You are on page 1of 28

MAKALAH KEPERAWATAN

KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan . Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian
juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan .

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan


prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan .
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori
keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan . Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model
konsep dalam keperawatan ,dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan . Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori
keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu
mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar
keperawatan .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teori
dan model keperawatan ?
2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor yang
mempengaruhi teori keperawatan ?
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori
keperawatan
C. TUJUAN
1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
teori keperawatan
3. Mengetahui pandangan beberapa ahlitentang model konsep dan teori keperawatan
BAB II

KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena,
menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma.
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa
atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau
keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan
yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan
mencerminkan masalah.
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena fenomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan . Teori keperawatan berperan
dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan
yang dilakukan.

Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan .
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

B. TUJUAN TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN


a.Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
1.Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan , baik bentuk tindakan
atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2.Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan
dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan .
3.Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala
bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat
terus bertambah dan berkembang.1
b. Tujuan Model Keperawatan
1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan .
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawatan .
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan .
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggota tim keperawatan .2

C. KARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATAN


Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori
keperawatan :
1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan
yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang
logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan
situasi praktek keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan
yang dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktek keperawatan 1

D. FAKTOR PENGARUH TEORI KEPERAWATAN


1. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan
yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di
dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence
juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan
keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan
kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan
akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan
kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring
dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang
dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan
diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan
telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan
tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan . Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-
teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan .
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas
yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup
kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan
yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga
teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang
ilmu keperawatan .1

E. SEJARAH KEPERAWATAN DALAM ISLAM


Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Saad, banyak dari mereka
yang hanya mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence
Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris. Sesungguhnya apabila
kita ingin menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia
barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan pada
waktu itu kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi
lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab dimana Islam telah di ajarkan oleh
Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan terutama dalam dunia keperawatan .
Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan
mengandung ajaran dan nilai- nilai kesehatan seperti perilaku hidup bersih dan sehat,
pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ), menjaga kebersihan makanan,
mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd
International Nursing Conference Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the
21st Century yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998,
menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau
hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah Masehi,
dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah seorang
pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Rufaidah binti Saad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Saad Al Bani Aslam Al-Khazraj
yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan
yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari
ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah
mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar
Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia
menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan
Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW pun
memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.
Dalam beberapa literatur sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersama
Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan
Hindun.3
Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :
a. Kuayibat,
b. Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
c. Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan
d. Nusaibat binti Kaab Al Maziniyat.
Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam
1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat
sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum
muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini.
Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke
rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilatur tentang
perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad
SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Saad/Rufaidah Al-
Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994)
2. MasaSetelah Nabi/Post Prophetic Era (632 1000 M)
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al
Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi
yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan
pelayanan keperawatan . Dia menulis dua karangan tentang The Reason Why Some
Persons and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever dan A Clever
Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm
of Possibility. Di masa ini ada perawat diberi nama Al Asiyah dari kata Aasa yang berarti
mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.
3. Masa Late to Middle Ages (1000 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan
orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak
dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan antara ruang pasien laki-laki dan
wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat
pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004)
4. Masa Modern (1500 sekarang) Early Leaders in Nursings Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan
Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah.
Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di
tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk
Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003)
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang
perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan
kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab
Saudi.3

F. PANDANGAN BEBERAPA AHLI TENTANG MODEL KONSEP DAN TEORI


KEPERAWATAN

1. Siti Rufaidah
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim
pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha
memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah
kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Saad/Rufaidah
Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya,
yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat
pertama muslim Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence
Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan
status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan
kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di
perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi
dan Timur.
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang
Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang
pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini
digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di
bidang keperawatan dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga
terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim,
miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan
bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati
sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan
baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga
perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang.3

2. Florence Nightingale (Teori Nightingale)


Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern
(modern nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale meyakini
bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan yang layak.
Komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan, antara lain:
a. Udara segar
b. Air bersih
c. Saluran pembuangan yang efesien
d. Kebersihan
e. Cahaya
Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah ventilasi yang
cukup bagi klien.Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus
merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga
udara yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih udara luar tanpa harus membuatnya
kedinginan. Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatn klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat member manfaat yang besar bagi kesehatan
klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan
sinar matahari selama tidak terdapat kontraindikasi .focus perawatan klien menurut
Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.4
Selain kelima komponen lingkungan diatas, seorang perawat juga harus memperhatikan
kehangatan, ketenangan, dan makanan klien.

Asumsi Utama Teori Nightingale


Nightingale mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan
setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses
perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami
sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar proses
reparative ini tidak terganggu dan tiak menyediakan kondisi yang optimal untuk proses
tersebut. Untuk mencapai kondisi kesehatan, perawat harus menggunakan nalarnya, disertai
ketekunan dan observasi.
Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit melalui
faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health nursing dan
membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga ia
dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat kematiannya.
Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal yang memengaruhi sakit dan
sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat dengan klien. Jika
seseonrang ingin sehat, perawat, alam, dan orang yang bersangkutan harus bekerja sama agar
proses reparative dapat berjalan. Hubungan ketiga komponen tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut.

Pengaruh Teori Nightingale Terhadap Keperawatan

Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah awal dalam
formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah meletakkan suatu
pijakan bagi pengembangan teori keperawatn sesudahnya. Didasari atau tidak, Nightingale
telah member pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien.Prinsip-prinsip dasar
perbaikan lingkungan dan penanganan psikologis terhadap klien dapat diterapkan dengan
modifikasi dalam banyak tatanan perawatan kontemporer.Ide-ide Nightingale telah
mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan .4
3. Virginia Henderson (Teori Henderson)
Defenisi Keperawatan Menurut Henderson
Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi keperawatan ).
Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.Ia
menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan
fisiologis. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang
ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik
dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang
dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan, atau pengetahuan untk itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan
sebuah model keperawatan yang dikenal dengan The Activities of Living.Model tersebut
menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan
kemandiriannya secepat mungkin.Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak
tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter
sewaktu mengunjungi pasien.4
Konsep Utama Teori Henderson
Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan , kesehatan, dan
lingkungan.
1. Manusia. Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan
untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang
merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Bernapas secara normal
2) Makan dan minum dengan cukup
3) Membuang kotoran tubuh
4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5) Tidur dan istirahat
6) Memilih pakaian yang sesuai
7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat
kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual kebutuhan
dasar poin a-i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen
kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l dan m termasuk
komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu
sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu
kesatuan (unit).4

2. Keperawatan . Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik


dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia (14
komponen di atas). Untuk menjlankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan
biologis maupun sosial.
3. Kesehatan. Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk
mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan
meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta
pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
kontruksi bangunan dan pemeliharaannya
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.4
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan klien.
Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari
hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam memenuhi
kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien yang
berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk melengkapinya.Setelah kondisi gawat berlalu
dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong atau
membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif,
sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun
demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan
pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi
pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis
dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta
kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak
boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.Henderson sendiri mempertanyakan filosofi
yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan
lainnya.Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan
ketika tidak ada dokter.Rencana perawatan yang dirumuskan perawat dan pasien harus
dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang dilakukan
oleh dokter.

Keyakinan dan tata Nilai Teori Henderson

Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup
secar individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai
dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam
melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau
mencapai kematian yang damai.Bantuan ini diberikan oleh perawat karena kurangnya
pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan
dasar.4

Aplikasi Teori henderson dalam Proses Keperawatan


Defenisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan
menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan
langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi
pasien, yang smula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu
pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan
mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen
penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14
komponen di atas. Dalam mengumpulkan data , perawat menggunakan metode observasi,
indera penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkummpul, perawat menganalisis
data tersebut dan membandingkannya dengan perngetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil
analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis
keperawatan menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhannya, dengan atau tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan
kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana kebutuhan
sesuai kebutuhan indiviu, termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya
perubahan, serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sehat
atau sakit.Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi
kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan
individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai.
Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis,
usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik
individu. Terakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan
menilai kemandirian pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.4
4. Imogene King (Teori King)
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan
sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King
mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi
adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan
satu dengan yang lain, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat
persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan
lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat
dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan
pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar
sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni
bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi
terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang
akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan
berinteraksi satu dengan yang lain.1
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:
1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari
komponen yang dapat digambarkan pada gambar 1.5.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut
King terdiri dari komponen:
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran hubungan
perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons
dari individu.

3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.1

5. Dorothe E. Orem (Teori Orem)


Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self
care diantaranya :
1. Perawatan Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care itu
sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu
itun sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan
; kedua,self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural,
kesehatan dan lain-lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ;
keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan
perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan prises kehidupan
manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal
itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar
manusianya.
2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan
kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak
yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan
penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik
secara kualitas maupun kuantitas.
3. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien
terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan
tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam
melakukan perawatan mandiri.Dalam pandangan teori system ini Orem memberikan
identifikasi dalam system pelayanan keperawatan diantaranya :
a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara penuh pada
pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta
adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan system ini dapat dilakukan pada orang yang
tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar
dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau
masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan
ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien
yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya
dan pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan
beberapa tindakan self care-nya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien
retardasi mental.
b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
`Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan
kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post
operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi,
cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan perawatan luka.
c. System suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar mandiri.Sistem ini
dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran.Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi
dalam pengaturan kelahiran.1

6. Jean Watson (Teori Watson)


` Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan
dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi,
dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.1
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental
dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan
status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Teori human caring
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah human science
and humancare. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan adalah pada
carative factor yang bermula dari perspektif himanistik yang dikombinasikan dengan dasar
poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic
dan system nilai serta seni yang kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi
yang kokoh bagi ilmu keperawatan , sedangkan dasar seni dapat membantu perawat
menbgembangkan vidsi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir
kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan , namun fokusnya lebih pada peningkatan
kesehatan, bukan pengobatan penyakit.4
Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang
tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan .
Factor carative teori Watson
Struktur dibangun dari sepuluh factor carative yaitu:
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dab saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode mpemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental,
sosiokultural, dan spiritual.
9. Membantu dlam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.4

7. Hidegard E. Pepelau (Teori Peplau)


Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 september 1909 di Reading, Pennsylvania. Peplau
lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, penssyilvania pada tahun 1931. Gelar
B.A. dalam bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari Bennington Univercity,
Vermont pada Tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri
dari Teachers College, Columbia, New York pada Tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam
bidang pengembangan kurikulum pada tahun 1953.
Keperawatan Psikodinamik
Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan , khususnya keperawatan psikiatri,
sanga5t banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul interpersonal relations
in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan istilah keperawatan
psikodinamik.Menurutnya, keperawatan psikodinamik merupakan kemampuan seortang
perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu orang lain, mengindetifikasi
kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip hubungan manusia pada
permasalahan yang timbul di semua level pengalaman.
Fase orientasi
Pada fase ini, perawat dank lien bertindaj sebagai dua indsividu yang belum saling kenal
mengenal. Selama fase orientasi, koien merupakan seseorang yang memerlukan bantuan
professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan memahami masalahnya
serat menentukan apa myang klien perlukan saat itu. Jadi, fase orientasi ini merupakan fase
untuk menetukan adanya masalah.
Fase identifikasi
Pada fase ini, klien memberikan respons atau mnegidentifikasi persoalan yang ia hadapi
bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien berbeda satu
sama lain. Di sini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu klien menghadapi
penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman yang mengorientasi ulang perasaannya
dan menguatkan kekuatan positif pada pribadi klien serta memneri kepuasan yang diperlukan.
Fase eksploitasi
Pada fase 4 ini, perawat memberi layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien.
Disinilah, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses
interpersonal. Selama fase eksploitasim, klien mengambil secara penuh nilai yang ditawarkan
kepadanya melalui sebuah hubungan.
Prisnsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali, memahami keadaan klien, dan
mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali dan
mengfungkapkan perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan
mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.
Fase resolusi/terminasi
Pada fase resolusi, tujuan bersama antara perawat bdan klien sudah samapi pada tahap akhir
dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapiutik yang selama ini terjalin.Fase resolusi
terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua bekah pihak, sebab disini dapat terjadi
peningkatan kecemasan dabn ketegangan jika ada hal-halk yang belum terselesaikan pada
masing-masing fase.Indicator keberhasilan untuk fase ini adalah jika klien sudah mampu
mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnay, baik perawat maupun klien akan
menjadi individu yang matang dan lebih berpengalaman.4
Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan
1. Keperawatan . Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses
yang signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument
edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah
yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas. Profesi
keperawatan memiliki tanggung jawab legaldi dalaam pemanfaatan keperawatan secara
vefektif berikut segala konsekuensinya bagi klien.
2. Individu. Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan
untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
3. Kesehatan. Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang
menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses
kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di
dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4. Lingkungan. Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan
sebagai salah satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk
memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan
rutinitas rumah sakit.

8. Martha E. Rogers (Teori Roger)


Teori Manusia sebagai Satu kesatuan (Unitary Human Beings)
Model Rogers pertama kali dipublikasikan pada 1970, yaitu An Introduction to the
Theoritical Basis of Nursing. Rogers kemudian memperjelas dan mendefenisikan konsep-
konsepnya, salah satunya The Science of Unitary human Beings: A Paradigm for Nursing.
Rogers mengambil pengetahuan dari antropologi, psikologi, sosiologi, astronomi, agama,
filsafat, matematika, sastra, dan sumber-sumber lain yang membangun modelnya berdasarkan
manusia sebagai suatu kesatuan (unitary human beings) dan lingkungan sebagai bidang
energi yang menyatu dengan proses kehidupan.
Dalam model keperawatan nya, Rogers meletakkan dasar-dasar yang menggambarkan
proses kehidupan manusia. Proses kehidupan manusia dicirikan oleh keseluruhan
(wholeness), keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality), pola (pattern) dan
organisasi, ilmu pengetahuan, serta pemikiran.4
Teori Rogers dan Konsep Utama Keperawatan
1. Keperawatan . Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang
menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan sebagai ilmu merupakan
ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar mempertahankan
dan memulihkan kesehatan, mencegah penyakit, merawat, serta merehabilitasi individu yang
sakit dan cacat. Pada dasarnya, ilmu keperawatan mempelajari sifat dan arah
pengembangan manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dengan lingkungan. Kaitannya
dengan proses kehidupan manusia, ilmu keperawatan merupakan ilmu pengetahuan
empiris yang menggambarkan, menerangkan, dan memprediksi proses kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, keperawatan bersifat unik karena merupakan satu-satunya ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Lebih lanjut, praktik
keperawatan profesional merupakan praktik yang bersifat kreatif, imajinatif, dan eksis
untuk melayani individu. Praktik keperawatan profesional tidak memiliki fungsi dependen,
melainkan bersifat kolaboratif.
2. Individu. Individu menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan bahkan berbeda
dari bagian-bagiannya. Manusia sebagai satu kesatuan merupakan aspek integral manusia
dengan lingkungan. Manusia berada dalam proses kehidupan yang kontinu dengan
lingkungan secara keseluruhan, yang tidak dipahami jika disederhanakan menjadi bagian-
bagian tertentu. Proses kehidupan, menurut Rogers, adalah homeodinamis yang bersifat
probalistik. Rogers mengartikan individu sebagai sistem terbuka di dalam proses kontinu
bersama sistem terbuka lingkungan. Keperawatan memandang individu sebagai bagian dari
satu kesatuan yang tidak dapat disederhanakan.
3. Lingkungan. Rogers mendefenisikan lingkungan sebagai suatu medan energi empat
dimensi yang tidak dapat disederhanakan, yang dicirikan oleh pola dan manifestasi karakter
yang berbeda dengan bagian-bagiannya. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada
di luar manusia. Manusia merupakan medan energi yang dinamis yang terus melakukan
pertukaran dengan medan lingkungan, keduanya bersifat tidak terbatas. Interaksi antara
manusia dan lingkungan bersifat kontinu, mutual, dan simultan.
4. Kesehatan. Rogers banyak menggunakan kata kesehatan (health) dalam tulisan
pertamanya, namun ia tidak pernah mendefinisikan kata tersebut. Ia menggunakan kata
kesehatan positif (positive health) untuk menunjukkan kondisi bugar (wellness) dan tidak
adanya penyakit dan penyakit parah. Istilah health digunakan oleh Rogers dalam konteks
nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu.4
9. Sister Calista Roy (Teori Roy)
Model Adaptasi Roy
ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan ,
yakni keperawatan , tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.
1. Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam
melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).
Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik
berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga
sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus
internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat
menggunakan koping secara efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga
adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.
2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling
berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986).
Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara
spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan)
untuk mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri,
fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan , manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka,
adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan
internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan
kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif.
Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator dihubungkan dengan
konsep diri dan fungsi peran.
3. Elemen lingkungan
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4. Elemen sehat
Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada mahluk
hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).

Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi individu
dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perubahan
ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat
dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa
disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau
tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan
pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan
integritas.
Aplikasi Model Adaptasi Roy
Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan , dan sebagai pedoman dalam
memberikan perawatan pada anak-anak, lansia, dan di komunitas.Model ini lebih
menekankan pada faktor psikologis.2

10. Leininger (Teori Leininger)


Teori ini diagagas pertama kali oleh Madeleine Leininger yang diinspirasi oleh pengalaman
dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern United States pada
tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perubahan perilaku di antara anak yang berasal dari
budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger menelaah kembali profesi
keperawatan .ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan perawat untuk memahami budaya
anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.
Pada tahun 1960, Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural nursing,
ethnonursing, dan cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985, Leinenger
mempublikasikan teorinya untuk pertama kalinya, sedangkan ide-ide dan teorinya mulai
dipresentasikan pada tahun 1988.Teori Leinenger kemudian disebut sebagai Cultural Care
Diversity and Universality.Tetapi para ahli sering menyebutnya sebagai Trancultural Nursing
Theory atau teori perawatan transkultural.
Konsep Teori Keperawatan Transkultural
Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang
berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang berbeda di
dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan , nilai-nilai, keyakinan
tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of
knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada
budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan
transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga,
kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau culture
imposition.Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau
beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan
perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan,
dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan
(perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga, atau
kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi daripada
budaya kelompok lain.
Model matahari terbit (sunrise model) ini melambangkan esensi keperawatan dalam
transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus
mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan
budaya serta struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan dunia (secara global)
maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh tujuh faktor,
yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai budaya dan
gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan.4
Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi masing-
masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan . semua langkah
perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan penyakit,
dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh faktor tersebut harus dikaji
oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab masing-masing
faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola, dan praktik keperawatan (care
expression, pattern, and practices).Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut besar
kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia, baik
pada level individu, keluarga, kelompok, komunitas, maupun institusi di berbagai sistem
kesehatan. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan , ketujuh faktor tersebut masuk ke
dalam level pertama yaitu tahap pengkajian.
Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan profesional melalui
asuhan keperawatan . Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh Leinenger
dengan gambar seperti di bawah ini. Oleh karena itu perawat harus mampu membuat
keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika
disesuaikan dengan proses keperawatan , hal tersebut merupakan tahap perencanaan,
tindakan keperawatan .
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan tiga prinsip
asuhan keperawatan , yaitu :
1.Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau
memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan
gaya hidup yang diinginkan.
2.Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau
memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk beradaptasi,
bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atu klien.
3.Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain
untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih
baik.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan
keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and well being, yaitu
asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang
sensitif, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan
kesejahteraan bagi masyarakat.4
11. Abdellah (Teori Abdellah)
Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al. (1960) meliputi
pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik,
emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan
pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilam dalam hubungan
interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi,
juga pengetahuan tenyang ilmu-ilmu dasar dan keterampilan keperawatan tertentu.Perawat
adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan.
Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin
terjadi dalanm bidang-bidang berikut ini:
1. Kenyamanan. Kebersihan dan keamanan.
2. Keseimbangan fisiologi.
3. Faktor-faktor psikologi dan sosial.
4. Faktor-faktor sosiologi dan komunitas.
Dalam keempat bidang diatas, Abdellah et al.(1960) mengidentifikasi kebutuhan klien secara
spesifik, yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan Abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.
2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera atau trauma lain dan mencegah meluasnya
infeksi.
4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki
deformitas.
5. Memfasilitasi masukan oksigen keseluruhsel tubuh.
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7. Mempertahankan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respons-respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,
fisiologis, dan kompensasi.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Menfidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negative.
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale-balik antara emosi dan
penyakit organic.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilkan dan/atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan
fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan-fisik
dan emosional.
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi
masalah yang muncul akibat dari penyakit.
21. Memehami peran dari masalah sosial sebagai factor-faktor yang mempengaruhi dalam
munculnya suatu penyakit.5
12. Ida Orlando (Teori Orlando)
Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, dimana bila
kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan atau
mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori Orlando secara
radikal mengubah focus keperawatan dari diagnose medis klien dan kegiatan-kegiatan
otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan ditentukan jika
kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan (Schmieding, 1995). Teori
Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi profesi keperawatan . Tiga elemen, yaitu perilaku
klien, reaksi perawat dan tindakan perawat, akan membentuk situasi keperawatan
(Marriner-Tomey, 1994). Setelah perawat melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan
dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau
direncanakan untuk memenuhi kebutuhan, yang pada akhirnya untuk menurunkan tekanan
atau stress yang dialami oleh klien (Chinn dan Jacobs, 1995)6

13. Myra Levine (Teori Levine)


Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada
tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintregasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi
keperawatan merupakan akivitas konservasi, dengan konservasi energi sebagai
pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut konservasi energy dalam
lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam
keperawatan :
1. Konservasi energi klien
2. Konservasi struktur integritas
3. Konservasi integritas personal
4. Konservasi integrasi social
Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang ditujukan
pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.7
14. Dorothy Johnshon (Teori Jhonson)
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan
stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson,
1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan
perilaku berikut:
1. Perilaku mencari keamanan
2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan cultural
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri
Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku diatas,
yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara efektif didalam
lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi normal, perilaku klien menjadi
tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat mengidentikasi ketidakmampuan beradaptasi
seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah dalam
memenuhi kebutuhan tersebut.8
15. Betty Neuman (Teori Neuman)
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep Health Care
System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan
kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel
atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel yaitu
ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain, garis pertahanan
normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara
umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi adanya ketersediaan
pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan
cakupan dari imunisasi didaerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis
pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier.Model ini bertujuan
agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.Sehingga Betty
Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling
ketergantungan (interpendensi).
Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar pemikiran yang
terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu system terbuka
yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variable yang utuh
diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual, juga memandang pelayanan
keperawatan akan dipengaruhi lingkungan serta klien serta memandang sehat sebagai
kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan
yang dinamis dari menghindari stressor.
Secara umum focus dari model konsep keperawatan menurut Nueman ini berfokus pada
respons terhadap stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien.
Untuk itu tindakan keperawtan seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau
mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor.Upaya tersebut dapat juga dinamakan
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.9
Pencegahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi
adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor serta mendukung koping pada
pasien secara konstruktif.Pencegahan sekunder menurut Neuman meliputi berbagai tindakan
perawatan yang dapat mengurangi gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya
stressor dan pencegahan tersier dapat meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta
pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit.Upaya
pencegahan tersebut dipentingkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.

16. Joyce Travelbee (Teori Travelbee)


Konsep- konsep dasar dan definisi- definisi
1. Manusia. Manusia ditemukan sebagai individu yang unik dan takdapat dipisahkan
dalam suatu waktu adaa didunia ini. tidak ada yang seperti manusia baik yang pernah hidup
ataupun yang akan hidup.
2. Pasien. Kata pasien adalah merupakan hal yang klise yang berguna untuk komunikasi
ekonomi. sebenrnya pasien itu tidaklah ada. hanya ada mahluk hidup individu yang
membutuhkan kepedulian, pelayanan, dan bantuan dari orang lain yang dipercaya dapat
memberikan pertolongan yang dibutuhkan.
3. Perawat. Perawat juga seorang manusia perawat memiliki tubuh yang
berpengetanhuan khusus dan berkemampuan untuk menggunakanya yang bertujuan
membantu orang lauin untuk mencegah penyakit atau memelihara tingkat kesehatan yang
tinggi.
4. Penyakit. penyakit dalah sebuah kategori dan klasifikasi . travelbee tidak
menggunakan kata penyakit (illness) sebagai definisi dari tidak sehat akan tetapi ia lebih
mengidentifikasakannya dari pengalaman sakit seseorang. travelbee menemukan penyakit
sebagai criteria subjektiv dan objektif ditentukan oleh dampak luar dari penyakit dalam diri
individu. sedangkan criteria subjektiv lebih kepada apa yang seseorang rasakan sebagai
penyakit.
5. Penderitaan. Penderitaan adalah perasaan yang tidak senang yang meluas dari mental
yang pindah dengan sederhana, secara fisik, atau ketidak sesuain spiritual hingga penderitaan
tersebut dinamakan tingkat yang menular tidak terjagadan seterusnya meningkat dari
persamaan apatis.
6. Rasa Sakit. Rasa sakit itu sendiri tidak dapat diamati hanya saja dampaknya tidak
tertulis. rasa sakit adalah pengalaman tersendiri dan susah untuk dikomunikasikan keindividu.
penderitaan dapat diganti diatas continuum, seperti yang telah diilustrasikan di gambar 23-1
7. Harapan. Harapan adalah karakterisasi yang dibangun oleh mental dengan keinginan
untuk memeperoleh sebuah penyelesaian atau menyelesaikan sebuah penggabungan
perwencanaan dengan beberapa tingkatan pengharapan bahwa apa yang diinginkan atau
diminta dapat tercapai. harapan berhubungan atau adakaitanya dengan ketergantungan
dengan yang lain, pilihan, keinginan, kepercayaan, kegigihan, keberanian dan orientasi pada
masa depan.
8. Keputuasaan. Keputusasaan adalah ketiadaan pengharapan.
9. Komunikasi. Komunikasi adalah proses yang dapat memungkinkan perawat untuk
membangun hubungan antar sesama manusia dan dengan demikian memenuhi tujuan dari
keperawatan , yakni membantu individu- individu dan keluarga-keluarga untuk mencegah
dan untuk penanggulangan dengan pengalaman penyakit dan penderitaan bahkan jika
dibutuhkan untuk membantui mereka untuk menemukan arti dari pengalaman ini.
10. Interaksi. kata interaksi (interaction) mengacu pada banyak hubungan selama dua
individu yang dapat berpengaruh timbal balikantara sesame dan dapat berkomunikasi secara
verbal taupun nonverbal.10
Interaksi Antara Perawat Dan Pasien. Kata interaksi antara perawat dan pasien mengacu pada
hubungan antra perawat dan seseorang yang menderita sakit dan dikarakteristikkan oleh fakta
bahwa antara kedua individu merasa dipenanggulangan klise yang lain.
Kebutuhan keperawatan . Sebuah kebutuhan keperawatan adalah rasa kebutuhan dari
seseorang yang sakit (atau keluarga) yang dapat ditemukan oleh perawat professional
pelaksana dan dengan meletakkan dalam jangkauan definisi yang legal/ sah atau dalam
praktik keperawatan .
Pengobatan untuk diri sendiri. Pengobatan yang digunakan untuk diri sendiri adalaah
kemampuan seseorang untuk menggunakan secara sadar dan dalam memenuhi kekhawatiran
dalam berusaha untuk memebangun hub dan intervensi struktur keperawatan .hal ini
memerlukan pengetahuan diri sendiri, kepemahaman diri sendiri, pemahaman dari
pengetahuan. seseorang yang dinamis kemampuan untuk mengintetprestasikan sesuatu
pengetahuan pribadi yang sama dengan pengetahuan yang lain, dan kemampuan dalam
campur tangan yang efektif dalam situasi keperawatan .
Rasa empati . Empati adalah proses yang mana individu dapat memehami psikologi dari
orang lain.
Rasa simpati. Simpati termasuk keinginan untuk memebantu seseorang yang sedang
mengalami tekanan/ stress.
Hubungan. Hubungan adalah suatu proses, satu kejadian, satu pengalaman atau pengalaman
yang berkelanjutan dengan cara bersama dan dengan keperawatan dan menerima
kepedulianya. hal ini menyusun sebuah kelompok yang menyangkut pikiran dan perasaan,
pikiran-pikiran ini, perasaan-perasaan dan penderitaan yang diubah atau dikomunikasikan
oleh seorang terhadap orang lain.
Hubungan antara sesama manusia. Sebuah hubungan antara sesame manusia adalah
pengalaman utama dari pengalaamn yang berkelanjutan antara perawat dan penerima
keperawatan ya.karakteristi utama dr pengalaman adalah kebutuhan keperawatan dalam
individu (atau keluarga) itu bertemu. hub antara sesame manusia dalam situasi keperawatan
adalah berarti terusmenerus dengan maksud . keperawatan adalah suatu kepandaian.
hubungan antara sessama manusia dibangun ketika perawat dan penerima perawatanya
mencapai sebuah hub setelah meningkat atas tahapan pertemuan yang original, munculnya
identitas, empati dan simpati.
Asumsi Utama Keperawatan
Travelbee mendefinisikan keperawatan sebagai sebuah proses antar diri perseorangan
komunitas untuk mencegah dan menanggulangi dengan pengalaman dari penyakit dan
penderitaan dan bahkan jika diperlukan untuk sebuah proses antar diri seseorang karena ini
adalah merupakan sebuah pengalaman yang terjadi antara perawat dan individu atau
sekelompok individu individu.
Personal/ orang. Kata person didefinisikan sebagai manusia, antara keduanya antara perawat
dan pasien dalah manusia, seorang manusia dalah pribadi yang unik, indifidu yang tidak
dapat dipisahkan yang berproses berkelanjutan menjadi susunan dan perubahan.
Kesehatan. Travelbee mendevinisikan kesehatan sebagai kesehatan subjektif dan
objektif.status kesehatan subjektif seseorang adalah sebuah definisi secara individu yang
membaik dalam persetujuandengan penilain diri sendiri dari status fisik,-emosi dan spiritual.
kesehatan objektif adalah ketiadaan penyakit yang tidak dapat dilihat, ketidak mampuan atau
ukuran kecatatan dan pemeriksaan fisik, uji laboratorium, penafsiran oleh seorang direktur
spiritual, atau penasehat psikologi.
Lingkungan. Travelbee tidak secara tegas mendefinisikan lingkungan dalam teorinya.di
mendefinisikan kondisi dan kehidupan pengalam pertemuan oleh semua manusi selama
menderita, harapan dan kesakitan dan kondisi ini dapat disamakan dengan lingkungan.10
17. Paterson and Zderad (Teori Humanistik)
Keperawatan Humanistik
Keperawatan humanistic adalah respon keperawatan kepada pergerakan humanistic
terhadap ilmu jiwa, yang mana terlihat sebagai alternative kepada dua ilmu jiwa yang
dominan.Ilmu jiwa Freudian tampak terbatas dalam orientasinya menghadapi orang yang
sakit, dan perilaku jiwa menjadi orientasi yang mekanisme.Orientasi yang humanistik
mencoba mengambil sebuah pandangan yang lebih luas terhadap potensial dari manusia,
mencoba untuk mengerti mereka dari konteks pengalaman hidup mereka di dunia ini dari
pada mencoba untuk menggantikan pandangan mereka, tujuannya adalah untuk suplemen
mereka.
Praktek dari keperawatan humanistik ini berakar dari pemikiran yang
eksistensial.Eksistensialisme adalah pendekatan filosofi untuk mengetahui
kehidupan.Individu dipandang sebagai kemungkinan-kemungkinan pada saat membuat
pilihan.Pilihan ini menggambarkan hubungan dan artian dari seseorang.Seperti psikologi
humanistik, eksistensialisme adalah sebuah respon terhadap filosofi dominan yang positif dan
yang diterapkan.Menurut tulisan Kirkegaard dan Nietzche, dengan memiliki kesempatan
untuk memilih, setiap tindakan yang kita pilih adalah signifikan dan memberikan arti
kehidupan kita.
Teori humanistik Keperawatan dan Metaparadigma
1. Manusia
Manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan. Manusia sebagai
individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan jarak. Manusia
dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan
manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Aplikasi dalam dunia
keperawatan adalah jelas bahwa manusia memerlukan informasi.Mereka membutuhkan
pilihan.Individu dan kelompok membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka
sendiri.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari kehidupan dan
kematian.Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya penyakit. Kesehatan adalah
sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan. Kesehatan bisa ditemukan pada kemauan
seseorang untuk terbuka kepada pengalaman kehidupan mereka terhadap fisik, sosial,
spiritual, kognitif atau keadaan emosi mereka.Implikasi terhadap praktek keperawatan
membuka jarak yang luas untuk definisi kesehatan.Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika
setuju terhadap orang atau mereka yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan mempunyai
hubungan dengan orang yang menerima perawatan adalah kritikal, bahkan lebih penting
adalah kebutuhan akan penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain dalam waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan kesehatan. Keperawatan
juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus pada seluruh bagian. Pada
saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan, ini akan mempengaruhi dunia
seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien tentang dunia adalah hal yang penting
dalam keperawatan .Paterson dan Zderad mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah
pertemuan spesial dari setiapmanusia.
Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan metodologi.Teori bisa
diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari situasi manusia.Kerangka
kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan dari keperawatan humanistic
manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa praktek keperawatan .Mereka menyebut praktek
keperawatan adalah metodologi, yang mengatakan bahwa keperawatan sebagai
campuran yang unik antara seni dan ilmu.Seni keperawatan diwujudkan dari interaksi
antara perawat dan klien.Keperawatan sebagai seni yang sanggup untuk menggunakan
teori-teori diantara konteks kehidupan sebagai perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu
yang mereka inginkan.11

Fenomenologi Nursologi dan Proses Keperawatan


a. Assessment
Merupakan pengumpulan data subjek dan objek tentang seseorang melalui observasi,
interaksi dengan klien, dan informasi dari sumber lainya seperti hasil laboraturium
b. Diagnosa
Merujuk kepada langkah terhadap proses keperawatan dimana perawat membuat sebuah
statement masalah. Perawat mengumpulkan data menurut tingkat kebutuhan pasien,
kemudian menganalisa data dengan mengklasifikasikan data tersebut, lalu membandingkan
dengan pengetahuan teori dan prinsip, dan akhirnya tiba pada suatu kesimpulan yang
menyatakan kalau itu sebuah masalah
c. Perencanaan dan implementasi
Fase ini merupakan proses keperawatan yang menyebutkan sebuah tujuan atau hasil yang
dicapai oleh klien dengan objektif menjadi tujuan yang terdepan. Tindakan perawat dan klien
yang khusus diuraikan secara jelas.Fenomenologi nursologi tidak menjelaskan bentuk dari
tujuan yang langsung terhadap rencana keperawatan .Keperawatan humanistik
memperhatikan orang yang membutuhkan kebutuhan.Tujuannya adalah kesejahteraan yang
diterbitkan melalui dialog.
d. Evaluasi
Fase ini menyebutkan apa tingkah laku klien yang telah berubah sebagai ukuran umtuk
menjadi tujuan dan objektif. Tingkah laku mengubah hasil dari tindakan perawat dan klien.
Melalui humanistik yang alami, perhatiannya tidak dengan hasil tingkah laku tetapi dengan
pengalaman klien. Seorang klien yang mampu untuk membuat pilihan tentang perawatan
kesehatan mereka dan bertanggung jawab terhadap pilihannya, dapat menemukan arti dalam
kehidupannya. Dengan melakukan hal ini dengan seorang perawat, klien mempunyai
kesempatan untuk menegaskan situasi humanness dari perspeksinya, hasil pertumbuhan
personak atau kesehatan.11
Karakteristik Teori dan Kerja Paterson and Zderad
a. Teori dapat berhubungan timbal balik degan cara untuk menciptakan cara yang
berbeda untuk melihat fenomena penting
b. Teori harus masuk akal dan alam.
c. Teori juga harus sederhana tetapi menyeluruh atau umum.
d. Teori bisa menjadi dasar untuk hipotesis yang diuji atau untuk teori yang dibangkitka.
e. Teori menyumbang dan menolong untuk meningkatkan pengetahuan dengan disiplin
melalu implementasi penelitian untuk menvalidasi teori-teori tersebut.
f. Teori bisa digunakan oleh praktisi-praktisi untuk menuntun dan membuktikan praktek
mereka.
g. Teori harus konsisten dengan teori-teori yang tervalidasi, hukum, dan prinsipal tetapi
membuka pertanyaan yang tidak terjawab yang diperlukan untuk diinvestigasi

18. Lydia E. Hall (Teori Hall)


Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana masimg-masing
lingkaran menunjukkan proses keperawatan nya yaitu:
1. Lingkaran Kepedulian (care)
Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan menyediakan kebutuhan pasien
baik secara jasmani maupun rohani. Ketika kepedulian (care) berfungsi perawat menerapkan
pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan biologi yang menjadi dasar ilmu
keperawatan yang kuat.Perawat harus menciptakan suasana yang nyaman pada diri pasien,
sehingga pasien itu menganggap perawat sebagai penghibur dan pemberi kenyamanan.
2. Lingkaran inti (core)
Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias membantu pasien untuk
menyatakan perasaan/penyakit yang dideritanya. Intinya perawatharus mempedulikan pasien
untuk kesembuhannya.Perawat yang professional dengan menggunakan tehnik
berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk melihat status kesehatan
sekarang dan yang akan datang.
3. Lingkaran keperawatan (cure)
Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan cara pengobatan
suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang bias membantu si pasien agar
cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban keluarga.12
Teori Hall dan 4 konsep utama
Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara
manusia,kesehatan,bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan . Uraiannya dapat
dijelaskan seperti dibawah ini:
1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu
penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih .individu ini membutuhkan
motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh.
2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri
3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan individu akan
menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.
4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian , inti , dan keperawatan ).
Tujuan utama adalah untuk mencapai suat hubungan antara individu dengan individu dengan
individu lain/antara perawat dengan pasien.12
Proses Keperawatan
Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini meliputi 5
proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
a. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut teori
Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien dibandingkan
demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah pada peningkatan
kesehatan individu.
b. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan , dimana perawat mengamati
penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga proses
penyembuhannya akan lebih muda.
c. Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah membantu
pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi kehidupannya. Inti dari
perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih mengerti dengan kebutuhan, perasaan
dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan pasien untuk mencapai kesembuhan dengan
pengobatan medis.
d. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalah
merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan pasien yang
meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan kebutuhan kenyamanan
dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga untuk memahami dan menerapkan
rencana yang medis.
e. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada pasien.
Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien dalam mencapai suatu
kesehatan.
Aplikasi dan Pembatasan Teori
Di dalam meninjau ulang teori keperawatan Hall ada beberapa area yang membatasi
aplikasi kepada kepedulian pasien.
Yang pertama untuk area ini adalah langkah suatu penyakit. Pasien membutuhkan perhatian
yang lebih dari seorang perawat untuk proses penyembuhannya. Faktor yang kedua adalah
masalah umur. Yang ketiga faktor pembatasan adalah uraian bagaimana cara membantu
seseorang kea rah yang lebih mengerti tentang kesehatan. Faktor yang keempat adalah
keluaga hanya berada di dalam perawatan melingkar (care, core, cure).
Akhirnya, Theori Hall hanya untuk individu atau seseorang yang sedang sakit. Ini tidak akan
menandakan bahwa keperawatan berhubungan langsung dengan kesehatan individu,
kelurga dan masyarakat dan meniadakan konsep tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan
untuk mencegah suatu penyakit. Seorang kllien dibentuk oleh bagian-bagian berikut yang
saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status patologis dan pengobatan (penyembuhan)
dan tubuh perawatan. Perawat sebagai pemberi perawatan.12
19. Ernestine Wiedenbach
Tujuan Keperawatan : Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang
berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari
suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986).13 Kerangka Kerja Praktik:
Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena
stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik,
dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)
Teori Ernestine Wiedenbach
1. The agent : mid wife. Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan
bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persipan menjadi orang tua.
2. He recipient. Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut
Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
3. The Goal / purpose. Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan
memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal.
4. The Means Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan.14
20. Parse (Teori Parse)
Teori Parse (1981) adalah Untuk memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit yang hidup
dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat (Parse, 1990) (Nursing as science
and art [Marriner-Torney, 1994]).13
Kerangka Kerja Praktik yaitu manusia secara terus menerus berinteraksi dengan lingkungan
dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya (Marriner-Torney, 1994).
Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau hilangnya
penyakit (Parse, 1990; Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan ,dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan . Ada beberapa
yang mempengaruhi teori keperawatan yaitu, filosofi Nightingale, kebudayaan,
pendidikan, dan ilmu keperawatan .
B. SARAN
Dalam penysunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal tiga literatur untuk
menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu ditambahkan lagi buku-buku
kesehatan lainnya yang belum tersedia di perpustakaan untuk menunjang penyelesaian tugas
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta :


Salemba Medika
2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
3. http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan -islam-
rufaidah-binti-saad/
4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta: EGC
5. http://Teori Keperawatan _ Abdellah Elisasiregar's Blog.mht/
6. http://Teori Keperawatan _Ida Orlando Elisasiregar's Blog.mht
7. http://Teori Keperawatan Myra Levine Elisasiregar's Blog.mht
8. http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon Elisasiregar's Blog.mht
9. http://Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht
10. http://Ilmu Keperawatan _ JOYCE TRAVELBEE.mht
11. http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad Elisasiregar's
Blog.mht
12. http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
13. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan , Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC.

You might also like