi
hambatan beradadi AV Node maka laju ventikel biasanye
cukup untuk mempertahankan curah jantung. Namun bile
Jokasi hambatan berada di bawah nods AV (infranodal)
‘Lerap menimbulkan gangguan hemodinamik kavena lajunya
sangat pelan (<0 kali per menit)
Karena pada blok AV total atrium dan yentrikel
dikendalikan oleh pacemaker yang berbeda dan tidak
berkaitan maka pada EKG permukaan akan terlihat
‘gambaran disosiasi airioventrikuler (AY dissociation),
Contoh disosiasi AV dapat dilihat pada Gambar 7.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa salah
satu peitimbangan keputusan epakah peri pemasangan
ppacu jantung, permanen sdalah lokasi hambstan (blok).
Rekaman EKG permukaan dapat membantw hal ini.
Kompleks QRS yang lebar dengan laju 20-40 kali permenit
menunjakkan lokasi hambatan infranodat. SedangkanIkompleks QRS yang normal (sempit) dengan laju sekitar
40-60 kali per menit menandakan lokasi hambatan pada
rods AY.
‘Karena nodus AV dipersarafi oleh sistem sarafotonom
(Ceruiama parasimpatis) yang dominan sedangkan jaringan
infanodal (sistem His-Parkinje) tidak, maka manuver yang
‘merangsang atau menghambat sistem sara tersebut Gapat
ipakai uniok menentukan lokasi gargzguan hantaran. Jka
Jokas hambatan ada nodus AV maka atropin ata latihan
fisik akan mengurangi atau bahkan menghilangkan blok.
Sebaliknya ik lokasi gangouan hantaran ada di infranodal,
‘make pemberian atropin atau latihan fisik tidak akan
mengurangi blok bahkan kadang-kadang dapat
memperburuk, Umumnye blok infranodal menimbulkan
seal yang bermakna sehingga memerlukan pemasangan
‘acu jantung permanen,
‘Umuminya blok AV derajat 1 tidak memertukan terapi
PPM keeuali pac pemeriksaan clektrofisiologi didapatkan
interval HV (dai His ke ventrikel) +100 milidetik. Untuk
blok AV derajat 2 apapun tipe dan lokasi gangguan
‘memerivkan PPM jiko bergejala (simptomatik), Pada blok
AN derajat3incikasi PPM scala
+ Bila diserai bradikardi yang simptomatik
+ Bila dserti pause >3 detik atau Iaju ventrikel <40 kali
‘per menit pada Stat terjaga, walaupun tidak bergeiala
pembedahan yang diperkirakan tidak
“Gambar 8. Disasiasi arcventskalar pada bio AV derejat 3
\corolete hear blocK). Pada gamba’ paling aias ‘erat lau
strum Gelombang F) acalan 89 iment sedangkan lu vertrke
‘horleks QRS! selitar 3xient. ni menunjukken pacemaker
_zxdangan yarg mengombl aih adelah ventikolkarona ajarya di
banc 40 Xmen dan Kemnpkes QRS lebar (20,12 deth). Dar
(ert cede eran btw knit aden
ods
1633
KESIMPULAN
Bradikardia adalah gejala Klinis yang kerap didapatkan
dalam prakiek sehari-huri, Peagaruh ebat-obatan dan
proses degencratif merupakan penyebab bradikardia
tersering. Gangguan fungsi nodus SA adalah jenis
‘bradikardi yang paling banyak dijumpai, terutama pada
‘orang tua, Sedangkan blok AV lebih jarang didapat
Peayebab blok AV tersering, selain proses degenaratif
adalah infark miokard akut dan proses pembedahan,
Pengenalan etiologi patofisiologi, dan gambaran EKG yang,
baik akan mempermudah diagnosis etiologi dan atalaksana
‘yang baik Umumnya bradikardi yang bergejala, apapun
sebabnya, memerlukan terapi definitif yeitu pemasangan
‘pacu jantung permanen.
REFERENS!
Fororos RN. Bletrophysilogie testing nf, Blackwell Science,
1999
Gold MR. Permanent pac
60
Huszer RJ, Basie dysshyihmas inerpretation and wanagement. 7*
Fd, Mosby, 2002,
‘Magratn IM end DiMhuco JP. The evaluation and management of
‘bradycardia, Eng J Med 2003;10703-9
‘Moses TW, Millor BD, Moalion KP, et sl. Practicl guide o aude
‘cing. 9° Hd. Lippinco Wilhams, 200.
[Muswae M, Yori, Yamin M (Es) Minicoure on rythm,
15" Weekend Course en Cardiology, 2004
(Olgin JE and Zipes DP. Specific arhythmias: diagnosis and teat
neat. Its Zipes DR, Libby P, Bonow RO, etal Heart eave: a
tetbook of cardiovascular medicne.7 Ba, Blsevier Saunders,
2008.
Rowlands DJ, Understanding the electrocerdiogram, Imperial
‘Chemicals Industries, 1987
Simmons JD, Chakko SC, Myceburg RJ, Arehytbmias and
Aisturbunces, In O"Rowke RA, Poster V, Alexander
(Eds) ‘The heart manual of caniology. 11° Fa,
Geaw Hill 2008,
ney ingieatons, Heart 2001;80:335