You are on page 1of 6

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Gambaran histologik otot jantung pada hewan coba postmortem

1
Tonci Ubruangge
2
Sunny Wangko
2
Sonny J. R. Kalangi

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulagi Manado
2
Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulagi Manado
Email: tubruangge_11_305@yahoo.com

Abstract: Commonly, unnatural death is complicated and causes difficulties for to the
investigating officers to reveal the modus operandi and the time of death. Estimation of
postmortem interval is very important in the investigation, albeit, it is frequently put the
investigators to a debate. This study aimed to obtain the histological changes of heart muscle at
several time intervals postmortem. This was a descriptive observational study. A domestic pig
weighed 20kg was used as model. The pig was killled by conducting a blunt trauma at its
occipital area. Heart muscle samples were taken at several time intervals as follows: 15 minutes, 30
minutes, 45 minutes, 60 minutes, 75 minutes, 90 minutes, 105 minutes, 2 hours, 3 hours, 4 hours, 5
hours, 6 hours, 12 hours, and 24 hours postmortem. The histological changes were observed with
an Olympus CX21 microscope and Optilab. The percentages of those changes were evaluated at 5
high-power fields (400x) for each sample. The results showed that less than 30% of myocytes had
flattened and denser nuclei at 105 minutes postmortem and were associated with hydrophic
degeneration at 2 hours postmortem. Those changes became widely spreaded and at 24 hours
postmortem they could be identified in 60-80% of myocytes. Albeit, the striated pattern could still
be identified until 24 hours postmortem. Conclusion: The histological changes of heart muscle
postmortem namely morpholocical changes of the nuclei and hydrophic degeneration could be
identified at 2 hours postmortem. At 24 hours postmortem those changes were distributed widely
among the myocytes, however, the striated pattern could still be identified. Moreover, there were
still focal areas with normal appearance.
Keywords: histological changes, cardiac muscle, postmortem

Abstrak: Kematian tidak wajar yang dialami seseorang dengan berbagai motif kejahatan dapat
menyulitkan para penyidik dalam menggungkapkan modus operandi dan waktu kematian.
Penentuan lama kematian k orban sangat dibutuhkan dan sering menjadi perdebatan di peradilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perubahan histologik jaringan otot jantung hewan coba
pada beberapa interval waktu postmortem. Jenis penelitian ialah deskriptif-observasional
menggunakan hewan coba satu ekor babi lokal dengan berat badan 20kg. Hewan coba dimatikan
dengan pukulan benda tumpul pada area osipital. Sampel otot jantung diambil pada beberapa
interval waktu: 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90 menit, 105 menit, 2 jam, 3
jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, 12 jam, dan 24 jam postmortem. Perubahan histologik diamati dengan
mikroskop Olympus CX21 dan Optilab. Persentase perubahan tersebut dievaluasi pada 5 lapang
pandang pembesaran 400x. Hasil penelitian mendapatkan <30% miosit dengan inti yang memipih
dan memadat pada 105 menit postmortem serta degenerasi hidropik 2 jam postmortem. Perubahan-
perubahan tersebut makin meluas dan pada 24 jam postmortem telah tampak pada 60-80% miosit
jantung tetapi corak seran lintang tetap dapat diidentifikasi. Simpulan: Perubahan histologik
berupa perubahan morfologik inti disertai degenerasi hidropik mulai tampak pada 2 jam
postmortem dan pada 24 jam postmortem perubahan tersebut telah terdistribusi luas. Walaupun
demikian, pada 24 jam postmortem corak seran lintang masih dapat diidentifikasi. Juga terdapat
area-area fokal dengan jaringan otot jantung yang masih tampak normal.
Kata kunci: perubahan histologik, otot jantung, postmortem
Ubruangge, Wangko, Kalangi: Gambaran histologik otot jantung pada ...

Kasus kejahatan yang terjadi di Indonesia sampel yang diambil kemudian difiksasi
dari tahun ke tahun selalu mengalami menggunakan formalin 10% dan disiapkan
peningkatan mulai dari perampokan sampai dalam botol yang diberi penamaan sesuai
dengan pembunuhan1-3 Berbagai cara waktu pengambilannya. Sampel yang telah
digunakan untuk mematikan korban antara siap dibuat sediaan histologik di Pusat
lain dengan mutilasi yaitu pemisahan Diagnostik Patologi Anatomi (PDPA)
bagian-bagian tubuh atau organ dari Manado. Sediaan yang telah siap
korban. Tindakan ini dilakukan untuk diidentifikasi dengan mikroskop cahaya
mempersulit petugas dalam proses dan dibuat mikrofoto dengan menggunakan
identifikasi,4 sehingga diperlukan berbagai optilab.
cara untuk menetuka identifikasi dan saat Perubahan mikroskopik yang diamati
kematian antara lain dengan patokan dari ialah ada tidaknya corak seran lintang dan
beberapa organ tubuh manusia yang telah perubahan mikroskopik pada miosit
mengalami perubahan postmortem.5,6 termasuk inti. Penilaian dilakukan pada 5
Sel merupakan unit struktural terkecil lapang pandang pembesaran 400x
dalam tubuh manusia. Sel dapat beradaptasi berdasarkan persentase.
dengan perubahan yang terjadi di
sekitarnya sampai pada tahap tertentu HASIL PENELITIAN
kemudian sel tersebut akan mati. Kematian Gambaran mikroskopik jaringan otot
sel dibagi menjadi dua yaitu kematian sel jantung pada 15 menit sampai dengan 90
yang diprogramkan oleh sel itu sendiri menit postmortem memperlihatkan corak
(apoptosis) dan kematian sel karena tidak seran lintang dan miosit serta intinya yang
mampu untuk beradaptasi dengan tampak normal (Gambar 1).
lingkungan sekitarnya misalnya pada Pada 105 menit postmortem sebagian
keadaan iskemia berat dimana sel tidak kecil miosit memperlihatkan inti yang
memperoleh pasokan oksigen dan nutrisi memipih dan memadat. Pada 2 jam
yang cukup untuk memperbaiki dirinya postmortem sebagian kecil miosit tampak
yang berakibat terjadinya nekrosis dan telah mengalami degenerasi hidropik
kematian sel.7,8 (Gambar 2).
Pada 4-6 jam postmortem perubahan
METODE PENELITIAN morfologik inti miosit dan adanya
Jenis penelitian ini ialah deskriptif- degenerasi hidropik berlangsung terus dan
observasional yang dilakukan di Bagian makin meluas pada sebagian miosit
Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran walaupun masih meninggalkan area-area
Universitas Sam Ratulagi Manado dan yang tampak normal (Gambar 3). Pada 12
Pusat Diagnostik Patologi Anatomi jam postmortem sebagian besar miosit
Manado. Hewan coba yang digunakan ialah jantung memperlihatkan inti yang memipih
satu ekor babi dengan berat 20 kg. dan memadat serta degenerasi hidropik
Hewan coba dimatikan dengan cara tetapi masih meninggalkan area-area yang
dipukul di area osipital Setelah hewan coba tampak normal. Corak seran lintang dan
berhenti bernafas, dicatat waktu kematian. struktur otot jantung masih dapat
Dilakukan pengambilan sampel otot diidentifikasi sampai 24 jam postmortem
jantung berukuran 0,5x0,5x0,5 cm3dengan (Gambar 4).
beberapa interval waktu, yaitu: 15 menit, Persentase perubahan histologik dapat
30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90 dilihat pada Tabel 1.
menit, 105 menit, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5
jam, 6 jam, 12 jam, dan 24 jam. Setiap
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Gambar 1. Mikroskopik jaringan otot jantung Gambar 2. Mikroskopik jantung babi 2 jam
babi 15 menit postmortem (400x). Corak seran postmortem (400x). Corak seran lintang masih
lintang, miosit jantung, dan inti sel masih tampak. Sebagian kecil miosit jantung telah
tampak normal. mengalami degenerasi hidropik (panah biru)
serta inti sel mulai memipih dan memadat
(panah hitam).

Gambar 3. Mikroskopik jantung babi 4 jam Gambar 4. Mikroskopik jantung babi 24 jam
postmortem (400x). Corak seran lintang masih postmortem (400x). Corak seran lintang pada
tampak. Sebagian miosit jantung telah otot jantung masih dapat diidentifikasi.
mengalami degenerasi hidropik (panah biru). Sebagian besar inti telah memipih dan
Inti sel tampak memipih dan memadat (panah memadat (panah hitam), serta miosit yang
hitam). mengalami degenerasi hidropik (panah biru).
Ubruangge, Wangko, Kalangi: Gambaran histologik otot jantung pada ...

Tabel 1. Perubahan histologik pada jaringan otot jantung hewan coba postmortem

Postmortem Corak seran lintang Perubahan morfologik inti Degenerasi hidropik


(memipih dan memadat)
15 menit + - -
30 menit + - -
45 menit + - -
60 menit + - -
75 menit + - -
90 menit + - -
105 menit + <30% -
2 jam + <30% <30%
3 jam + <30% 30-40%
4 jam + 30-60% 30-40%
5 jam + 30-60% 30-40%
6 jam + 30-60% 30-40%
12 jam + 60-80% 40-60%
24 jam + 60-80% 60-80%

BAHASAN postmortem gambaran histologik otot


Penelitian ini bertujuan untuk melihat jantung babi tampak normal. Perubahan
perubahan mikroskopik jaringan otot histologik yang paling awal diamati
jantung pada hewan coba postmortem. dimulai pada 105 menit postmortem
Hewan coba yang digunakan yaitu satu dimana sebagian kecil inti tampak memipih
ekor babi lokal (Sus domestica) dengan dan memadat yang menunjukkan mulai
berat 20 kg. Babi dipilih sebagai hewan terjadinya nekrosis (piknosis). Pada 2 jam
coba karena mempunyai karakteristik postmortem sebagian kecil miosit jantung
anatomi dan fisiologi yang hampir sama (<30%) memperlihatkan tanda degenerasi
dengan manusia.9 hidropik karena terjadi perembesan cairan
Mahkluk hidup yang telah mati akan intersel ke dalam miosit walaupun secara
mengalami perubahan sehingga member- keseluruhan jaringan otot jantung masih
kan gambaran secara kasat mata tampak normal.
(perubahan secara makroskopik) dan juga Pada 2 jam sampai dengan 6 jam
tidak kasat mata (secara mikroskopik). perubahan histologik otot jantung tidak
Pada postmortem aliran darah yang banyak berbeda; yang terjadi berupa
memasok oksigen ke seluruh tubuh terhenti bertambahnya miosit yang mengalami
sehingga akan tampak perubahan secara degenerasi hidropik dan gambaran inti yang
mikroskopik yaitu sel-sel yang mengalami memipih dan memadat. Pada 12 jam dan 24
nekrosis yang kemudian berlanjut pada jam postmortem persentase gambaran inti
kematian sel.10,11 yang memipih dan memadat serta miosit
Sel yang mengalami nekrosis akan yang mengalami degenerasi hidropik
memberikan gambaran inti menyusut, bertambah walaupun masih terlihat area-
batasnya tidak teratur dan berwarna gelap; area dengan gambaran jaringan otot jantung
proses ini disebut piknosis sedangkan inti yang tampak normal. Sebagian miosit
nya disebut piknotik. Perubahan selanjut- tampak homogen; kemungkinan karena
nya yaitu karioreksis dimana inti sel hancur hilangnya partikel glikogen pada sel.10,12
dan meninggalkan pecahan-pecahan zat Penelitian terdahulu yang dilakukan
kromatin yang tersebar di dalam sel dan oleh Pratama13 yang meneliti hubungan
pada akhirnya inti sel akan menghilang kematian dengan kerusakan pada otot
(kariolisis).10,11 jantung tikus Wistar dengan interval waktu
Pada 15 menit sampai dengan 90 menit 0 jam sampai 4 jam postmortem tidak
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

mendapatkan perubahan berupa nekrosis Berdasarkan hasil penelitian ini dapat


otot jantung hewan coba. Pada penelitian disimpulkan bahwa jaringan otot jantung
lain yang dilakukan oleh Prasojo14 masih dapat diidentifikasi secara histologik
mengenai hubungan antara lama kematian walaupun telah terjadi kematian selama 24
dengan kerusakan histopatologik musculus jam. Hal ini berbeda dengan hasil
gastrocnemius tikus Wistar dengan penelitian Rahmadana et al.16 mengenai
beberapa interval waktu yaitu pada 0 jam perubahan mikroskopik pada ginjal hewan
sampai 4 jam postmortem mendapatkan coba postmortem pada beberapa interval
tidak ada perubahan nekrosis ataupun inti waktu. Adanya perbedaan ini justru
yang piknotik pada m. gastrocnemius tikus mempunyai nilai tambah yang diharapkan
Wistar sampai dengan 4 jam posmortem. dapat menjadi pembanding pada waktu
Schoen dan Mitchell15 menyatakan menentukan saat kematian. Organ jantung
bahwa pada infark miokard - 4 jam relatif lebih resistem terhadap autolisis dan
postmortem belum tampak perubahan dekomposisi dibandingkan dengan organ
mikrsokopik yang berarti. Pada 4-12 lainnya; hal ini mungkin disebabkan karena
postmortem mulai tampak nekrosis struktur jantung yang sebagian besar terdiri
koagulasi, edema, dan perdarahan. Pada 12- dari miofibril (jaringan otot), sitoplasma
24 jam postmortem nekrosis sel berlangsung padat dan kaya dengan mitokondria.13
terus, dan tampak inti piknotik. Pada Hasil penelitian ini diharapkan dapat
penelitian ini diawali dengan kematian menjadi penelitian awal agar dapat
hewan coba yang memperlihatkan hasil yang mengaplikasikan hewan coba dalam
berbeda dengan perjalanan perubahan menentukan saat kematian sebagai
histologik otot jantung pada kasus infark pembanding, terutama pada kasus kematian
miokard. Perubahan histologik berupa tidak wajar dengan organ atau anggota tubuh
perubahan morfologik inti miosit pada 105 yang rusak sebagian sehingga tanda-tanda
menit postmortem dan adanya degenerasi kematian sulit dievaluasi secara forensik.
hidropik miosit jantung pada 2 jam
postmortem diharapkan dapat menjadi SIMPULAN
pertimbangan pada kasus kematian yang Perubahan histologik berupa
dicurigai akibat infark miokard pada autopsi. perubahan morfologik inti disertai
Penelitian yang dilakukan oleh degenerasi hidropik mulai tampak pada 2
Rahmadana16 mengenai gambaran jam postmortem dan pada 24 jam
histologik ginjal postmortem pada hewan postmortem perubahan tersebut sudah
coba babi dengan beberapa interval waktu terdistribusi luas. Walaupun demikian,
mendapat-kan bahwa telah terjadi corak seran lintang masih dapat
perubahan berupa nekrosis dan kariolisis diidentifikasi dengan baik sampai 24 jam
pada tubuli distal dan proksimal ginjal postmortem dan juga terdapat area jaringan
hewan coba 60 menit postmortem. Hal ini otot jantung yang masih tampak normal.
berbeda dengan hasil penelitian ini yang Penelitian ini diharapkan dapat
mendapatkan perubahan pada sebagian memberikan kontribusi terhadap kepen-
kecil miosit berupa degenerasi hidropik dan tingan medikolegal di masa depan dalam
perubahan morfologik inti 2 jam mengungkapkan saat kematian dini.
postmortem. Pada 12 jam dan 24 jam
postmortem, meskipun telah terjadi SARAN
perubahan histologik pada miosit jantung, Penelitian ini dilakukan dari 15 menit
struktur mikroskopik jatringan otot jantung hingga 24 jam postmortem dengan
masih dapat diidentifikasi dengan cukup pengambilan sampel di seluruh area otot
jelas. Walaupun tanda awal kematian sel jantung. Untuk peneliti selanjutnya disaran-
menuju inti piknotik sudah tampak tetapi kan untuk menggunakan durasi waktu yang
karioreksis maupun kariolisis belum lebih lama dan pengambilan sampel pada
tampak jelas. area otot jantung yang lebih spesifik.
Ubruangge, Wangko, Kalangi: Gambaran histologik otot jantung pada ...

DAFTAR PUSTAKA 9. Gunanti, Siswandi R, Soehartono RH,


1. Maslichah S, Suryani M. Analisis pengaruh Ulum MF, Sudisma IGN.
faktor internal dan eksternal penyebab Pembiusan babi model laparaskopi
timbulnya tindakan kriminal dengan untuk manusia dengan xoletyl,
pendekatan simulasi serta sistem ketamin dan xylazin. Veteriner. 2011;
dinamika ntuk mengurangi angka 12(4):247-53.
kriminalitas. Jurnal Teknik Pomits. 10. Degenerasi dan nekrosis. 2013 [cited 2015
2012; 1:1-2. Apr 03]. Available from:
2. Azmi NA. Modus operandi kejahatan http://www.slideshare.net/Kampus-
pencurian kendaraan bermotor roda Sakinah/degenerasi-dan-nekrosis
dua (Studi di Polresta Malang) 11. Degenerasi dan kematian sel. 2013 [cited
[Skripsi]. Malang: Universitas 2015 Apr 03]. Available from:
Brawijaya; 2014. http://www.slideshare.net/septianraha
3. Astuti NW. Analisis tingkat kriminalitas di /3-degenerasi-dan kematian-
kota Semarang dengan pendekatan sel?related=1
ekonomi tahun 2010-2012 [Skripsi]. 12. Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan A,
Semarang: Universitas Diponegoro; Djimantoro B. Perubahan Patologi
2014. Sel dan Jaringan (1st ed). Jakarta:
4. Darmadi AASMY. Kebijakan hukum EGC, 2003; p. 13-30.
pidana mempertahankan jenis pidana 13. Pratama A. Hubungan antara lama waktu
mati (Studi kasus pembunuhan kematian dengan kerusakan
berencana disertai mutilasi) [Tesis]. histopatologik otot jantung tikus
Denpasar: Universitas Udayana; wistar. [Skripsi]. Semarang.
2015. Universitas Diponegoro; 2010.
5. Tanatologi. 2010 [cited: 2014 Nov 12] 14. Prasojo H. Hubungan lama kematian
Available from: dengan kerusakan histopatologis otot
fkunand2010.files.wordpress.com/tha gastrocnemius tikus wistar [Skripsi].
natologirk.ppt Semarang: Universitas Diponegoro;
6. Thanatologi. 2008 [cited: 2014 Nov 15] 2010.
Available from: 15. Schoen FJ, Mitchell RN. In: Klatt EC,
elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matk Kumar R, Mitchell RN, editors.
ul/20PBL/Tanatologi.pdf. Robbins Basic Pathology (9th ed).
7. Cel injury, cel death and adaptation. 2003 Kanada: Elsevier Saunders, 2013; p.
[cited: 2015 Apr 08]. Available from: 380.
www.newagemedical.org/celldeath- 16. Rahmadana B. Gambaran histologik ginjal
injury-link2.pdf. hewan coba postmortem [Skripsi].
8. Robbins Buku Ajar Patologi (7th ed). Manado: Universitas Sam Ratulagi;
Jakarta: EGC, 2012; p. 3-33. 2014.

You might also like